Basa-basi dalam berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Asih, Maria Budi. 2015. Basi-basi Berbahasa Antar-Abdi Dalem Kesultanan
Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Penelitian ini membahas tentang wujud basa-basi berbahasa, penanda
linguistik dan nonlinguistik basa-basi berbahasa dan maksud basa-basi berbahasa di
Kesultanan Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujud
basa-basi berbahasa, penanda linguistik dan nonlinguistik basa-basi berbahasa dan
maksud basa-basi berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan Yogyakarta. Subjek dalam
penelitian ini adalah para abdi dalem Kesultanan Yogyakarta.
Penelitian basa-basi berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan Yogyakarta ini
termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian ini berisi gambaran
tentang basa-basi berbahasa para abdi dalem yang diperoleh langsung di Kesultanan
Yogyakarta. Metode pengumpulan data yakni, pertama, metode simak dengan teknik

catat dan rekam, dan kedua, metode cakap yang disejajarkan dengan metode
wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memahami fenomena basa-basi
yang digunakan oleh penutur maupun mitra tutur untuk menyampaikan maksud
tuturannya. Oleh sebab itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai suatu
pemahaman terhadap penggunaan basa-basi terutama penggunaan bahasa dalam
tindakan komunikasi.
Simpulan dari penelitian ini adalah (1) Peneliti menemukan sembilan wujud
basa-basi berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan Yogyakarta. Kesembilan wujud
basa-basi tersebut ialah basa-basi sapaan, basa-basi menerima, basa-basi menolak,
basa-basi minta izin, basa-basi memohon atau mengundang, basa-basi simpati, basabasi permisi, basa-basi perendahan hati, dan basa-basi teguran. (2) Penanda linguistik
dan nonlinguistik basa-basi berbahasa sebagai pelengkap informasi dalam tuturan.
(3) Maksud basa-basi berbahasa antar-abdi dalem adalah untuk memulai,
mempertahankan, menjalin relasi antara penutur dan mitra tutur, serta untuk
menyampaikan berbagai maksud. Selain itu, basa-basi digunakan untuk
mengekspresikan perasaan penutur terhadap suatu tuturan yang disampaikan.
Kata kunci: Basa-basi, wujud basa-basi berbahasa, penanda linguistik dan
nonlinguistik basa-basi berbahasa, maksud basa-basi berbahasa.

viii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Asih, Maria Budi. 2015. Courtesy Language Between Abdi Dalem in Yogyakarta
Palace. Thesis. Indonesian Language Letter Education Study Program. Faculty of
Teachers Training & Education. Sanata Dharma University. Yogyakarta.
This research explains about shape of courtesy language, linguistic sign, and
nonlinguistic for language politeness and aim for courtesy language in Yogyakarta
Palace. This research is to describing shape of courtesy language, linguistic sign and
nonlinguistic for courtesy language and aim for courtesy between abdi dalem in
Yogyakarta Palace. Subject in this research are abdi dalem in Yogyakarta Palace.
Research of courtesy language between abdi dalem in Yogyakarta Palace
include in qualitative descriptive research, because this research have description
about courtesy language of abdi dalem which is receive directly from Yogyakarta
Palace. There are two methods, first, scrutinizing method with note taking technique

and record, and second, speak method which is equal with interview method. In this
research, researcher try to understand courtesy phenomenon which is use by speakers
or spokesman to explain about their way of speak. Therefore, purpose of this research
is an understanding to use of courtesy especially use of language in communication
actions.
The conclusion of this research is (1) researcher find nine shapes of courtesy
language, between abdi dalem in Yogyakarta Palace. Nine shapes of courtesy
language are introduction courtesy, acceptance courtesy, refuse courtesy, getting
permission courtesy, plead for courtesy or inviting, sympathy courtesy, permission,
generous, and warning. (2) linguistic sign and nonlinguistic courtesy language as
information complement in speaking. (3) The purpose of courtesy language between
abdi dalem are to start, to keep, to make bond between speakers and spokesman, and
for explain the way of their speak. Besides, courtesy is use for express feeling of
speaker to conversation they speak.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BASA-BASI DALAM BERBAHASA ANTAR-ABDIDALEM
KESULTANAN YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:
Maria Budi Asih
111224060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BASA-BASI DALAM BERBAHASA ANTAR-ABDIDALEM
KESULTANAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:
Maria Budi Asih
111224060


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI
BASA-BASI DALAM BERBAHASA ANTAR-ABDI DALEM
KESULTANAN YOGYAKARTA


Oleh:
Maria Budi Asih
111224060

Telah disetujui oleh:

pada tanggal, 19 November 2015

pada tanggal, 19 November 2015
ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTO

Selama Masa Depan Masih Ada, Maka Harapanmu Tidak Akan Hilang
(Amsal 23: 18)

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:

Yesus Kristus dan Bunda Maria
Penenang, Sahabat dan pelindung yang setia memberi karunia penyelamat
Orangtuaku Tersayang
Bapak Andreas Marijo dan Ibu Fransiska Sumiati
Yang telah membimbing, mendukung, mendidik, mendoakan, menyayangi, dan
membiayai saya dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan studi.
Keluarga Tersayang
Agustinus Sri Sumarno, Lusia Sri Pujiati, dan Yulia Sri Sumarni
Kakak-kakak yang telah memberikan motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.
Sahabat Tersayang
Sinta Murtiandani dan Selvi Novianti
Terima kasih atas doa, dukungan, semangat, perhatian, bantuan, kekompakan, serta
keusilan saat mengerjakan skripsi bersama.

