PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP
PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

oleh
Yuda Harianto
NIM. 1005378

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA
PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015


2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA
PADA KONSEP MONERA

Oleh
Yuda Harianto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Yuda Harianto 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI

KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

4

LEMBAR PENGESAHAN

YUDA HARIANTO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP
PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP
MONERA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :


Pembimbing I

Dr. Bambang Supriatno, M.Si.
NIP. 196305211988031002

Pembimbing II

Kusnadi, S.Pd., M.Si.
NIP. 196805091994031001

Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Biologi

Dr. H. Riandi, M.Si
NIP. 196305011988031002

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis
proyek terhadap pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa kelas X SMA pada
konsep Monera. Jenis penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Quasi

Eksperiment dengan desain penelitian Nonrandomized Control Group PretestPosttest. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas X sebanyak dua kelas di SMA
Negeri 3 Kota Bandung. Data penelitian diambil menggunakan instrumen soal
uraian indikator literasi kuantitatif, rubrik penilaian pembelajaran berbasis proyek
dan angket. Pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa didapat berdasarkan
penilaian yang diadaptasi dari rubrik Association of American College and
University. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek
dapat mempengaruhi pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa pada konsep
monera. Pengaruh tersebut bersifat positif di mana rata-rata nilai pencapaian literasi
kuantitatif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Indikator kalkulasi
menjadi indikator yang paling dikuasai oleh siswa di kelas eksperimen sedangkan
indikator lainnya seperti interpretasi, representasi, analisis, asumsi dan komunikasi
sudah mencapai level menengah. Pada umumnya respon siswa terhadap
pembelajaran berbasis proyek sudah baik dimana mereka dapat melatih
kemampuan literasi kuantitatif melalui tahapan-tahapan yang ada dalam model
pembelajaran tersebut.
Kata kunci: pembelajaran berbasis proyek, literasi kuantitatif

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT
This study was purposed to examine the effect of project-based learning’s model
towards quantitative literacy achievement of first grade senior high school students
in biology context of Monera. It used quasi experiment as study methods with
nonrandomized pretest-posttest control group design. Samples of this study were
taken from two classes of first grade senior high school at SMA Negeri 3 Kota
Bandung. Data was collected by using quantitative literacy’s essay tests, projectbased learning assesment rubric and questionnaire. The students quantitative
literacy achievement were measured by rubric which adapted from Association of
American College and University’s rubric assessement. The results showed that the
project-based learning’s model could affect the achievement of students in
quantitative literacy skill. Quantitative literacy achievement of experimental class
were better than control class group. The students have reached the capstone or
skilled level for calculation indicator while the others indicator such interpretation,
representation, analysis, assumption and communication just reached out the
milestone level. Based on the outcome of the questionnaire, the students considered
that project-based learning’s model can habituate their quantitative literacy skill
through the stages of this learning model.
Keywords: project-based learning, quantitative literacy


Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................... Error! Bookmark not defined.
1.1.

Latar Belakang Penelitian ....................... Error! Bookmark not defined.

1.2.

Rumusan Masalah Penelitian .................. Error! Bookmark not defined.

1.3.

Pertanyaan Penelitian .............................. Error! Bookmark not defined.


1.4.

Batasan Masalah ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.5.

Tujuan Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined.

1.6.

Manfaat Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.

BAB II PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA
PADA KONSEP MONERA ................................ Error! Bookmark not defined.
2.1.

Definisi Literasi Kuantitatif..................... Error! Bookmark not defined.


2.2.

Indikator Literasi Kuantitatif ................... Error! Bookmark not defined.

2.3.

Pembelajaran Berbasis Proyek ................ Error! Bookmark not defined.

2.4.

Tinjauan Materi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Konsep Monera
Error! Bookmark not defined.

2.5.

Penelitian Terkait Literasi Kuantitatif dan Pembelajaran Berbasis Proyek
Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ..................... Error! Bookmark not defined.
3.1.


Desain Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined.

3.2.

Populasi Dan Sampel............................... Error! Bookmark not defined.

3.3.

Definisi Operasional ................................ Error! Bookmark not defined.

3.4.

Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data .. Error! Bookmark

not defined.
Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


3.5.

Prosedur Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined.

3.6.

Asumsi ..................................................... Error! Bookmark not defined.

3.7.

Hipotesis .................................................. Error! Bookmark not defined.

3.8.

Pengembangan Instrumen Penelitian ...... Error! Bookmark not defined.

3.9.

Analisis Data ........................................... Error! Bookmark not defined.


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. Error! Bookmark not
defined.
4.1.

Hasil Uji Prasyarat Hipotesis Penelitian Parametrik .... Error! Bookmark

not defined.
4.2.

Uji Hipotesis Penelitian ........................... Error! Bookmark not defined.

4.3.

Profil Literasi Kuantitatif Siswa .............. Error! Bookmark not defined.

4.4.

Profil Pencapaian Nilai Pembelajaran Berbasis Proyek Siswa dan

Kaitannya dengan Indikator Literasi Kuantitatif Error! Bookmark not defined.
4.5.

Hasil Angket ............................................ Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............... Error! Bookmark not defined.
5.1.

Kesimpulan .............................................. Error! Bookmark not defined.

5.2.

Saran ........................................................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ........................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN A ...................................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN B ...................................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN C ...................................................... Error! Bookmark not defined.

