Pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2009-2012.

(1)

 

ABSTRAK

Judul skripsi PENGARUH PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI IPPAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2009-2012

dipilih karena adanya keprihatinan terhadap kedisiplinan mahasiswa IPPAK dalam memanfaatkan waktu yang ada. Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar dapat diawali dengan membuat pengelolaan waktu belajar yang baik. Oleh karena itu, skripsi ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 dan upaya-upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan waktu belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012.

Pengelolaan waktu belajar merupakan pengaturan waktu belajar yang telah dibuat oleh setiap orang dalam hidupnya dengan mempertimbangkan faktor penting dan kemendesakan sehingga yang penting diberikan prioritas yang utama dan ditata dengan baik. Sedangkan prestasi belajar mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Katolik adalah pencapaian tujuan dengan menggunakan pengelolaan waktu belajar yang baik dan melihat keadaan awal sebagai alat untuk mencapai tujuan itu. Prestasi belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik dapat dilihat berdasarkan dua objek yaitu objek formal dan objek material. Oleh karena itu, mahasiswa Prodi IPPAK perlu menyediakan waktu yang memadai untuk menguasai Ilmu Kateketik baik secara formal maupun material. Dengan demikian, pengelolaan waktu belajar dapat membantu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu, Ho: tidak ada pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Ha: ada pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Namun, karena uji persyaratan tidak terpenuhi karena hasil analisis menunjukkan data tidak signifikan dan linieritasnya tidak terpenuhi. Oleh karena itu, diubah dengan menggunakan statistik Nonparametrik. Populasinya adalah mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability Sampling dengan menggunakan teknik sampling purposive karena sampel yang digunakan hanya mahasiswa yang memiliki jadwal yaitu sebanyak 60 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah skala Likert yang diuji pada taraf signifikansi 5%. N 60 orang dengan nilai kritis 0,254 diperoleh hasil 32 butir soal ang valid. Nilai reliabilitasnya sebesar 0,900 yang artinya sangat tinggi.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengelolaan waktu belajar 126,58 dan rata-rata IPK mahasiswa IPPAK 3,27, keduanya tergolong baik. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,901 yang artinya tidak signifikan dan linieritasnya tidak terpenuhi. Uji peringkat bertanda Wilcoxon diperoleh nilai Signifikansinya 0,05 yang berarti ada pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Oleh karena itu, Mahasiswa IPPAK-USD Yogyakarta perlu mengelola waktu belajar dengan membuat jadwal dan melaksanakannya dengan baik dan sepenuh hati.


(2)

 

ABSTRACT

The title of thesis is THE INFUENCE OF TIME MANAGEMENT ON THE STUDENT’S ACHIEVEMENT AT PRODI IPPAK-USD YOGYAKARTA BATCH 2009-2012. This title was chosen because of a concern with the student’s discipline at IPPAK in using their available time. An effort can be done to improve student’s achievement by learning how to have an effective time management. Therefore, this thesis is aimed to look at how big the influence of time management on student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta and what efforts that can be done to improve student’s time management at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta.

Time management is a way to manage the available time , by considering the importance and urgenty factors of things, so that the important and urgent things become the main priority and are well arranged. The student’s achievement is the achievement of the students’ goal as they are studying at Prodi IPPAK by using a good time management and perceiving the initial state as a mean to achieve that goal. The student’s achievement at Catholic Religion Education can be measured from two different angles which are the formal and material objects. Therefore, the students should provide a good time available to master Catechetics both formally and materially. Thus, learning to manage the available time can help to improve student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta batch 2009 up to 2012. The hypothesis of this study is, Ho: there is no effect of time management on student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta of 2009 up to 2012 students generation. Ha: there is an effect of time management on student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta of 2009 up to 2012 students generation.

The type of this research is a quantitative. However, because the results of test qualify showed that the data were not significant and the linearity was not met, then the same procedure could not be used anymore. A modified type of research using non-parametric statistics then was used. The population were the students of Prodi IPPAK-USD Yogyakarta of batch 2009 up to 2012. The sampling technique was a non probability sampling using a porpusive sampling technique, because of there were only 60 students who had their time scheduled. The instrument which was used was a Likert scale, that was tested at a significance level of 5%. N 60 people with the critical value of 0.254 which showed that 32 items was valid. Reliability value of 0.900, which means its reliability is very high.

The results of the study showed that the average of time management is 126,58 and an average GPA is 3.27 of the IPPAK’s students. Thus, both refer that they are quite good. the significance value is 0.901 which meant that it was not significant and its linearity was not met. Wilcoxon Signed Ranks Test the result shows that its significance level is 0.05, which means that there is an influence of time management on student’s achievement at IPPAK-USD Yogyakarta of 2009 up to 2012 students generation. Therefore, the Prodi IPPAK’s students need continually to learn how to manage their time effectively by making their time scheduled and then to do it wholeheartedly.


(3)

i

PENGARUH PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

ANGKATAN 2009-2012 S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh: Monalisa Essy NIM: 091124022

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan dengan tulus kepada: Tuhan Yesus yang selalu setia mendampingi penulis,

seluruh keluarga penulis yang sangat penulis cintai, seluruh Mahasiswa IPPAK-USD,

para dosen yang telah setia mendampingi dan membimbing penulis, kampus IPPAK-USD yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman, dan kepada siapa saja yang telah mendukung dan membantu penulis dengan doa, dan


(7)

v MOTTO

“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota”


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

Judul skripsi PENGARUH PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI IPPAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2009-2012 dipilih karena adanya keprihatinan terhadap kedisiplinan mahasiswa IPPAK dalam memanfaatkan waktu yang ada. Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar dapat diawali dengan membuat pengelolaan waktu belajar yang baik. Oleh karena itu, skripsi ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 dan upaya-upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan waktu belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012.

