YUN NINGSIH C 9509102

(1)

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN FOTOGRAFI FASHION LOLIPOP

MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Diploma III

Desain Komunikasi Visual

Oleh : YUN NINGSIH

C 9509102

PROGRAM STUDI DIII DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012


(2)

(3)

(4)

“Belajar untuk selalu tersenyum dan bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukan dan tidak boleh kalah dengan rasa malas”


(5)

Karya sederhana yang tersusun dengan penuh

kesungguhan dan ketulusan hati ini,

kupersembahkan kepada :

Ibu saya Ngatinem dan alm. Sutarno

(Bapak) tercinta. Sosok yang selalu

mendukung dan memberikan motivasi terbesar dalam hidup saya, serta doa yang selalu mengiringi langkah saya.

Suharni, Danarko, dan Ana (Kakakku) tersayang. Sosok yang selalu mendampingi cerita kehidupan saya.

Almamaterku


(6)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala berkah dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ” PERANCANGAN FOTOGRAFI FASHION LOLIPOP MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK”, sebagai syarat mendapatkan gelar Ahli Madya dalam program studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak sekali mendapatkan dorongan serta bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak. Maka dengan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D selaku Ketua Program Studi D3 Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.sekaligus Koordinator Tugas Akhir.

3. Rudy W. Herlambang, S.Sn., M.Sn selaku Pembimbing I Tugas Akhir. 4. Jauhari, S.Sn., M,Sn selaku Pembimbing II Tugas Akhir.

5. Seluruh Dosen dan Staff TU Program D3 Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis selama belajar di kampus sehingga dapat menjadi bekal bagi penulis untuk menghadapi dunia kerja kelak. 6. Mb. Ivana dan Mb Devi selaku make up artist


(7)

dari sempurna dan masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.

Surakarta, 30 July 2012

Penulis


(8)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ……… iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR… ……….. vi

DAFTAR ISI ... viii

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Perancangan ... 5

BAB II IDENTIFIKASI DATA ... 6

A. Fotografi ... 6

a. Sejarah Fotografi Fashion ... 6

b. Refrensi Visual ... ... 8

B. Penunjang Fotografi Fashion ... 9

1. Fashion ……… ... 9

2. Tata rias atau make up ………..……… ... 10

3. Tata rambut ……… ... 11


(9)

E. Target Audience ……… 17

F. Kompetitor ……….…………18

BAB III KONSEP PERANCANGAN ... 19

A. Konsep Karya ... 19

B. Konsep Perancangan ... 20

1. StrategiVisual Secara Umum ……… .. 22

2. StrategiVisual Secara Verbal ………... 26

C. Perancangan Media ... 27

1. Media Lini Atas (above the line) ……….. ... 27

2. Media Lini Bawah (below the line) ……… . 28

BAB IV VISUALISASI KARYA ... 52

A. Media Lini Bawah ... 52

B. Media Lini Atas ... 101

C. Merchandise …… ... 103

BAB V PENUTUPAN ... 108

A. Kesimpulan ………. 108

B. Saran-saran ……… ... 109

DAFTAR PUSTAKA UCAPAN TERIMA KASIH LAMPIRAN


(10)

MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK

Yun Ningsih1

Rudy. W Herlambang, S.Sn., M.Sn2Jauhari, S.Sn., M,Sn3

ABSTRAK

2012. Fotografi Fashion Lolipop merupakan salah satu inovasi terbaru dalam dunia fotografi fashion. Fotografi Fashion Lolipop ini di rancang untuk menginspirasi masyarakat agar menggunakan fashion sesuai dengan kepribadiaan dirinya dan menjadi seorang fashion leader, bukan hanya mengikuti trend yang datang saja(fashion follower). Coffe Table Book Fotografi Fashion Lolipop ini dirancang dengan mengambil unsur lolipop yang berwarna dan terkesan ceria dan mengambil teori Hippocrates yang membagi kepribadian manusia menjadi 4, yaitu: kepribadian sanguinis, kepribadian kholeris, kepribadian melankolis dan kepribadian phlegmatis. Coffee Table Book Fotografi Fashion Lolipop ini di tujukan kepada khalayak muda yang menjadi sasaran utama karena khalayak muda khususnya perempuan adalah masa dimana seseorang gencar mencari jati diri kepribadiaanya dalam berfashion.

1

Mahasiswa Program Studi D3 Deskomvis dengan NIM C9509102 2

Dosen pembimbing I 3


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fotografi merupakan sebuah kemajuan teknologi yang sangat pesat saat ini. Berbagai kebutuhan masyarakat baik bisnis maupun pribadi terselesaikan dan tersampaikan kepada khalayak umum melalui media fotografi. Photography on business dibagi menjadi dua, yaitu: editorial photography dan advertising photography. Editorial photography, meliputi: fotografi jurnalistik, fotografi dokumenter dan travel photography. Sedangkan advertising photography, meliputi: gaya hidup, produk atau still life, dan fashion atau kecantikan (Ardiyanto Nograha, 2012:26)

Fashion fotografi merupakan fotografi yang paling diminati di dunia. Fashion fotografi tidak sekadar berkonsentrasi pada pakaian, namun juga harus memperhatikan kosmetik, model pakaian yang pantas, aksesori, hair style, dan lain-lain.

Dewasa ini fashion fotografi merupakan sarana tumbuh kembangnya dunia fashion. Remaja, khususnya wanita merupakan fashion icon di dalam maupun di luar negeri. Di usia puber seorang remaja perempuan selalu meng-update penampilannya untuk mempertahankan citra dan kepercayaan dirinya dengan memancarkan penampilannya dalam fashion. Namun, tidak banyak remaja yang mampu ber-fashion dengan baik, kebanyakan remaja hanya menjadi fashion follower dengan meniru gaya fashion di televisi, majalah maupun di jalanan.


(12)

Tidak hanya demikian, remaja yang memiliki perwatakan atau bentuk tubuh yang tidak ideal pun merasa tidak percaya diri dan lebih memilih menjadi fashion follower, yaitu menjadi pribadi yang lain. Sebagai contoh, seorang remaja yang berkarakter kepribadian kholeris yang tangguh dan berkesan cuek, memaksakan diri berpenampilan feminin agar mampu mengikuti trendmode terkini. Pahadal dengan menjadi fashion follower, seorang remaja tersebut dapat kehilangan jati diri dan bersembunyi di balik kepribadian yang sesungguhnya. Karena kepribadian sangat penting dalam menunjang karir seseorang. Kepribadian setiap orang berbeda-beda sesuai dengan tingkat cairan tubuh pada tubuh manuasia tersebut.