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rubrik Literasi Kuantitatif .................................................................... 11
Tabel 2.2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Archaebakteria
dan Eubakteria....................................................................................................... 16
Tabel 2.3.Indikator Literasi Kuantitatif Dalam Tahapan Pembelajaran Berbasis
Proyek ................................................................................................................... 21
Tabel 3.1. Materi Konsep Monera sebagai Proyek Pembelajaran ........................ 26
Tabel 3.2. Kriteria Validitas Butir Soal ................................................................ 32
Tabel 3.3. Rekapitulasi Validitas Butir Soal ......................................................... 32
Tabel 3.4. Kriteria Reliabilitas Soal ...................................................................... 33
Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Butir ............................................................... 33
Tabel 3.6. Rekapitulasi Daya Pembeda Butir Soal ............................................... 33
Tabel 3.7. Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal ................................................ 34
Tabel 3.8. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ......................................... 34
Tabel 3.9. Rekapitulasi Uji Analisis Uji Pokok .................................................... 35
Tabel 3.10. Kategorisasi Pencapaian Literasi Kuantitatif ..................................... 36
Tabel 3.11. Kriteria Interpretasi Angket ............................................................... 38
Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 41
Tabel 4.2. Hasil Uji Homogenitas ......................................................................... 42
Tabel 4.3. Hasil Uji t ............................................................................................. 43
Tabel 4.4. Perbandingan N-gain Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa ............ 47
Tabel 4.5. Kategorisasi Pencapaian Indikator Literasi Kuantitatif ....................... 49
Tabel 4.6. Uji Korelasi Antar Indikator Literasi Kuantitatif ................................. 54

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis Proyek ..................... 62
Tabel 4.8. Kesimpulan Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis
Proyek .................................................................................................................. 62
Tabel 4.9. Hasil Respon Siswa Terhadap Indikator Literasi Kuantitatif .............. 64
Tabel 4.10. Hasil Respon Siswa Terhadap Indikator Literasi Kuantitatif ............ 65

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus Literasi Kuantitatif .................................................................. 9
Gambar 3.1. Bagan Desain Penelitian .................................................................. 23
Gambar 3.2. Bagan Alur Prosedur Penelitian ....................................................... 29
Gambar 4.1. Perbandingan Nilai Rata-Rata Soal Uraian Literasi Kuantitatif ...... 45
Gambar 4.2. Perbandingan Skor Rata-Rata Ujian Pretest Untuk Setiap Indikator
Literasi Kuantitatif ................................................................................................ 46
Gambar 4.3. Perbandingan Skor Rata-Rata Ujian Posttest Untuk Setiap Indikator
Literasi Kuantitatif ................................................................................................ 46
Gambar 4.4. Persentase Skor Jawaban Tiap Indikator Literasi Kuantitatif Kelas
Eksperimen dalam Ujian Pretest ........................................................................... 50
Gambar 4.5. Persentase Skor Jawaban Tiap Indikator Literasi Kuantitatif Kelas
Eksperimen dalam Ujian Posttest ......................................................................... 50
Gambar 4.6. Grafik Rata-rata Komponen Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek
............................................................................................................................... 56

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ..................................................................................................... 73
A.1.Silabus Pembelajaran Konsep Monera ...................................................... 74
A.2.RPP Materi Pembelajaran Konsep Monera ............................................... 77
A.3.Lembar Kerja Rancangan Penelitian Siswa .............................................. 92
A.4.LKS Praktikum Pembuatan Yoghurt ......................................................... 93
A.5.Soal Uraian Indikator Literasi Kuantitatif ................................................. 94
A.6.Soal Tes Lisan Indikator Literasi Kuantitatif ............................................ 96
A.7.Lembar Angket .......................................................................................... 98
LAMPIRAN B ................................................................................................... 100
B.1.Rubrik Soal Uraian Indikator Literasi Kuantitatif ................................... 101
B.2.Rubrik Penilaian Komponen Pembelajaran Berbasis Proyek .................. 104
LAMPIRAN C ................................................................................................... 109
C.1.Daftar Nilai Pencapaian Indikator Literasi Kuantitatif ............................ 110
C.2.Daftar Nilai Komponen Pembelajaran Berbasis Proyek ......................... 115
C.3.Hasil Uji Korelasi Antar Indikator Literasi Kuantitatif ........................... 117
C.4.Rekapitulasi Angket Siswa ...................................................................... 119
C.5.Dokumentasi Kegiatan............................................................................. 122

