FENOMENA NIKAH HAMIL DAN STATUS ANAKNYA (STUDI KASUS DI DUSUN KEBONAGUNG DESA JOGOMULYO KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

  

FENOMENA NIKAH HAMIL DAN STATUS ANAKNYA

(STUDI KASUS DI DUSUN KEBONAGUNG DESA JOGOMULYO

KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh

MASRUROH

NIM : FAKUL TAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

  

FENOMENA NIKAH HAMIL DAN STATUS ANAKNYA

(STUDI KASUS DI DUSUN KEBONAGUNG DESA

JOGOMULYO KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN

MAGELANG)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

  

Oleh

MASRUROH

NIM :

  

FAKULTAS SYARI’AH

JURUSANAHWAL AL-SYAKHSIYYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA Lamp : (empat) eksemplar

  Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Masruroh NIM : Judul : FENOMENA NIKAH HAMIL DAN STATUS

  ANAKNYA (STUDI KASUS DI DUSUN KEBONAGUNG DESA JOGOMULYO KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG)

  d apat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diajukan dalam sidang munaqasyah.

  Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, Desember

  Pembimbing Drs.Badwan, M.Ag.

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA FAKULTAS SYARI’AH Jl. NakulaSadewa V No.

  Telp.( ) Fax Salatiga Website

  

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

FENOMENA NIKAH HAMIL DAN STATUS ANAKNYA

  

(STUDI KASUS DI DUSUN KEBONAGUNG DESA JOGOMULYO

KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG)

Oleh:

MASRUROH

  NIM:

  telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah,

  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Selasa tanggal Desember dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana hukum.

  Dewan Sidang Munaqasah Ketua Sidang : Dr. H. Muh Irfan Helmy, Lc., M.A.

  : …………………. Sekretaris Sidang : Drs. Badwan, M.Ag. : ............................. Penguji I : Drs. Machfudz, M. Ag. : ............................. Penguji II : Dr. Ilya Muhsin, M. Si. : .............................

  Salatiga, Desember

  Dekan Fakultas Syari‟ah Dra. Siti Zumrotun, M. Ag.

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Masruroh NIM : Jurusan : Ahwal Al Syakhsiyyah Fakultas

  : Syari‟ah Judul Skripsi : FENOMENA NIKAH HAMIL DAN STATUS ANAKNYA

   (STUDI KASUS DI DUSUN KEBONAGUNG DESA

JOGOMULYO KECAMATAN TEMPURAN

KABUPATENMAGELANG)

  menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga,

Desember

  Yang menyatakan, Masruroh NIM :

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

  Bermanfaatlah untuk orang lain Percayalah, semua akan indah pada waktunya And I CAN DO IT !!!

  PERSEMBAHAN

  Untuk kedua orang tuaku tersayang Keluargaku Untuk Lelakiku Sahabat-sahabatku semuanya Dan seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb

  Segala puji bagi Allah SWT dan puji syukur peneliti panjatkan kepada-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti syafaatnya di hari akhir nanti.

  Dengan segala kerendahan hati, peneliti menyadari keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga bimbingan, pengarahan dan bantuan telah banyak penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

  . Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua IAIN Salatiga . Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku ketua Fakultas Syari‟ah . Bapak Sukron Ma‟mun, S.Hi., M.Si. selaku ketua jurusan Ahwal Al

  Syakhsiyyah . Bapak Drs. Badwan, M. Ag. Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya guna membimbing terselesaikannya skripsi ini

  . Seluruh penguji munaqosyah dan dosen IAIN Salatiga yang mengajar dari semester satu sampai delapan telah membagi ilmunya yang bermanfaat . Bapak Kepala Dusun Kebonagung

  . Bapak Kepala KUA Kecamatan Tempuran . Para informan yang berkenan membagi informasi nikah hamil di Dusun

  Kebonagung . Ayah dan Ibuku tercinta terimakasih atas doa dan pengorbanan selama ini . Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu terimakasih atas kerjasama dan perhatiannya.

  Teriring do‟a dan harapan semoga amal baik semua pihak tersebut di atas akan mendapat balasan dari Allah SWT.

  Wassalamu’alaikum wr. wb

  Peneliti

  ABSTRAK Masruroh.

  . Fenomena Nikah Hamil dan Status Anaknya (Studi Kasus di

  Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang). Skripsi Fakultas

  Syari‟ah. Jurusan Ahwal Al Syakhsiyyah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs.Badwan, M.Ag.

  Kata Kunci : Nikah Hamil, Status Anak

  Penelitian ini dilakukan guna mengetahui fenomena nikah hamil dan status anaknya. Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah ( )

  Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi remaja melakukan pernikahan hamil di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang? Dan (

  ) Bagaimanakah status anak yang lahir kurang dari enam bulan dan lebih dari enam bulan sejak waktu berlangsungnya akad nikah menurut Hukum Islam?

