Pengaruh penghayatan sakramen tobat terhadap penghayatan tugas pewartaan mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

  

PENGARUH PENGHAYATAN SAKRAMEN TOBAT TERHADAP

PENGHAYATAN TUGAS PEWARTAAN MAHASISWA

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Hedwigis Dian Permatasari NIM: 051124002

  PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Pemberi sekaligus Penyelenggara Hidup.

  

MOTTO

  “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Luk 1:37)

  

ABSTRAK

  Judul skripsi PENGARUH PENGHAYATAN SAKRAMEN TOBAT

  

TERHADAP PENGHAYATAN TUGAS PEWARTAAN MAHASISWA

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN

AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  dipilih berdasarkan pengamatan sekilas penulis mengenai penghayatan Sakramen Tobat dan penghayatan tugas pewartaan mahasiswa IPPAK. Mahasiwa IPPAK merupakan calon katekis yang mempunyai tugas mewartakan sabda Allah melalui kesaksian hidup sehari-hari. Sebagai seorang calon pewarta seharusnya mempunyai kesadaran di dalam merayakan Sakramen Tobat sehingga pada waktunya nanti mampu mewartakan pertobatan pada umat.

  Penghayatan Sakramen Tobat berarti menghidupi Sakramen Tobat dengan memahami maknanya sehingga mampu menjalankan unsur-unsur yang ada di dalamnya dengan penuh kesadaran mulai dari penyesalan akan dosa, pengakuan, absolusi dan menjalankan penitensi yang ada. Penghayatan tugas pewartaan berarti mahasiswa IPPAK sebagai seorang calon katekis dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri sebagai seorang pewarta dengan menggali pengetahuan, berlatih keterampilan-keterampilan dan juga mempunyai spiritualitas sebagai seorang calon katekis. Seorang pewarta berarti mempunyai profesi mengajar dan mewartakan sabda Allah. Pewartaan sabda Allah dilakukan melalui pengajaran agama, membagi pengalaman hidup Kristiani dan penghayatan hidup beriman. Penghayatan yang dimaksud adalah mengajar umat beriman dengan kesaksian hidup seorang katekis dan bukan hanya dengan kata-kata. Oleh karena itu mahasiswa IPPAK dididik untuk mewartakan sabda Allah melalui kesaksian hidup sehari-hari sehingga mahasiswa dituntut untuk memiliki pertobatan secara terus menerus. Oleh karena itu, hipotesis penelitian ini adalah H : tidak ada pengaruh antara penghayatan Sakramen Tobat dengan penghayatan tugas pewartaan mahasiswa IPPAK dan H : ada pengaruh antara penghayatan Sakramen

1 Tobat dengan penghayatan tugas pewartaan mahasiswa IPPAK.

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa IPPAK USD Yogyakarta dari tingkat pertama hingga keempat. Adapun tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified sample. Adapun penggunaan tehnik tersebut dikarenakan populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan yakni tingkat pertama, kedua, ketiga dan keempat. Pengembangan instrumen dalam penelitian ini menggunakan uji coba terpakai, yakni semua data yang didapat kemudian dianalisis. Data yang baik digunakan sebagai data penelitian sedangkan yang tidak baik tidak digunakan sebagai data penelitian.

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penghayatan Sakramen Tobat sangat mempengaruhi mahasiswa IPPAK terhadap penghayatannya akan tugas pewartaan yakni sebesar 77.1% dengan rumus regresinya adalah Y:- 2.5930+0.703X. Oleh karena itu supaya penghayatan atas tugas pewartaan semakin dihidupi maka penulis menyarankan supaya topik mengenai Sakramen Tobat dijadikan salah satu tema pada kuliah umum, diadakannya rekoleksi mengenai pertobatan dan digalakkannya pelayanan Sakramen Tobat di kampus

  IPPAK secara rutin yakni satu bulan sekali.

  

ABSTRACT

  The author chooses “The Influence of Regretful Sacrament Perception on Informing Duty Perception of Students of Educational Science Especially Catholic Education of Sanata Dharma University” based on a slight observation on Regretful Sacrament Perception and informing duty perception of IPPAK students. The IPPAK students are candidates of catechist who have duty to inform Allah’s words through evidences in daily life. As a candidate of informer the student should have a consciousness in celebrating the Regretful Sacrament so that they will be able to inform regret to human beings.

  Regretful Sacrament Perception means taking care of Regretful Sacrament by understanding its meaning in order to be able to perform elements with fully consciousness from sin regretting, recognition, and absolution and perform the existing penitence. Informing duty perception means that the IPPAK students as the candidate of catechist seriously prepare themselves as informers by searching knowledge, practicing skills and also having spirituality as a candidate of catechist. An informer means that he/she has a profession of teaching and informing Allah’s words. Allah’s words informing is carried out through teaching religion, sharing experiences of Christianity life, and faithful life perception. The perception intended here is teaching the faithful human beings with live evidences of a catechist and not only with words. Therefore, the IPPAK students are educated to inform Allah’s words through the evidences in daily life so that they are demanded to have regret continuously. Hence, this research hypothesis is H : there is no influence between Regretful Sacrament Perception and informing duty perception of IPPAK students; and H : there is influence between Regretful

  

1

Sacrament Perception and informing duty perception of IPPAK students.