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian
Di zaman serba modern seperti saat ini, manusia tidak bisa lepas dari pengaruh
informasi yang dibangun oleh data-data matematis baik di kehidupan nyata maupun
di dunia maya. Tak heran jika Steen (2001) mengungkapkan bahwa dunia di abad
kedua puluh satu adalah dunia yang dibanjiri oleh angka-angka. Banyak orang
terkadang mengabaikan sisi kuantitatif ini meskipun penting bagi setiap orang
untuk mengaplikasikannya saat bekerja, belajar, bahkan saat berekreasi di waktu
luang (Kemp, 2003). Dunia pendidikan pun tidak lepas dari pengaruh dimensi
kuantitatif sehingga bisa terus berkembang dan berinovasi. Salah satu contohnya
pada bidang pendidikan biologi. Ada sebuah anggapan di masyarakat yang
mengatakan bahwa pelajaran biologi adalah pelajaran hafalan semata. Namun
kenyataanya, biologi tidak hanya dipandang sebagai disiplin ilmu tentang sisi
kualitatif organisme dan lingkunganya saja akan tetapi mencakup sisi kuantitatif.
Menurut Speth (2010) di abad ke-21 ini, perkembangan biologi semakin meningkat
dalam hal literasi kuantitatif.
Selama empat dekade terakhir, kesadaran literasi kuantitatif terus berkembang
dan berubah (Steen, 1990 dalam Kemp, 2003). Akan tetapi, sisi kuantitatif ini
terbatas di kalangan ilmuwan atau akademisi saja dan belum merambah dunia
pendidikan di negara Indonesia secara keseluruhan. Padahal literasi kuantitatif ini
penting tidak hanya bagi ilmuwan dan akademisi saja namun kalangan umum pun
membutuhkannya untuk menginterpretasikan informasi berupa data numerik yang
sudah menjadi bagian dari gaya hidup saat ini (Speth et al., 2010). Literasi
kuantitatif merupakan pemikiran matematis sederhana untuk memahami informasi
dalam bentuk angka-angka (NCA, 2001 dalam Speth et al., 2010) yang belum
menjadi kemampuan khusus yang harus dimiliki siswa.
Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Pada umumnya, indikator literasi kuantitatif jarang dimunculkan di setiap
pembelajaran biologi terutama di kegiatan praktikum dan hanya sebatas praktikum
verifikasi (Wulan, 2007 dalam Wartini 2014). Sehingga data hasil praktikum yang
berupa data kuantitatif tidak menjadi acuan dan dasar dalam berargumentasi. Maka
tidak berlebihan jika skor literasi sains pada tes Programme for International
Student Assessment (PISA) Indonesia yang diteliti oleh tim Organization for
Economic

Cooperation

and

Development

(OECD)

pada

tahun

2012

memperlihatkan hasil yang sangat memprihatinkan. Indonesia menduduki
peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam ujian tes. Rata-rata skor
untuk bidang matematika, sains, dan membaca secara berturut-turut adalah 375,
382, dan 396. Padahal rata-rata skor tiap bidang yang diujikan adalah 494, 501, 496.
Hasil skor PISA tahun 2012 tersebut bisa menjadi tolak ukur untuk peningkatan
mutu pembelajaran terutama di bidang sains dan matematika.
Pada bahasan PISA, dasar literasi kuantitatif disinggung dalam segmen literasi
matematika. Menurut OECD (2007), literasi matematika merupakan kemampuan
seseorang dalam mengenali dan merumuskan masalah dalam bentuk matematis ke
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Association of America Colleges and
Universities (AAC&U, 2009) mendefinisikan literasi kuantitatif itu sendiri sebagai
kebiasaan berpikir dan kemampuan dalam mengerjakan data numerik. Individu
dengan keterampilan literasi kuantitatif yang kuat memiliki kemampuan untuk
berpikir dan memecahkan masalah kuantitatif dari beragam konteks otentik dan
situasi di kehidupan sehari-hari (AAC&U, 2009). Ada enam indikator yang
dijabarkan oleh AAC&U (2009) sebagai indikator kemampuan literasi kuantitatif
yakni interpretasi, representasi, kalkulasi, analisis, asumsi, dan komunikasi. Halhal sederhana seperti mengukur, menimbang, membuat tabel, membaca dan
menyimpulkan grafik menjadi salah satu bagian dari indikator kemampuan literasi
kuantitatif siswa.
Penelitian berkenaan kemampuan siswa dan calon guru dalam literasi
kuantitatif di Indonesia khususnya di Kota Bandung belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. Sebagai gambaran, profil literasi kuantitatif siswa SMA di Kota
Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Bandung dalam konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan masih rendah
dengan rata-rata nilai 40,21 dan sebagian besar tergolong sebagai kategori
menengah (milestone) (Munawaroh, 2014). Temuan lain menunjukkan profil
literasi kuantitatif calon guru biologi yang berasal dari PTN kependidikan di
wilayah Jawa Barat dalam rentang angkatan 2009-2012. Nuraeni, dkk. (2014)
memaparkan bahwa literasi kuantitatif mahasiswa calon guru biologi masih rendah.
Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa literasi kuantitatif belum
menjadi kebiasan berpikir baik di kalangan siswa maupun guru. Untuk itu perlu
dikembangkan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan
kemampuan literasi kuantitatif siswa Indonesia khususnya di Kota Bandung.
Taylor (2007) menyatakan bahwa untuk mengembangkan kemampuan literasi
kuantitatif ini siswa perlu mendapatkan contoh yang menarik dan kegiatan uji coba
praktikum yang jelas agar siswa dapat merasakan manfaat literasi kuantitatif di
dunia nyata. Ia juga menambahkan bahwa literasi kuantitatif siswa dapat diasah
melalui model pembelajaran berbasis proyek. Membahas model pembelajaran
berbasis proyek, Thomas (2000) mendefinisikannya sebagai model yang
mengorganisasi pembelajaran di dalam ruang lingkup proyek. Menurut Buck
Institute of Education (2014), pembelajaran berbasis proyek menjadikan siswa aktif
dan proyek yang mereka kerjakan memberikan relevansi keahlian yang bisa mereka
terapkan di dunia kerja. Institusi pendidikan ini pun memaparkan bahwa dalam
pembelajaran berbasis proyek, siswa tidak hanya memahami konten lebih dalam,
tetapi juga belajar bagaimana mengambil tanggung jawab dan membangun
kepercayaan diri, memecahkan masalah, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif.
Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek ini pun sudah didukung oleh
kurikulum terbaru yakni Kurikulum 2013 (Kurtilas) yang memberikan penguatan
bagi pendekatan saintifik dan model project based learning (Kemendikbud, 2014).
Selain itu kompetensi inti keempat dari Kurikulum 2013 yakni mengolah, menalar,
menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