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan dengan terjun langsung ke masyarakat sehingga diperoleh data yang jelas. Teknik pengumpulan data dilakukan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis sosiologis yaitu pendekatan yang melihat implementasi riel dalam masyarakat.

  Berdasarkan hasil analisa terhadap hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi remaja melakukan pernikahan hamil adalah perhatian orang tua, pendidikan sekolah, keharmonisan keluarga, moral, restu orang tua, lama usia pacaran, tetangga dekat, kesempatan, penanaman nilai- nilai keislaman dan watak. Hamil di luar nikah menyebabkan ketidakjelasan nasab terhadap anak yang dilahirkannya, apakah anak ibu atau anak ayah dan ibunya. Menurut hukum Islam penentuan nasab kepada kedua orang tua biologisnya adalah anak yang lahir lebih dari enam bulan sejak berlangsungnya akad nikah. Hal ini berarti anak yang lahir kurang dari enam bulan sejak berlangsungnya akad nikah dinasabkan kepada ibunya saja, namun satu dari tiga kasus anak yang lahir kurang dari enam bulan dinasabkan kepada kedua orang tuanya. Menurut perspektif hukum Islam hal ini sangat bertentangan.

DAFTAR ISI

  SAMPUL............................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii JUDUL .................................................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix ABSTRAK ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

  A.

  Latar Belakang Masalah ................................................................

  B.

  Penegasan Istilah ...........................................................................

  C.

  Rumusan Masalah .........................................................................

  D.

  Tujuan Penelitian ...........................................................................

  E.

  Kegunaan Penelitian ......................................................................

  F.

  Metode Penelitian ..........................................................................

  . Pendekatan dan Jenis Penelitian ...............................................

  . Sumber Data ............................................................................. . Metode Pengumpulan Data ....................................................... . Analisa Data .............................................................................. . Pengecekan Keabsahan Data ....................................................

  G.

  Sistematika Penulisan ....................................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ A. Pernikahan .....................................................................................

  . Pengertian Pernikahan .............................................................. . Rukun dan Syarat Pernikahan ................................................... . Hukum Pernikahan ................................................................... . Asas-asas Hukum Pernikahan ................................................... . Tujuan dan Hikmah Pernikahan ...............................................

  B.

  Etika Pergaulan Islam ....................................................................

  C.

  Status Anak Menurut Perspektif Hukum Islam .............................

  BAB III PROFIL PELAKU NIKAH HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA MELAKUKAN PERNIKAHAN HAMIL ................................................................................................ A. Gambaran Umum Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang ................................

  . Letak Geografis......................................................................... . Keadaan Administratif .............................................................. . Keadaan Ekonomi ..................................................................... . Tingkat Pendidikan ................................................................... . Kondisi Sosial Keagamaan .......................................................

  B.

  Profil pelaku nikah hamil .............................................................

  C.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja melakukan pernikahan hamil ..........................................................................

  BAB IV STATUS ANAK YANG LAHIR KURANG DARI ENAM BULAN DAN LEBIH DARI ENAM BULAN SEJAK WAKTU BERLANGSUNGNYA AKAD NIKAH MENURUT FIQIH DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA .................................

  . MENURUT PERSPEKTIF HUKUM FIQIH ........................... . MENURUT PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA ......................................................................

  BAB V PENUTUP .......................................................................................... A. KESIMPULAN ........................................................................... B. SARAN-SARAN ......................................................................... DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................

  DAFTAR TABEL

  Tabel I Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin tahun .................... Tabel II Jumlah penduduk menurut profesi Dusun Kebonagung tahun .... Tabel III Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan tahun .................. Tabel IV Jumlah penduduk menurut pemeluk agama Dusun Kebonagung tahun ...................................................................................................... Tabel V Jumlah tempat ibadah Dusun Kebonagung tahun .......................

  Lampiran I Daftar Pertanyaan Wawancara Lampiran II Daftar Riwayat Hidup Lampiran III Foto Wawancara Lampiran IV Kutipan KK pelaku dan Saksi Lampiran V KTP Para Saksi Lampiran VI Permohonan Izin Penelitian Lampiran VII Daftar Nilai SKK Lampiran VIII Nota Pembimbing Skripsi Lampiran IX Lembar Konsultasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang sempurna, yang di dalamnya mengatur

  seluruh aspek kehidupan umat manusia termasuk dalam masalah pernikahan/perkawinan. Membina maghligai rumah tangga merupakan perintah agama bagi setiap muslim dan muslimah. Kehidupan umat manusia tidak akan berlanjut dan berkembang tanpa adanya kesinambungan pernikahan dari setiap generasi manusia. Terbentuknya sebuah keluarga adalah menyatukan seorang pria dan wanita diawali dengan ikatan suci yang sah melalui akad pernikahan untuk mendapatkan ketenangan hidup dengan penuh cinta, kebahagiaan dunia akhirat serta berkembang biak dengan cara memperoleh keturunan. Seperti yang tercantum dalam pasal

  Undang- undang Perkawinan No. tahun yang berbunyi “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga, rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Adapun tujuan Allah mensyariatkan pernikahan adalah untuk memelihara kemaslahatan umat manusia sekaligus menghindari dari perbuatan yang haram yaitu perzinaan.