Pengelolaan waktu belajar merupakan pengaturan waktu belajar yang telah dibuat oleh setiap orang dalam hidupnya dengan mempertimbangkan faktor penting dan kemendesakan sehingga yang penting diberikan prioritas yang utama dan ditata dengan baik. Sedangkan prestasi belajar mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Katolik adalah pencapaian tujuan dengan menggunakan pengelolaan waktu belajar yang baik dan melihat keadaan awal sebagai alat untuk mencapai tujuan itu. Prestasi belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik dapat dilihat berdasarkan dua objek yaitu objek formal dan objek material. Oleh karena itu, mahasiswa Prodi IPPAK perlu menyediakan waktu yang memadai untuk menguasai Ilmu Kateketik baik secara formal maupun material. Dengan demikian, pengelolaan waktu belajar dapat membantu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu, Ho: tidak ada pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Ha: ada pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Namun, karena uji persyaratan tidak terpenuhi karena hasil analisis menunjukkan data tidak signifikan dan linieritasnya tidak terpenuhi. Oleh karena itu, diubah dengan menggunakan statistik

Nonparametrik. Populasinya adalah mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta

angkatan 2009-2012. Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability

Sampling dengan menggunakan teknik sampling purposive karena sampel yang

digunakan hanya mahasiswa yang memiliki jadwal yaitu sebanyak 60 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah skala Likert yang diuji pada taraf signifikansi 5%. N 60 orang dengan nilai kritis 0,254 diperoleh hasil 32 butir soal ang valid. Nilai reliabilitasnya sebesar 0,900 yang artinya sangat tinggi.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengelolaan waktu belajar 126,58 dan rata-rata IPK mahasiswa IPPAK 3,27, keduanya tergolong baik. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,901 yang artinya tidak signifikan dan linieritasnya tidak terpenuhi. Uji peringkat bertanda Wilcoxon diperoleh nilai Signifikansinya 0,05 yang berarti ada pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Oleh karena itu, Mahasiswa IPPAK-USD Yogyakarta perlu mengelola waktu belajar dengan membuat jadwal dan melaksanakannya dengan baik dan sepenuh hati.


(11)

ix ABSTRACT

The title of thesis is THE INFUENCE OF TIME MANAGEMENT ON THE STUDENT’S ACHIEVEMENT AT PRODI IPPAK-USD YOGYAKARTA BATCH 2009-2012. This title was chosen because of a concern with the student’s discipline at IPPAK in using their available time. An effort can be done to improve

student’s achievement by learning how to have an effective time management. Therefore, this thesis is aimed to look at how big the influence of time management on student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta and what efforts that can be done to improve student’s time management at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta.

Time management is a way to manage the available time , by considering the importance and urgenty factors of things, so that the important and urgent things become the main priority and are well arranged. The student’s achievement is the achievement of the students’ goal as they are studying at Prodi IPPAK by using a good time management and perceiving the initial state as a mean to achieve that goal. The student’s achievement at Catholic Religion Education can be measured from two different angles which are the formal and material objects. Therefore, the students should provide a good time available to master Catechetics both formally and materially. Thus, learning to manage the available time can help to improve student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta batch 2009 up to 2012. The hypothesis of this study is, Ho: there is no effect of time management on student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta of 2009 up to 2012 students generation. Ha: there is an effect of time management on student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta of 2009 up to 2012 students generation.

The type of this research is a quantitative. However, because the results of test qualify showed that the data were not significant and the linearity was not met, then the same procedure could not be used anymore. A modified type of research using non-parametric statistics then was used. The population were the students of Prodi IPPAK-USD Yogyakarta of batch 2009 up to 2012. The sampling technique was a non probability sampling using a porpusive sampling technique, because of there were only 60 students who had their time scheduled. The instrument which was used was a Likert scale, that was tested at a significance level of 5%. N 60 people with the critical value of 0.254 which showed that 32 items was valid. Reliability value of 0.900, which means its reliability is very high.

The results of the study showed that the average of time management is 126,58 and an average GPA is 3.27 of the IPPAK’s students. Thus, both refer that they are quite good. the significance value is 0.901 which meant that it was not significant and its linearity was not met. Wilcoxon Signed Ranks Test the result shows that its significance level is 0.05, which means that there is an influence of time management on student’s achievement at IPPAK-USD Yogyakarta of 2009 up to 2012 students generation. Therefore, the Prodi IPPAK’s students need continually to learn how to manage their time effectively by making their time scheduled and then to do it wholeheartedly.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2009-2012.

Penulisan skripsi ini berawal dari keprihatinan penulis melihat realita yang terjadi di kampus IPPAK seperti keterlambatan dalam mengumpulkan tugas kuliah, kurangnya persiapan dalam menghadapi UTS dan UAS, keterlambatan masuk kelas dll. Permasalahan-permasalahan tersebut muncul ketika seseorang tidak bisa mengelola waktunya dengan baik. Bertolak dari keprihatinan tersebut, maka penulis mengharapkan dengan adanya penyusunan skripsi ini dapat membantu mahasiswa IPPAK untuk lebih memperhatikan waktu yang ada dan membiasakan diri untuk hidup disiplin sehingga segala sesuatu dapat dikerjakan dengan baik dan teratur. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat doa, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. F.X. Heryatno W.W.,S.J.,M.Edselaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Prodi IPPAK dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.


(13)

xi

2. F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah dengan tulus, penuh kesabaran dan rendah hati selalu mendampingi, membimbing, memotivasi dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. M. Sumarno Ds.,S.J., M.A selaku dosen pembimbing akademik sekaligus sebagai dosen pembimbing II yang telah dengan sabar membimbing, memotivasi dan memberikan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. L.Bambang Hendarto.Y., M.Hum selaku dosen pembimbing III yang selalu mendukung dan berkenan menguji skripsi ini.

5. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai dan ketiga adik-adik penulis yang sangat penulis banggakan yang selalu mendoakan, menyemangati, mendukung dan memberikan inspirasi untuk penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Mahasiswa Prodi IPPAK-USD yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat, motivasi dan meluangkan waktu untuk ambil bagian dalam mengisi angket dan studi dokumen sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 yang telah dengan tulus mendoakan, memotivasi dan mendukung penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

8. Karolina Ohoilulin yang dengan cintanya yang begitu tulus selalu mengarahkan dan menyemangati penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

9. Semua pihak baik langsung maupun tidak langsung telah mendoakan, menyemangati dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(14)

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR GRAFIK ... xxii

DAFTAR DIAGRAM ... xxiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penulisan ... 8

F. Manfaat Penulisan ... 9

G. Metode Penulisan ... 9


(16)

xiv

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 12

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik ... 12

a. Sejarah Ilmu Kateketik ... 12

b. Pendidikan Agama Katolik sebagai Ilmu ... 15

c. Objek Formal dan Objek Material Ilmu Kateketik ... 15

1) Objek Formal Ilmu Kateketik ... 16

a) Komunikasi Iman ... 17

b) Pewartaan Iman ... 18

c) Pendidikan Iman ... 19

2) Objek Material Ilmu Kateketik ... 21

a) Iman ... 21

b) Pengalaman Hidup ... 24

3) Medan Tugas Ilmu PAK ... 24

2. Pengelolaan Waktu Belajar ... 26

a. Pengertian Waktu ... 26

b. Dasar Manajemen Waktu ... 26

c. Teknik Manajemen Waktu ... 27

d. Cara Mengendalikan Waktu ... 28

e. Kuadran Manajemen Waktu ... 29

1) Kuadran 1 (K1) ... 30

2) Kuadran 2 (K2) ... 31

3) Kuadran 3 (K3) ... 31

4) Kuadran 4 (K4) ... 32

3. Prestasi Belajar ... 34

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 34

b. Prestasi Belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik ... 35

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 36

B. Penelitian yang Relevan ... 38


(17)

xv

D. Hipotesis ... 40

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Desain Penelitian ... 41

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Variabel Penelitian ... 44

1. Definisi Konseptual Variabel Penelitian ... 44

2. Definisi Operasional variabel Penelitian ... 45

G. Instrumen Penelitian ... 45

H. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 47

1. Kisi-kisi Instrumen Variabel X ... 47

2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Y... 49

3. Kisi-kisi Studi Dokumen ... 49

I. Pengembangan Instrumen ... 49

1. Uji Coba Terpakai ... 49

2. Uji Validitas ... 50

3. Uji Reliabilitas ... 51

J. Uji Persyaratan Analisis ... 52

1. Uji Normalitas ... 52

2. Uji Linieritas ... 52

3. Uji Homokedastisitas ... 53

K. Uji Hipotesis ... 54

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Hasil Penelitian ... 56

1. Uji Persyaratan ... 56

a. Uji Normalitas ... 56


(18)

xvi

c. Uji Homokedastisitas ... 58

2. Deskripsi Data ... 59

a. Pengelolaan Waktu Belajar ... 60

1) Visi yang dimiliki Mahasiswa IPPAK ... 60

2) Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK ... 62

3) Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK ... 64

4) Hal-hal yang Mendukung Mahasiswa IPPAK ... 66

5) Kuadran II: Prinsip Penting dan Tidak Mendesak ... 68

6) Hal-hal yang Harus dihindari Mahasiswa IPPAK ... 70

b) Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK ... 72

3. Statistik Nonparametrik: Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon ... 73

4. Hasil Studi Dokumen ... 76

a. Memiliki Jadwal ... 77

b. Mahasiswa IPPAK yang Membuat Jadwal secara Rutin ... 79

5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

6. Refleksi Kateketis ... 87

a. Hakikat Katekese ... 87

1) Arti Katekese ... 87

2) Tujuan Katekese ... 88

3) Isi Katekese ... 88

4) Bentuk Katekese ... 89

5) Tugas Utama Katekese ... 89

6) Metode Katekese ... 90

b. Katekis ... 91

c. Refleksi Kateketis Pengelolaan Waktu Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK ... ... 92

7. Keterbatasan Penelitian ... 96

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97


(19)

xvii

DAFTAR PUSTAKA ... 101

DAFTAR LAMPIRAN ... 102

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian ... (1)

Lampiran 2: Lembar Kuesioner Penelitian ... (2)

Lampiran 3: Hasil Analisis Validitas ... (7)

Lampiran 4: Hasil Studi Dokumen ... (9)

Lampiran 5: Statistics Keseluruhan Variabel X dan Y ... (10)

Lampiran 6: Tabel Product Moment dan Distribusi t ... (11)


(20)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

Seluruh singkatan yang terdapat di bawah ini merupakan singkatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini.

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan yang terdapat di bawah ini merupakan singkatan dalam Alkitab Deuterokanonika, Lembaga Biblika Indonesia, 2008.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

kepada para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

C. Singkatan dalam Penelitian ANOVA : Analisys of Varians Deviasi : Deviasi

Ha : Hipotesis alternatif Ho : Hipotesis nol Sig : Signifikansi

SPSS : Statistical Product and Service Solutions


(21)

xix D. Singkatan Lain

Art : Artikel

Dst : Dan seterusnya

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia

Komkat : Komisi Kateketik

PAK : Pendidikan Agama Katolik

PKKI : Pertemuan Katekese Keuskupan Se-Indonesia Prodi : Program Studi

PUK : Petunjuk Umum Katekese USD : Universitas Sanata Dharma


(22)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kuadran Manajemen Waktu

Tabel 2 : Skor Skala untuk Pernyataan Positif Tabel 3 : Skor Skala untuk Pernyataan Negatif

Tabel 4 : Kisi-kisi Instrumen Variabel X: Pengelolaan Waktu Belajar Tabel 5 : Kisi-kisi Instrumen Variabel Y: Prestasi Belajar

Tabel 6 : Kisi-kisi Studi Dokumen Tabel 7 : Reliability Statistics Tabel 8 : Test of Normality Tabel 9 : Anova

Tabel 10 : Rangkuman Statistik Deskriptif Pengelolaan Waktu Belajar Tabel 11 : Statistik Visi yang dimiliki Mahasiswa IPPAK

Tabel 12 : Deskripsi Visi yang dimiliki Mahasiswa IPPAK Tabel 13 : Statistik Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK Tabel 14 : Deskripsi Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK Tabel 15 : Statistik Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK Tabel 16 : Deskripsi Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK Tabel 17 : Statistik Hal-hal yang Mendukung Mahasiswa IPPAK Tabel 18 : Deskripsi Hal-hal yang Mendukung Mahasiswa IPPAK Tabel 19 : Statistik Kuadran II: Prinsip Penting dan tidak Mendesak Tabel 20 : Deskripsi Kuadran II: Prinsip Penting dan tidak Mendesak Tabel 21 : Statistik Hal-hal yang harus dihindari Mahasiswa IPPAK