  The type of research used is quantitative research. Population in this research is IPPAK students of USD Yogyakarta from the first grade to the fourth. The method of sample taking used is stratified sample. The use of that method is due to the population is divided into grades, i.e. first, second, third, and fourth grade. The instrument development in this research uses applied experiment; that is, all obtained data are then analyzed. The good data are used as the research data whereas the bad data are not used as the research data.

  From the research result it is obtained that the Regretful Sacrament perception is too much influencing the IPPAK students on their perception of informing duty, i.e. 77.1 % with regression formula Y: -2.5930 + 0.703X. Therefore, in order to get the informing duty perception becomes more live, the author suggests to make the topic about Regretful Sacrament as one of themes in general study, to hold recollection of regret and to activate Regretful Sacrament Service in IPPAK campus monthly.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kelimpahan berkat dan rahmat yang telah dicurahkan kepada penulis sehingga skripsi berjudul

  

PENGARUH PENGHAYATAN SAKRAMEN TOBAT TERHADAP

PENGHAYATAN TUGAS PEWARTAAN MAHASISWA PROGRAM

STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA

KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA dapat

  terselesaikan. Penulisan ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk mempelajari lebih dalam lagi mengenai Sakramen Tobat dan tugas pewartaan mahasiswa IPPAK. Oleh karena itu skripsi ini bertujuan untuk menggali seberapa besar pengaruh penghayatan Sakramen Tobat terhadap tugas pewartaan. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd., selaku dosen pembimbing utama yang telah membimbing, meluangkan waktu, memberikan pengarahan, kritik dan saran serta motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir penulisan.

  2. Drs. Y.a.C.H. Mardiraharjo, selaku dosen pembimbing akademik yang telah bersedia memberikan pertolongan, perhatian dan motivasi kepada penulis selama berproses di kampus IPPAK.

  3. Drs. M. Sumarno Ds, SJ., M.A., selaku dosen penguji sekaligus dosen pembimbing yang selama ini telah banyak memberikan perhatian, dukungan, pengarahan serta bimbingannya sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  4. Drs. H.J. Suhardiyanto, SJ., selaku ketua program studi IPPAK yang telah memberikan pengarahan didalam proses penyususnan skripsi.

  5. Segenap staf dosen dan karyawan Prodi IPPAK yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis selama studi sampai terselesaikannya skripsi ini.

  6. Semua Mahasiswa IPPAK yang telah bersedia menjadi sampel penelitian sehingga proses penulisan skripsi ini dapat berjalan lancar.

  7. Keluarga besar Agustinus Sukarno yang telah memberikan dukungan moral dan material selama penulis menempuh studi di IPPAK.

  8. Bapak, Ibu, adik dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dan dukungan spiritual, moral serta material selama penulis menempuh studi di IPPAK.

  9. Teman-teman mahasiswa IPPAK, khususnya angkatan 2004 dan 2005 yang selama ini telah berproses bersama, berbagi pengalaman hidup, memberi dukungan dan kritikan serta peneguhan selama melaksanakan studi di IPPAK.

  10. F.A. Catur S.N yang selama ini telah memberikan semangat dan dengan setia menjadi teman berbagi sampai terselesaikannya skripsi ini.

  11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selama ini telah memberikan dukungan dan bantuan sampai terselesaikannya skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv MOTTO ............................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii

  

ABSTRACT ......................................................................................................... ix

  KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xvi DAFTAR TABEL............................................................................................... xviii DAFTAR DIAGRAM........................................................................................ xx BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................

  1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................

  4 C. Pembatasan Masalah ………………..……………………………….

  5 D. Rumusan Masalah ……………..…………………………………….

  5 E. Tujuan Penulisan …………..………………………………………...

  5 F. Manfaat Penulisan ..………………………………………………….

  5 G. Metode Penulisan ..…………………………………………………..

  6 H. Sistematika Penulisan …………………………………….................

  6 BAB II. SAKRAMEN TOBAT DAN

  8 TUGAS PEWARTAAN MAHASISWA IPPAK ……………………

  A. Sakramen Tobat………………………..……………………….…… 8 1. Pengertian Sakramen……..……………………….………....….

  8 2. Sakramen Tobat……………………..…………….…………….

  10 a. Dasar Biblis Sakramen Tobat…………………………..…….

  10 b. Sejarah Sakramen Tobat………………………………….......

  12

  c. Makna Sakramen Tobat…………………………….………… 19 d. Unsur-unsur Sakramen Tobat…………………………..…….

  22 e. Liturgi Sakramen Tobat……………………………………....

  24 f. Masalah Pastoral Sakramen Tobat............................................

  27 B. Tugas Pewartaan Mahasiswa IPPAK………………………………… 28

  1. Pewartaan Injil…………………………………..………….…… 28

  a. Pengertian Pewartaan ………………………...…….………… 28 b. Tugas Gereja sebagai Pewarta Sabda………………………...

  28

  c. Bentuk Sabda Allah dalam Gereja……………………….…… 29

  d. Katekese……………………………………………………… 31

  2. Mahasiswa IPPAK sebagai Seorang Calon Katekis……………. 33

  a. Pengertian Katekis……………………….…................……… 33 b. Tugas Katekis...........................................................................

  35

  c. Spiritualitas Seorang Katekis………………………………… 36 d. Keterampilan Seorang Katekis…………...…………………..

  39

  e. Sejarah dan Perkembangan IPPAK…………………………… 40

  f. Gambaran Umum Mahasiswa IPPAK tahun Ajaran 2008/2009……………………….............................................