  Islam sangat melarang dan mengharamkan zina. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al Israa‟ ayat yang berbunyi:

           

  “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al Israa‟: ) Dalam perspektif tujuan pernikahan, Mahkamah Konstitusi berpendapat bahwa tujuan pernikahan adalah mendapat ketenangan hati

  (sakinah). Seorang laki-laki dan seorang perempuan yang hidup dalam perkawinan akan mendapat ketenangan. Sebelumnya seorang laki-laki atau seorang perempuan dalam keadaan sendiri mengalami gejolak asmara yang tidak tersalurkan, karena itu mereka tidak memperoleh ketenangan. Sakinah itu dapat lestari manakala kedua belah pihak yang berpasangan itu memelihara mawaddah, yaitu kasih sayang yang terjalin antara kedua belah pihak tanpa mengharapkan imbalan (pamrih) apapun melainkan semata- mata karena keinginannya untuk berkorban dengan memberikan kesenangan kepada pasangannya. (Syahuri,

  : - ) Pernikahan merupakan jalan dimana seorang laki-laki menyalurkan hasrat birahinya kepada perempuan dengan sah begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, menikah hukumnya wajib bagi seseorang yang khawatir terjerumus ke dalam perbuatan dosa, sementara ia mampu menikah. Seperti hadis Rasulullah SAW :

  ِرَصَبْلِل ُّضَغَأ ُهَّنِإَف ،ْجَّوَزَتَيْلَف َةَءاَبْلا ُنُكْنِه َعاَطَتْسا ِنَه ،ِباَبَّشلا َرَشْعَه اَي ءاَجِو ُهَل ُهَّنِإَف ،ِمْوَّصلاِب ِهْيَلَعَف ْعِطَتْسَي ْنَل ْنَهَو ،ِجْرَفْلِل ُنَصْحَأَو

  “Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu menikah lebih memelihara kemaluan. Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng)”. (Sabiq, : )

  Al-Quran juga menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT. sebagai makhluk berpasang-pasangan, yang tentunya menyatukan keduanya dengan jalan pernikahan. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Yaasin ayat

  :

  

        

    

  “Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”. (Q.S. Yaasin: ).

  Pada kodratnya setiap umat manusia di dunia diciptakan dan dilengkapi dengan nafsu seksualitas. Nafsu seksualitas merupakan kebutuhan biologis yang harus dipenuhi, tentunya harus disalurkan dengan cara yang terhormat, suci dan mulia. Kebutuhan biologis inilah yang menjadi faktor utama seseorang melakukan perzinaan. Mampu atau tidaknya seseorang itu menahan syahwat atau nafsu untuk melakukan hubungan dengan lawan jenis, tergantung kuat tidaknya iman masing- masing.

  Menurut sebagian ulama Hanafiah nikah adalah akad yang memberikan faedah (mengakibatkan) kepemilikan untuk bersenang-senang secara sadar (sengaja) bagi seorang pria dan seorang wanita guna suami istri harus berbeda dari pada hewan yang mempunyai naluri syahwati (seksual). Bedanya hewan yang mempunyai naluri seks untuk berketurunan dan sekaligus sebagai salah satu sarana penghambaan diri kepada Allah.

  (Summa, : - )

  Setiap manusia pastilah mengalami proses peremajaan sebelum akhirnya menjadi dewasa. Saat-saat remaja adalah saat dimana mereka mencari jati diri, mencari hal baru dengan bergaul pada sesama dan lawan jenis. Dimana kesadaran keagamaannya masih labil, sehingga perlu pengawasan dari orang tua dalam pergaulan. Tidak dipungkiri remaja mencari jati diri dengan cara yang tidak baik dan sangat memprihatinkan.

  Namun tidak semua manusia menggunakan masa remaja dengan cara yang seperti itu. Kebebasan pergaulan tanpa batas menyebabkan kenakalan remaja saat ini, sehingga hal-hal yang seharusnya tidak terjadi seringkali tidak dapat dielakkan.