(23)

xxi

Tabel 22 : Deskripsi Hal-hal yang harus dihindari Mahasiswa IPPAK Tabel 23 : Rangkuman Statistik Deskriptif Prestasi Belajar

Tabel 24 : Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK (IPK) Tabel 25 : Ranks

Tabel 26 : Deskriptif Statisticsb Tabel 27 : Test Statistics

Tabel 28 : Statistics Hasil Studi Dokumen

Tabel 29 : Statistik Mahasiswa yang Memiliki Jadwal Tabel 30 : Deskripsi Mahasiswa yang Memiliki Jadwal

Tabel 31 : Statistik Mahasiswa yang Membuat Jadwal secara Rutin Tabel 32 : Deskripsi Mahasiswa yang Membuat Jadwal secara Rutin


(24)

xxii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Normal P-P Plot Pengelolaan Waktu Belajar Grafik 2 : Normal P-P Plot Prestasi Belajar


(25)

xxiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 : Visi yang dimiliki Mahasiswa IPPAK Diagram 2 : Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK Diagram 3 : Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK Diagram 4 : Hal-hal yang Mendukung Mahasiswa IPPAK Diagram 5 : Kuadran II: Prinsip Penting dan tidak Mendesak Diagram 6 : Hal-hal yang harus dihindari Mahasiswa IPPAK Diagram 7 : Prestasi Belajar (IPK) Mahasiswa IPPAK


(26)

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam realita kehidupan yang kita jalani saat ini, kita masing-masing pasti memiliki cita-cita atau impian yang ingin dicapai agar kita memiliki arah dan tujuan hidup yang jelas. Covey (2001: 120) mengatakan bahwa “tanpa tujuan akhir kita sering kali cepat mengikuti siapapun yang mau memimpin, bahkan pada hal-hal yang tidak bermanfaat bagi kita.” Kalau kita mampu menggunakan keberanian kita untuk menetapkan dan mengupayakan tujuan yang terkait dengan prinsip-prinsip dan hati nurani, kita cenderung untuk meraih hasil-hasil yang positif seperti kesuksesan dalam bidang pendidikan dan lain-lain. Jadi jelaslah, bahwa jika impian yang kita miliki sudah melekat sedemikian kuatnya dalam diri masing-masing pribadi, kita akan siap untuk bangkit kembali jika seandainya kita mengalami kegagalan untuk mau terus berusaha sehingga apa yang menjadi tujuan akhir kita dapat menjadi suatu kesuksesan dalam hidup yang juga membawa pada kebahagiaan.

Kesuksesan merupakan impian setiap orang dalam hidupnya, setiap orang pasti ingin sukses, namun dalam mencapai kesuksesan itu harus disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh dan kerja keras. Tinambunan (2008: 105) mengatakan

“orang yang berhasil mencapai segala tujuan yang bermakna adalah seorang yang

dalam hidupnya bekerja dengan keras dan ulet.” Maka, sikap maupun kebiasaan menunda-nunda waktu harus kita hindari sehingga kita mampu belajar dengan tekun dan bekerja keras dalam mencapai kesuksesan atau keberhasilan dalam hidup kita khususnya keberhasilan studi bagi mahasiswa IPPAK. Kesuksesan ini tidak bisa


(27)

lepas dari pengelolaan waktu belajar yang baik karena orang yang sukses biasanya dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan bijaksana seperti pendapat Slameto

(2010: 79) yang mengatakan “menghasilkan sesuatu hanya mungkin jika kita

gunakan waktu dengan efisien.” Oleh karena itu, gunakanlah waktu kita sebagai mahasiswa dengan sebaik-baiknya jangan membiasakan diri menunda-nunda, seperti

ada pepatah mengatakan “jangan tunggu sampai besok apa yang dapat dikerjakan

hari ini (Tinambunan, 2008: 61).” Jadi, lakukanlah apa yang bisa dilakukan hari ini jangan menunggu sampai besok karena hari esok masih banyak hal berharga lainnya yang bisa kita lakukan.

Mengelola waktu dengan baik merupakan sesuatu yang diharapkan oleh setiap orang, namun hanya sedikit orang yang mampu melakukannya karena sering munculnya sikap menunda-nunda waktu. Kebiasaan menunda-menunda merupakan sesuatu yang pernah dilakukan oleh setiap orang dalam hidupnya sehingga terkadang apa yang ingin tercapai harus tertunda seperti halnya prestasi. Timpe (1987: 17) mengatakan “penundaan merupakan batu sandungan terbesar bagi hampir semua orang yang mencari perbaikan dalam memanfaatkan waktunya.” Senada dengan pendapat di atas, Wicak (2008: 108) mengatakan “gejala penundaan waktu muncul ketika anda sudah mengetahui ada hal untuk dikerjakan, tetapi anda mengulur-ngulur waktu.” Oleh karena itu, kita harus belajar mengendalikan waktu dengan baik. Timpe

(1987: 11) mengatakan “belajar untuk mengendalikan waktu sendiri berarti

mengubah beberapa kebiasaan waktu anda.” Jadi, apabila kita mampu mengendalikan waktu dengan baik, kita akan mampu mengubah kebiasaan menunda-nunda waktu sehingga nantinya kita dapat mencapai apa yang menjadi tujuan hidup kita yaitu kebahagiaan.


(28)

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan khususnya terhadap 5 orang responden yang penulis wawancarai dengan panduan pertanyaan “Apakah ada hubungan antara pengolaan waktu belajar terhadap Indeks Prestasi (IP) yang

diperoleh setiap semester?” beberapa responden mengatakan bahwa: “pengelolaan

waktu belajar sangatlah penting namun, itu semua dibutuhkan motivasi untuk terus-menerus membangun semangat dalam belajar terutama untuk meningkatkan prestasi belajar mereka.” Namun beberapa responden juga mengatakan bahwa: “mereka belum memiliki pengelolaan waktu belajar yang baik dikarenakan beberapa alasan yaitu banyaknya aktivitas di luar kampus yang menyita banyak energi, tidak efektif dan efesien dalam mengelola waktu belajar, lebih senang bermain daripada belajar, kurang konsekuen dengan pengelolaan waktu belajar yang sudah dibuat, dan malas membuat jadwal belajar.” Wicak (2008: 31) mengatakan “perencanaan dilakukan agar setiap kegiatan memiliki tujuan yang jelas dan adalah cara yang paling tepat dan efisien untuk mencapai tujuan tersebut.” Maka, sangatlah penting adanya pengelolaan waktu belajar yang baik bagi mahasiswa IPPAK sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan.

