BAB 6 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR - DOCRPIJM 1492438999BAB 6 Infrastruktur New
BAB 6 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
6.1. PETUNJUK UMUM
Dalam menyusun RPIJM Kabupaten Labuhanbatu Selatan, sesuai dengan Arahan Direktorat Jenderal PU/Cipta karya Departemen Pekerjaan Umum, pada lima tahun awal Ini, diusahakan perencanaan program PU/Cipta karya secara terpadu pada satu kawasan tertentu dimana diusahakan semua sektor ke Cipta Karyaan dapat diprogramkan pada kawasan tersebut, agar semua dana dapat terhimpun jadi satu pada kawasan tertentu dengan beberapa sektor kegiatan (multi sektor, dan multi dana). Untuk ini kawasan yang menjadi prioritas pembangunan secara terpadu adalah kawasan Kecamatan Kota Pinang, yang menjadi rencana pusat pemerintahan baru Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Sektor-sektor Bidang PU/ Cipta karya :
Multi Sektor
1. Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)
Air Limbah Drainase Persampahan
2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)
Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)
- Kawasan Wisata Kawasan Kumuh - Ruang Terbuka Hijau (RTH) -
Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Revitalisasi Kawasan
3. Sektor Pengembangan Permukiman
Perkotaan Perdesaan - Kumuh Perdesaan Perbaikan Infrastruktur Perdesaan (PIP) Agropolitan Kawasan Perbatasan
Multi Dana
Multi dana diartikan keterpaduan dana dari berbagai sumber untuk merealisasikan kegiatan ini di lapangan dengan keterpaduan program, maka keterpaduan dana harus juga dihimpun. Untuk ini setiap program disusun berdasarkan kriteria kemampuan masing-masing Pemerintah Pusat, Propinsi dan Daerah dan atau memungkinkan dana dari masyarakat/swasta.
Setiap Sumber dana ditentukan porsi masing-masing pendanaannya dengan keterpaduan ini, pelaksanaan pembangunan di daerah dituntaskan untuk satu kawasan. Walaupun demikian dari uraian diatas tidak tertutup kemungkinan kawasan lain di Kabupaten Labuhanbatu Selatan untuk dimasukkan dalam program-program RPIJM. Bila kegiatan tersebut dilihat urgen untuk diprogramkan maka program tersebut harus masuk dalam RPIJM sehingga pembangunan dapat terlaksana secara merata.
6.2. RENCANA PROGRAM INVESTASI BIDANG PU / CIPTA KARYA
6.2.1. Sektor Penyehatan Lingkungan, Permukiman (PLP)
A. Sub Sektor Air Limbah Kondisi Umum
Beban limbah yang semakin terus bertambah sering bertambahnya jumlah penduduk terutama di bukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan kelak dapat berubah menjadi kerawanan sosial, menurunkan kualitas lingkungan hidup dan menurunkan produktifitas masyarakat, sehingga perlu pembangunan dan pengelolaan air limbah terpadu khususnya dilingkungan permukiman padat dan kumuh. Secara umum produksi air limbah di Kota Pinang dihasilkan dari limbah rumah tangga, karena masih sedikit industri di kawasan perencanaan yang beroperasi dengan memperhatikan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Kebijaksanaan dalam pengelolaan sistem penyaluran air limbah kota, adalah sebagai berikut :
1. Secara bertahap sistem pembuangan air limbah baik limbah rumah tangga, maupun limbah industri akan di arahkan pada sistem saluran tertutup.
2. Pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi akan diprioritaskan untuk mendapatkan jaringan pelayanan terlebih dahulu.
3. Pembangunan kawasan perumahan baru, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta harus disertai dengan pembangunan saluran pembuangan air limbah.
4. Industri-industri yang telah ada maupun yang akan dibangun harus memiliki Waste Water Treatment pada Skala tertentu sesuai jenis industrinya. Penyaluran air buangan direncanakan dengan sistem pipa tertutup dengan sasaran :
1. Mengurangi pemakaian septictank dan cubluk sebagai saran penyaluran air buangan yang konvensional dan butuh lahan, terutama di kawasan pusat kota.
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan adanya sistem penyaluran air limbah yang relatif aman serta tertutup.
3. Peningkatan pelayanan agar tercapai target pelayanan sebesar 60% untuk wilayah kota.
Pemasalahan Sub Sektor Air Limbah
Dalam sektor air limbah dan sanitasi, terdapat beberapa isu dan permasalahan
1. Untuk lokasi perencanaan sampai sejauh ini 70 % masyarakat telah memiliki
fasilitas WC dengan septictank dan sisanya yaitu 30 % masih menggunakan WC Cumplung ke sungai. Berkembangnya pusat kota mengakibatkan masyarakat berpindah ke lokasi baru 2. diantaranya ke pengembangan Kota Pinang sehingga semakin meningkatnya sungai. Belum ada pengolahan lirnbah yang memenuhi persyaratan teknis.