Hippocrates adalah seorang bapak ilmu kedokteran berpendapat bahwa dalam kepribadian seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan dalam tubuh manusia, yaitu: sifat kering yang terdapat dalam chole, sifat basah yang terdapat dalam melanchole, sifat dingin yang terdapat dalam phlegma, dan sifat panas yang terdapat dalam sangunis. Galenus berpendapat sama dengan Hippocrates, kemudian menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut, dan membeda-bedakan kepribadiaan manusia atas dasar proporsi campuran cairan-cairan tersebut. Secara teori, cairan-cairan tersebut ada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu. Apabila suatu cairan berada dalam tubuh manusia melebihi proporsi yang seharusnya atau dominan maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas, yang disebut dengan temperamen. Sifat temperamen remaja memiliki peran penting dalam perkembangan seseorang karena di usia ini seseorang yang


(13)

dapat mengembangkan kepribadian dirinya dengan baik mampu menunjang keberhasilannya di hari depan nanti. Bahkan dapat mencitrakan kepribadian sebuah bangsa (Sumadi Suryabrata, 2008:207).

Negeri matahari terbit misalnya, memiliki fashion style yang mencitrakan karakter kepribadian penduduknya yang dapat mengemas fashion style sehingga sanggup mencitrakan identitas Negara Jepang, yaitu Harajuku Style.Harajuku merupakan penggabungan baju, hair style,make-up, aksesori, sandal, legging,dan lain-lain. Keseluruhan itu menjadi sebuah kesatuan yang bertema dan mencitrakan karakter kepribadian seseorang. Walaupun terkesan bertabrakan, harajuku style dapat diolah dan padukan hingga menjadi punk, unique, ataupun cute. Bahkan

Harajuku style dapat memadukan pakaian tradisional jepang, seperti kimono dan

sandal geta tetapi tetap menampilkan kesan karakter seseorang tersebut (http://wikipedia.com,diakses 1/03/2012).

Berdasarkan pembelajaran di atas, keterbukaannya karakter kepribadian seseorang terhadap fashion dapat menjadikan citra seseorang yang lebih baik untuk perkembangan diri dan bangsa pada umumnya. Dewasa ini fashion remaja baru merangkak awal di Indonesia maka penulis ingin memadukan karya fotografi fashion dengan konsep lolipop.

Latarbelakang penulis mengangkat karya fotografi fashion dengan konsep lolipop karena ketika remaja penulis merasa kesulitan mencari mode yang sesuai dengan kepribadian dirinya. Di masa remaja kemunculan trend fashion yang

update setiap saat, membuat teman-teman sebaya ramai-ramai mengenakan


(14)

kebanyakan mereka hanya ingin terlihat gauldanmodis. Sehingga penulis ingin merancang sebuah karya yang mampu menginovasi kaum remaja, khususnya perempuan agar lebih percaya diri dengan kepribadiannya. Maka, dingkatlah tema

lolipop karenalolipop memiliki warna-warni yang ceria dan mencitrakan remaja

banget.

Lolipop memiliki bermacam-macam warna, yaitu: hijau, biru, merah

muda, dan kuning yang mengorientasikan semangat remaja yang gemar mencari karakter dirinya. Dengan demikian, penulis ingin mengkonsep sebuah karya fotografifashion yang berjudul “PERANCANGAN FOTOGRAFI FASHION LOLIPOP MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK”. Fotografi fashion dengan konsep lolipop ini diangkat agar seseorang tidak lagi menjadi fashion follower, melainkan menjadi fashion leader atau biasa disebut dengan trendsetter yang dapat memunculkan kepribadian seseorang yang sesunggguhnya. Sehingga mereka yakin terhadap kepribadian mereka masing-masing.

B. Rumusan Masalah

Untuk menciptakan karya foto dengan menggunakan fashion sebagai objeknya, ada permasalahan yang muncul agar dapat diterima oleh masyarakat Indonesia pada khususnya, antara lain:

1. Bagaimana cara memperkenalkan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop pada masyarakat umum sehingga dapat digemari dan menjadikan nilai seni yang artistik?


(15)

2. Bagaimana menciptakan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan KonsepLolipop dengan baik dan dapat memunculkan karakter kepribadian remaja?

3. Bagaimana menampilkan Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop agar menginovasi kaum remaja menjadi pribadi yang lebih baik dan percaya diri dengan pembawaan dirinya sehingga tidak lagi menjadi fashion follower?

C. Tujuan Perancangan

Ada beberapa tujuan yang ingin diberikan oleh penulis dalam pembuatan karya fotografi fashion ini, yaitu antara lain:

1. Memperkenalkan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop kepada masyarakat sehingga dapat digemari dan menjadikan nilai seni yang artistik. 2. Menciptakan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop dengan baik

dan dapat memunculkan karakter kepribadian remaja.

3. Menampilkan Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop agar menginovasi kaum remaja menjadi pribadi yang lebih baik dan percaya diri dengan pembawaan dirinya sehingga tidak lagi menjadi fashion follower.


(16)

BAB II

IDENTIFIKASI DATA

A. Fotografi 1. Fotografi Fashion

a. Sejarah Fotografi fashion

Pada tahun 1856 telah terbit buku yang di tulis oleh Adolphe Braun, berisi 288 foto Virginia Oldoini, Countess di Castiglione. Virginia Oldoini adalah seorang wanita mulia Tuscan di istana Napoleon III. Sejarah menganggap Virginia Oldoini sebagai model fashion pertama, ini bermula dalam sebuah countess Virginia Oldoini memakai pakaian merk grabs dengan konsep pernikahan kerajaan.

Virginia Oldoini dari awal mampu menjalankan pemotretan sebagai model dalam sesi pertama pemotretan fotografi. Oleh karena itu, fashion fotografi berasal dari fakta bahwa countess, bersama dengan rok berlapis-lapis, rinci dan mahal.

Abad ke-20 - fotografi fashion menjadi norma terutama di kalangan majalah Prancis. Dari Practique La Mode untuk majalah diproduksi oleh Conde Nast, fotografi fashion telah mengambil bentuk yang berbeda atau seperti cetak halftone menjadi mungkin. Namun, fotografi fashion kemudian digunakan konsep yang sama seperti fotografifashion sekarang. Misalnya, pada tahun 1911, dengan cara difoto oleh Edward Steichen yang kemudian ditantang oleh penerbit


(17)

Mode Jardin des dan La Lembaran du Bon Ton Lucien Vogel untuk menggunakan seni fotografi dalam rangka untuk mempromosikan mode. Steichen melakukan pengambilan foto dari gaun yang dirancang oleh terkenal modiste Paulus Poiret. Foto Steichen ini diterbitkan dalam rilis bulan April 1991 oleh majalah Dekorasi Art. Foto-foto tersebut kemudian menjadi foto pertama dalam sejarah sebagai yang pertama diambil selama menembak fotografi fashion modern.

