PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA.

(1)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

oleh Yuda Harianto NIM. 1005378

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


(2)

2

2 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(3)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA

PADA KONSEP MONERA

Oleh Yuda Harianto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Yuda Harianto 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015


(4)

4

4 Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

YUDA HARIANTO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP

MONERA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Bambang Supriatno, M.Si. NIP. 196305211988031002

Pembimbing II

Kusnadi, S.Pd., M.Si. NIP. 196805091994031001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Biologi

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002


(6)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa kelas X SMA pada konsep Monera. Jenis penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan desain penelitian Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas X sebanyak dua kelas di SMA Negeri 3 Kota Bandung. Data penelitian diambil menggunakan instrumen soal uraian indikator literasi kuantitatif, rubrik penilaian pembelajaran berbasis proyek dan angket. Pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa didapat berdasarkan penilaian yang diadaptasi dari rubrik Association of American College and University. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat mempengaruhi pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa pada konsep monera. Pengaruh tersebut bersifat positif di mana rata-rata nilai pencapaian literasi kuantitatif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Indikator kalkulasi menjadi indikator yang paling dikuasai oleh siswa di kelas eksperimen sedangkan indikator lainnya seperti interpretasi, representasi, analisis, asumsi dan komunikasi sudah mencapai level menengah. Pada umumnya respon siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek sudah baik dimana mereka dapat melatih kemampuan literasi kuantitatif melalui tahapan-tahapan yang ada dalam model pembelajaran tersebut.


(7)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This study was purposed to examine the effect of project-based learning’s model towards quantitative literacy achievement of first grade senior high school students in biology context of Monera. It used quasi experiment as study methods with nonrandomized pretest-posttest control group design. Samples of this study were taken from two classes of first grade senior high school at SMA Negeri 3 Kota Bandung. Data was collected by using quantitative literacy’s essay tests, project -based learning assesment rubric and questionnaire. The students quantitative literacy achievement were measured by rubric which adapted from Association of American College and University’s rubric assessement. The results showed that the project-based learning’s model could affect the achievement of students in quantitative literacy skill. Quantitative literacy achievement of experimental class were better than control class group. The students have reached the capstone or skilled level for calculation indicator while the others indicator such interpretation, representation, analysis, assumption and communication just reached out the milestone level. Based on the outcome of the questionnaire, the students considered that project-based learning’s model can habituate their quantitative literacy skill through the stages of this learning model.


(8)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3. Pertanyaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4. Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.5. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.6. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA ... Error! Bookmark not defined.

2.1. Definisi Literasi Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined. 2.2. Indikator Literasi Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined. 2.3. Pembelajaran Berbasis Proyek ... Error! Bookmark not defined. 2.4. Tinjauan Materi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Konsep Monera

Error! Bookmark not defined.

2.5. Penelitian Terkait Literasi Kuantitatif dan Pembelajaran Berbasis Proyek Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2. Populasi Dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.3. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. 3.4. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data .. Error! Bookmark not defined.


(9)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6. Asumsi ... Error! Bookmark not defined. 3.7. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 3.8. Pengembangan Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.9. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. Error! Bookmark not defined.

4.1. Hasil Uji Prasyarat Hipotesis Penelitian Parametrik .... Error! Bookmark not defined.

4.2. Uji Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3. Profil Literasi Kuantitatif Siswa ... Error! Bookmark not defined. 4.4. Profil Pencapaian Nilai Pembelajaran Berbasis Proyek Siswa dan

Kaitannya dengan Indikator Literasi Kuantitatif Error! Bookmark not defined. 4.5. Hasil Angket ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN A ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN B ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN C ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rubrik Literasi Kuantitatif ... 11

Tabel 2.2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Archaebakteria dan Eubakteria ... 16

Tabel 2.3.Indikator Literasi Kuantitatif Dalam Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek ... 21

Tabel 3.1. Materi Konsep Monera sebagai Proyek Pembelajaran ... 26

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Butir Soal ... 32

Tabel 3.3. Rekapitulasi Validitas Butir Soal ... 32

Tabel 3.4. Kriteria Reliabilitas Soal ... 33

Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Butir ... 33

Tabel 3.6. Rekapitulasi Daya Pembeda Butir Soal ... 33

Tabel 3.7. Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 34

Tabel 3.8. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 34

Tabel 3.9. Rekapitulasi Uji Analisis Uji Pokok ... 35

Tabel 3.10. Kategorisasi Pencapaian Literasi Kuantitatif ... 36

Tabel 3.11. Kriteria Interpretasi Angket ... 38

Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas ... 41

Tabel 4.2. Hasil Uji Homogenitas ... 42

Tabel 4.3. Hasil Uji t ... 43

Tabel 4.4. Perbandingan N-gain Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa ... 47

Tabel 4.5. Kategorisasi Pencapaian Indikator Literasi Kuantitatif ... 49


(11)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis Proyek ... 62 Tabel 4.8. Kesimpulan Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis

Proyek ... 62 Tabel 4.9. Hasil Respon Siswa Terhadap Indikator Literasi Kuantitatif ... 64 Tabel 4.10. Hasil Respon Siswa Terhadap Indikator Literasi Kuantitatif ... 65


(12)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus Literasi Kuantitatif ... 9

Gambar 3.1. Bagan Desain Penelitian ... 23

Gambar 3.2. Bagan Alur Prosedur Penelitian ... 29

Gambar 4.1. Perbandingan Nilai Rata-Rata Soal Uraian Literasi Kuantitatif ... 45

Gambar 4.2. Perbandingan Skor Rata-Rata Ujian Pretest Untuk Setiap Indikator Literasi Kuantitatif ... 46

Gambar 4.3. Perbandingan Skor Rata-Rata Ujian Posttest Untuk Setiap Indikator Literasi Kuantitatif ... 46

Gambar 4.4. Persentase Skor Jawaban Tiap Indikator Literasi Kuantitatif Kelas Eksperimen dalam Ujian Pretest ... 50

Gambar 4.5. Persentase Skor Jawaban Tiap Indikator Literasi Kuantitatif Kelas Eksperimen dalam Ujian Posttest ... 50

Gambar 4.6. Grafik Rata-rata Komponen Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek ... 56


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 73

A.1.Silabus Pembelajaran Konsep Monera ... 74

A.2.RPP Materi Pembelajaran Konsep Monera ... 77

A.3.Lembar Kerja Rancangan Penelitian Siswa ... 92

A.4.LKS Praktikum Pembuatan Yoghurt ... 93

A.5.Soal Uraian Indikator Literasi Kuantitatif ... 94

A.6.Soal Tes Lisan Indikator Literasi Kuantitatif ... 96

A.7.Lembar Angket ... 98

LAMPIRAN B ... 100

B.1.Rubrik Soal Uraian Indikator Literasi Kuantitatif ... 101

B.2.Rubrik Penilaian Komponen Pembelajaran Berbasis Proyek ... 104

LAMPIRAN C ... 109

C.1.Daftar Nilai Pencapaian Indikator Literasi Kuantitatif ... 110

C.2.Daftar Nilai Komponen Pembelajaran Berbasis Proyek ... 115

C.3.Hasil Uji Korelasi Antar Indikator Literasi Kuantitatif ... 117

C.4.Rekapitulasi Angket Siswa ... 119


(14)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Di zaman serba modern seperti saat ini, manusia tidak bisa lepas dari pengaruh informasi yang dibangun oleh data-data matematis baik di kehidupan nyata maupun di dunia maya. Tak heran jika Steen (2001) mengungkapkan bahwa dunia di abad kedua puluh satu adalah dunia yang dibanjiri oleh angka-angka. Banyak orang terkadang mengabaikan sisi kuantitatif ini meskipun penting bagi setiap orang untuk mengaplikasikannya saat bekerja, belajar, bahkan saat berekreasi di waktu luang (Kemp, 2003). Dunia pendidikan pun tidak lepas dari pengaruh dimensi kuantitatif sehingga bisa terus berkembang dan berinovasi. Salah satu contohnya pada bidang pendidikan biologi. Ada sebuah anggapan di masyarakat yang mengatakan bahwa pelajaran biologi adalah pelajaran hafalan semata. Namun kenyataanya, biologi tidak hanya dipandang sebagai disiplin ilmu tentang sisi kualitatif organisme dan lingkunganya saja akan tetapi mencakup sisi kuantitatif. Menurut Speth (2010) di abad ke-21 ini, perkembangan biologi semakin meningkat dalam hal literasi kuantitatif.