  Zaman sekarang, pacaran menjadi hal lumrah bagi generasi muda, baik ia laki-laki ataupun perempuan. Banyak rambu-rambu agama yang dilanggar karena hubungan percintaan lawan jenis ini. Ada yang seharusnya tidak boleh dilakukan malah dilakukan. Seperti bercumbu hingga berhubungan badan layaknya suami istri, padahal belum ada ikatan resmi pernikahan. Karenanya, tak sedikit anak yang lahir karena hubungan terlarang ini, baik keduanya berakhir dalam mahligai pernikahan maupun tidak. (Narulita,

  : ) Persetubuhan yang dilakukan dianggap sebagai Pemerintah juga telah mengatur permasalahan hamil di luar nikah dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal dijelaskan bahwa seorang wanita yang hamil di luar nikah, dapat dinikahkan dengan pria yang menghamilinya. Pernikahan dengan perempuan hamil tersebut dapat dilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya. Dengan dilangsungkan pernikahan di saat perempuan sedang hamil, maka tidak diperlukan pernikahan ulang setelah anak yang dikandung telah lahir.

  Namun dalam pemahaman masyarakat ketetapan pemerintah ini sering disalah pahami, dan dianggap hanya sebagai legalitas semata. Penetapan tersebut dimaksudkan agar anak-anak hasil dari hubungan di luar nikah tidak terlantar, dilindungi oleh negara, tidak mendapat mudharat serta tidak terkena aib dari perbuatan haram yang dilakukan kedua orang tuanya.

  Remaja saat ini menganggap hamil di luar nikah sudah biasa dan tidak menjadi masalah, toh pada akhirnya mereka tetap diperbolehkan menikah walaupun dalam keadaan hamil. Akhirnya orang tualah yang menanggung rasa malu atas perbuatan anaknya. Jika mengacu pada salah satu tujuan pernikahan adalah mendapatkan keturunan yang sholeh sholekhah yang tentunya melalui cara yang baik. Keturunan yang sholeh sholekhah bisa membahagiakan kedua orang tua, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dari anak yang diharapkan oleh orang tua hanyalah ketaatan, akhlak, ibadah dan sebagainya yang bersifat kejiwaan. (Abidin&Aminuddin,

  : ) Permasalahan yang timbul dari anak yang lahir di luar nikah adalah mengenai pecatatan kelahiraan statusnya, apakah termasuk anak ibu atau anak ayah ibu. Dalam hukum Islam anak yang lahir sebelum enam bulan sejak waktu akad nikah maka statusnya adalah anak ibu, sedangkan apabila anak yang lahir setelah enam bulan dari waktu akad nikah maka anak tersebut adalah anak ayah dan ibunya.

  Untuk mengetahui secara hukum lahir apakah anak dalam kandungan berasal dari suami ibu atau bukan ditentukan masa kehamilannya, masa terpendek adalah enam bulan dan masa terpanjang galibnya adalah satu tahun. Dengan demikian apabila seseorang perempuan melahirkan dalam keadaan perkawinan sah dengan seorang laki-laki, tetapi jarak waktu antara terjadinya perkawinan dan saat melahirkan kurang dari enam bulan, maka anak yang dilahirkannya bukan anak sah bagi suami ibunya. (Basyir,

  : - ) Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal tidak menjelaskan batas kelahiran usia bayi dalam kandungan sebagai dasar suami untuk menyangkal sahnya anak yang dilahirkan istrinya. Batasan hari atau bulan dalam pasal tersebut tidak menjelaskan batas minimal usia kandungan, demikian juga hari bukan menunjukkan batas maksimal usia bayi dalam kandungan. Namun menjelaskan batas waktu untuk mengajukan persoalannya ke Pengadilan Agama. Batas minimal usia bayi dalam kandungan adalah bulan dihitung dari saat akad nikah

  dilangsungkan. Ketentuan ini diambil dari firman Allah dalam surat Al- Ahqaf ayat dan surat Luqman ayat :

  

...

     ...

  “... mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan...” (Q.S. Al-Ahqaf: ) ...

          ...

  “... ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun ...” (Q.S. Luqman : ) Kedua ayat tersebut, oleh Ibn Abbas dan disepakati para ulama, ditafsirkan bahwa ayat pertama menunjukkan bahwa tenggang waktu mengandung dan menyapih adalah bulan. Ayat kedua menerangkan bahwa menyapihnya setelah bayi disusukan secara sempurna membutuhkan waktu dua tahun atau dua puluh empat bulan. Berarti, bayi membutuhkan waktu

