VARIASI SPATIAL UNSUR HARA N, P, DAN K PADA LAHAN PADI SAWAH (STUDI KASUS DI KABUPATEN KLUNGKUNG).
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA
PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN
DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN
BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
2012
Denpasar, 13-14 Juli 2012
Diselenggarakan oleh PERTETA Cabang Bali dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Dalam rangka Dies Natalis Universitas Udayana ke-50, HUT ke 28 & BK ke 18 FTP UNUD
Didukung oleh :
PT. Wisu Varia Analitika PT. Cakrawala Angkasa PT. Almega Sejahtera PT. Ditek Jaya Universitas Udayana
ISBN 978-602-7776-09-8
Diterbitkan oleh :
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung Bali
(2)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PERTETA 2012
PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM
PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN BERKELANJUTAN
BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Diselenggarakan oleh:
PERTETA Cabang Bali dan
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
Tanggal 13-14 Juli 2012
Diterbitkan oleh:
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung, Bali
(3)
!
TIM PENYUNTING
Prof. Ir. I Made Supartha Utama, MS., Ph.D. Dr. Ir. Ida Bagus Putu Gunadnya, MS.
Dr. Ir. I Wayan Widia, MSIE. Dr. Ir. P.K. Diah Kencana, MS.
Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D. Dr. Ir. Yohanes Setiyo, MP.
Dr. Sumiyati, S.TP., MP. Ir. I Wayan Tika, MP. Ir. I Made Nada, M.Erg. Ir. I G.N. Apriadi Aviantara, MT.
(4)
!
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNyalah sehingga Buku Prosiding Seminar Nasional Perteta 2012 ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Buku Prosiding ini berisi kumpulan makalah keynote speaker dan abstrak beserta
makalah lengkap para pemakalah Seminar Nasional Perteta 2012 yang diselenggarakan oleh Perteta Cabang Bali bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke 50 Universitas Udayana, Hari Ulang Tahun (HUT) ke 28 dan Badan Kekeluargaan (BK) ke 18 Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, dan dilaksanakan pada Tanggal 13-14 Juli 2012, bertempat di Kampus Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali. Abstrak dan makalah pada Prosiding Seminar Nasional Perteta 2012 yang bertemakan “Peran Keteknikan Pertanian dalam Pembangunan Industri Pertanian Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal” ini dikelompokkan ke dalam lima bidang, yaitu: 1) bidang Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP), 2) bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), 3) bidang Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian
(SMP), 4) bidang Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM), dan 5) bidang Emerging
Technology (ET).
Pada kesempatan ini, panitia Seminar Nasional Perteta 2012 mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Ketua Program Studi Teknik Pertanian FTP-Unud, Ketua Perteta Cabang Bali, dan Ketua Perteta Pusat atas dukungan moril dan materiil sehingga terwujudnya prosiding ini. Terimakasih juga kami sampaikan kepada para sponsor (PT Cakrawala Angkasa, PT Wisu Varia Analitika, PT Ditek
Jaya, dan PT Almega Sejahtera), keynote speaker, para pemakalah dan peserta yang
berpartisipasi secara aktif pada seminar nasional ini. Tak lupa terimakasih juga disampaikan kepada para panitia dan mahasiswa yang telah bekerja keras mempersiapkan segala sesuatunya sehingga prosiding ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Denpasar, 31 Oktober 2012 Ketua Panitia
(5)
!
SAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS PUSAT
PERHIMPUNAN TEKNIK PERTANIAN INDONESIA
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012
DENPASAR 12-14 JULI 2012
Pertama-tama marilah kita sampaikan puji dan syukur atas rahmat dan karuniaNya, sehingga Seminar Nasional PERTETA 2012 telah berlangsung dengan baik dan sukses. Hal ini tidak lain karena kesiapan teman-teman PERTETA Cabang Bali dan teman-teman di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana serta partisipasi dari teman-teman PERTETA dari seluruh Indonesia. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih atas segala kerja keras dari teman-teman panitia di Denpasar dan juga para peserta dari seluruh penjuru tanah air.
Sebagai pertanggungjawaban dan akuntabilitas dari suatu kegiatan seminar adalah laporan tertulis dalam bentuk Prosiding. Prosiding ini dibuat setelah seminar berlangsung, melalui serangkaian presentasi dan penyesuaian penulisan makalah sesuai dengan format yang telah diatur oleh panitia. Secara umum seluruh makalah telah berusaha untuk menyesuaikan dengan tema yang diambil dalam seminar ini, yaitu “Peran Keteknikan Pertanian dalam membangun Industri Pertanian Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal”.
Semoga Prosiding ini dapat berguna untuk kita semua, seluruh anggota dan masyarakat umum dalam memahami lebih jauh tentang Keteknikan Pertanian di Indonesia. Selain itu media ini juga diharapkan menjadi acuan bagi pengembangan Ilmu Keteknikan Pertanian kedepan.
Terakhir, saya ingin menyampaikan sekali lagi terima kasih, kepada seluruh panitia seminar, khususnya Tim Prosiding, yang telah dengan baik menuntaskan kerja akhir dari Prosiding Seminar PERTETA 2012 ini.
Salam,
(6)
!
SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL
PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Pelindung : Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana Prof. Dr. Ir. G.P. Ganda Putra, MP.
Steering Committee:
1. Dr. Sam Herodian (Ketua Umum Perteta) 2. Dr. Desrial (IPB)
3. Dr. Lilik Soetiarso (UGM) 4. Dr. Bambang Susilo (UB)
5. Dr. Ida Bagus Putu Gunadnya (UNUD) Organizing Committee:
1. Ketua : Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D.
2. Wakil Ketua : I Wayan Tika, MP.
3. Bendahara : Ni Luh Yulianti, S.TP. M.Si.
4. Seksi Kesekretariatan dan Makalah
a. Prof. Dr. Ir. I Made Supartha Utama, MS. b. Dr. Ir. P.K. Diah Kencana, MS
c. Dr. Sumiyati, S.TP., MP.
d. Ni Nyoman Sulastri, S.TP., M.Agr. 5. Seksi Acara
a. Dr. Ir. Yohanes Setiyo, MP. b. Dr. Ir. Wayan Widia, MSIE. c. Gede Arda, S.TP., M.Sc. d. Ir. I Putu Sarjana, M.Erg. 6. Seksi Konsumsi
a. I.A. Rina Pratiwi P., S.TP., MP. b. I Putu Surya Wirawan, S.TP., M.Si.
7. Seksi Transportasi, Perlengkapan, dan Dokumentasi a. Ir. I G.N. Apriadi Aviantara, MT
b. Ir. I Made Nada, M.Erg.
