Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang T1 462011065 BAB II

(1)

BAB II Tinjauan pustaka

2.1 Pengalaman

Jhon (2007) dalam buku 26 keys of happines menyebutkan beberapa experiece itu sendiri yaitu pengalaman adalah tempat belajar yang bagus, tetapi bayarannya tinggi. pengalaman bukanlah sesuatu yang terjadi kepada anda, pengalaman adalah tindakan yang anda lakukan ketika sesuatu terjadi kepada anda (Aldous Huxley), pengalaman adalah seorang guru yang keras, pengalaman memberikan kita ujian terlebih dahulu, baru kemudian pelajarannya (hernon Law) , apa yang harus kita pelajari untuk dilakukan, akan kita pelajari melalui tindakan secara langsung (Aristotles) dan pengalaman adalah nama yang diberikan oleh setiap orang untuk setiap kesalahan yang mereka lakukan (Oscar Wilde).

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Salah satu pengalaman yang terbaik adalah memberikan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang akhirnya belum tentu benar. Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih (Christ, 1993). Pengalaman berasal dari kata dasar “Alami” yang mempunyai arti yaitu mengalami, menemui, mengarungi menghadapi, menyeberangi, menyelami, menanggung, mendapat, menikmati dan merasakan. (Endarmoko, 2006).


(2)

Menurut Paul B.Horton, pengalaman mengandung pengertian bahwa tidak seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang persis satu sama lainnya dan tidak seorang pun mempunyai latar belakang pengalaman yang sama.Pengalaman tidak lepas dari keadaan lingkungan sekitar, pengalaman dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan sosial secara umum, juga sering kali dipandang bersifat subjektif karena terjadi perbedaan tahan antara subjek dan objek yang dipandang (Sarwono, 1998).

2.2 Intranatal

2.2.1 Pengertian

Persalinan adalah suatu proses yang dimulai denganadanya kontraksi uterusyang menyebabkan terjadinyadilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dankelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakann proses alamiah (Rohani, 2011).

2.2.2 Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Persalinan yaitu :

Manuaba (2008), menjelaskan teori-teori yang menyebabkan persalinan yaitu :

a. Teori Penurunan Hormone

Satu sampai dua minggu sebelum portus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.


(3)

b. Teori Plasenta Menjadi Tua

Plasenta yang sudah tua akan menyebabkan turunnya kadarestrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

c. Teori dissensi Rahim

Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uterus-plasenta.

d. Teori iritasi mekanik

Di belakang servix terletak ganglion servikale (fcexus frankenhauser). Bila ganglion ini di geser dan tekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus. e. Induksi partus

Induksi partus Yaitu dengan jalan Gangan laminaria, Amniotomi, Oksitosin drips.

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Yaitu:

a. Faktor hormonal yang menyebabkan peningkatan kontraksi uterusadalah.

Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen cenderung meningkatkan


(4)

derajat kontraktilitas uterus, sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah gap jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan. Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun.Oleh karena itu, diduga bahwa rasio estrogen terhadap progesteron cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.

b. Pengaruh Oksitosin Pada Uterus

Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang secara khusus sehingga menyebabkan kontraksi.

2.2.4Tanda-tanda Permulaan Persalinan

Tanda-tanda persalinan adalah sebagai berikut:

a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

c. Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.


(5)

d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi lemah uterus, kadang disebut false labor pains e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya

bertambah bisa bercampur darah (bloody show).

2.2.5 Tanda-tanda Inpartum

Tanda-tanda inpartu adalah Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan kecil pada serviks. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan serviks mendatar dan penmbukaan telah ada.

2.2.6 Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan

a) Kekuatan mendorong janin keluar (power)

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.Pada waktu kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek.

b. Faktor janin

Faktor janin Janin pada usia kehamilan 36 minggu sudah masuk PAP, Placenta dan Cairan


(6)

amnion yang mulai dihasilkan usiakehamilan 10-36 minggu dengan jumlah normal1000 cc.

c. Faktor jalan lahir

Faktor jalan lahir yaitu Panggul, Otot-otot dasar panggulUterus.

