PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN: Penelitian Tindakan Kelas Pada peserta didik Kelas I di SDN Cipangeran Desa Saguling, Kec Saguling K

(1)

HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada peserta didik Kelas I di SDN Cipangeran Desa Saguling, Kec Saguling Kab.Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program studi Pendidikan Guru sekolah Dasar

Oleh :

EULIS SOPIAH 1106810

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIKFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN

Oleh Eulis Sopiah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan

© Eulis Sopiah

Universitas Pendidikan Indonesia 2014 Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN

(PenelitianTindakanKelasPadaPesertadidikKelasI diSDN Cipangeran DesaSaguling, KecSagulingKab.Bandung Barat TahunPelajaran 2013/2014)

Disetujuidan diSahkanOleh : Pembimbing I

Dr.H. SufyaniPrabawanto.M.Ed NIP: 19600830198603 1 003

Pembimbing II

Dra.Hj. KurniasihM.Pd NIP: 19590623 198503 2 003

Diketahui Ketua Program studi Pendidikan Guru SekolahDasar

Drs. Nana Djumhana, M.Pd NIP :195905081984031002


(4)

(5)

PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN

EULIS SOPIAH 1106810 ABSTRAK

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran matematika. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan nilai siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart ( Kasbolah, 1998 ) proses penelitian dilakukan dengan 3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 1 tindakan. Subjek penelitian adalah kelas I SDN Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat sebanyak 26 siswa. Instrumen penelitian berupa tes dan lembar penelitian. Hasil penemuan dengan menggunakan media pembelajaran pada siklus I diketahui nilai rata-rata adalah 69, pada siklus 2 nilai rata-rata 76 dan pada siklus 3 nilai rata-rata mencapai 80. Menurut data diatas perolehan nilai pada siklus 2 menunjukan kenaikan begitu juga dengan siklus 3 nilai rata-rata siswa meningkat. Sedangkan DSK pada siklus I adalah 65% pada siklus 2 mencapai kenaikan menjadi 88% dan pada siklus III mencapai 92%. Kesimpulannya penggunaan media manipulatif bisa meningkatkan nilai siswa dan sesuai dengan cara berfikir anak yaitu dari berpikir konkret ke berpikir abstrak selain itu penggunaan media manipulatif juga menghindarkan anak dari pembelajaran yang bersifat Verbalisme. Dengan demikian Media manipulatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan di kelas I SDN Cipangeran.


(6)

Abstract : Using Manipulative Media To Improve Student’s Mathematic Studies Learning Outcome In Ithgrade Elementary School. The aim of the research is knowing the improvement of lower

price in mathematic learning. This research is mean for result. Upgrad the price student at plus and minus learning. The metode in this research is research doing class which change by kemmis and Mc taggrat (kasbolah 1998) the process research in doing with three cycles, which in each of cycles there are one of doing subject of research is grade one SDN Cipangeran at twenty six student. The research instrument is shaped tes and research page. Discovery result with use learning media at first siklus. Knowing that the price flats is sixty nine, at the second cycles the price plate is eighty. Following data on the text there price at second cycles point out up level, some how with the third cycles with student price flat is up but ever DSK at the first cycles is sixty five persen, the second siklus become eight persen and third siklus is ninety two persen. The simple using manipulative media can pint up student price which agree with student feeling that is konkret feeling to abstract feeling. Inside that the use manipulative media to avoid also children from verbalisme learning with this manipulative media can point up student leason result at match in plus and minus learning in elementary school.


(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi isi kurikulum di tingkat Sekolah Dasar (SD). Sehubungan dengan ini guru harus bisa mengembangkan pembelajaran mata pelajaran matematika. Adapun tujuan mata pelajaran matematika di SD agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan untuk dapat :Memahami konsep mate- matika, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media, memiliki sikap menghargai kegunaan matematika, dalam kehidupan sehari-hari. (KTSP,2006:110)

Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dari pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem) agar siswa lebih memahami tentang konsep matematika yang diajarkan. Untuk meningkatkan hasil belajar serta keefektipan dalam memberikan pembelajaran guru diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga atau media lainnya. Pengunaan media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk lebih aktif belajar. Hal ini akan dapat membantu pemahaman siswa pada pelajaran tersebut, dengan kata lain penggunaan media dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan karena sesuai dengan tahap berfikir anak, dimana anak pada usia SD masih berada pada tingkat operasional konkret, belum dapat berpikir secara abstrak.

