STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI SIMPANAN BERJANGKA DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN DARI TAHUN 2012 HINGGA TAHUN 2014

  

STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI

SIMPANAN BERJANGKA DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN

DARI TAHUN 2012 HINGGA TAHUN 2014

  Oleh: RIFKI LAELIA FAHRUDIN

  NIM: 201-12-046

  

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI SIMPANAN BERJANGKA DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN DARI TAHUN 2012 HINGGA TAHUN 2014

  Disusun Dan Diajukan Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya

  Pada Program Studi Perbankan Syariah Oleh:

  RIFKI LAELIA FAHRUDIN NIM: 201-12-046

  

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  MOTTO “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua” (Aristoteles)

  “Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah” (Lessing)

KATA PENGANTAR

  

   

Assalamualaikum Wr. Wb.

  Alhamdulilahirobil’alamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

  melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga Tugas Akhir berjudul

  

“STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI SIMPANAN

BERJANGKA BMT AL-IJTIHAD DARI TAHUN 2012 HINGGA 2014 dapat

  terlaksana dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang kita nantikan syafaat-Nya di hari kiamat kelak.

  Penulisan Tugas Akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Jurusan Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah Jurusan Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, dan kerjasama serta dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Maka dengan segenap kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

  3. Bapak Ahmad Mifdlol M. Lc., M. SI selaku Ketua Jurusan D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga dan sekaligus pembimbing Tugas Akhir saya.

  4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan selama kami mengikuti studi di Program Studi ini.

  5. Bapak Sigit Adi Purhita S.E selaku Accounting BMT Al-Ijtihad Pabelan yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk melaksanakan Praktikum Bank II dan memberikan informasi serta pengarahan.

  6. Karyawan dan karyawati BMT Al-Ijtihad Pabelan yang telah memberikan masukan dan informasi yang terkait dengan Tugas Akhir ini.

  7. Bapak, Ibu, Kakak, Adek serta keluarga yang telah memberikan motivasi dan dukungan materiil maupun spiritual.

  8. Sahabat dekat saya Oktavia Fadmawati yang selalu membantu saya dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

  9. Sahabat lama Ady Jatmiko, Rahmat Hidayat, Yoko, Danu Done serta Aris Munandar yang memberikan motivasi dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

  10. Teman-teman D III dan sahabat-sahabat dekatku Sahabat Dahsyat yang telah memberiku semangat.

  11. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhirnya penyusun mohon maaf atas keterbatasan penyusun, besar harapan penyusun, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Wassalamualalaikum Wr. Wb

  Salatiga, 6 Agustus 2015 Penulis Rifki Laelia F.

  NIM: 20112046

  

ABSTRAK

  Fahrudin, Rifki Laelia. 2015. Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga Tahun 2014. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah. Jurusan D III Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Ahmad Mifdlol M, Lc., M.SI.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu pertumbuhan jumlah nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Tahun 2012 jumlah nilai simpanan berjangka Rp 470.731.250, tahun 2013 naik 16,5 % dan pada tahun 2014 jumlah nilai simpanan berjangka naik 18 %. Strategi pemasaran produk simpanan berjangka BMT Al-Ijtihad yaitu; 1). Menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah; 2).

  Menjelaskan tentang produk simpanan berjangka kepada masyarakat; 3). Menawarkan bagi hasil yang besar kepada anggota simpanan berjangka dibandingkan lembaga keuangan lain; 4). Menyebarkan brosur-brosur; 5). Memasang iklan; 6).

  Menjadi sponsor acara; 7). Mengajukan proposal penawaran kerjasama; 8). Membangun kantor cabang yang dekat dengan anggota; 9). Memberikan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat; 10). Menggunakan sistem jemput bola; 11). Biaya administrasi lebih murah; 12). Memanfaatkan ikatan emosional anggota. Kendala yang dihadapi BMT Al-Ijtihad Pabelan yaitu: 1). Banyaknya persaingan dengan produk simpanan berjangka dengan lembaga keuangan lainnya; 2). Animo masyarakat yang masih awam dengan simpanan berjangka; 3). Belum adanya lembaga penjamin simpanan (LPS); 4). Lokasi anggota penyimpan yang jauh dari BMT Al-Ijtihad; 5). Kurangnya tenaga lapangan yang benar-benar mempunyai ilmu tentang perbankan syariah dan penguasaan tentang produk simpanan berjangka syariah; 6). Masyarakat sekitar yang kurang mengenal BMT Al-Ijtihad; 7). Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar untuk menabung; 8). Pengambilan simpanan yang tidak bisa sewaktu-waktu dan; 9). Minimnya anggota BMT Al-Ijtihad yang datang ke kantor.

