EFEK MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBASIS METODE LABORATORIUM PROBLEM SOLVING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA BUDI MURNI 1 MEDAN.

(1)

TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA BUDI MURNI 1 MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

YUSNI LAVANI SIMARMATA NIM : 8106176027

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

YUSNI LAVANI SIMARMATA. Efek Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Berbasis Metode Laboratorium Problem Solving Terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Konsep Listrik Dinamis Kelas X SMA Budi Murni 1 Medan. Tesis, Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa yang memperoleh pembelajarannya kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dengan siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan penguasaan konsep siswa yang memiliki aktivitas siswa yang tinggi dan rendah, serta adanya interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dan pembelajaran tipe STAD dengan aktivitas siswa untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Budi Murni Semester 2 T.P 2012/2013. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas dengan jumlah 80 orang yang ditentukan dengan cluster random sampling, yaitu X-1 sebagai kelas eksperimen menggunakan model STAD berbasis metode laboratorium problem solving sebanyak 40 orang dan X-6 sebagai kelas kontrol menggunakan model STAD tanpa berbasis metode laboratorium problem solving . Instrumen penelitian berupa tes penguasaan konsep dan observasi aktivitas. Uji persyaratan telah dilakukan berupa normalitas dan homogenitas, yang diperoleh hasil bahwa data normal dan homogen. Hipotesis dianalisis pada taraf signifikansi 0,05 dengan bantuan SPSS 17.0 for windows. Berdasarkan analisis data dan uji hipotesis yang dilakukan diperoleh bahwa : model pembelajaran STAD berbasis metode laboratorium prolem solving lebih baik meningkatkan penguasaan konsep siswa daripada model STAD tanpa berbasis metode laboratorium prolem solving. Penguasaan konsep fisika siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik dibanding dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Berdasarkan analisis ini juga terdapat interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap penguasaan konsep fisika siswa.

Kata kunci : model pembelajaran, STAD, laboratorium problem solving, aktivitas belajar, penguasaan konsep


(5)

ABSTRACT

YUSNI LAVANI SIMARMATA. The Effect Of The Student Teams Achievement Division (STAD) Learning Model Based On The Method Of Problem Solving Laboratory And Learning Activities On The Students’ Physics Achievement. A thesis Medan : Post Graduate Program State University of Medan, 2014.

The purposes of this research was: to determine the effect of the application cooperative Learning Model STAD among the STAD learning model based on method of problem solving laboratory and the STAD leraning model without based on method of problem solving laboratory,and to determine the influence between between the students of high learning activities with those who had low learning activities, and to determine the interaction between STAD learning model based on method of problem solving laboratory and the STAD leraning model without based on method of problem solving laboratory with the learning activities on the students’ physics achievement. This study used a quasi experiment with 2x2 factorial design. The population of this study was the students of second semester of ggrade X SMA Budi Murni I Medan intake 2012/2013. The samples of this study were two classes, consisted of 80 students in which determined by using cluster random sampling, the first was grade X-1 as experimental class used the STAD learning model based on method of problem solving laboratory which consisted of 40 students, and the second was grade X-6 as the control class used the STAD learning model without based on method of problem solving laboratory which consisted of 40 students. The instruments of this study were the achievement test and the observation activities. The requirements of test had been carried out by using normality and homogenity tests, and it was figured out that the data were normal and homogenous. The hypotheses were analyzed by using GLM with 0.05 level of significance and used SPSS 17.0 for windows. The results of this study by using the data analysis and testing of hypotheses were : the STAD learning model based on method of problem solving laboratory was better than that without based on method of problem solving laboratory in improving the students’ physics achievement, and the students achievement of high learning activities was better than those who had the low learning activities. According to the analysis there was an interaction between learning model and the students’ learning activities on the students’ physics achievement.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan pertolongangan-Nya tesis yang berjudul “Efek Model Kooperatif Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Berbasis Metode Laboratorium Problem Solving Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Konsep Listrik Dinamis Siswa Kelas X SMA Budi Murni 1 Medan ” dapat selesai ditulis. Penulis menyadari tesis ini dapat selesai berkat adanya bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S dan Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku PEMBIMBING I DAN PEMBIMBING II yang selalu setia memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sahyar, S.Pd., MS., MM selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana dan nara sumber yang selalu memberi masukan dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

3. Bapak Pof. Dr. Asmin, M.Pd selaku nara sumber yang memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini

4. Bapak Dr. Ridwan A. Sani, M.Si selaku nara sumber yang juga memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini.