Saya persembahkan karya ini untuk almamater saya

Universitas Sanata Dharma

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Desember 2015
Penulis

Maria Budi asih


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Maria Budi Asih

Nomor Induk Mahasiswa

: 111224060

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“Basa-Basi Dalam Berbahasa Antar-Abdi Dalem Kesultanan Yogyakrta”
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam media lain, mengolah dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memublikasikan di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin saya maupun
memberikan royalitas kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 14 Desember 2015
yang menyatakan,

Maria Budi Asih

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Asih, Maria Budi. 2015. Basi-basi Berbahasa Antar-Abdi Dalem Kesultanan
Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Penelitian ini membahas tentang wujud basa-basi berbahasa, penanda
linguistik dan nonlinguistik basa-basi berbahasa dan maksud basa-basi berbahasa di
Kesultanan Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujud
basa-basi berbahasa, penanda linguistik dan nonlinguistik basa-basi berbahasa dan
maksud basa-basi berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan Yogyakarta. Subjek dalam
penelitian ini adalah para abdi dalem Kesultanan Yogyakarta.
Penelitian basa-basi berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan Yogyakarta ini
termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian ini berisi gambaran
tentang basa-basi berbahasa para abdi dalem yang diperoleh langsung di Kesultanan
Yogyakarta. Metode pengumpulan data yakni, pertama, metode simak dengan teknik
catat dan rekam, dan kedua, metode cakap yang disejajarkan dengan metode
wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memahami fenomena basa-basi
yang digunakan oleh penutur maupun mitra tutur untuk menyampaikan maksud
tuturannya. Oleh sebab itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai suatu
pemahaman terhadap penggunaan basa-basi terutama penggunaan bahasa dalam
tindakan komunikasi.
Simpulan dari penelitian ini adalah (1) Peneliti menemukan sembilan wujud
basa-basi berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan Yogyakarta. Kesembilan wujud
basa-basi tersebut ialah basa-basi sapaan, basa-basi menerima, basa-basi menolak,
basa-basi minta izin, basa-basi memohon atau mengundang, basa-basi simpati, basabasi permisi, basa-basi perendahan hati, dan basa-basi teguran. (2) Penanda linguistik
dan nonlinguistik basa-basi berbahasa sebagai pelengkap informasi dalam tuturan.
(3) Maksud basa-basi berbahasa antar-abdi dalem adalah untuk memulai,
mempertahankan, menjalin relasi antara penutur dan mitra tutur, serta untuk
menyampaikan berbagai maksud. Selain itu, basa-basi digunakan untuk
mengekspresikan perasaan penutur terhadap suatu tuturan yang disampaikan.
Kata kunci: Basa-basi, wujud basa-basi berbahasa, penanda linguistik dan
nonlinguistik basa-basi berbahasa, maksud basa-basi berbahasa.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Asih, Maria Budi. 2015. Courtesy Language Between Abdi Dalem in Yogyakarta
Palace. Thesis. Indonesian Language Letter Education Study Program. Faculty of
Teachers Training & Education. Sanata Dharma University. Yogyakarta.
This research explains about shape of courtesy language, linguistic sign, and
nonlinguistic for language politeness and aim for courtesy language in Yogyakarta
Palace. This research is to describing shape of courtesy language, linguistic sign and
nonlinguistic for courtesy language and aim for courtesy between abdi dalem in
Yogyakarta Palace. Subject in this research are abdi dalem in Yogyakarta Palace.
Research of courtesy language between abdi dalem in Yogyakarta Palace
include in qualitative descriptive research, because this research have description
about courtesy language of abdi dalem which is receive directly from Yogyakarta
Palace. There are two methods, first, scrutinizing method with note taking technique
and record, and second, speak method which is equal with interview method. In this
research, researcher try to understand courtesy phenomenon which is use by speakers
or spokesman to explain about their way of speak. Therefore, purpose of this research
is an understanding to use of courtesy especially use of language in communication
actions.
The conclusion of this research is (1) researcher find nine shapes of courtesy
language, between abdi dalem in Yogyakarta Palace. Nine shapes of courtesy
language are introduction courtesy, acceptance courtesy, refuse courtesy, getting
permission courtesy, plead for courtesy or inviting, sympathy courtesy, permission,
generous, and warning. (2) linguistic sign and nonlinguistic courtesy language as
information complement in speaking. (3) The purpose of courtesy language between
abdi dalem are to start, to keep, to make bond between speakers and spokesman, and
for explain the way of their speak. Besides, courtesy is use for express feeling of
speaker to conversation they speak.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Basa-Basi Dalam Berbahasa
Antar-Abdi Dalem Kesultanan Yogyakarta dapat peneliti selesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan bukan
hanya karena kerja keras peneliti, melainkan juga berkat bimbingan, dukungan, doa,
dan saran dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Maka
pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia dan dosen pembimbing dua yang sudah sabar dalam
membimbing dan memberikan saran serta kritik yang membangun, sehingga
peneliti termotivasi untuk menyelesaikan skripsi.
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing satu yang sudah
sabar dalam membimbing dan memberikan saran serta kritik yang membangun,
sehingga peneliti termotivasi untuk menyelesaikan skripsi.
4. Para Dosen PBSI yang telah mendidik dan memberikan pengetahuan yang
berguna bagi penulis.
5. Sekretariat PBSI yang telah membantu kelancaran perkuliahan penulis.
6. Kepada pihak Kesultanan Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti
untuk melakukan penelitian.
7. Kedua orang tuaku, Bapak Andreas Marijo dan Ibu Fransiska Sumiati yang telah
memberi doa, dukungan dan keprihatinannya dalam segala hal.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8. Kakak-kakakku tersayang, Antonius Sri Sumarno, Lusia Sri Pujiati, dan Yulia Sri
Sumarni yang telah memberi dukungan, semangat serta doanya.
9. Keluarga Bulik tersayang, Teguh, Nanik, Achlis, Risti yang telah menemani,
memberi motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi.
10. Jhohanes Pandapotan Siagian yang telah memberi semangat dan menemani saat
kesulitan.
11. Saudara-saudariku dari kelompok basa-basi Dani Hertanto, Surahmat Wiyata,
Fajar Nurrahman, dan Selvi Noviati terima kasih telah mendukung dan berjuang
bersama dalam menyelesaikan skripsi.
12. Sinta Murtiandani, Selvi Noviati, Yustina Tian Eri Devita, dan Suhartiningsih
sebagai sahabat yang selalu memberi semangat dan menghibur saat kesulitan.
13. Margareta Finna Calista adikku tersayang yang selalu memberi semangat dan
menemani dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman kos Amelia tersayang, Okti, Andari, Erna Niri, Marry, Hani, Hera,
Rima, Maya, Ervin, Dian, dan Yanti.
15. Teman-teman PBSI 2011 yang telah memberikan semangat dan dukungan serta
membantu menyelesaikan kelengkapan skripsi ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan
masukan, doa, semangat, dan menjadi inspirasi hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi
ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 14 Desember 2015
Penulis