Pembelajaran matematika di kelas I SD Cipangeran masih bersifat abstrak, guru lebih banyak menjelaskan. Aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung adalah latihan menjawab soal yang diberikan


(8)

oleh guru, guru tidak mengunakan media pembelajaran, hal ini menyebabkan siswa tidak tertarik untuk belajar dan pembelajaran matematika menjadi Verbalistik sehingga sulit dipahami siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh penulis pada pembelajaran matematika di kelas I SDN Cipangeran, pembelajaran matematika di SD tersebut masih belum optimal, nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika adalah 63.00. Dari 26 siswa hanya 46% atau sebanyak 12 siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM di kelas I SDN Cipangeran untuk mata pelajaran matematika adalah 65.00.

Dari hasil observasi penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang ada di kelas I SDN Cipangeran yaitu sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika di kelas I SDN Cipangeran belum mencapai KKM

2. Pembelajaran matematik yang diberikan oleh guru belum sesuai dengan karakteristik anak yang masih berfikir konkret.

3. Pembelajaran matematika di kelas I SDN Cipangeran masih bersifat verbal.

4. Tidak adanya media yang digunakan dalam proses pembelajaran matematika.

Berdasarkan studi literature yang dilakukan oleh penulis ditemukan media yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut dan bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Media yang dimaksud adalah Media Manipulatif . Media manipulatif menurut (Muhsetyo dkk, 2007 dalam Arifin, 2010) adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika. Media ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika dan dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindahkan, digambar, dipilah, dikelompokan atau diklasifikasikan).


(9)

Beberapa keunggulan dari Media Manipulatif antara lain: a. Proses pembelajaran menjadi menyenangkan

b. Dapat mengatasi Verbalisme

c. Materi yang diberikan lebih cepat dipahami oleh siswa d. Media pembelajaran manipulatif tersedia disekitar siswa.

Dari latar belakang yang diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian kelas dengan judul : “Penggunaan Media Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan dimuka maka masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa di kels I SDN Cipangeran. Adapun permasalahan-permasalahan yang menjadi fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan Media Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN Cipangeran?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN Cipangeran?

3. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media manipulatif ?


(10)

Secara umum penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan Penggunaan Media Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan.

Secara khusus Penelitian bertujuan untuk mendapatkan deskripsi tentang :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan Media Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN Cipangeran.

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN Cipangeran.

3. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media manipulatif .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini berguna untuk : 1. Siswa

Meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil belajar siswa 2. Guru

Meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan media pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualits pembelajaran

3. Bagi Sekolah Dasar

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan kualitas sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.


(11)

1. Pengertian Media

Istilah Media berasal dari bahasa Latin yaitu Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau Pengantar (Arsyad, 2003:3; Sadiman,1986:6).Sementara itu menurut Miarso (2007:458) mende- finisikan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan sibelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.

2. Media Manipulatif

Media manipulatif adalah alat bantu berupa model alat-alat kebersihan seperti sapu, pengki dan ember yang digunakan untuk mengkonkretkan konsep bilangan 1 sampai 20 dalam penjumlahan dan pengurangan. Penggunaan media manipulatif dalam penjumlahan dilakukan dengan cara mengelompokan sedangkan untuk pengurangan dilakukan dengan cara dipisahkan.

3. Matematika

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa kelas I SD, salah satu materinya adalah penjumlahan dan pengurangan yang dikembangkan dalam Tema Kebersihan

4. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik atau pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau integrated thematic instruction (ITI) merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif (highly effective teaching model) karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau dilingkungan sekolah.


(12)

Jika siswa memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif pada materi penjumlahan dan pengurangan maka hasil belajar siswa meningkat.

G. Metode Penelitian

Burhanuddin (2009:16) mengungkapkan Metode penelitian tindakan

(Action Research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara-cara baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di lapangan atau di dunia kehidupan nyata seperti penelitian tentang pengembangan model pembelajaran Agama, IPA, IPS, olahraga, Bahasa, Matematika, atau mata pelajaran lainnya di SD ataupun di tingkat yang lebih tinggi.