5. Ibu Dra. Isti Bandarani selaku Kepala Sekolah SMA Budi Murni I Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian .

6. Seluruh pegawai Perpustakaan Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan kemudahan dan bantuan kepada penulis dalam pembacaan dan peminjaman buku-buku.

7. Bapak D. Simarmata dan Ibu N. Br. Manik sebagai orang tua atas segala doa, dan bimbingan kepada penulis, juga terimakasih buat bang Frengki Simarmata, kakak-abang


(7)

Yusuf Situmorang, kakak-abang Minar Purba dan adik-adikku Elfi,Bora,Eni,Gina yang banyak mendukung penulis.

8. Rekan-rekan Pengajar di Bimbel SSC Medan terkhusus ka Irma Simanjuntak, Tulang Toni, ka Mona, Ito Alex Manihuruk dan teman satu KTB Filadelfia (Roland Hutagalung, Tuti Naibaho, Zanrinson Naibaho, Herlina Sitorus, Hamdani Pasaribu, Kesha Frida Simatupang), begitu juga untuk Mula Sigiro yang selalu menginsipirasi perjuangan hidup dan juga rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Fisika kelas B Ekssekutif (angkatan 19 ).

Doa dan harapan penulis Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih Dan Penyayang membalas kebaikan dan bantuan yang telah saudara berikan kepada penulis .

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya.

Medan, Februari 2014 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Abstrak i

Abstract ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

Daftar Tabel viii

Daftar Lampiran ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1 1.2.Identifikasi Masalah 6

1.3.Batasan Masalah 6

1.4.Rumusan Masalah 7

1.5.Tujuan Penelitian 7 1.6.Manfaat Penelitian 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 9 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 9 2.1.1.2 Tahap-Tahap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 9 2.1.2 Aktivitas Belajar 11 2.1.3 Hakekat Penguasaan Konsep 13

2.1.3.1 Konsep 13

2.1.3.2 Penguasaan Konsep 14 2.1.4 Metode Laboratorium 15 2.1.4.1 Metode Laboratorium Verifikasi 15 2.1.4.2 Metode Laboratorium Berbasis Problem Solving 15 2.2. Kerangka Konseptual 19 2.3. Penelitian Yang Relevan 22 2.4 Hipotesis Penelitian 22


(9)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 24 3.2.1 Populasi Penelitian 24 3.2.2 sampel Penelitian 24 3.3. Jenis dan Desain Penelitian 24 3.3.1 Jenis Penelitian 24 3.3.2 Desain Penelitian 24 3.4. Variabel Penelitian 26 3.5. Instrumen Penelitian 27 3.6 Teknik Pengumpulan Data 28 3.6.1. Validitas Isi 28 3.6.2. Validitas Butir Soal 28 3.6.3. Reliabilitas Tes 29 3.6.4. Indeks Kesukaran 30 3.6.5. Daya Pembeda 30 3.7. Teknik Analisis Data 31 3.7.1. Analisis Deskriptif 31 3.7.2. Analisis Statistik Inferensial 31 3.8. Prosedur Penelitian 36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 38

4.1. Uji Coba Instrumen 39 4.1.1. Validitas Tes 39 4.1.2. Reliabilitas Tes 40 4.1.3. Daya Pembeda 41 4.1.4. Tingkat Kesukaran 42 4.2. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian 43 4.2.1. Deskriptif Statistik Hasil Penelitian 43

4.2.2. Uji Asumsi 43


(10)

4.2.2.3. Uji Homogenitas 44 4.3. Pengujian Hipotesis 45 4.3.1. Hipotesis Pertama 49 4.3.2. Hipotesis Kedua 50 4.3.3. Hipotesis Ketiga 52 4.3.4. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 58 4.3.5. Pembahasan 60