4.
5. Penduduk di pinggiran sungai membuang hajat dengan membuat WC cublung di dekat rumah dan sebagian masyarakat membuang hajad langsung di sungai.
Hanya sebagian kecil penduduk di dekat kota yang telah membuat WC di rumahnya dengan septictank yang memenuhi syarat teknis.
6. Limbah dari air buangan/cucian dialirkan langsung ke parit depan rumah umumnya dengan saluran terbuka dan dialirkan ke sungai.
7. Sebagian besar lagi penduduk di sepanjang bantaran sungai membuat WC di atas sungai sehingga lokasi kelihatan kumuh.
Analisa Permasalahan Sub Sektor Air Limbah.
Selarna ini air limbah yang dihasilkan masih terkendali, tetapi air limbah buangan ini dimasa datang akan menjadi masalah serius di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang dapat menimbulkan gejolak sosial di masyarakat dan dapat mencemari air sungai karena sebagian masyarakat yang tinggal di pinggiran membuang air limbah langsung ke sungai. Sehingga pedu dipersiapkan Suatu Sistem pengolahan Air Limbah yang terpadu dan terkoordinir.
Selain itu pembangunan dan Pengelolaan air limbah yang belum terarah dan terpadu dikarenakan air Limbah menyatu dengan air limpasan ke saluran drainase. Apabila saluran meluap maka akan ikut serta meluapkan air limbah ke sekitarnya dan menjadikan lingkungan tidak sehat.
Tabel 6.1 Sistem Penanganan Air Limbah Untuk kabupaten Labuhanbatu Selatan No. Penggunaan Lahan Sistem Air Limbah Pembuangan Akhir1. Permukiman Septic tank Saluran Drainase, IPLT Saluran Drainase,
IPLT
2. Industri Septic tank dan IPAL Sungai
3. Niaga/Perkantoran Septic tank Saluran Drainase, IPLT
4. Permukiman Miskin MCK, jamban umum
(Low Income) Saluran Drainase, IPLT Cubluk Modifikasi Kepadatan Tinggi Bidang Resapan.
(modern) Kepadatan Rendah
Rekomendasi
Penanganan air limbah terkait juga dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat, oleh karena itu analisis kebutuhan juga harus mempertimbangkan faktor ini. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka analisis kebutuhan yang diperlukan adalah : Jaringan air limbah
Perbaikan jaringan air limbah terutama untuk pembuangan air limbah pada kawasan perkotaan, ini juga menghindari terjadinya buangan air limbah pada saluran drainase. Kendaraan pengangkut tinja
1 (satu) unit mobil penyedot. Perbaikan bangunan IPLT
Semakin meningkatnya jurnlah penduduk serta jumlah limbah yang di buang untuk menghindari terjadinya pencemaran yang disebabkan oleh limbah maka tersedianya instalasi pengolahan limbah terpadu yang dapat dimanfaatkan, secara optimal menjadi kebutuhan yang harus diperhatikan.
Usulan dan Prioritas Program No.
RENCANA PROGRAM SUB SEKTOR AIR LIMBAH
Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Air Limbah 1.
Penyusunan DED Air Limbah Kota Pinang 2.
Pembangunan Pengolahan Limbah Kota Pinang 3. Rencana Induk Infrastruktur Air Limbah Dengan 4. Sistem Terpusat Skala Kota
Penyusunan dokumen lingkungan pembangunan IPAL
5. kawasan RSH 6. Pembangunan IPAl Komunal di Kawasan RSH 7. Pembangunan IPAl Komunal di Kawasan RSH 8. Pembangunan IPAl Komunal di Kawasan RSHRencana Induk Infrastruktur Air Limbah Dengan
9. Sistem Setempat dan Sistem Komunal 10. Pengawasan Teknik dan Supervisi 11.Penyusunan dokumen lingkungan pembangunan Sanimas 12. Pembangunan Sanimas pada lokasi di 5 Ibukota Kecamatan
Program penanganan air limbah difokuskan di lbukota Kabupaten yaitu Kota Pinang tepatnya di kawasan Pusat kota serta kawasan Sosopan, dimana kawasan ini direncanakan perkantoran Bupati dan SKPD Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Untuk daerah-daerah kumuh di perkotaan terutama di lbukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan Penanganan air limbah direncanakan dengan program sanimas.