Selama empat dekade terakhir, kesadaran literasi kuantitatif terus berkembang dan berubah (Steen, 1990 dalam Kemp, 2003). Akan tetapi, sisi kuantitatif ini terbatas di kalangan ilmuwan atau akademisi saja dan belum merambah dunia pendidikan di negara Indonesia secara keseluruhan. Padahal literasi kuantitatif ini penting tidak hanya bagi ilmuwan dan akademisi saja namun kalangan umum pun membutuhkannya untuk menginterpretasikan informasi berupa data numerik yang sudah menjadi bagian dari gaya hidup saat ini (Speth et al., 2010). Literasi kuantitatif merupakan pemikiran matematis sederhana untuk memahami informasi dalam bentuk angka-angka (NCA, 2001 dalam Speth et al., 2010) yang belum menjadi kemampuan khusus yang harus dimiliki siswa.


(15)

2

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada umumnya, indikator literasi kuantitatif jarang dimunculkan di setiap pembelajaran biologi terutama di kegiatan praktikum dan hanya sebatas praktikum verifikasi (Wulan, 2007 dalam Wartini 2014). Sehingga data hasil praktikum yang berupa data kuantitatif tidak menjadi acuan dan dasar dalam berargumentasi. Maka tidak berlebihan jika skor literasi sains pada tes Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia yang diteliti oleh tim Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2012 memperlihatkan hasil yang sangat memprihatinkan. Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam ujian tes. Rata-rata skor untuk bidang matematika, sains, dan membaca secara berturut-turut adalah 375, 382, dan 396. Padahal rata-rata skor tiap bidang yang diujikan adalah 494, 501, 496. Hasil skor PISA tahun 2012 tersebut bisa menjadi tolak ukur untuk peningkatan mutu pembelajaran terutama di bidang sains dan matematika.

Pada bahasan PISA, dasar literasi kuantitatif disinggung dalam segmen literasi matematika. Menurut OECD (2007), literasi matematika merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali dan merumuskan masalah dalam bentuk matematis ke dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Association of America Colleges and Universities (AAC&U, 2009) mendefinisikan literasi kuantitatif itu sendiri sebagai kebiasaan berpikir dan kemampuan dalam mengerjakan data numerik. Individu dengan keterampilan literasi kuantitatif yang kuat memiliki kemampuan untuk berpikir dan memecahkan masalah kuantitatif dari beragam konteks otentik dan situasi di kehidupan sehari-hari (AAC&U, 2009). Ada enam indikator yang dijabarkan oleh AAC&U (2009) sebagai indikator kemampuan literasi kuantitatif yakni interpretasi, representasi, kalkulasi, analisis, asumsi, dan komunikasi. Hal-hal sederhana seperti mengukur, menimbang, membuat tabel, membaca dan menyimpulkan grafik menjadi salah satu bagian dari indikator kemampuan literasi kuantitatif siswa.

Penelitian berkenaan kemampuan siswa dan calon guru dalam literasi kuantitatif di Indonesia khususnya di Kota Bandung belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Sebagai gambaran, profil literasi kuantitatif siswa SMA di Kota


(16)

3

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bandung dalam konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan masih rendah dengan rata-rata nilai 40,21 dan sebagian besar tergolong sebagai kategori menengah (milestone) (Munawaroh, 2014). Temuan lain menunjukkan profil literasi kuantitatif calon guru biologi yang berasal dari PTN kependidikan di wilayah Jawa Barat dalam rentang angkatan 2009-2012. Nuraeni, dkk. (2014) memaparkan bahwa literasi kuantitatif mahasiswa calon guru biologi masih rendah. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa literasi kuantitatif belum menjadi kebiasan berpikir baik di kalangan siswa maupun guru. Untuk itu perlu dikembangkan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif siswa Indonesia khususnya di Kota Bandung.

Taylor (2007) menyatakan bahwa untuk mengembangkan kemampuan literasi kuantitatif ini siswa perlu mendapatkan contoh yang menarik dan kegiatan uji coba praktikum yang jelas agar siswa dapat merasakan manfaat literasi kuantitatif di dunia nyata. Ia juga menambahkan bahwa literasi kuantitatif siswa dapat diasah melalui model pembelajaran berbasis proyek. Membahas model pembelajaran berbasis proyek, Thomas (2000) mendefinisikannya sebagai model yang mengorganisasi pembelajaran di dalam ruang lingkup proyek. Menurut Buck Institute of Education (2014), pembelajaran berbasis proyek menjadikan siswa aktif dan proyek yang mereka kerjakan memberikan relevansi keahlian yang bisa mereka terapkan di dunia kerja. Institusi pendidikan ini pun memaparkan bahwa dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa tidak hanya memahami konten lebih dalam, tetapi juga belajar bagaimana mengambil tanggung jawab dan membangun kepercayaan diri, memecahkan masalah, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif. Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek ini pun sudah didukung oleh kurikulum terbaru yakni Kurikulum 2013 (Kurtilas) yang memberikan penguatan bagi pendekatan saintifik dan model project based learning (Kemendikbud, 2014). Selain itu kompetensi inti keempat dari Kurikulum 2013 yakni mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah


(17)

4

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keilmuan merepresentasikan dukungan terhadap penerapan model pembelajaran ini.

Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan dalam model pembelajaran berbasis proyek ini adalah pendekatan inkuiri dimana dalam hal ini berfokus pada inkuiri terbimbing. Menurut Sanjaya (2008), inkuiri terbimbing merupakan sebuah pendekatan dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Seperti kita ketahui bahwa inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan (Sanjaya, 2008). Dalam inkuiri terbimbing siswa diharapkan dapat menemukan sendiri inti dari suatu materi pelajaran namun dengan bimbingan dari guru. Bimbingan dari guru dapat berupa arahan dalam menentukan suatu masalah dan tahap-tahap memecahkannya. Dari proses pengalaman memecahkan masalah ini diharapkan kemampuan literasi kuantitaif siswa dapat terasah. Hal ini berhubungan dengan proses berpikir kuantitatif siswa terhadap semua data atau bukti yang ia temukan proses pengerjaan proyek. Literasi kuantitatif akan dimunculkan dari awal pembelajaran berbasis proyek sampai dengan dihasilkannya suatu produk. Saat awal pembelajaran siswa diperintahkan untuk membuat rancangan penelitian. Pada kegiatan ini, siswa harus mengetahui variabel apa saja yang akan mereka amati dan bagaimana cara mengukurnya hingga menghasilkan sebuah data. Hal yang sama terjadi selama pelaksanaan proyek dimana siswa harus memanfaatkan kemampuan literasi kuantitatifnya untuk menyelesaikan berbagai masalah selama pembuatan produk. Adapun produk tersebut harus mereka presentasikan kepada siswa yang lain sehingga kemampuan komunikasi mereka dapat diukur.