Maria Budi Asih
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................i.i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTO………………………………………………………………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................v..i.i.
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ..........................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR .........................................................................................

xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. xvii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1...
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................

4

1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................

4

1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................................

4

1.5 Batasan Istilah ................................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 8
2.1 Penelitian yang Relevan .................................................................................

8

2.2 Kajian Teori………………………………………………………………….

12

2.2.1 Pragmatik………………………………………………………………

13

2.2.2 Konteks…………………………...........................................................

15

2.2.3 Maksud dan Makna Pragmatik…….......................................................

16

2.2.4 Fenomena Pragmatik………………........................................................ 17
24
x ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.2.5 Aspek-aspek Kebahasaan Penanda Basa-basi………………………..

24

2.2.6 Kesantunan Berbahasa................................................................................ 28
2.2.7 Basa-basi………………………………………...................................... 29
2.2.8 Basa-basi Sebagai Fenomena Pragmatik......................................................3. 0
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 33
3.1 Jenis Penelitian……………………………….................................................... 33
3.2 Data dan Sumber Data…………......................................................................... 34
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 35
3.4 Metode Analisis Data…...................................................................................... 37
3.5 Triangulasi…………………................................................................................37
3.6 Kerangka Berpikir…............................................................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 40
4.1 Deskripsi Data…………......................................................................................4..0
4.1.1 Basa-basi Kategori Sapaan…………………………..………………………41
4.1.2 Basa-basi Kategori Menerima……………………………………………. 42
4.1.3 Basa-basi Kategori Menolak……………………………………............... 43
4.1.4 Basa-basi Kategori Minta Izin………………………………………………44
4.1.5 Basa-basi Kategori Mengundang/Memohon……………………………… 45
4.1.6 Basa-basi Kategori Simpati…………………………………………………47
4.1.7 Basa-basi Kategori Teguran………………………………………………. 48
4.1.8 Basa-basi Kategori Permisi………………………………………………..…
49
4.1.9 Basa-basi Kategori Perendahan Hati……………………………………… 49
4.2 Analisis Data…………………………………………………………………….50
4. 2.1 Analisis Wujud Basa-basi Berbahasa………………………………………5…
1.
4.2.1.1 Basa-basi Sapaan…………………………………………………………
51
4.2.1.2 Basa-basi Menerima………………………………………………………
52
4.2.1.3 Basa-basi Menolak…………………………………………………….. 53
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4.2.1.4 Basa-basi Minta Izin……………………………………………………54
4.2.1.5 Basa-basi Mengundang/ Memohon………………………………………
55.
4.2.1.6 Basa-basi Simpati…………………………………………………………
56
4.2.1.7 Basa-basi Teguran………………………………………………………5…
7
4.2.1.8 Basa-basi Permisi…………………………………………………………
58.
4.2.1.9 Basa-basi Perendahan Hati………………………………………………
59.
4. 2.2 Analisis Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Basa-basi Berbahasa………
60
4.2.2.1

Basa-basi Sapaan………………………………………………………6.0

4.2.2.2

Basa-basi Menerima………………………………………………….…
62..

4.2.2.3

Basa-basi Menolak ……………………………………………………62

4.2.2.4

Basa-basi Minta Izin ……………………………………………………
63

4.2.2.5

Basa-basi Mengundang/ Memohon ……………………………………
64..

4.2.2.6

Basa-basi Simpati …………………………………………………… 66

4.2.2.7

Basa-basi Teguran………………………………………………………
67.