Dalam penggunaan waktu yang baik sangatlah penting adanya perencanaan baik itu jangka panjang maupun jangka pendek. Perencanaan jangka panjang seperti, seperti jadwal atau agenda tahunan, sedangkan perencanaan jangka pendek seperti, jadwal bulanan, mingguan maupun jadwal harian. Perencanaan jangka panjang memang sangat membantu. “Misi hidup hidup hanya bisa diwujudkan jika kita memiliki komitmen, untuk bisa mewujudkan komitmen itu ke dalam aksi atau tindakan, dibutuhkan rencana jangka panjang (Wicak, 2008: 37).” Senada dengan pendapat Haynes (2010: 39) yang mengatakan “langkah tindakan dalam rencana


(29)

jangka panjang harus disatukan, dan dibuat prioritasnya berdasarkan tuntutan anda yang lain.” Jadi, kita harus memiliki prioritas utama agar apa yang kita rencanakan dapat berjalan dengan baik.

Jadwal harian adalah salah satu perencanaan jangka pendek yang sangat membantu dalam mengendalikan waktu sehingga tidak terbuang sia-sia. Wicak (2008: 30) mengatakan “pembuatan jadwal penting dilakukan agar setiap aktivitas bisa berjalan lancar dan tidak tumpang tindih.” Slameto (2010: 82) juga mengatakan “agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin.” Maka, sangatlah penting membuat jadwal harian terutama dalam pengelolaan waktu belajar sehingga tugas kuliah tidak menumpuk dan mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa IPPAK.

Pada kenyataannya penulis mengalami dan melihat sendiri bagaimana mahasiswa IPPAK pada saat menjelang ujian tengah semester maupun ujian akhir semester ada beberapa mahasiswa IPPAK yang kebingungan mencari bahan untuk ujian sehingga sibuk mencari referensi kepada teman-teman sekelas yang memiliki bahan yang lengkap dan ada juga beberapa mahasiswa IPPAK yang mengerjakan tugas kuliah sehari sebelum tugas itu dikumpulkan sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal seperti yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa IPPAK memiliki jadwal belajar dan pengelolaan waktu belajar yang baik dan efektif.

Prestasi belajar sangat penting untuk setiap orang dalam menunjang masa depannya karena prestasilah setiap orang berusaha dan berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang terbaik ketika masih di SMP, SMA maupun


(30)

di Perguruan Tinggi dan di organisasi manapun setiap orang selalu berusaha untuk memperoleh prestasi yang terbaik dalam hidupnya walaupun banyak kesukaran yang kita alami.

Indeks Prestasi (IP) merupakan salah satu alat ukur prestasi di bidang akademik atau pendidikan. Indeks prestasi dihitung baik pada setiap akhir semester dengan hasil yang disebut IP Semester, maupun pada akhir program pendidikan lengkap satu jenjang dengan hasil yang disebut Indeks Prestasi Komulatif (IPK). Berdasarkan pengalaman penulis selama kurang lebih empat tahun kuliah di Prodi IPPAK hanya sedikit mahasiswa yang mampu menyelesaikan kuliahnya dalam waktu empat tahun atau delapan semester ini. Hal ini bisa diidentifikasi berdasarkan data yang penulis peroleh dari sekretariat pengajaran di kampus IPPAK yang menyatakan angkatan 2008 yang keseluruhannya berjumlah total 38 mahasiswa, yang mampu menyelesaikan studinya dalam delapan semester berjumlah 3 mahasiswa, sedangkan yang lainnya menyelesaikan studinya lebih dari 8 semester, seperti 6 orang mahasiswa menyelesaikan studinya pada semester sembilan, 8 orang mahasiswa menyelesaikan studinya pada semester sepuluh, sedangkan 21 mahasiswa lainnya sedang dalam proses penyusunan tugas akhir. Tidak hanya faktor kelulusan saja yang menentukan mahasiswa IPPAK dapat menyelesaikan studinya tepat waktu tetapi juga nilai kelulusan yang mereka peroleh. Belum pasti mahasiswa yang memiliki IPK yang tinggi dapat menyelesaikan studinya tepat waktu dan begitu juga sebaliknya, seperti yang penulis tanyakan dengan beberapa mahasiswa IPPAK yang mampu menyelesaikan kuliahnya dalam jangka waktu empat tahun rata-rata memiliki IPK yang baik yaitu 3,51 yang berarti lulus dengan pujian namun ada beberapa mahasiswa juga yang memiliki IPK yang baik namun menyelesaikan


(31)

studinya di atas delapan semester. Ini merupakan salah satu dampak dari pengelolaan waktu yang kurang baik dan juga dampak dari prestasi akademik yang diperoleh oleh setiap mahasiswa setiap semesternya.

Dari pengalaman penulis ada juga mahasiswa IPPAK yang belum atau bahkan tidak memiliki target Indeks Prestasi (IP) yang ingin mereka capai setiap semesternya, yang penting bisa lulus pada setiap mata kuliah sudah dianggap cukup sehingga banyak mahasiwa IPPAK yang memiliki indeks prestasi akademiknya di bawah rata-rata dan harus mengulang di semester sebelumnya karena ada mata kuliah yang belum tuntas. Hal ini dikarenakan mahasiswa IPPAK tersebut belum memiliki kesadaran untuk mengelola waktu belajar dengan baik. Banyak mahasiswa yang hanya memanfaatkan waktu untuk hal –hal yang tidak penting seperti bermain, nonton, ke warnet dan lain-lain. Hal ini membuat mahasiswa malas belajar dan menunda-nunda mengerjakan tugas utama sebagai seorang mahasiswa. Namun, ada juga kecenderungan mahasiswa IPPAK yang benar-benar bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk hal-hal yang sungguh penting dan tidak mendesak, yang memiliki pengelolaan waktu yang baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Namun hanya sedikit mahasiswa IPPAK yang memiliki manajemen waktu belajar yang baik. Manajemen waktu sebenarnya hanya diperlukan oleh orang yang menganggap waktu itu penting. Dan itu hanya terjadi ketika dia memiliki visi dan misi yang jelas tentang hidupnya. “Tanpa misi yang jelas, hidup seolah bergerak tanpa arah dan waktu pun kehilangan nilai pentingnya (Wicak, 2008: VII).” Oleh karena itu, sebagai mahasiswa IPPAK kita harus mampu mengelola waktu belajar yang baik sehingga prestasi Akademik atau Indek Prestasi (IP) setiap semesternya dapat tercapai dengan baik dan pada akhirnya dapat selesai tepat waktu.