(7)
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
vi
DAFTAR ISI
Deskripsi Hal
Halaman Judul ………... i
Tim Penyunting ………. ii
Kata Pengantar ……….……… iii
Sambutan Ketua PERTETA Pusat ... iv
Susunan Panitia ……….... v
Daftar Isi ... vi
Daftar Makalah ... vii
Keynote Speaker 1 : Bambang Palgoenadi 1
Keynote Speaker 2: Wayan Windia 14
Keynote Speaker 3: Made Merta 20
Bidang 1. Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP) 25
Bidang 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) 197
Bidang 3. Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian (SMP) 377
Bidang 4. Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM) 463
Bidang 5. Emerging Technology (ET) 613
(8)
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
vii
DAFTAR MAKALAH
Keynote Speaker
No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman
1 Bambang Palgoenadi Mekanisasi Perkebunan 1
2 Wayan Windia Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Sumberdaya
Alam Untuk Keberlanjutan Sistem Pertanian
14
3 Made Merta Kearifan Lokal dalam Adopsi Teknologi untuk
Menunjang Pembangunan Industri Pertanian Berkelanjutan
20
Bidang 1. Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP)
No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman
1 Bima Sakti Novi Tri N. Proses Pembuatan Dan Pemurnian Asap Cair Dari Tempurung Kelapa, Sebagai Bahan Pengawet Makanan Pengganti Formalin
25
2 Budi Raharjo Kajian Pengaruh Pengeringan Dan Penggilingan
Terhadap Mutu Gabah Dan Beras Varietas Inpari 1 Di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan
33
3 Budi Raharjo Pengaruh Penyimpanan Hermetik Pada Berbagai
Varietas Padi Terhadap Populasi Serangga Hama
39
4 Dewi Maya Maharani Kinetika Perubahan Tegangan Kontak
Maksimum Kacang Goreng Selama Penyimpanan
50
5 Emmy Darmawati Kajian Identifikasi Chilling Injury Pada Buah
Alpukat Secara Non Destructive Menggunakan
Gelombang Ultrasonik
59
6 I Made Supartha Utama Penundaan Pre-Cooling Berpengaruh Terhadap Susut Bobot, Mutu Visual Dan Masa Simpan Brokoli Di Dalam Kotak Styrofoam Diisi Es Curah
70
7 I Nengah Kencana
Putra
Reduction Of Oxalate Content At The Processing
Of Cocoyam (Xanthosoma Sagittifolium) Flour
By Immersion Method
79
8 I.S. Tulliza Pengaruh Tebal Tumpukan Dan Kecepatan
Pengeringan Terhadap Mutu Benih Padi Oryza
Sativa Hasil Pengeringan Dengan Box Dryer
86
9 Joko Nugroho W.K. Proses Pengeringan Singkong Parut Dengan
Menggunakan Pneumatic Dryer
(9)
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
viii
No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman
10 Joko Nugroho W.K. Pengeringan Umbi Kimpul (Xanthosoma
Sagittifolium Schott) Sawut Menggunakan
Pneumatic Dryer
105
11 Junaedi Muhidong Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Tingkat
Penjamuran Biji Kakao Selama Penyimpanan
113
12 Mulyati M. Tahir Perubahan Mutu Bumbu Picung (Pangium Edule
Reinw) Selama Penyimpanan Pada Suhu Ruang
120 13 Rokhani Hasbullah Disinfestasi Lalat Buah Pada Buah Belimbing
(Averrhoa Carambola L) Dengan Perlakuan Uap
Panas (Vapor Heat Treatment)
129
14 Roni Parulian Damanik Analisa Penggunaan Air Pengencer (Dilution Water) Pada Press Stasion Dan Clarification Station Terhadap Kenaikan Minyak
138
15 Supratomo Karakteristik Pemanasan Ohmic Selama Proses
Alkalisasi Rumput Laut Jenis Eucheuma Cottonii
145
16 Surya Abdul Muttalib Identifikasi Aroma Campuran (Blending) Kopi
Arabika Dan Robusta Dengan Electronic Nose
Menggunakan Sistem Pengenalan Pola
154
17 Y. Aris Purwanto Penentuan Titik Kritis Susut Pasca Panen Pisang (Studi Kasus Di Sentra Produksi Pisang, Cianjur)
164 18 Yusron Sugiarto Studi Performansi, Stabilitas Dan Mikrobial Pada
Digester Hibrid Terhadap Fluktuasi Limbah Cair Tapioka
171
19 Ida Bagus Putu Gunadnya
Penggunaan Giberelin Setelah Panen
Mempengaruhi Karakteristik Buah Melon Selama Penyimpanan
179
20 Jumriah Langkong Kajian Daya Patah Dan Kerenyahan Kripik
Kentang (Solanum Tuberosum Linn)
Berdasarkan Ketebalan Dan Lama Penggorengan
187
Bidang 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)
No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman.
1 Ade Moetangad
Kramadibrata
Kajian Perubahan Karakteristik Fisika-Mekanika Tanah Pada Beberapa Energi Pemadatan Tanah
197
2 Andreas W. Krisdiarto, Keterkaitan Infrastruktur Jalan Dan Hujan Terhadap Angka Restan Tbs Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq)
211
3 Asep Sapei Perkolasi Lahan Sawah Dengan Lapisan Kedap
Buatan (Artificial Impervious Layer / Hardpan)
Dalam Kerangka Irigasi Hemat Air
(10)
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
ix
No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman.
4 Bambang Rahadi Penilaian Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Batu Terhadap Laju Erosi
228
5 Chandra Setyawan Analisis Pengelolaan Tata Guna Lahan Untuk
Pengendalian Erosi Di Das Hulu Waduk Sempor
235
6 Fajri Anugroho The Effects Of Solid Compost And Combined
With Liquid Compost On Growth Of Leek (Allium Porrum L.)
241
7 Gatot Pramuhadi Kajian Efektivitas Dan Efisiensi Aplikasi Big
Gun Sprinkler Di Kebun Tebu Lahan Kering
253
8 I Wayan Tika Analisis Surplus Air Irigasi Sebagai Dampak
Aplikasi Teknik Ngenyatin Pada Subak Sungi I
260
9 Indarto Deteksi Kecenderungan Data Hujan Di Jawa
Timur Menggunakan Mann-Kendall Test
267
10 Mahmud Achmad The Analysis Of Hydrology And Sedimentation
During Flash Flood Event In Mamasa Catchment
279
11 Murtiningrum Prediksi Debit Sungai Bedog Dengan Model
Arima Sebagai Dasar Penentuan Pola Tanam Daerah Irigasi Cokrobedog
288
12 Nugroho Tri Waskitho Modal Manusia Pengelola Dalam Pengelolaan
Das Brantas
300
13 Nuraeni Dwi
Dharmawati
Kajian Variasi Lama Perendaman Pada Pembuatan Kompos Cair Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
308
14 Siti Suharyatun Laju Perubahan Lengas Tanah Pada Sistem
Lorong Pengatus Dangkal Di Tanah Sawah
316 15 Sitti Nur Faridah Analisis Sebaran Spasial Iklim Klasifikasi
Schmidt-Ferguson
324
16 Sophia Dwiratna NP. Penerapan Metode Two-Tier Dalam Pemodelan
Stokastik Curah Hujan Bulanan
333
17 Suhardi Model Pendugaan Perubahan Muka Airtanah
Selama Pemompaan
341
18 Suhardjo Widodo Pemetaan Dan Perencanaan Jaringan Distribusi
Air : Studi Kasus Di Dusun Krajan Desa Sidomulyo
349
19 Bambang Aris Sistanto Kajian Interval Pemberian Air Irigasi Dan Teknik Aplikasi Hidrogel Yang Tepat Pada Media Tanam Terhadap Efisiensi Penggunaan Air, Serta Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca Sativa L) Varietas New Red Fire
(11)
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
x
Bidang 3. Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian (SMP)
No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman
1 Hilda Julia Manajemen Pengendalian Sedimen Das Hulu
Waduk Sempor
377
2 Joko Sumarsono Pemodelan Matematika Pola Rembesan Emitter
Sistem Penyiram Tetes (Drip Irrigation) Pada Tanah Inceptisol
390
3 Joto Wahyudi Analisis Oil Losses Pada Fiber Dan Broken Nut
Di Unit Screw Press Dengan Variasi Tekanan
399
4 Leopold O. Nelwan Simulasi Algoritma Pengendalian Pada
Pengeringan Udara Alamiah Jagung Pipilan
405
5 Luh Putu Wrasiati Aplikasi Analisis Indeks Efektivitas Dalam
Menentukan Ekstrak Bunga Kamboja Cendana Yang Paling Berpotensi Untuk Dikembangkan Sebagai Antioksidan Alamiah
414
6 Siswoyo Soekarno Power Efficiency Study Of Electric Generator
Using Micro-Hydro Power With Pelton Turbine
422
7 Wilson Palelingan Aman
Dukungan Ibikk Permesinan Agroindustri Jurusan Teknologi Pertanian Unipa Untuk Meningkatkan Penggunaan Alsintan Di Papua Barat
431
8 Yohanes Setiyo Optimalisasi Produktivitas Kentang Granola G3
Dengan Implentasi Teknologi Mulsa Plastik Dan Proses Bioremidiasi Secara In-Situ
439
9 Sri Mudiastuti Modifikasi Bentuk GreenHouse Berventilasi
Ganda Pada Tanaman Bunga Chrysantemum.