4.2.2.8

Basa-basi Permisi ………………………………………………………
68

4.2.2.9

Basa-basi Perendahan Hati ……………………………………………6…
9

4. 2.3 Analisis Maksud Basa-basi Berbahasa……………………………………. 70
4.2.3.1 Basa-basi Sapaan…………………………….…………………………
71...
4.2.3.2 Basa-basi Menerima……………………………………………………
72..
4.2.3.3 Basa-basi Menolak…………………………………………………… 73
4.2.3.4 Basa-basi Minta Izin……………………………………………………
74..
4.2.3.5 Basa-basi Mengundang/ Memohon.......................................................7..5.
4.2.3.6 Basa-basi Simpati………………………………………………………
76
4.2.3.7 Basa-basi Teguran………………………………………………………
77..
4.2.3.8 Basa-basi Permisi ………………………………………………………
78
4.2.3.9 Basa-basi Perendahan Hati………………………................................7..9
4.3 Pembahasan……………………......................................................................... 8801
4.3.1 Wujud Basa-basi Berbahasa……………………………………..................8. 1
4.2.1.1 Basa-basi Sapaan……………………………………………………8.2
x iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4.2.1.2 Basa-basi Menerima…………………………………………………8.5
4.2.1.3 Basa-basi Menolak………………………………………………….8. 7
4.2.1.4 Basa-basi Minta Izin…………………………………………………8.8
4.2.1.5 Basa-basi Mengundang/ Memohon …………………………………9.0
4.2.1.6 Basa-basi Simpati………………………………………...................9..2
4.2.1.7 Basa-basi Teguran……………………………………………………
94..
4.2.1.8 Basa-basi Permisi……………………………………………………96
4.2.1.9 Basa-basi Perendahan Hati…………………………………………9. 9
4.3.2 Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Basa-basi Berbahasa…………...... 11000
4.2.2.1 Basa-basi Sapaan………………………………………………….. 102
4.2.2.2 Basa-basi Menerima…..................................................................... 104
4.2.2.3 Basa-basi Menolak…………………………………………………1…
06
4.2.2.4 Basa-basi Minta Izin…………………………………………………
107
4.2.2.5 Basa-basi mengundang/ Momohon……………………………… 109
4.2.2.6 Basa-basi Simpati …….....................................................................1..10
4.2.2.7 Basa-basi Teguran ….........................................................................1..12
4.2.2.8 Basa-basi Permisi …….....................................................................1. 14
4.2.2.9 Basa-basi Perendahan Hati…………………………………………1…
18
4.3.3 Maksud Basa-basi Berbahasa........................................................................ 119
4.2.3.1 Basa-basi Sapaan……………………………………………………1.21
4.2.3.2 Basa-basi Menerima…………………………………………………
122
4.2.3.3 Basa-basi Menolak…………………………………………………1…
25
4.2.3.4 Basa-basi Minta Izin…………………………………………………
126
4.2.3.5 Basa-basi Mengundang/ Memohon…………………………………128
4.2.3.6 Basa-basi Simpati……………………………………………………
12..9
4.2.3.7 Basa-basi Teguran…………………………………….................... 131
4.2.3.8 Basa-basi Permisi……………………………………………………
13..3
4.2.3.9 Basa-basi Perendahan Hati……………………………...................135

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V PENUTUP .............................................................................................

137

5.1 Simpulan .................................................................................................

137

5.2 Saran ........................................................................................................

140

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

142

LAMPIRAN ........................................................................................................

144

BIODATA PENULIS…………………………………………………………..

194

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Perincian Jumlah Tuturan……………………………………………4..1

Tabel 2

Kategori Sapaan…………………………………………………….. 41

Tabel 3

Kategori Menerima…………………………………………………..43

Tabel 4

Kategori Menolak……………………………………………………44

Tabel 5

Kategori Minta Izin……………………………………………….

Tabel 6

46.
Kategori Mengundang/ Memohon ……………………………………

Tabel 7

Kategori Simpati……………………………………………………..47

Tabel 8

48
Kategori Teguran………………………………………………………

Tabel 9

Kategori Permisi……………………………………………………..49

Tabel 10

Kategori Perendahan Hati……………………………………………5. 0

Tabel 11

Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Sapaan………………………1.03

Tabel 12

10. 5
Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Menerima……………………

Tabel 13

Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Menolak……………………1. 06

Tabel 14

10..8
Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Minta Izin……………………

Tabel 15

Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Mengundang/Memohon……1..10

Tabel 16

11..1
Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Simpati………………………

Tabel 17

11.3
Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Teguran………………………

Tabel 18

11. 5
Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Permisi………………………

Tabel 19

Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Permisi……………………..1. 17

Tabel 20

Penanda Linguistik dan Nonlinguistik Perendahan Hati……………1..18

xvii

45

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai
sarana komunikasi. Hal ini sejalan dengan teori Levinson dalam Pranowo (2009:1)
yang

memaparkan

bahwa

pada

dasarnya

bahasa

merupakan

alat

untuk

berkomunikasi. Bahasa menjadi salah satu ciri yang paling khas manusiawi, yang
membedakannya dari makhluk-makhluk lain. Ilmu yang mempelajari hakekat bahasa
dan ciri-ciri bahasa ini disebut ilmu linguistik. Ilmu linguistik adalah ilmu yang
mengkaji unsur-unsur bahasa serta hubungan unsur-unsur bahasa dalam memenuhi
fungsinya sebagai alat penghubung antarmanusia (Nababan, 1991:1). Cabang-cabang
ilmu linguistik yang berkaitan dengan ilmu ini adalah pragmatik, karena peneliti
mengkaji dengan ilmu pragmatik.
Bahasa