  Kata kunci: Strategi Pemasaran, Simpanan Berjangka, dan BMT.

  

DAFTAR ISI

  Halaman Persetujuan Pembimbing ..................................................................... i Halaman Pengesahan .......................................................................................... ii Pernyataan Keaslian ............................................................................................. iii Halaman Motto ................................................................................................... iv Kata Pengantar .................................................................................................... v Abstrak ................................................................................................................ viii Daftar Isi ............................................................................................................. ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 4 D. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 5 E. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 8 F. Penegasan Istilah .................................................................................... 11 G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) 1. Pengertian BMT ............................................................................. 14

  2. Produk-Produk BMT

  a. Produk Penghimpun Dana ......................................................... 17

  B. Konsep Strategi Pemasaran

  1. Pengertian Strategi ............................................................................ 21

  2. Macam-macam Strategi Pemasaran .................................................. 23

  C. Pengertian Simpanan Berjangka (Deposito)

  1. Pengertian Simpanan Berjangka atau Deposito ................................ 26

  2. Prosedur Pembukaan Rekening Deposito ......................................... 27

  3. Macam-macam Deposito .................................................................. 28

  BAB III LAPORAN OBJEK A. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan ....................................... 31 B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Ijtihad Pabelan ................................. 31 C. Identitas BMT Al-Ijtihad Pabelan

  1. Alamat Kantor BMT Al-Ijtihad Pabelan .......................................... 32

  2. Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan ................................... 33

  3. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-masing Karyawan ......... 35

  BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al- Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 Hingga 2014 ..................................... 40 B. Analisis Strategi Pemasaran Simpnan Berjangka di BMT Al Ijtihad Pabelan ................................................................................................ 41 C. Analisi Kendala dalam Laksanakan Strategi Pemasaran Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan .................................................. 46 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 51

  Daftar Pustaka ................................................................................................ 54 Daftar Riwayat Hidup Lampiran

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 4. 1 Tingkat Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka BMT Al-Ijtihad Pabelan Tahun 2012 hingga Tahun 2014 ........................................... 40

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Pengurus BMT Al-Ijtihad Pabelan.................. 33 Gambar 3. 2 Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan ................................. 33

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perbankan syariah banyak tersebar luas di berbagai wilayah dan negara

  terutama di negara Indonesia. Di Indonesia sendiri lembaga keuangan syariah sudah tersebar di mana-mana. Lembaga keuangan Islam yang ada di Indonesia ada banyak macamnya. Di antara lembaga keuangan syariah itu adalah bank syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS). BUS di Indonesia banyak macamnya seperti Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah dan masih banyak lagi lainnya. Sedangkan UUS yang ada di Indonesia salah satunya Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). Tidak hanya itu saja sebenarnya masih banyak lembaga keuangan syariah lainnya seperti asuransi syariah dan pasar modal syariah.

  Pengertian dari bank syariah secara umum adalah lembaga keuangan yang memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang diambil dari Al-Quran dan Hadis Nabi SAW (Sudarsono, 2005). Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut atau meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan untuk melakukan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal usaha perjudian) di mana hal ini tidak dapat dijamin dalam sistem perbankan konvensional. Fungsinya sama dengan bank konvensional yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan jasa keuangan lainnya. Tetapi yang membedakan adalah cara operasionalnya, produk, kesepakatan, dan sistem yang dipakai.

  Berkembangnya bank-bank syariah di Indonesia dimulai sejak awal tahun 1990- an. Di Indonesia, pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI).

  BMI berdiri tahun 1992, bank ini didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim Indonesia. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Dalam UU ini berisikan tentang izin pendirian Badan Usaha Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) oleh bank konvensional. Hal tersebut diperkuat lagi dengan adanya UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, serta pasal 33 UUD 45 tentang jati diri kedudukan, permodalan, dan pembinaan koperasi. PP No. 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi serta KEP.MEN koperasi, dan UKM No.

  91/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha KJKS.

  Pengertian dari BMT sendiri adalah yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syariah), menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi: baitul

  (bait = rumah, at tamwil = pengembangan harta), yaitu melakukan kegiatan

  tamwil

  pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas zakat, infak dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.

