T1 132006703 BAB III
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif-korelasional. Penelitian kuantitatif-korelasional merupakan jenis penelitian yang menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah melalui metode statistika yang bertujuan menyelidiki sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2003). Variabel dari penelitian ini adalah kompetensi lintas budaya yang merupakan variabel independent/bebas (X) dan harga diri karyawan sebagai variabel dependent/tergantung (Y).
3.2. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu konsep tentang atribut ataupun sifat yang terdapat pada subyek penelitian yang beraneka ragam secara kuantitatif maupun secara kualitatif (Azwar, 2003). Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependent (tergantung). Variabel independent atau variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya dapat mempengaruhi variabel yang lain pada suatu penelitian (Azwar, 2003). Variabel dependent (tergantung) merupakan variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek ataupun pengaruh variabel lain (Azwar, 2003).
Kedua variabel yang ada di dalam penelitian ini adalah kompetensi lintas budaya sebagai variabel independent/bebas (X) dan harga diri karyawan sebagai
(2)
variabel dependent/tergantung (Y). Hubungan di antara kedua variabel itu dilihat sebagai hubungan sebab-akibat, dimana X sebagai variabel bebas akan berpengaruh terhadap Y sebagai variabel tergantung. Hubungan di antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
3.3. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2003). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kompetensi Lintas Budaya. Kompetensi lintas budaya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang (baik secara pribadi, berkelompok, organisasi atau dalam etnik dan ras) dalam melaksanakan aktifitas-aktifitas perjumpaan lintas budaya dan subbudaya. Dalam aktifitas tersebut, seseorang tidak hanya mengenali dan menghargai budaya orang lain, tapi juga bisa bekerjasama dengan orang yang berbeda budayanya itu. Kompetensi lintas budaya berkaitan dengan suatu keadaan dan kesiapan individu sehingga kapasitasnya dapat berfungsi efektif dalam situasi perbedaan budaya.
b. Harga diri. Harga diri merupakan bagian dari kepribadian seseorang. Harga diri lahir dari interpretasi seseorang atas dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari harga
Kompetensi Lintas Budaya
(X)
Harga Diri Karyawan (Y)
(3)
diri dapat dirumuskan dalam sikap bagaimana orang merasa, meyakini dan mengetahui diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri akan dapat merasakan dengan benar adanya kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, melihat kekurangan dan kelebihan itu sebagai yang ada pada dirinya, sehingga akan mampu mengelolanya dengan baik. Interpretasi itu membuat seseorang yakin akan kemampuannya sendiri sehingga mampu mandiri dan bertindak aktif dalam mengapai berbagai tujuan dari kehidupannya.
3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti (Sugiarto, 2003). Sementara menurut Winarsunu (2002) mengatakan bahwa populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti dan yang akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu cara pengambilan kesimpulan terhadap kelompok individu yang lebih luas jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelompok individu yang sedikit jumlahnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Grand Wahid Hotel yang berjumlah 101 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri keberadaan populasi yang sebenarnya. Karena itu sampel juga disebut sebagai wakil dari populasi. Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik judgment sampling. Judgment sampling merupakan salah satu bentuk dari purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan mempertimbangkan
(4)
kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap objek penelitian. Dalam penelitian ini, kriteria-kriteria tersebut ditentukan oleh penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sebagai sampel penelitiannya. Karena itu disebut sebagai Judgment sampling.
Dalam penelitian ini sampel penelitian diambil secara purposive sampling yaitu metode dimana pemilihan sampel pada karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan kriteria karyawan yang berhubungan secara langsung dengan pengunjung hotel yaitu bagian front office yang berjumlah 10 dan bagian house keeping berjumlah 21, sehingga total sampel 31 karyawan.
Tabel 3.1. Sampel Penelitian
Etnis Frekuensi Prosentase
Jawa 21 67.7
Tionghoa 5 16.1
Sunda 3 9.7
Batak 2 6.5
Total 31 100
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket. Angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian diisi oleh responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung tertutup, yaitu dengan menyediakan alternatif jawaban pada angket yang harus dijawab responden.