memiliki

empat

fungsi

yaitu

fungsi

kebudayaan,

fungsi

kemasyarakatan, fungsi perorangan, dan fungsi pendidikan. Bahasa dan fungsi bahasa
merupakan bentuk kecapakan atau keterampilan yang harus dimiliki setiap orang
untuk hidup bermasyarakat. Klasifikasi bahasa berdasarkan fungsi kemasyarakatan
dapat dibagi dua, berdasarkan ruang lingkup dan berdasarkan bidang pemakaian.
Bahasa berdasarkan ruang lingkup mengandung bahasa nasional dan bahasa
kelompok. Dalam penelitian basa-basi berbahasa peneliti memfokuskan pada fungsi
bahasa yakni bahasa kelompok.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Halim (1976) menjelaskan bahasa kelompok ialah bahasa yang digunakan
kelompok yang lebih kecil dari suatu bangsa, contohnya suku bangsa atau suku
daerah subsuku, sebagai lambang identitas, atau yang sering disebut dengan bahasa
daerah (Nababan, 1991: 38). Bahasa daerah di Indonesia sering digunakan oleh
masyarakat untuk berkomunikasi atau dapat disebut sebagai bahasa sehari–hari dalam
kelompok tertentu sesuai dengan masyarakat penganut bahasa daerah itu yang sesuai
dengan masyarakat itu tinggal, contohnya bahasa Jawa.
Bahasa digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara sosial dengan
orang lain dalam bermasyarakat. Masyarakat dalam berkomunikasi, ada yang
menggunakan basa-basi dalam berbahasa. Basa-basi berbahasa yang digunakan oleh
penutur

mempunyai makna dan maksud tersendiri saat dituturkan. KBBI edisi

keempat (2008: 143) basa-basi merupakan adat sopan santun, tata krama pergaulan
atau ungkapan yang digunakan hanya untuk sopan santun dan tidak untuk
menyampaikan informasi, misal kalimat “apa kabar?” yang diucapkan apabila kita
bertemu dengan kawan. Basa-basi berbahasa digunakan untuk menghasilkan kesan
santun dalam berbicara sesuai dengan konteksnya. Peneliti sering sekali menjumpai
banyak orang berkomunikasi menggunakan basa-basi berbahasa, baik untuk
membuka pembicaraan maupun untuk menutup pembicaran bahkan juga digunakan
untuk mempertahankan pembicaraan. Basa-basi berbahasa yang terpenting bukanlah
isi percakapan, akan tetapi nilai afektif yang memberi makna serta maksud yang
terlihat dari konteks situasi pertuturan pada pembinaan dan untuk mempertahankan
hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur (Sailal Arimi, 1998).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Basa-basi berbahasa antar-abdi dalem dalam lingkup Kesultanan Yogyakarta
masih menjadi tradisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar itu,
peneliti ingin mengetahui basa-basi berbahasa Kesultanan Yogyakarta. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Basabasi Dalam Berbahasa Antar-Abdi Dalem Kesultanan Yogyakarta. Peneliti memilih
objek penelitian di Kesultanan Yogyakarta atau Keraton Yogyakarta karena
menganggap dapat mewakili tuturan basa-basi antar-abdi dalem di Kesultanan lain.
Contoh
(2) Penutur: Mangga (badan sedikit membukuk dan kepala mengangguk).
Mitra tutur: Enggih (badan sedikit membukuk, kepala mengangguk, dan
pergerakan tangan mempersilahkan dengan ibu jari).
P: Mari.
Mt: Iya.
Pada dialog (2) konteks tuturan yakni ketika penutur bertemu dengan mitra
tutur di halaman kesultanan. Ungkapan “mangga” dipakai secara otomatis sesuai
dengan peristiwa tutur saat itu. Tuturan “mangga” digunakan sebagai basa-basi
penutur saat berjumpa mitra tutur di halaman kesultanan, dan dimaksudkan penutur
sebagai sapaan karena penutur akan melewati mitra tutur.
Peneliti mengambil topik basa-basi berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan
Yogyakarta, karena penelitian tentang basa-basi berbahasa masih belum banyak
diteliti dalam kajian pragmatik. Di ranah kesultanan basa-basi berkaitan erat dengan
budaya khususnya budaya Jawa yang menggambarkan karakter sopan santun

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

sehingga penelitian basa-basi berbahasa antar-andi dalem Kesultanan Yogykarta akan
menjadi panutan para abdi dalem di kesultanan lain.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1

Apa sajakah wujud basa basi dalam berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan
Yogyakarta?

1.2.2

Apa sajakah penanda linguistik dan nonlinguistik basa basi dalam berbahasa
antar-abdi dalem Kesultanan Yogyakarta?

1.2.3

Apa sajakah maksud basa-basi dalam berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan
Yogyakarta?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan rumusan masalah di atas, peneliti memiliki tujuan
sebagai berikut.
1.3.1

Mendeskripsikan wujud basa basi dalam berbahasa antar-abdi dalem
Kesultanan Yogyakarta.