Akhirnya, pada abad ke-21 tidak hanya memiliki fotografi

fashion lebih lanjut berkembang menjadi industri besar tetapi

fotograferfashion kini kian bertambah banyak untuk alasan yang baik, di antaranya dalam berkarir. Selain sebagai karir menjadi fotografer fashion juga menguntungkan dan bisa membuka banyak pintu karir yang bijaksana. Ambil Vogue dan Harper, misalnya. Untuk menjadi bagian dari mereka fotografer fashion bisa menjadi mimpi menjadi kenyataan bagi banyak orang. Dan tentu saja, menjadi salah satu model yang akan menjalani sesi mode fotografi dengan para professional di balik majalah populer juga bisa istirahat terbesar dalam karir seseorang. Tak perlu dikatakan, kekuatan fotografi mode ini mirip dengan kekuatan api untuk ‘ngengat’. Harus ditekankan, bagaimanapun, bahwa tidak semua sesi fotografi fashion dan tidak semua fotografer fashion dapat memberikan pengalaman terbaik bagi semua. Seperti disebutkan sebelumnya, dibutuhkan keterampilan,


(18)

kesabaran, "mata" dan profesionalisme belaka untuk menangani sesi mode fotografi nyata (http://wikipedia.com, diakses 02/03/2012). b. Refrensi Visual

FotografiFashion adalah genre fotografi yang ditujukan untuk menampilkan pakaian, make up,hair style dan aksesoris pada tubuh seseorang. Fotografi fashion tidak hanya berfungsi untuk memikat konsumen akhir atau end user saja tapi juga di pakai oleh para kritikus mode untuk membuat editorial di sebuah majalah. Fotografi fashion sering dilakukan untuk iklan atau majalah fashion seperti Vogue, Vanity Fair, atau Elle. Seiring waktu, fotografi fashion telah mengembangkan estetika sendiri di mana pakaian dan mode yang ditingkatkan dengan adanya lokasi eksotis atau aksesoris. Karena citranya sebagai "glamour", "gaya", "menyenangkan" dan bahkan "menguntungkan," fotografi fashion telah menjadi sebuah industri sepenuhnya (Stella Rissa, 2010:49)

Properti pendukung yang dapat menunjang fotografi fashion, antara lain: pakaian, make up,hair style dan aksesoris yang menempel di badan maupun setting tempat. Properti pendukung selain memperindah foto juga dapat memperkuat konsep yang diinginkan.

Berikut beberapa refrensi visual tentang fotografi fashion yang sangat kuat dengan konsep fashion yang menarik.


(19)

Contoh fotografi fashion:

(http://www.facebook.com/pages/ Nicoline-Patricia-Malina di akses tanggal 8 Februari 2012)

(http://www.facebook.com/model.ophelia.overdose diakses tanggal 27 April 2012)

B. Penunjang Fotografi Fashion

1. Fashion

Fashion berasal dari bahasa inggris yang berarti cara, kebiasaan, atau mode.Fashionadalah busana yang menetukan penampilan seseorang dalam suatu acara tertentu. Sehingga terlihat berbeda dari sebelumnya.

Perkembangan fashion tidak lepas dari pengaruh informasi, karena informasi merupakan sarana seserorang untuk dapat mengetahui lebih jelas tentang fashion. Fashion atau mode merupakan industri yang berkembang pesat saat ini. Karena perkembangan dunia fashion, pakaian tidak sekedar


(20)

dianggap barang yang melindungi tubuh namun sebagai pencitraan identitas seseorang baik usia, latar belakang kepribadian seseorang bahkan tingkat social (Arno Roca, 2012:19).

Fashion tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari namun juga untuk karir. Fashion show merupakan sarana penunjang fashion dalam hal berkarir. Fashion show adalah pentas seni fashion dari perkembangan dunia fashion. Fashion show menghadirkan perkembangan fashion, bisnis, dan pendidikan yang terbaru dari industri fashion dan tekstil. Kegiatan fashion show memperlihatkan produk garmennya, tekstil dan aksesoris yang fashionable dan berkualitas. Maka dari itu, fashion show merupakan sarana terpenting untuk remaja sebagai tempat yang memberikan informasi tentang fashion yang sedang menjadi trensetter.

2. Tata Rias atau Make up

Make up merupakan rahasia umum bagi kaum wanita, sebagai

kebutuhan sehari-hari. Make up digunakan guna mengubah wajah seseorang sesuai dengan kebutuhan untuk memunculkan kelebihan dan kekurangan pada wajah. Tujuan make up adalah mengoreksi penampilan wajah menjadi atau mendekati ideal. Wajah yang dianggap ideal oleh para ahli kecantikan adalah oval (Herman Haryoso, 2011:23). Dianggap ideal karena tidak diperlukan banyak koreksi. Make up tergantung pada:

a. Waktu : Pagi, siang, sore atau malam b. Tempat atau acara : Acara resmi, santai atau semi c. Usia : Tua, muda atau anak-anak


(21)

d. Busana : Warna dan model e. Bentuk wajah

Terdapat beberapa jenis make up, antara lain:

1) Make up karakter

Make up karakter adalah make up yang di pakai untuk memberikan

kesan suatu karakter atau menguatkan suatu karakter.

2) Make up tematik

Adalahmake up yang bertema dengan pilihan tema tertentu.

3) Make up artis

Make up yang digunakan oleh artis, dalam keperluan shootingatau

membawakan berita.

4) Make up minimalis

Gayamake up yang lebih menonjolkan pada kesan natural,soft dan tidak berlebihan atau menor. Sapu-sapuannya sangat tipis dan pilihan warna make up-nya sangat natural.

5) Make up pesta

Digunakan untuk tujuan pesta agar terkesan glamour dan mewah.

6) Make up sehari-hari

Make up yang di aplikasikan untuk kebutuhan sehari-hari guna menjaga penampilan.

3. Tata Rambut atau Hair Style

Tatanan rambut yang indah dan elegan pada wanita tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi mata yang memandang. Tatanan rambut


(22)

dapat diaplikasikan di berbagai acara. Namun, remaja hanya menggerai atau mengikat rambutnya dalam aktivitas sehari-hari (Herman Haryoso, 2011:24). Beberapastyle hair do, antara lain:

a. Romantic

Stylerambut jenis ini adalah style yang paling sering dipakai dalam pernikahan. Tatanan rambut romantic ini, dapat ditampilkan untuk memberikan kesan seorang putri. Namun, jika rambut dasar memiliki rambut yang panjang baik berambut lurus, keriting atau berombak, maka kesanglamour dengan berbagai macam mode tatanan rambut tentunya akan tercipta dengan sempurna. Pilihlah headpiece atau aksesoris rambut dengan mempertimbangkan style rambut, kepribadian seseorang dan juga gaun yang akan dikenakan. Namun, jangan pergunakan aksesoris yang berlebihan sehingga akan mengaburkan kesan romantic itu sendiri.

b. Classic

Style rambut jenis ini akan menjadi pilihan terbaik jika diterapkan dalam suasana pemberkatan atau ijab kabul. Dan akan lebih indah lagi jika dipadukan dengan pemakaian tiara dan veil, selain itu dapat juga ditambahkan dengan bunga segar. Sebagai catatan untuk menciptakan


(23)

style ini biasanya akan membutuhkan banyak hairspray dan penjepit rambut.

c. Modern

Stylerambut modern ini digunakan untuk menonjolkan kesan

personality tanpa meninggalkan kesan glamour.Style rambut modern ini

cocok digunakan untuk wanita yang memiliki rambut pendek, hingga dapat menampilkan kesan feminim tanpa harus memanjangkan rambut terlebih dahulu.