Pembelajaran berbasis proyek dalam penelitian ini akan menjadi model pembelajaran biologi SMA kelas X pada bab Monera. Berdasarkan silabus peminatan matematika dan ilmu alam dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran Biologi SMA Kelas X semester I, monera masuk ke dalam bab Archaebakteria dan Eubakteria, ciri, karakter, dan peranannya. Fokus kompetensi dasar monera yang


(18)

5

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran archaebakteria dan eubakteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis. Pengembangan literasi kuantitatif dimulai dari perancangan proyek sampai dihasilkan produk yang dapat dipresentasikan. Selama proses tersebut, siswa akan dibimbing untuk menjawab tantangan yang ada di setiap indikator literasi kuantitatif. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam mengembangkan literasi kuantitatif melalui model pembelajaran berbasis proyek.

1.2.Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa SMA pada konsep Monera?”

1.3.Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan tingkat pencapaian literasi kuantitatif siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol?

2. Bagaimana tingkat pencapaian siswa untuk masing-masing indikator literasi kuantitatif?

3. Bagaimana keterkaitan antara pencapaian nilai pembelajaran berbasis proyek siswa dengan indikator literasi kuantitatif?

4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek yang terintegrasi dengan indikator literasi kuantitatif?

1.4.Batasan Masalah

Pelaksanaan penelitian ini dibatasi pada beberapa hal agar terarah. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut:


(19)

6

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Literasi kuantitatif yang dimaksud adalah enam indikator pencapaian literasi kuantitatif menurut AAC&U (2009) yakni interpretasi, representasi, kalkulasi, analisis, asumsi dan komunikasi.

2. Siswa SMA yang diteliti adalah siswa kelas X semester pertama di SMA Negeri 3 Bandung

3. Konsep monera yang menjadi objek pembelajaran terbatas pada pembahasan pertumbuhan, bentuk koloni, resistensi, dan pemanfaatan bakteri dalam bidang bioteknologi pangan.

1.5.Tujuan Penelitian

1. Membandingkan kemampuan literasi kuantitatif siswa sebelum dan setelah melalui pembelajaran berbasis proyek.

2. Mengetahui gambaran pencapaian siswa pada tiap-tiap kompetensi literasi kuantitatif selama pembelajaran berbasis proyek.

3. Mengetahui keterkaitan antara pencapaian nilai pembelajaran berbasis proyek siswa dengan indikator literasi kuantitatif

4. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek yang terintegrasi dengan indikator literasi kuantitatif.

1.6.Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai pengembangan literasi kuantitatif siswa SMA pada konsep Monera melalui pembelajaran berbasis proyek ini diharapkan dapat memberi manfaat yakni:

1. Manfaat teoritis

Informasi hasil statistik mengenai hubungan dan pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap pencapaian indikator kuantitatif diharapkan dapat memberi jalan kepada peneliti lain untuk menjawab permasalahan lain di bidang yang sama. Selain itu, profil pencapaian literasi kuantitatif siswa diharapkan dapat


(20)

7

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan gambaran nyata untuk membuka jalan terhadap model pembelajaran lain yang akan diujikan bersama literasi kuantitatif.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengembangkan model pembelajaran yang terintegrasi dengan indikator pencapaian literasi kuantitatif. Bagi guru sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi literasi yang bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan dan bahan perbandingan untuk penelitian yang lain. Sementara bagi peserta didik semoga penelitian ini dapat menjadi bahan latihan dan pengenalan literasi kuantitatif disamping pemanfaatan produk hasil pembelajaran berbasis proyek.


(21)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

1.1.Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan desain penelitian Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest. Issac & Williams (1982) mengemukakan bahwa tujuan jenis penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variable yang relevan atau dengan kata lain sampel yang diambil tidak acak. Dalam penelitian diambil dua kelas penelitian dimana satu kelas mendapatkan perlakuan sedangkan kelas berikutnya sebagai kontrol. Penentuan kelas kontrol dan perlakuan diambil secara purposif dengan meminta rekomendasi dari guru. Kelas perlakuan mendapatkan pembelajaran berbasis proyek sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi, ceramah dan praktikum. Kedua kelas sama-sama mendapatkan soal pretest dan posttest.

Gambar 3.1. Bagan Desain Penelitian (Issac & Williams, 1982) Y1 = Pretest soal uraian indikator literasi kuantitatif

Y2 = Posttest soal uraian indikator literasi kuantitatif

X = Perlakuan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek 0 = Perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional

Kelas X MIA 6 Y1 X Y2


(22)

24

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2.Populasi Dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kuantitats dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester I di SMA Negeri 3 Kota Bandung yang beralamat di Jalan Belitung Nomor 8. Sampel diambil melalui teknik sampel purposif yakni satu kelas perlakuan dan satu kelas kontrol yang diambil berdasarkan rekomendasi guru di SMA Negeri 3 Bandung. Total sampel yang diambil berjumlah 66 siswa dengan rincian 33 siswa untuk masing-masing kelas penelitian.

1.3.Definisi Operasional

Pada bagian definisi operasional ini disajikan pengertian variabel-variabel penelitian secara operasional berbentuk ungkapan yang akan diukur atau penerapan dari yang didefinisikan (Kasmadi dan Sunariah, 2013). Berikut istilah dalam variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Literasi kuantitatif dalam penelitian ini adalah pencapaian indikator literasi kuantitatif berdasarkan rubrik AAC&U (2009). Pencapaian indikator literasi kuantitatif diukur melalui soal uraian pretest dan posttest mengenai konsep monera. Tiap soal uraian menguji kemampuan siswa dalam mencapai indikator literasi kuantitatif. Nilai pretest dan posttest uraian indikator literasi kuantitatif kedua kelas penelitian akan dibandingkan untuk mengetahui perbedaan antara kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah, diskusi, dan praktikum).

2. Pembelajaran berbasis proyek di dalam penelitian ini adalah siswa melalui tahapan pembelajaran berbasis proyek mulai dari perancangan penelitian sampai pembuatan produk berupa biakan koloni bakteri, hasil uji resitensi dan


(23)

25

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

produk bioteknologi pangan dari bakteri yakni yoghurt. Skor pencapaian hasil belajar melalui pembelajaran berbasis proyek didapat dari nilai rancangan praktikum, laporan praktikum, poster dan kualitas produk yang dihasilkan melalui uji rasa/uji organoleptik.

1.4.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian terbagi menjadi dua bagian yakni data hasil pencapaian indikator literasi kuantitatif dan data hasil pembelajaran berbasis proyek. Data hasil pencapaian indikator literasi kuantitatif diambil menggunakan tes uraian dan tes lisan atau wawancara. Sedangkan data hasil pembelajaran berbasis proyek melalui tugas rancangan proyek, laporan proyek, poster, produk dan angket respon siswa. Berikut rincian instrumen peneliran yang digunakan:

3.4.1.Tes Uraian

Tes uraian ini merupakan tes tertulis yang berisi lima pertanyaan terkait konsep monera yang diarahkan untuk menjawab tantangan indikator literasi kuantitatif yang dikembangkan dari rubrik AAC&U (2009). Indikator yang dimunculkan dalam soal tes uraian meliputi indikator interpretasi, representasi, kalkulasi, analisis, asumsi dan komunikasi. Sedangkan konsep monera yang ditanyakan berada di seputar pertanyaan konsep pertumbuhan koloni bakteri, uji kandungan bakteri dalam minuman, sifat resisten bakteri dan pemanfaatan metabolisme bakteri dalam pembuatan produk yoghurt. Jumlah soal yang digunakan berjumlah lima soal karena soal tertulis untuk indikator komunikasi hanya dimunculkan di dalam pretest saja. Saat postest siswa akan menerima soal indikator komunikasi dalam bentuk tes lisan atau wawancara. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu peneliti saat melaksanakan tes pretest. Alokasi waktu yang diberikan hanya 90 menit dengan rincian 45 menit pembelajaran biasa dan 45 menit kegiatan pretest.