  43

  g. Tujuan IPPAK……………………………….……………..… 43 C. Penelitian Yang Relevan……………………………….…………...

  46 D. Kerangka Berfikir……………………………………….………......

  47 E. Hipotesis………………………………………………….………....

  48 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.........................................................

  49 A. Jenis Penelitian...................................................................................

  49 B. Desain Penelitian................................................................................

  49 C. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 49

  D. Populasi dan Sampel........................................................................... 49 E. Definisi Operasional Variabel............................................................

  50 F. Instrumen Penelitian...........................................................................

  51 1. Jenis Instrumen...............................................................................

  51

  2. Pengembangan Instrumen............................................................... 55

  3. Validitas dan Reliabilitas................................................................ 55 G. Teknik Analisis Data..........................................................................

  56

  1. Jenis Data........................................................................................ 56

  2. Uji Persyaratan Analisis Data......................................................... 56 H. Uji Hipotesis.......................................................................................

  57 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................

  61 A. Data Hasil Penelitian..........................................................................

  61 B. Analisis Hasil Penelitian..................................................................... 63 C. Pembahasan........................................................................................

  77 D. Refleksi Kritis..................................................................................... 80 E. Keterbatasan Penelitian......................................................................

  82 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................

  83 A. Kesimpulan.........................................................................................

  83 B. Saran...................................................................................................

  85 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

  87 LAMPIRAN..................................................................................................... Lampiran 1: Kuesioner Tingkat Pertama................................................ Lampiran 2: Kuesioner Tingkat Kedua ................................................. Lampiran 3: Kuesiner Tingkat Ketiga................................................... Lampiran 4: Kuesioner Tingkat Keempat ............................................. Lampiran 5: Output Regresi................................................................... Lampiran 6: Analisis Soal Tingkat Pertama........................................... Lampiran 7: Analisis Soal Tingkat Kedua............................................. Lampiran 8: Analisis Soal Tingkat Ketiga............................................. Lampiran 9: Analisis Soal Tingkat Keempat......................................... Lampiran 10: Program dan Satuan Proses Kegiatan Rekoleksi...............

  89 (1) (4) (7)

  (10) (13) (16) (17) (18) (19) (20)

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

  

Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan

  kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departermen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal.

  8. B.

   Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979. KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.

  LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja tanggal 21 November 1964.

  SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci tanggal 4 Desember 1963.

C. Singkatan Lain

  Art : Artikel

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Kan : Kanon KS : Kitab Suci

  KSPL : Kitab Suci Perjanjian Lama KWI : Konferensi Waligereja Indonesia PAK : Pendidikan Agama Katolik PPL : Program Pengalaman Lapangan USD : Universitas Sanata Dharma

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 : Mahasiwa IPPAK Tahun Ajaran 2008/2009 Tabel 2 : Sasaran Tiap Tingkatan Mahasiswa IPPAK Tabel 3 : Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian Tabel 4 : Kriteria Klasifikasi Penghayatan Sakramen Tobat Mahasiswa

  IPPAK Berdasarkan Skor Total Tabel 5 : Kriteria Klasifikasi Penghayatan Sakramen Tobat Mahsiswa

  IPPAK Berdasarkan Segi Aspek yang Diungkap Tabel 6 : Kriteria Klasifikasi Penghayatan Sakramen Tobat Mahsiswa

  IPPAK Berdasarkan Segi Aspek Pemahaman Mahasiswa Tingkat 3

  Tabel 7 : Kriteria Klasifikasi Penghayatan Tugas Pewartaan Berdasarkan Skor Total

  Tabel 8 : Kriteria Klasifikasi Penghayatan Tugas Pewartaan Berdasarkan Aspek Yang Diungkap pada mahasiswa tingkat 1 dan 2

  Tabel 9 : Kriteria Klasifikasi Penghayatan Tugas Pewartaan Berdasarkan Aspek Yang Diungkap pada Mahasiswa Tingkat 3

  Tabel 10 : Kriteria Klasifikasi Penghayatan Tugas Pewartaan Berdasarkan Aspek Yang Diungkap pada mahasiswa tingkat 4

  Tabel 11 : Instrumen Soal Tabel 12 : Hasil Penelitian Tabel 13 : Hasil Klasifikasi Variabel Penghayatan Sakramen Tobat Tabel 14 : Diskripsi Penghayatan Sakramen Tobat Berdasarkan Skor

  Total Tabel 15 : Deskripsi Berdasarkan Aspek Pemahaman Mahasiswa IPPAK terhadap Sakramen Tobat Tabel 16 : Deskripsi Berdasarkan Aspek Penyesalan atas Kesadaran Dosa Tabel 17 : Deskripsi Berdasarkan Aspek Melaksanakan Pengakuan Dosa di Hadapan Imam Tabel 18 : Deskripsi Berdasarkan Aspek Melaksanakan Penitensi Tabel 19 : Hasil Deskripsi dari Instrumen Tabel 20 : Hasil Klasifikasi dari Variabel Penghayatan Tugas Pewartaan Tabel 21 : Deskripsi Penghayatan Tugas Pewartaan Berdasarkan Skor Total

  Tabel 22 : Deskripsi Aspek Pengetahuan Mahasiswa IPPAK Tabel 23 : Deskripsi Berdasarkan Aspek Spiritualitas Mahasiswa IPPAK Tabel 24 : Deskripsi Aspek Keterampilan Mahasiswa IPPAK