Aspek Pendanaan
Pembiayaan proyek Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah direncanakan dibiayai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan melalui dana Pendamping.
B. Sub Sektor Persampahan Kondisi Umum
Kondisi prasarana dan sarana yang terkait dengan Pengelolaan persampahan adalah : 1. Prasarana pengangkut.
Prasarana pengangkut yang saat ini belum ada.
2. Tempat pembuangan sampah Pada saat ini tempat pembuangan akhir sampah di Kabupaten Labuhanbatu Selatan belum ada, untuk ini dipilih satu tempat pengolahan dari air sungai dan jauh dari Kota Pinang dengan lahan yang sudah ada. Dimasa mendatang perlu dipersiapkan tempat pembuangan akhir yang sesuai dengan standar teknis dan kesehatan. Tempat Pembuangan Akhir adalah sarana fisik untuk kegiatan pembuangan sampah, TPA harus dilengkapi dengan kolam pengolahan air limbah dan hasil proses dekomposasi sampah organik yang biasanya akan keluar dan area penimbunan pada waktu musim hujan, apabila pengelolaan sampah ini tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan permasalahan pencemaran air tanah, air permukaan yang, berkepanjangan. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan maka sistem pengolahan sampah mempergunakan sistem Sanitary Landfill atau lahan urug saniter.
Komponen TPA Sanitary Landfill terdiri dari :
a. Adanya area timbunan sampah yang dilengkapi dengan sistem saluran drainase air limbah dan lapisan dasar area timbunan harus kedap air untuk menjaga jangan sampai ada air limbah yang lolos ke air tanah.
b. Adanya Ventilasi gas untuk mengeluarkan gas dan dalam timbunan sampah dan untuk mencegah terakumulirnya gas di dalam timbunan sampah sebagai akibat adanya dekomposasi sampah organik
c. Pengolahan air limbah, untuk mengolah air dan hasil dekomposasi sampah diolah secara anaerobik, fakultatif dan biofifter.
d. Adanya alat berat baik buldozer atau track loader yang akan mendorong sampah kebarisannya / sel, meratakan dan memadatkan barisan/sel timbunan sampah.
Permasalahan Sub Sektor Persampahan
Dalam Sub. Bidang persampahan, terdapat beberapa isu dan permasalahan
1. Produk sampah meningkat dimana jenis organik cenderung meningkat, baik dari segi volume maupun variasi sejenisnya.
2. Teknik operasional penanganan semakin rumit berkaitan dengan kecepatan dan kemudahan proses pengumpulan, penempatan dan penyediaan sarana pembuangan akhir.
3. Menurunnya kualitas tempat pembuangan akhir (TPA), salah satunya disebabkan oleh pengaruh perubahan sistem pengelolaan TPA yang di desain sebagai open dumping, semakin memperburuk kualitas lingkungan akibat merebaknya pencemaran udara akibat sampah yang terbakar, sehingga tidak terkendalinya gas methane dan proses pembusukan sampah, rusaknya kualitas air tanah dangkal dan air permukaan akibat meresapnya air limbah serta merebaknya gas dioxin.
4. Kabupaten Labuhanbatu Selatan telah memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) sendiri, namun masih rendahnya kesadaran dan kesediaan masyarakat
Tempat Pembuangan Akhir adalah sarana fisik untuk kegiatan pembuangan sampah. TPA harus dilengkapi dengan kolam pengolahan air limbah dan hasil proses dekomposasi sampah organik yang biasanya akan keluar dan area penimbunan pada waktu musim hujan. Apabila pengelolaan sampah ini tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan permasalahan pencemaran air tanah, air permukaan yang berkepanjangan.
Analisa Permasalahan Sub Sektor Persampahan
Kemajuan teknologi ikut memacu pertambahan volume sampah yang dihasilkan akibat peningkatan kebutuhan masyarakat. Pengelolaan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ini belum dapat dikatakan memenuhi syarat dikarenakan : 1.
Kesadaran masyarakat masih kurang, yaitu untuk membuang sampah ke bak penampungan/tempat pembuangan sampah sementara yang telah disediakan.
2. Produk sampah meningkat, hal ini disebabkan sampah jenis organik & anorganik cenderung meningkat, baik dari segi volume maupun variasi sejenisnya.
3. TPA masih dikelola secara open dumping dan belum lengkapnya sarana pendukung.
4. Kondisi TPA yang sudah ada seharusnya menggunakan sistem sanitasi landfill, dimana seharusnya sampah yang telah terkumpul langsung di timbun dengan pasir timbun, namum kenyataanya sampah di lokasi TPA tetap saja terbuka sehingga menimbulkan aroma yang sangat menyengat hidung dan tumpukan yang menggunung. Hal ini dikarenakan sistem pengelolaannya yang belum benar dan peralatan yang sangat kurang memadai.