4.3.5.1. Perbedaan Penguasaan Konsep Yang Diajar

Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving Dan Model Pembelajaran STAD tanpa berbasis metode

laboratorium problem solving 60

4.3.5.2. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving

dan Model Pembelajaran Kooperatif STAD tanpa berbasis metode laboratorium problem solving dengan Aktivitas Dalam Mempengaruhi Kemampuan Penguasaan

Konsep. 62 4.3.5.3. Peningkatan Hasil Belajar 63

BAB V. HASIL PENELITIAN

A. Kesimpulan 64

B. Saran 64


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif STAD 10 Tabel 2.2. Taksonomi Bloom Lama Dan Bloom Revisi 15 Tabel 2.3. Perbandingan Petunjuk Praktikum Verifikasi Dan 17

Problem Solving

Tabel 2.4. Perbedaan Petunjuk Praktikum Verifikasi Dan 18 Problem Solving

Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian 25 Tabel 3.2. Tabel Weiner Tentang Keterkaitan Variabel Bebas Dan 25

Variabel Terikat

Tabel 3.3. Kriteria Dan Persentase Aktivitas Siswa 27 Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian 38 Tabel 4.2. Validitas Butir Soal Hasil Belajar 40 Tabel 4.3. Analisis Daya Pembeda Tes Hasil Belajar 41 Tabel 4.4. Analisis Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar 42 Tabel 4.5. Data Deskriptif Statistik Kemampuan Penguasaan Konsep 43 Tabel 4.6. Uji Normalitas 44 Tabel 4.7. Uji Homogenitas Nilai Pretes 45 Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Data Penelitian 45 Tabel 4.9. Hasil Uji Anava 48 Tabel 4.10. Uji Scheffe 53


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. RPP Pembelajaran Pertemuan I 68 Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa 1 83 Lampiran 3. RPP Pembelajaran Pertemuan II 85 Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa 2 100 Lampiran 5. RPP Pembelajaran Pertemuan III 102 Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa 3 119 Lampiran 7. Soal Instrumen Penelitian 121 Lampiran 8. Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa 129 Lampiran 9. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Siswa 130 Lampiran 10a. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol 131 Lampiran 10b. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol 137 Lampiran 10c. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 138 Lampiran 10d. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 144 Lampiran 11a. Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Siswa 146 Lampiran 11b. Uji Validitas 150 Lampiran 12. Daya Pembeda 151 Lampiran 13. Reliabilitas 152 Lampiran 14. Tingkat Kesukaran Butir Soal 153 Lampiran 15a. Data Pretest Siswa Kelas Eksperimen 154 Lampiran 15b. Data Pretest Siswa Kelas Kontrol 155 Lampiran 15c. Data Postest Siswa Kelas Eksperimen 156 Lampiran 15d. Data Postest Siswa Kelas Kontrol 157 Lampiran 16. Distribusi Data Penelitian 158 Lampiran 17. Distribusi Data Anava 159 Lampiran 18. Deskriptif Statistik Data Penelitian 160 Lampiran 19. Uji Normalitas Data Penelitian 169 Lampiran 20. Uji Hipotesis 171 Lampiran 21. Uji Lanjutan Scheffe 175


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk mengatasi rendahnya mutu pendidikan di Indonesia maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 yang memuat standar nasional pendidikan yang terdiri dari delapan standar nasional pendidikan yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan delapan standar pendidikan nasional dilakukan secara berencana dan berkala.

Penetapan Standar Proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan (Sanjaya, 2006). Dengan ditetapkannya standar proses menjadi standar nasional pendidik maka guru menjadi kompenen yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan, karena guru berhubungan lansung dengan siswa. Oleh karena itu setiap guru seharusnya dapat merencanakan dan menentukan bagaimana proses pembelajaran yang akan berlansung sehingga proses pembelajaran tersebut dapat membantu siswa dalam menguasai konsep yang diberikan secara benar.

