Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang T1 462011065 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting penelitian

4.1.1 Persiapan Penelitian

Penelitian dimulai dengan meminta surat ijin penelitian di Fakultas. Setelah mendapatkan surat ijin, kemudian peneliti mengantarkan surat ijin tersebut dan mengurus persyaratan lainya berupa administrasi untuk melakukan penelitian di RS Panti Wilasa DR Cipto Semarang.

Peneliti membutuhkan kurang lebih 1minggu untuk mendapatkan balasan dari pihak rumah sakit. Peneliti kemudian mendapatkan surat balasan izin penelitian dan melakukan pembayaran sesuai persyaratan di RS dimana peneliti meneliti. Peneliti langsung menuju ruang Helsa dan ruang bersalin untuk memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan peneliti.


(2)

4.1.2 Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan pertama kali pada tanggal 15 juli 2015 jam 10.00wib sampai dengan tanggal 8 Agustus 2015 disesuaikan dengan kontrak waktu dengan partisipan. Lima orang sesuai kriteria yang peneliti paparkan.

Peneliti mulai melakukan observasi dan memastikan bahwa ibu yang mau diteliti memenuhi kriteria inklusi.Pengambilan data dilakukan di ruang Helsa.Peneliti melakukan penelitian yang pada hari pertama satu partisipan yang sesuai dengan kriteria inkulsi.Setelah itu, peneliti membuat kesepakatan dengan partisipan untuk wawancara. Wawancara dengan partisipan satu pada hari pertama dapat terlaksana melalui kerja sama dengan Kepala Ruang Helsa.

4.2 Karakteristik Partisipan

Hasil penelitian didapatkan lima partisipan. Partisipan pertama (P1) dengan insial Ny.R lahir pada tanggal 11 januari 1979 di Semarang. P1 melanjutkan pendidikan nya sampai dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kemudian P1 menikah pada usia 18tahun dengan suami (Bpk.A) dan setelah menikah keduanya dikaruniakan tiga orang anak. P1 beragama islam dan


(3)

bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. P1 memiliki riwayat KB sebelumnya dan tinggal bersama suami dan anak.Peneliti mengobservasi selama wawancara, P1 cukup kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan yang di ajukan.

Partisipan dua (P2)dengan insial Ny.S lahir pada tanggal 15 April 1992 di Semarang. P2 menikah pada usia 21tahun dan memiliki satu orang anak dengan Suami (Bpk.R) setelah P3 lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). P2 bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan tinggal bersama suami dan orang tua.Selama wawancara P2 cukup kooperatif dalam menjawab pertanyaan, P2 juga sangat ramah dalam berbicara.Sesekali wawancara terpaksa diberhentikan karena bayi P2 menangis.

Partisipan tiga (P3)dengan insial Ny.M lahir pada tanggal 7 juli 1993 dan menikah pada umur ke 21tahun. P3 merupakan lulusan SMA yang kemudian menikah dengan suami (Bpk.Y) dan kemudian memiliki satu orang anak.P3 hanya bekerja sebagai Ibu rumah tangga.selama wawancara P3 sangat kooperatif dalam menjawab pertanyaan. Wawancara dilakukan di dalam ruangan yang pada saat itu juga banyak orang didalam ruangan tersebut, meskipun demikian P3 tetap mengijinkan peneliti untuk melakukan wawancara.


(4)

Partisipan empat (P4)dengan inisial Ny.C yang lahir pada 23 April 1990 P4 menikah pada usiayang ke 20tahun dengan suami dengan insial Bpk.U di Semarang dan baru memiliki seorang anak perempuan. Suami dari P4 bekerja sebagai PNS sedangkan P4 hanya sebagai ibu rumah tangga.Pendidikan P4 adalah lulusanS1.Saat melakukan wawancara, P4 sangat kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan.