5. Belum ada usaha yang optimal untuk memisahkan dan memanfaatkan sampah.
Rekomendasi
Mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan pengelolaan persampahan maka perlu diupayakan permohonan penambahan dana kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi untuk membantu pendanaan penyediaan Pembuangan Sementara persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Penanganan permasalahan persampahan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut : Pola Teknis Operasional Penanganan Sampah
1. Permukiman
- Kawasan permukiman yang berada dipusat kota, disekitar jalan protokol, pertokoan dan sekitar pasar, pelayanan diberikan dengan cara individual langsung, dimana sampah dikumpul langsung menggunakan dump truk ataupun comprator truk diangkut ke TPA. Frekwensi pengumpulan dan pengangkutan 1-2 kali sehari.
- Kawasan permukiman yang padat penduduk, secara teknis tidak dapat dilewati oleh kereta dorong dan becak sampah, maka pelayanan diberikan secara komunal yaitu diantar langsung ke container/transper depo oleh masing-masing rumah tangga.
2. Pusat Kota/Pasar
Di daerah pertokoan/pusat perbelanjaan yang teratur dan tidak mengganggu arus lalulintas, pelayanan dilakukan door to door, dimana sampah ke TPA.
3. Fasilitas Umum (taman, lapangan olah raga, dll) dan jalan protokol
Pada kawasan ini sampah disapu dan dikumpulkan dengan kereta sorong maupun becak sampah kemudian dipindahkan ke container/TPS yang tersedia selanjutnya diangkut langsung ke TPA. Frekwensi pengumpulan dan pengangkutan 1-2 kali sehari.
4. Saluran dan Parit
Pembersihan saluran/parit-parit dari sampah dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
Peningkatan Peran Serta Masyarakat
a. Individual
Peran serta masyarakat dapat dimulai dari skala individual rumah tangga yaitu dengan mereduksi timbunan sampah rumah tangga. Teknik reduksi sampah ini dikenal dengan metoda 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sebagai contoh penerapan metoda 3R dalam kehidupan sehari-hari, misalnya :
1. Reduce
Untuk pembelian produk-produk, tidak perlu meminta bungkusan - ganda, sudah masuk kardus tidak perlu dibungkus lagi dengan kertas, kemudian masuk ke dalam kantong plastik.
- Memilih produk yang kemasannya cenderung menimbulkan sampah paling kecil/sedikit.
2. Reuse
Menghindari pemakaian produk sekali pakai, misal dengan - pemakaian baterai yang dapat diisi kembali (recharge), penggunaan pena/ballpoint yang dapat diisi lagi (refill) Menggunakan kembali botol-botol tempat minyak atau bahan -
- – makanan.
- Menggunakan wadah yang dapat dipakai berulang kali.
3. Recycle
Memisahkan sampah basah (organik, sampah dapur, sayur, sisa - makanan) dengan sampah kering (anorganik, kertas, plastik, botol). Menjual atau menyumbangkan barar-barang yang tidak dipakai, - kepada orang yang memerlukan. Pinjam meminjam atau sewa-menyewa barang-barang yang jarang - seperti meja kursi pesta.
Usulan dan Prioritas Program sub sektor Persampahan
No. Program Sub Sektor Persampahan
1. Penyusunan Rencana Teknis (Master Plan
Persampahan) Kab. Labusel 2.
Penyusunan AMDAL TPA Sistem Sanitary Landfill
3. Pengelolaan Persampahan Kota Pinang (TPA Baru sistem kontrol Landfill, dan kelengkapan peralatan)
4. Pengelolaan Persampahan Kec. Sei Kanan dan
Pengelolaan sampah 3R Kec. Kampung Rakyat
5. Pengelolaan Persampahan Kec. Kampung Rakyat
dan Pengelolaan sampah 3R Kec. Torgamba
6. Pengelolaan Persampahan Kec. Silangkitang dan
Pengelolaan sampah 3R Kec. Sei Kanan
Program persampahan difokuskan pada pembangunan TPA dengan sistem kontrol landfill beserta perangkat yang diperlukan seperti pengadaan dump truck, pengadaan buldozer dan truk-truk sampah. Untuk pembangunan TPA direncanakan di setiap ibukota Kecamatan yang jauh di luar kota (diperkebunan). Lokasi-lokasi pembuatan TPA adalah di Kota Pinang, Cikampak, Silangkitang, Tanjung Medan dan Langga Payung
Aspek Pendanaan
Pembiayaan proyek pengelolaan persampahan ini direncanakan dibiayai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan melalui dana pendamping. Sedangkan biaya operasional dan pemeliharaan dibiayai Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan melalui retribusi yang dipungut dari masyarakat untuk PAD meliputi iuran yang ditentukan berdasarkan biaya operasional harian rata-rata.