keilmuan merepresentasikan dukungan terhadap penerapan model pembelajaran
ini.
Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan dalam model pembelajaran berbasis
proyek ini adalah pendekatan inkuiri dimana dalam hal ini berfokus pada inkuiri
terbimbing. Menurut Sanjaya (2008), inkuiri terbimbing merupakan sebuah
pendekatan dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi
pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Seperti kita ketahui bahwa
inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam
mengajukan

pertanyaan-pertanyaan,

mencari

informasi,

dan

melakukan

penyelidikan (Sanjaya, 2008). Dalam inkuiri terbimbing siswa diharapkan dapat
menemukan sendiri inti dari suatu materi pelajaran namun dengan bimbingan dari
guru. Bimbingan dari guru dapat berupa arahan dalam menentukan suatu masalah
dan tahap-tahap memecahkannya. Dari proses pengalaman memecahkan masalah
ini diharapkan kemampuan literasi kuantitaif siswa dapat terasah. Hal ini
berhubungan dengan proses berpikir kuantitatif siswa terhadap semua data atau
bukti yang ia temukan proses pengerjaan proyek. Literasi kuantitatif akan
dimunculkan dari awal pembelajaran berbasis proyek sampai dengan dihasilkannya
suatu produk. Saat awal pembelajaran siswa diperintahkan untuk membuat
rancangan penelitian. Pada kegiatan ini, siswa harus mengetahui variabel apa saja
yang akan mereka amati dan bagaimana cara mengukurnya hingga menghasilkan
sebuah data. Hal yang sama terjadi selama pelaksanaan proyek dimana siswa harus
memanfaatkan kemampuan literasi kuantitatifnya untuk menyelesaikan berbagai
masalah selama pembuatan produk. Adapun produk tersebut harus mereka
presentasikan kepada siswa yang lain sehingga kemampuan komunikasi mereka
dapat diukur.
Pembelajaran berbasis proyek dalam penelitian ini akan menjadi model
pembelajaran biologi SMA kelas X pada bab Monera. Berdasarkan silabus
peminatan matematika dan ilmu alam dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran
Biologi SMA Kelas X semester I, monera masuk ke dalam bab Archaebakteria dan
Eubakteria, ciri, karakter, dan peranannya. Fokus kompetensi dasar monera yang
Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah menyajikan data tentang ciri-ciri
dan peran archaebakteria dan eubakteria dalam kehidupan berdasarkan hasil
pengamatan dalam bentuk laporan tertulis. Pengembangan literasi kuantitatif
dimulai dari perancangan proyek sampai dihasilkan produk yang dapat
dipresentasikan. Selama proses tersebut, siswa akan dibimbing untuk menjawab
tantangan yang ada di setiap indikator literasi kuantitatif. Dengan demikian,
penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam mengembangkan
literasi kuantitatif melalui model pembelajaran berbasis proyek.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap pencapaian indikator
literasi kuantitatif siswa SMA pada konsep Monera?”

1.3. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbedaan tingkat pencapaian literasi kuantitatif siswa kelas
eksperimen dengan siswa kelas kontrol?
2. Bagaimana tingkat pencapaian siswa untuk masing-masing indikator literasi
kuantitatif?
3. Bagaimana keterkaitan antara pencapaian nilai pembelajaran berbasis proyek
siswa dengan indikator literasi kuantitatif?
4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek yang
terintegrasi dengan indikator literasi kuantitatif?

1.4. Batasan Masalah
Pelaksanaan penelitian ini dibatasi pada beberapa hal agar terarah. Adapun
batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

1.

Literasi kuantitatif yang dimaksud adalah enam indikator pencapaian literasi
kuantitatif menurut AAC&U (2009) yakni interpretasi, representasi, kalkulasi,
analisis, asumsi dan komunikasi.

2.

Siswa SMA yang diteliti adalah siswa kelas X semester pertama di SMA
Negeri 3 Bandung

3.

Konsep monera yang menjadi objek pembelajaran terbatas pada pembahasan
pertumbuhan, bentuk koloni, resistensi, dan pemanfaatan bakteri dalam bidang
bioteknologi pangan.

1.5. Tujuan Penelitian
1. Membandingkan kemampuan literasi kuantitatif siswa sebelum dan setelah
melalui pembelajaran berbasis proyek.
2. Mengetahui gambaran pencapaian siswa pada tiap-tiap kompetensi literasi
kuantitatif selama pembelajaran berbasis proyek.
3. Mengetahui keterkaitan antara pencapaian nilai pembelajaran berbasis proyek
siswa dengan indikator literasi kuantitatif
4. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek yang
terintegrasi dengan indikator literasi kuantitatif.