4. Aksesoris

Aksesori Fashion merupakan produk yang dibuat sebagai pelengkap pakaian agar terlihat lebih menarik. Banyak sekali jenis aksesori fashion yang sangat bagus seperti tas tangan, topi, ikat pinggang, jam tangan, kacamata,


(24)

dan perhiasan atau kalung, gelang, cincin dan anting-anting. Aksesoris digunakan sebagai media penunjang untuk memperkuat karater yang di inginkan fotografer fashion.

C. Kepribadian

Kepribadian manusia merupakan hal terpenting dalam menunjang manusia untuk beraktivitas. Dengan adanya keberbedaan kepribadian manusia membuat remaja memiliki pembawaan yang berbeda dalam menampilkan dirinya guna mencapai jati dirinya. Namun, banyak remaja yang kurang percaya diri pada karakter kepribadiaannya. Ada diantara mereka yang cenderung bersembunyi dari kepribadian dengan menjadi fashion follower sehingga merelakan dirinya menjadi orang lain, ada pula yang tidak pernah mengembangkan kepribadiannya sehingga cenderung diam dan menjalani keseharian dengan seadanya dan ada yang tidak mau mengupayakan kepribadiannya yang buruk menjadi baik, tapi hanya memfokuskan diri dengan merasa benar. Teori Galen, membagi kepribadian manusia menjadi empat, yaituSanguinis, Kholeris, Melankholis, dan Phlegmatis (Sumadi Suryabrata, 2008:207).

1. Kepribadian Sanguinis

KepribadianSinguinis mempunyai energi yang besar, suka bersenang-senang, dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang tipe


(25)

Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguin sering dikenal motivator (Sumadi Suryabrata, 2008:208).

2. Kepribadian Kholeris

KepribadianKholeris berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang tipe kholeris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau menerima tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga merasa benar sendiri, suka kecanduan jika jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain. Orang kholeris seperti ini sering diidentifikasi sebagai

eksekutor (Sumadi Suryabrata, 2008:208).

3. Kepribadian Melankolis

Kepribadian Melankholis cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang tipe melankholis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfekssionis, dan suka keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika apa yang diharapkannya tidak sempurna. Orang


(26)

melankolis sering diidentifikasi sebagai konseptor (Sumadi Suryabrata, 2008:209).

4. Kepribadian Phlegmatis

Kepribadian Phlegmatis stabil, merasa diri sudah cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi perubahan. Orang tipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban. Bukannya karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Orang phlegmatis tak suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat di saat yang tepat, sehingga cocok menjadi negosiator (Sumadi Suryabrata, 2008:209).

D. Target Market

Target market dari Perancangan Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop ini meliputi:

1. Segmentasi Geografis

Tersegmen pada orang-orang yang berada di Negara Indonesia 2. Segmentasi Demografis

a. Umur : 15-25 tahun b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Pekerjaan : Semua jenis pekerjaan


(27)

3. Segmentasi Psikografis

Secara psikografis tertuju pada remaja yang sedang mencari jati diri dan mengembangkan karakter kepribadiannya dalam ber-fashion agar tampak

fashionable dan percaya diri terhadap karaker kepribadiannya dan tidak hanya

menjadi fashion follower namun menjadi fashion leader dengan kepribadiannya.

4. Segmentasi Perilaku

a. Merasa percaya diri dengan fashion yang di pakai

g lain.

b. Mampu menjadi pusat perhatian remaja lain, agar bangga terhadap fashion sendiri dan tidak menjadi fashion follower oran

c. Fashionable

E. Target Audience

TargetAudience adalah kaum remaja khususnya perempuan yang sedang mencari jati diri dalam fashion agar lebih percaya diri menampilkan fashion sesuai dengan kepribadian tanpa meniru orang lain.

F. Kompetitor

Semakin pesatnya kemajuan dunia fashion dan fotografi, di luar sana terdapat berbagai Kompetitor yang menampilkan konsep fashion yang bagus, bervariasi dan menarik. Salah satu di antaranya adalah Eight Photograph, Be-Eight Photograph berlokasi di kota bandung. Be-Be-Eight Photograph merupakan jasa mandiri milik seorang mahasiswa salah satu universitas di Bandung, bernama


(28)

Denny. Awalnya Denny memilih fotografi model sebagai objek, namun lama-kelamaan dia memilih berkecimpung di fotografi fashion. Konsep dan kematangan foto yang dibuat sangat menarik dan berkonsep. Akan tetapi portofolio yang di buatnya kebanyakan berkesan keras dan gelap hanya sedikit dengan tema warna yang menginovasi kaum remaja. Selain karena tujuan yang berbeda, Be-Eight Photograph hanya mengemas karyanya dalam media portofolio secara jejaring social dan menangani client factory outlet.


(29)

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Karya

Dalam proses penyusunan konsep karya yang rencananya dibuat oleh penulis melalui media komunikasi visual, penulis memiliki dasar pemikiran atau konsep bagaimana mempromosikan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop pada khalayak umum, yaitu dengan menonjolkan penyajian yang diaplikasikan dalam mendesain media promosi yang menarik. Dapat terlebih dahulu menentukan antara lain:

1. Pendekatan Kreatif

Strategi konsep Coffee Table Book Fotografi Fashiondengan Konsep Lolipop menggunakan pendekatan psikologis secara emotional. Pendekatan psikologis secaraemotional diterapkan karena dengan adanya Coffee Table Book ini, khalayak umum khususnya perempuan mampu memberikan inovasi agar perempuan dapat ber-fashion sesuai kepribadiannya.

2. Positioning

Positioning yaitu mengcu pada tindakan diferensiasi sebuah merek didalam pikiran para konsumen terhadap dan melebihi para pesaing dalam hal atribut-atribut dan manfaat-manfaat yang ditawarkan dan tidak ditawarkan oleh merek (Keegan dan Green, 2005:250)


(30)

Positioning adalah menempatkan sebuah produk atau jasa untuk mendapatkan posisi yang baik di mata konsumen. Positioning merupakan strategi penempatan diri dalam upaya mewujudkan apa yang telah menjadi tujuannya, yaitu dengan memperkenalkan keberadaan Coffee Table Book Fotografi

Fashion dengan Konsep Lolipop kepada khalayak sebagai Coffee Table Book

yang mampu menginovasi perempuan agar dapat menjadi diri sendiri dan

ber-fashion sesuai kepribadiannya. Maka itu, positioning-nya adalah

menempatkan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop dengan menampilkan tema yang menarik dan berwarna sesuai karakter kepribadian.