  • bulan = bulan dalam kandungan. Oleh sebab itu, apabila bayi lahir kurang dari

  (enam) bulan, tidak bisa dihubungkan kekerabatannya kepada bapaknya kendatipun dalam ikatan pernikahan yang sah. Ia hanya memiliki hubungan nasab kepada ibu dan keluarga ibunya saja (pasal KHI). Pelaksanaan dari ketentuan pasal ini, besar kemungkinan akan mendatangkan kesulitan, setidaknya bagi pihak-pihak yang telah terlanjur terlebih dahulu, sebelum akad nikah dilaksanakan termasuk dalam hal ini Pegawai Pencatat Nikah. Pertanyaan pokok yang penting dikemukakan

  disini adalah bagaimana status hukum perkawinan wanita hamil. (Rofiq, : )

  Hubungan biologis tanpa pernikahan namun melahirkan anak, yang memang ada ibunya, tapi tak tentu ada ayahnya, atau ayahnya itu tidak disahkan oleh agama. Karena itu Islam mewajibkan nikah dijalankan berdasarkan iman, yakni mematuhi ketentuan-ketentuan Tuhan untuk mencapai tujuan kemanusiaan dalam pernikahan. Hubungan biologis tanpa pernikahan adalah zina. Dan zina itu haram, dihukum oleh agama dan dihukum oleh kebudayaan agama menjatuhkan dosa dan masyarakat menjatuhkan hukum rajam. Zina merusak kesucian hubungan biologis dan menjatuhkan martabat.

  Islam telah mengatur hubungan yang benar dalam hal seksualitas yaitu melalui akad nikah. Hubungan seksual yang dilakukan di luar nikah adalah haram apabila belum adanya pernikahan yang sah. Namun kenyataanya di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang masih banyak terjadi kehamilan di luar pernikahan. Tanpa adanya ikatan yang sah mereka melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Pelakunya adalah kalangan remaja desa umur sampai tahun. Pasangan kekasih yang melakukan hubungan terlarang ini, sebagian besar merupakan tetangga sendiri, namun ada pula pasangan kekasih yang berlainan dusun. Jarak rumah yang berdekatan membuat intensitas bertemu semakin sering, entah pagi siang sore ataupun malam walau hanya sekedar pacaran. Dengan seringnya bertemu mereka mudah tergoda melakukan hal- hal yang dilarang oleh agama, sampai ada yang berzina.

  Remaja pelaku melakukan hubungan seksual diberbagai tempat, di antaranya saat rumah dalam keadaan kosong, bahkan ada yang melakukannya di mushola dekat sawah. Entah dimana moral mereka, mungkin ini disebabkan karena nafsu yang sudah tak tertahankan dan ingin segera dilampiaskan sehingga dimana pun tempatnya, yang terpenting nafsu terpenuhi. Pada akhirnya wanitalah yang menanggung akibatnya yaitu kehamilan di luar nikah.

  Dalam alquran surat An Nur ayat “Laki-laki yang berzina tidak akan berkawin melainkan dengan perempuan yang berzina atau perempuan yang musyrik dan perempuan yang berzina tidak akan berkawin dengannya melainkan dengan laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, sedang yang demikian itu diharamkan atas Mukminin”. (Haliman, : )

  Membangun fondasi rumah tangga haruslah dengan niat karena Allah, betapa rapuhnya fondasi rumah tangga yang diawali dengan hal yang tidak baik yakni pernikahan dengan sebab perzinaan.

  Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih

  • – jauh terhadap maraknya remaja yang melakukan hubungan seksual, faktor faktor yang mempengaruhi remaja melakukan hubungan pernikahan hamil dan status anak di luar nikah yang lahir kurang dari enam bulan dan lebih
Islam. Penelitian ini dengan judul Fenomena Nikah Hamil dan Status Anaknya (Studi Kasus di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang.

B. Rumusan Masalah

  Berkenaan dengan permasalah di atas peneliti dirasa perlu untuk menelitinya dengan rumusan masalah sebagai berikut: . Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi remaja melakukan pernikahan hamil di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan

  Tempuran Kabupaten Magelang? . Bagaimanakah status anak diluar nikah yang lahir kurang dari enam bulan dan lebih dari enam bulan sejak waktu berlangsungnya akad nikah menurut hukum Islam? C.

Tujuan Penelitian

  Manfaat serta kegunaan penelitian ini adalah: . Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi remaja melakukan pernikahan hamil di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan

  Tempuran Kabupaten Magelang. . Untuk mengetahui status anak di luar nikah yang lahir kurang dari enam bulan dan lebih dari enam bulan sejak waktu berlangsungnya akad nikah menurut hukum Islam.

D. Kegunaan Penelitian

  Manfaat dan kegunaan dari penelitian ini terbagi menjadi dua yakni sebagai berikut : . Secara teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan dalam bidang pengetahuan agama Islam tentang pernikahan dan pergaulan islam serta menambah bahan pustaka bagi kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. . Secara Praktis

  Dapat memberikan sumber keilmuan tentang agama bagi para remaja Islam khususnya tentang pernikahan yang sah dalam hukum Islam dan etika pergaulan sesuai ajaran Islam serta dapat dijadikan referensi untuk kegiatan seminar dan sejenisnya. Selain itu memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya para orang tua agar lebih mengawasi dan mewaspadai pergaulan anak remajanya mengenai bahaya

  pergaulan yang menyebabkan hamil di luar nikah.