C.Sub Sektor Drainase Kondisi Umum
Bila dilihat secara umum drainase di kawasan Kota Pinang sudah tertata dengan baik, namum perencanaan dimensi yang belum sesuai karena masih banyak air yang tergenang di saluran drainase tidak tersalur ke sungai atau tempat pembuangan. Pembuangan belum dapat menampung sepenuhnya air yang dialirkan. Dari penelitian masih ada saluran pembuangan ke sungai yang ujungnya banyak yang tertutup oleh lumpur, karena tidak dirawat, lumpur mengendap dan mengering sehingga menutup saluran drainase.
Bagan 6.1 Sistem Jaringan Drainase Saat Ini Saluran Saluran Saluran drainase Sungai drainase drainase primer sekunder permukiman Sistem Drainase Yang DiusulkanUsulan dan prioritas program yang diajukan harus dapat mencerminkan besaran dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan pendanaanya. Program yang diajukan berdasarkan struktur tata ruang, penanganan drainase meliputi : Pelaksanaan rehabilitasi saluran yang ada Pembangunan saluran yang baru Program pengendalian banjir Penyusunan Master Plan Drainase Kab. Labuhanbatu Selatan masih belum bisa menampung kapasitas air dan menyalurkan air yang tergenang.
Gambar atas merupakan salah satu contoh saluran drainase yang ada di Kota Pinang, di saluran ini banyak terdapat sampah dan sedimentasi. Pada saat Gambar Contoh Saluran Drainase musim hujan saluran ini tergenang. di Kota Pinang
Untuk gambar bawah merupakan saluran drainase di ruas jalan yang perlu pembangunan saluran drainase beton Saluran primer yang terbangun tidak dapat berfungsi menyalurkan genangan di lingkungan permukiman maupun jalan. Hal ini disebabkan antara lain: Saluran banyak difungsikan penduduk untuk buangan tinja serta sampah rumah tangga, akibatnya saluran tersumbat.
Gambar Saluran Drainase di Kota Pinang Permasalahan Sub Sektor Drainase
Dalam sektor drainase, terdapat beberapa isu dan permasalahan sebagai berikut :
1. Sebagian besar saluran drainase yang ada, baik saluran terbuka maupun tertutup memiliki sedimentasi berupa sampah/kotoran/tanah yang cukup tinggi.
2. Banyaknya saluran drainase yang kurang terpelihara sehingga kapasitas saluran menurun.
3. Pembangunan saluran drainase tidak diikuti meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran.
Analisa Permasalahan Sub Sektor Drainase
Belum adanya suatu sistem jaringan yang terpadu dan terpola dengan baik membuat banyaknya kesemrawutan pola pembangunan sistem jaringan drainase di Kecamatan Kota Pinang. Arahan pengembangan drainase di Kota Pinang diarahkan pada peningkatan dan perbaikan jaringan saluran dan pembangunan jaringan drainase baru khususnya untuk daerah permukiman dan Pengembangan permukiman baru untuk mengatasi penyaluran air buangan.
Rekomendasi
Berdasarkan permasalahan yang ada, untuk mengatasinya Pemerintah Kota mengambil kebijakan Pembangunan sub. Sektor drainase antara-lain :
1. Pembuatan Master Plan Drainase
2. Perbaikan saluran-saluran drainase kota dan membuat jaringan-jaringan baru pada daerah-daerah genangan.
3. Pengendalian sungai agar tidak menjadi tempat pembuangan sampah oleh masyarakat, sebab akan mengakibatkan pendangkalan alur sungai.
4. Penertiban bangunan-bangunan di sekitar sungai agar alur sungai tidak menyempit.
Usulan dan Prioritas Program
No. Program Sub Sektor Drainase
1. Penyusunan Rencana Teknis (DED Drainase Kota
Pinang)
2. Pembangunan Drainase Kota Pinang
3. DED Drainase Kec. Sei Kanan
Pembangunan Drainase Kota Pinang 4.
5. Pembangunan Drainase Kec. Torgamba
6. Pembangunan Drainase Kec. Kampung Rakyat
7. Pembangunan Drainase Kec. Sei Kanan
8. Pembangunan Drainase Kec. Silangkitang Untuk mewujudkan Pembangunan Prasarana dan Sarana Drainase maka Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan memprogramkan pembangunan di kota pinang, terutama di Kecamatan Kota Pinang dan Kecamatan Torgamba.