1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai pengembangan literasi kuantitatif siswa SMA pada
konsep Monera melalui pembelajaran berbasis proyek ini diharapkan dapat
memberi manfaat yakni:
1.

Manfaat teoritis
Informasi hasil statistik mengenai hubungan dan pengaruh pembelajaran

berbasis proyek terhadap pencapaian indikator kuantitatif diharapkan dapat
memberi jalan kepada peneliti lain untuk menjawab permasalahan lain di bidang
yang sama. Selain itu, profil pencapaian literasi kuantitatif siswa diharapkan dapat

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

memberikan gambaran nyata untuk membuka jalan terhadap model pembelajaran
lain yang akan diujikan bersama literasi kuantitatif.
2.

Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengembangkan

model pembelajaran yang terintegrasi dengan indikator pencapaian literasi
kuantitatif. Bagi guru sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi literasi yang
bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan dan bahan perbandingan untuk
penelitian yang lain. Sementara bagi peserta didik semoga penelitian ini dapat
menjadi bahan latihan dan pengenalan literasi kuantitatif disamping pemanfaatan
produk hasil pembelajaran berbasis proyek.

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN

1.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment
dengan desain penelitian Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest. Issac &
Williams (1982) mengemukakan bahwa tujuan jenis penelitian ini adalah untuk
memperoleh informasi dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk
mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variable yang relevan atau dengan
kata lain sampel yang diambil tidak acak. Dalam penelitian diambil dua kelas
penelitian dimana satu kelas mendapatkan perlakuan sedangkan kelas berikutnya
sebagai kontrol. Penentuan kelas kontrol dan perlakuan diambil secara purposif
dengan meminta rekomendasi dari guru. Kelas perlakuan mendapatkan
pembelajaran berbasis proyek sedangkan kelas kontrol menggunakan metode
diskusi, ceramah dan praktikum. Kedua kelas sama-sama mendapatkan soal pretest
dan posttest.
Kelas X MIA 6

Y1

X

Y2

Kelas X MIA 8

Y1

0

Y2

Gambar 3.1. Bagan Desain Penelitian (Issac & Williams, 1982)
Y1

= Pretest soal uraian indikator literasi kuantitatif

Y2

= Posttest soal uraian indikator literasi kuantitatif

X

= Perlakuan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek

0

= Perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

1.2. Populasi Dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
memiliki kuantitats dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Sedangkan sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono,
2012). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester
I di SMA Negeri 3 Kota Bandung yang beralamat di Jalan Belitung Nomor 8.
Sampel diambil melalui teknik sampel purposif yakni satu kelas perlakuan dan satu
kelas kontrol yang diambil berdasarkan rekomendasi guru di SMA Negeri 3
Bandung. Total sampel yang diambil berjumlah 66 siswa dengan rincian 33 siswa
untuk masing-masing kelas penelitian.

1.3. Definisi Operasional
Pada bagian definisi operasional ini disajikan pengertian variabel-variabel
penelitian secara operasional berbentuk ungkapan yang akan diukur atau penerapan
dari yang didefinisikan (Kasmadi dan Sunariah, 2013). Berikut istilah dalam
variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1.

Literasi kuantitatif dalam penelitian ini adalah pencapaian indikator literasi
kuantitatif berdasarkan rubrik AAC&U (2009). Pencapaian indikator literasi
kuantitatif diukur melalui soal uraian pretest dan posttest mengenai konsep
monera. Tiap soal uraian menguji kemampuan siswa dalam mencapai indikator
literasi kuantitatif. Nilai pretest dan posttest uraian indikator literasi kuantitatif
kedua kelas penelitian akan dibandingkan untuk mengetahui perbedaan antara
kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan kelas
kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah,
diskusi, dan praktikum).

2.

Pembelajaran berbasis proyek di dalam penelitian ini adalah siswa melalui
tahapan pembelajaran berbasis proyek mulai dari perancangan penelitian
sampai pembuatan produk berupa biakan koloni bakteri, hasil uji resitensi dan

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

produk bioteknologi pangan dari bakteri yakni yoghurt. Skor pencapaian hasil
belajar melalui pembelajaran berbasis proyek didapat dari nilai rancangan
praktikum, laporan praktikum, poster dan kualitas produk yang dihasilkan
melalui uji rasa/uji organoleptik.

1.4. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Data pada penelitian terbagi menjadi dua bagian yakni data hasil pencapaian
indikator literasi kuantitatif dan data hasil pembelajaran berbasis proyek. Data hasil
pencapaian indikator literasi kuantitatif diambil menggunakan tes uraian dan tes
lisan atau wawancara. Sedangkan data hasil pembelajaran berbasis proyek melalui
tugas rancangan proyek, laporan proyek, poster, produk dan angket respon siswa.
Berikut rincian instrumen peneliran yang digunakan:
3.4.1. Tes Uraian
Tes uraian ini merupakan tes tertulis yang berisi lima pertanyaan terkait
konsep monera yang diarahkan untuk menjawab tantangan indikator literasi
kuantitatif yang dikembangkan dari rubrik AAC&U (2009). Indikator yang
dimunculkan dalam soal tes uraian meliputi indikator interpretasi, representasi,
kalkulasi, analisis, asumsi dan komunikasi. Sedangkan konsep monera yang
ditanyakan berada di seputar pertanyaan konsep pertumbuhan koloni bakteri, uji
kandungan bakteri dalam minuman, sifat resisten bakteri dan pemanfaatan
metabolisme bakteri dalam pembuatan produk yoghurt. Jumlah soal yang
digunakan berjumlah lima soal karena soal tertulis untuk indikator komunikasi
hanya dimunculkan di dalam pretest saja. Saat postest siswa akan menerima soal
indikator komunikasi dalam bentuk tes lisan atau wawancara. Hal ini dilakukan
karena keterbatasan waktu peneliti saat melaksanakan tes pretest. Alokasi waktu
yang diberikan hanya 90 menit dengan rincian 45 menit pembelajaran biasa dan 45
menit kegiatan pretest.
3.4.2. Tes lisan