  Meskipun bank syariah dan BMT di Indonesia telah berdiri sudah lama, namun keberadaanya masih kurang diminati masyarakat pada umumnya. Hal ini mungkin berkaitan dengan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap produk atau jasa yang ditawarkan dari bank-bank syariah dan BMT serta kurangnya sosialisasi dari produk dan jasa tersebut kepada masyarakat. Padahal dalam kaitanya dengan produk dan jasa, ada perbedaan yang menyolok antara prinsip-prinsip pada produk dan jasa bank syariah dengan prinsip dalam produk dan jasa bank konvensional (Sudarsono,2005).

  Contohnya produk yang ditawarkan BMT Al-Ijtihad kepada anggotanya sendiri ada 2 yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana. Produk penyimpanan dana di BMT Al-Ijtihad sendiri yaitu Si Suqur, Si Rela, Si Suka, dan Si Haji. Sedang produk penyaluran dananya yaitu Mudharabah, Musyarakah, Ijaroh, dan Qardhul Hasan.

  Seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap BMT, menuntut pihak BMT untuk profesional dalam pelaksanaanya dan mensosialisan produk- produknya. Akan tetapi dengan seiring berkembangnya zaman yang semakin pesat banyak berdiri lembaga atau perusahaan bahkan atas nama individu yang menjalankan bisnis jasa akan semakin banyak pesaing, maka semakin banyak pula pilihan bagi nasabah untuk memilih bank syariah yang mereka inginkan. Bagi perusahaan yang tidak begitu mempertahankan kualitas pelayanannya maka segera akan ditinggalkan pelanggan. Hal ini akan menjadi tanggung jawab perusahaan atau meningkatkan aset yang dimiliki juga menentukan strategi pemasaran agar bisa merangkul banyak anggota atau nasabah. Dari strategi itu akan muncul kendala- kendala yang akan dihadapi pihak BMT. Lalu akan muncul gagasan apakah strategi yang dilakukan selama ini efektif atau tidak. Maka dari itu penulis akan meneliti tentang ”Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga 2014 ”.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan selama 2012-2014?

2. Bagaimana strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di

  BMT Al-Ijtihad Pabelan? 3. Bagaimana kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad selama 2012-2014.

  2. Mengetahui strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan.

  3. Untuk mengetahui kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan.

  Kegunaan dari tugas akhir ini adalah: 1.

  Kegunaan Bagi Mahasiswa a.

  Agar memberikan pengalaman belajar, pengetahuan serta menambah wawasan bagi mahasiswa tentang strategi pemasaran produk-produk dalam lembaga keuangan syariah.

  b.

  Sebagai referensi mahasiswa dalam melakukan penelitian.

  c.

  Sebagai pengembangan pembelajaran yang telah diperoleh selama melakukan perkuliahan.

  2. Kegunaan Civitas Akademik IAIN Salatiga a.

  Sebagai literatur bagi perpustakaan kampus IAIN Salatiga.

  b.

  Agar dapat menambah informasi dan referensi bagi mahasiswa jurusan D III Perbankan Syariah.

  3. Kegunaan Bagi Pengelola Lembaga BMT Memberi saran dan masukan bagi lembaga untuk memperbaiki kinerja karyawan serta BMT itu sendiri dalam bagaimana cara untuk melayani nasabah dan melakukan strategi pemasaran produk.

D. Penelitian Terdahulu

  Penilitian terdahulu adalah kajian tentang hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kegunaan penelitian terdahulu adalah untuk membedakan antara penelitian ini dengan penelitian sejenis yang telah dilakukan serta untuk melihat persoalan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Sejauh penelusuran singgung dengan judul yang diangkat dengan penelitian karya ilmiah ini, di antaranya adalah:

  1. Penelitian yang pertama yaitu “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Nasabah Deposito Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah Magelang yang disusun oleh (Fitria: 2012) dapat disimpulkan: a.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito mudharabah yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) Unit Pelayanan Syariah Magelang karena BMI sesuai dengan syariah Islam.

  b.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito mudharabah yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah Magelang karena BMI dekat dengan rumah.

  c.

  Pembagian bagi hasil yang menguntungkan antara kedua belah pihak yaitu pihan bank dan pihak nasabah” (Fitria: 2012).

  Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Fitria dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang dilakukan Indah Fitri adalah faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito di Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah Magelang sedangkan penelitian yang ditulis oleh penulis adalah strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan.

  2. Penelitian yang kedua yaitu “Strategi Produk Penghimpunan Dana Deposito

  Mudharabah

  di BPRS PNM Binama Semarang”. Tugas akhir ini disusun oleh dalam pemasaran penghimpunan deposito mudharabah BPRS PNM Binama kepada masyarakat. Strategi yang ditempuh oleh pengelola BPRS PNM Binama dengan memperluas jaringan dan menggunakan sistem jemput bola (Jannah: 2012).