3. Unique Selling Preposition (USP)

Unique Selling Preposition (USP) yang memiliki definisi factor atau pertimbangan yang disajikan oleh penjual sebagai alasan bahwa satu produk atau layanan berbeda dari dan lebih baik dari pada kompetisi, (kutipan dalam www.enterpreneur.com, diakses 16/04/2012)

Ciri khas yang membedakan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop ini, dengan yang lainnya adalah pengkaryaannya yang memakai tema lolipop dan berkarakter sesuai kepribadian manusia

B. Konsep Perancangan

Strategi perancangan adalah suatu hal yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pada akhirnya. Jika strategi perancangan tidak tepat dan tidak sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, maka dapat dikatakan promosi yang kita


(31)

lakukan tidak berhasil dan tidak sampai pada target audience. Sehingga dalam merancang suatu strategi perancangan diperlukan suatu pemikiran atau gagasan yang tepat untuk dapat direalisasikan menjadi sebuah media promosi yang komunikatif dan efektif. Dalam hal ini fotografi sebagai media promosi dapat diartikan sebagai ilustrasi yang efektif untuk menjangkau target audienceyang didukung oleh berbagai elemen-elemen grafis antara lain: typografi, ilustrasi,warna dan lain-lain. Strategi promosi yang dilakukan antara lain: memperkenalkan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop pada masyarakat umum sehingga dapat digemari dan menjadikan nilai seni yang artistik, menciptakan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop dengan baik dan dapat memunculkan karakter kepribadian remaja, dan menampilkan Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop agar menginovasi kaum remaja menjadi pribadi yang lebih baik dan percaya diri dengan pembawaan dirinya sehingga tidak lagi menjadi fashion follower . langkah-langkah yang dilakukan agar terciptanya karya fotografi fashion dengan konsep lolipop, yaitu:

1. Melakukan pengumpulan materi pemotretan, berupa: model, properti, MUA

dan Wardrop kemudian melakukan braindstorming untuk membicarakan

konsep pemotretan agar karya fotografi fashion dengan konsep lolipop dapat tepat dalam pengkaryaannya.

2. Melakukan proses editing untuk memperkuat konsep.

3. Memuat portofolio karya fotografi fashion dengan konsep lolipop dalam sebuahcoffee table book.


(32)

4. Mempromosikan coffee table book agar menginovasi target audience dalam menampilkan karakter kepribadiaannya.

Ada beberapa pokok pikiran yang mengacu pada pola dukungan dalam menciptakan desain secara global dan menyeluruh. Unsur pendukung tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Strategi Visual

Untuk memaksimalkan hasil karya perlu didukung dengan unsur-unsur pokok visual antara lain: typografi, ilustrasi, warna, yang di tempatkan pada media yang tepat.

a. Typografi

Typography digunakan untuk memilih jenis huruf dan karakternya.

Perancangan typography didasarkan pada pertimbangan gaya desain, fungsi dan juga karakter huruf yang digunakan. Typography yang baik mengarah pada keterbacaan dan menariknya desain huruf tertentu sehingga dapat menciptakan karakter atau karakteristik produk yang bersangkutan (Frank Jefkins, 1996:248). Jenis huruf yang akan dipilih adalah:

1) Bahamas

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj

Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 0123456789


(33)

Pemilihan typografiini karena memiliki karakter dekoratif yang unik sehingga dapat memperlihatkan sisi menarik dan lepas karena lengkungan yang mana dapat mencitrakan keunikan dari lolipop yang imut.

2) Bauhaus Md BT

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj

Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 0123456789

Pemilihan typografi ini karena memiliki karakter dekoratif dengan bentuknya yang melengkung menandakan keluwesan. Sehingga lebih indah bila digunakan sebagai sub headline.

3) Arial

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 0123456789

Pemilihan typografi ini dimaksudkan agar mempermudah pembaca, pada media cetak yang berukuran kecil. Dengan menggunakan typografi jenis ini keterbacaannya tidak terlalu sulit.


(34)

b. Ilustrasi

Ilustrasi mampu membantu pembaca untuk menggambarkan apa yang tertulis dalam suatu artikel maupun cerita (Adi Kusriyanto, 2007:139). Ilustrasi adalah gambar yang difungsikan sebagai penarik pandang, menjelaskan sesuatu pernyataan dan merangsang khalayak untuk membaca keseluruhan isi pesan. Ilustrasi dapat berupa grafik, gambar, foto,

pictograf. Ilustrasi harus sesuai dengan produk yang ditawarkan dan

mampu terbaca walau dalam sekilas pandang. Untuk menunjang materi promosi teknik ilustrasi yang digunakan seluruhnya menggunakan elemen fotografi yaitu fotografi fashion.

Ilustrasi lebih di tekankan pada pose model yang mencitrakan tentang fashion dan mengangkat kepribadian seseorang yang ceria.

c. Warna

Warna merupakan representasi bahasa komunikasi yang disampaikan lewat indera penglihatan. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan, sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat (Adi Kusrianto, 2007:46) sehingga warna sangat penting dalam menunjang dalam promosi yang dilakukan dengan media komunikasi visual.

Permen lolipop mempunyai warna yang menarik, mempunyai cita rasa tersendiri dengan bentuk beragam dan berwarna sehingga di gemari oleh anak-anak dan kaun remaja. Permen lolipop diangkat karena memiliki 4 dasar warna yaitu merah muda, kuning, biru, dan hijau. Sehingga,


(35)

diangkatlah lolipop karena terkadang warna-warnanya tergabung menjadi satu dengan menarik, dan adapula yang memakai warna dominan disetiap permennya. Warna yang dominan dalam promosi fotografi fashion dengan konsep lolipop ini adalah:

1) Hijau Chartreuse

C: 40 M:0 Y:100 K:0

Warna ini melambangkan jiwa yang mencintai kehidupan dan alam. Warna hijau dapat membantu mengurangi depresi, kepanikan, dan rasa gugup.

2) Ice Blue

C:40 M:0 Y:0 K:0

Warna ini melambangkan jiwa muda, jujur dan tenang. Warna biru cerah akan menciptakan jiwa yang lebih dramatis dan dinamis. Sedangkan terlalu banyak warna biru akan menimbulkan kesan dingin dan tidak peduli.

3) Merah muda

C:0 M:40 Y:20 K:0

Warna yang sangat menggoda. Warna merah muda membuat suasana lebih ceria dan tidak kaku.


(36)

4) Kuning

C: 0 M:0 Y:100 K:0

Warna kuning ini melambangkan jiwa yang bijak, optimis, menyenangkan dan pintar.