(24)

26

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes lisan digunakan untuk mengukur pencapaian indikator komuniasi literasi kuantitatif siswa. Tes lisan berisi soal-soal yang berkaitan dengan proyek yang sudah dilakukan siswa dalam pembelajaran konsep monera. Siswa diberi pilihan soal yang sesuai dengan proyeknya masing-masing. Terdapat empat tipe soal yang merepresentasikan proyek pembiakan koloni bakteri, uji kandungan bakteri di dalam minuman, uji resistensi bakteri dan pemanfaatan bakteri dalam bioteknologi pangan.

3.4.3.Rancangan Proyek

Rancangan proyek merupakan salah satu instrumen untuk mendapatkan data pencapaian hasil belajar siswa melalui pembelajaran berbasis proyek. Rancangan proyek berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk mencari tahu permasalahan apa yang akan diteliti, menentukan variabel penelitian, menyusun prosedur pengerjaan proyek dan menetukan parameter apa yang diukur dari variabel terikat. Rancangan proyek ini merupakan tugas individu. Adapun rincian rancangan proyek yang dipilih oleh siswa adalah:

Tabel 3.1. Materi Konsep Monera sebagai Proyek Pembelajaran

Konsep Monera Jumlah Kelompok

Pembiakan bakteri dalam KNA yang bersumber dari

Mulut 1

Uji resitensi bakteri E. coli terhadap berbagai zat

antimikroba 2

Uji kandungan bakteri dalam sampel minuman kantin

sekolah 2

Pembuatan Yoghurt 2

3.4.4.Laporan Proyek

Laporan praktikum digunakan sebagai instrumen penilaian proses pembelajaran berbasis proyek. Kemampuan siswa dalam mendesain proyek, mengolah dan menganalisis data, menarik kesimpulan hingga menyusunnya dalam format laporan tertulis akan dinilai melalui rubrik laporan proyek. Laporan proyek dikumpulkan dan dinilai sebagai tugas kelompok.


(25)

27

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4.5.Poster

Poster merupakan laporan proyek yang ditampilkan dalam media kertas yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian. Poster digunakan sebagai media komunikasi hasil proyek siswa kepada siswa lain. Poster dikumpulkan dan dinilai sebagai tugas kelompok.

3.4.6.Produk

Produk dalam penelitian ini merupakan bentuk fisik dari hasil proyek yang bisa diamati secara empiris. Produk siswa meliputi biakan koloni bakteri dalam medium KNA, biakan koloni bakteri hasil uji kandunagn bakteri dalam minuman, biakan bakteri yang telah melalui uji resistensi, serta minuman yoghurt sebagai produk bioteknologi pangan konvensional. Produk hasil proyek ini dikumpulkan dan dinilai sebagai tugas kelompok.

3.4.7.Angket respon siswa

Instrumen angket ini berisi pernyataan-pernyataan yang mengenai pengalaman belajar siswa di dalam pengembangan literasi kuantitatif melalui pembelajaran berbasis proyek. Angket dibagi menjadi dua segmen yakni angket pembelajaran berbasis proyek dan angket respon siswa terhadap soal literasi kantitatif. Dalam angket pembelajaran berbasis proyek siswa diminta untuk menanggapi pernyataan-penyataan tentang pengalaman siswa selama menjalani tahap demi tahap proses pembelajaran. Sedangkan angket literasi kuantitatif digunakan sebagai respon siswa terhadap pengalaman mereka mengerjakan soal uraian pencapaian literasi kuantitatif.

1.5.Prosedur Penelitian 3.5.1.Tahap Persiapan

Pertama, proposal penelitian diseminarkan setelah melalui bimbingan proposal dengan dosen pembimbing. Revisi dan saran perbaikan dari dosen penguji


(26)

28

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seminar proposal didiskusikan kembali dengan dosen pembimbing untuk perbaikan proposal penelitian. Kemudian, instrumen penelitian dikembangkan untuk bisa mengukur pencapaian indikator literasi kuantitatif berdasarkan rubrik AAC&U (2009). Selain instrumen, surat perizinan pun dibuat dan diterima dengan baik oleh sekolah yang dituju. Instrumen penelitian berupa tes uraian dan tes lisan mengenai konsep pertumbuhan bakteri, resistensi bakteri dan pemanfaatan bakteri dalam bioteknologi pangan divalidasi oleh dosen ahli yang direkomendasikan oleh dosen pembimbing. Instrumen tersebut kemudian diujicobakan kepada kelas nonpenelitian. Instrumen kemudian dianalisis dan direvisi kembali sebalum digunakan dalam ujian pretest dan posttest.

3.5.2.Tahap Pelaksanaan

Penelitain mengenai pengembangan literasi kuantitatif ini dipadukan dengan pembelajaran berbasis proyek. Pada tahap awal, kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui ujian pretest berupa soal uraian indikator literasi kuantitatif. Selama proses pembelajaran, kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional seperti cermah, diskusi, dan praktikum yang masih bersifat verifikasi. Data yang diambil selama pembelajaran berbasis proyek yakni nilai rancangan proyek, laporan proyek, poster dan hasil produk. Di akhir penelitian, kelas kontrol dan eksperimen kembali melakukan ujian posttest sebagai data pembanding ujian pretest. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 Oktober 2014 hingga 7 November 2014.

3.5.3.Tahap Analisis Data

Data penelitian berupa hasil tes uraian indikator literasi kuantitatif dan hasil pembelajaran berbasis proyek yang meliputi nilian rancangan proyek, laporan proyek, poster dan hasil produk dideskripsikan secara statistik dan sesuai tujuan peneitian. Nilai posttest kedua kelas akan dibandingkan untuk diketahui perbedaannya melalui uji t.


(27)

29

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2. Bagan Alur Prosedur Penelitian

Bimbingan Proposal

Seminar Proposal

Pengembangan Instrumen

Validasi dan Judgement

Instrumen

Uji Coba Instrumen Perizinan

Penelitian

Pengambilan Data

Analisis Data

Penarikan Kesimpulan Analisis

Pokok Uji dan Revisi Instrumen


(28)

30

3.6.Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai sumber perumusan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Taylor (2007) mengungkapkan bahwa literasi kuantitatif siswa dapat diasah melalui model pembelajaran berbasis proyek sebab model ini memerlukan kerjasama tim, meningkatkan pemecahan masalah dan keterampilan berkomunikasi.

2. Kusumah (2011) mengemukakan bahwa literasi kuantitatif (dalam hal ini ia menyebutnya literasi matematis) merupakan kemampuan menyusun serangkaian pertanyaan, merumuskan, memecahkan, dan menafsirkan permasalahan yang didasarkan pada konteks yang ada di kehidupan sehari-hari. Sedangkan dalam pembelajaran berbasis proyek sendiri terdapat desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau aktivitas investigasi (Thomas, 2000). Sehingga indikator literasi kuantitatif dapat dimunculkan di setiap tahap pembelajaran berbasis proyek.