  Perbedaan penelitian yang disusun oleh (Jannah: 2012) dengan penelitian yang diteliti oleh penulis adalah kalau yang dilakukan Jannah itu hanya satu tahun sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perkembangan nilai simpanan selama tiga tahun.

3. Penelitian yang ketiga yaitu “Analisis Segmentasi Berbasis Persepsi Konsumen

  (Studi Produk Deposito PT BPR Kartasura Makmur)” oleh (Mulya: 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa segmen deposito BPR Kartasura Makmur terbagi menjadi dua segmen. Segmen yang pertama adalah berbasis pelayanan karena deposan memilih membuka deposito dengan alasan pelayanan dan fasilitas, sedangkan segmen kedua adalah berbasis manfaat disebabkan deposan memilih membuka deposito karena alasan suku bunga dan investasi. Variabel segmentasi yang digunakan BPR Kartikasura Makmur adalah demografi, geografi dan manfaat (Mulya: 2013).

  Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh (Mulya: 2013) dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis “Analisis Segmentasi Berbasis Persepsi Konsumen (Studi Produk Deposito PT BPR

  Kartasura Makmur)” adalah kalau penelitian yang dilakukan oleh (Mulya: 2013) itu pembagian nasabah berdasarkan

  4. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sulhida Silmi dalam Jurnal Ilmiah yang berjudul “Persepsi Nasabah tentang Relationship Marketing dan Pengaruhnya terhadap loyalitas (Studi pada Nasabah Tabungan Utama PT Bank Mega Syariah Cabang Malang”. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa nasabah menyatakan loyal terhadap PT Bank Mega Syariah Cabang Malang yang diukur dengan relationship marketing yang terdiri dari kepercayaan, komitmen dan komunikasi. Relationship marketing (kepercayaan) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah PT Bank Mega Syariah Cabang Malang. Relationship marketing secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah PT Bank Mega Syariah Cabang Malang (Sulhida: 1).

5. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rinda Asytuti dalam Jurnal Muqtasid

  (Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah) yang berjudul “Kritik terhadap Pemasaran Bank Syariah (Pendekatan Eksperiental Marketing). Hasil dari penelitian ini adalah, bahwa salah satu upaya peningkatan share perbankan syariah dapat dilakukan melalui penguatan pemasaran. Seperti diketahui, bisnis perbankan adalah salah satu bisnis kategori high kompetitif dikarenakan produk dan supplynya yang tinggi, untuk itu diperlukan strategi pemasaran yang efisien dan efektif guna memenangkan persaingan. Salah satu pendekatan strategi pemasaran yang dapat dilakukan adalah pemuasan eksperiental (pengalaman) pelanggan. Melalui pendekatan eksperiental marketing dapat memberikan

E. Metode Penelitian

  Metode penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan sistem atau suatu cara kerja untuk memahami suatu subjek atau objek sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan ditanggung keabsahannya. Tujuan metode penelitian ini sendiri adalah mencari informasi yang dibutuhkan untuk judul yang saya buat (Hasan, 2000). Metode penelitian yang saya gunakan adalah : 1.

  Jenis penelitian Jenis penelitian dari tugas akhir yang saya buat ini adalah penelitian kualitatif.

  2. Tipe penelitian Metode penelitian deskriptif adalah penelitian ditujukan untuk menggambarkan suatu keadaan secara apa adanya. Jadi di sini peneliti tidak melakukan manipulasi terhadap objek penelitian.

  3. Teknik pengumpulan data a.

  Observasi langsung Penelitian ini dilakukan langsung kepada objek yang akan diteliti yaitu BMT Al-Ijtihad Pabelan.

  b.

  Metode interview Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan sistem tanya jawab antara narasumber yang bersangkutan dengan penulis penelitian tersebut (A. Black dan J. Champion, 1992: 285). Metode ini dengan cara melakukan wawancara

  accounting BMT Al-Ijtihad Bp. Sigit Adi Purhita S.E, marketing BMT Bp.

  Triyanto dan teller BMT Ibu Sari Oktaviani.

  c.

  Metode dokumentasi Menurut Moleong (2011: 248) upaya yang dilakukan dalam analisis data yaitu dengan mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data sesuai prosedur yang ada di BMT Al-Ijtihad Pabelan.