Sedangkan instrumen yang digunakan adalah skala psikologis, yaitu instrumen yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang secara tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur, dengan mengungkap indikator perilaku dari
(5)
atribut yang bersangkutan. Skala psikologis memiliki beberapa karakteristik, Azwar (2003) yaitu:
1. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang akan diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.
2. Dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator-indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk item-item, maka skala psikologis selalu berisi banyak item.
3. Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”, semua jawaban dapat diterima jika diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Hanya saja, jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula.
Ada beberapa alasan yang dipakai peneliti ketika menggunakan skala psikologis, yaitu:
1. Data yang diungkap berupa konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu.
2. Pertanyaan sebagai stimulus tertuju pada indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subyek yang biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan.
3. Responden biasanya tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan disimpulkan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pernyataan atau pertanyaan tersebut. (Azwar, 2003)
Skala psikologis yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kompetensi lintas budaya dan skala kepercayaan diri. Pengukuran terhadap kedua skala tersebut menggunakan model skala Likert, di mana terdapat item atau pernyataan yang dikelompokkan sebagai item favorable dan item unfavorable.
(6)
Pernyataan ini terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor bergerak antara empat sampai satu untuk item favorable dan untuk item unfavorable antara satu sampai empat. Untuk item yang favorable jawaban Sangat Setuju (SS) dinilai 4, Setuju (S) dinilai 3, Tidak Setuju (TS) dinilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dinilai 1, sedangkan untuk item unfavorable jawaban Sangat Setuju (SS) dinilai 1, Setuju (S) dinilai 2, Tidak Setuju (TS) dinilai 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dinilai 4.
Secara berturut-turut, sebaran pertanyaan dari skala kompetensi lintas budaya dan skala kepercayaan diri dapat dilihat dalam tabel 3.2. dan 3.3 berikut:
Tabel 3.2.
Sebaran butir-butir pernyataan dari skala Kompetensi Lintas Budaya:
Aspek Indikator Favourable unfavourable
Awareness Pengenalan terhadap budaya sendiri
1, 11,16 7, 25
Bias Budaya 10, 14, 18, 22 35
Knowledge Pengenalan terhadap budaya lain 2,,19,21, 24,29, 33 13
Skills
kecakapan linguistic 6, 20 23
mengungkapkan dirinya secara layak
5, 12, 28,31 17 memilih perilaku yang layak 4, 8, 15, 27, 32 -
kemampuan berempati 3, 9,26,34 30
(7)
Tabel 3.3.
Sebaran butir-butir pernyataan dari skala harga diri:
Aspek Indikator Favourable unfaourable
Penilaian positif terhadap diri sendiri
Menerima dan menghargai kondisi dirinya
1, 5, 9, 19, 28, 43 4, 14 Yakin pada kemampuannya
sendiri
2, 44, 21, 29, 39 13
Sikap hidup
Mandiri 3, 11, 23, 31 17
Optimis 4, 12, 32, 40, 45 22
Toleran 6, 25, 34 41 20, 30
Tindakan
Mampu Mengendalikan diri 7, 16, 26,36 33 Kreatif dan berinisiatif 10, 15, 24, 38 42 Berani dan Bertanggung jawab 8, 18, 27, 37
Total 35 10
3.6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan cara untuk menyajikan data yang telah diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner di lokasi penelitian ke dalam bentuk yang lebih sederhana, mudah dibaca dan mudah dipahami. Data yang telah diolah kemudian digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang dioperasikan, yaitu kompetensi lintas budaya dan harga diri. Akan tetapi sebelum dilakukan uji hipotesis diperlukan beberapa persyaratan pengujian, yaitu: uji validitas dan uji reliabilitas alat ukur.
3.6.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Alat Ukur 3.6.1.1. Uji Validitas
Dalam suatu penelitian, alat ukur disebut valid jika alat ukur tersebut mengukur apa yang sebenarnya harus diukur oleh alat ukur tersebut. Oleh karena itu sebelum digunakan alat ukur tersebut perlu di uji terlebih dahulu. Pengujian itu disebut pengujian validitas. Uji validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji validitas konstruk dan validitas item.