2. Strategi Verbal

a. Kepala berita (Headline)

Headline disebut juga sebagai judul/kepala tulisan. Headline adalah bagian terpenting dalam iklan media cetak, yang digunakan sebagai penangkap perhatian utama atau eye catcher. Suatu headline dapat memberikan rangsangan atau ketertarikan pada pembaca untuk membaca iklan lebih jauh. Headline yang digunakan adalah “Be You!” yang mencitrakan agar seseorang berani menampilakan jati diri sendiri dengan gaya yang fashionable.

b. Penjelasan Kepala Berita (Sub Headline)

Sub headline merupakan jembatan penghubung antara headline

denganbody text.Sub headline digunakan apabila kalimat dalam headline cukup panjang sehingga kurang efektif. Apabila headline sudah memiliki kemampuan lebih untuk membangkitkan ketertarikan untuk membaca body text, maka sub headline tidak diperlukan lagi. Kalimat dalam suatu Sub Headline lebih jelas dan lebih menarik agar mudah dicerna oleh konsumen. Sub headline yang digunakan adalah ”Tampil gaya dengan


(37)

kepribadianmu”. Sub headline ini digunakan agar lebih mempertegas

headline sehingga tujuan promosi dapat tersampaikan dengan baik kepada

khalayak umum. c. Teks(Body Copy)

Bodycopy merupakan penjelas dari headline sehingga perlu dibuat komunikatif dan efektif mungkin. Bodycopy berfungsi menerangkan tentang produk sebenarnya yang yang dapat dipertanggungjawabkan. Pesan yang disampaikan bersifat ringkas, sederhana, mudah dimengerti oleh khalayak konsumen.

C. Media Plan dan Placement

Media adalah segala sesuatu untuk menyampaikan atau mengaplikasikan iklan atau pesan yang disampaikan melalui alat atau sarana komunikasi, misalnya melalui media cetak maupun media elektronik. Strategi media diperlukan agar pesan-pesan periklanan yang akan disampaikan dapat dirancang dan dilakukan dengan baik dan dapat diterima masyarakat luas. Dalam dunia periklanan media dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Media lini atas (Above The Line Media)

Menurut Frank Jefkins (1996:86) media lini atas adalah media iklan luar ruangan yang mengharuskan membayar komisi ke pihak tertentu. Sarana media komunikasi massa yang menjadi sarana media lini atas antara lain berupa iklan surat kabar, majalah, televisi.


(38)

2. Media lini bawah (Below The Line Media)

Merupakan jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi, walaupun bersifat komersial tetapi tidak terikat kontrak atau sewa lahan. Terdiri dari seluruh media selain media di atas, seperti kalender, sticker cuting,leaflet.

Coffee table book dari fotografi fashion dengan konsep lolipop ini

menggunakan media lini atas dan lini bawah untuk menunjang promosinya, antara lain:

1. Media lini atas a. Surat kabar

Iklan surat kabar merupakan iklan yang berisi informasi tentang produk yang ditawarkan. Media ini mempunyai kategori jangkauan lokal hingga nasional, dengan adanya iklan koran ini konsumen dari luar daerahpun dapat mengetahui tentang keberadaan dari coffee table book “ Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop” karena koran beredar tidak hanya pada satu daerah saja namun dapat menjangkau daerah lain.

1) Desain media

Desain iklan koran ini menggunakan warna hitam putih yang isinya berupa penjelasan isi dari coffee table book ini.

2) Penempatan media

Surat kabar kompas dengan spesifikasi iklan dimuat pada space iklan 2 kolom (76 x 127 mm) dan dimuat selama 1 minggu.


(39)

b. Iklan majalah

Iklan majalah merupakan media promosi yang sifatnya hampir sama dengan iklan surat kabar. Media ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam promosi. Kelebihannya iklan ini dapat menjangkau

segmen pasar tertentu. Majalah mempunyai waktu edar paling panjang

dan dapat disimpan bertahun-tahun sebagai referensi. Media ini memiliki kualitas visual yang baik karena pada umumnya dicetak pada kertas yang berkuatitas tinggi sehingga menyajikan tata warna serta

reproduksi foto yang baik dan menarik. Kelemahannya yaitu

dibutuhkan biaya yang relatif mahal. Banyak yang peredarannya lambat dan tidak memiliki jangkauan distribusi yang tepat.

1) Desain media

Desain iklan majalah ini menggunakan warna colorfull yang isinya berupa penjelasan isi dari coffee table book ini.

2) Penempatan media

Majalah fashion remaja, seperti: go girl! 2. Media lini bawah

a. Coffee table book

Coffee table book digunakan sebagai media utama untuk

mempromosikan fotografi fashion dengan konsep lolipop. Hal ini dikarenakan, dengan media coffee table book dapat memuat beberapa karya fotografi dalam satu buku.


(40)

1) Desain media

Coffee table book ini di berisi tentang berbagai konsep fashion yang memadukan warna lolipop. Dengan tebal buku 10 sheet dengan ukuran 20x30.

2) Penempatan media

Penempatan coffee table book ini di studio foto. b. Poster

Poster adalah pemberitahuan secara tertulis atau lembaran tercetak berukuran besar. Keunggulan poster adalah kemampuannya untuk menampilkan ilustrasi visual dan warna yang menarik. Isi pesan tergambarkan secara jelas dan dapat dipasang di tempat-tempat keramaian.

1) Desain media

Desainposter ini hanya berisi penjelasan mengenai coffee table book fotografi fashion dengan konsep lolipop ini.

2) Penempatan media

Mediaposter di sini dipasang di butik, mall, salon sebagai hiasan dan memberikan sebuah informasi.

c. X-banner

1) Alasan pemilihan media

Sebagai informasi adanyalounching Coffee Table Book Fotografi


(41)

2) Konsep

Dibuat dengan ilustrasi simple dengan body text penjelasan tentang acara lounching

3) Placement

Dipakai ketika open lounching d. Agenda

1) Alasan pemilihan media Digunakan untuk mencatat 2) Konsep

Gambar ilustrasi model 3) Palacement

Dibagikan kepada pengunjung 3. Merchandise

a. Stiker

1) Alasan pemilihan media

Karena daya jangkauannya yang cukup luas, fleksibel, dan dapat dipasang di mana saja. Proses penyebaran dan distribusinya cukup mudah.

2) Konsep

Konsep dari stiker ini adalah lebih menonjolkan dari head line yang akan disampaikan kepada khalayak.


(42)

3) Placement

Dibagi-bagikan pada saat diadakan lounching Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop.

b. Pulpen

1) Alasan pemilihan media

Benda yang sering digunakan setiap hari untuk tulis menulis.

2) Konsep

Menuliskan identitas Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop

3) Placement

Digunakan sebagai door prize saatlounhing. c. Bloknotes

1) Alasan pemilihan media

Blocknotes digunakan mencatat pada saat menghadiri lounching.

2) Konsep

Desain simple model lolipop. 3) Placement

Digunakan sebagai door prize saatlounching. d. Calender

1) Alasan pemilihan media

Media promosi yang dapat digunakan sehari-hari dan dapat bermanfaat bagi semua orang.


(43)

2) Konsep

Layout yang simple dan menarik. 3) Placement

Digunakan sebagai door prize saat lounching. e. Goodybag

1) Alasan pemilihan media

Seperti halnya stiker goody bag daya jangkauannya yang cukup luas, fleksibel, dan dapat dipasang di mana saja. Proses penyebaran dan distribusinya cukup mudah.

2) Konsep

Sablon printing menggunakan ilustrasi yang simple dan mencantumkan headline.

3) Placement

Digunakan sebagaidoor prize saat lounching.