Dari hasil wawancara dengan siswa X IPA di SMA Budi Murni 1 Medan didapatkan bahwa kesulitan siswa terletak pada banyaknya rumus fisika yang harus dihafal. Tetapi ada juga yang sulit dalam pemahaman materi dan soal, sehingga jika soal diubah dalam bentuk lain maka siswa tidak akan mampu mengerjakannya. Guru menjelaskan fisika hanya sebatas produk dan sedikit proses. Salah satu penyebabnya adalah padatnya materi yang harus dibahas dan diselesaikan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Padahal, dalam membahas fisika tidak cukup hanya menekankan pada produk, tetapi yang lebih penting adalah proses untuk membuktikan atau mendapatkan suatu teori atau hukum.

Pencapaian ketuntasan hasil belajar harus mengalami pembelajaran remedial dan bahkan ada sampai tiga kali proses remedial dan hal ini berlangsung


(14)

di tiap semester. Media pembelajaran yang jarang digunakan, tergantung topik pembelajaran sehingga siswa kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran, masalah perhitungan juga menjadi kendala bagi siswa sehingga saat siswa tahu akan ada pelajaran fisika, siswa terlebih dahulu kehilangan minat dan motivasinya untuk belajar Fisika sehingga mereka merasa bosan saat proses belajar mengajar berlangsung.

Hal ini disebabkan dalam prosesnya, pembelajaran fisika berpusat pada guru dan bersifat transfer pengetahuan dari guru ke siswa saja sehingga pembelajaran pun hanya diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi (Karim et al, 2007). Siswa dipaksa untuk mengingat berbagai informasi tanpa memaknai informasi yang didapatkannya, akibatnya ketika siswa lulus dari sekolah, mereka tidak mengetahui makna dari teori yang dihafanya tersebut. Hal ini mengakibatkan rendahnya berfikir kritis siswa untuk memahami konsep fisika.

Dalam merencanakan proses pembelajaran yang akan berlangsung, guru terlebih dahulu melakukan kajian materi yang akan disampaikan. Kemudian menentukan model pembelajaran dan pendekatan yang akan digunakan sesuai dengan karekteristik materi yang akan disampaikan tersebut. Dengan demikian guru dituntut untuk menguasai tidak hanya satu model dan pendekatan pembelajaran, karena setiap materi mempunyai karakteristik yang berbeda maka model dan pendekatan pembelajaran yang digunakan juga berbeda.

Selain itu penggunaan model dan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini penting dilakukan karena minat siswa dalam mengikuti pembelajaran akan mempengaruhi keinginan siswa dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep yang diberikan. Dengan semakin tinggi minat siswa terhadap pelajaran fisika diharapkan semakin baik penguasaan konsep fisika siswa. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sikap bekerja diantara sesama dalam bentuk kerja kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 2 orang atau lebih yang keberhasilannya dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengetengahkan realita


(15)

kehidupan yang dirasakan dan dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-harinya dengan bentuk yang disederhanakan di dalam kelas.

Model pembelajaran kooperatif ini merupakan model pembelajaran yang dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah dan lebih cepat memahami dan mengerti pelajaran melalui belajar dengan teman sebayanya dan di bawah bimbingan guru. Slavin (2009) menegaskan “pembelajaran kooperatif menerapkan pentingnya kerja sama untuk mencapai hasil yang optimal”. Selain itu, Isjoni (2010) mengatakan “pembelajaran kooperatif juga membantu siswa dalam memahami konsep, berfikir kritis, bekerja sama dan saling membantu antar teman”. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran sehingga memberikan dampak yang positif terhadap hubungan sosial yang yang berkualitas dan dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran kooperatif ini merupakan model pembelajaran yang dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit apabila siswa dapat mendiskusikan masalah itu dengan teman. Model pembelajaran STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota empat sampai lima orang, dan setiap kelompok harus heterogen. Tipe ini dikembangkan oleh Slavin, tipe ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam

menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009) Berdasarkan KTSP materi listrik dinamis merupakan pokok bahasan yang

diberikan pada siswa kelas X semester 2. Pembelajaran listrik dinamis pada umumnya dilakukan dengan metode ceramah dan penyelesaian soal baik dikerjakan secara bersama di papan tulis oleh guru atau siswa maupun dikerjakan sendiri oleh siswa sebagai latihan. Akibatnya siswa hanya mampu menyelesaikan soal-soal rutin sesuai dengan contoh yang diberikan. Jika soal yang diberikan berbeda dengan tipe soal yang diberikan dalam contoh maka siswa merasa