1.3.2

Mendeskripsikan penanda lingusitik dan nonlinguistik basa basi dalam
berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan Yogyakarta.

1.3.3

Mendeskripsikan maksud basa-basi dalam berbahasa antar-abdi dalem
Kesultanan Yogyakata.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian basa-basi dalam berbahasa antar-abdi dalem ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi para pihak yang memerlukan. Terdapat dua manfaat yang dapat
diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu:
1.4.1

Manfaat Teoretis
Penelitian diharapkan dapat memberikan pendalaman dan pengembangan

pragmatik khususnya yang berkaitan dengan basa-basi berbahasa sebagai fenomena
pragmatik. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau pegangan dalam
berkomunikasi untuk mempererat hubungan sosial penutur dan mitra tutur.
1.4.2

Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian basa-basi dalam berbahasa ini diharapkan

dapat memberikan masukan untuk pihak Kesultanan Yogyakarta terutama antar-abdi
dalem untuk mempererat hubungan sosial penutur dan mitra tutur dalam
berkomunikasi. Selain itu juga dapat memberikan masukan bagi pihak lain yakni
keluarga kesultanan serta masyarakat pada umumnya dalam memahami pentingnya
basa-basi berbahasa di dalam Kesultanan Yogyakarta.
1.5 Batasan Istilah
Penelitian ini tidak lepas dari teori-teori basa-basi dalam ilmu pragmatik. Peneliti
memberikan batasan istilah yang terkait dengan penelitian ini, yang dapat dipaparkan
sebagai berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.5.1

6

Pragmatik
Ilmu bahasa pragmatik adalah studi ilmu yang mendasarkan pijakan

analisisnya pada konteks situasi tuturan yang ada di dalam masyarakat dan wahana
kebudayaan yang mewadahinya (Rahardi, 2003:18).
1.5.2

Phatic Communion
Phatic Comunion adalah ungkapan yang berfungsi untuk memantapkan ikatan

personal antara peserta komunikasi yang semata-mata karena adanya kebutuhan akan
kebersamaan, dan tidak bertujuan mengomunikasikan ide (Malinowski dalam
waridin, 2008:13).
1.5.3

Basa-basi
Basa-basi adalah adat sopan santun; tata krama pergaulan atau ungkapan yang

digunakan hanya untuk sopan santun dan tidak untuk menyampaikan informasi, misal
kalimat “apa kabar?” yang diucapkan apabila kita bertemu dengan kawan (KBBI,
2008:143).
1.5.4

Konteks
Konteks merupakan situasi lingkungan dalam arti luas yang memungkinkan

peserta pertuturan untuk dapat berinteraksi, dan yang membuat ujaran mereka dapat
dipahami (Mey, 1993:38 dalam Nadar, 2008:3-4).
1.5.5

Abdi Dalem
Abdi dalem adalah pegawai keraton (KBBI, 2008:2). Berdasakan penelitian

ini maka yang dimaksud dengan abdi dalem ialah siapa saja orang baik laki-laki
maupun perempuan yang sanggup dan mempunyai keinginan untuk mengabdikan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

dirinya dengan segala aturan yang ada dalam melayani secara halus tanpa
mengharapkan upah. Abdi dalem terbagi menjadi dua kelompok yakni keprajan dan
punakawan.
1.5.6

Bahasa Bagongan
Bahasa bagongan merupakan bahasa campuran antara krama inggil, krama

madya dan ngoko. Bahasa bagongan ini dimaksudkan agar hubungan antara sesama
abdi dalem maupun dengan para pangeran serta keluarga tanpa memperlihatkan
pangkat dan gelar sehingga akan lebih akrab, lebih demokratis, kecuali dengan raja
menggunakan bahasa krama inggil (Soenarto, 2012:53-54).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Uraian mengenai penelitian yang relevan dan kajian teori, terdapat dalam bab
ini. Kajian pustaka penelitian ini akan memaparkan penelitian yang relevan yang
digunakan oleh peneliti. Selain itu juga, peneliti akan memaparkan landasan teori
yang digunakan dalam menyusun proposal ini. Kajian pustaka dalam penelitian ini
akan memperkuat pemikiran peneliti, yang bertujuan agar penelitian ini dapat
terfokus dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan dan sesuai dengan topik
yang dibahas yakni mengenai basa-basi berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan
Yogyakarta. Penelitian yang relevan berisi tentang topik-topik sejenis yang sudah
dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain. Kajian teori berisi tentang teori-teori yang
digunakan sebagai landasan analisis dari penelitian ini.
2.1 Penelitian yang Relevan
Kajian ilmu pragmatik basa-basi saat ini merupakan fenomena yang sedang
dikaji oleh para peneliti secara lebih mendalam. Penelitian tentang basa-basi
berbahasa di ranah Kesultanan Yogyakarta sejauh yang diketahui oleh penulis, belum
pernah dilakukan. Akan tetapi, terdapat beberapa penelitian yang dapat digunakan
sebagai acuan peneliti.
Penelitian Susilo Apri (2013) membahas tentang wujud basa-basi berbahasa
dan maksud basa-basi berbahasa di ranah pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan wujud basa-basi berbahasa dan mendeskripsikan maksud basa-basi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