3.7.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hbungan dan pengaruh yang ada di antara dua variabel yakni indikator pencapaian literasi kuantitatif sebagai variabel dependen dan pembelajaran berbasis proyek sebagai variabel independen. Berikut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini:

H0 : Tidak ada pengaruh signifikan model pembelajaran berbasis proyek terhadap pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa

H1 : Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran berbasis proyek terhadap pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa


(29)

31

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.8.Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni soal uraian literasi kuantitatif telah melalui beberapa tahap pengembangan dan revisi. Berikut adalah tahapan pengembangan instrumen penelitian yakni:

1. Melakukan judgement soal kepada dosen ahli di bidang literasi kuantitatif untuk validasi instrumen. Apabila telah diuji cobakan dan direvisi, dosen ahli tidak menyarankan untuk di-judgement ulang.

2. Melakukan uji coba instrumen kepada 31 orang siswa kelas X di SMA Negeri 3 Kota Bandung yang tidak termasuk kelas kontrol dan perlakuan yakni kelas X MIA 4.

3. Melakukan uji validitas dan reliabilitas soal tes uraian literasi kuantitatif menggunakan perangkat lunak ANATES versi 4.0.5.

4. Melakukan revisi soal uraian mulai dari bentuk pernyaan hingga konteks soal. Soal uraian yang telah direvisi akan digunakan dalam ujian pretest dan posttest. Instrumen soal uraian indikator literasi kuantitatif berjumlah 10 butir soal di mana masing-masing indikator diwakili oleh 2 butir soal. Instrumen diuji coba untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Selanjutnya dipilih 5 butir soal yang mewakili lima indikator literasi kauntitatif (indikator komunikasi masuk ke ujian tes lisan) yang memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas yang baik untuk digunakan dalam ujian prestest dan posttest.

3.8.1.Validitas butir soal

Uji validitas butir soal dilakukan untuk mengukur tingkat kesahihan butir soal karena sebuah tes bisa dikatakan sahih apabila tes bisa mengukur apa yang hendak diukur (Anderson, dkk. 1975 dalam Arikunto, 2013). Teknik pengujian validitas ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir soal dengan skor total tes menggunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2013). Hasil perhitungan berupa koefisien korelasi (rxy) tersebut diinterpretasikan menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2013) sebagai berikut:


(30)

32

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2. Kriteria Validitas Butir Soal

Nilai Koefisien Korelasi Kriteria

0,00 < rxy < 0,20 Sangat Rendah

0,20 < rxy < 0,40 Rendah

0,40 < rxy < 0,60 Cukup

0,60 < rxy < 0,80 Tinggi

0,80 < rxy < 1,00 Sanga Tinggi

Berdasarkan pengujian validitas 10 butir soal uraian indikator literasi kuantitatif menggunakan program ANATES diketahui hasil sebagai berikut:

Tabel 3.3. Rekapitulasi Validitas Butir Soal

Kriteria Butir Soal Jumlah

Sangat Rendah 3,5 2

Rendah 1, 4, 9 3

Cukup 6, 8 2

Tinggi 2, 7, 10 3

3.8.2.Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaam di mana suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2013). Perhitungan reliabilitas tes pada program ANATES menggunakan metode pembelahan awal-akhir. Nilai korelasi tes dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown untuk didapatkan nilai reliabilitas tes. Dari perhitungan reliabilitas menggunakn ANATES didapatkan nilai korelasi sebesar 0,42 sehingga nilai reliabilitasnya adalah:

� = + � � =

. ,

+ , = ,


(31)

33

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan reliabilitas ini lalu diinterpretasikan berdasarkan kriteria dari Arikunto (2007):

Tabel 3.4. Kriteria Reliabilitas Soal

Nilai Reliabilitas Kriteria

0,00 < ri < 0,20 Sangat Rendah

0,20 < ri < 0,40 Rendah

0,40 < ri < 0,60 Cukup

0,60 < ri < 0,80 Tinggi

0,80 < ri < 1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan interpretasi tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kepercayaan soal uraian ini berada dalama kriteria cukup.

3.8.3.Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Sriyati, 2012). Arikunto (2007) merumuskan kriteria yang digunakan dalam uji daya pembeda sebagai berikut:

Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Butir Soal

Rentang Daya Pembeda (%) Kriteria

Negatif < Dp < 10 Sangat Buruk

10 < Dp < 20 Buruk

20 < Dp < 40 Agak Baik

40 < Dp < 70 Baik

70 < Dp < 100 Sangat Baik

Berdasarkan hasil uji daya pembeda menggunakan program ANATES didapatkan hasil sebagai berikut:


(32)

34

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria Butir Soal Jumlah

Sangat Buruk 1,3 2

Buruk 4, 6 2

Agak Baik 2,5,7,8,9,10 6

3.8.4.Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan untuk menguji apakah soal tersebut baik atau tidak karena soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak berlalu sukar (Sriyati, 2012). Berikut kriteria tingkat kesukaran menurut Arikunto (2007):

Tabel 3.7. Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal

Rentang Daya Pembeda (%) Kriteria

86 < Tk < 100 Sangat mudah

70 < Tk < 86 Mudah

30 < Tk < 70 Sedang

15 < Tk < 30 Sukar

0 < Tk < 15 Sangat Sukar

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran menggunakan program ANATES didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.8. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Kriteria Butir Soal Jumlah

Mudah 1 1

Sedang 2,3,4,5,6,7,8,9,10 9

Rekapitulasi analisis pengujian validitas, reliabilitas tes, daya pembeda dan tingkat kesukaran disajikan dalam Tabel 3.8. di bawah ini:


(33)

35

Tabel 3.9. Rekapitulasi Uji Analisis Uji Pokok

No. Soal Validitas Reliabilitas

soal

Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Kesimpulan Nilai Interpretasi Nilai (%) Interpretasi Nilai (%) Interpretasi

1. 0,227 Rendah

0,59 (Cukup)

-12,50 Sangat

buruk 75,00 Mudah

Tidak digunakan

2. 0,689 Tinggi 31,25 59,38 Sedang Digunakan

3. 0,070 Sangat

Rendah 0.00

Sangat

buruk 50,00 Sedang

Tidak digunakan

4. 0,296 Rendah 15,63 Buruk 45,31 Sedang Digunakan

5. 0,103 Sangat

Rendah 25,00 Agak baik 40,63 Sedang

Tidak digunakan

6. 0,487 Cukup 18,75 Buruk 56,25 Sedang Digunakan

7. 0,681 Tinggi 37,50 Agak baik 31,25 Sedang Digunakan

8. 0,564 Cukup 34,38 Agak baik 32,81 Sedang Digunakan

9. 0,365 Rendah 25,00 Agak baik 34,38 Sedang Digunakan


(34)

36

Hasil rekapitulasi pada Tabel 3.9. menjadi patokan dalam pemilihan soal yang akan digunakan di dalam ujian pretest dan posttest. Soal yang memiliki validitas rendah dan daya pembeda yang buruk diperbaiki kembali sehingga soal tetap bervariasi dan mewakili tiap indikator literasi kuantitatif.