2.2.7 Tahap Persalinan

a. Kala I (kala pembukaan)

In partum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Tanda dan gejala persalinan kala I adalah His sudah adekuat, Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm, Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah, Sering BAK, akhir kala I primigravida keluar darah menetas. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu:

1. Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7–8 jam

2. Fase aktif: berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam dengan pembukaan 4 cm, periode dilatasi maksimal (steady) selama


(7)

2 jam berlangsung cepat 9 cm dan periode deselarasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.

b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2 – 3 menit sekali.Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah terkanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengendan.Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus terbuka.Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1 ½ -2 jam, pada multi 1 ½ -1 jam. Tanda dan gejala pada kala ini adalah Ibu ingin meneran, Perineum menonjol, Vulua dan anus membuka, Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, Kepala telah turun didasar panggul.

c. Kala III (Kala Pengeluaran Urin)

Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar.Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 mnt seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam


(8)

vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 mnt setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

d. Kala IV

Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum.Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100– 300cc, bila perdarahan diatas 500cc maka dianggap patologi.Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan kekamarnya.

2.3Ketuban Pecah Dini

2.3.1 Pengertian

KPD merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas


(9)

dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.KPD didefenisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan.Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami KPD (Sarwono,2008).

KPD disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri.

Penyebab lainnya adalah sebagai berikut: a. Inkompetensi serviks (leher rahim)

Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebutkan kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.

serviks dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkanlaserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan suatu kelainan congenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihantanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau


(10)

awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil konsepsi (Manuaba, 2002).

b. Peningkatan tekanan inta uterin

Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini, Misalnya:

1. Trauma: Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis

2. Gemelli:Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah (Saifudin. 2002).

3. Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan


(11)

selaput ketuban menjadi teregang tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah (Winkjosastro, 2006).

4. Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.

c. Kelainan letak janin dan rahim: letak sungsang, letak lintang.

d. Kemungkinan kesempitan panggul: bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi).

e. Korioamnionitis adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaran organism vagina ke atas. Dua faktor predisposisi terpenting adalah pecahnya selaput ketuban lebih dari 24 jam dan persalinan lama.

f. Penyakit Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yang meyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkan terjadinya proses


(12)

biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.

g. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik).

h. Riwayat KPD sebelumya dan Kelainan atau kerusakan selaput ketuban.

I. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu.

2.3.3 Tanda dan gejala

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.


(13)

2.4 Kerangka Konsep

KPD terdiri dari faktor bayi, ibu dan keadan sosial ekonomi. Faktor bayi terdiri dari:

1. Gemeli.

Gemeli adalah Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah. (Saifudin, 2002).

2. Malposisi atau malpresentasi janin

Malposisi atau malpresentasi janin adalah posisi janin sebelum keluar atau berada di PAP.

Sedangkan faktor penyebab KPD dari ibu yaitu: 1. Paritas.

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo


(14)

(2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara.

2. Anemia

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar Haemoglobin (HB) dalam darah kurang dari 12gr (wiknjosastro, 2002).

3. Faktor merokok

Faktor merokok atau kebiasaan merokok saat sebelum hamil sampai saat hamil.

4. Riwayat KPD

Riwayat KPD atau sudah melahirkan sebelumnya dengan Kasus KPD.

5. Serviks yang inkompen

Serviks yang inkompen atau suatu kondisi dimana mulut rahim mengalami pembukaan dan penipisan sebelum waktunya.

6. Faktor turunan atau faktor dari keluarga yang juga memiliki riwayat KPD.

Faktor lain yang juga menyebabkan KPD adalah Keadaan sosial ekonomi karena faktor ekonomi kurang sehingga menyebabkan ibu tidak melakukan perawatan saat hamil dan juga Faktor psikologis. Adapun faktor psikologis yang menyebabkan pecahnya ketuban misalnya trauma hubungan seksual. Hubungan intim yang tidak wajar (disertai kekerasan


(15)

dan posisi yang tidak lazim) mengakibatkan trauma pada ibu hamil. Terlebih lagi jika sampai terjadi pendarahan pada vagina.

KPD merupakan masalah penting karena kasus KPD sangat berpengaruh terhadap proses persalinan ibu dan janin. Seorang ibu yang mengalami KPD akan sangat cemas dan takut terjadi sesuatu hal baik kepada ibu sendiri , bayi ataupun kedua nya. Hal ini merupakan pengalaman hidup yang sangat berarti dalam menjalani proses persalinan saat mengalami KPD.