D. Teknik Pelaksanaan

1. Peralatan yang di gunakan dalam proses perancangan fotografi fashion, antara lain:

a. Camera digital

Kamera dengan system bidikan melewati lensa dibantu pantulan dari cermin refleksi, sehingga bidikan dan hasil tidak mengalami penyimpangan sudut.


(44)

Kamera yang digunakan dalam pengerjaan karya fotografi fashion dengan konsep lolipop ini menggunakan camera Nikon D90 dengan lensa Nikon

18-105 VR, 50mm f 1.8 dan 70-300mm f4-5.6G. Kamera digital

mempunyai berbagai macam kelebihan untuk proses fotografi.

Spesifikasi camera: memiliki kualitas gambar 12.3 megapixel sehingga dapat menampilkan gambar dengan bagus.

Kelebihancamera digital:

1) Pengolahandigital sudah canggih, foto dapat dilihat langsung dan jika kurang memadai dapat dihapus secara langsung tanpa mengeluarkan biaya cetak terlebih dahulu

2) Lebih cepat 3) Lebihefisien

4) Mempunyai banyak fasilitas sehingga lebih mudah dalam pengambilan gambar

5) Dapat mengambil gambar sebanyak mungkin sesuai kebutuhan b. Payung

Payung adalah salah satu peralatan fotografi yang berguna untuk memberikan cahaya pada objek. Kelebihan payung hampir sama dengan

soft box, yaitu cahaya yang diberikan kepada objek menyebar merata dan

efek bayangan tidak terlalu keras. Pemakaian umbrellabersamaan dengan

lightinguntuk memberikan kesan cahaya yang soft pada model dalam foto


(45)

c. Flash eksternal

Flash eksternal digunakan umtuk memberikan cahaya tambahan pada saat

pemotretan. Pada pemotretan kali ini menggunakan flash Nikon SB 900, SB-700 dan Yungno.

d. Reflektor

Reflektor digunakan untuk menghasilkan pantulan sinar sehingga dapat mengenai objek secara tidak langsung. Reflector yang digunakan ada 5 warna, yaitu: silver, emas, putih, hijau, dan biru. Reflector memiliki permukaan yang dapat menghasilkan pantulan yang lembut dan menyebar sehingga sinar yang dipantulkan tidak terlalu kuat.

e. Komputer

Komputer merupakan alat yang paling menunjang dalam proses perancangan ini. Komputer harus memiliki spesifikasi yang tinggi agar dapat melakukan proses editing dengan lancar.

2. Software yang digunakan

Software yang digunakan dalam proses perancangan fotografi fashion ini antara lain: Adobe photoshop Cs 3 dan Corel Draw X4.

a. Adobe Photoshop Cs3

Photoshop merupakan program pengolahan gambar paling populer.Adobe

photoshop memiliki banyak tools dan efek sehingga sangat membantu

dalam proses pengolahan editing fotografi fashion yang dapat di buat dalam berbagai macam pilihan format.


(46)

b. Corel Draw X4

Corel Draw merupakan software pengolahan gambar secara vectordan

layouting sebuah desain. Dengan menggunakan corel draw proses layout desain promosi media penunjang fotografi fashiondapat tercipta dengan baik.

3. Sudut pengambilan gambar

Sudut pengambilan gambar adalah pengambilan foto dengan posisi kamera pada sebuah gambar yang memiliki angle atau sudut gambar yang menarik. a. Foto 1

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground

2) Model

3) Lampu dengan standar reflector 4) Kamera


(47)

Pemotretan di lakukan di indoor memakai cahaya lampu dengan standar reflektor dan memakai payung putih transparan agar jatuhnya cahaya ke model halus. Model dibuat pada 5 kali foto sesiyang berbeda lalu di gabungkan menjadi satu pada cover coffee table book agar ketika target audience melihatnya, mampu menelaah isi dan tertarik untuk mengetahui isi coffee table book tersebut.

b. Foto 2

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model

3) Lampu dengan standar reflector 4) Kamera

5) Payung transparan

Pemotretan di lakukan di indoor memakai cahaya lampu dengan standar reflektor dan memakai payung putih transparan agar jatuhnya cahaya ke model


(48)

halus. Model dibuat pada 5 kali foto sesiyang berbeda lalu di gabungkan menjadi satu halaman pertama tentang isi coffee table book, yaitu tentang kelima macam kepribadian manusia.

c. Foto 3

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model

3) Lampu dengan standar reflector 4) Kamera

5) Payungtransparan

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu dengan standar reflector yang diberi payung transparan. Model menggunakan

costum warna pink dengan make up dan aksesoris yang mencitrakan kepribadian


(49)

d. Foto 4

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model

3) Lampu dengan standar reflector 4) Kamera

5) Flash Eksternal

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu denganstandar reflector yang dibantu dengan flash eksternal untuk memperhalus bayangan. Model tetap memakai costum warna pink dan aksesorisnya, namun pada pemotretan diperjelas dengan menampilkan detail pada wajah dan di kombinasi dengan foto tampak full badan.


(50)

e. Foto 5

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model

3) Lampu dengan standar reflector 4) Kamera

5) Flash Eksternal

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu denganstandar reflector yang dibantu dengan flash eksternal untuk memperhalus bayangan. Model tetap memakai costum warna pink dan aksesorisnya, namun dalam penataannya diberi efek seolah-olah model muncul dari belakang dan member kesan dimensiyang tetap mempertahankan ekspresi ke-melankolis-annya.


(51)

f. Foto 6

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model 3) Lampu umbrellla 4) Kamera 5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam. Jatuhnya cahaya tidak sekeras memakai

lampu besar sehingga jarak lampu dengan model lebih dekat. Model menggunakan baju warna-warni ala lolipop namun berkesan casual yang didukung oleh make up dan aksesorisnya.


(52)

g. Foto 7

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model 3) Lampu umbrella 4) Kamera 5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam. Foto diambil dengan memperlihatkan

foto full badan yang disusun berjajar tiga agar tirlihat menarik dan model tetap memakai baju, aksesoris dan make up yang sama yang mencitrakan kepribadian


(53)

h. Foto 8

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model 3) Lampu umbrella 4) Kamera 5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam. Jatuhnya cahaya tidak sekeras memakai

lampu besar sehingga jarak lampu dengan model lebih dekat. Model menggunakan baju warna-warni ala lolipop namun berkesan smart, pada konsep kali ini model harus berperan seperti orang pintar, dengan make up lolipop yang dibuat seperti kacamata dan memakai pakaian warna kuning.


(54)

i. Foto 9

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model 3)Lampu umbrella 4) Kamera 5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu umbrella dengan umbrella warna hitam. Penataan foto dengan cropping halus yang di lipat gandakan menjadi tiga dan dua kotak besar agar seimbang, layout dibuat kuning agar warna kuning lebih menonjol dan kesan smart muncul.