(8)
Salah satu teknik dalam uji validitas konstruk adalah berkonsultasi pada para ahli. Instrumen penelitian yang telah disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. dikonsultasikan dengan para pakar/akademisi yang memiliki kemampuan, wawasan dan keilmuan yang berhubungan dengan kompetensi lintas budaya dan harga diri. Dalam hal ini peneliti menggunakan kedua pembimbing peneliti. Mereka diminta untuk memberi masukan apakah instrumen yang disusun sudah layak untuk diterapkan.
Pada tahap selanjutnya, uji validitas item diterapkan untuk menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak. Uji validitas item dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Pengujian pada tahap ini menggunakan analisis korelasi rank Spearman. Analisis ini dipakai mengingat data yang diperoleh adalah data yang berjenis ordinal. Menurut Azwar (2003), sebuah item dinyatakan valid jika koefisien korelasi sama atau lebih besar dari 0.30.
3.6.1.1.1. Hasil Uji Validitas Skala Kompetensi Lintas Budaya
Hasil uji validitas item skala kompetensi lintas budaya dapat dirangkum pada tabel 3.4. yang menunjukkan bahwa dari 35 butir yang diajukan, terdapat 7 (tujuh) butir yang gugur, yaitu butir 7, 13, 17, 23, 25, 30 dan 35. Dalam analisis validitas dinyatakan bahwa sebuah item dinyatakan valid jika koefisien korelasi sama atau lebih besar dari 0.30 (Azwar, 2003). Nilai koefisien validitas pada skala kompetensi lintas budaya bergerak di antara 0.300 sampai 0. 674. Karena nilai validitas koefisien lebih besar dari 0.30, maka skala kompetensi lintas budaya dinyatakan valid.
(9)
Tabel 3.4.
Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Lintas Budaya
Aspek Butir yang dianalisis Butir yang diterima Koefisien Validitas Awareness 1, 7, 10, 11,14, 16, 18, 22,
25,35
1, 10, 11,14, 16, 18, 22 0.300-0.595 Knowledge 2,13,19,21,24,29, 33 2,19,21, 24,29, 33 0.329-0.653 Skill 3,4,5,6,8,9,12,15,17,20,
23,26,27, 28,30,31,34
3,4,5,6,8,9,12,15,20, 26,27, 28,31,34
0.321-0.674
Jumlah 35 28
3.6.1.1.2. Hasil Uji Validitas Skala Harga Diri
Hasil uji validitas item skala harga diri dapat dirangkum pada table 3.5. dibawah yang menunjukkan dari 45 butir yang diajukan terdapat 8 (delapan) butir yang gugur. Kedelapan butir yang gugur tersebut adalah butir 13, 14, 17, 20, 22, 33, 37 dan 42. Nilai koefisien validitas pada skala harga diri bergerak di antara 0.315 sampai 0. 722. Karena nilai validitas koefisien lebih besar dari 0.30, maka skala harga diri dinyatakan valid.
Tabel 3.5.
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Harga Diri Aspek Butir yang dianalisis Butir yang
diterima Koefisien Validitas Penilaian positif terhadap diri sendiri
1, 2, 4, 5,9, 13,14, 19,21, 28,29,39, 43,44
1, 2, 4, 5,9, 19,21, 28,29,39, 43,44
0.329-0749
Sikap hidup 3, ,6,11,12,17,20,22,
23,25,30, 31,32,34,40,41,45
3,6,11,12,23,25,30, 31,32,34,40,41,45
0.322-0.722 Tindakan 7,8,10,15, 16,18,24,
26,27,33,36,37,38,42
7,8,10,15,16,18,24, 26,27,36,38,
0.313-0.682
(10)
3.6.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu bentuk pengukuran yang dimaksudkan untuk menghasilkan data-data yang dapat dipercaya dan diandalkan. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang antara 0 hingga 1,00 (Azwar, 2003). Pengukuran reliabilitas alat ukur pada penelitian ini diukur dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal. Teknik reliabilitas yang peneliti gunakan adalah teknik belah dua (split half) dari Spearman-Brown.
3.6.1.2.1. Hasil Uji Reliabilitas SkalaKompetensi Lintas Budaya
Item-item dari skala kompetensi lintas budaya yang valid kemudian diuji realibilitasnya dengan menggunakan teknik belah dua (split half) dari Spearman Brown. Dalam teknik ini item-item yang valid dibagi dalam dua belahan. Total skor masing-masing belahan kemudian dikorelasikan.