(16)

Gambar 1 kerangka konsep

Sumber : Morgan (2009), Manuaba (2009), Getahun D, Ananth (2007), Helen (2003) , stuart & sundeen (1998).

Faktor Bayi

1. Gemeli

2. malposisi atau malpresentasi Janin

Faktor Ibu

1. Paritas 2. Anemia

3. Perilaku Merokok 4. Riwayat KPD 5. Serviks yang inkompeten 6. faktor turunan 7. infeksi

8. usia

9. riwayat hubungan sex baru-baru ini

10.asma

Keadaan sosial ekonomi

Ketuban


(1)

selaput ketuban menjadi teregang tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah (Winkjosastro, 2006).

4. Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.

c. Kelainan letak janin dan rahim: letak sungsang, letak lintang. d. Kemungkinan kesempitan panggul: bagian terendah belum

masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi).

e. Korioamnionitis adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaran organism vagina ke atas. Dua faktor predisposisi terpenting adalah pecahnya selaput ketuban lebih dari 24 jam dan persalinan lama.

f. Penyakit Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yang meyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkan terjadinya proses


(2)

biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.

g. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik).

h. Riwayat KPD sebelumya dan Kelainan atau kerusakan selaput ketuban.

I. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu.

2.3.3 Tanda dan gejala

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.


(3)

2.4 Kerangka Konsep

KPD terdiri dari faktor bayi, ibu dan keadan sosial ekonomi. Faktor bayi terdiri dari:

1. Gemeli.

Gemeli adalah Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah. (Saifudin, 2002).

2. Malposisi atau malpresentasi janin

Malposisi atau malpresentasi janin adalah posisi janin sebelum keluar atau berada di PAP.

Sedangkan faktor penyebab KPD dari ibu yaitu: 1. Paritas.

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo


(4)

(2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara.

2. Anemia

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar Haemoglobin (HB) dalam darah kurang dari 12gr (wiknjosastro, 2002).

3. Faktor merokok

Faktor merokok atau kebiasaan merokok saat sebelum hamil sampai saat hamil.

4. Riwayat KPD

Riwayat KPD atau sudah melahirkan sebelumnya dengan Kasus KPD.

5. Serviks yang inkompen

Serviks yang inkompen atau suatu kondisi dimana mulut rahim mengalami pembukaan dan penipisan sebelum waktunya.

6. Faktor turunan atau faktor dari keluarga yang juga memiliki riwayat KPD.

Faktor lain yang juga menyebabkan KPD adalah Keadaan sosial ekonomi karena faktor ekonomi kurang sehingga menyebabkan ibu tidak melakukan perawatan saat hamil dan juga Faktor psikologis. Adapun faktor psikologis yang menyebabkan pecahnya ketuban misalnya trauma hubungan seksual. Hubungan intim yang tidak wajar (disertai kekerasan


(5)

dan posisi yang tidak lazim) mengakibatkan trauma pada ibu hamil. Terlebih lagi jika sampai terjadi pendarahan pada vagina.

KPD merupakan masalah penting karena kasus KPD sangat berpengaruh terhadap proses persalinan ibu dan janin. Seorang ibu yang mengalami KPD akan sangat cemas dan takut terjadi sesuatu hal baik kepada ibu sendiri , bayi ataupun kedua nya. Hal ini merupakan pengalaman hidup yang sangat berarti dalam menjalani proses persalinan saat mengalami KPD.


(6)

Gambar 1 kerangka konsep

Sumber : Morgan (2009), Manuaba (2009), Getahun D, Ananth (2007), Helen (2003) , stuart & sundeen (1998).

Faktor Bayi

1. Gemeli

2. malposisi atau malpresentasi Janin

Faktor Ibu

1. Paritas 2. Anemia

3. Perilaku Merokok 4. Riwayat KPD 5. Serviks yang inkompeten 6. faktor turunan 7. infeksi

8. usia

9. riwayat hubungan sex baru-baru ini

10.asma

Keadaan sosial ekonomi

Ketuban


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang T1 462011065 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang T1 462011065 BAB IV

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang T1 462011065 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengan Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang

0 0 31

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang T1 BAB V

0 0 3

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang T1 BAB IV

1 1 15

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang T1 BAB III

0 0 10

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang T1 BAB II

0 0 12

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang T1 BAB I

0 0 9