DAFTAR DIAGRAM

  Diagram 1 : Deskripsi Penghayatan Sakramen Tobat Berdasarkan Skor Total

  Diagram 2 : Deskripsi Berdasarkan Aspek Pemahaman Mahasiswa IPPAK terhadap Sakramen Tobat Diagram 3 : Deskripsi Berdasarkan Aspek Penyesalan atas Kesadaran

  Dosa Diagram 4 : Deskripsi Berdasarkan Aspek Melaksanakan Pengakuan Dosa di Hadapan Imam Diagram 5 : Deskripsi Berdasarkan Aspek Melaksanakan Penitensi Diagram 6 : Hasil Deskripsi dari Instrumen Diagram 7 : Deskripsi Penghayatam Tugas Pewartaan Berdasarkan Skor

  Total Diagram 8 : Deskripsi Aspek Pengetahuan Mahasiswa IPPAK Diagram 9 : Deskripsi Berdasarkan Aspek Spiritualitas Mahasiswa IPPAK Diagram 10 : Deskripsi Aspek Keterampilan Mahasiswa IPPAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Umat Kristiani sering menyebut Sakramen Tobat dengan istilah rekonsiliasi. Dokumen resmi Gereja sendiri biasa menyebut rekonsiliasi dengan istilah Sakramen Tobat (SC, art. 72). Istilah rekonsiliasi mempunyai makna bagaimana relasi antara Allah

  dengan manusia berdamai kembali yang diaktualisasikan melalui perdamaian hidup dengan sesama manusia. Istilah ini menekankan bahwa Allah sendiri yang mempunyai inisiatif terlebih dahulu supaya manusia berdamai denganNya sehingga terciptalah dunia yang aman dan damai.

  Membangun kehidupan bersama di dalam jemaat yang penuh kedamaian dan kebahagiaan tidaklah mudah. Orang suka menuduh dan membicarakan kesalahan dan kejelekan orang lain tanpa tahu perasaan orang lain. Sulitnya membangun kehidupan masyarakat yang penuh kedamaian disebabkan karena keberadaan manusia yang merupakan seorang pendosa. Dosa membuat relasi kita dengan Allah, sesama dan lingkungan semakin rusak. Setiap manusia pasti mempunyai beban hidup atau dosa yang membuat manusia lumpuh semangatnya, lumpuh jiwanya dan lumpuh hidup rohaninya.

  Keberdosaan manusia dapat diampuni apabila manusia bertobat atau berbalik kepada Allah. Setiap manusia khususnya mereka yang telah dibaptis membutuhkan Sakramen Tobat, bahkan di dalam Kitab Hukum Kanonik (kan. 988) menegaskan:

  (1) Orang beriman kristiani wajib mengakukan semua dosa berat menurut jenis dan jumlahnya, yang dilakukan sesudah baptis dan belum secara langsung diampuni oleh kuasa kunci Gereja, serta belum diakukan dalam pengakuan pribadi, dan yang disadarinya setelah meneliti diri secara seksama. (2) Dianjurkan kepada umat beriman kristiani agar juga mengakukan dosa-dosa ringan.

  Jadi setiap umat beriman Kristiani yang termasuk juga para mahasiswa wajib merayakan Sakramen Tobat. Bahkan di dalam Alkitab mengajarkan mengenai pertobatan sejati seperti halnya pada Mat 4:17 “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat” dan pada perumpamaan mengenai “anak yang hilang” (Luk 15:11-32). Jadi semakin jelaslah bahwa merayakan Sakramen Tobat bukan hanya sekedar syarat untuk dapat menjadi pengikut Kristus namun lebih pada suatu dinamisme kehidupan agar umat Katolik semakin dapat menghayati kehidupan dan melaksanakan tobat setiap hari dalam misteri wafat dan kebangkitan Kristus.

  Mahasiswa IPPAK (Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik) merupakan seorang calon katekis. Katekis adalah umat beriman Kristiani yang dipanggil dan diutus oleh Allah menjadi seorang pewarta sabda Allah. Seorang pewarta berarti mempunyai profesi mengajar dan mewartakan sabda Allah. Pewartaan sabda Allah dilakukan melalui pengajaran agama, membagi pengalaman hidup Kristiani dan penghayatan hidup beriman. Penghayatan yang dimaksud adalah mengajar umat beriman dengan kesaksian hidup seorang katekis dan bukan hanya dengan kata-kata. Oleh karena itu mahasiswa IPPAK dididik untuk mewartakan sabda Allah melalui kesaksian hidup sehari-hari sehingga mahasiswa dituntut untuk memiliki pertobatan secara terus menerus supaya akhirnya beriman mendalam, berkepribadian utuh, mampu berefleksi atas imannya dan membangun jemaat.

  Seorang katekis harus mampu mengajak orang lain untuk mampu menghayati misteri penyelamatan Kristus sehingga jemaat menjadi seorang yang beriman mendalam yang selalu mengalami pertobatan secara terus-menerus. Seorang katekis harus selalu bertumbuh berkembang dalam imannya sehingga dapat membantu orang lain untuk membuka diri dan memperkembangkan iman umat. Beberapa katekis jarang melakukan terhadap mereka yang miskin, lemah dan tersingkir. Mereka terkadang hanya memperhatikan dan dekat dengan orang yang memiliki harta.