E. Penegasan Istilah

  . Fenomena : Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia fenomena berati hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.

  : Menurut ulama Hanafiah, nikah adalah akad yang . Nikah secara sadar (sengaja) bagi seorang pria dengan seorang wanita, terutama guna mendapatkan kenikmatan biologis. ( Summa, : )

  : Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hamil . Hamil mempunyai arti mengandung janin dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa.

  : Kedudukan seseorang dalam suatu keluarga atau . Status masyarakat.

  Jadi yang penulis maksud dengan judul Fenomena Nikah Hamil dan Status Anaknya Studi Kasus di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang adalah hal-hal mengenai janin yang berada di dalam kandungan, terjadi akibat hubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan dan kedudukan anak hasil hubungan di luar pernikahan dalam keluarga yang terjadi di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang F.

Kajian Pustaka

  Penelitian yang menyangkut tentang status anak di luar nikah telah dilakukan oleh peneliti yang bernama Abdul Latif dengan judul Status Anak yang Lahir

  di Luar Nikah (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor /PUU-

  VIII/ ). Penelitian ini membahas tentang dasar pertimbangan Mahkamah

  Konstitusi dalam mengeluarkan keputusan Nomor.

  /PUU-VIII/ dan kedudukan anak di luar nikah pasca putusan Mahkamah Konstitusi Nomor.

  /PUU-VIII/ . Sehingga penelitian ini hanya membahas pertimbangan keluarkan. Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa status anak di luar nikah yang semula hanya bernasab kepada ibunya dan keluarga ibunya, maka sekarang dapat mempunyai hubungan perdata dengan ayah dan keluarga ayahnya tanpa mempersoalkan pernikahan orang tuanya sesuai realitas yang ada. Dari penelitian yang berkaitan dengan kehamilan sebelum menikah, peneliti hanya fokus mengupas nikah hamil dan status anaknya yang telah banyak terjadi di kalangan para remaja saat ini. Oleh karena itu penulis mencoba membahas sebuah tema yang berkaitan dengan nikah hamil dengan mengambil judul “Fenomena Nikah Hamil dan Status Anaknya (Studi Kasus

  di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang)

  ”.

  Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan yuridis sosiologis, pendekatan ini melihat implementasi riel dalam masyarakat.

  (Ali, : ) Jenis penelitian yang digunakan adalah field Search yaitu peneliti yang terjun langsung ke lapangan guna mengadakan penelitian pada objek yang dibahas.

  . Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo

  Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang. Di dusun ini remaja yang mengalami hamil di luar nikah sangat banyak. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti dusun tersebut.

  . Sumber Data a.

  Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya baik melalui wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi kemudian diolah oleh peneliti.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen- dokumen resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi dan peraturan perundang- undangan. (Ali,

  : ) . Metode Pengumpulan Data a.

  Observasi Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui sebuah pengamatan, dengan disertai pengamatan-pengamatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. ( Fathoni, Peneliti menggunakan

  : )

  observasi secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan terjun langsung ke lapangan dan menyelidiki kasus hamil di luar nikah yang dilakukan oleh remaja Dusun Kebonagung.

  b.

  Wawancara (interview) Proses perolehan data secara mendalam dengan menggunakan alat tulis, berupa tanya jawab dari informan. Wawancara ini dilakukan dengan acuan catatan-catatan mengenai pokok masalah yang akan ditanyakan. Sasaran wawancara yang pertama adalah pelaku hamil sebelum menikah dengan menanyakan faktor-faktor yang menpengaruhi remaja hamil sebelum menikah, menanyakan status

  anaknya. Kedua adalah saksi (tetangga) dari pelaku, dan yang ketiga adalah pejabat Dusun Kebonagung.

  c.

  Dokumentasi Cara mencari data mengenai hal-hal yang dibutuhkan sebagai bahan pelengkap dalam perolehan data berupa foto, catatan dan sebagainya. Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data.

  . Analisa Data Setelah data terkumpul maka barulah peneliti menentukan bentuk analisa terhadap data-data tersebut, dengan menggunakan metode: a.

  Kualitatif Yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Moleong,

  : ) Peneliti menggunakan prosedur penelitian kualitatif karena ingin menceritakan hal-hal yang menyangkut hamil di luar nikah.

  b.