Aspek Pendanaan
Pembiayaan Proyek Penyediaan Drainase ini dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan untuk Tahun Anggaran 2010 dan Tahun Anggaran 2014 direncanakan bersumber dari dana APBD, Dana Propinsi dan Dana Pusat.
6.2.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) Kondisi Umum
Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan terselenggaranya penataan bangunan yang tertib, fungsional, efisien dan berwawasan lingkungan sehingga dapat memberikan nilai tambah fisik, sosial, ekonomi tanpa meninggalkan arsitektur budaya pada bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan dengan tetap memanfaatkan nya.
Rencana Investasi Penataan Bangunan dan Lingkungan harus mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi yang merupakan acuan bagi pengembangan wilayah yang diwujudkan dalam rencana struktur dan pemanfaatan ruang Kabupaten Labuhanbatu Selatan karena RTRW Kabupaten belum ada sebagai wilayah perencanaan. Rencana Struktur Penataan Bangunan menggambarkan susunan unsur-- unsur pembentuk bangunan dan lingkungan dalam struktur ruang kota.
Rencana Investasi Penataan Bangunan dan Lingkungan ini meliputi :
1. Penyelenggaraan penataan bangunan gedung dan lingkungan yang fungsional, andal, dan efisien.
2. Penyelenggaraan penataan permukiman agar produktifitas dan berjati diri.
3. Penyelenggaraan penataan dan revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik, ekonomi, sosial.
4. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di Kota Pinang untuk Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan terbagi dua yaitu :
1. Penataan Bangunan Konsep penataan bangunan dilakukan melalui pendekatan perbaikan kawasan tertinggal dan kumuh dengan peningkatan kualitas bangunan permukiman yang terdiri dari 2 yaitu : Konsep Preventif (Pencegahan), dengan mengurangi dan menghambat bertambahnya bangunan dilokasi perumahan kumuh.
Konsep Kuratif (Penanggulangan) dan memecahkan persoalan bangunan pada permukiman kumuh secara fisik maupun sosial ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat (TRIDAYA). Penataan Bangunan dilakukan dengan tetap mempertahankan jati diri beberapa bangunan bernilai historis. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan untuk merevitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik, ekonomi, sosial masyarakat agar tercapai kesejahteraan yang lebih balk.
2. Penataan Lingkungan Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan khususnya disepanjang bantaran sungai Barumun memiliki kawasan kumuh yang dapat berdampak pada lingkungan yang tidak sehat sehingga perlu ditata ulang kembali. Penataan lingkungan permukiman akan dikembangkan dengan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat sehingga bernilai ekonomis dan berpotensi wisata dan tetap menyediakan kawasan hijau sebagai daerah resapan air dan daerah tangkapan gas karbon dioksida di udara.
Permasalahan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Permasalahan yang sering dihadapi Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam penataan bangunan adalah :
1. Belum adanya penataan ulang untuk kawasan-kawasan sejarah yang telah terdegredasi.
2. Penanganan untuk kawasan kumuh dan kawasan permukiman belum dapat teratasi dengan baik. Misalnya bangunan permukiman di bantaran sungai.
3. Belum adanya konsep rencana detail penanganan kawasan kumuh dan kawasan permukiman.
4. Bangunan lama yang sudah ketinggalan dan tidak bernilai ekonomis dan tidak sejalan dengan perkembangan permukiman dan perluasan lahan dibiarkan tidak tertata. Permasalahan yang sering dihadapi Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam penataan lingkungan adalah kondisi kelembagaan komunitas yang masih mengandalkan kekerabatan dan nilai sejarah kadang jadi kendala bagi masyarakat yang ikut berperan serta tetapi diluar komunitas tersebut
Analisa Permasalahan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Setelah ditelusuri dan di analisa didapat bahwa permasalahan penataan bangunan dan untuk penataan dan revitalisasi kawasan akibat ketidakmampuan masyarakat daerah hunian yang secara umum tidak mampu. Dilain pihak Pemerintah memiliki dana yang terbatas.
2. Belum adanya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang menjadi pedoman pembangunan bagi masyarakat mengakibatkan program pembangunan gedung tidak tertata.
