JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL, KEHIDUPAN WANITA MALAM (STUDI KASUS KECAMATAN PERCUT SI TUAN).
KEHIDUPAN WANITA MALAM
(STUDI KASUS DI DAERAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
M. EMIL RIZA TARIGAN NIM. 308321038
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
(2)
ABSTRAK
M. Emil Riza Tarigan, NIM 308321038, Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Kehidupan Wanita Malam (Studi Kasus Kecamatan Percut Si Tuan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan ciri-ciri kehidupan wanita malam dan aktivitas yang dilakukan dimalam hari di daerah kecamatan percut sei tuan.
Yang menjadi subjek penelitian adalah warga yang bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi penelitian sedangkan objek dari penelitian ini adalah para pelaku atau penyedia jasa layanan minuman atau seks yang terbiasa disebut wanita malam serta para pelanggan yang menjadi pengunjung tempat-tempat yang di dalamnya terjadi aktivitas tersebut. Adapun alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi dan wawancara. Observasi merupakan ikut serta dalam penelitian ini dan wawancara yaitu bertanya langsung kepada para wanita malam serta para pelanggan baik dari daerah kecamatan percut sei tuan ataupun yang sengaja dipanggil dan berkunjung ke tempat-tempat tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan terkhnik analisa data yang digunakan adalah mencatat, wawancara dan mendokumentasikan beberapa kegiatan, kemudian memilih data yang sesuai dengan masalah penelitian yang telah ditetapkan.
Dari hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat yang bertempat tinggal disekitar tempat-tempat tersebut yang tersebar di daerah percut sei tuan tidak merasa terganggu dengan adanya kegiatan wanita malam tersebut dan wanita malam tersebut mempunyai tiga tipe yaitu call girl prostitution,
brothel prostitution, clandestine prostitution dan amatir berdasarkan aktivitas
mereka di malam hari. Dan tempat yang sengaja dijadikan tempat bertemu atau berkumpul yang sering juga dijadikan tempat transaksi jasa layanan seks atau minuman disebut dengan istilah café tuak dikarenakan minuman yang disediakan yang menjadi kesukaan pelanggan adalah tuak serta warbek (warung bebek ) karena melihat bagaimana bebek mencari makan, apapun akan dimakan ketika lapar begitu juga para wanita malam apapun akan dilakukan untuk mendapatkan duit. Karena aktivitas yang mereka lakukan khususnya wanita maka mereka sering disebut dengan wanita malam.
(3)
KATA PENGANTAR
Puji Sykur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi Penulis kesehatan jasmani maupun rohani sehingga tugas-tugas perkuliahan terselesaikan dengan lancar dan berkat nikmatNya Penulis dapat juga melaksanakan penelitian skripsi dan menghantarkan Penulis podium singasana dalam menobatkan Gelar Sarjana. Manusia dimuka bumi ini hidup dengan fase-fase yang dialami. Hidup ini punya banyak rintangan yang dilewati godaan dan cobaaan datang menghampiri. peneliti yakin ini semua hanya lah sebuah cobaan yang harus dilewati dalam hati kecil berkata, Tuhan tak akan memberikan cobaan kepada hambaNya diluar batas kemampuannya. Tak terasah bagi peniliti melewati masa-masa kenangan terindah dalam bangku perkuliahaan, tahap demi tahap terlewati juga dengan penghujungnya dalam dunia Akdemis untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menuturkan banyak pengalaman yang didapatkan, banyak hikmah dalam perjalanan melewati masa-masa menjadi seorang Mahasiswa.
Banyak hal yang baru Peneliti dapatkan dari Kampus tercinta Universitas Negeri Medan, kampus dimana tempat pembelajaran diri menjadi calon Guru yang profesional dan dan siap bertarung untuk menuju pentas keberhasilan. Dalam hati sangat berat untuk meninggalkan Kampus Hijau tercinta ini. Dan teman-teman seprjuangan dalam menuntut ilmu, penulis juga sangat mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak tersayang yang telah memperjuangkan anaknya, dan memberikan sebuah pengarahan yang baik, bagi Penulis Bapak adalah orang sangat terhebat.
2. Mamak tercinta dan tersayang orang yang paling berjuang dalam kehidupan penulis, yang memberikan dan merelakan nyawanya untuk melahirkan Penulis ke muka bumi ini. Bagi Ku Mamak adalah harta yang paling berharga dan wanita yang paling banyak berperan dalam kehidupan Penulis dalam menempuh menyelesaikan study Penulis. Terima kasih Mamak, terima kasih sebesar-besarnya atas perjuangan mu dalam hidup Ku, semoga kelak anakmu ini dapat membanggakan mu. Amin.