  Khotbah ataupun pengajaran yang dilaksanakan oleh katekis terkadang hanya membaca buku pegangan dan terlepas dari hidup sehari-hari. Apa yang diajarkan oleh mereka tanpa diimani lebih mendalam dengan hidup sehari-hari, mereka tidak sadar bahwa yang sebenarnya diwartakan adalah misteri penebusan dosa manusia oleh Yesus Kristus bukan diri mereka sendiri. Hal ini mengakibatkan pewartaan kurang dapat merasuk ke dalam hati umat beriman karena hanya seperti pengajaran dogmatis. Beriman berarti bertobat secara terus-menerus. Oleh karena itu sebagai seorang calon katekis juga harus selalu mengalami pertobatan bahkan merayakan Sakramen Tobat sesering mungkin.

  Saat ini umat Katolik jarang masuk ke tempat pengakuan, di Eropa dan di Amerika hampir tidak terdapat lagi antrian di depan ruang pengakuan. Di NTT (Nusa Tenggara Timur) juga mengalami penurunan kuantitas (Maas, 1999: 12). Pada tahun 1970-an masih banyak orang yang suka merayakan Sakramen Tobat dengan pengakuan dosa pribadi. Bahkan pada awal abad XX, Paus Pius X menganjurkan agar umat beriman sesering mungkin untuk menerima komuni suci dan untuk menerima komuni orang harus bersih dari dosa. Anjuran tersebut mengakibatkan orang berbondong-bondong untuk mengantri dalam merayakan Sakramen Tobat sebelum perayaan Ekaristi (Martasudjita, 2003: 328).

  Penulis juga mendapatkan pengakuan dari beberapa mahasiswa IPPAK (Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik) yang hanya menerima Sakramen Tobat pada masa Natal dan Paska. Bahkan beberapa mahasiswa yang diketahui oleh penulis mereka sudah 4 (empat) tahun tidak merayakan Sakramen Tobat dan terdapat yogyakarta. Mereka lebih senang mengakukan kesalahan kepada sesamanya dalam bentuk sharing. Praktek pengakuan seperti ini merupakan suatu bentuk ritual pengakuan dosa dan tobat tetapi hal ini tidak dapat menggantikan perayaan Sakramen Tobat.

  Pada dasarnya penurunan frekuensi ini belum dapat dipastikan dengan jelas apa penyebabnya. Menurut pengamatan penulis, para pelayan sakramen siap sedia melayani umatnya yang menginginkan pelayanan Sakramen Tobat meskipun bukan masa Natal ataupun Paska. Bahkan penulis pernah mengalami ada seorang pastor di sebuah paroki di Jawa Barat yang dengan sengaja mengumumkan di Gereja bahwa beliau dengan senang hati dan kapan saja melayani Sakramen Tobat apabila umat menghendakinya. Selama ini penulis juga belum pernah mendengar ataupun mengalami kalau pastor membongkar rahasia dari ruang pengakuan. Ini berarti bahwa pastor benar-benar dapat menjaga kerahasiaan yang ada di dalam ruang pengakuan, sesuai dengan tugasnya sebagai seorang pelayan sakramen yang tercantum pada KHK, kan. 983.

  Adanya permasalahan-permasalahan ini menggugah penulis untuk menulis skripsi dengan judul “PENGARUH PENGHAYATAN SAKRAMEN TOBAT TERHADAP PENGHAYATAN TUGAS PEWARTAAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”.

B. Identifikasi Masalah

  1. Menurut Dokumen Gereja apakah Sakramen Tobat itu?

  2. Bagaimanakah relasi manusia saat ini dengan sesamanya?

  3. Bagaimanakah umat beriman Kristiani memenuhi kewajibannya merayakan Sakramen Tobat?

  Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik)?

  5. Bagaimanakah penghayatan tugas pewartaan calon katekis dewasa ini?

  6. Bagaimanakah pengaruh penghayatan Sakramen Tobat terhadap penghayatan tugas pewartaan?

  7. Bagaimanakah peranan Klerus dalam melayani Sakramen Tobat?

  C. Pembatasan Masalah

  Topik yang diambil oleh penulis ini tentunya sangat luas tetapi dikarenakan adanya berbagai keterbatasan dalam mendapatkan bahan dan sumber yang didapat maka penelitian ini akan dibatasi pada penghayatan Sakaramen Tobat mahasiswa IPPAK (Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik) dalam hubungannya dengan penghayatan tugas pewartaan sebagai seorang calon katekis.

  D. Rumusan Masalah

  Melihat pembatasan masalah di atas maka rumusan permasalahan skripsi ini adalah: Seberapa besar pengaruh penghayatan Sakramen Tobat terhadap penghayatan tugas pewartaan mahasiswa IPPAK?

  E. Tujuan Penulisan

  Skripsi ini mempunyai tujuan untuk menggali seberapa besar pengaruh penghayatan Sakramen Tobat terhadap penghayatan tugas pewartaan mahasiswa IPPAK sekaligus mengetahui sebab-sebab jarangnya mahasiswa merayakan Sakramen Tobat.

  F. Manfaat Penulisan metode guna menumbuhkembangkan penghayatan Sakramen Tobat para mahasiswa IPPAK sehingga mereka semakin menghayati tugasnya sebagai seorang pewarta.