Tingkat reliabilitas dari angket kompetensi lintas budaya dapat dilihat pada tabel 3.6. yang menunjukkan koefsien reliabilitas dari 28 item valid dengan metode Split-half menunjukkan korelasi belahan I terhadap belahan II sebesar 0,710. Besarnya reliabilitas Guttman Split-half = 0,825. Belahan pertama terdiri 14 item dengan Alpha = 0,859 dan belahan ke dua terdiri 14 item dengan koefisien Alpha = 0,817. Karena koefisien Guttman Split-half (0.825) lebih besar dari 0.700, maka 28 item dinyatakan reliabel.
(11)
Tabel 3.6.
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kompetensi Lintas Budaya
Cronbach's Alpha Part 1 Value .859
N of Items 14a
Part 2 Value .817
N of Items 14b
Total N of Items 28
Correlation Between Forms .710
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .830
Unequal Length .830
Guttman Split-Half Coefficient .825
a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X8, X9, X10, X11, X12, X14, X15, X16.
b. The items are: X18, X19, X20, X21, X22, X24, X26, X27, X28, X29, X31, X32, X33, X34.
3.6.1.2.2. Hasil Uji Reliabilitas Skala Variabel Harga diri
Hasil uji reliabilitas yang menggunakan teknik belah dua (split half) dari Spearman Brown terhadap skala harga diri dapat dilihat pada table 3.7. yang menunjukkan koefsien reliabilitas dari 37 item valid dengan metode Split-half menunjukkan korelasi belahan I terhadap belahan II sebesar 0,62. Besarnya reliabilitas Guttman Split-half = 0,919. Belahan pertama terdiri 19 item dengan Alpha = 0,869 dan belahan ke dua terdiri 18 item dengan koefisien Alpha = 0,887. Karena koefisien Guttman Split-half (0.919) lebih besar dari 0.700, maka 37 item dinyatakan reliabel.
(12)
Tabel 3.7.
Hasil Uji Reliabilitas Skala Harga Diri
Cronbach's Alpha Part 1 Value .869
N of Items 19a
Part 2 Value .881
N of Items 18b
Total N of Items 37
Correlation Between Forms .862
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .926
Unequal Length .926
Guttman Split-Half Coefficient .919
a. The items are: Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7, Y8, Y9, Y10, Y11, Y12, Y15, Y16, Y18, Y19, Y21, Y23, Y24.
b. The items are: Y25, Y26, Y27, Y28, Y29, Y30, Y31, Y32, Y34, Y35, Y36, Y38, Y39, Y40, Y41, Y42, Y43, Y44.
3.6.2. Uji Hipotesis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antar variabel, yaitu hubungan antara variabel kompetensi lintas budaya dengan variabel kepercayaan diri. Untuk tujuan tersebut akan dilakukan uji statistik secara bertahap. Tahap pertama adalah pembuatan tabulasi silang. Tabulasi silang merupakan metode analisis yang paling sederhana tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel (Singarimbun, 1989). Data dalam tabulasi didapatkan dari data yang telah dikelompokkan kedalam lima kategori; yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan sangat tidak baik.
Pada tahap selanjutnya, data-data yang diperoleh dikorelasikan dengan uji korelasi rank spearmann. Korelasi ini dipakai karena data-data yang diperoleh merupakan data-data yang berskala ordinal. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel
(13)
bebas dan variabel terikat yang berskala ordinal (non-parametrik). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif, maka hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar, maka variabel terikatnya juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah mempunyai makna jika variabel bebas besar, maka variabel tergantungya menjadi kecil. Angka korelasi berkisar 0 s/d 1 atau 0 s/d -1, dengan ketentuan jika angka mendekati satu atau minus satu, maka hubungan kedua variabel semakin kuat. Sebaliknya, jika korelasi mendekati 0, maka hubungan kedua variabel semakin lemah.