  Deduktif Yaitu analisa terhadap data yang diperoleh dimulai dari suatu kaidah yang umum menuju suatu kesimpulan yang bersifat khusus, ini berarti ketentuan-ketentuan umum yang ada dalam nas dijadikan sebagai pedoman untuk menganalisis perspektif hukum Islam tentang hamil di luar nikah oleh para remaja yang belum menikah di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang.

  . Pengecekan Keabsahan Data Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi yakni pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, dan teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan adalah dengan pemeriksaan melalui sumber yang lainnya. (Moleong,

  : ). Menurut Denzin (dalam Moleong, : ) di dalamnya membedakan empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Teknik trianggulasi dilakukan melalui observasi langsung dan tidak langsung, observasi tidak langsung dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas beberapa peristiwa yang kemudian dari hasil pengamatan tersebut diambil kesimpulan yang menghubungkan keduanya.

  Untuk mempermudah pemahaman isi penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dibagi menjadi lima bab, yang berisi hal-hal pokok yang dapat dijadikan pijakan dalam memahami pembahasan ini. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Penegasan Istilah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Telaah Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Berisi pengertian Pernikahan dalam Hukum Islam, Etika Pergaulan Islam dan Status Anak dalam Perspektif Hukum Islam. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Berisi Paparan Data dan Temuan Penelitian berisi tentang diskripsi wilayah pada masyarakat di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang faktor-faktor yang mempengaruhi remaja melakukan pernikahan hamil dan status anak di luar nikah yang lahir kurang dari enam bulan dan lebih dari enam bulan sejak waktu berlangsungnya akad nikah.

  BAB IV : ANALISA Pembahasan berisi analisis tentang hal-hal mengenai hamil di luar nikah di Dusun Kebonagung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang.

  Pada bab ini dijelaskan analisa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi remaja melakukan praktek hubungan seksual yang mengakibatkan kehamilan di luar nikah dan status anak di luar nikah yang lahir kurang dari enam bulan dan lebih dari enam bulan sejak waktu berlangsungnya akad nikah menurut hukum Islam di Dusun Kebonangung Desa Jogomulyo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang.

  BAB V : PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dari seluruh hasil peneliti saran- saran atau rekomendasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang hukum-hukum Islam khususnya hukum hamil di luar nikah.

  . Pengertian Pernikahan Adapu n yang dimaksud dengan nikah dalam kontek syar‟i seperti diformulasikan para ulama fiqih, terdapat berbagai rumusan yang satu sama lain berbeda-beda. Jangankan antara madzhab fiqih yang berbeda aliran politik dan madzhab teologisnya. Antara madzhab fiqih yang sama aliran teologis dan aliran politiknya pun tidak jarang diwarnai perbedaan.

  (Summa, : ) Adapun pengertian pernikahan itu secara definitif, masing-masing ulama fiqih berbeda pendapat, antara lain sebagai berikut: a.

  Ulama Hanafiyah, mendefinisikan pernikahan sebagai suatu akad yang berguna untuk memiliki mut‟ah dengan sengaja. Artinya seorang laki-laki dapat menguasai perempuan dengan seluruh anggota badannya untuk mendapatkan kesenangan atau kepuasan.

  b.

  Ulama syafi’iyah, menyebutkan bahwa pernikahan adalah suatu akad dengan menggunakan lafal nikah atau zauj. Artinya dengan pernikahan seseorang dalam memiliki atau mendapat kesenangan dari pasangannya. c.

  Ulama Malikiyah, menyebutkan pernikahan adalah suatu akad yang mengandung arti

  mut’ah untuk mencapai kepuasan dengan tidak mewajibkan adanya harga.

  d.

  Ulama Hanabilah, menyebutkan bahwa pernikahan adalah akad dengan menggunakan lafal inkah atau untuk mendapatkan kepuasan, artinya seorang laki-laki dapat memperoleh kepuasan dari seorang perempuan atau sebaliknya. (Abidin&Aminudin, : - )

  Secara umum pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk menambah keturunan demi kelangsungan dan kelestarian hidupnya dengan membentuk suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak sebagai buah cinta keduanya.

  Dilihat dari sejarah umat manusia, keluarga merupakan bentuk masyarakat yang mula-mula sekali dan dipandang dari masa kini, masyarakat keluarga merupakan kesatuan masyarakat terkecil, yang menjadi asas setiap masyarakat. Posisi keluarga terhadap masyarakat, semisal dengan kedudukan batu bata terhadap bangunan gedung atau sebagai kedudukan sel terhadap bangunan tubuh. Tubuh tidak akan ujud tanpa sel-sel yang kecil itu membentuknya. Demikian juga masyarakat tidak mungkin ujud tanpa adanya keluarga. (Gazalba,

  : - ) Masalah mengenai pernikahan menempati posisi yang sangat penting karena berkaitan dengan laki-laki dan perempuan serta keturunannya, demi mewujudkan masa depan masyarakat muslim yang baik.