(32)

Menyadari hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian di Program Studi IPPAK sebagai skripsi dengan judul PENGARUH PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2009-2012.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diidentifikasikan beberapa permasalahan khususnya dalam pengelolaan waktu belajar mahasiswa IPPAK-USD dan prestasi belajarnya sebagai berikut:

1. Apakah mahasiswa IPPAK-USD sudah memiliki pengelolaan waktu belajar yang baik?

2. Apakah mahasiswa IPPAK-USD lebih senang bermain dari pada belajar?

3. Apakah mahasiswa IPPAK-USD sudah konsekuen dengan jadwal belajar harian yang dibuat?

4. Apakah mahasiswa IPPAK-USD sudah memiliki target dalam pencapaian indeks prestasi komulatif (IPK)?

5. Apakah ada pengaruh pengelolaan waktu belajar yang baik terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK-USD?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya topik dan keterbatasan penelitian, penulis membatasi masalah yang akan dibahas. Penelitian ini hanya akan ditujukan kepada mahasiswa


(33)

IPPAK yang memasuki tahun kedua yaitu mahasiswa angkatan 2009, 2010, 2011 dan 2012 yang tentunya sudah mengetahui seberapa besar dampak pengelolaan waktu belajar terhadap prestasinya. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa IPPAK, terutama dalam membantu mereka untuk mengatasi permasalahan pengelolaan waktu belajar.

Di sini penulis hanya akan membahas bagaimana pengelolaan waktu belajar yang baik di Kampus IPPAK dalam hubungannya dengan prestasi belajar (IP) mahasiswa IPPAK.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah pokok dalam penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran pengelolaan waktu belajar mahasiswa IPPAK Universitas Sanata Dharma Angkatan 2009-2012?

2. Seberapa besar pengaruh pengelolan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK Universitas Sanata Dharma Angkatan 2009-2012?

E. Tujuan Penulisan

Penulisan ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran pengelolaan waktu belajar mahasiswa Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Angkatan 2009-2012. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan sejauh mana pengaruh pengelolaan

waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Angkatan 2009-2012.


(34)

F. Manfaat Penulisan

Adapun penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: 1. Penulis

Penulisan ini dapat membantu penulis dalam mempersiapkan diri sebagai calon Katekis agar memiliki pengelolaan waktu yang baik untuk terus belajar dan dapat memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang penting dan mendesak bukan untuk hal-hal yang membuang-buang waktu semata.

2. Mahasiswa IPPAK

Penulisan ini dapat membantu mahasiswa IPPAK-USD agar memiliki manajemen waktu yang baik dalam belajar sehingga tidak menunda-nunda tugas utama sebagai mahasiswa maupun kegiatan kuliah lainnya sehingga mahasiswa IPPAK dapat meningkatkan prestasi akademiknya lewat pengelolaan waktu belajar yang efektif dan efisien dengan pengolahan jadwal harian yang baik.

3. Kampus IPPAK-USD

Penulisan ini diharapkan dapat membantu memberikan sumbangan untuk kampus IPPAK-USD dalam memotivasi mahasiswa IPPAK dalam mengelola waktu belajar dengan efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan prestasi Akademik dengan baik.

G. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis yaitu metode yang menggambarkan dan memaparkan data-data yang diperoleh


(35)

melalui studi pustaka untuk menarik sebuah kesimpulan. Penulis menggunakan metode deskriptif analitis untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Angkatan 2009-2012. Data di peroleh dengan menggunakan angket berskala yang bersifat tertutup.

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini mengambil judul PENGARUH PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA

KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

ANGKATAN 2009-2012. Judul tersebut akan di uraikan menjadi lima bab sebagai berikut :

Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan

Bab II berisi kajian pustaka dan hipotesis yang meliputi uraian tentang materi dari berbagai sumber pustaka tentang pengelolaan waktu dan prestasi belajar yang meliputi penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis. pengertian pengelolaan waktu, pengertian pengelolaan waktu belajar, cara mengendalikan waktu, kuadran manajemen waktu dan pengertian prestasi belajar.

Bab III berisi metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instrumen pengumpulan data berdasarkan pada Variabel Penelitian, definisi operasional


(36)

variabel, teknik dan instrumen, kisi-kisi penelitian. Pengembangan Instrumen yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, pedoman analisis deskriptif. Teknik analisis data berdasarkan pada uji normalitas, uji linieritas dan uji homokedastisitas serta teknik uji hipotesis.

Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang membahasa tentang Hasil Penelitian berdasarkan pada uji normalitas, uji linieritas, uji homokedastisitas. Deskripsi data tentang pengelolaan waktu belajar dan prestasi belajar. Pengujian hipotesis dan pembahasan

Bab V adalah penutup. Dalam penutup ini penulis menyampaikan tentang kesimpulan dari keseluruhan permasalahan skripsi dan memberikan saran yang dapat meningkatkan pengelolaan waktu belajar.


(37)

BAB II.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Ada 4 (empat) hal yang akan dikemukakan pada kajian pustaka dan hipotesis ini, yaitu: kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis.

A. Kajian Pustaka

Pada bagian kajian pustaka akan dibahas mengenai pengelolaan waktu belajar dan prestasi belajar mahasiswa IPPAK.

1. Belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik a. Sejarah Ilmu Kateketik

Pada bagian ini akan diuraikan sejarah ilmu kateketik dari abad pertama sampai dengan abad ke dua puluh. Namun, dalam di sini tidak diuraikan secara detail bagaimana sejarah ilmu kateketik setiap abadnya akan tetapi lebih pada abad-abad yang memiliki catatan sejarah tertentu saja.

Pada mulanya jemaat Kristen dipandang sebagai salah satu sekte Yudaisme di mana di dalamnya adanya sikap saling pengertian antara kaisar dengan Yudaisme berkaitan dengan agama. Namun, setelah Kristen memisahkan diri dari Yudaisme mulailah masa penganiayaan. Penganiayaan ini terjadi karena pemimpin agama Yahudi tidak menerima keberadaan orang-orang Kristen. Berbagai tekanan yang dihadapi oleh jemaat Kristen namun, mereka pahami itu semua secara positif karena jemaat Kristen dituntut untuk merumuskan pengakuan imannya. Bagi jemaat Kristus adalah segalanya, karena itu di dalam iman pada Yesus Kristus tekanan dan kesulitan


(38)

justru dipahami sebagai peluang yang mendewasakan dan memperkembangkan hidup beriman mereka (Heryatno Wono Wulung, 2008: 17-19).

Di dalam Gereja Katolik dikenal dengan istilah Didache. Didache ini sendiri merupakan katekismus pertama (tertua) yang dimiliki oleh Gereja yang ditulis antara tahun 60-150 SM, kurang lebih sekitar tahun 130 SM. Adapun Didache itu sendiri merupakan pengajaran untuk calon baptis (katekumen) dan sekaligus untuk pembinaan lebih lanjut para baptisan baru. Pengakuan Yesus sebagai Mesias merupakan syarat utama. Jadi, katekese tertua isinya jelas dan sederhana, sifatnya tidak teoritis tetapi praktis. Pengajaran moral mewarnai seluruh isi katekese. Katekese di dalam Didache menekankan pengakuan iman, kebersamaan dan keramahtamahan di dalam hidup berjemaat. Hakikat katekese ialah pengajaran tentang Yesus beserta ajaran-Nya yang disampaikan secara lisan oleh katekis kepada katekumen (Heryatno Wono Wulung, 2008: 21).

Setelah mengalami masa penganiayaan, mulai abad III-V jemaat Kristiani mengalami situasi hidup yang sangat berbeda. Sekitar tahun 311 kaisar Galerius memerintahkan kekaisarannya untuk bersikap toleran terhadap kepercayaan dan corak hidup jemaat Kristen. Pada tahun 313 kaisar Constantinus Agung mengeluarkan Edict Milan (Keputusan Milan) yang mengakui agama Kristen sebagai agama yang sah dan melalui keputusan tersebut merestorasi kembali semua harta kekayaan Gereja. Constantinus sendiri akhirnya bertobat menjadi Kristen. Kaisar Theodotius I (395) menyatakan bahwa agama Kristen sebagai agama resmi negara. Akibatnya, semua bentuk penyebahan berhala dilarang, patung-patur kafir diganti dengan arca-arca Kristiani dan Gereja mempunyai hubungan yang erat sekali dengan negara (Heryatno Wono Wulung, 2008: 22-23)


(39)

Pada abad IX-XV dikenal dengan masa keemasan agama Kristiani. Katekese pada masa keemasan agama Kristiani dapat dilihat secara formal dan informal. Secara formal keadaan katekese pada masa keemasan Kristiani di Eropa cukup memprihatinkan karena tidak adanya ahli katekese yang menuliskan karya katekese yang mengakibatkan tidak adanya satu karya katekese yang disusun secara utuh dan sistematis. Secara informal katekese atau pendidikan iman sangat hidup dan menjadi satu dengan seluruh kegiatan jemaat yang hampir di segala bidang diwarnai oleh cara hidup yang berwarna Kristen (Heryatno Wono Wulung, 2008: 34-35).

Sejarah katekese yang terjadi di Asia tepatnya di Vietnam, terdapat seorang tokoh yang sangat terkenal yaitu Alexandre De Rhodes. Alexandre De Rhodes adalah seorang misionaris Jesuit yang bekerja di Vietnam yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kebudayaan dan tradisi religius orang-orang setempat. Tantangan dan strategi Alexandre De Rhodes di dalam tugas misionernya untuk mewartakan Kabar Gembira Yesus Kristus kepada orang-orang Vietnam, Ia berpendapat bahwa keberhasilan pengutusan pewartaan Injil menuntut bukan hanya penguasaan bahasa daerah setempat tetapi juga keakraban dengan kebudayaan dan kebiasaan hidup masyarakat setempat. Keberhasilan misi Alexandre De Rhodes dapat dilihat pada hasil-hasil tulisannya. Karya monumentalnya adalah Katekismus untuk orang Vietnam (Heryatno Wono Wulung, 2008: 357-58).

Gerakan pembaharuan katekese yang berlangsung di dalam Gereja pada awal abad XX berhasil mengubah pandangan lama dari katekese yang bercorak teologis menuju pada katekese yang bersifat Kristosentris. Gerakan ini menempatkan katekese sebagai bagian utuh pelayanan pastoral Gereja. Singkatnya pembaruan katekese pada akhir abad XIX dan pada awal abad XX ditandai dengan


(40)

ketidakpuasan terhadap bentuk katekese yang mengacu pada Katekismus yang bersifat apologetis (karena arahnya melawan gerakan reformasi) dan menggunakan metode tanya-jawab yang dirasa sempit dan sudah tidak relevan dengan situasi hidup umat (Heryatno Wono Wulung, 2008: 86-88). Di banyak tempat dibutuhkan katekese yang sederhana dan sesuai dengan keadaan dan kemampuan serta kebutuhan setempat (Setyakarjana, 1977: 3).