Keeratan hubungan di antara kedua variabel akan ditafsirkan berdasarkan kriteria Guilford berikut:
Tabel 3.8. Kriteria Guilford
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Ating Soemantri & Abas Ali Muhidin (2006)
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 18
(1)
Salah satu teknik dalam uji validitas konstruk adalah berkonsultasi pada para ahli. Instrumen penelitian yang telah disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. dikonsultasikan dengan para pakar/akademisi yang memiliki kemampuan, wawasan dan keilmuan yang berhubungan dengan kompetensi lintas budaya dan harga diri. Dalam hal ini peneliti menggunakan kedua pembimbing peneliti. Mereka diminta untuk memberi masukan apakah instrumen yang disusun sudah layak untuk diterapkan.
Pada tahap selanjutnya, uji validitas item diterapkan untuk menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak. Uji validitas item dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Pengujian pada tahap ini menggunakan analisis korelasi rank Spearman. Analisis ini dipakai mengingat data yang diperoleh adalah data yang berjenis ordinal. Menurut Azwar (2003), sebuah item dinyatakan valid jika koefisien korelasi sama atau lebih besar dari 0.30.
3.6.1.1.1. Hasil Uji Validitas Skala Kompetensi Lintas Budaya
Hasil uji validitas item skala kompetensi lintas budaya dapat dirangkum pada tabel 3.4. yang menunjukkan bahwa dari 35 butir yang diajukan, terdapat 7 (tujuh) butir yang gugur, yaitu butir 7, 13, 17, 23, 25, 30 dan 35. Dalam analisis validitas dinyatakan bahwa sebuah item dinyatakan valid jika koefisien korelasi sama atau lebih besar dari 0.30 (Azwar, 2003). Nilai koefisien validitas pada skala kompetensi lintas budaya bergerak di antara 0.300 sampai 0. 674. Karena nilai validitas koefisien lebih besar dari 0.30, maka skala kompetensi lintas budaya dinyatakan valid.
(2)
Tabel 3.4.
Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Lintas Budaya
Aspek Butir yang dianalisis Butir yang diterima Koefisien Validitas Awareness 1, 7, 10, 11,14, 16, 18, 22,
25,35
1, 10, 11,14, 16, 18, 22 0.300-0.595 Knowledge 2,13,19,21,24,29, 33 2,19,21, 24,29, 33 0.329-0.653 Skill 3,4,5,6,8,9,12,15,17,20,
23,26,27, 28,30,31,34
3,4,5,6,8,9,12,15,20, 26,27, 28,31,34
0.321-0.674
Jumlah 35 28
3.6.1.1.2. Hasil Uji Validitas Skala Harga Diri
Hasil uji validitas item skala harga diri dapat dirangkum pada table 3.5. dibawah yang menunjukkan dari 45 butir yang diajukan terdapat 8 (delapan) butir yang gugur. Kedelapan butir yang gugur tersebut adalah butir 13, 14, 17, 20, 22, 33, 37 dan 42. Nilai koefisien validitas pada skala harga diri bergerak di antara 0.315 sampai 0. 722. Karena nilai validitas koefisien lebih besar dari 0.30, maka skala harga diri dinyatakan valid.
Tabel 3.5.
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Harga Diri Aspek Butir yang dianalisis Butir yang
diterima Koefisien Validitas Penilaian positif terhadap diri sendiri
1, 2, 4, 5,9, 13,14, 19,21, 28,29,39, 43,44
1, 2, 4, 5,9, 19,21, 28,29,39, 43,44
0.329-0749
Sikap hidup 3, ,6,11,12,17,20,22,
23,25,30, 31,32,34,40,41,45
3,6,11,12,23,25,30, 31,32,34,40,41,45
0.322-0.722 Tindakan 7,8,10,15, 16,18,24,
26,27,33,36,37,38,42
7,8,10,15,16,18,24, 26,27,36,38,
0.313-0.682
(3)
3.6.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu bentuk pengukuran yang dimaksudkan untuk menghasilkan data-data yang dapat dipercaya dan diandalkan. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang antara 0 hingga 1,00 (Azwar, 2003). Pengukuran reliabilitas alat ukur pada penelitian ini diukur dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal. Teknik reliabilitas yang peneliti gunakan adalah teknik belah dua (split half) dari Spearman-Brown.
3.6.1.2.1. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kompetensi Lintas Budaya
Item-item dari skala kompetensi lintas budaya yang valid kemudian diuji realibilitasnya dengan menggunakan teknik belah dua (split half) dari Spearman Brown. Dalam teknik ini item-item yang valid dibagi dalam dua belahan. Total skor masing-masing belahan kemudian dikorelasikan.