3. Kepada Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik selaku Rektor Unimed, beserta jajaran stafnya ucapan terima kasih kepada mu dan pengelola Administrasi yang telah mampu mengelolah Kampus Unimed menjadi Caracter Building University, yang membuat bangga Penulis menjadi bahagian Mahasiswa Unimed.
(4)
4. Kepada Bapak Drs. Restu. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan beserta jajaran Pegawai Fakultas yang dapat mengelolah Birokrasi kemahasiswaan dengan baik sehingga proses perkuliahan berjalan lancar.
5. Terima kasih ucapan kepada Dosen Pembimbing Skripsi Penulis Dra. Lukitaningsih.M.Hum dengan kesabaran banyak memberikan arahan dan membina Penulis dalam penulisan yang baik.
6. Buat Dosen Pembimbing Akedemik Penulis Dra. Hafnita SD. M.Si yang banyak memberikan jalan keluar dan memberikan solusi disaat Penulis mendapatkan masalah dan penulis merasa bangga kepada Ibu Hafnita sebagai Dosen, bukan hanya sekedar Dosen PA tapi seorang Ibu yang baik dalam mendidik anak didiknya.
7. Buat Dosen yang selalu penuh keramahan dan kecerian Drs. Yushar Tanjung. M.Si yang juga selaku Penguji Skripsi Penulis, yang telah banyak memberikan masukan dalam pembenahan penulisan Skripsi Penulis.
8. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah membagi ilmu dan pengalamannya kepada Penulis.
9. Salam Jas Merah untuk rekan-rekan seperjuangan kelas A, dan B Ekstensi angkatan 2008 yang juga sama-sama dengan penulis dalam mengikuti perkualiahan jurusan Pendidikan Sejarah. Untuk rekan-rekan perjalanan karir kita bukan hanya sampai disini, Penulis berharap bisa sama-sama lagi duduk di bangku perkuliahan yang jenjangnya lebih tinggi.
Ucapan Terima kasih banyak buat kelurga besar Ku yang telah membimbing Penulis, danTerima kasih banyak kepada seluruh Guru-guru yang telah pernah mendidik Penulis, dan memberikan Penulis Ilmu yang bermanfaat. Untuk semua orang yang pernah membantu Penulis dalam menggapai cita-cita.
Medan, Agustus 2014
(5)
(6)
(7)
(8)
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penlitian ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Batasan Istilah ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis ... 8
1. Wanita Malam ... 8
2. Motivasi Wanita Malam ... 18
3. Dampak Psikologis ... 27
4. Penanggulangan Prostitusi ... 35
B. Kerangka Konseptual ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 40
B. Subjek, Objek dan Metode Penelitian ... 40
C. Teknik Pengumpulan Data ... 41
D. Analisis Data ... 43
(9)
i
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A.Hasil Penelitian ... 49
1. Kegiatan Wanita Malam ... 49
2. Pemilik Café dan Wanita Malam ... 52
3. UsiaWanita Malam... 55
4. Tarif Jasa Pelayanan Wanita Malam ... 57
5. Ciri-Ciri Wanita Malam ... 60
6. Jenis-Jenis Wanita Malam ... 62
BAB V KESIMPULAN A.Kesimpulan... 65
B.Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(10)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana
saja, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun masyarakat yang belum
maju. Hal ini disebabkan karena kerusakan moral seseorang akan mengganggu
keamanan dan ketentraman orang lain. Jika dilihat dari keadaan masyarakat
Indonesia saat ini, terutama di kota-kota besar, kondisi moral sebagian masyarakat
telah rusak dan mulai menurun. Kondisi ini dapat dilihat dengan adanya perilaku
sebagian masyarakat yang hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa
melihat kepentingan orang lain. Hal ini terjadi dikarenakan perkembangan zaman
yang belum siap diterima oleh sebagian masyarakat.