4. Teknik analisis data a.

  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian atau sumber data akurat. Data ini didapatkan dari BMT Al-Ijtihad Pabelan, sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain data perkembangan anggota yang menyimpan dana di BMT Al-Ijtihad Pabelan ini.

  b.

  Data Skunder Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari BMT Al- Ijtihad Pabelan, antara lain dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, sumber-sumber data atau dokumen-dokumen BMT AL-Ijtihad Pabelan yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir, dan lain-lain (Moleong, 2011: 157).

F. Penegasan Istilah

  Penegasan istilah dari proposal ini adalah : 1.

  BMT adalah lembaga keuangan syariah yang berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat kecil berupa zakat, infaq, shadaqah (ZIS) yang disalurkan untuk masyarakat kecil, faqir, miskin untuk pengembangan usaha berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Al Qur‟an dan Sunnah Rasul-Nya (Irwan, 2013) 2. Strategi pemasaran secara umum adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (Kotler, 2001).

3. Si Suka (Simpanan Berjangka) adalah simpanan ini bedasarkan akad wadiah yad

  dhamanah dan hanya bisa diambil pada saat jatuh tempo yaitu 3, 6, 12, 18 atau

  24 bulan serta mendapat bagi hasil yang sudah disepakati pada saat akad, dan apabila diambil diluar jatuh tempo akan dikenakan denda pada saat penarikan.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

  Pada penulisan tugas akhir ini terdapat satu bab yang terdiri dari beberapa sub bab yang diuraikan kembali. Sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan. berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan. produk penghimpun dana dan penyaluran dana yang ada di BMT. Kedua konsep strategi pemasaran yang terdiri dari pengertian strategi, prinsip dalam pemasaran, macam- macam strategi pemasaran. Ketiga pengertian deposito, prosedur pembukaan rekening deposito dan macam-macam deposito.

  Bab III Laporan objek tugas akhir ini adalah salah satu BMT yang berada di daerah Salatiga dan sekitarnya yaitu BMT Al-Ijtihad Pabelan. Untuk melakukan penyusunan tugas akhir, penulis melakukan peninjauan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas pada laporan tugas akhir ini, yang berjudul “Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 h ingga Tahun 2014” mulai dari sejarah berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan, visi dan misi BMT, tujuan berdirinya BMT, alamat BMT, susunan struktur organisasi, dan penjabaran tugas serta wewenang masing-masing pekerja yang ada di BMT Al-Ijtihad Pabelan.

  Bab IV Analisis dalam bab ini akan menjelaskan tentang bagaimana cara menganalisa masalah yang dihadapi oleh BMT Al-Ijtihad Pabelan yang terkait serta jalan keluar atau saran yang diberikaan kepada BMT Al-Ijtihad Pabelan oleh penulis yaitu tentang bagaimana perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan selama 2012 hingga 2014, bagaimana strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan, bagaimana kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) 1. Pengertian Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia akhir-akhir ini

  sangat pesat pertumbuhannya. Berbagai lembaga keuangan banyak yang bermunculan baik lembaga keuangan makro seperti bank syariah maupun lembaga keuangan mikro lainnya seperti BMT. Sebenarnya sejak zaman Rosulullah SAW sudah ada lembaga keuangan tetapi bukan BMT melainkan

  baitul mal. Baitul mal yang ada di zaman Rosulullah SAW adalah lembaga

  keuangan yang menerima pendapatan (revenue collection) dan pembelanjaan (expenditure). Baitul mal yang didirikan oleh Rosulullah SAW tidak mempunyai bentuk yang formal sehingga memberikan fleksibilitas yang tinggi dan nyaris tanpa birokasi.

  Baitul mal zaman Rosulullah SAW bukan hanya lembaga BAZIS yang

  dikenal sekarang akan tetapi baitul mal yang memainkan kebijakan fiskal sebagaimana yang dikenal ekonomi sekarang. Kebijakan fiskal yang dilakukan akan memberikan dampak langsung pada tingkat investasi dan secara tidak langsung memberikan dampak pada tingkat inflasi dan

  Akhir-akhir ini Usaha Menengah Kebawah Mikro (UMKM) di Indonesia perkembanganya sangatlah pesat. Salah satu UMKM yang berkembang saat ini adalah koperasi dan BMT. Perkembangan BMT di Indonesia muncul sejak diprakarsainya bank syariah tahun 1990 oleh Majelis Umum Indonesia (MUI). Munculnya bank syariah ini karena adanya Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan yang diselenggarakan pada tanggal 22-25 Agustus 1990 yang diperkasai oleh MUI. Hasil Lokakarya tersebut dilanjutkan dan dibahas dalam Musyawarah Nasional IV (MUNAS IV) MUI di Hotel Sahid Jaya Jakarta. Hasil munas membentuk tim perbankan MUI yang bertugas mensosialisasikan rencana pendirian bank syariah di Indonesia.