Berdasarkan Analisis Termal Dalam Bangunan
447
Bidang 4. Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM)
No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman
1 Abadi Jading Pengembangan Rancangan Agitator Untuk
Mengoptimumkan Aliran Bahan Pada Alat
Pengering Pati Sagu Model Agitated-Vibro Cross
Flow Fluidized Bed (Agrocffb)
463
2 Ansar Analisis Performansi Mesin Pengupas Kulit Ari
Biji Kedelai Sistem Kering
470
3 Arifin Dwi Saputro Design And Application Of Aflatoxin Rapid
Detector To Detect And Measure The Content Of Aflatoxin In Agricultural Products
(12)
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
xi
No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman
4 Asep Yusuf Proses Penyosohan Sorgum Menggunakan Mesin
Penyosoh Tep-3 Untuk Mendukung Sorgum Sebagai Bahan Pangan
481
5 Bambang Purwantana Pengembangan Kompor Gas Bertekanan Rendah
Untuk Pembakaran Gas Hasil Gasifikasi Biomassa
490
6 Bambang Purwantana Pembersihan Dan Pendinginan Gas Hasil
Gasifikasi Biomassa Menggunakan Sprayer Air
498
7 Bandul Suratmo Pengaruh Cerobong Terhadap Kinerja Tungku 508
8 Bandul Suratmo Kajian Pemisahan Beras Dengan Gaya
Sentrifugal
516
9 Cahyawan Catur Edi
Margana
Sifat Aerodinamika Biji Jarak Dan Penerapannya Untuk Sistem Blower Pada Mesin Pengupas Biji Jarak Kepyar (Ricinus Communis L)
525
10 Desrial Desain Pemanas Tipe Elektrik Untuk
Pemanfaatan Bbn Minyak Nyamplung Sebagai Bahan Bakar Unit Generator Listrik
540
11 Dyah Wulandani Pengaruh Ukuran Jarak Antar Lubang
Pada “Obstacle” Tipe Plat Berlubang Dalam Reaktor Biodiesel Terhadap Laju Reaksi Produksi Biodiesel Non Katalitik
546
12 Eko Budi Bowo
Leksono
Perancangan Alat Pengecer Arang Bagas Pada Barisan Tanaman Tebu
554
13 Elita R. Widjaya Rekayasa Alat Pencacah Sawit Dengan Jenis
Pisau Circular
567
14 I Made Nada Kajian Kesesuaian Lingkungan Kerja Fisik
Terhadap Pekerja Pada Penyosohan Beras ‘Su’ Di Desa Babahan Penebel Tabanan
574
15 Indya Dewi Analisis Ergonomi Pada Penyiapan Lahan Sawah
Lebak Menggunakan Alat Tradisional Tajak Di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan
579
16 M. Muhaemin Pengembangan Model Mesin Grading Tomat
Berdasarkan Evaluasi Secara Visual
588
17 Nursigit Bintoro Perpindahan Panas Dan Massa Proses
Pengeringan Mekanis Metode Dryeration Dengan Menggunkan Silo Beraerator
597
18 Tri Tunggal Rancangan Mesin Penghancur Sisa Tanaman
Menggunakan Gergaji Putar (Rotary Saw)
(13)
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
xii
Bidang 5. Emerging Technology (ET)
No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman
1 Asri Widyasanti Pasteurisasi Ohmic Jus Campuran Jeruk- Wortel:
Pengukuran Konduktivitas Listrik Keseluruhan Dan Optimasi Model Prediksi Matematika
613
2 Bambang Susilo Efek Penerapan Gelombang Ultrasonik Pada
Esterifikasi Minyak Jarak Pagar (Jatropha
Curcas L.)
625
3 Cahyawan Catur Edi
Margana
The Evaluation Of Fuel Conversion From Kerosene To Coal For Tobacoo Curing Based On The Technical And Environmental Aspects In Lombok, West Nusa Tenggara
632
4 Cicih Sugianti Kajianpengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap
Mortalitas Lalat Buah Dan Mutu Buah Mangga
Gedong (Mangifera Indica. L) Selama
Penyimpanan
648
5 Dimas Firmanda Al
Riza
Desain Dan Simulasi Fotobioreaktor Dengan Tenaga Surya Untuk Budidaya Mikroalga
657
6 Gatot Pramuhadi Kajian Efektivitas Dan Efisiensi Aplikasi
Herbisida Di Kebun Tebu Lahan Kering
665
7 I Dewa Made Subrata Modifikasi Mekanisme Pengendali Traktor
Empat Roda Untuk Menunjang Percepatan Otomatisasi Dibidang Pertanian
675
8 I Wayan Astika Pengukuran Tingkat Warna Daun Padi Dengan
Telepon Seluler Android
683
9 I Wayan Astika Penentuan Intensitas Cahaya Dan Ketinggian
Terbang Pesawat Yang Optimal Untuk Pemetaan Tingkat Warna Daun Padi
694
10 Leopold O. Nelwan Kajian Termal Pada Kolektor Datar Surya Semi
Tertutup Untuk Berbagai Kemiringan
704
11 Mohammad Agita
Tjandra
Survei Gps Dengan Metoda Statik Untuk Kawasan Sekitar Sungai Batang Kuranji, Kota Padang
713
12 Mursalim Studi Laju Pengeringan Semi-Refined
Carrageenan (Src) Yang Diproduksi Secara Konvensional Dan Secara Ohmic
718
13 P.A.S. Radite Pengolahan Data Posisi Real Time Dari
Rtk-Dpgs Berbasis Mikrokontroler
728
14 Rahmat Sabani Analisa Penyediaan Dan Pemanfaatan Energi
Panas Pada Pengeringan Lapis Tipis Produk Pertanian Menggunakan Kolektor Surya Kaca Ganda
(14)
Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]
xiii
Makalah Poster
No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman
1 I Made Anom S.
Wijaya
Variasi Spatial Unsur Hara N, P, Dan K Pada Lahan Padi Sawah (Studi Kasus Di Kabupaten Klungkung)
747
2 Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja
Pengaruh Teknik Pre-Cooling Terhadap Warna Bunga Melati Selama Penyimpanan
756
3 Ida Ayu Mahatma
Tuningrat
Pemilihan Prioritas Pengembangan Buah Unggulan Yang Dihasilkan Di Bali
764
4 K. A. Nocianitri Pengaruh Suhu Dan Waktu Ekstraksi Terhadap
Rendemen Dan Karakteristik Pektin Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.)
777
5 Lilik Pujantoro Kajian Pengaruh Fisis Teknik Pengemasan
Selama Transportasi Terhadap Mutu Eksternal Dan Internal Telur Ayam Buras
783
6 Ni Wayan Wisaniyasa The Utilization Of Local Tubers As An
Alternative Food Substitute Rice
797
7 Sumiyati Pengembangan Model Agroekowisata Sebagai
Upaya Pelestarian Lingkungan Subak
803
8 Ni Luh Yulianti Kajian Lama Perendaman Dan Tingkat
Konsentrasi Larutan Cacl2 Terhadap Tekstur
Dan Kecerahan Rebung Tabah (Gigantochloa
Nigrociliata(Buse)Kurz) Fresh-Cut Pada Kemasan Vakum Suhu Dingin
813
9 I Putu Surya Wirawan The Effect Of The Mowing Height On Mowing
Torque And Quality Of Turfgrass Tiff Way 146
821
10 S.A. Lindawati Evaluasi Subyektifitas dan Obyektifitas Produk
Olahan Daging Itik Afkir
(15)
!
VARIASI SPATIAL UNSUR HARA N, P, DAN K PADA
LAHAN PADI SAWAH
(STUDI KASUS DI KABUPATEN KLUNGKUNG)
I Made Anom S. Wijaya, I Putu Gde Ary Subagiana, dan I Wayan Tika
Program Studi Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung, Bali
E-mail: anomsw@ftp.unud.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi spasial beberapa unsur hara makro tanah seperti nitrogen, fosfor dan kalium pada lahan padi sawah sebelum tanam dan setelah panen. Penelitian dilakukan dengan cara mengambil sampel tanah di 15 titik yang berbeda pada lahan padi sawah seluas 40 are. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu sebelum masa tanam pertama, setelah masa panen pertama sebelum masa tanam kedua, dan setelah panen kedua sebelum masa tanam ketiga. Sampel tanah kemudian dianalisis di
laboratorium. Hasil analisis laboratorium kemudian diolah dengan menggunakan software
ArcView untuk menyajikan data penelitian dalam bentuk peta pola sebaran unsur hara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pada analisis spasial terjadi perubahan variasi pola sebaran nitrogen dari 0.37 menjadi 0.60 sebelum tanam pertama dan menjadi 1.33 setelah panen kedua, fosfor dari 24.62 menjadi 10.41 sebelum tanam pertama dan menjadi 21.98 setelah panen kedua, kalium dari 4,56.66 menjadi 33,267.47 sebelum tanam pertama dan menjadi 8,963.62 setelah panen kedua.