Perkembangan zaman dewasa ini telah merubah standarisasi kehidupan
manusia. Kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi dan urbanisasi
menyebabkan kesulitan beradaptasi dan menyebabkan kebingungan, kecemasan
dan konflik-konflik baik yang terbuka dan bersifat eksternal maupun yang
tersembunyi dan bersifat internal dalam batin sendiri, sehingga banyak orang
mengembangkan pola tingkah laku menyimpang dari norma-norma umum atau
berbuat sesuai dengan keinginan sendiri demi kepentingan pribadi. Apabila
tingkah laku menyimpang itu menjadi meluass di dalam masyarakat, maka
berlangsunglah deviasi situasional yang komulatif, misalnya dalam bentuk
(11)
2
kebudayaan korupsi, kriminalitas yang semakin merajalela, deviasi seksual dan
lain sebagainya.
Kartono (2014:2) mengatakan adat istiadat dan kebudayaan merupakan
salah satu hal yang mempunyai nilai pengontrol dan nilai sanksional terhadap
tingkah laku anggota masyarakat,sehingga tingkah laku yang dianggap tidak
cocok atau melanggar norma dan adat istiadat atau tidak terintegrasi dengan
tingkah laku umum dianggap sebagai masalah social. Menurut Kartono (2014:1)
masalah social adalah semua bentuk tingkah laku yang melanggar adat istiadat
masyarakat. Kartono juga menyebutkan masalah social adalah situasi sosial yang
dianggap oleh sebagian besar warga masyarakat sebagai hal yang mengganggu,
tidak dikehendaki, berbahaya dan merugikan orang banyak.
Menurut Gerungan (1996:102) norma sosial adalah hasil dari interaksi
sosial antar anggota suatu kelompok. Norma sosial merupakan patokan-patokan
umum mengenai tingkah laku dan sikap individu anggota kelompok yang
dikehendaki oleh kelompok mengenai bermacam-macam hal yang berhubungan
dengan kehidupan kelompok yang melahirkan norma-norma tingkah laku dan
sikap-sikap itu mengenai segala situasi yang dihadapi oleh anggota-anggota
kelompok. Selanjutnya Kartono (2014:17) mengatakan penyimpangan tingkah
laku (deviasi) itu sifatnya bisa tunggal, misalnya hanya kriminal saja dan tidak
alkoholik atau mencandu bahan-bahan narkotik. Namun bisa jamak sifatnya,
misalnya seorang wanita tuna susila sekaligus juga kriminal. Jadi ada kombinasi
(12)
3
Salah satu bentuk penyimpangan norma yang dianggap sebagai masalah
sosial ramai diperbincangkan sampai saat ini adalah prostitusi atau pelacuran yang
mempunyai sejarah panjang dan tidak ada habisnya. Jenis penyimpangan yang
dialami kaum perempuan baik yang berada di dekat perkotaan maupun yang ada
di pelosok pedesaan.
Berdasarkan latar belakang sejarah, perbudakan wanita menjadi seorang
pelacur sudah ada sejak lama, bahkan sejak zaman sebelum masehi. Menurut
Dzuhayatin (dalam Abdullah, 1997:61) bahwa dalam sejarah, keberadaan
perempuan lebih sering dikaitkan dengan mitos-mitos dan dimuati lebih banyak
makna daripada laki-laki.
Selanjutnya Irwan (2009:33) mengatakan, dari berbagai hasil penelitian
tentang perempuan Indonesia, banyak dijumpai masalah. Hambatan yang
dijumpai adalah banyak perempuan yang berpendidikan rendah, kurang terampil
dalam menghadapi masalah-masalah tertentu, rendahnya kualitas hidup yang
didasarkan pada terbatasnya partisipasi, kesempatan, peluang, akses dan control
bagi perempuan untuk berperan serta dalam berbagai bidang pembangunan.
Menurut Arifin (1997:5) secara psikologis dan psikiatris, orang-orang
yang melanggar norma-norma sosial ini didasarkan pada integrasi, ciri-ciri
kepribadian, motivasi-motivasi, sikap hidup yang keliru dan internalisasi diri yang
salah. Hal ini timbul dikarenakan manusia mempunyai beberapa naluri tendensi
perkembangan pada kebudayaan masyarakat.
Kartono (2014:208) mengatakan pelacuran merupakan tingkah laku lepas
(13)
4
lawan jenisnya. Dewasa ini banyak pula ditemukan seks bebas pada perggaulan
remaja yang disebabkan oleh beberapa factor seperti kemiskinan, tekanan yang
dating dari teman sepergaulannya, adanya tekanan dari pacar, adanya kebutuhan
badaniah, rasa penasaran ataupun pelampiasan diri.