3.9.Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisi deskriptif untuk data penelitian yang mencakup nilai pencapaian indikator literasi kuantitatif, tugas-tugas selama pembelajaran berbasis proyek, data respon siswa melalui angket. Berikut uraian teknik analisis untuk tiap-tiap data yang sudah diperoleh:

3.9.1.Nilai pencapaian indikator literasi kuantitatif

Nilai yang didapat siswa dalam data ini diolah dari skor pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa. Rubrik yang digunakan sebagai acuan adalah rubrik literasi kuantitatif menurut AAC&U (2009) yang ditampilkan di Tabel 2.1. Skor tiap-tiap indikator literasi kuantitatif berada pada rentang 1 sampai 4 sehingga skor maksimalnya adalah 24. Total skor yang didapat siswa kemudian diinterpretasikan untuk profil pencapaian literasi kuantitatif untuk masing-masing indikator. Berikut kategorisasi pencapaian indikator literasi kuantitatif siswa menurut AA&CU (2009):

Tabel 3.10. Kategorisasi Pencapaian Literasi Kuantitatif

Skor Kategori

1 Benchmark (Dasar)

2

Milestone (Menengah) 3


(35)

37

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun pengolah skor indikator literasi kuantitatif sehingga menjadi sebuah nilai adalah sebagai berikut:

� �� � ��� � � � � � � � � � � = �� � � � × % 3.9.2.Nilai Pembelajaran Berbasis Proyek

Pada penilaian pembelajaran berbasis proyek, nilai siswa didapat dari akumulasi nilai instrumen yang meliputi nilai rancangan proyek, laporan proyek, poster, dan produk hasil proyek.

1. Nilai Rancangan Proyek

Rancangan proyek yang dikerjakan siswa secara individu dinilai berdasarkan rubrik penilaian rancangan proyek lalu nilai dihitung menggunakan rumus:

� �� � � � � � �� = �� � � � × % 2. Nilai Laporan Proyek

Laporan proyek yang dikerjakan siswa secara kelompok dalam bentuk laporan praktikum dinilai berdasarkan rubrik penilaian laporan proyek lalu nilai dihitung menggunakan rumus:

� �� � � � = �� � � � × % 3. Nilai Poster

Poster sosialisasi proyek yang dikerjakan siswa secara kelompok dinilai berdasarkan rubrik penilaian poster lalu nilai dihitung menggunakan rumus:

� �� = �� � � � × % 4. Nilai Produk


(36)

38

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Produk yang dikerjakan siswa secara kelompok dalam sebagai hasil proyek dinilai berdasarkan rubrik penilaian produk lalu nilai dihitung menggunakan rumus

� �� � �� = �� � � � × %

Nilai instrumen mengenai pembelajaran berbasis proyek digabungkan sehingga menjadi satu nilai pembelajaran berbasis proyek dengan rumus:

� �� � = + + + × % 3.9.2.Hasil Angket

Angket respon siswa disusun berdasarkan skala likert dimana respon siswa berada pada respon tidak setuju sekali hingga setuju sekali dengan rentang skor 1 sampai 4. Angket terdiri dari 20 pernyataan dengan rincian 8 pernyataan mengenai pembelajaran berbasis proyek dan 12 pernyataan mengenai literasi kuantitatif. Selain itu, dari setiap pernyataan tersebut dibagi rata menjadi pernyataan postif dan pernyataan negatif. Skor persentase dihitung untuk masing-masing pernyataan. Untuk mengolah data hasil angket siswa menjadi persentase digunakan rumus sebagai berikut:

� �� �� = �� � � � � � × %

Selanjutnya, interpretasi tiap pernyataan angket dilihat berdasarkan rentang jawaban yang disediakan. Pada penelitian ini rentang yang digunakan adalah 25 dari hasil bagi total persentase dengan banyaknya kriteria. Berikut tabel kriteria interpretasi respon pernyataan angket:

Tabel 3.11. Kriteria Interpretasi Angket

Persentase (%) Kriteria Pernyataan (+) Kriteria Pernyataan (-)

0 Tidak ada respon Tidak ada respon

1 < P < 25 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju


(37)

39

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50 < P < 75 Setuju Tidak Setuju

75 < P < 100 Sangat Setuju Sangat Tidak Setuju

Skor instrumen literasi kuantitatif dan pembelajaran berbasis proyek akan diolah secara statistik menggunakan program SPSS versi 22. Adapun tahapan uji statistik kedua variabel tersebut adalah:

1. Uji Prasyarat Tes

Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian maka ada beberapa uji prasyarat yang harus dipenuhi. Uji prasyarat tes meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas menentukan apakah uji hipotesis akan berlanjut menggunakan uji parametrik atau non parametrik.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui bahwa sebaran data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Data yang normal menunjukkan bahwa sampel yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal (Kasmadi dan Sunariah, 2013). Nilai uji normalitas diambil dari besaran signifikansi (Sig.) yang ditampilkan oleh output SPSS dalam uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis statistik untuk uji normalitas adalah:

o H0 : Data berdistribusi normal : Sig. > 0,05 o H1 : Data tidak berdistribusi normal : Sig. < 0,05

Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan varians populasi yang berdistribusi normal (Kasmadi dan Sunariah, 2013). Dalam SPSS, nilai uji homogenitas dilihat dari besaran signifikansi dalam Test of Homegenity of Variance. Hipotesis statistik untuk uji homogenitas adalah :


(38)

40

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

o H1 : Data berasal dari varians yang tidak sama : Sig. < 0,05

2. Analisis Uji Hipotesis Analisis Uji t

Analisis uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel bebas atau tidak. Dalam program SPSS , nilai uji t dilihat pada signifikansi (2-tailed) pada tabel t-test for Equality of Means. Hipotesis penelitian untuk uji t adalah sebagai berikut:

o H0 : Variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat : Sig. 2-tailed > 0,05 atau t hitung < t tabel(α=0,05)

o H1 : Variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat : Sig.


(39)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

2.1.Kesimpulan

Model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh signifikan terhadap pencapaian nilai rata-rata indikator literasi kuantitatif siswa kelas eksperimen. Rata-rata nilai posttest uraian indikator literasi kuantitatif kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek dapat melatih kemampuan literasi kuantitatif siswa melalui kegiatan yang ada di dalamnya seperti kerjasama tim, pemecahan masalah melalui proses pengerjaan proyek dan keterampilan berkomunikasi.

Indikator kalkulasi berhasil mencapai tingkat tertinggi yakni level capstone (baik/ahli) untuk kelas eksperimen. Lima indikator lainnya berada pada level milestone (cukup/menengah). Sementara itu kelas kontrol dapat mencapai level milestone pada indikator interpretasi, representasi, kalkulasi, dan komunikasi. Indikator analisis dan asumsi hanya berada pada level terendah yakni benchmark (kurang/dasar).

Pada umumnya respon siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek dan soal uraian indikator literasi kuantitatif sangat baik. Siswa sangat setuju jika pembelajaran berbasis proyek bermanfaat bagi mereka seperti penggunaan metode ilmiah, bertanggung jawab terhadap tugas serta tepat waktu dalam menyelesaikan proyek penelitian. Kemudian untuk respon terhadap soal uraian indikator literasi kuantitatif, siswa sangat setuju jika indikator literasi kuantitatif membantu mereka dalam hal menganalisis permasalahan dari mulai memaparkan data sampai mengemukakan kesimpulan.


(40)

69

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya terutama untuk penelitian eksperimen.

1. Instrumen penilaian hasil pembelajaran berbasis proyek pada penelitian ini hanya menilai rancangan proyek, laporan proyek, poster dan produk hasil yang sudah dikerjakan oleh siswa. Penilaian kinerja siswa selama pengerjaan proyek belum dilakukan secara maksimal. Sebaikanya dipertimbangkan untuk meminta bantuan pihak lain sebagai tutor untuk menilai performa siswa selama pengerjaan proyek sehingga dapat menjadi nilai tambah dan bahan pertimbangan terhadap nilai akhir pembelajaran berbasis proyek.