berbahasa antara guru dan guru di SMP N 12 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru di SMP N 12 Yogyakarta tahun ajaran
2013/2014.
Penelitian basa-basi berbahasa antara guru dan guru di SMP N 12 Yogyakarta
termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian Susilo Apri berisi
gambaran basa-basi guru dan guru yang diperoleh langsung di SMP N 12 Yogyakarta
tahun ajaran 2013/2014. Metode pengumpulan data yang pertama, metode simak
dengan teknik catat dan rekam, dan kedua, metode cakap yang disejajarkan dengan
metode wawancara yang dilaksanakan dengan teknik pancing. Dalam penelitian ini,
peneliti mencoba memahami fenomena basa-basi yang digunakan oleh penutur
maupun mitra tutur untuk menyampaikan maksud tuturannya. Oleh sebab itulah,
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai suatu pemahaman terhadap
penggunaan basa-basi terutama penggunaan bahasa dalam tindakan komunikasi.
Simpulan dari penelitian Susilo Apri adalah (1) peneliti menemukan delapan
wujud basa-basi berbahasa antara guru dan guru di SMP N 12 Yogyakarta. Kedelapan
wujud basa-basi tersebut ialah basa-basi menerima, basa-basi menolak, basa-basi
berterimakasih, basa-basi meminta maaf, basa-basi memberi salam, basa-basi
berbelasungkawa, basa-basi mengucapkan selamat, dan basa-basi mengundang. (2)
Maksud basa-basi berbahasa antara guru dan guru adalah untuk memulai,
mempertahankan atau mengukuhkan, menjalin relasi antara penutur dan mitra tutur,
serta untuk menyampaikan berbagai maksud. Selain itu, basa-basi digunakan untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

mengkpresikan perasaan penutur terhadap suatu tuturan yang disampaikan oleh mitra
tutur.
Penelitian Sailal Arimi (1998) berjudul “Basa-Basi Dalam Masyarakat
Bahasa Indonesia”. Penelitian Sailal Arimi bertujuan: (1) mendapatkan gambaran
tentang etnografi berbasa-basi bagi penutur bahasa Indonesia, dan memperoleh
pengetahuan yang memadai tentang aturan, atau kaidah penyampaian basa-basi dalam
bahasa Indonesia, (2) mendapatkan kejelasan kembali atas fungsi basa-basi, (3)
menemukan jenis-jenis basa-basi, distribusinya dalam wacana interaktif, beserta
hubungannya dengan strategi berbasa-basi yang tepat, dan (4) menemukan
kekhasannya dalam bahasa Indonesia.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Sailal Arimi menghasilkan
beberapa kesimpulan. Basa-basi sebagai tuturan rutin yang tidak mementingkan
informasi merupakan simbol tindakan sosial secara verbal untuk bertegur sapa,
bersopan-santun, dan beramah-tamah guna menciptakan hubungan solidaritas dan
harmonisasi antar penutur. Dari sudut relasi sosial antarpenutur yang dihasilkan
(outcome), bagi penutur basa-basi merupakan upaya untuk memperoleh rasa
solidaritas dan harmonisasi dengan mitra tutur. Dari sudut fungsi hakiki bahasa, basabasi merupakan fenomena bahasa yang berfungsi sebagai pemelihara kerja sama dan
sangat reflektif. Basa-basi bersifat universal sehingga menghasilkan kekhasankekhasan yang bersumber dari kebiasaan berbahasa dan sistem bahasa. Pengalihan
pragmatik berdasarkan kekhasan-kekhasan tersebut dari satu bahasa ke bahasa lain

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

(dalam hal ini bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya) dapat
menimbulkan kegagalan atau konflik komunikasi.
Penelitian Mas’amah (2012) berjudul “Bahasa Basa-Basi Bahasa Jawa
Subdialek Bayumas Di Desa Ngasinan Kecamatan Bonorowo Kabupaten Kebumen”.
Penelitian Mas’amah bertujuan untuk mendeskripsikan jenis basa-basi bahasa Jawa
dialek Bayumas di Desa Ngasinan, Kecamatan Bonorowo, Kabupaten Kebumen.
Penelitian Mas’amah menggunakan pendekatan deskritif. Fokus penelitian
adalah jenis dan maksud basa-basi bahasa Jawa dialek Bayumas di Desa Ngasinan,
Kecamatan Bonorowo, Kabupaten Kebumen, dengan sampel sebagaian kecil warga
warga desa Ngasinan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode simak
yaitu dengan menyimak atau pengamatan. Analisis data dilakukan dengan teknik
deskripsi. Instrumen penelitian berupa human instrument yang dilakukan dengan alat
rekam dan kartu data. Keabsahan data diperoleh melalui validitas (semantik, penutur
asli, dan pertimbangan ahli) dan reabilitas (pengamatan secara terus menerus).
Hasil penelitian yang ditemukan dalam penelitian Mas’amah meliputi dua hal.
Pertama, jenis basa-basi bahasa Jawa dialek Banyumas di Desa Ngasinan Kecamatan,
Bonorowo, Kabupaten Kebumen. Jenis basa-basi bahasa Jawa dialek Banyumas di
Desa Ngasinan, Kecamatan Bonorowo, Kabupaten Kebumen tersebut antara lain (1)
kongratulasi; (2) harapan; (3) ajakan; (4) larangan; (5) perendahan hati; (6) pamit.
Kedua, maksud basa-basi bahasa Jawa dialek Banyumas di Desa Ngasinan,
Kecamatan Bonorowo, Kabupaten Kebumen tersebut antara lain (1) kongratulasi; (2)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