Rekomendasi
Dari analisis permasalahan diperoleh beberapa keluaran antara lain :
1. Perlunya pengusulan dana kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi perihal bantuan dana untuk penataan bangunan gedung dan lingkunngan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
2. Sosialisasi pemahaman tentang Penataan Bangunan dan Lingkungan kepada masyarakat terutama masyarakat pemilik gedung dan lahan yang akan ditata untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
3. Menyusun RTBL Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebagai Pedoman Penataan bangunan
Usulan dan Prioritas Program sektor PBL
Berdasarkan permasalahan yang ada, untuk terwujudnya Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, maka pemerintah telah memprogramkan penataan lingkungan yang rneliputi:
No. RENCANA PROGRAM SEKTOR PBL Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman a. (Penanggulangan Bahaya Kebakaran)
1. Pembangunan Fisik PSD Penanggulangan Kebakaran
b. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman
Penyusunan Master Plan Kawasan Agropolitan Kabupaten
1 Labuhanbatu Selatan Penyusunan Masterplan Kawasan Industri Kabupaten
2 Labuhanbatu Selatan Penyusunan Master Plan Kawasan Pariwisata Kabupaten
3 Labuhanbatu Selatan Penyusunan Master Plan dan DED Gedung Olahraga Kabupaten
4 Labuhanbatu Selatan
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan
5 Sempadan Sungai di Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Ibukota
6 Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Kawasan
7 Perkantoran Kabupaten Labuhanbatu Selatan di Kecamatan Kotapinang
8 Penyusunan RTBL Kawasan Kotapinang
Penyusunan Master Plan Kawasan Pusat Pemerintahan
10 Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan
11 Sempadan Sungai Kecamatan Kotapinang
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan
12 Sempadan Sungai Kecamatan Sei Kanan
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan
13 Sempadan Sungai Kecamatan Kampung Rakyat
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan
14 Pariwisata Pandayangan di Kecamatan Silangkitang Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Taman
15 Wisata Alam Holiday Resort di Kecamatan Torgamba
Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Kabupaten
16 Labuhanbatu Selatan Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan
17 Strategis Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten Labuhanbatu
18 Selatan Peraturan Daerah (Perda) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
19 Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Perkotaan Kabupaten
20 Labuhanbatu Selatan Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan
21 Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Pedesaan Kabupaten
22 Labuhanbatu Selatan Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan
23 Pedesaan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Agropolitan Kabupaten
24 Labuhanbatu Selatan Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan
25 Agropolitan Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Sarana dan Prasarana Penataan Runag Terbuka Hijau
c. (RTH) Perencanaan TeknikPenyusunan Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan
1 Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka di Kawasan Danau
2 Pagaran Padang Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka di Kawasan
3 Perkantoran
4 Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Publik/Taman Kota
5 Rencana Tindak Penataaan RTH di Kawasan Bantaran Sungai
Kecamatan Kotapinang Pembangunan
1 Pembangunan Fisik PSD RTH Kawasan Danau Pagaran Padang
2 Pembangunan Fisik PSD RTH di Kawasan Perkantoran
3 Pembangunan Fisik PSD Ruang Terbuka Publik
4 Pembangunan Fisik PSD RTH di Kawasan Bantaran Sungai
d. KESWADAYAAN MASYARAKAT
1 BLM Fisik
Aspek Pendanaan
Pembiayaan untuk Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan direncanakan diperoleh dari APBN, APBD Propinsi, dan APBD Labusel untuk Tahun Anggaran 2013-2017.
6.2.3 Sektor Pengembangan Permukiman (Bangkim) Kondisi Umum
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat yang memiliki fungsi strategis sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi Yang akan datang. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat dapat ditandai dengan rneningkatnya kualitas kehidupan yang layak, antara lain melalui pemenuhan perumahan. Dengan demikian upaya menempatkan bidang perumahan dan permukiman sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan di daerah adalah sangat strategis. Pembangunan perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang bersifat multi sektor, hasilnya langsung menyentuh kebutuhan masyarakat Demikian pula Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengisyaratkan bahwa pembangunan perumahan dan permukiman akan menjadi salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Demikian halnya dengan pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, sesungguhnya tidak terlepas dari dinamika kehidupan masyarakat yang semakin komplek sehingga perlu pengaturan dan penanganan yang lebih terintegrasi sebagai satu kesatuan dengan sektor lainnya Pengembangan Permukiman di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi yang layak huni, aman, nyaman berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat setempat
Permasalahan Sektor Pengembangan Permukiman
Pokok-pokok permasalahan yang teridentifikasi dari hasil observasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Belum adanya konsep pengembangan dan pembangunan permukiman di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yang sesuai dengan situasi lokal/daerah dan dapat mengakomodasi perkembangan kota sesuai dengan rencana.
2. Belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman. Kelembagaan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten Labuhanbatu Selatan belum berada pada tingkat kinerja yang optimal untuk menjalankan fungsinya, baik sebagai pembangun (provider) maupun sebagai pemberdaya (enabler).