Diantara sekian banyak masalah yang cukup serius dialami oleh bangsa
kita akibat dari pengaruh globalisasi adalah maraknya wanita tuna susila (WTS)
atau wanita malam yang juga sering disebut sebagai pekerja seks komersial
(PSK). Di daerah Jakarta, sebagai ibukota Indonesia, terdapat hasil fakta-fakta
yang mengejutkan. Menurut Dinas Sosial Propinsi DKI Jakarta (dalam Rohim,
2010:74), pada tahun 2006 saja jumlah perempuan malam mencapai 240 ribu dan
30% dari mereka adalah anak-anak dibawah usia 18 tahun. Maraknya wanita
malam yang ada di Jakarta tersebut mengharuskan Pemda Provinsi Jakarta
menyusun kebijakan dan menerapkan langkah-langkah penanggulangan yang
terpadu dan menyeluruh dalam suatu sistem yang efektif dan komprehensif, baik
penegakan hukum maupun pendekatan kesejahteraan untuk menekan dan
mengatasi laju jumlah populasi wanita malam yang ada di Jakarta tersebut.
Pada kenyataannya usaha-usaha untuk menanggulangi permasalahan
tersebut tetap sulit untuk mencapai hasil yang optimal. Tidak hanya di ibukota
saja, di kota-kota besar lainnya yang memiliki masalah yang sama juga
mengalami kesulitan dalam menanggulangi permasalahan terhadap maraknya
wanita malam, salah satunya di kota Medan. Permasalahan ini selain terletak pada
terbatasnya jangkauan dan kemampuan pemerintah, juga karena kompleksitas
(14)
5
kasus-kasus dan semakin pesatnya jumlah wanita malam pada setiap kota maupun
daerah berkaitan dengan kesehatan mental masyarakat serta berbagai akumulasi
dari berbagai masalah sosial dan kepribadian.
Dalam kasus-kasus tertentu, banyak dari wanita malam yang telah
mengalami kekerasan atau kejahatan seksual sejak masa anak-anak. Alasan
lainnya banyak yang terjurumus karena alasan mendapatkan nafkah yang
mencukupi untuk diri sendiri dan keluarganya. Ada yang mencoba melunasi
hutang, ada juga yang meninggalkan daerahnya dengan kepercayaan bahwa
pekerjaan yang ditawarkan akan mengubah hidup mereka.
Penangkapan atau razia yang dilakukan pemerintah saat wanita malam
beraktivitas, membuat terjadinya perubahan psikologis terutama saat menjalani
pembinaan pasca penangkapan atau razia tersebut. Mereka menjadi orang yang
berbeda dari sebelumnya dan mungkin mempunyai konsep diri yang baru.Mead
(dalam Sobur,2003:512) mengatakan bahwa diri sebagai sebuah produk sosial
yang dibentuk melalui proses interaksi dan organisasi pengalaman-pengalaman
psikologis. Menurut Rahman (2004:96), dari semua tindak komunikasi yang
paling penting adalah diri (self), siapa anda dan bagaimana anda mempersepsikan
diri sendiri dan orang lain akan mempengaruhi komunikasi anda dan tanggapan
anda terhadap komunikasi orang lain. Meskipun penangkapan ini kerap dilakukan
oleh pihak-pihak terkait, namun tetap saja masih ada juga para wanita malam yang
kembali melakukan aktivitasnya sebagai wanita malam karena factor ekonomi dan
(15)
6
yang layak sangat sulit. Disamping itu banyak juga stigma negative yang telah
terlanjur diterima mereka dari masyarakat dan sulit untuk dihilangkan.
Berdasarkan keberadaan dan gejala penyimpangan norma tersebut, penulis
tertarik untuk mengungkap lebih lanjut mengenai kehidupan wanita malam
khususnya di daerahkecamatan percut sei tuan, Deli serdang yang diduga
memiliki perkumpulan wanita malam yang melakukan aktivitasnya.
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, fokus dan masalah penelitian harus ditetapkan
secara jelas. Sebab, kedua hal tersebut berfungsi sebagai pedoman untuk
mengarahkan pembahasan agar lebih terarah. Penelitian ini difokuskan pada
“Kehidupan Wanita Malam di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang”.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan untuk menghindari ketidakfokusan dalam
pembahasan skripsi ini, untuk itu peneliti merumuskan pokok permasalahannya
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh wanita malam?