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

Tes lisan digunakan untuk mengukur pencapaian indikator komuniasi literasi
kuantitatif siswa. Tes lisan berisi soal-soal yang berkaitan dengan proyek yang
sudah dilakukan siswa dalam pembelajaran konsep monera. Siswa diberi pilihan
soal yang sesuai dengan proyeknya masing-masing. Terdapat empat tipe soal yang
merepresentasikan proyek pembiakan koloni bakteri, uji kandungan bakteri di
dalam minuman, uji resistensi bakteri dan pemanfaatan bakteri dalam bioteknologi
pangan.
3.4.3. Rancangan Proyek
Rancangan proyek merupakan salah satu instrumen untuk mendapatkan data
pencapaian hasil belajar siswa melalui pembelajaran berbasis proyek. Rancangan
proyek berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk mencari tahu
permasalahan apa yang akan diteliti, menentukan variabel penelitian, menyusun
prosedur pengerjaan proyek dan menetukan parameter apa yang diukur dari
variabel terikat. Rancangan proyek ini merupakan tugas individu. Adapun rincian
rancangan proyek yang dipilih oleh siswa adalah:
Tabel 3.1. Materi Konsep Monera sebagai Proyek Pembelajaran
Konsep Monera
Pembiakan bakteri dalam KNA yang bersumber dari
Mulut
Uji resitensi bakteri E. coli terhadap berbagai zat
antimikroba
Uji kandungan bakteri dalam sampel minuman kantin
sekolah
Pembuatan Yoghurt

Jumlah Kelompok
1
2
2
2

3.4.4. Laporan Proyek
Laporan praktikum digunakan sebagai instrumen penilaian proses
pembelajaran berbasis proyek. Kemampuan siswa dalam mendesain proyek,
mengolah dan menganalisis data, menarik kesimpulan hingga menyusunnya dalam
format laporan tertulis akan dinilai melalui rubrik laporan proyek. Laporan proyek
dikumpulkan dan dinilai sebagai tugas kelompok.
Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

3.4.5. Poster
Poster merupakan laporan proyek yang ditampilkan dalam media kertas yang
disusun sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian. Poster digunakan
sebagai media komunikasi hasil proyek siswa kepada siswa lain. Poster
dikumpulkan dan dinilai sebagai tugas kelompok.
3.4.6. Produk
Produk dalam penelitian ini merupakan bentuk fisik dari hasil proyek yang
bisa diamati secara empiris. Produk siswa meliputi biakan koloni bakteri dalam
medium KNA, biakan koloni bakteri hasil uji kandunagn bakteri dalam minuman,
biakan bakteri yang telah melalui uji resistensi, serta minuman yoghurt sebagai
produk bioteknologi pangan konvensional. Produk hasil proyek ini dikumpulkan
dan dinilai sebagai tugas kelompok.
3.4.7. Angket respon siswa
Instrumen angket ini berisi pernyataan-pernyataan yang mengenai pengalaman
belajar siswa di dalam pengembangan literasi kuantitatif melalui pembelajaran
berbasis proyek. Angket dibagi menjadi dua segmen yakni angket pembelajaran
berbasis proyek dan angket respon siswa terhadap soal literasi kantitatif. Dalam
angket pembelajaran berbasis proyek siswa diminta untuk menanggapi pernyataanpenyataan tentang pengalaman siswa selama menjalani tahap demi tahap proses
pembelajaran. Sedangkan angket literasi kuantitatif digunakan sebagai respon
siswa terhadap pengalaman mereka mengerjakan soal uraian pencapaian literasi
kuantitatif.

1.5. Prosedur Penelitian
3.5.1. Tahap Persiapan
Pertama, proposal penelitian diseminarkan setelah melalui bimbingan
proposal dengan dosen pembimbing. Revisi dan saran perbaikan dari dosen penguji

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

seminar proposal didiskusikan kembali dengan dosen pembimbing untuk perbaikan
proposal penelitian. Kemudian, instrumen penelitian dikembangkan untuk bisa
mengukur pencapaian indikator literasi kuantitatif berdasarkan rubrik AAC&U
(2009). Selain instrumen, surat perizinan pun dibuat dan diterima dengan baik oleh
sekolah yang dituju. Instrumen penelitian berupa tes uraian dan tes lisan mengenai
konsep pertumbuhan bakteri, resistensi bakteri dan pemanfaatan bakteri dalam
bioteknologi pangan divalidasi oleh dosen ahli yang direkomendasikan oleh dosen
pembimbing.