  2. Memenuhi salah satu prasyarat kelulusan S1 di program studi IPPAK-USD Yogyakarta.

  G. Metode Penulisan

  Penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif analistis. Melalui metode ini penulis akan menggambarkan permasalahan yang ada melalui pemaparan data yang diperoleh dari penelitian dan studi pustaka. Data-data yang dihasilkan akan dianalisis guna mengetahui seberapa besar pengaruh penghayatan Sakramen Tobat terhadap penghayatan tugas pewartaan mahasiswa IPPAK.

  H. Sistematika Penulisan

  Supaya skripsi ini dapat dipahami secara keseluruhan, maka penulis akan memberikan gambaran singkat sebagai berikut : Bab satu merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang penulisan skripsi yaitu gambaran mengenai penerimaan Sakramen Tobat dan tugas pewartaan dewasa ini. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengajukan rumusahan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan dari keseluruhan isi skripsi ini.

  Bab dua berisikan mengenai Sakramen Tobat dan tugas pewartaan mahasiswa

  IPPAK. Penulis menguraikan mengenai pengertian-pengertian Sakramen Tobat dan juga pengertian mengenai tugas pewartaan. Penulis juga memaparkan sejarah pelaksanaan tobat dalam Gereja yang dimulai pada zaman Patristik sampai pada semangat Konsili

  Sakramen Tobat tidak dapat terlepas dari Kitab Suci maka penulis memaparkan mengenai dasar biblis dosa dan Sakramen Tobat yang dipandang dari segi Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru. Penelitian dilaksanakan di IPPAK maka perlulah penulis membahas mengenai sejarah dan perkembangan IPPAK .

  Pada bab tiga penulis memaparkan mengenai metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, teknik analisis data dan uji hipotesis. Hal ini diperlukan supaya instrumen valid dan data yang didapat akurat serta terpercaya.

  Bab empat adalah pembahasan penelitian meliputi definisi hasil dari data yang diperoleh. Penulis menguraikan hasil penelitian tentang situasi umum penghayatan Sakramen Tobat dan penghayatan tugas pewartaan mahasiswa IPPAK. Untuk mendapatkan gambaran tersebut, penulis membagikan kuesioner kepada mahasiswa

  IPPAK sebagai responden. Setelah data diperoleh penulis mengolahnya menggunakan SPSS 12.

  Bab lima berisi mengenai kesimpulan dan saran-saran dari penulis demi meningkatkan penghayatan mahasiswa IPPAK akan Sakramen Tobat sehingga dapat semakin menghidupi tugasnya seorang pewarta kabar gembira.

BAB II SAKRAMEN TOBAT DAN TUGAS PEWARTAAN MAHASISWA IPPAK A. Sakramen Tobat

1. Pengertian Sakramen

  Secara harafiah kata ‘sakramen’ berasal dari kata latin sacramentum yang mempunyai arti hal yang berhubungan dengan yang kudus, yang Ilahi, sedangkan di Kitab Suci istilah yang sering dipakai adalah misteri. Sebetulnya, kata Yunani myste’rion sama dengan kata latin sacramentum, tetapi di dalam perkembangan Teologi kata misteri dipakai terutama untuk menunjuk pada segi Ilahi/tersembunyi rencana dan karya Allah, sedangkan kata sakramen lebih menunjuk pada aspek insani (Purwatma, 2005: 1).

  Sakramen berarti rencana dan karya keselamatan Allah yang diungkapkan dalam bentuk manusiawi sedangkan rencana dan keselamatan Allah yang tersembunyi tidak disebut sakramen tetapi misteri (Sarjumunarsa, 1985: 1). Jadi kata sakramen tidak pernah dapat dipisahkan dari kata misteri yakni sesuai dengan KHK, kan. 840:

  Sakramen-sakramen Perjanjian Baru, yang diadakan oleh Kristus Tuhan dan dipercayakan kepada Gereja, sebagai perbuatan-perbuatan Kristus dan Gereja, merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan dan menguatkan iman, mempersembahkan penghormatan kepada Allah serta mengahasilkan pengudusan manusia.

  Sakramen merupakan tanda dan simbol, hidup manusia tidak dapat terlepas dari simbol ataupun lambang, bahkan hidup kita begitu lekat dengan lambang yang merupakan benda atau perbuatan yang pada hakikatnya mempunyai makna dan arti jauh lebih dalam daripada benda atau perbuatan itu sendiri. Misalnya, seorang pria yang memberi setangkai bunga mawar putih kepada seorang gadis, hal itu bukan semata-mata hanya ingin memberi bunga tetapi melambangkan ungkapan sayang atau cinta. Jadi penyelamatan Allah dan pengalaman dasariah manusia yang terselamatkan (Komisi Kateketik KWI, 2004: 135-136).

  Sakramen menjadi perantara di mana Yesus Kristus sungguh aktif berkarya di dalam umat Allah. Di dalam diri Yesus Kristus kita dapat melihat Allah yang tidak kelihatan dan juga mengenal serta mengalami siapa sebenarnya Allah itu. Namun, Yesus Kristus yang kita imani telah sengsara dan wafat di kayu salib dan pada hari ketiga telah bangkit dari antara orang mati sehingga saat ini Yesus Kristus telah dimuliakan. Ia tidak kelihatan lagi tetapi melalui GerejaNya Ia hadir secara rohani di tengah kita dan menjadi kelihatan. Gereja adalah alat dan sarana penyelamatan dimana Yesus Kristus tampak untuk menyelamatkan manusia. Gereja menjadi alat dan sarana penyelamatan dalam kejadian-kejadian, peristiwa, tindakan dan kata-kata yang disebut sakramen. Singkatnya, sakramen adalah tanda dan simbol bagi Kristus untuk menjadi ‘tampak’ dan dengan demikian dapat dirasakan kehadiranNya oleh manusia dewasa ini.