Tingkat reliabilitas dari angket kompetensi lintas budaya dapat dilihat pada tabel 3.6. yang menunjukkan koefsien reliabilitas dari 28 item valid dengan metode Split-half menunjukkan korelasi belahan I terhadap belahan II sebesar 0,710. Besarnya reliabilitas Guttman Split-half = 0,825. Belahan pertama terdiri 14 item dengan Alpha = 0,859 dan belahan ke dua terdiri 14 item dengan koefisien Alpha = 0,817. Karena koefisien Guttman Split-half (0.825) lebih besar dari 0.700, maka 28 item dinyatakan reliabel.
(4)
Tabel 3.6.
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kompetensi Lintas Budaya
Cronbach's Alpha Part 1 Value .859
N of Items 14a
Part 2 Value .817
N of Items 14b
Total N of Items 28
Correlation Between Forms .710
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .830
Unequal Length .830
Guttman Split-Half Coefficient .825
a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X8, X9, X10, X11, X12, X14, X15, X16.
b. The items are: X18, X19, X20, X21, X22, X24, X26, X27, X28, X29, X31, X32, X33, X34.
3.6.1.2.2. Hasil Uji Reliabilitas Skala Variabel Harga diri
Hasil uji reliabilitas yang menggunakan teknik belah dua (split half) dari Spearman Brown terhadap skala harga diri dapat dilihat pada table 3.7. yang menunjukkan koefsien reliabilitas dari 37 item valid dengan metode Split-half menunjukkan korelasi belahan I terhadap belahan II sebesar 0,62. Besarnya reliabilitas Guttman Split-half = 0,919. Belahan pertama terdiri 19 item dengan Alpha = 0,869 dan belahan ke dua terdiri 18 item dengan koefisien Alpha = 0,887. Karena koefisien Guttman Split-half (0.919) lebih besar dari 0.700, maka 37 item dinyatakan reliabel.
(5)
Tabel 3.7.
Hasil Uji Reliabilitas Skala Harga Diri
Cronbach's Alpha Part 1 Value .869
N of Items 19a
Part 2 Value .881
N of Items 18b
Total N of Items 37
Correlation Between Forms .862
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .926
Unequal Length .926
Guttman Split-Half Coefficient .919
a. The items are: Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7, Y8, Y9, Y10, Y11, Y12, Y15, Y16, Y18, Y19, Y21, Y23, Y24.
b. The items are: Y25, Y26, Y27, Y28, Y29, Y30, Y31, Y32, Y34, Y35, Y36, Y38, Y39, Y40, Y41, Y42, Y43, Y44.
3.6.2. Uji Hipotesis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antar variabel, yaitu hubungan antara variabel kompetensi lintas budaya dengan variabel kepercayaan diri. Untuk tujuan tersebut akan dilakukan uji statistik secara bertahap. Tahap pertama adalah pembuatan tabulasi silang. Tabulasi silang merupakan metode analisis yang paling sederhana tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel (Singarimbun, 1989). Data dalam tabulasi didapatkan dari data yang telah dikelompokkan kedalam lima kategori; yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan sangat tidak baik.
Pada tahap selanjutnya, data-data yang diperoleh dikorelasikan dengan uji korelasi rank spearmann. Korelasi ini dipakai karena data-data yang diperoleh merupakan data-data yang berskala ordinal. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel
(6)
bebas dan variabel terikat yang berskala ordinal (non-parametrik). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif, maka hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar, maka variabel terikatnya juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah mempunyai makna jika variabel bebas besar, maka variabel tergantungya menjadi kecil. Angka korelasi berkisar 0 s/d 1 atau 0 s/d -1, dengan ketentuan jika angka mendekati satu atau minus satu, maka hubungan kedua variabel semakin kuat. Sebaliknya, jika korelasi mendekati 0, maka hubungan kedua variabel semakin lemah.
Keeratan hubungan di antara kedua variabel akan ditafsirkan berdasarkan kriteria Guilford berikut:
Tabel 3.8. Kriteria Guilford
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Ating Soemantri & Abas Ali Muhidin (2006)
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 18