Partisipan lima (P5)dengan insial Ny.N yang lahir di Semarang, 8 mei 1983. P5 menikah pada usia 25tahun dan dikaruniakan seorang anak. Suami P5 berinisial Bpk.S. Pekerjaan partisipan sendiri adalah swasta dan P5 merupakan lulusan SMA.P5 sangat kooperatif saat menjawab pertanyaan peneliti.


(5)

4.3 Hasil penelitian

4.3.1 Analisa data

Berdasarkan hasil analisa data yang peneliti dapatkan melalui teknik analisa data model Colaizzi ditemukan beberapa tema. Tema yang ditemukan adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan ibu tentang KPD


(6)

Tabel 4.2.4.1 tabel analisa data

Hasil wawancara Kata kunci Kategori Sub tema Tema

...Sebelumnya saya gak tau apa itu air ketuban...”(P1) “....Gak tau , ini pertama kali nya jadi saya gak tau apa-apa. Cuma tau nya pas turun dari tangga , keluar air berlendir itu”(P1)

“..Saya taunya Cuma air yang melindungi bayi saya

waktu dalam kandungan

Tidak tahu Tidak tahu Air yang melindungi bayi Ketidaktahuan tentang

pengertian KPD Ketidaktahuan tentangtanda-tanda KPD Ketidaktahuan tentang pengertian KPD Ketidaktahuan tentang tanda-tanda KPD Pengetahuan tentang pengertian KPD Pengetahuan tentang tanda-tanda KPD Pengetahuan tentang pengertian KPD Pengetahuan tentang tanda-tanda KPD Pengetahuan KPD


(7)

saja sih”(P2)

“...iya , saya sih tau kalau tanda-tanda itu air keluar

seperti kencing tapi

berlendir , terus baunya juga amis..”(P2)

“...saya taunya Cuma air kencing yang berlendir saja sih dek”

“ Saya sih gak tau banget ya ,mba. Tahunya Cuma bau amis saja terus keluar cairan berlendir... “ Air seperti kencing Air kencing yang berlendir Tidak tahu Ketidaktahuan tentang tanda-tanda KPD Ketidaktahuan tentang tanda-tanda KPD Air seperti kencing Ketidaktahuan ibu tentang tanda-tanda air ketuban Pengetahuan tentang tanda-tanda KPD Pengetahuan tentang tanda-tanda KPD Pengetahuan ibu tentang air ketuban

Pengetahuan ibu tentang tanda-tanda air ketuban


(8)

“...saya taunya malah air kencing dek, tapi herannya air kencing kok baunya amis

, berlendir juga,gak

biasanya gitu....”

“ ... air ketuban jadi taunya nanti sudah terjadi ini ade”

Air kencing

Tidak tahu

Ketidaktahuan ibu tentang air ketuban Ketidaktahuan ibu tentang tanda-tanda air ketuban Pengetahuan ibu tentang pengertian air ketuban

Pengetahuan ibu tentang tanda-tanda air ketuban

“....Perasaan saya ya takut , wong sampai disini masih merembes kok , ya sudah langsung dioperasi... “ “Rasanya itu nyeri , terus takut, cemas....”

Takut Takut Perasaan ibu yang mengalami KPD Perasaan ibu yang mengalami KPD Perasaan ibu

Perasaan ibu Pengalaman ibu saat terjadi KPD


(9)

....”gelisah sih mbak. Ini pengalaman pertama makanya rasa takut..”

“ ....takut,kuatir, cemas...”

“....gelisah karena ini pengalaman pertama saya melahirkan.”