2. Tingkat aseptik siswa selama pengerjaan proyek yang berhubungan dengan pembiakan bakteri perlu ditingkatkan. Sehingga medium dan alat yang sudah disterilisasi tidak terkontaminasi saat pengerjaan di laboratorium. Hal sederhana seperti cuci tangan dengan alkohol sebelum bekerja, selalu bekerja di dekat api saat inokulasi bakteri, dan tidak membuka cawan petridish terlalu lama menjadi perilaku yang harus ditekankan.

3. Penelitian lanjutan mengenai korelasi antara pembelajaran berbasis proyek dengan literasi kuantitatif perlu dilakukan.


(41)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

AAC&U. (2009). Quantitative Literacy Value Rubric. [Online]. Tersedia: https://www.aacu.org/value/rubrics/quantitative-literacy [8 Januari 2014]

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara

Beaudrie, Brian. (2010). The Numeracy Action Plan: The Case for Quantitative Literacy in The State of New Hampshire. Plymouth State University: New Hampshire Impact Center.

Best, J. (2007). Beyond Calculation: Quantitative Literacy and Critical Thinking about Public Issues. University of Delaware: Newark, Delaware USA Buck Institute of Education. (2014). What is Project Based Learning. [Online].

Tersedia: http://bie.org/about/what_pbl [8 Januari 2014]

Frith, V & Gunston, G. (2011). Towards understanding the quantitative literacy demands of a firstyear medical curriculum. African Journal of Health Professions Education, 3 (1), hlm. 19-23.

Gosling, P. (2009). Scientist’s Guide to Poster Presentations. [Online]. Tersedia: http://www.springer.com/gp/book/9780306460760# [16 Desember 2014]

Hallet, D.H. (2001). The Role of Mathematics Courses in the Development of Quantitative Literacy. Why Numeracy Matters. Princeton, New Jersey: The National Council on Education and the Disciplines

Isaac, Stephen and William B. Michael (1982). Handbook in Research and Evaluation. California: Edits Publisher.

Kartini. (2009). Peranan Representasi Dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Kasmadi & Sunariah, N.S. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta

Kusnadi. (2012). Buku Common Text Mikrobiologi. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BI OLOGI/196805091994031-KUSNADI/ [16 Desember 2014]


(42)

71

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemp, M. (2003). Critical Numeracy: Helping People to Decide. Proceedings of the International Conference The Decidable and the Undecidable in Mathematics Education. Brno: Murdoch University

Kusumah, Y S. (2011). Literasi Matematis. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan MIPA: PengembanganPembelajaran MIPA Berorientasi Soft Skill. Bandar Lampung: Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung Madison. B.L. (2001). The Many Faces of Quantitative Literacy. Why Numeracy Matters. Princeton, New Jersey: The National Council on Education and the Disciplines

McCright, A.M. (2012). Enhancing Students’ Scientific And Quantitative Literacies Through An Inquiry-Based Learning Project On Climate Change. Journal of the Scholarship of Teaching and Learning, 12 (4), hlm. 86 – 102.

McGehee, W. (1958). Are We Using All We Know About Training? Learning Theory and Training. [Online]. Tersedia: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.17446570.1958.tb00001.x/ pdf [16 Desember 2014]

Munawaroh, M. (2014). Analisis Literasi Kuantitatif Siswa SMA dalam Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan (Skripsi). Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

New York University. (2009). What is Research Design?. [Online]. Tersedia: https://www.nyu.edu/classes/bkg/methods/005847ch1.pdf [16 Desember 2014]

Nuraeni, E., dkk. (2014). Profil Literasi Kuantitatif Mahasiswa Calon Guru Biologi. Proceeding Mathematics and Sciences Forum 2014 Universitas PGRI Semarang (hlm. 375-279). Semarang: Percetakan Lontar Media.

Nurhadi dan Senduk. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Malang: UM Press

Sahmono, A. (2009). Penalaran Angka. [Online]. Tersedia: http://SuksesPsikometri.com [16 Desember 2014]

Sanjaya, Wina. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soulsby, E.J. (2005). Resistance to Antimicrobials in Humans and Animals. [Online]. Tersedia: http://www.bmj.com/content/331/7527/1219.full [16 Desember 2014]

Speth, Elena B., et al. (2010). Infusing Quantitative Literacy into Introductory Biology. Life Sciences Education, 9, hlm. 323–332.

Sriyati, Siti. (2012). Analisis Pokok Uji. [Online]. Tersedia: http://bit.ly/1CyfPjv [16 Desember 2014]


(43)

72

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Steen, L.A. (2004). Everything I Needed to Know about Averages, I Learned in College. [Online]. Tersedia: http://www.aacu.org/publications- research/periodicals/everything-i-needed-know-about-averages-i-learned-college [16 Desember 2014]

Steen, L.A. (2004). In Mathematics and Democracy: The Case for Quantitative Literacy. Princeton, NJ: National Council on Education and the Disciplines

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.. Bandung: Alfabeta

Taylor, Corrine. (2007). Preparing Students for the Business of the Real (and Highly Quantitative) World. [Online]. Tersedia: https://www.wellesley.edu/sites/default/files/assets/departments/quantit ativereasoning/files/taylor-qr-in-business.pdf [16 Desember 2014] The George Lucas Foundation. (2005). Instructional Module Project Based

Learning. [Online]. Tersedia:

http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php [8 Januari 2014] Thomas, J.W. (2000). A Review od Research on Project-Based Learning.

[Online].Tersedia:http://www.bobpearlman.org/BestPractices/PBL_Res earch.pdf [8 Januari 2014]

OECD. (2007). Science Competencies for Tomorrow's World. [Online]. Tersedia: http://www.nbbmuseum.be/doc/seminar2010/nl/bibliografie/opleiding/a nalysis.pdf [16 Desember 2014]

Wartini. (2014). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Melalui Inkuiri Terbimbing Dan Verifikasi Pada Konsep Fotosintesis Terhadap Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP (Skripsi). Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wenner, J.M., et al. (2009). The Case for Infusing Quantitative Literacy into Introductory Geoscience Courses. Numeracy: Advancing Education in Quantitative Literacy, 2, hlm. 1-25.

Zane, T.W. (2012). Quantitative Literacy Rubric Development Guide. Salt Lake City : Salt Lake Community College


(1)

40

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

o H1 : Data berasal dari varians yang tidak sama : Sig. < 0,05

2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis Uji t

Analisis uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel bebas atau tidak. Dalam program SPSS , nilai uji t dilihat pada signifikansi (2-tailed) pada tabel t-test for Equality of Means. Hipotesis penelitian untuk uji t adalah sebagai berikut:

o H0 : Variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat : Sig. 2-tailed > 0,05 atau t hitung < t tabel(α=0,05)

o H1 : Variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat : Sig. 2-tailed < 0,05 atau t hitung > t tabel(α=0,05)


(2)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

2.1.Kesimpulan

Model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh signifikan terhadap pencapaian nilai rata-rata indikator literasi kuantitatif siswa kelas eksperimen. Rata-rata nilai posttest uraian indikator literasi kuantitatif kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek dapat melatih kemampuan literasi kuantitatif siswa melalui kegiatan yang ada di dalamnya seperti kerjasama tim, pemecahan masalah melalui proses pengerjaan proyek dan keterampilan berkomunikasi.

Indikator kalkulasi berhasil mencapai tingkat tertinggi yakni level capstone (baik/ahli) untuk kelas eksperimen. Lima indikator lainnya berada pada level milestone (cukup/menengah). Sementara itu kelas kontrol dapat mencapai level milestone pada indikator interpretasi, representasi, kalkulasi, dan komunikasi. Indikator analisis dan asumsi hanya berada pada level terendah yakni benchmark (kurang/dasar).