(55)

j. Foto 10

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model 3) Lampu umbrella 4) Kamera 5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu umbrella dengan umbrella warna hitam. Foto dibuat dengan konsep kepribadian phlegmatis ini menampilkan dari foto clouse up hingga full badan, dengan tata letak asimetris yang digabungkan dengan cropping model berikutnya yang mencitrakan kepribadian sanguinis, agar target audience mengetahui tema yang selanjutnya dan lebih tertarik untuk membuka halaman berikutnya.


(56)

k. Foto 11

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model 3) Lampu umbrella 4) Kamera 5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam. Model di ambil dengan tema kepribadian

sanguinis yang mengambil warna biru namun mencitrakan konsep country.Make

up dan warna-warni lolipop tetap disuguhkan dalam konsep ini. Penataan tata letak dikombinasi dengan cropping yang segaris dengan outline agar menyambung dari setiap fotonya.


(57)

l. Foto 12

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model 3) Lampu umbrella 4) Kamera 5) Flash Eksternal 6) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam yang dibantu dengan flash eksternal agar

cahaya halus. Penataan pada layouting ini menonjolkan warna biru yang contry namun tetap lolipop.


(58)

m. Foto 13

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model 3) Lampu umbrella 4) Kamera 5) Flash Eksternal 6) Paying hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu umbrella dengan umbrella warna hitam yang dibantu dengan flash eksternal untuk member efek bayangan dibelakang model. Konsep yang berikutnya adalah lolipop yang menggambarkan keceriaan tentang permainan warna dalam ber-fashion, karena ketika ber-fashion asal kita berani dan percaya diri, kita akan terlihat fashionable.


(59)

n. Foto 14

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model 3) Lampu umbrella 4) Kamera 5) Flash Eksternal 6) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu umbrella dengan umbrella warna hitam yang dibantu dengan flash eksternal. Penataan tata letak menampilakan foto-foto yang memperlihatkan setain aksesoris


(60)

o. Foto 15

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model 3) Lampu umbrella 4) Kamera 5) Flash Eksternal 6) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu umbrella dengan umbrella warna hitam yang dibantu dengan flash eksternal. Penataan tata letak menampilakan foto icon keceriannya, dengan di tambah foto lain pada kotak bagian bawah dan atasnya.


(61)

p. Foto 16

Sudut pengambilan gambar

Keterangan: 1) Bacground 2) Model 3) Lampu umbrella 4) Kamera 5) Flash Eksternal 6) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu umbrella dengan umbrella warna hitam yang dibantu dengan flash eksternal. Penataan tata dibagi menjadi empat sama besar yang menampilkan insert-insert dari foto keceriaan lolipop.


(62)

BAB IV

VISUALISASI

A. Rekomendasi Karya

Materi iklan yang dapat menunjang promosi Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop adalah media coffee table book, dengan media penunjang: poster, iklan koran, iklan majalah, x-banner, agenda, stiker, pulpen, bloknotes,calender

dangoodybag.

B. Tumbnail atau Data Teknis Karya

1. Media Lini Bawah


(63)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 52mm

Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Irene, Stefani, Maria, Desti, Sartika Typografi : Bahamas, AvantGarde, Arial Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) cm


(64)

(65)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 52mm

Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Sartika

Typografi : Bahamas, Bauhaus 93, Arial Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226 x 170) mm


(66)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 2 Typografi : Bahamas


(67)

(68)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 52mm

Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Irene

Typografi : Bahamas Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm


(69)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 4 Typografi : Bahamas


(70)

(71)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 52mm

Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Irene

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm


(72)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 6 Typografi : Bahamas


(73)

(74)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 52mm

Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Irene

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm


(75)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 8 Typografi : Bahamas


(76)

(77)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 92mm

Shutter Speed : 1/160 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Desti

Typografi : Bahamas Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm


(78)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 10 Typografi : Bahamas


(79)

(80)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 42mm

Shutter Speed : 1/160 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Desti

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : 226x170 mm


(81)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 12 Typografi : Bahamas


(82)

(83)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 52mm

Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Stefani Typografi : Bahamas Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : 226x170 mm


(84)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 14 Typografi : Bahamas


(85)

(86)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 35mm

Shutter Speed : 1/160 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Stefani Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm


(87)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 16 Typografi : Bahamas


(88)

(89)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 52mm

Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Stefani dan Maria Typografi : Bahamas Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm


(90)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 18 Typografi : Bahamas


(91)

(92)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 45mm

Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Maria Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm


(93)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 20 Typografi : Bahamas


(94)

(95)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 42mm

Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Maria Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm


(96)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 22 Typografi : Bahamas


(97)

(98)

Kamera : Nikon D90

Focal Length : 40mm

Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Maria dan Sartika Typografi : Bahamas Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3 Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm


(99)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 24 Typografi : Bahamas


(100)

(1)

b. Pulpen

1) Media Bahan : vinil

2) Ukuran : 9x5 cm

3) Tipografi : Bahamas

4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4 5) Realisasi : Sablon Printing


(2)

c. Bloknotes

1) Media Bahan : HVS 80gr

2) Ukuran : (10,3 x 14,2) cm

3) Tipografi : Bahamas

4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4


(3)

d. Calender

1) Media Bahan : kertas Hammer

2) Ukuran : A4

3) Tipografi : Bahamas

4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4


(4)

e. Goodybag

1) Media Bahan : kain blaco 2) Ukuran : A4

3) Tipografi : Bahamas

4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4


(5)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Promosi merupakan suatu hal utama sukses atau tidaknya sebuah produk ataupun progam dapat diterima dan tersampaikan di masyarakat atau target

market. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan promosi agar

maksud dari promosi tersebut dapat dicapai. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah pemilihan segmen, media promosi, lokasi, waktu, efektivitas, dana dan lain sebagainya.

Perkembangan dunia fashion yang semakin pesat, membuat remaja menjadi

fashion follower dan kehilangan jati dirinya. Sehingga Perancangan Fotografi

Fashion dengan Konsep Lolipop, penulis memilih media Coffee Table Book

sebagai sarana promosi kepada khalayak umum khususnya remaja perempuan karena efektif dan menarik. Dalam perancangan Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop melalui Media Coffee Table Book, penulis dihadapkan dengan


(6)

dan Perancangan Fotografi Fashiondengan Konsep Lolipop melalui Media Coffee Table Book mampu menginovasi kaum remaja perempuan agar memakai fashion

sesuai dengan kepribadianya sendiri dengan menampilkan make up dan properti yang kini sedang in di kalangan remaja.

B. Saran

Perancangan Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop dalam proses perancangannya memanfaatkan media fotografi yang ditunjang dengan perancangan grafis, yaitu melalui media Coffee Table Book. Namun, karena

keterbatasan sarana dan properti fotografi dalam pemotretan ini membuat penulis memanfaatkan peralatan seadanya guna menunjang konsep ceria dan colorfull.

Sehingga tujuan utama dari Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep

Lolipop yaitu menginovasi kaum remaja agar memakai fashionsesuai dengan jati diri kepribadiannya dapat tersampaikan dengan baik dan mampu memperbaiki citra seseorang. Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop ini

harus di kembangkan dengan menampilkan karya lain dengan konsep dasar yang selalu meng-update trend remaja.