“Takut banget akunya, kwatir dan cemas itu pasti. Takut ada apa-apanya”

Gelisah

Takut

Gelisah

Takut

Perilaku ibu saat mengalami KPD

Perasaan ibu saat mengalami KPD

Perilaku ibu saat mengalami KPD

Perasaan ibu saat mengalami KPD

Perilaku ibu

Perasaan ibu

Perilaku ibu


(10)

’’ pertama kali melihat itu , ibu takut sekali, ibu langsung berteriak memanggil suami ibu, takut terjadi apa-apa”

Takut

Perasaan ibu saat mengalami KPD


(11)

Hasil analisa data berdasarkan wawancara antara peneliti dengan lima partisipan didapatkan dua tema yaitu: (1) pengetahuan ibu tentang KPD, (2) Pengalaman ibu saat mengalami KPD. Tema-tema tersebut secara keseluruhan akan dibahas sebagai berikut

4.3.1 Pengetahuan ibu tentang KPD.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa Lima partisipan mengatakan bahwa mereka tidak tahu tentang pengertian dan tanda-tanda dari KPD. Hal tersebut sesuai pernyataan partisipan sebagai berikut :

“ ...Sebelumnya saya gak tau apa itu air ketuban...” (P110)

“....Gak tau , ini pertama kali nya jadi saya gak tau apa -apa. Cuma tau nya pas turun dari tangga , keluar air berlendir itu” (P112)

“..Saya taunya Cuma air yang melindungi bayi saya waktu dalam kandungan saja sih” (P240)

“...iya , saya sih tau kalau tanda-tanda itu air keluar seperti kencing tapi berlendir , terus baunya juga amis..” (P242)


(12)

“...saya taunya Cuma air kencing yang berlendir saja sih dek” (P384)

“ Saya sih gak tau banget ya ,mba. Tahuna Cuma bau amis saja terus keluar cairan berlendir... “ (P386)

“...saya taunya malah air kencing dek, tapi herannya air kencing kok baunya amis , berlendir juga,gak biasanya gitu....” (P4122)

“ ... air ketuban jadi taunya nanti sudah terjadi ini ade” (P5164)

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa semua partisipan dalam penelitian ini tidak tahu tentang pengertian dan tanda-tanda KPD.

4.3.2 Pengalaman ibu saat mengalami KPD

Lima partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa adanya perasaan takut, cemas dan kuatir serta menunjukan perilaku gelisah saat pertama kali mengalami KPD. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan yaitu :

“....Perasaan saya ya takut , wong sampai disini masih merembes kok , ya sudah langsung dioperasi... “ (P116) “Rasanya itu nyeri , terus takut, cemas, gelisah sih

mbak. Ini pengalaman pertama makanya rasa


(13)

“ ....takut, khawatir, cemas, gelisah karena ini pengalaman pertama saya melahirkan.” (P384)

“Takut banget akunya, khawatir dan cemasitu pasti. Takut ada apa-apanya” (P4122)

’’ pertama kali melihat itu , ibu takut sekali, ibu langsung berteriak memanggil suami ibu, takut terjadi apa-apa” (P5172)

Perasaan takut, cemas , khawatir atau perilaku gelisah saat pertama kali mengalami KPD menjadi sesuatu pengalaman tersendiri yang tidak terlupakan bagi ibu Primigravida maupun ibu multigravida.

4.4 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini dilakukan dengan menganalisi pengalaman dari tiap-tiap partisipan.

4..4.1 pengetahuan ibu tentang KPD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa P1, P2, P3, P4 dan P5 belum mengetahui dengan benar tentang pengertian dan tanda-tanda KPD. Partisipan dalam penelitian ini yang tingkat pendidikan SMA atau S mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik dilihat dari pernyataan partisipan


(14)

yaitu “..Saya taunya Cuma air yang melindungi bayi saya waktu dalam kandungan saja sih” (P2)

“...iya , saya sih tau kalau tanda-tanda itu air keluar seperti kencing tapi berlendir , terus baunya juga amis..” (P2)

“...saya taunya Cuma air kencing yang berlendir saja sih dek” (P3)

“ Saya sih gak tau banget ya ,mba. Tahuna Cuma bau amis saja terus keluar cairan berlendir... “ (P3). Sedangkan jawaban dari P1 yang sebagai lulusan SMP yang hanya mampu menjawab “ ...Sebelumnya saya gak tau apa itu air ketuban...” (P1). Pendidikan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu.