Kasbolah dalam Burhanuddin (2009:17) mengungkapkan Metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yakni studi sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktek-praktek pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan. Metode penelitian tindakan kelas dalam penelitian pendidikan, bersifat perbaikan ke arah yang lebih baik. Perbaikan dimaksud menyangkut hasil proses pembelajaran yang dibuktikan dengan nilai perolehan siswa dengan penggunakan metode pembelajaran. Karena bersifat perbaikan tentu saja pelaksanaannya tidak hanya satu kali pertemuan saja melainkan diperlukan pertemuan yang berulang-ulang (siklus), sehingga dapat hasil yang optimal.


(13)

(14)

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

1. Pengertian PTK

Penelitian ini merupakan upaya dalam inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kinerja guru dan memperbaiki mutu pendidikan.Oleh karena itu, metode yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Susilo (2007:16) menyatakan bahwa “PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan dalam proses pembelajaran”. Sedangkan menurut Hopkin dalam Iskandar (2006:2) memaparkan bahwa:

Penelitian Tindakan Kelas adalah studi sistematis dari upaya-upaya untuk meningkatkan praktek pendidikan oleh kelompok-kelompok partisipan dengan cara tindakan-tindakan praktis mereka sendiri dan dengan cara refleksi mereka sendiri terhadap pengaruh-pengaruh tindakan-tindakan tersebut.

Dengan melaksanakan PTK, penulis sebagai guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul dikelasnya dan bukan kelas orang lain, selain itu guru tidak meninggalkan tugas utamanya yaitu melaksanakan pembelajaran di kelas, karena PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dilapangan.

B. DesainPenelitian

Kemmis (Iskandar 2006:5) telah mengembangkan suatu model sederhana hakikat siklus proses PTK yaitu setiap siklus mempunyai empat tahap: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.


(16)

Untuk lebih jelasnya empat tahapan dalam PTK, menurut Susilo (2007:20-23) adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Kegiatan perencanaan mencakup Identifikasi masalah, Analisis penyebab adanya masalah, dan Pengembangan bentuk tindakan sebagai pemecahan masalah.

Untuk keperluan identifikasi masalah dalam PTK ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

a. Masalah harus benar-benar terjadi dan dirasakan oleh guru pada saat melaksanakan tugas.

b. Problematik, artinya masalah perlu dipecahkan berkaitan dengan tanggung jawab, kewenangan dan tugas seorang guru.

c. Memiliki manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah yang dilakukan akan memberikan manfaat yang jelas bagi siswa dan guru karena ada kemungkinan kalaumasalah tidak segera diatasi akan mengganggu penguasaan kompetensi berikutnya dalam proses pembelajaran yang mempunyai sifat berkesinambungan.

d. Dapat dipecahkan oleh guru selaku pelaksana PTK. 2. Tindakan (acting)

Dalam menentukan bentuk tindakan yang dipilih perlu mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah tindakan yang dipilih telah mempunyai landasan berpikir yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep?

b. Apakah alternatif tindakan yang dipilih dipercayai dapat menjawab permasalah yang muncul?

c. Bagaimana cara melaksanakan tindakan dalam bentuk strategi langkah-langkah setiap siklus dalam proses pembelajaran di kelas? d. Bagaimana cara menguji tindakan sehingga dapat dibuktikan telah

terjadi perbaikan kondisi dan peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang diteliti?

Jawaban sementara atas pertanyaan-pertanyaan di atas disebut hipotesis tindakan, yakni alternatif tindakan yang dipandang paling tepat atau dipercayai oleh peneliti akan mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Setelah ditetapkan bentuk tindakan yang dipilih sesuai dengan rencana pelaksanaan tindakan, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan tindakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh guru.


(17)

3. Observasi (observing)

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam PTK dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari proses tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data.

Data yang dihimpun melalui pengamatan (observasi) ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Kegiatan pengambilan data dapat dilakukan diantaranya dengan cara:

a. Observasi atau pengamatan (non tes), bagaimana sikap siswa dalam proses pembelajaran, bagaimana sikap anak ketika berdiskusi, mengerjakan tugas,dll.

b. Dokumentasi (non tes), gambar atau foto proses pembelajaran. c. Nilai latihan (tes), penilaian hasil tugas yang dilakukan oleh guru.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data berkaitan dengan observasi ini adalah:

a) Jenis data yang dihimpun memang diperlukan dalam rangka implementasi tindakan perbaikan,

b) Indikator-indikator yang ditetapkan harus tergambar pada perilaku siswa dan guru secara terukur,

c) Kesesuaian prosedur pengambilan data, d) Pemanfaatan data dalam analisis dan refleksi. 4. Refleksi (reflecting)

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap bebrbagai masalah yang muncul di kelas. Pada kegiatan refleksi ini juga di amati aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara bermakna.

Berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada refleksi hasil penelitian tindakan pada siklus pertama, maka akan ditentukan oleh peneliti apakah tindakan yang dilaksanakan sebagai pemecahan masalah sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah


(18)

maka peneliti akan menentukan keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau berhenti karena masalahnya telah terpecahkan.

Gambar di bawah ini memberikan penjelasan tentang alur pelaksanaan penelitian tindakan.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Penyusunan

RencanaTindakan

Penyusunan RencanaTindakan

Penyusunan RencanaTindakan

SIKLUS I Refleksi I

Observasi

Refleksi II

Refleksi III

SIKLUS II

Observasi

Observasi SIKLUS III


(19)

Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis danMc.Taggart (diadaftasi dari Kasbolah, 1998:70)

Gambar 3.1

a. sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu harus direncanakan secara seksama tindakan yang akan dilakukan; b. setelah rencana disusun secara matang, barulah kemudian tindakan

itu dilakukan;

c. Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, guru mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang akan ditimbulkannya;

d. berdasarkan hasil pengamatan tersebut, kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa bila hasil refleksi menunjukkan perlunya perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

C. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran. Dengan demikian dalam perencanaan bukan hanya berisi tentang tujuan atau kompetensi yang harus dicapai akan tetapi juga harus lebih ditonjolkan perlakuan khususnya oleh guru


(20)

dalam proses pembelajaran, ini berarti perencanaan yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran.

Ada dua jenis perencanaan yang dapat disusun oleh peneliti, yakni perencanaan awal dan perencanaan lanjutan. Perencanaan awal diturunkan dari berbagai asumsi perbaikan hasil dari studi pendahuluan, sedangkan perencanaan lanjutan di susun berdasarkan hasi refleksi setelah peneliti mempelajari berbagai kelemahan yang harus diperbaiki. 2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun.Pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru adalah perlakuan yang dilaksanakan yang diarahkan sesuai dengan perencanaan. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan fokus masalah. Tindakan inilah yang menjadi inti dari PTK, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan masalah. Tindakan dilakukan dalam program pembelajaran apa adanya. Artinya, tindakan itu tidak direkayasa untuk kepentingan penelitian, akan tetapi dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran keseharian. Hal ini penting untuk dipahami, karena PTK tidak berangkat dari keingin tahuan peneliti akan tetapi berangakat dari kebutuhan guru untuk meningkat kan kinerjanya.

3. Observasi

Observasi memiliki fungsi untuk mengenali apakah yang dilakukan oleh peneliti di dalam kelas telah mengarah kepada terjadinya perubahan yang positif dalam proses pembelajarannya sesuai dengan yang diharapkan. Pada pelaksanaannya tahap ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. “Observasi secara operasional merupakan semua kegiatan yang mengenal, merekam dan mendokumentasikan setiap hal


(21)

dari proses dan hasil yang dicapai oleh tindakan yang direncanakan ataupun sampingannya.” Kasbolah (1998:91)

4. Refleksi

“Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilakukan guru selama tindakan.”Sanjaya (2010:80). Refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi dengan observer yang biasanya dilakukan oleh teman sejawat atau mitra dari LPTK. Dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di SDN Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat. Penulis mengambil lokasi ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis dan SDN Cipangeran merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri yang diharapkan memiliki kemampuan yang sama dengan sekolah negeri yang lain dalam upaya meningkatan hasil belajar siswa.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas satu yang berjumlah dua puluh enam orang dengan rincian sepuluh orang laki-laki dan enam belas orang perempuan. Tabel dibawah ini menggambarkan keadaan jumlah siswa SDN Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013/2014.

Tabel 3.1

Keadaan Siswa SDN Cipangeran Kecamatan Saguling


(22)

Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014

NO Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. I* 10* 16* 26*)

2. II 14 10 24

3. III 15 13 28

4. IV 13 20 33

5. V 16 13 29

6. VI 13 20 33

Jumlah 81 92 173

SumberData :Dokumen SDN Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013/2014) ket. *)siswa kelas satu dijadikan subjek penelitian.