harapan; (3) ajakan; (4) larangan; (5) perendahan hati; (6) pamit yang terwadahi atau
sesuai dengan konteks tuturan.
Penelitian relevan akan digunakan oleh peneliti sebagai acuan atau pegangan
dalam melakukan penelitian basa-basi berbahasa. Perbedaan penelitian yang
terdahulu dengan penelitian basa-basi dalam berbahasa antar-abdi dalem adalah
penanda linguistik dan nonlinguistik yang menjelaskan unsur-unsur kebahasaan dan
luar kebahasaan yang melengkapi basa-basi berbahasa antar-abdi dalem di dalam
Kesultanan Yogyakarta. Menurut peneliti perlu adanya penanda linguistik dan
nonlinguistik dalam basa-basi berbahasa antar-abdi dalem Kesultanan Yogyakarta
untuk mempermudah analisis data bagaimana tuturan itu terjadi. Selain itu, untuk
mempermudah menangkap maksud yang akan disampaikan oleh penutur kepada
mitra tutur.
2.2 Kajian Teori
Kajian teori berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai acuan atau
landasan analisis dari penelitian ini. Teori-teori yang digunakan sebagai kajian yakni
pragmatik, konteks, maksud dan makna pragmatik, fenomena pragmatik, aspek-aspek
kebahasaan penanda basa-basi, kesantunan berbahasa, basa-basi, dan basa-basi
sebagai fenomena pragmatik. Berikut pemaparan teori-teori yang digunakan sebagai
kajian.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.2.1

13

Pragmatik
Kajian teori yang digunakan dalam penelitian basa-basi berbahas adalah

pragmatik. Banyak yang kita ketahui ilmu pragmatik merupakan cabang linguistik
yang mempelajari tentang makna yang dikehendakai oleh penutur dan tuturan yang
dituturkan terdapat makna yang hanya diketahui oleh antar penutur (Cahyana, 1995:
213). Rahardi (2003: 18) menguraikan bahwa ilmu bahasa pragmatik adalah studi
ilmu bahasa yang mendasarkan pijakan analisisnya pada konteks situai tuturan yang
ada di dalam masayarakat dan wahana kebudayaan yang mewadahinya. Konteks
situasi tutur yang dimaksud menunjuk pada aneka macam kemungkinan latar
belakang pengetahuan yang muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh penutur
maupun oleh mitra tutur, serta aspek–aspek non-kebahasaan lainnya yang mewadahi
serta melatarbelakangi hadirnya sebuah penuturan tertentu.
Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur dan
ditafsirakan oleh pendengar. Studi pragmatik melibatkan penafsiran tentang apa yang
dimaksudkan orang di dalam suatu konteks khusus bagaimana konteks itu
berpengaruh terhadap apa yang dikatakan. Di samping itu juga diperlukan suatu
pertimbangan tentang bagaimana cara penutur mengatur apa yang ingin mereka
katakan yang disesuaikan dengan orang yang mereka ajak bicara, di mana, kapan, dan
dalam keadaan apa (Yule, 2006: 3).
Pragmatik merupakan studi tentang maksud penutur dan tentang makna
kontekstual. Pendekatan ini juga perlu menyelidiki bagaimana cara pendengar dapat
menyimpulkan tentang apa yang dituturkan agar dapat sampai pada suatu interpretasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

makna yang dimaksud oleh penutur. Tipe studi ini menggali betapa banyak sesuatu
yang tidak dikatakan ternyata menjadi bagian yang disampaikan. Kita boleh
mengatakan bahwa studi ini adalah studi pencarian makna yang tersamar. Pragmatik
adalah studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang
dituturkan (Yule, 2006: 4).
Padangan ini kemudian menentukan pilihan antara yang dituturkan dengan
yang tidak dituturkan. Ini didasarkan pada gagasan jarak keakraban. Baik keakraban
fisik, sosial, atau konseptual, menyiratkan adanya pengalaman yang sama. Asumsi
tentang seberapa dekat atau jauh jarak pendengar, penutur menentukan seberapa
banyak kebutuhan yang diutarakan (Yule, 2006: 3-4).
Ilmu bahasa pragmatik sesungguhnya mengkaji maksud penutur di dalam
konteks situasi dan lingkungan sosial-budaya tertentu. Konteks situasi tutur yang
dimaksud menunjukkan pada aneka macam kemungkinan latar belakang pengetahuan
(background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh si
penutur maupun oleh mitra tutur, serta aspek-aspek non-kebahasaan lain yang
menyertai, mewadahi, serta melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu.
Karena yang dikaji di dalam pragmatik adalah maksud penutur dalam menyampaikan
tuturannya, dapat juga dikatakan bahwa pragmatik dalam berbagai hal sejajar dengan
semantik, yakni cabang ilmu bahasa yang mengkaji makna bahasa, tetapi makna
bahasa iu dikaji secara internal. Jadi sesungguhnya perbedaan yang sangat mendasar
antar keduanya adalah bahwa pragmatik mengkaji makna suatu lingual tertentu secara

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

eksternal, sedangkan sosok semantik mengkaji makna satuan lingual tersebut secara
internal (Rahardi, 2003: 16).

2.2.2 Kon