  Dalam Islam, pernikahan bukan hanya sebatas akad antara dua belah pihak, seperti halnya pernikahan dalam kebudayaan modern atau pada sejumlah kebudayaan klasik. Baik akad itu tertulis, dicatat, atau diucapkan. Pernikahan dalam Islam adalah kesepakatan antara dua keluarga. Disaksikan oleh segenap kaum Muslimin yang hadir. Orang yang yang hadir ini berkewajiban menyampaikan pada yang tidak hadir.

  (Abud, : ) Keluarga bisa dikatakan sebagai institusi sosial terkecil.

  Sebagaimana layaknya institusi, keluarga seharusnya memiliki visi dan misi, perencanaan, dan pembagian tugas dalam peran masing-masing anggotanya. Demikian itu karena dari keluargalah lahir individu yang menjadi komponen pembentuk masyarakat. Dari keluarga pula diharapkan lahir SDM yang bisa mewarnai kehidupan bermasyarakat, para tokoh dan para pemimpin. Maka masyarakat yang pada keluarga-keluarga pembentuknya terjadi proses pembinaan SDM yang baik dan berkelanjutan, akan menjadi masyarakat yang berkualitas. Sebaliknya, masyarakat yang keluar hal keluarga penghuninya tidak melakukan proses pembinaan SDM anggotanya maka masyarakat itu potensial menjadi masyarakat persoalan. Untuk itu, peran masing-masing anggota keluarga harus dioptimalkan. Mereka harus dapat ihsan dalam menjalankan perannya masing-masing. Seorang ayah harus dididik menjadi anak yang baik di tengah keluarga besarnya. Seorang ayah harus menjadi ayah yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup anak-anak dan keluarga yang menjadi tanggungannya. Seorang ibu harus menjadi ratu rumah tangga yang membuat suasana internal rumah tangga menyejukkan hingga membuat betah penghuninya, selain mendidik anak-anaknya di rumah dan memenuhi kebutuhan suaminya. (Ahmadi,

  : ) Sekilas, keluarga adalah kumpulan pribadi yang hidup di bawah satu atap. (Abud,

  : ) Sebagai masyarakat kecil, keluarga pasti memiliki elemen masyarakat itu sendiri. Seperti perbedaan anggota dan peran tiap anggotanya. Oleh sebab itu seiring dengan berjalannya peranan masing-masing anggota, maka akan terciptalah rasa tanggung jawab.

  Peranan pada tiap anggota harus ditingkatkan pada seluruh sisi demi terciptanya kebahagiaan dan kesuksesan sebuah keluarga di dunia akhirat.

  Manusia dikaruniai hasrat atau nafsu seksualitas terhadap lawan jenisnya. Hubungan seksual dalam Islam dipandang sebagai ritual suci dalam rumah tangga. Seorang istri harus berkewajiban memenuhi tuntutan seksual suaminya. Seperti tercantum dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat

  :

  

          

        

  “Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka kehen daki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu ... “ (Q.S. Al Baqarah :

  ) . Rukun dan Syarat Sah Pernikahan

  Rukun adalah sesuatu yang harus ada yang menentukan sah tidaknya suatu pekerjaan. Rukun pernikahan sebagai berikut: a.

  Calon pengantin Pasangan pengantin harus seorang laki-laki dan seorang perempuan, hal ini berarti tidak diperbolehkan menikah dengan sesama jenis.

  b.

  Wali dari pengantin perempuan Wali dari pihak mempelai perempuan harus ada, karena wali merupakan seseorang yang memberi izin kepada mempelai laki- laki untuk menikahi seorang perempuan. Syaratnya adalah Islam, laki-laki, baligh, merdeka, berakal, dan tidak sedang dalam keadaan ihram.

  c.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

POLA PEMBINAAN PRA PERNIKAHAN DALAM PENURUNAN ANGKA PERCERAIAN DI KUA KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG) 2014-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 102

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS MASYARAKAT MUSLIM DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 88

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL SAWAH TAHUNAN (STUDI KASUS DI DESA PURWOREJO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 90

POLA PEMBAGIAN HARTA WARIS DI DUSUN JENGGLONG, KELURAHAN KADIPATEN, KECAMATAN ANDONG, KABUPATEN BOYOLALI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenui Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 82

FENOMENA MITOS LARANGAN PERNIKAHAN DI DESA JETIS DAN DESA ROGOMULYO KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 2 100

KEHARMONISAN KELUARGA BEDA AGAMA (STUDI TIGA KELUARGA DI PERUMAHAN MANGGISAN INDAH KELURAHAN MUDAL KECAMATAN MOJOTENGAH KABUPATEN WONOSOBO) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

1 0 100