Kata kunci :nitrogen, fosfor, kalium, analisis spasial, ArcView
PENDAHULUAN
Tanaman padi merupakan tanaman semusim dan pada umumnya hanya satu kali
berproduksi. Tanaman ini termasuk famili Graminae dengan jumlah spesies kurang lebih 25
buah, salah satunya adalah spesies Oriza Sativa L. Berdasarkan tempat hidupnya tanaman
padi menghendaki lahan sawah basah. Penanaman padi di lahan kering biasanya dilakukan petani pada di areal-areal tanah hujan dimana tidak terdapat air irigasi sehingga waktu
penanamannya menyesuaikan dengan turunnya hujan (Anon, 2009)b.
Menurut Anond (1988), agar tanaman bisa tumbuh dengan baik, maka kondisi lahan
haruslah ideal sesuai dengan syarat yang dibutuhkan tanaman. Lahan yang kaya akan unsur hara dan memiliki kandungan organik yang cukup, sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar tumbuh secara optimal. Namun demikian, tidak mudah untuk menciptakan kondisi ideal suatu lahan bagi tanaman. Beberapa unsur hara yang dibutuhkan tanaman, antara lain Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Sampai saat ini, tanah masih menjadi faktor vital dalam usahatani karena hampir semua tanaman membutuhkan kehadirannya sebagai tempat tumbuh, tempat persediaan nutrisi (unsur hara) maupun air yang sangat dibutuhkan tanaman. Pada tanah yang miskin
(16)
!
unsur hara perlu diadakan pemberian unsur hara yang dikenal dengan pemupukan. Unsur hara yang terkandung dalam tanah adalah unsur hara makro dan mikro, unsur hara makro diperlukan tanaman dalam jumlah yang besar, tetapi unsur hara mikro diperlukan tanaman
dalam jumlah yang kecil (Anon, 2009)a.
Penggunaan tanah yang terus menerus tanpa istirahat disertai dengan aplikasi pupuk yang tidak tepat akan merusak struktur dan komposisi tanah. Akibatnya, tanah yang semula subur akan menurun kualitasnya, dengan implikasi penggunaan pupuk dengan dosis semula tidak lagi efektif untuk meningkatkan produktivitas. Artinya, dosis pupuk yang dulu tidak bisa lagi dijadikan tolak ukur untuk aplikasi saat ini. Selain penggunaan lahan yang terus menerus, adanya perubahan iklim, pencemaran, penggunaan bahan kimia yang berlebihan juga sedikit banyak merubah variabel yang mempengaruhi kesuburan tanah seperti pH tanah, kandungan unsur hara makro maupun mikro, KTK (kapasitas tukar kation), kelembaban,
kelarutan dan lain-lain (Anon, 2009)d.
Agar tanaman bisa tumbuh dengan baik, maka kondisi tanah harus ideal sesuai dengan syarat yang dibutuhkan tanaman. Tanah yang kaya akan unsur hara dan memiliki kandungan organik yang cukup, sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar tumbuh secara optimal. Namun demikian, tidak mudah untuk menciptakan kondisi ideal suatu tanah bagi tanaman.
Untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan tanah sesuai tanamannya perlu dilakukan pengujian. Hasil pengujian tanah sangat berguna untuk pertanian karena akan memberikan informasi yang lengkap mengenai kondisi lahan saat ini. Dari hasil pengujian itu diperkirakan
jenis dan jumlah unsur hara yang harus ditambahkan (Anon, 2009)c. Pengujian kesuburan
tanah dilakukan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah yang berbeda-beda yang kemungkinan besar akan berpengaruh pada hasil tanaman yang bervariasi. Sehingga dengan adanya kesuburan tanah yang bervariasi maka lokasi pemupukan yang diperlukan oleh tanaman akan berbeda pula.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis spasial unsur hara tanah pada tanaman padi. Analisis spasial merupakan suatu konsep perhitungan sederhana, klasifikasi, penataan, tumpangsusun geometris, permodelan kartografis dan prosedur kuantitatif yang dilakukan pada analisis lokasi (Otheringham. Stewart. A., 2005).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan variasi spasial beberapa unsur hara makro tanah (N, P, dan K) sebelum tanam dan setelah panen pada tanaman padi. Dari hasil penelitian ini diharapkan dengan diketahuinya variasi unsur hara tanah sebelum tanam dan setelah panen, para petani dapat mengetahui lokasi kekurangan pemupukan pada lahan yang dikelola.
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Tempat
Pengambilan sampel variasi tanah dilaksanakan pada persawahan padi Dusun Penasan, Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, dengan luas sawah 40 are. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
1.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah yang diambil pada lokasi dengan kondisi kapasitas lapang. Bahan yang digunakan untuk analisis kimia menggunakan
(17)
campuran salenium, H2SO4
pengekstrak P-A, larutan pewar Sedangkan peralatan yan analisis unsur hara tanah seper ukur, kasa, pemancar air, lab penyulingan, labu ekstaraksi, m
1.3 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilakukan sebelum masa tanam kedua dilakukan setelah masa p tanggal 4 Juni 2009 dan tahap ketiga yaitu diambil pada tang sebanyak 15 sampel seperti pad diambil sampel sebanyak 800 Selanjutnya dilakukan analisis
Perlakuan pemupukan adalah pemupukan menggunak dilakukan pada saat padi berum minggu sebelum panen. Pola ta
Dengan menggunakan da spatial dan perubahan variasi sp
Ketera
Gambar.
1.4 Variabel Yang Diamati
Variabel yang diamati pa P-tersedia menggunakan Meto Metode Bray No. 1. Perubahan
menggunakan software arcview
variasi hasil analisis spasial uns dipanen. Hasil akhir yang diper
pekat, air destilata, asam borat 1%, H2SO
pewarna P-B, dan larutan pereduksi P-C.
n yang digunakan adalah alat pengambilan samp seperti beaker glass, botol, ayakan, labu takar, p ir, labu Erlenmeyer, neraca, labu khjeldahl, ala ksi, mesin pengocok, fotonyala, thermometer, tabu
litian
ukan dalam 3 tahap yaitu tahap pertama pengamb tanam pertama yaitu diambil pada tanggal 8 Feb masa panen pertama, sebelum masa tanam kedua y tahap ketiga dilakukan setelah panen kedua, sebe
a tanggal 5 November 2009. Pengambilan samp rti pada Gambar 1. Dari masing-masing lokasi pen 800-900 gram dalam keadaan tidak utuh, pada alisis unsur hara N, P, dan K, di laboratorium. kan yang dilakukan oleh petani pada lahan pen
gunakan pupuk sebanyak 50 kg urea, dimana pem berumur 3 minggu setelah tanam dan pemupukan
ola tanam pada daerah subak tersebut adalah sama data hasil analisis di laboratorium kemudian d
spatial dengan menggunakan software arc View
Keterangan : : Titik pengambilan sampel
mbar. 1 Lokasi Pengambilan Sampel Tanah
mati
ati pada penelitian ini adalah N-total menggunakan Metode Bray No. 1, dan K-tersedia yang juga ubahan variasi spatial unsur hara tanah tersebut ke
view. Perubahan variasi spatial dilakukan dengan ial unsur hara tanah sebelum padi ditanam dan set
diperoleh berupa peta variasi spatial.
!