E. InstrumenPenelitian

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Tes hasil belajar, digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik tentang penguasaan materi belajar yang telah disampaikan oleh guru. Tes ini dilakukan sebelum menggunakan media manipulatif, selama proses pembelajaran menggunakan media manipulatif dan setelah menggunakan media manipulatif.

2. Lembar observasi, yakni pengamatan langsung selama proses pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif sebagai model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Melalui observasi ini, peneliti mempunyai gambaran yang berkenaan dengan aspek-aspek yang perlu dikembangkan dan kekurangan apa saja yang terdapat dalam pembelajaran di kelas.


(23)

F. TeknikPengumpulan Data

Data yang dikumpulkn dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sehubungan dengan itu teknik-teknik yang digunakan untuk pengumpulkan data adalah :

1. Pengamatan (observasi)

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama pembelajaran.

2. Pemberian tes

Pemberian tes dilakukan satu kali setiap siklusnya 3. Dokumentasi

Dilakukan untuk menyimpan dan merekam semua data yang diperoleh baik yang berbentuk suatu dokumen atau pun gambar untuk memperjelas kegiatan yang dilakukan.

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tes hasil belajar siswa, data mengenai aktivitas siswa, dan data mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif. Selanjutnya setelah data yang diperoleh terkumpul kemudian mengolah dan menganalisis semua data tersebut. Data yang terkumpul dalam penelitian ini ada dua jenis maka untuk data kualitatif yaitu hasil observasi, teknik pengolahan dan analisis datanya dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan untuk data hasil tes yang termasuk dalam data kuantitatif, teknik pengolahan


(24)

dan analisis datanya dengan pendekatan kuantitatif. Adapun teknik pengolahan dan analisis datanya adalah sebagai berikut:

1. Data kualitatif hasil observasi diamati melalui prosedur sebagi berikut : a) Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan data atau penyederhanaan data yang diambil melalui catatan hasil observasi baik yang ditulis oleh observer maupun penulis

b) Klasifikasi data

Klasifikasi data yaitu pemilihan data yang diperoleh berdasarkan jenisnya contohnya kegiatan siswa, kegiatan guru, kegiatan inti dan sebagainya

c) Display data

Penyajian hasil data dimana semua data yang diperoleh lebih mudah dipahami sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya.

2. Analisis hasil belajar siswa

Data yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran kemudian di analisis dengan menggunakan indikator Daya Serap Klasikal (DSK). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

DSK =

100%

Purwoko (Agustini, 2010:55)

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 65 (KKM) sekurang-kurangnya 85% jumlah siswa. Jumlah siswa yang sudah mencapai mencapai KKM sebelum penelitian adalah 46% dan jumlah siswa yang di bawah KKM adalah 54%.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak, sedangkan kemampuan berfikir peserta didik masih bersifat abstrak. Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan cara untuk mengkonkretkan konsep matematika yang sulit dipahami oleh peserta didik. Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan dalam penggunaan media manippulatif didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Semua aspek dalam perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif materi penjumlahan dan pengurangan dalam pembelajaran tematik tentang kebersihan telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini berdasarkan kepada hasil pengamatan pada siklus I, II, dan III mengalami peningkatan

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Hal ini terlihat pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatnya nilai siswa pada tiap siklusnya.

3. Peningkatan nilai siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan dalam pembelajaran tematik tentang kebersihan di kelas I SD Negeri Cipangeran Kecamatan saguling kabupaten Bandung Barat. Pada siklus I meningkat sebanyak 17% atau siswa yang mencapai KKM sebanyak 65 %, kenaikan pada siklus II sebanyak 15 % atau siswa yang mencapai KKM sebanyak 80 %, kenaikan pada siklus III sebanyak 4 % atau siswa yang mencapai KKM sejumlah 92 % dari jumlah siswa.


(26)

B. Saran

Meskipun penelitian ini jauh dari kesempurnaan namun berdasarkan pengalaman penulis pada saat melakukan penelitian, ingin memberikan sedikit saran untuk proses pembelajaran berikutnya saran yang diberikan antara lain :

1. Untuk Kepala Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan, hendaknya memfasilitasi media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran matematika di kelas I. Karena pelajaran matematika sangat sulit untuk dipahami karena bersifat abstrak, sedangkan kemampuan berpikir siswa masih bersifat konkret.

2. Bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika jangan tergantung pada media yang disediakan disekolah, dan jika akan menggunakan media pembelajaran hendaknya dipelajari langkah-langkahnya agar tidak kesulitan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran akan lebih berhasil jika menggunakan metode pembelajaran.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R. H. (1994). Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk

Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arsyad, A.(2003).Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Arsito.(1999). Kamus Bahasa Indonesia dengan ejaan Yang disempurnakan

Menurut Pedoman Lembaga Bahasa Nasional. Malang : Pengarang.

Depdikbud. (1992). Petunjuk Pengajaran Berhitung Kelas I, II, III SD. Jakarta : P2MSDK

Hudoyo, H. (1990). Mengajar belajar matematika. Jakarta: Depdikbud dan P2LPTK.

Kasbolah.K.,(1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: IKIP Malang.

Miarso, Y. H. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Muhsetyo, dkk.2007. Pembelajaran Matematika sd.Jakarta: Universitas Terbuka Peraturan Mendiknas No.22/23. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Jakarta : BNSP.

Prasetyono, D. S., Dkk (2009). Kamus Pintar Matematika Untuk Sd. Yogyakarta: Tunas.

Ruseffendi,ET.(2006). Dasar-Dasar Matematika Modern Dan Computer Untuk

Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sadiman, S. Arif., Dkk.2007. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarata: Raja Grafindo Persada.

Samaldino, S.E,ET all.(1996). Instructional Tecnology and Media For learning.

Eight Rdition.New Jersey:Pearson Education Inc.

Sudjana, N,A. dan Rivai, A(2010).Media Pengajaran: Penggunaannya dan

Pembuatannya. Bandung : Sinar Baru.

Sudjana, N.(1989). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru Offset.


(28)

Sumiarsih.(2004). Strategi Pembelajaran Matematika. Semarang: LPMP Jawa Tengah.


(1)

F. TeknikPengumpulan Data

Data yang dikumpulkn dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sehubungan dengan itu teknik-teknik yang digunakan untuk pengumpulkan data adalah :

1. Pengamatan (observasi)

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran

berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui

keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan

keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama pembelajaran. 2. Pemberian tes

Pemberian tes dilakukan satu kali setiap siklusnya 3. Dokumentasi

Dilakukan untuk menyimpan dan merekam semua data yang diperoleh baik yang berbentuk suatu dokumen atau pun gambar untuk memperjelas kegiatan yang dilakukan.

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tes hasil belajar siswa, data mengenai aktivitas siswa, dan data mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif. Selanjutnya setelah data yang diperoleh terkumpul kemudian mengolah dan menganalisis semua data tersebut. Data yang terkumpul dalam penelitian ini ada dua jenis maka untuk data kualitatif yaitu hasil observasi, teknik pengolahan dan analisis datanya dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan untuk data hasil tes yang termasuk dalam data kuantitatif, teknik pengolahan


(2)

28

Eulis Sopiah, 2014

Penggunaan media manipulatif untuk meningkatkan nilai siswa materi penjumlahan dan pengurangan dalam pembelajaran tematik tentang kebersihan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan analisis datanya dengan pendekatan kuantitatif. Adapun teknik pengolahan dan analisis datanya adalah sebagai berikut:

1. Data kualitatif hasil observasi diamati melalui prosedur sebagi berikut : a) Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan data atau penyederhanaan data yang diambil melalui catatan hasil observasi baik yang ditulis oleh observer maupun penulis

b) Klasifikasi data

Klasifikasi data yaitu pemilihan data yang diperoleh berdasarkan jenisnya contohnya kegiatan siswa, kegiatan guru, kegiatan inti dan sebagainya

c) Display data

Penyajian hasil data dimana semua data yang diperoleh lebih mudah dipahami sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya.