  Selanjutnya pada tanggal 1 November 1991 tim ini berhasil mendirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang beroperasi sejak September 1992. Pada awal kehadiran BMI ini belum mendapat perhatian khusus dari pemeritah dan lembaga industri yang ada di Indonesia. Namun perkembangan BMI dapat tetap eksis. Ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 baru telah mengilhami pemerintah memberikan perhatian dan mengatur secara luas dalam undang-undang serta memacu berdirinya bank-bank syariah lainnya.

  Kehadiran BMI ini diharapkan mampu membangun sistem keuangan ekonomi dan dapat menyentuh kalangan bawah. Akan tetapi pada pelaksanaanya terhambat oleh adanya peraturan undang-undang yang mengatur prosedur perbankan. Sehingga dibentuklah Bank Perkreditan Rakyat yaitu terhambat oleh adanya pemusatan kekayaan hanya pada segelintir orang yakni para pemilik modal. Sehingga komitmen untuk membantu masyarakat bawah terhalang oleh kendala baik dari sisi hukum maupun teknis. Kemudiaan dari persoalan di atas, mendorong munculnya lembaga keuangan syariah alternatif. Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis tetapi juga sosial. Lembaga tersebut adalah Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). BMT adalah lembaga keuangan syariah yang berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat kecil berupa zakat, infaq, shadaqah (ZIS) yang disalurkan untuk masyarakat kecil, faqir, miskin untuk pengembangan usaha berdasarkan ketentuan yang telah di tetapkan Al Qur‟an dan Sunnah Rasul-Nya (Irwan, 2013).

  BMT adalah lembaga keuangan yang sama fungsinya seperti bank syariah. Yang membedakan adalah di dalam bank syaraiah menawarkan tiga produk sedangkan di BMT hanya menawarkan dua produk saja yaitu produk penyimpan dana atau yang biasa disebut funding dan penyaluaran dana atau

  lending.

  Sebenarnya di BMT ada banyak produk penghimpunan dan penyaluran dana yang secara teknis finansial dapat dikembangkan sebuah lembaga keuangan Islam termasuk BMT. Namun dalam prakteknya sebagian besar BMT masih membatasi diri dengan penerapan beberapa produk saja yang dianggap aman oleh BMT. Misal dalam memobilisasi dana BMT lebih penerapannya. Akan tetapi apabila menyalurkan dananya kembali kepada masyarakat dalam bentuk fasilitas penyaluran dana, BMT lebih mengedepankan produk murabahah dengan alasan dalam penerapan BMT bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual barang halal yang dibutuhkan oleh anggota. Mula-mula BMT membeli barang sebagaimana dimaksud kepada pihak ketiga dengan harga tertentu, secara langsung atau yang mewakili yang ditunjuk, untuk selanjutnya barang tersebut dijual kepada nasabah dengan harga tertentu setelah ditambah keuntungan yang telah disepakati bersama..

2. Produk-Produk BMT a. Produk Penghimpun Dana

  1) Prinsip wadi’ah yad dhamanah

  Akad

  wadi’ah menurut pasal 20 ayat 17 komplikasi Hukum

  Ekonomi Syariah (2009) ialah penitipan dana antara pihak pemilik dan penerima titipan yang dipercaya untuk menjaga dana tersebut dari pihak yang menitpkan dana. Menurut Ascarya macam-macam simpanan

  wadi’ah yang ada di BMT

  pada umumnya yaitu:

  a) Wadi’ah yad amanah

  Wadi’ah yad amanah adalah akad penitipan di mana pihak

  penerima titipan tidak diperbolehkan menggunakan barang atau titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima. Pihak penerima titpan dapan membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitip.

  b) Wadi’ah yad dhamanah

  Wadi’ah yad dhamanah adalah akad penitipan barang di mana

  pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat memanfaatkan barang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang tersebut menjadi hak penerima titipan. 2)

  Prinsip Tabungan Mudharabah Produk BMT mudharabah adalah produk yang banyak digunakan di perbankan maupun BMT di Indonesia untuk menyalurkan kepada masayarakat. Produk ini juga banyak diminati masyarakat baik masyarakat biasa maupun masyarakat kalangan atas.