2. Motivasi apa saja yang menyebabkan seorang wanita menjadi wanita
malam?
3. Bagaimanakah dampak psikologis yang dialami wanita malam?
4. Bagaimanakah penanggulangan yang dilakukan pihak pemerintah dalam
(16)
7
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh
wanita malam.
2. Untuk mengetahui motivasi apa saja yang menyebabkan seorang wanita
menjadi wanita malam.
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak psikologis yang dialami wanita
malam.
4. Untuk mengetahui bagaimana penanggulangan yang dilakukan pihak
pemerintah dalam membina dan meminimalisir keberadaan wanita malam.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Dapat menjadi landasan pemahaman bagi masyarakat yang lebih bik
dalam memandang fakta sesungguhnya kehidupan wanita malam.
2. Dapat menghasilkan kerangka berfikir yang lebih bersahabat guna
membantu program pembinaan para wanita malam agar mendapatkan
pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik lagi.
3. Dapat memberikan pengetahuan tentang kasus wanita malam terhadap
(17)
8
F. Batasan Istilah
Untuk memudahkan pembaca memahami skripsi dan menghindari
kesalahpahaman dalam membaca, maka peneliti membuat pembatasan istilah pada
skripsi ini.
1. Masalah moral adalah adanya perilaku sebahagian masyarakat yang hanya
mementingkan kepentingan pribadi tanpa melihat kepentingan orang lain.
2. Prostitusi adalah gejala kemasyarakatan dimana wanita menjual diri,
melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata pencaharian.
3. Wanita malam adalah pelaku/wanita yang menjual dirinya dengan
melakukan perbuatan seksual sebagai mata pencaharian.
4. Pihak terkait adalah orang-orang yang ikut bertanggung jawab terhadap
maraknya wanita malam yang bermunculan.
5. Motivasi adalah keinginan hasrat yang disebabkan dari dalam diri sendiri
maupun dorongan dari pihak luar yang berhubungan dengan tindakan yang
(18)
65
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dalam penelitian tentang kehidupan malam ini terlihat masyarkat tidak
terlalu terbebani dengan keberadaan wanita malam ini, ini dikarenakan lokasi
yang mereka gunakan terletak dipinggiran desa dan ketika malam hari tidak
merasa terganggu dengan aktivitas kegiatan wanita tersebut di malam hari.
Disamping itu juga lokasi ini dikhususkan untuk menjual minuman yang menjadi
tameng adanya prostitusi didalamnya, sehingga mendapatkan istilah dari berbagai
elemen masyarakat, seperti café tuak adalah istilah yang diberikan oleh
masyarakat yang tidak terlalu jauh dari lokasi tempat wanita malam ini. Karena
minuman yang dijual dan sebagai minuman kesukaan masyarakat adalah tuak
yang tergolong harga murah dan tidak mengandung zat kimia.
Kemudian istilah warbek (warung bebek ) yang diberikan oleh para
pelanggan yang mengibaratkan wanita malam yang menjadi pelayan minuman
ataupun seks seperti bebek yang memakan apapun untuk makan apabila sedang
lapar. Begitu juga dengan wanita-wanita di café ini menerima berbagai tipe
pelanggan walaupun tidak sesuai selera mereka yang penting para pelanggan
tersebut memiliki banyak duit. Namun ada juga yang telah akrab dan nyaman
dengan pelanggan sehingga mereka tidak terlalu mementingkan duit tetapi
mementingkan kenyamanan dalam pekerjaan terutama jasa layanan minuman.