(16)

kesulitan untuk menyelesaikannya. Siswa kurang terampil dalam mentransfer pengetahuan yang diperoleh sebelumnya ketika menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

Listrik dinamis merupakan konsep yang cukup penting dalam kurikulum pembelajaran fisika. Konsep ini diperkenalkan kepada siswa sejak duduk di bangku sekolah dasar. Namun demikian, pada kenyataannya tidak sedikit siswa mengalami kesulitan terutama dalam mengaplikasikan konsep listrik dalam berbagai permasalahan. Hal ini dikarenakan di sekolah, siswa menerima konsep listrik dengan mendengarkan atau mencatat hukum-hukum yang berlaku yang diberikan oleh guru tanpa keterlibatan siswa secara langsung dalam menemukan hukum-hukum tersebut, sehingga pada saat siswa dihadapkan dengan permasalahan yang membutuhkan analisis keadaan nyata pada kehidupan seharihari, siswa mengalami kesulitan untuk mememecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu perlu adanya upaya peningkatan penguasaan konsep listrik dinamis melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung penyelesaian masalah.

Konsep-konsep listrik dinamis sering dijumpai oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, seperti menyalakan lampu, memanaskan air, memasak nasi dan lain sebagainya. Kenyataannya siswa tidak dapat menerapkan konsep-konsep listrik dinamis tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika lampu kamar mati maka mereka lakukan adalah mengganti lampu tersebut. Jika tetap tidak menyala, mereka mengatakan lampunya rusak. Padahal ini merupakan konsep yang sederhana yaitu, aliran arus terjadi pada loop tertutup, jika lampu tidak menyala ini berarti ada rangkaian lampu tersebut terbuka hal ini dapat disebabkan oleh kabel penghubung putus atau ada komponen yang lepas. Hal ini bisa ditelusuri dengan memeriksa atau mengukur kuat arus pada rangkaian tersebut.

Oleh karena itu diperlukan model pengajaran fisika konsep-konsep listrik dinamis yang dapat menjembatani siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran yang melatih siswa


(17)

untuk memprediksi penyelesaian suatu masalah yang dihadapi, menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah, melakukan pengukuran kemudian membuat kesimpulan terhadap penyelesaian masalah melalui analisis hasil pengukuran. Melatih siswa untuk mengukur besaran-besar pada konsep listrik dinamis dengan menggunakan peralatan sederhana seperti multimeter yang biasa mereka lihat digunakan oleh tukang radio atau TV akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Merangkai peralatan praktikum dengan alat-alat yang mereka sering gunakan seperti baterei, kabel, dan lampu senter akan lebih menarik siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan kajian literatur, kegiatan-kegiatan pembelajaran tersebut sesuai dengan model kegiatan laboratorium problem solving. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Efek Model

Kooperatif Learning Tipe STAD Berbasis Metode Laboratorium Problem

Solving Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Konsep Listrik Dinamis Siswa Kelas X SMA Budi Murni 1 Medan”

1.2. Identifikasi Masalah

Dari hasil investigasi awal sesuai latar belakang di atas, masalah-masalah yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Kurangnya penggunaan model-model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar

2. Proses pembelajaran fisika sebagian besar hanya menekankan pada aspek menghapal konsep-konsep, prinsip-prinsip atau rumus.

3. Kurang optimalnya hasil belajar yang diperoleh siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika.

4. Masih rendahnya aktivitas dan penguasaan konsep fisika siswa

5. Kurangnya usaha pengembangan aktivitas siswa yang menuntun siswa untuk

meningkatkan penguasaan konsep.