SO4 0,05%, larutan
sampel tanah dan alat akar, pipet 10 ml, glass
hl, alat destruksi, alat r, tabung reaksi, dll.
gambilan sampel tanah 8 Februari 2009, tahap edua yaitu diambil pada a, sebelum masa tanam sampel tanah diambil asi pengambilan sampel pada kedalaman 15 cm.
n pengambilan sampel pemupukan pertama ukan kedua dilakukan 2 sama.
ian dilakukan analisis
View.
unakan metode Kjeldhl, g juga menggunakan . but kemudian dianalisa engan membandingkan an setelah padi tersebut
(18)
!
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis laboratorium, kandungan unsur hara Nitrogen, P- tersedia, K-tersedia, dan pH dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Hasil Analisis Kandungan Unsur Hara N, P, K, dan pH
Petak Sampel N total (%) P tersedia (ppm) K tersedia (ppm) PH
I II III I II III I II III I II III
P1 0.14 0.14 0.21 22.33 5.51 16.45 315.18 265.38 276.67 6.25 6.29 6.57 P2 0.14 0.17 0.21 18.70 11.56 16.98 314.80 267.93 427.37 6.54 6.25 6.67 P3 0.11 0.15 0.19 12.84 15.21 13.88 267.80 386.76 287.05 6.31 6.00 6.47 P4 0.09 0.12 0.23 11.67 13.66 3.90 267.94 267.23 135.13 6.55 6.23 6.56 P5 0.11 0.11 0.14 13.73 5.96 9.91 228.39 210.18 135.13 6.72 6.19 6.59 P6 0.10 0.16 0.19 8.09 13.25 2.20 225.56 154.69 131.49 6.66 6.16 6.60 P7 0.09 0.14 0.16 13.34 10.65 3.75 374.95 210.31 130.01 6.67 6.40 6.63 P8 0.08 0.10 0.15 8.76 9.41 6.84 241.85 267.76 128.74 6.72 6.41 6.41 P9 0.10 0.08 0.19 5.10 7.29 11.57 189.97 155.16 129.24 6.71 6.27 6.36 P10 0.11 0.11 0.17 9.21 5.99 11.53 346.38 267.76 128.80 6.60 6.24 7.12 P11 0.10 0.13 0.15 10.02 6.44 15.75 234.07 268.76 282.58 6.62 6.39 6.73 P12 0.10 0.14 0.25 4.55 12.34 6.80 224.69 266.34 127.90 6.58 6.10 7.09 P13 0.13 0.10 0.22 5.01 10.98 9.26 351.82 208.54 126.23 6.34 6.42 6.66 P14 0.09 0.13 0.20 7.72 12.82 7.70 185.11 211.11 125.68 6.69 6.36 6.72 P15 0.08 0.14 0.12 10.36 12.30 11.29 142.70 209.54 275.74 6.69 6.20 6.89 P Var 0.37 0.60 1.33 24.62 10.41 21.98 4.569.66 3.267.47 8.963.62 0.02 0.01 0.05
Tabel 1. menunjukkan bahwa variasi kandungan N total berkisar antara 0,08% - 0,25%
dengan nilai varian masing-masing 0,37; 0,60; 1,33. Kandungan P tersedia memiliki range
nilai yang cukup luas yakni 2,20 ppm - 22,33 ppm dengan nilai varian rata-rata setiap tahap masing-masing 24,62; 10,41; dan 21,98. K tersedia berkisar antara 125,68 ppm -
374,95 ppm merupakan variabel dengan range terbesar. Derajat keasaman tanah secara
keseluruhan adalah 6,00 - 7,12 dengan rata-rata pH adalah 6,5. Rata-rata nilai varian juga menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu besar yaitu 0,029.
1.5 Perubahan Variasi Kandungan N-total
Berdasarkan kenampakan peta Inverse Distance Weighted (IDW), pada Gambar 2a yang cenderung didominasi dengan warna putih menandakan bahwa kandungan unsur hara Nitrogen di dalam tanah sangat rendah hal tersebut disebabkan karena pada saat pengambilan sampel pada tanggal 18 Februari 2009 musim kemarau oleh karena itu akan menyebabkan terjadinya proses penguapan (volatilisasi) dan sedikitnya kandungan unsur hara Nitrogen yang terkandung di dalam tanah.
(19)
!
Gambar 2. Peta Spasial Kandungan Nitrogen
Selanjutnya pada Gambar 2b memberikan indikasi bahwa kandungan unsur hara Nitrogen masih bisa dikatakan rendah, perubahan tersebut terjadi karena pada saat pengambilan sampel pada tanggal 4 Juni 2009 terjadinya musim hujan, hal tersebut akan menyebabkan terjadinya proses leacing (pencucian), begitu pula pada Gambar 2c pada saat pengambilan sampel tanggal 5 November 2009 terjadinya musim hujan pula, hal tersebut menyebabkan proses leacing (pencucian) pada tanah dan walaupun di beberapa titik terjadi perubahan warna indikator, namun tidak mengubah interpretasi atau keterangan secara menyeluruh yang dihasilkan yakni masih dalam batas rendah. Selain memang karena faktor kesuburan tanah, pemupukan yang tidak seimbang bisa menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kandungan unsur hara Nitrogen pada tanah.
Faktor cuaca seperti hujan juga dapat memberikan pengaruh terhadap variasi pada masing-masing pola sebaran spasial baik pada Gambar 2a, 2b maupun 2c ataupun terjadinya perubahan kandungan unsur hara Nitrogen dari Gambar 2a yang sebelum panen menunjukkan bahwa gambar 2a,memiliki pola penyebaran kandungan unsur hara Nitrogen sangat rendah menjadi Gambar 2b yang sesudah panen yang memiliki pola penyebaran unsur hara Nitrogennya rendah selanjutnya begitu pula pada gambar 2c menunjukkan pola penyebaran unsur hara Nitrogennya sedang.
Berdasarkan ketiga gambar di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan kandungan unsur hara nitrogen. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi indikator dan informasi bagi para petani dalam hal pola tanam, maupun kuantitas pemupukan dengan menggunakan strategi yang tepat. Sehingga petani dapat menggunakan pupuk dan melakukan pemupukan secara berimbang, efektif dan efisien. Unsur N merupakan unsur utama bagi pertumbuhan tanaman yaitu sebagai penyusun protein, asam nukleat, khlorofil dan senyawa organik lain, maka dengan demikian natrium merupakan penyusun protoplasma (Sarief,
(20)
!
1989). Selanjutnya Buckman dan Brady (1982) menambahkan bahwa unsur N merupakan unsur pembatas yang sangat berpengaruh dalam keadaan kekurangan dibandingkan dengan unsur hara yang lainnya dan pengaruhnya sangat mencolok dan cepat bila ditambahkan pada
tanaman dan N-tersedia antara lain NO2- , NO3-, dan NH4+.
Pada umumnya nitrogen sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar (Sarief, 1989). Nitrogen juga berperan sebagai penyusun semua protein, khlorofil dan asam-asam nukleat, serta berperan penting dalam pembentukan koenzim (Hanafiah, 2005).
3.2 Perubahan Variasi Kadar Unsur P-tersedia
Mengamati kenampakan Peta Inverse Distance weighted (IDW) pada Gambar 3a terlihat didominasi oleh warna cokelat muda yang menandakan bahwa kandungan unsur hara Fosfor di dalam tanah sangat rendah walapun pada beberapa titik memiliki kandungan Fosfor yang tinggi karena pada saat itu adalah musim kemarau. Ketidakmerataan tersebut disebabkan oleh sedikitnya kandungan unsur hara Fosfor yang terkandung di dalam tanah atau dapat juga disebabkan oleh sistem pengairan yang kurang baik sehingga terjadi ketimpangan kandungan Fosfor.
Gambar 3. Peta Spasial Kandungan Fosfor
Pada Gambar 3b terlihat hampir terjadi pemerataan pada pola spasial sebaran, hampir seluruh lahan terlihat berwarna cokelat muda, walaupun kandungan unsur hara Fosfor masih bisa dikatakan rendah, perubahan tersebut terjadi dikarenakan pada saat itu terjadinya musim hujan oleh karena itu kandungan unsur hara fosfor terikat karena sifat unsur hara fosfor adalah mudah terikat. Pada Gambar 3c, dapat dilihat pola yang terjadi hampir sama pada
(21)
!