  Teologi Kristiani dewasa ini biasa membedakan penyebutan antara sakramen dengan sakramen-sakramen (Martasudjita, 2003: 116). Bila berbicara mengenai sakramen, orang berbicara mengenai simbol real yang menghadirkan misteri karya-karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus di tengah sejarah dunia ini.

  Dalam arti ini, orang bisa bicara mengenai Yesus Kristus sebagai sakramen (induk atau pokok), Gereja sebagai sakramen (dasar) ataupun apa saja yang berciri sakramental. Apa saja yang berciri sakramental berarti memiliki dinamik tegangan antara yang ilahi dan manusiawi, yang melambangkan dan menghadirkan realitas penyelamatan Allah melalui Kristus dalam Roh Kudus. Bilamana orang bicara mengenai sakramen-sakramen, jelaslah di situ dimaksudkan pembicaraan mengenai ketujuh sakramen.

  Berdasarkan pemikiran di atas, iman itu akan senantiasa terus berkembang dan memelihara iman. LG, art. 59 menegaskan bahwa sakramen terarah pada pengudusan manusia, pada pembangunan Tubuh Kristus dan pada pemujaan Allah, yang merupakan tugas kita. Sebagai tanda, sakramen juga berfungsi mengajar. Iman tidak hanya diandaikan, melainkan dipelihara dengan sabda dan tanda, dikuatkan dan dinyatakan oleh sakramen-sakramen.

2. Sakramen Tobat

a. Dasar Biblis Sakramen Tobat 1) Sakramen Tobat dalam Kitab Suci Perjanjian Lama

  Secara harafiah istilah dosa dapat diambil dari bahasa Ibrani yakni het’ dan

  

hatta’t yang sepadan dengan bahasa inggris to miss the mark yang dapat diartikan ke

  dalam bahasa Indonesia yakni meleset – tidak kena pada sasaran –. Singkatnya istilah tersebut menunjuk pada unsur terpenting dosa yakni adanya ‘kenyataan kegelapan’. Dosa berarti menekankan adanya hubungan atau relasi yang putus (Maas, 1999: 20-27).

  Pada Kej 3, dikisahkan mengenai manusia pertama yang melakukan dosa. Mereka berdosa karena mengikuti godaan setan dan melanggar perintah Allah. Adam dan Hawa diusir dari taman Eden dan tidak dapat berjalan-jalan dengan Allah sebagai akibat dari dosanya. Dosa merupakan sebuah kenyataan yang ada di sepanjang sejarah hidup manusia. Dosa terjadi karena sikap manusia yang tidak bisa melawan godaan iblis. Pada hakikatnya dosa merupakan sikap melanggar perintah Allah.

  Kitab Kejadian bab 3 sampai dengan 11 menggambarkan dosa yang universal, artinya dosa dilakukan oleh semua orang baik oleh kedua manusia pertama dan oleh keturunan-keturunannya. Pada Kitab Suci Perjanjian lama yang diajarkan bukan keharusan orang untuk berdosa melainkan mengungkapkan kenyataan mengenai dosa itu

  Penderitaan yang dialami oleh manusia dapat menyebabkan manusia menyadari akan kesalahan pribadi maupun kolektifnya, sesuai dengan Yos 7 dan 1 Sam 5-6. Menurut 1 Sam 7:6 mengenai pengakuan dosa Irarel di Mizpa, pengakuan dosa dapat dilakukan secara umum. Meskipun begitu dalam Yeh 3:16-21 menekankan pertobatan pribadi karena adanya dosa pribadi.

  Dari uraian di atas mengungkapkan bahwa dalam KS perjanjian lama manusia telah mengenal dosa dan pertobatan baik secara umum maupun pribadi dan juga melalui perantaraan pemimpin (Kel 32:30). Mereka juga mempunyai tindakan tobat yang berupa puasa, penyobekan pakaian, ibadat dan kurban pemulihan.

  Kitab Suci Perjanjian Lama bukan hanya memberi kesaksian tentang akibat- akibat dosa, tetapi juga menggambarkan akar dari dosa, yaitu ketidaktaatan manusia secara sengaja terhadap Allah. Ketidaktaatan tersebut dikarenakan ketegaran hati. Kisah mengenai keluarnya bangsa Israel dari tanah mesir memberikan gambaran bahwa bukan hanya Firaun yang berkeras hati, tetapi hati umat Allah juga membatu sehingga Allah menuliskan hukumNya pada loh-loh batu untuk menegaskannya (Ul 5:22; Yer 31:33).

  Musa telah menyerukan agar Israel menyunat hatinya. Yeremia mengemukakan hati baru ini sebagai tanda Perjanjian Baru. Janji para nabi ialah bahwa Yahwe akan menggantikan hati umat yang membatu dengan hati baru sehingga takut akan Allah dan mengikuti jalanNya (Gray, 2007: 86).