Instrumen

tersebut

kemudian

diujicobakan

kepada

kelas

nonpenelitian. Instrumen kemudian dianalisis dan direvisi kembali sebalum
digunakan dalam ujian pretest dan posttest.
3.5.2. Tahap Pelaksanaan
Penelitain mengenai pengembangan literasi kuantitatif ini dipadukan dengan
pembelajaran berbasis proyek. Pada tahap awal, kelas eksperimen dan kelas kontrol
melalui ujian pretest berupa soal uraian indikator literasi kuantitatif. Selama proses
pembelajaran, kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional seperti
cermah, diskusi, dan praktikum yang masih bersifat verifikasi. Data yang diambil
selama pembelajaran berbasis proyek yakni nilai rancangan proyek, laporan proyek,
poster dan hasil produk. Di akhir penelitian, kelas kontrol dan eksperimen kembali
melakukan ujian posttest sebagai data pembanding ujian pretest. Penelitian ini
berlangsung dari tanggal 13 Oktober 2014 hingga 7 November 2014.
3.5.3. Tahap Analisis Data
Data penelitian berupa hasil tes uraian indikator literasi kuantitatif dan hasil
pembelajaran berbasis proyek yang meliputi nilian rancangan proyek, laporan
proyek, poster dan hasil produk dideskripsikan secara statistik dan sesuai tujuan
peneitian. Nilai posttest kedua kelas akan dibandingkan untuk diketahui
perbedaannya melalui uji t.

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

Bimbingan Proposal

Seminar Proposal

Perizinan
Penelitian

Pengembangan
Instrumen

Analisis
Pokok Uji
dan Revisi
Instrumen

Uji Coba Instrumen

Validasi dan
Judgement
Instrumen

Pengambilan Data

Analisis Data

Penarikan
Kesimpulan
Gambar 3.2. Bagan Alur Prosedur Penelitian

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

3.6. Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai sumber perumusan
hipotesis adalah sebagai berikut:
1.

Taylor (2007) mengungkapkan bahwa literasi kuantitatif siswa dapat diasah
melalui model pembelajaran berbasis proyek sebab model ini memerlukan
kerjasama tim, meningkatkan pemecahan masalah dan keterampilan
berkomunikasi.

2.

Kusumah (2011) mengemukakan bahwa literasi kuantitatif (dalam hal ini ia
menyebutnya

literasi

matematis)

merupakan

kemampuan

menyusun

serangkaian pertanyaan, merumuskan, memecahkan, dan menafsirkan
permasalahan yang didasarkan pada konteks yang ada di kehidupan sehari-hari.
Sedangkan dalam pembelajaran berbasis proyek sendiri terdapat desain,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau aktivitas investigasi
(Thomas, 2000). Sehingga indikator literasi kuantitatif dapat dimunculkan di
setiap tahap pembelajaran berbasis proyek.

3.7. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hbungan dan
pengaruh yang ada di antara dua variabel yakni indikator pencapaian literasi
kuantitatif sebagai variabel dependen dan pembelajaran berbasis proyek sebagai
variabel independen. Berikut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini:
H0

: Tidak ada pengaruh signifikan model pembelajaran berbasis proyek

terhadap pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa
H1

: Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran berbasis proyek

terhadap pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa

31

3.8. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni soal uraian literasi
kuantitatif telah melalui beberapa tahap pengembangan dan revisi. Berikut adalah
tahapan pengembangan instrumen penelitian yakni:
1.

Melakukan judgement soal kepada dosen ahli di bidang literasi kuantitatif
untuk validasi instrumen. Apabila telah diuji cobakan dan direvisi, dosen ahli
tidak menyarankan untuk di-judgement ulang.

2.

Melakukan uji coba instrumen kepada 31 orang siswa kelas X di SMA Negeri
3 Kota Bandung yang tidak termasuk kelas kontrol dan perlakuan yakni kelas
X MIA 4.

3.

Melakukan uji validitas dan reliabilitas soal tes uraian literasi kuantitatif
menggunakan perangkat lunak ANATES versi 4.0.5.

4.

Melakukan revisi soal uraian mulai dari bentuk pernyaan hingga konteks soal.
Soal uraian yang telah direvisi akan digunakan dalam ujian pretest dan posttest.
Instrumen soal uraian indikator literasi kuantitatif berjumlah 10 butir soal di

mana masing-masing indikator diwakili oleh 2 butir soal. Instrumen diuji coba
untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda. Selanjutnya dipilih 5 butir soal yang mewakili lima indikator literasi
kauntitatif (indikator komunikasi masuk ke ujian tes lisan) yang memenuhi kriteria
validitas dan reliabilitas yang baik untuk digunakan dalam ujian prestest dan
posttest.
3.8.1. Validitas butir soal
Uji validitas butir soal dilakukan untuk mengukur tingkat kesahihan butir soal
karena sebuah tes bisa dikatakan sahih apabila tes bisa mengukur apa yang hendak
diukur (Anderson, dkk. 1975 dalam Arikunto, 2013). Teknik pengujian validitas ini
dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir soal dengan skor total tes
menggunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2013). Hasil perhitungan
berupa koefisien korelasi (rxy) tersebut diinterpretasikan menggunakan kriteria yang
dikemukakan oleh Arikunto (2013) sebagai berikut:
Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Butir Soal
Nilai Koefisien Korelasi
0,00 < rxy < 0,20
0,20 < rxy < 0,40
0,40 < rxy < 0,60
0,60 < rxy < 0,80
0,80 < rxy < 1,00

Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sanga Tinggi

Berdasarkan pengujian validitas 10 butir soal uraian indikator literasi kuantitatif
menggunakan program ANATES diketahui hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3. Rekapitulasi Validitas Butir Soal
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Cukup
Tinggi

Butir Soal
3,5
1, 4, 9
6, 8
2, 7, 10

Jumlah
2
3
2
3

3.8.2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaam di mana suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2013). Perhitungan reliabilitas tes pada
program ANATES menggunakan metode pembelahan awal-akhir. Nilai korelasi tes
dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown untuk didapatkan nilai reliabilitas
tes. Dari perhitungan reliabilitas menggunakn ANATES didapatkan nilai korelasi
sebesar 0,42 sehingga nilai reliabilitasnya adalah:
�=

+





=

. ,
+ ,

=

,
,

= ,

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

Hasil perhitungan reliabilitas ini lalu diinterpretasikan berdasarkan kriteria
dari Arikunto (2007):
Tabel 3.4. Kriteria Reliabilitas Soal
Nilai Reliabilitas
0,00 < ri < 0,20
0,20 < ri < 0,40
0,40 < ri < 0,60
0,60 < ri < 0,80
0,80 < ri < 1,00

Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat Tinggi

Berdasarkan interpretasi tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat
kepercayaan soal uraian ini berada dalama kriteria cukup.
3.8.3. Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah
(Sriyati, 2012). Arikunto (2007) merumuskan kriteria yang digunakan dalam uji
daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Butir Soal
Rentang Daya Pembeda (%)
Negatif < Dp < 10
10 < Dp < 20
20 < Dp < 40
40 < Dp < 70
70 < Dp < 100

Kriteria
Sangat Buruk
Buruk
Agak Baik
Baik
Sangat Baik

Berdasarkan hasil uji daya pembeda menggunakan program ANATES
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.6. Rekapitulasi Daya Pembeda Butir Soal

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

Kriteria
Sangat Buruk
Buruk
Agak Baik

Butir Soal
1,3
4, 6
2,5,7,8,9,10

Jumlah
2
2
6

3.8.4. Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan untuk menguji apakah soal tersebut
baik atau tidak karena soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak berlalu sukar (Sriyati, 2012). Berikut kriteria tingkat kesukaran menurut
Arikunto (2007):
Tabel 3.7. Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal
Rentang Daya Pembeda (%)
86 < Tk < 100
70 < Tk < 86
30 < Tk < 70
15 < Tk < 30
0 < Tk < 15

Kriteria
Sangat mudah
Mudah
Sedang
Sukar
Sangat Sukar

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran menggunakan program
ANATES didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.8. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria
Mudah
Sedang

Butir Soal
1
2,3,4,5,6,7,8,9,10

Jumlah
1
9

Rekapitulasi analisis pengujian validitas, reliabilitas tes, daya pembeda dan tingkat
kesukaran disajikan dalam Tabel 3.8. di bawah ini:

Yuda Harianto, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI
KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

Tabel 3.9. Rekapitulasi Uji Analisis Uji Pokok
No. Soal

Nilai

Validitas
Interpretasi

1.

0,227

Rendah

2.

0,689

3.

0,070

4.

0,296

5.

0,103

6.
7.
8.
9.
10.

0,487
0,681
0,564
0,365
0,625

Tinggi
Sangat
Rendah
Rendah
Sangat
Rendah
Cukup
Tinggi
Cukup
Rendah
Tinggi

Reliabilitas
soal

0,59
(Cukup)

Daya Pembeda
Nilai (%) Interpretasi
Sangat
-12,50
buruk
31,25
Sangat
0.00
buruk
15,63
Buruk
25,00

Agak baik

18,75
37,50
34,38
25,00
37,50

Buruk
Agak baik
Agak baik
Agak baik
Agak baik

Tingkat Kesukaran
Kesimpulan
Nilai (%) Interpretasi
Tidak
75,00
Mudah
digunakan
59,38
Sedang
Digunakan
Tidak
50,00
Sedang
digunakan
45,31
Sedang
Digunakan
Tidak
40,63
Sedang
digunakan
56,25
Sedang
Digunakan
31,25
Sedang
Digunakan
32,81
Sedang
Digunakan
34,38
Sedang
Digunakan
40,63
Sedang
Digunakan

36

Hasil rekapitulasi pada Tabel 3.9. menjadi patokan dalam pemilihan soal
yang akan digunakan di dalam ujian pretest dan posttest. Soal yang memiliki
validitas rendah dan daya pembeda yang buruk diperbaiki kembali sehingga soal
tetap bervariasi dan mewakili tiap indikator literasi kuantitatif.

3.9. Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisi deskriptif untuk data penelitian
yang mencakup nilai pencapaian indikator literasi kuantitatif, tugas-tugas selama
pembelajaran berbasis proyek, data respon siswa melalui angket. Berikut uraian
teknik analisis untuk tiap-tiap data yang sudah diperoleh:
3.9.1. Nilai pencapaian indikator literasi kuantitatif
Nilai yang didapat siswa dalam data ini diolah dari skor pencapaian indikator
literasi kuantitatif siswa. Rubrik yang digunakan sebagai acuan adalah rubrik
literasi kuantitatif menurut AAC&U (2009) yang ditampilkan di Tabel 2.1. S