2. Analisis hasil belajar siswa

Data yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran kemudian di analisis dengan menggunakan indikator Daya Serap Klasikal (DSK). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

DSK =

100%

Purwoko (Agustini, 2010:55)

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 65 (KKM) sekurang-kurangnya 85% jumlah siswa. Jumlah siswa yang sudah mencapai mencapai KKM sebelum penelitian adalah 46% dan jumlah siswa yang di bawah KKM adalah 54%.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak, sedangkan kemampuan berfikir peserta didik masih bersifat abstrak. Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan cara untuk mengkonkretkan konsep matematika yang sulit dipahami oleh peserta didik. Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan dalam penggunaan media manippulatif didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Semua aspek dalam perencanaan pembelajaran dengan menggunakan

media manipulatif materi penjumlahan dan pengurangan dalam pembelajaran tematik tentang kebersihan telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini berdasarkan kepada hasil pengamatan pada siklus I, II, dan III mengalami peningkatan

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Hal ini terlihat pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatnya nilai siswa pada tiap siklusnya.

3. Peningkatan nilai siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan dalam pembelajaran tematik tentang kebersihan di kelas I SD Negeri Cipangeran Kecamatan saguling kabupaten Bandung Barat. Pada siklus I meningkat sebanyak 17% atau siswa yang mencapai KKM sebanyak 65 %, kenaikan pada siklus II sebanyak 15 % atau siswa yang mencapai KKM sebanyak 80 %, kenaikan pada siklus III sebanyak 4 % atau siswa yang mencapai KKM sejumlah 92 % dari jumlah siswa.


(4)

53

Eulis Sopiah, 2014

Penggunaan media manipulatif untuk meningkatkan nilai siswa materi penjumlahan dan pengurangan dalam pembelajaran tematik tentang kebersihan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Meskipun penelitian ini jauh dari kesempurnaan namun berdasarkan pengalaman penulis pada saat melakukan penelitian, ingin memberikan sedikit saran untuk proses pembelajaran berikutnya saran yang diberikan antara lain :

1. Untuk Kepala Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan, hendaknya memfasilitasi media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran matematika di kelas I. Karena pelajaran matematika sangat sulit untuk dipahami karena bersifat abstrak, sedangkan kemampuan berpikir siswa masih bersifat konkret.

2. Bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika jangan tergantung pada media yang disediakan disekolah, dan jika akan menggunakan media pembelajaran hendaknya dipelajari langkah-langkahnya agar tidak kesulitan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran akan lebih berhasil jika menggunakan metode pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R. H. (1994). Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arsyad, A.(2003).Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Arsito.(1999). Kamus Bahasa Indonesia dengan ejaan Yang disempurnakan Menurut Pedoman Lembaga Bahasa Nasional. Malang : Pengarang.

Depdikbud. (1992). Petunjuk Pengajaran Berhitung Kelas I, II, III SD. Jakarta : P2MSDK

Hudoyo, H. (1990). Mengajar belajar matematika. Jakarta: Depdikbud dan P2LPTK.

Kasbolah.K.,(1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: IKIP Malang.

Miarso, Y. H. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Muhsetyo, dkk.2007. Pembelajaran Matematika sd.Jakarta: Universitas Terbuka Peraturan Mendiknas No.22/23. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Jakarta : BNSP.

Prasetyono, D. S., Dkk (2009). Kamus Pintar Matematika Untuk Sd. Yogyakarta: Tunas.

Ruseffendi,ET.(2006). Dasar-Dasar Matematika Modern Dan Computer Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sadiman, S. Arif., Dkk.2007. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarata: Raja Grafindo Persada.

Samaldino, S.E,ET all.(1996). Instructional Tecnology and Media For learning. Eight Rdition.New Jersey:Pearson Education Inc.

Sudjana, N,A. dan Rivai, A(2010).Media Pengajaran: Penggunaannya dan Pembuatannya. Bandung : Sinar Baru.

Sudjana, N.(1989). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru Offset.


(6)

Eulis Sopiah, 2014

Penggunaan media manipulatif untuk meningkatkan nilai siswa materi penjumlahan dan pengurangan dalam pembelajaran tematik tentang kebersihan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumiarsih.(2004). Strategi Pembelajaran Matematika. Semarang: LPMP Jawa Tengah.


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

PENERAPAN AKTIVITAS BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI : Penelitan Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Jati 1 Saguling.

2 6 5

PENGGUNAAN MEDIA “MIKA AJAIB” UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN :Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas 4 SDN Cibeunying Lembang Tahun Ajaran 2013/2014:.

1 9 34

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika Di Kelas IV SDN Cisugih Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikma

0 2 32

PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN KARTU DOMINO PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV di SDN 4 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran

0 0 30

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 5 33

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 3 31

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN.

0 1 21

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 0 13

1 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS III

0 7 9