Gambar 3a, masih didominasi dengan warna cokelat muda, walaupun pada beberapa titik terdapat indikasi tingginya unsur hara Fosfor karena terjadi musim hujun pula.
Faktor cuaca seperti hujan juga dapat memberikan pengaruh terhadap variasi atau tidak meratanya unsur hara Fosfor pada masing-masing pola sebaran spasial baik pada gambar 3a, 3b maupun 3c. Hal lain yang mungkin menyebabkan terjadinya variasi unsur hara Fosfor ini adalah perbedaan kecepatan siklus alami dari pada unsur Fosfor tersebut pada masing-masing pola sebaran spasial. Gambar 1 menegaskan secara kuantitatif yang didasarkan pada nilai varian dari ketiga tahap analisis sampel yang dilakukan, yang menunjukkan variasi kandungan unsur hara Fosfor pada pola sebaran spasial.
Fosfor diserap tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO42-. Ketersediaan Fosfor di
dalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling penting adalah pH tanah. Hanafiah (2005), menyatakan bahwa proporsi penyerapan dipengaruhi pH perakaran. Fosfor sebagian besar berasal dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelapukan bahan organik. Walaupun sumber Fosfor didalam tanah mineral tersedia cukup banyak, tanaman masih bisa mengalami kekurangan Fosfor. Pasalnya, sebagian besar fosfor terikat secara kimia oleh unsur lain sehingga menjadi senyawa yang sulit larut dalam air (Novizan, 2002). Fungsi unsur Fosfor pada tanaman padi menurut De Datta (1981) adalah untuk merangsang perkembangan akar, mempercepat perkembangan dan pemasakan biji, meningkatkan anakan, meningkatkan kemampuan tanaman tumbuh lebih cepat dan lebih lengkap, merangsang perkembangan biji yang baik dan memberikan nilai nutrisi tinggi pada tanaman padi.
Jika fosfor dalam keadaan kurang, pembelahan sel dalam tanaman tertunda dan pertumbuhan dihalangi. Warna hijau gelap berkaitan dengan satu perubahan warna keungu-unguan pada stadia perkecambahan merupakan satu gejala defisiensi fosfor, kemudian tanaman menjadi kuning dan kekurangan fosfor dapat pula mengakibatkan terhambatnya penggunaan nitrogen oleh tanaman. Tidak tersedianya fosfor dalam jumlah yang cukup juga mengakibatkan kematangan tanaman dan pembentukan biji selalu tertunda. Ciri gejala defisiensi fosfor diantara tanaman adalah pertumbuhan kerdil (Foth, 1998).
3.3 Perubahan Variasi Kadar Unsur K-tersedia
Mengamati kenampakan Peta Inverse Distance weighted (IDW) , pada Gambar 4a terlihat didominasi oleh warna hijau yang hampir merata pada gambar, yang menandakan bahwa kandungan unsur hara Kalium di dalam tanah tinggi walapun pada beberapa bagian memiliki kandungan Kalium yang sedang. Hasil yang ditunjukkan dari Gambar 4a ini merupakan kondisi ideal untuk dijadikan lahan penanaman padi, karena kandungan atau kuantitas unsur hara Kalium yang dikandung sesuai kebutuhan dan memiliki tingkat keseragaman yang cukup tinggi pada titik-titk sebaran.
Gambar 4b hampir mirip dengan Gambar 4a dimana kondisi ideal masih terlihat juga pemerataan pada pola spasial sebaran, hampir seluruh lahan terlihat didominasi warna hijau. Pada Gambar 4c lebih didominasi dengan warna hijau muda, berbeda dengan dua gambar sebelumnya, yang berarti terjadi penurunan kadar unsur hara Kalium. Hal tersebut mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas fisiologis tumbuhan serta terjadinya peningkatan suhu tanah sehingga daya serap tanaman terhadap unsur K menjadi lebih tinggi. Perubahan yang terjadi dari gambar a,b,dan c terjadi karena faktor cuaca seperti hujan dapat memberikan pengaruh terhadap variasi maupun pengurangan kandungan unsur K di dalam tanah karena
terjadinya suatu proses leacing (pencucian).
Sumber utama kalium tanah adalah kerak bumi yang mengandung asam dan mineral kalium. Unsur kalium tidak dapat berdiri sendiri, tapi selalu terdapat pada persenyawaan didalam berbagai batuan, mineral dan larutan garam. Kalium yang terdapat pada batuan dan
(22)
sebagian bentuk ini akan hilang laut (Suwastika, 2001). Foth sebagai penyeimbang keadaan sintesis dan translikasi karbo kekuatan batang. Kekukaranga rebahnya batang.
Ga
Departemen Pertanian (1 memperlancar proses fotosinte memperkuat ketegangan batan kecepatan pembusukan hasil se tanaman terhadap serangan ham
KE
4.1. Kesimpulan
Analisis pemetaan spasia
Nitrogen, Fosfor dan Kalium dala
derajat keasaman tanah sebelum
4.2. Saran
Perlu dilakukan penelitia dalam tanah maupun faktor fi informasi yang dihasilkan lebih dapat digunakan sebagai dasar
fertilizer), terutama untuk unsur
hilang akibat leacing (pencucian) yang akhirnya ak Foth (1994), menyatakan bahwa kalium mem
adaan bila tanaman kelebihan nitrogen. Unsur i karbohidrat, sehingga meningkatkan ketebalan arangan kalium kadang-kadang juga ditandai ole
Gambar 4. Peta Spasial Kandungan Kalium
ian (1988), menyebutkan bahwa unsur kalium tosintesis, memacu pertumbuhan tanaman pada ti batang sehingga mengurangi resiko mudah re asil selama pengangkutan dan penyimpanan, mena an hama dan penyakit.
KESIMPULAN DAN SARAN
spasial menunjukkan terjadinya perubahan variasi
dalam tanah sebelum dan sesudah panenmenunjukk
ebelum dan sesudah panen.
nelitian dengan mempertimbangkan kandungan u tor fisik agar diperoleh hasil analisis yang lebih n lebih tepat dan pemetaan spasial kandungan har dasar untuk pemberian dosis pupuk yang bervari
unsur Nitrogen.
!
nya akan menumpuk di mempunyai pengaruh nsur ini meningkatkan balan dinding sel dan dai oleh rusaknya atau
alium berfungsi dalam ada tingkat permulaan, ah rebah, mengurangi , menambah daya tahan
riasi pola sebaran pada
unjukkan adanya variasi
ngan unsur hara mikro lebih akurat sehingga an hara di dalam tanah
(23)
!
DAFTAR PUSTAKA
Anonimusa. 2009. Manfaat Pemupukan Berimbang http://www.niaga.pusri.co.id/Berimbang/
Pemupukan_berimbang.htm. Akses tanggal 21 April 2009
Anonimusb. 2009. Manfaat Pemupukan Berimbang http://www.niaga.pusri.co.id/Berimbang/
Pemupukan_berimbang.htm.Akses tanggal 23 April 2009
Anonimusc. 2209. Pemupukan Padi Sawah Berdasarkan Traget Hasil Panen.
http://www.pustakadeptan.go.id/rkb/knowledgebank/regionalSites/Indonesia/docs/IndosensiaPe mupukanPadi%20Sawah.doc. Akses tanggal 23 April 2009
Anonimusd. 2009/ Aplikasi Teknis Pemupukan Berimbang. http://www.pupul.cvmgm.com/prod/ap11/
unggul.html. Akses tanggal 25 April 2009
Buckman, H. O dan Nyle C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. PT Bharatara Karya Aksara. Jakarta.
De Dattta, S. K. 1981. Priciple and Practices of Rice Production A Wiley Interscience Publications, John Wiley and Sons. New York 616. P.
Departemen Pertanian. 1988. Pedoman bercocok Tanam Padi Palawija Sayur-Sayuran. Badan Pengendali Bimas. Jakarta.
Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi Ketujuh. Gajahmada University Press. Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Perkasa. Jakarta. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Sarief, E. S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Cetakan Keempat. Penerbit Pustaka Buana. Bandung.
Otheringham. Stewart. A., 2005 Quantitative Geography- Perspective on Spatial Data Analyais, SAGE
(1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis laboratorium, kandungan unsur hara Nitrogen, P- tersedia, K-tersedia, dan pH dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Hasil Analisis Kandungan Unsur Hara N, P, K, dan pH
Petak Sampel N total (%) P tersedia (ppm) K tersedia (ppm) PH
I II III I II III I II III I II III
P1 0.14 0.14 0.21 22.33 5.51 16.45 315.18 265.38 276.67 6.25 6.29 6.57 P2 0.14 0.17 0.21 18.70 11.56 16.98 314.80 267.93 427.37 6.54 6.25 6.67 P3 0.11 0.15 0.19 12.84 15.21 13.88 267.80 386.76 287.05 6.31 6.00 6.47 P4 0.09 0.12 0.23 11.67 13.66 3.90 267.94 267.23 135.13 6.55 6.23 6.56 P5 0.11 0.11 0.14 13.73 5.96 9.91 228.39 210.18 135.13 6.72 6.19 6.59 P6 0.10 0.16 0.19 8.09 13.25 2.20 225.56 154.69 131.49 6.66 6.16 6.60 P7 0.09 0.14 0.16 13.34 10.65 3.75 374.95 210.31 130.01 6.67 6.40 6.63 P8 0.08 0.10 0.15 8.76 9.41 6.84 241.85 267.76 128.74 6.72 6.41 6.41 P9 0.10 0.08 0.19 5.10 7.29 11.57 189.97 155.16 129.24 6.71 6.27 6.36 P10 0.11 0.11 0.17 9.21 5.99 11.53 346.38 267.76 128.80 6.60 6.24 7.12 P11 0.10 0.13 0.15 10.02 6.44 15.75 234.07 268.76 282.58 6.62 6.39 6.73 P12 0.10 0.14 0.25 4.55 12.34 6.80 224.69 266.34 127.90 6.58 6.10 7.09 P13 0.13 0.10 0.22 5.01 10.98 9.26 351.82 208.54 126.23 6.34 6.42 6.66 P14 0.09 0.13 0.20 7.72 12.82 7.70 185.11 211.11 125.68 6.69 6.36 6.72 P15 0.08 0.14 0.12 10.36 12.30 11.29 142.70 209.54 275.74 6.69 6.20 6.89
P Var 0.37 0.60 1.33 24.62 10.41 21.98 4.569.66 3.267.47 8.963.62 0.02 0.01 0.05
Tabel 1. menunjukkan bahwa variasi kandungan N total berkisar antara 0,08% - 0,25% dengan nilai varian masing-masing 0,37; 0,60; 1,33. Kandungan P tersedia memiliki range
nilai yang cukup luas yakni 2,20 ppm - 22,33 ppm dengan nilai varian rata-rata setiap tahap masing-masing 24,62; 10,41; dan 21,98. K tersedia berkisar antara 125,68 ppm - 374,95 ppm merupakan variabel dengan range terbesar. Derajat keasaman tanah secara keseluruhan adalah 6,00 - 7,12 dengan rata-rata pH adalah 6,5. Rata-rata nilai varian juga menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu besar yaitu 0,029.
1.5 Perubahan Variasi Kandungan N-total
Berdasarkan kenampakan peta Inverse Distance Weighted (IDW), pada Gambar 2a yang cenderung didominasi dengan warna putih menandakan bahwa kandungan unsur hara Nitrogen di dalam tanah sangat rendah hal tersebut disebabkan karena pada saat pengambilan sampel pada tanggal 18 Februari 2009 musim kemarau oleh karena itu akan menyebabkan terjadinya proses penguapan (volatilisasi) dan sedikitnya kandungan unsur hara Nitrogen yang terkandung di dalam tanah.
(2)
!
Gambar 2. Peta Spasial Kandungan Nitrogen
Selanjutnya pada Gambar 2b memberikan indikasi bahwa kandungan unsur hara Nitrogen masih bisa dikatakan rendah, perubahan tersebut terjadi karena pada saat pengambilan sampel pada tanggal 4 Juni 2009 terjadinya musim hujan, hal tersebut akan menyebabkan terjadinya proses leacing (pencucian), begitu pula pada Gambar 2c pada saat pengambilan sampel tanggal 5 November 2009 terjadinya musim hujan pula, hal tersebut menyebabkan proses leacing (pencucian) pada tanah dan walaupun di beberapa titik terjadi perubahan warna indikator, namun tidak mengubah interpretasi atau keterangan secara menyeluruh yang dihasilkan yakni masih dalam batas rendah. Selain memang karena faktor kesuburan tanah, pemupukan yang tidak seimbang bisa menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kandungan unsur hara Nitrogen pada tanah.
Faktor cuaca seperti hujan juga dapat memberikan pengaruh terhadap variasi pada masing-masing pola sebaran spasial baik pada Gambar 2a, 2b maupun 2c ataupun terjadinya perubahan kandungan unsur hara Nitrogen dari Gambar 2a yang sebelum panen menunjukkan bahwa gambar 2a,memiliki pola penyebaran kandungan unsur hara Nitrogen sangat rendah menjadi Gambar 2b yang sesudah panen yang memiliki pola penyebaran unsur hara Nitrogennya rendah selanjutnya begitu pula pada gambar 2c menunjukkan pola penyebaran unsur hara Nitrogennya sedang.
Berdasarkan ketiga gambar di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan kandungan unsur hara nitrogen. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi indikator dan informasi bagi para petani dalam hal pola tanam, maupun kuantitas pemupukan dengan menggunakan strategi yang tepat. Sehingga petani dapat menggunakan pupuk dan melakukan pemupukan secara berimbang, efektif dan efisien. Unsur N merupakan unsur utama bagi pertumbuhan tanaman yaitu sebagai penyusun protein, asam nukleat, khlorofil dan senyawa organik lain, maka dengan demikian natrium merupakan penyusun protoplasma (Sarief,
(3)
1989). Selanjutnya Buckman dan Brady (1982) menambahkan bahwa unsur N merupakan unsur pembatas yang sangat berpengaruh dalam keadaan kekurangan dibandingkan dengan unsur hara yang lainnya dan pengaruhnya sangat mencolok dan cepat bila ditambahkan pada tanaman dan N-tersedia antara lain NO2- , NO3-, dan NH4+.
Pada umumnya nitrogen sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar (Sarief, 1989). Nitrogen juga berperan sebagai penyusun semua protein, khlorofil dan asam-asam nukleat, serta berperan penting dalam pembentukan koenzim (Hanafiah, 2005).
3.2 Perubahan Variasi Kadar Unsur P-tersedia
Mengamati kenampakan Peta Inverse Distance weighted (IDW) pada Gambar 3a terlihat didominasi oleh warna cokelat muda yang menandakan bahwa kandungan unsur hara Fosfor di dalam tanah sangat rendah walapun pada beberapa titik memiliki kandungan Fosfor yang tinggi karena pada saat itu adalah musim kemarau. Ketidakmerataan tersebut disebabkan oleh sedikitnya kandungan unsur hara Fosfor yang terkandung di dalam tanah atau dapat juga disebabkan oleh sistem pengairan yang kurang baik sehingga terjadi ketimpangan kandungan Fosfor.
Gambar 3. Peta Spasial Kandungan Fosfor
Pada Gambar 3b terlihat hampir terjadi pemerataan pada pola spasial sebaran, hampir seluruh lahan terlihat berwarna cokelat muda, walaupun kandungan unsur hara Fosfor masih bisa dikatakan rendah, perubahan tersebut terjadi dikarenakan pada saat itu terjadinya musim hujan oleh karena itu kandungan unsur hara fosfor terikat karena sifat unsur hara fosfor adalah mudah terikat. Pada Gambar 3c, dapat dilihat pola yang terjadi hampir sama pada
(4)
!
Gambar 3a, masih didominasi dengan warna cokelat muda, walaupun pada beberapa titik terdapat indikasi tingginya unsur hara Fosfor karena terjadi musim hujun pula.