(18)

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini dan mengingat keterbatasan kemampuan, materi dan waktu yang tersedia, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yakni:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dan kooperatif tipe STAD

2. Belum maksimalnya aktivitas belajar siswa di dalam kelas dalam mengikuti proses belajar mengajar. Instrumen non tes aktivitas belajar siswa berupa lembar observasi

3. Penguasaan konsep didefinisikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami

konsep-konsep listrik dinamis secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest dengan butir soal essay. Pertanyaan tes berhubungan dengan level berpikir dari domain kognitif Bloom yang dibatasi dari C1,C2, C3, dan C4 yaitu mengingat, memahami, menerapkan,dan menganalisis.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep listrik dinamis berbasis metode laboratorium problem solving terhadap aktivitas belajar dan peningkatan penguasaan konsep fisika siswa. Secara rinci rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan penguasaan konsep listrik dinamis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dan siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Apakah ada perbedaan penguasaan konsep siswa yang memiliki aktivitas siswa yang tinggi dan rendah?


(19)

3. Apakah ada interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan aktivitas terhadap penguasaan konsep siswa

1.5 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving terhadap aktivitas dan penguasaan konsep siswa. Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan untuk menelaah:

1. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa yang memperoleh pembelajarannya kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dengan siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe STAD

2. Untuk mengetahui perbedaan penguasaan konsep siswa yang memiliki

aktivitas siswa yang tinggi dan rendah

3. Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dan pembelajaran tipe STAD dengan aktivitas siswa untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. 1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis bagi dunia pendidikan, yaitu : Secara teoretis, hasil penelitian dapat memberi masukan positif mengenai pengaruh model pembelajaran dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran, sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang hasil penerapan model pembelajaran terhadap hasil belajar.


(20)

(1) bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga dalam menambah wawasan kependidikan khususnya pendidikan fisika sehingga ke depan dapat meningkatkan pelayanan dan akses pendidikan yang lebih baik kepada para peserta didik.

(2) Memberikan gambaran bagi guru tentang efektifitas dan efisiensi penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui metode laboratorium problem solving terhadap aktivitas dan penguasaan konsep siswa pada pokok bahasan listrik dinamis, yang nantinya dapat digunakan oleh guru.


(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Kemampuan penguasaan konsep antara siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD berbasis metode laboratorium problem solving lebih tinggi dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD tanpa berbasis metode laboratorium problem solving. Gain kemampuan penguasaan konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD berbasis metode laboratorium problem solving sebesar 69% sedangkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD tanpa berbasis metode laboratorium

problem solving sebesar 54 %.

2. Siswa memiliki aktivitas tinggi memperoleh kemampuan penguasaan konsep tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan peguasaan konsep rendah pada materi listrik dinamis.

3. Terdapat interaksi pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dengan aktivitas dalam meningkatkan kemampuan penguasaan konsep.


(22)

B. Saran

1. Siswa harus dibimbing dengan memberikan latihan yang cukup untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam pelajaran Fisika.

2. Peranan perpustakaan di sekolah juga mempengaruhi hasil pengajaran, oleh karena itu perlu dilengkapi buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran. 3. Dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya diperhitungkan dengan

baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai terlalu banyak dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tidak bekerja sepenuhnya.

4. Pertimbangkan waktu dalam pelaksanaan model pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, N (2006) Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Penilaian Portofolio Siswa.

Program Pasca Sarjana Pendidikan Matematika UNESA

Anita, Lie (2002) Cooperative Learning; Mempraktikkan Cooperatif Learning Di

Ruang Kelas, Jakarta : PT. Grasindo

Arikunto , Suharsimi dan Abdul , Safruddin. (2009). Evaluasi Program Pendidikan :

Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Dahar, Ratna W (1996). Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dimyati dan Mudjiono,( 2006) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, cet ke-3

Feranie, (2005), Problem Solving Laboratory. Suatu Model Alternatif Inovasi

Pembelajaran Dalam Kegiatan Praktikum Fisika Dasar, Seminar

Nasional Pendidikan MIPA, Universitas Pendidikan Indonesia Isjoni,( 2010) Cooperative Learning, Alphabeta, Bandung

Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. (2009). Models of Teaching (8th ed).

Model-Model Pengajaran (Terjemahan Achmad fawai & Ateilla Mirza).

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional

Karim, (2007).Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep Fisika Serta Mengembangkan Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi Dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI

Bandung : Tidak Diterbitkan

Karniati, I., Nurhayati, N. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMP. Joint Conference UPI-UiTM.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanjaya, W., (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Penerbit Kencana.