2) Sakramen Tobat dalam Kitab Suci Perjanjian Baru

  Peristiwa-peristiwa yang ada di dalam Perjanjian lama dapat memberikan gambaran mengapa penyelamatan dari dosa merupakan inti pengutusan Yesus. Seperti halnya pada Mat 1:21 yang mengungkapkan bahwa malaikat Tuhan memberikan warta Yesus ”karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa”.

  Pada perikopa Yoh 20:22-23 Allah bersabda “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada”. Hal ini menunjukkan bahwa umatNya selalu membutuhkan pengampunan atas dasa-dosa sehingga Tuhan Yesus memberi wewenang kepada para rasul untuk memberikan pengampunan. Sakramen tahbisan membuat para imam menjadi tangan kanan Tuhan untuk memberikan pengampunan kepada manusia yang berdosa. Kuasa pengampunan dosa yang dimiliki oleh Gereja berasal dari sabda Yesus sendiri (Mat 16:19; Yoh 20:22).

  Pada Kitab Suci Perjanjian Baru menekankan pertobatan guna menyambut kedatangan Kerajaan Allah yang sudah dekat (Mat 3:2). Sesudah bangkit dari kematian Yesus mengutus para rasul untuk mewartakan pertobatan dan pengampunan dosa (Luk 24:47).

  Pada Perjanjian Baru dipahami bahwa pengampunan dosa diberikan pertama- tama kepada mereka yang bertobat dan yang percaya akan nama Yesus (Kis 2:38; 3:19) sehingga dapat dikatakan bahwa pengampuna dosa yang diberikan oleh para rasul hanya berlaku untuk orang kristiani saja dan bukan untuk mengampuni semua orang. Di dalam Perjanjian Baru memang tidak secara ekplisit menguraikan mengenai praktek penerimaan orang berdosa yang bertobat. Tetapi Yesus menyatakan diri mempunyai wewenang untuk mengampuni dosa (Mrk 2: 10). Allah memberikan kuasa pengampunan itu kepada Gereja oleh karena itu dalam Gereja Roh Allah hadir dan bekerja dalam Gereja. Pemahaman tersebut mengakibatkan berkembangnya praktek pengampunan dosa dalam Gereja.

b. Sejarah Sakramen Tobat

  cukup mencolok daripada sakramen-sakramen lain. Perjalanan sejarah tersebut sangat penting untuk diketahui supaya dapat memahami hakikat Sakramen Tobat itu sendiri.

  Perubahan yang terjadi adalah praktek pertobatan dalam Gereja, dari model tobat publik pada zaman Patristik sampai pada tobat pribadi dalam model suatu pengakuan dosa pribadi yang telah kita kenal sampai saat ini.

  

1) Rekonsiliasi Jemaat Pada Jaman Patristik dengan Model Tobat Publik

(Kanonis)

  Pada pertengahan pertama abad II, didache menyatakan bahwa pengakuan dosa menjadi pengandaian seseorang dapat mengikuti perayaan Ekaristi. Kemudian pada abad III ditemukanlah karangan mengenai Sakramen Tobat dan pelaksanaannya dari Tertulianus (Mass, 1999: 48).

  Abad ke III merupakan abad penganiayaan bagi jemaat Kristen. Situasi tersebut mengakibatkan banyak orang meninggalkan iman Kristianinya. Setelah situasi agak aman mereka yang telah meninggalkan Gereja ingin kembali kepada Gereja. Banyak orang yang dengan mudah meninggalkan iman, diterima dan kalau ada kesulitan kembali meninggalkan iman. Keadaan seperti ini mengharuskan Gereja untuk membuat aturan mengenai tatacara pertobatan bagi mereka yang berdosa setelah dibaptis dan ingin kembali menjadi anggota Gereja.

  Tobat publik (tobat kanonis) diperuntukkan bagi warga Gereja atau mereka yang sudah dibaptis. Sejak Gereja Perdana aspek ekklesial dan komunal sangat dihayati oleh setiap orang beriman. Artinya, apabila ada anggota Gereja yang berdosa mereka tidak hanya berurusan dengan Tuhan tetapi juga dengan Gereja dan seluruh komunitas umat beriman. Apabila umat berdosa ingin bertobat, berdamai lagi dengan Tuhan maka ia Tobat Kanonis ini hanya menyangkut dosa-dosa berat: pembunuhan, zinah dan murtad.

Dokumen yang terkait

Analisis penggunaan konjungtor pada latar belakang skripsi mahasiswa program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma angkatan 2010 lulusan tahun 2015.

0 0 2

Doa Rosario sebagai sarana penghayatan iman Bunda Maria bagi mahasiswa program studi Pendidikan Agama Katolik angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 15 132

Pengaruh pelatihan teater rakyat terhadap kemampuan public speaking mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai faktor penting dalam proses berkatekese.

1 11 156

Pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2009-2012.

0 5 141

Pengaruh Ekaristi terhadap perkembangan hidup rohani mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan KeKhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.

2 20 241

Peranan doa meditasi bagi peningkatan penghayatan hidup rohani para mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 5 168

Efektivitas penerapan kegiatan presentasi mata kuliah terhadap perkembangan kepercayaan diri mahasiswa di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

0 1 2

Peranan perencanaan pengajaran bagi pelaksanaan mengajar mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Sanata Dharma tahun ajaran 20

0 2 109

Efektivitas penerapan kegiatan presentasi mata kuliah terhadap perkembangan kepercayaan diri mahasiswa di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta

0 2 118

Retret model shared christian praxis sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD

0 3 197