3. Terbatasnya kemampuan penyedia prasarana dan sarana dasar kawasan oleh pemerintah daerah terhadap rumah sederhana dan rumah sederhana sehat huni, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) masih kurang. Sebaliknya masih banyak rumah yang belum layak huni, ditinjau dari segi kesehatan, keindahan, sosial budaya dan lingkungan hidup.
4. Luasan kawasan kumuh meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan menurunnya kualitas sarana dan prasarana dasar permukiman, diantaranya drainase permukiman, sarana air minum, jalan lingkungan, dan sebagainya.
5. Pertumbuhan perumahan dan permukiman yang kurang pengawasan akan membahayakan fungsi lingkungan pada kawasan konservasi.
6. Banyaknya alih fungsi lahan tanpa izin dan pembangunan yang melanggar tata ruang.
7. Masih banyaknya fungsi rumah yang multi fungsi, seperti : rumah sekaligus tempat usaha (Warung makan, Wartel, Warnet dan sebagainya).
8. Pada sektor perumahan dan peremajaan kota, terdapat beberapa isu permasalahan permasalahan sebagai berikut : a. Semakin meningkatnya urbanisasi yang terjadi di pusat kota.
b. Rendahnya animo masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar mikro menyebabkan kinerja sarana dan prasarana tidak berjalan optimal.
c. Peningkatan kebutuhan perumahan bagi para pendatang/pekerja seiring dengan pertumbuhan komersial dan jasa dipusat kota,
Analisa Permasalahan Sektor Pengembangan Permukiman
Permasalahan yang dijumpai dalam hal penyediaan hunian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan di Kecamatan Kota Pinang adalah :
1. Kemampuan ekonomi masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang masih rendah.
2. Pembebasan lahan yang masih belum terselesaikan.
3. Belum adanya program Pembangunan rumah sehat dan rumah susun.
Rekomendasi
Kerangka pengembangan kebijakan dan strategi rencana pembangunan pengembangan perumahan dan permukiman pada dasamya dilaksanakan dengan memperhatikan konsep pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Untuk itu dalam perencanaanya diperlukan kebijakan dan strategi pengembangan wilayah pada Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yaitu sebagai berikut :
1. Terbentuknya lingkungan perumahan yang layak dan nyaman bagi masyarakat. Hal ini selain dilakukan dengan cara menata pembangunan perumahan baru, juga dilakukan dengan penataan lingkungan pemukiman khusus untuk golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah diupayakan dengan membangun rumah sehat dan rusunawa.
3. Dalam menunjang struktur ruang kota, pembangunan perumahan dan prasarana penunjang perumahan ini diharapkan dapat mengarahkan pola penyebaran penduduk (dalam kaitannya dengan penyebaran tempat kerja dan fasilitas umum) yang sesuai dengan struktur ruang kota yang dituju.
7. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Kota Pinang (Kaw. Perumahan Desa Mampang)
15. Rehabilitasi/Rekontruksi PSD Permukiman Rawan Bencana
Kota Pinang
13. Pengembangan PS Agropolitan Kec. Silangkitang 14. Penyediaan Infrastruktur Perdesaan Skala Kawasan Kec.
Torgamba
11. Pengembangan PS Agropolitan Kec. Kampung Rakyat 12. Penyediaan Infrastruktur Perdesaan Skala Kawasan Kec.
10. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Kecamatan Silangkitang
9. Penyusunan Master Plan Agropolitan Kab. Labusel dan PS Agropolitan Kec. Sei Kanan
8. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Kecamatan Torgamba
6. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Kecamatan Kampung Rakyat
4. Memacu dan memberikan kemudahan kepada masyarakat akan mengembangkan pemukiman di kawasan yang diprioritaskan.
5. Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH
4. Penyediaan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
3. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Kota Pinang
2. Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan (RPKPP)
1. Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
No. Rencana Program Sektor Pengembangan Permukiman
Untuk mewujudkan Pengembangan Permukiman maka Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan telah memprogramkan beberapa usulan antara lain :
Usulan dan Prioritas Program sektor Pengembangan Permukiman
5. Mengoptimalkan penggunaan rumah-rumah yang sudah ada, yang dibangun oleh masyarakat.
16. Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Kws. Permukiman
Aspek Pendanaan
Pembiayaan untuk Pengembangan Permukiman di Kabupaten Labuhanbatu Selatan direncanakan diperoleh dari APBN, APBD Propinsi untuk Tahun Anggaran 2013-2015, disamping itu Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan menyediakan dana pendamping untuk setiap usulan program dan kegiatan bidang PU/Cipta Karyaan.