  Mudharabah adalah salah satu akad kerjasama kemitraan berdasarkan

  prinsip berbagi untung dan rugi (profit and loss sharing principle), dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua belah pihak, di mana pihak pertama memiliki dana atau menyediakan dana yang disebut shabib

  al-maal

  atau rabb al-mal, sedang yang kedua memliki keahlian (skill) dan bertanggung jawab atas pengelolaan dana atau manajemen usaha dibagi berdasarkan kesepakatan pada saat aqad sedangkan kerugian hanya ditanggung oleh pemilik modal (PSAK: 105).

b. Produk Penyaluran Dana

  a) Prinsip Mudharabah

  Produk pembiayaan mudharabah adalah salah satu akad kerjasama kemitraan berdasarkan prinsip berbagi untung dan rugi (profit and loss

  sharing principle), dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua belah pihak, di

  mana pihak pertama memiliki dana atau menyediakan dana yang disebut

  shabib al-maal atau rabb al-mal , sedang yang kedua memliki keahlian

  (skill) dan bertanggung jawab atas pengelolaan dana atau manajemen usaha halal tertentu atau disebut mudharib di mana keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan awal sedangkan kerugian hanya ditanggung oleh pemilik modal (PSAK 105).

  b) Prinsip Musyarakah

  Akad kerja sama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau aset nonkas yang diperkenankan syariah (PSAK: 106).

  c) Prinsip Murabahah

  Murabahah adalah salah satu produk penyaluran dana yang Dalam penerapan BMT bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual barang halal yang dibutuhkan oleh anggota. Mula-mula BMT membeli barang sebagaimana dimaksud kepada pihak ketiga dengan harga tertentu, secara langsung atau yang mewakili yang ditunjuk, untuk selanjutnya barang tersebut dijual kepada nasabah dengan harga tertentu setelah ditambah keuntungan yang telah disepakati bersama (PSAK: 102).

  d) Bai’ As-Salam

  Bai’ As-Salam adalah jual beli dengan cara pemesanan dan

  pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu. Pembayaran harus dibayar pada waktu yang disepakati saat akad dilakukan. Sedangkan waktu penyerahan barang berdasarkan kesepakatan dengan kualitas dan jumlah yang disepakati pula (PSAK: 103).

  e) Bai’Al-Istishna’

  Bai’Al-Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan

  pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tetentu yang disepakati antara pemesan dan penjual barang. Pada prinsip

  bai’ al- Istishna’ ini biasanya BMT melakukan untuk pembiayaan manufaktur dan

  konstruksi jangka pendek. Walaupun hampir sama akad antara

  bai’ al- istishna’ dengan bai’ as-salam hampir sama dalam akadnya, akan tetapi

  prinsip antara keduanya tetap berbeda (PSAK: 104).

  f) Al Ijarah dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam transaksi yang dilakukan BMT pada umumnya, BMT menyewakan suatu aset yang sebenarnya telah dibeli oleh BMT kepada nasabahnya dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah sewa yang sudah disepakati pada saat akad (Karim, 2007: 289).

B. Konsep Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Pemasaran

  Strategi pemasaran adalah penekanan pada analisis struktur pasar orientasi dan dukungan pelanggan, serta memposisikan dalam mengawasi rantai nilai (Alma, 2007). Definisi pemasaran menurut American Marketing

  Association (AMA) seperti yang dikutip oleh Rhenald Kasali (1998: 53)

  pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide dan jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya.

  Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan dan keputusan yang mengharuskan perusahaan menentukan visi, misi dan tujuan perusahaan, melakukan analisis eksternal dan internal, menentukan strategi yang sesuai, mengimplementasikan strategi, serta mengevaluasi, memodivikasi atau merubah strategi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pengertian tersebut mengandung fungsi-fungsi dasar pemasaran, yaitu perencanaan (plaining)

2. Macam-macam Strategi Pemasaran

  Strategi pemasaran sangat berpengaruh untuk kemajuan sebuah perusahaan yang menawarkan barang atau jasa. Salah satu strategi pemasaran yang ada saat ini adalah marketing mix (bauran pemasaran). Kegiatan ini dilakukan secara bersamaaan di antara elemen-elemen yang ada di dalam

  marekting mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen lainnya.

  Penggunaaan bauran pemasaran di dunia perbankkan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep sesuai dengan kebutuhan bank. Dalam praktiknya konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran produk barang maupun jasa. Khusus untuk produk yang berbentuk barang jasa diberlakukan konsep yang sedikit berbeda dengan produk barang.

  Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran terdiri dari empat P yaitu: 1) Product; 2) Price; 3) Place; 4) Promotion. Sementara itu, Boom dan Bitner menambah dalam analisis jasa, bauran pemasaran di samping empat P seperti yang dikemukakan di atas, terdapat tambahan tiga P, yaitu: 1) People

2) Phsycal Eviden 3) process. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan

  bahwa secara keseluruhan pengguna konsep bauran pemasaran untuk produk jasa jika digabungkan menjadi tujuh P. Berikut tujuh P di atas serta penjelasannya (Kotler dan Amstrong, 2012): a.

  Produk (product) perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk di dalam dunia perbankkan adalah menawarkan produk-produk yang ada di bank tersebut.

  b.

  Harga (price) Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010: 281) harga adalah,

  “Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut. Dalam dunia perbankkan yang dimaksut dengan harga adalah penentuan biaya administrasi dari awal pembukaan rekening sampai penutupan rekening.

  c.

  Promosi (promotion) Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau nasabah dalam saluran penjualan barang dan jasa yang ada di perusahhan tersebut. Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi pada nasabah masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media masa seperti koran, majalah, tabloid, radio, televisi dan direct mail (Tjiptono, 2008).

  d.

  Lokasi/ Tempat (place) Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, dengan reducing biaya marketing, sebalik lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi dan desain, sering menjadi daya tarik tersendiri bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan yang memberikan kenyamanan (Kotler, 2012).

  e.

  Orang (people) Dalam hubungan ini orang berfungsi sebagai penyedia berupa ativitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk diberikan kepada nasabah. Oleh sebab itu orang/ pegawai merupakan salah satu kunci penting keberhasilan perusahaan jasa yang langsung memberikan kesan dalam penyampaian jasa. Untuk mencapai kualitas terbaik maka pagawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan pelanggan kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya.

  f.

  Proses (Process) Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada nasabah. Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin di mana jasa disampaikan kepada nasabah.

  g.

  Bukti Fisik (Physical Evidence) Bukti fisik di sini merupakan bukti jasa yang telah diciptakan yakni berupa bukti transaksi yang terjadi.

C. Pengertian Simpanan Berjangka( Deposito) 1. Pengertian Simpanan Berjangka / Deposito

  Simpanan berjangka adalah simpanan yang berdasar akad wadiah yad

  dhamanah dan hanya bisa diambil pada saat jatuh tempo yaitu 1, 3, 6, atau 12

  bulan serta mendapatkan bagi hasil sesuai pada saat akad. Simpanan berjangka dikalangan masyarakat disebut deposito.

  Saat ini dalam dunia perbankan, banyak menawarkan jenis tabungan untuk menarik masyarakat agar membuka tabungan di bank tersebut. Salah satu jenis tabungan yang ditawarkan kepada nasabah apabila nasabah mempunyai uang dalam jumlah yang cukup besar tanpa khawatir akan diincar para penjarah, maka sekarang bank memberikan fasilitas penyimpanan uang dengan bentuk deposito. Deposito banyak diminati oleh para pengusaha dan pemilik uang karena mempunyai beberapa kelebihan dari pada cara penyimpanan uang yang lain, seperti tabungan, giro, kliring dan lain sebagainya. Tidak seperti jenis simpanan lainnya, deposito penyimpanan dan pengambilannya ditentukan oleh waktu yang telah disepakati, baik 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan, sehingga menguntungkan bagi pihak bank untuk mengelola simpanan nasabah tersebut dalam jangka panjang, sedangkan bagi nasabah, deposito menawarkan pembagian keuntungan dengan suku bunga yang cukup tinggi dibandingkan dengan simpanan lainnya dalam sistem perbankan (Trihartono, 1995). Menurut UU No. 10/ 1998, Pasal 1 ayat 7 (1998: 7) yang simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

2. Prosedur Pembukaan Rekening Deposito

  Seperti halnya dengan tabungan, maka deposan yang akan mendepositokan uangnya harus memenuhi beberapa persyaratan. Adapun ketentuan-ketentuan umum untuk menjadi nasabah deposito adalah sebagai berikut: a.

  Nasabah cukup datang ke bank yang dipercaya agar dapat menjamin uang deposan agar tidak akan hilang.

  b.

  Nasabah diharapkan mengisi beberapa formulir aplikasi yang memuat tentang jumlah nominal simpanan dan jangka waktu yang nasabah pilih.