Pada umumnya respon siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek dan soal uraian indikator literasi kuantitatif sangat baik. Siswa sangat setuju jika pembelajaran berbasis proyek bermanfaat bagi mereka seperti penggunaan metode ilmiah, bertanggung jawab terhadap tugas serta tepat waktu dalam menyelesaikan proyek penelitian. Kemudian untuk respon terhadap soal uraian indikator literasi kuantitatif, siswa sangat setuju jika indikator literasi kuantitatif membantu mereka dalam hal menganalisis permasalahan dari mulai memaparkan data sampai mengemukakan kesimpulan.


(3)

69

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya terutama untuk penelitian eksperimen.

1. Instrumen penilaian hasil pembelajaran berbasis proyek pada penelitian ini hanya menilai rancangan proyek, laporan proyek, poster dan produk hasil yang sudah dikerjakan oleh siswa. Penilaian kinerja siswa selama pengerjaan proyek belum dilakukan secara maksimal. Sebaikanya dipertimbangkan untuk meminta bantuan pihak lain sebagai tutor untuk menilai performa siswa selama pengerjaan proyek sehingga dapat menjadi nilai tambah dan bahan pertimbangan terhadap nilai akhir pembelajaran berbasis proyek.

2. Tingkat aseptik siswa selama pengerjaan proyek yang berhubungan dengan pembiakan bakteri perlu ditingkatkan. Sehingga medium dan alat yang sudah disterilisasi tidak terkontaminasi saat pengerjaan di laboratorium. Hal sederhana seperti cuci tangan dengan alkohol sebelum bekerja, selalu bekerja di dekat api saat inokulasi bakteri, dan tidak membuka cawan petridish terlalu lama menjadi perilaku yang harus ditekankan.

3. Penelitian lanjutan mengenai korelasi antara pembelajaran berbasis proyek dengan literasi kuantitatif perlu dilakukan.


(4)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

AAC&U. (2009). Quantitative Literacy Value Rubric. [Online]. Tersedia: https://www.aacu.org/value/rubrics/quantitative-literacy [8 Januari 2014]

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara

Beaudrie, Brian. (2010). The Numeracy Action Plan: The Case for Quantitative Literacy in The State of New Hampshire. Plymouth State University: New Hampshire Impact Center.

Best, J. (2007). Beyond Calculation: Quantitative Literacy and Critical Thinking about Public Issues. University of Delaware: Newark, Delaware USA Buck Institute of Education. (2014). What is Project Based Learning. [Online].

Tersedia: http://bie.org/about/what_pbl [8 Januari 2014]

Frith, V & Gunston, G. (2011). Towards understanding the quantitative literacy demands of a firstyear medical curriculum. African Journal of Health Professions Education, 3 (1), hlm. 19-23.

Gosling, P. (2009). Scientist’s Guide to Poster Presentations. [Online]. Tersedia: http://www.springer.com/gp/book/9780306460760# [16 Desember 2014]

Hallet, D.H. (2001). The Role of Mathematics Courses in the Development of Quantitative Literacy. Why Numeracy Matters. Princeton, New Jersey: The National Council on Education and the Disciplines

Isaac, Stephen and William B. Michael (1982). Handbook in Research and Evaluation. California: Edits Publisher.

Kartini. (2009). Peranan Representasi Dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Kasmadi & Sunariah, N.S. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta

Kusnadi. (2012). Buku Common Text Mikrobiologi. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BI OLOGI/196805091994031-KUSNADI/ [16 Desember 2014]


(5)

71

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemp, M. (2003). Critical Numeracy: Helping People to Decide. Proceedings of the International Conference The Decidable and the Undecidable in Mathematics Education. Brno: Murdoch University

Kusumah, Y S. (2011). Literasi Matematis. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan MIPA: PengembanganPembelajaran MIPA Berorientasi Soft Skill. Bandar Lampung: Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung Madison. B.L. (2001). The Many Faces of Quantitative Literacy. Why Numeracy Matters. Princeton, New Jersey: The National Council on Education and the Disciplines

McCright, A.M. (2012). Enhancing Students’ Scientific And Quantitative Literacies Through An Inquiry-Based Learning Project On Climate Change. Journal of the Scholarship of Teaching and Learning, 12 (4), hlm. 86 – 102.

McGehee, W. (1958). Are We Using All We Know About Training? Learning

Theory and Training. [Online]. Tersedia:

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.17446570.1958.tb00001.x/ pdf [16 Desember 2014]

Munawaroh, M. (2014). Analisis Literasi Kuantitatif Siswa SMA dalam Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan (Skripsi). Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

New York University. (2009). What is Research Design?. [Online]. Tersedia: https://www.nyu.edu/classes/bkg/methods/005847ch1.pdf [16 Desember 2014]

Nuraeni, E., dkk. (2014). Profil Literasi Kuantitatif Mahasiswa Calon Guru Biologi. Proceeding Mathematics and Sciences Forum 2014 Universitas PGRI Semarang (hlm. 375-279). Semarang: Percetakan Lontar Media.

Nurhadi dan Senduk. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Malang: UM Press

Sahmono, A. (2009). Penalaran Angka. [Online]. Tersedia: http://SuksesPsikometri.com [16 Desember 2014]

Sanjaya, Wina. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soulsby, E.J. (2005). Resistance to Antimicrobials in Humans and Animals. [Online]. Tersedia: http://www.bmj.com/content/331/7527/1219.full [16 Desember 2014]

Speth, Elena B., et al. (2010). Infusing Quantitative Literacy into Introductory Biology. Life Sciences Education, 9, hlm. 323–332.

Sriyati, Siti. (2012). Analisis Pokok Uji. [Online]. Tersedia: http://bit.ly/1CyfPjv [16 Desember 2014]


(6)

Yuda Harianto, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Steen, L.A. (2004). Everything I Needed to Know about Averages, I Learned in

College. [Online]. Tersedia:

http://www.aacu.org/publications- research/periodicals/everything-i-needed-know-about-averages-i-learned-college [16 Desember 2014]

Steen, L.A. (2004). In Mathematics and Democracy: The Case for Quantitative Literacy. Princeton, NJ: National Council on Education and the Disciplines

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.. Bandung: Alfabeta

Taylor, Corrine. (2007). Preparing Students for the Business of the Real (and

Highly Quantitative) World. [Online]. Tersedia:

https://www.wellesley.edu/sites/default/files/assets/departments/quantit ativereasoning/files/taylor-qr-in-business.pdf [16 Desember 2014] The George Lucas Foundation. (2005). Instructional Module Project Based

Learning. [Online]. Tersedia:

http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php [8 Januari 2014] Thomas, J.W. (2000). A Review od Research on Project-Based Learning.

[Online].Tersedia:http://www.bobpearlman.org/BestPractices/PBL_Res earch.pdf [8 Januari 2014]

OECD. (2007). Science Competencies for Tomorrow's World. [Online]. Tersedia: http://www.nbbmuseum.be/doc/seminar2010/nl/bibliografie/opleiding/a nalysis.pdf [16 Desember 2014]

Wartini. (2014). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Melalui Inkuiri Terbimbing Dan Verifikasi Pada Konsep Fotosintesis Terhadap Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP (Skripsi). Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wenner, J.M., et al. (2009). The Case for Infusing Quantitative Literacy into Introductory Geoscience Courses. Numeracy: Advancing Education in Quantitative Literacy, 2, hlm. 1-25.

Zane, T.W. (2012). Quantitative Literacy Rubric Development Guide. Salt Lake City : Salt Lake Community College