(19)
66
Dari beberapa titik lokasi juga terdapat berbagai jenis wanita malam yang
kegiatannya pada malam hari secara berbeda seperti yang telah ditemukan peneliti
di lokasi penelitian, diantaranya adalah :
call girl prostitution (wanita malam yang sengaja dipanggil untuk
melakukan jasa layanan seks)
brothel prostitution ( wanita malam bekerja disuatu tempat yang
dikhususkan untuk menyediakan jasa layanan minuman ataupun seks)
clandestine prostitution ( transaksi yang mempergunakan
tempat-tempat yang dipergunakan masyarakat untuk mendapatkan kebugaran
tubuh)
Amatir ( wanita malam yang tergolong masih muda dan diperalat oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab untuk dijadikan
penyedia layanan seks dan tergolong tariff yang dibuat atau harga yang
diberikan tinggi
Dengan demikian berdasarkan jenis wanita malam diatas, maka para
pelanggan dapat memilih wanita seperti apa yang mereka suka untuk memuaskan
nafsu birahi mereka dengan menyesuaikan isi dompet mereka. Sedangkan wanita
malam tersebut akan selalu kita jumpai ditempat yang sudah disesuaikan dengan
lingkungan masyarakat serta dengan proses transaksi yang sudah mengikuti cara
(20)
67
B. Saran
Adapun yang menjadi saran peneliti adalah :
1. Pemerintah ataupun masyarakat sekitar dapat memberikan sosialisasi
kepada para penyedia layanan minuman ataupun seks untuk menyaring
ataupun memilih pelanggan agar generasi muda tidak terjerumus kedalam
kegiatan wanita malam
2. Sebagai masyarakat ataupun orang tua seharusnya menjaga anak
perempuannya dalam menghadapi perkembangan dunia malam yang
semakin lama semakin memprihatinkan
3. Perlunya memberikan pemahaman kepada mereka para wanita malam
untuk lebih menghargai norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.
4. Menerapkan kepada para pelaku dunia malam untuk menggunakan alat
(21)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irwan. 1997. Sangkan Peran Gender. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Offset.
Alvin, Fadila, Helmi. 1999. Beberapa Teori Psikologis Lingkungan. Jurnal
Psikologi Volume VII No. 2. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada (UGM).
Alwi, Hasan, dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Arifin, M.H. Psikologi Dakwah Pengantar Studi. Jakarta : Bumi Aksara.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja
Grafindo
Dakir. 1986. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Kaliwangi Offset.
Dizzman. 2010. Dampak Psikologis. Dalam http://polittikana.com/baca/2010/01/
15/dampak psikologis.html, diakses pada Kamis, 13 Februari 2014 pukul
19.00 WIB.
Gerungan, W.A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung : PT. Eresco
Irwan, Djamal Zoer’aini. 2009. Besarnya Eksploitasi Perempuan dan Lingkungan
di Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia
Dajuli, 2010. Motivasi dan Dampak Psikologis Pekerja Seks Komersial (Studi
Kasus terhadap PSK di Gunung Kemukus Sragen Jawa Tengah). Skripsi.
Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Kartono, Kartini. 2014. Patologi Sosial Jilid I. Jakarta : Rajawali Pers.
Koentjoro. 2004. On The Spot Dari Sang Pelacur. Yogyakarta : Tinta Perss.
(22)
Meleong. Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Pyans. 2008. http://pyans.wordpress.com/2008/08/15/teori-teori-motivasi-2/ ,
diakses pada Jumat, 14 Februari 2014
Rohidi. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Pers.
Soedjono. 1977. Pelacuran : Ditinjau dari Segi Hukum dan Kenyataan dalam
Masyarakat. Bandung : PT. Karya Nusantara.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & .
(1)
F. Batasan Istilah
Untuk memudahkan pembaca memahami skripsi dan menghindari kesalahpahaman dalam membaca, maka peneliti membuat pembatasan istilah pada skripsi ini.
1. Masalah moral adalah adanya perilaku sebahagian masyarakat yang hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa melihat kepentingan orang lain. 2. Prostitusi adalah gejala kemasyarakatan dimana wanita menjual diri,
melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata pencaharian.
3. Wanita malam adalah pelaku/wanita yang menjual dirinya dengan melakukan perbuatan seksual sebagai mata pencaharian.
4. Pihak terkait adalah orang-orang yang ikut bertanggung jawab terhadap maraknya wanita malam yang bermunculan.
5. Motivasi adalah keinginan hasrat yang disebabkan dari dalam diri sendiri maupun dorongan dari pihak luar yang berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan.
(2)
65
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dalam penelitian tentang kehidupan malam ini terlihat masyarkat tidak terlalu terbebani dengan keberadaan wanita malam ini, ini dikarenakan lokasi yang mereka gunakan terletak dipinggiran desa dan ketika malam hari tidak merasa terganggu dengan aktivitas kegiatan wanita tersebut di malam hari. Disamping itu juga lokasi ini dikhususkan untuk menjual minuman yang menjadi tameng adanya prostitusi didalamnya, sehingga mendapatkan istilah dari berbagai elemen masyarakat, seperti café tuak adalah istilah yang diberikan oleh masyarakat yang tidak terlalu jauh dari lokasi tempat wanita malam ini. Karena minuman yang dijual dan sebagai minuman kesukaan masyarakat adalah tuak yang tergolong harga murah dan tidak mengandung zat kimia.