Pengetahuan ibu tentang kemungkinan yang dihadapi saat intranatal ataupun postpartum bisa diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal.Sebagai contoh pendidikan formal yaitu dengan mengikuti pendidikan disekolah kesehatan dan pendidikan non formal yaitu melalui informasi yangdiperoleh ibu baik secara langsung maupun tidak langsung seperti iklan danpenyuluhan.


(15)

Tingkat pendidikan partisipan berpengaruh terhadap kemampuan partisipan dalam menerima informasi yang selanjutnya menjadi pengetahuan partisipan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryadi (2007) bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan ibu, makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap ibu terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, pekerjaan. Menurut Mubarak (2007), usia dapat


(16)

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Hal ini mempunyai pengaruh terhadap kemampuan analisa dan pemahaman terhadap informasi yang diterima. Pendidikan SMA atau pendidikan menengah akan mempermudahkan ibu dalam menyerap informasi tentang KPD. Ibu yang tidak bekerja akan mempunyai waktu lebih banyak untuk mencari informasi tentang tanda bahaya kehamilan ataupun mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan. Hal ini akan mempengaruhi pengetahuan ibu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, pendidikan, pekerjaan.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, mayoritas partisipan berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan lebih baik.

4.4.2 Pengalaman ibu saat mengalami KPD

Pengalaman ibu dengan diagnosa KPD merupakan pengalaman tidak terlupakan oleh partisipan satu, dua, tiga, empat dan lima. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kelima partisipan memberikan respon yaitu ketakutan, kecemasan , kekhawatiran dan juga perilaku gelisah.


(17)

Menurut Azwar (2011) Sikap ditentukan oleh pengalaman sebelumnya.

Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar tidaknya proses kelahiran dimana kecemasan atau ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan yang sumbernya dapat diketahui maupuntidak dapatdiketahui (intra psikis) dapat mengakibatkan persalinan menjadi lama/partus lama atau perpanjangan Kala III ini masih ditemukan pada Ibu Primigravida dan Multigravida.

Pengalaman partisipan yaitu ibu primigravida dan multigravida dalam penelitian ini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan disebabkan karena partisipan dalam penelitian ini merupakan partisipan yang baru pertama kali mengalami KPD.Hal ini sejalan dengan penelitian

Nurhasmawati

(2012), yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang ditentukan dengan pengalaman sebelumnya. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwa cara mendapatkan pengetahuan salah satunya adalah dari pengalaman.


(18)

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :

1. Informasi yang didapatkan kurang mendalam.

2. Data observasi yang diambil tidak secara langsung saat partisipan mengalami KPD tetapi hanya didapatkan melalui wawancara antara peneliti dengan partisipan dimasa nifas. 3. Tidak ada dokumentasi pribadi atau bukti nyata perilaku yang


(1)

“ ....takut, khawatir, cemas, gelisah karena ini pengalaman pertama saya melahirkan.” (P384)

“Takut banget akunya, khawatir dan cemasitu pasti. Takut ada apa-apanya” (P4122)

’’ pertama kali melihat itu , ibu takut sekali, ibu langsung berteriak memanggil suami ibu, takut terjadi apa-apa” (P5172)

Perasaan takut, cemas , khawatir atau perilaku gelisah saat pertama kali mengalami KPD menjadi sesuatu pengalaman tersendiri yang tidak terlupakan bagi ibu Primigravida maupun ibu multigravida.

4.4 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini dilakukan dengan menganalisi pengalaman dari tiap-tiap partisipan.