(24)

Slavin R. E., (2009) Cooperative Learning, Nusa Media, Bandung Sudjana.,(2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudrajat, Akhmad (2009) .Teori-Teori Belajar. [Online]

Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/02/02/teori-teori- belajar


(1)

3. Apakah ada interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan aktivitas terhadap penguasaan konsep siswa

1.5 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving terhadap aktivitas dan penguasaan konsep siswa. Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan untuk menelaah:

1. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa yang memperoleh pembelajarannya kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dengan siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe STAD

2. Untuk mengetahui perbedaan penguasaan konsep siswa yang memiliki aktivitas siswa yang tinggi dan rendah

3. Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dan pembelajaran tipe STAD dengan aktivitas siswa untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis bagi dunia pendidikan, yaitu : Secara teoretis, hasil penelitian dapat memberi masukan positif mengenai pengaruh model pembelajaran dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran, sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang hasil penerapan model pembelajaran terhadap hasil belajar.


(2)

(1) bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga dalam menambah wawasan kependidikan khususnya pendidikan fisika sehingga ke depan dapat meningkatkan pelayanan dan akses pendidikan yang lebih baik kepada para peserta didik.

(2) Memberikan gambaran bagi guru tentang efektifitas dan efisiensi penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui metode laboratorium problem solving terhadap aktivitas dan penguasaan konsep siswa pada pokok bahasan listrik dinamis, yang nantinya dapat digunakan oleh guru.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kemampuan penguasaan konsep antara siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD berbasis metode laboratorium problem solving lebih tinggi dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD tanpa berbasis metode laboratorium problem solving. Gain kemampuan penguasaan konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD berbasis metode laboratorium problem solving sebesar 69% sedangkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD tanpa berbasis metode laboratorium problem solving sebesar 54 %.

2. Siswa memiliki aktivitas tinggi memperoleh kemampuan penguasaan konsep tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan peguasaan konsep rendah pada materi listrik dinamis.

3. Terdapat interaksi pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis metode laboratorium problem solving dengan aktivitas dalam meningkatkan kemampuan penguasaan konsep.


(4)

B. Saran

1. Siswa harus dibimbing dengan memberikan latihan yang cukup untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam pelajaran Fisika.

2. Peranan perpustakaan di sekolah juga mempengaruhi hasil pengajaran, oleh karena itu perlu dilengkapi buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran. 3. Dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya diperhitungkan dengan

baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai terlalu banyak dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tidak bekerja sepenuhnya.

4. Pertimbangkan waktu dalam pelaksanaan model pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, N (2006) Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Penilaian Portofolio Siswa. Program Pasca Sarjana Pendidikan Matematika UNESA

Anita, Lie (2002) Cooperative Learning; Mempraktikkan Cooperatif Learning Di Ruang Kelas, Jakarta : PT. Grasindo

Arikunto , Suharsimi dan Abdul , Safruddin. (2009). Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Dahar, Ratna W (1996). Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dimyati dan Mudjiono,( 2006) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, cet ke-3

Feranie, (2005), Problem Solving Laboratory. Suatu Model Alternatif Inovasi Pembelajaran Dalam Kegiatan Praktikum Fisika Dasar, Seminar Nasional Pendidikan MIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

Isjoni,( 2010) Cooperative Learning, Alphabeta, Bandung

Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. (2009). Models of Teaching (8th ed). Model-Model Pengajaran (Terjemahan Achmad fawai & Ateilla Mirza). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional

Karim, (2007).Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Serta Mengembangkan Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi Dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Karniati, I., Nurhayati, N. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMP. Joint Conference UPI-UiTM. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanjaya, W., (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana.


(6)

Slavin R. E., (2009) Cooperative Learning, Nusa Media, Bandung Sudjana.,(2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudrajat, Akhmad (2009) .Teori-Teori Belajar. [Online]

Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/02/02/teori-teori- belajar


Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan penguasaan konsep reaksi reduksi-oksidasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe stad: student teams achievement division

1 17 82

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176