Kemudian istilah warbek (warung bebek ) yang diberikan oleh para pelanggan yang mengibaratkan wanita malam yang menjadi pelayan minuman ataupun seks seperti bebek yang memakan apapun untuk makan apabila sedang lapar. Begitu juga dengan wanita-wanita di café ini menerima berbagai tipe pelanggan walaupun tidak sesuai selera mereka yang penting para pelanggan tersebut memiliki banyak duit. Namun ada juga yang telah akrab dan nyaman dengan pelanggan sehingga mereka tidak terlalu mementingkan duit tetapi mementingkan kenyamanan dalam pekerjaan terutama jasa layanan minuman.
(3)
Dari beberapa titik lokasi juga terdapat berbagai jenis wanita malam yang kegiatannya pada malam hari secara berbeda seperti yang telah ditemukan peneliti di lokasi penelitian, diantaranya adalah :
call girl prostitution (wanita malam yang sengaja dipanggil untuk melakukan jasa layanan seks)
brothel prostitution ( wanita malam bekerja disuatu tempat yang dikhususkan untuk menyediakan jasa layanan minuman ataupun seks) clandestine prostitution ( transaksi yang mempergunakan
tempat-tempat yang dipergunakan masyarakat untuk mendapatkan kebugaran tubuh)
Amatir ( wanita malam yang tergolong masih muda dan diperalat oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab untuk dijadikan penyedia layanan seks dan tergolong tariff yang dibuat atau harga yang diberikan tinggi
Dengan demikian berdasarkan jenis wanita malam diatas, maka para pelanggan dapat memilih wanita seperti apa yang mereka suka untuk memuaskan nafsu birahi mereka dengan menyesuaikan isi dompet mereka. Sedangkan wanita malam tersebut akan selalu kita jumpai ditempat yang sudah disesuaikan dengan lingkungan masyarakat serta dengan proses transaksi yang sudah mengikuti cara prostitusi di daerah perkotaan.
(4)
67
B. Saran
Adapun yang menjadi saran peneliti adalah :
1. Pemerintah ataupun masyarakat sekitar dapat memberikan sosialisasi kepada para penyedia layanan minuman ataupun seks untuk menyaring ataupun memilih pelanggan agar generasi muda tidak terjerumus kedalam kegiatan wanita malam
2. Sebagai masyarakat ataupun orang tua seharusnya menjaga anak perempuannya dalam menghadapi perkembangan dunia malam yang semakin lama semakin memprihatinkan
3. Perlunya memberikan pemahaman kepada mereka para wanita malam untuk lebih menghargai norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. 4. Menerapkan kepada para pelaku dunia malam untuk menggunakan alat
(5)
Offset.
Alvin, Fadila, Helmi. 1999. Beberapa Teori Psikologis Lingkungan. Jurnal Psikologi Volume VII No. 2. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada (UGM). Alwi, Hasan, dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Arifin, M.H. Psikologi Dakwah Pengantar Studi. Jakarta : Bumi Aksara.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Dakir. 1986. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Kaliwangi Offset.
Dizzman. 2010. Dampak Psikologis. Dalam http://polittikana.com/baca/2010/01/ 15/dampak psikologis.html, diakses pada Kamis, 13 Februari 2014 pukul 19.00 WIB.
Gerungan, W.A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung : PT. Eresco
Irwan, Djamal Zoer’aini. 2009. Besarnya Eksploitasi Perempuan dan Lingkungan di Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia
Dajuli, 2010. Motivasi dan Dampak Psikologis Pekerja Seks Komersial (Studi Kasus terhadap PSK di Gunung Kemukus Sragen Jawa Tengah). Skripsi. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Kartono, Kartini. 2014. Patologi Sosial Jilid I. Jakarta : Rajawali Pers. Koentjoro. 2004. On The Spot Dari Sang Pelacur. Yogyakarta : Tinta Perss. Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi
(6)
Meleong. Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Pyans. 2008. http://pyans.wordpress.com/2008/08/15/teori-teori-motivasi-2/ , diakses pada Jumat, 14 Februari 2014
Rohidi. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Pers.
Soedjono. 1977. Pelacuran : Ditinjau dari Segi Hukum dan Kenyataan dalam Masyarakat. Bandung : PT. Karya Nusantara.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & . Bandung : Alfabeta.