Faktor cuaca seperti hujan juga dapat memberikan pengaruh terhadap variasi atau tidak meratanya unsur hara Fosfor pada masing-masing pola sebaran spasial baik pada gambar 3a, 3b maupun 3c. Hal lain yang mungkin menyebabkan terjadinya variasi unsur hara Fosfor ini adalah perbedaan kecepatan siklus alami dari pada unsur Fosfor tersebut pada masing-masing pola sebaran spasial. Gambar 1 menegaskan secara kuantitatif yang didasarkan pada nilai varian dari ketiga tahap analisis sampel yang dilakukan, yang menunjukkan variasi kandungan unsur hara Fosfor pada pola sebaran spasial.
Fosfor diserap tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO42-. Ketersediaan Fosfor di dalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling penting adalah pH tanah. Hanafiah (2005), menyatakan bahwa proporsi penyerapan dipengaruhi pH perakaran. Fosfor sebagian besar berasal dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelapukan bahan organik. Walaupun sumber Fosfor didalam tanah mineral tersedia cukup banyak, tanaman masih bisa mengalami kekurangan Fosfor. Pasalnya, sebagian besar fosfor terikat secara kimia oleh unsur lain sehingga menjadi senyawa yang sulit larut dalam air (Novizan, 2002). Fungsi unsur Fosfor pada tanaman padi menurut De Datta (1981) adalah untuk merangsang perkembangan akar, mempercepat perkembangan dan pemasakan biji, meningkatkan anakan, meningkatkan kemampuan tanaman tumbuh lebih cepat dan lebih lengkap, merangsang perkembangan biji yang baik dan memberikan nilai nutrisi tinggi pada tanaman padi.
Jika fosfor dalam keadaan kurang, pembelahan sel dalam tanaman tertunda dan pertumbuhan dihalangi. Warna hijau gelap berkaitan dengan satu perubahan warna keungu-unguan pada stadia perkecambahan merupakan satu gejala defisiensi fosfor, kemudian tanaman menjadi kuning dan kekurangan fosfor dapat pula mengakibatkan terhambatnya penggunaan nitrogen oleh tanaman. Tidak tersedianya fosfor dalam jumlah yang cukup juga mengakibatkan kematangan tanaman dan pembentukan biji selalu tertunda. Ciri gejala defisiensi fosfor diantara tanaman adalah pertumbuhan kerdil (Foth, 1998).
3.3 Perubahan Variasi Kadar Unsur K-tersedia
Mengamati kenampakan Peta Inverse Distance weighted (IDW) , pada Gambar 4a terlihat didominasi oleh warna hijau yang hampir merata pada gambar, yang menandakan bahwa kandungan unsur hara Kalium di dalam tanah tinggi walapun pada beberapa bagian memiliki kandungan Kalium yang sedang. Hasil yang ditunjukkan dari Gambar 4a ini merupakan kondisi ideal untuk dijadikan lahan penanaman padi, karena kandungan atau kuantitas unsur hara Kalium yang dikandung sesuai kebutuhan dan memiliki tingkat keseragaman yang cukup tinggi pada titik-titk sebaran.
Gambar 4b hampir mirip dengan Gambar 4a dimana kondisi ideal masih terlihat juga pemerataan pada pola spasial sebaran, hampir seluruh lahan terlihat didominasi warna hijau. Pada Gambar 4c lebih didominasi dengan warna hijau muda, berbeda dengan dua gambar sebelumnya, yang berarti terjadi penurunan kadar unsur hara Kalium. Hal tersebut mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas fisiologis tumbuhan serta terjadinya peningkatan suhu tanah sehingga daya serap tanaman terhadap unsur K menjadi lebih tinggi. Perubahan yang terjadi dari gambar a,b,dan c terjadi karena faktor cuaca seperti hujan dapat memberikan pengaruh terhadap variasi maupun pengurangan kandungan unsur K di dalam tanah karena terjadinya suatu proses leacing (pencucian).
Sumber utama kalium tanah adalah kerak bumi yang mengandung asam dan mineral kalium. Unsur kalium tidak dapat berdiri sendiri, tapi selalu terdapat pada persenyawaan didalam berbagai batuan, mineral dan larutan garam. Kalium yang terdapat pada batuan dan mineral dapat melalui proses pelapukan, membebaskan K+ ke dalam larutan tanah dimana
(5)
sebagian bentuk ini akan hilang laut (Suwastika, 2001). Foth sebagai penyeimbang keadaan sintesis dan translikasi karbo kekuatan batang. Kekukaranga rebahnya batang.
Ga Departemen Pertanian (1 memperlancar proses fotosinte memperkuat ketegangan batan kecepatan pembusukan hasil se tanaman terhadap serangan ham
KE
4.1. Kesimpulan
Analisis pemetaan spasia Nitrogen, Fosfor dan Kalium dala derajat keasaman tanah sebelum 4.2. Saran
Perlu dilakukan penelitia dalam tanah maupun faktor fi informasi yang dihasilkan lebih dapat digunakan sebagai dasar
fertilizer), terutama untuk unsur
hilang akibat leacing (pencucian) yang akhirnya ak Foth (1994), menyatakan bahwa kalium mem
adaan bila tanaman kelebihan nitrogen. Unsur i karbohidrat, sehingga meningkatkan ketebalan arangan kalium kadang-kadang juga ditandai ole
Gambar 4. Peta Spasial Kandungan Kalium ian (1988), menyebutkan bahwa unsur kalium tosintesis, memacu pertumbuhan tanaman pada ti batang sehingga mengurangi resiko mudah re asil selama pengangkutan dan penyimpanan, mena an hama dan penyakit.
KESIMPULAN DAN SARAN
spasial menunjukkan terjadinya perubahan variasi dalam tanah sebelum dan sesudah panenmenunjukk ebelum dan sesudah panen.
nelitian dengan mempertimbangkan kandungan u tor fisik agar diperoleh hasil analisis yang lebih n lebih tepat dan pemetaan spasial kandungan har dasar untuk pemberian dosis pupuk yang bervari
unsur Nitrogen.
nya akan menumpuk di mempunyai pengaruh nsur ini meningkatkan balan dinding sel dan dai oleh rusaknya atau
alium berfungsi dalam ada tingkat permulaan, ah rebah, mengurangi , menambah daya tahan
riasi pola sebaran pada unjukkan adanya variasi
ngan unsur hara mikro lebih akurat sehingga an hara di dalam tanah ervariasi (variable rate
(6)
!
DAFTAR PUSTAKA
Anonimusa. 2009. Manfaat Pemupukan Berimbang http://www.niaga.pusri.co.id/Berimbang/ Pemupukan_berimbang.htm. Akses tanggal 21 April 2009
Anonimusb. 2009. Manfaat Pemupukan Berimbang http://www.niaga.pusri.co.id/Berimbang/ Pemupukan_berimbang.htm.Akses tanggal 23 April 2009
Anonimusc. 2209. Pemupukan Padi Sawah Berdasarkan Traget Hasil Panen.
http://www.pustakadeptan.go.id/rkb/knowledgebank/regionalSites/Indonesia/docs/IndosensiaPe mupukanPadi%20Sawah.doc. Akses tanggal 23 April 2009
Anonimusd. 2009/ Aplikasi Teknis Pemupukan Berimbang. http://www.pupul.cvmgm.com/prod/ap11/ unggul.html. Akses tanggal 25 April 2009
Buckman, H. O dan Nyle C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. PT Bharatara Karya Aksara. Jakarta.
De Dattta, S. K. 1981. Priciple and Practices of Rice Production A Wiley Interscience Publications, John Wiley and Sons. New York 616. P.
Departemen Pertanian. 1988. Pedoman bercocok Tanam Padi Palawija Sayur-Sayuran. Badan Pengendali Bimas. Jakarta.
Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi Ketujuh. Gajahmada University Press. Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Perkasa. Jakarta. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Sarief, E. S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Cetakan Keempat. Penerbit Pustaka Buana. Bandung.
Otheringham. Stewart. A., 2005 Quantitative Geography- Perspective on Spatial Data Analyais, SAGE