4..4.1 pengetahuan ibu tentang KPD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa P1, P2, P3, P4 dan P5 belum mengetahui dengan benar tentang pengertian dan tanda-tanda KPD. Partisipan dalam penelitian ini yang tingkat pendidikan SMA atau S mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik dilihat dari pernyataan partisipan


(2)

yaitu “..Saya taunya Cuma air yang melindungi bayi saya waktu dalam kandungan saja sih” (P2)

“...iya , saya sih tau kalau tanda-tanda itu air keluar seperti kencing tapi berlendir , terus baunya juga amis..” (P2)

“...saya taunya Cuma air kencing yang berlendir saja sih dek” (P3)

“ Saya sih gak tau banget ya ,mba. Tahuna Cuma bau amis saja terus keluar cairan berlendir... “ (P3). Sedangkan jawaban dari P1 yang sebagai lulusan SMP yang hanya mampu menjawab “ ...Sebelumnya saya gak tau apa itu air ketuban...” (P1). Pendidikan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu.

Pengetahuan ibu tentang kemungkinan yang dihadapi saat intranatal ataupun postpartum bisa diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal.Sebagai contoh pendidikan formal yaitu dengan mengikuti pendidikan disekolah kesehatan dan pendidikan non formal yaitu melalui informasi yangdiperoleh ibu baik secara langsung maupun tidak langsung seperti iklan danpenyuluhan.


(3)

Tingkat pendidikan partisipan berpengaruh terhadap kemampuan partisipan dalam menerima informasi yang selanjutnya menjadi pengetahuan partisipan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryadi (2007) bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan ibu, makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap ibu terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, pekerjaan. Menurut Mubarak (2007), usia dapat


(4)

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Hal ini mempunyai pengaruh terhadap kemampuan analisa dan pemahaman terhadap informasi yang diterima. Pendidikan SMA atau pendidikan menengah akan mempermudahkan ibu dalam menyerap informasi tentang KPD. Ibu yang tidak bekerja akan mempunyai waktu lebih banyak untuk mencari informasi tentang tanda bahaya kehamilan ataupun mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan. Hal ini akan mempengaruhi pengetahuan ibu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, pendidikan, pekerjaan.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, mayoritas partisipan berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan lebih baik.

4.4.2 Pengalaman ibu saat mengalami KPD

Pengalaman ibu dengan diagnosa KPD merupakan pengalaman tidak terlupakan oleh partisipan satu, dua, tiga, empat dan lima. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kelima partisipan memberikan respon yaitu ketakutan, kecemasan , kekhawatiran dan juga perilaku gelisah.


(5)

Menurut Azwar (2011) Sikap ditentukan oleh pengalaman sebelumnya.

Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar tidaknya proses kelahiran dimana kecemasan atau ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan yang sumbernya dapat diketahui maupuntidak dapatdiketahui (intra psikis) dapat mengakibatkan persalinan menjadi lama/partus lama atau perpanjangan Kala III ini masih ditemukan pada Ibu Primigravida dan Multigravida.

Pengalaman partisipan yaitu ibu primigravida dan multigravida dalam penelitian ini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan disebabkan karena partisipan dalam penelitian ini merupakan partisipan yang baru pertama kali mengalami KPD.Hal ini sejalan dengan penelitian

Nurhasmawati

(2012), yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang ditentukan dengan pengalaman sebelumnya. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwa cara mendapatkan pengetahuan salah satunya adalah dari pengalaman.


(6)

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :

1. Informasi yang didapatkan kurang mendalam.

2. Data observasi yang diambil tidak secara langsung saat partisipan mengalami KPD tetapi hanya didapatkan melalui wawancara antara peneliti dengan partisipan dimasa nifas. 3. Tidak ada dokumentasi pribadi atau bukti nyata perilaku yang


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang T1 462011065 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang T1 462011065 BAB II

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang T1 462011065 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang

0 0 31

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang T1 BAB V

0 0 3

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang T1 BAB IV

1 1 15

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang T1 BAB III

0 0 10

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang T1 BAB II

0 0 12

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang T1 BAB I

0 0 9