b. Pendidikan Agama Katolik sebagai Ilmu

Kateketik adalah teori tentang katekese, refleksi atas karya Gereja, ilmu yang mengajarkan bagaimana mewartakan ajaran Kristus kepada kaum muda dan dewasa. Kateketik adalah ilmu pendidikan agama atau ilmu bina iman, yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan pembinaan iman (Telaumbanua, 2005: 6). Kateketik sebagai ilmu pendidikan agama atau ilmu bina iman telah cukup lama ditekuni, khususnya dalam hal praksis bina iman yang dinamai katekese (Telaumbanua, 2005: 13). Purwatma (2012: 155) mengatakan “Ilmu kateketik sebagai sebuah studi ilmiah perihal katekese dengan menggunakan metode dan sistem yang spesifik.” Perkembangan paham, tujuan, model, sarana dan kedudukan katekese dalam Gereja serta hubungan katekese dengan ilmu pendidikan ikut membantu memperkembangkan ilmu kateketik sehingga umat semakin berkembang dalam iman dan penghayatan hidup akan Yesus Kristus yang menyelamatkan.

c. Objek Formal dan Objek Material Ilmu Kateketik

Ilmu kateketik memiliki objek formal dan material. Yang dimaksud dengan objek formal sebuah ilmu adalah sudut pandang dan fokus yang hendak ditekuni,


(41)

dikaji dan dipelajari oleh ilmu kateketik. Objek formal ilmu kateketik juga dilihat dari bagaimana proses pendidikan iman dijalankan menurut kaidah ilmu pendidikan yang semakin maju dan ilmu teologi yang sungguh memperhatikan perkembangan iman umat. Sedangkan objek material bisa dipelajari oleh berbagai bidang ilmu tetapi dengan sudut pandang yang berbeda. Objek material ilmu kateketik adalah jemaat beriman yang dapat membantu perkembangan iman mereka lewat proses katekese yang mereka ikuti sehingga dapat setiap orang semakin dapat memaknai pengalaman hidupnya sehari-hari sebagai suatu anugerah dan rahmat yang menyemangati. Objek formal ilmu kateketik adalah iman sejauh diteruskan dan dikomunikasikan di dalam kehidupan sehari-hari seperti pengajaran Katekumen, Pelajaran agama di sekolah, Pendalaman iman di lingkungan dan lain-lain (Purwatma, 2012: 162). Sebagai komunikasi iman Pendidikan Agama Katolik perlu menekankan sifatnya yang praktis artinya bermula dari pengalaman penghayatan iman melalui refleksi dan komunikasi menuju kepada penghayatan iman baru yang lebih baik, lebih menekankan tindakan daripada konsep atau teori (Heryatno Wono Wulung, 2008: 16). Oleh karena objek formal dan objek material ilmu kateketik perlu mendapatkan perhatian khusus dari Gereja demi perkembangan iman umat.

1) Objek Formal Ilmu Kateketik

Katekese mengarahkan dan mempersiapkan pribadi untuk menjadi seorang Kristiani yang memiliki kemauan untuk terlibat dalam kehidupan mengereja dan bermasyarakat demi terwujudnya Kerajaan Allah di dunia ini. Objek formal dalam ilmu kateketik memiliki tiga aspek penting yaitu komunikasi iman, pewartaan dan pendidikan iman.


(42)

a) Komunikasi iman

Dalam pertemuan PKKI I yang berlangsung pada 10-16 Juli 1977 di Wisma Samadi Syalom Sindanglaya, Jawa Barat dengan Tema Arah Katekese di Indonesia menghasilkan gagasan tentang katekese umat yaitu komunikasi iman umat, katekese dari umat, oleh umat dan untuk umat. Komunikasi iman dalam katekese merupakan peristiwa rahmat, terwujud dalam perjumpaan sabda Allah dengan pengalaman manusia, komunikasi iman ini dapat terjadi dengan cara yang berbeda-beda yang tidak selalu kita ketahui seluruhnya (PUK, art. 150). Dalam PPKI II yang berlangsung di Klender Jakarta juga mengatakan katekese umat sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat beriman. Dalam katekese, umat dituntut untuk mampu bersaksi tentang imannya akan Yesus Kristus sebagai pola hidup umat beriman dalam Kitab Suci khususnya dalam Perjanjian Baru sebagai dasar penghayatan iman umat kristiani sepanjang hidupnya. Telaumbanua (2005: 86) juga mengatakan, “Katekese yang menjemaat, yang berdasarkan pada situasi konkret setempat dan berpola pada Yesus Kristus sebagai sumber iman yang utama menuju pada hidup kristiani yang utuh.”

Katekese umat merupakan komunikasi iman dari peserta sebagai sesama dalam iman yang sederajat tanpa pandang bulu untuk terus bersaksi tentang iman mereka secara terbuka ditandai sikap saling menghargai dan mendengarkan satu sama lain (Telaumbanua, 2005: 87-88). Komunikasi iman juga diharapkan mampu membantu peserta agar menghayati imannya di dalam kenyataan hidupnya atau kebudayaan dan cara berpikirnya sendiri. Perjumpaan antara kenyataan hidup peserta dengan kekayaan iman Kristiani, membantu mereka supaya sampai pada penghayatan iman yang menyeluruh, yang membawa mereka pada kematangan atau


(43)

kedewasaan iman (Heryatno Wono Wulung, 2008: 50). Jadi, komunikasi iman sebagai objek formal dalam ilmu kateketik menjadi sarana bagi jemaat beriman kristiani untuk mngembangkan penghayatan imannya akan Yesus Kristus sehingga semakin mampu menjadi saksi Kristus di tengah dunia dewasa ini. Adapun tujuan dari komunikasi iman (Telaumbanua, 2005: 88) ialah:

 Supaya dalam terang injil, kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman kita sehari-hari

 Kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup Kristiani sehari-hari.

 Dengan demikian kita semakin sempurna dalam beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan hidup kristiani kita semakin dikukuhkan.

 Sehingga kita semakin sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat.

PAK pada hakikatnya merupakan salah satu bentuk komunikasi iman yang meliputi pengetahuan, pergumulan dan penghayatan iman. Melalui komunikasi pengetahuan peserta diperluas, pergumulan peserta diperteguhkan dan penghayatannya diperkaya (Dapiyanta, 2011: 7).

b) Pewartaan Sabda

Gereja hidup untuk mewartakan injil yaitu membawa Kabar Gembira kepada semua suku bangsa sehingga dengan kekuasaannya Kabar Gembira itu dapat masuk ke dalam hati manusia dan memperbaharui bangsa (PUK, art.46). Segala kegiatan mewartakan Kabar Gembira dimengerti sebagai memajukan kesatuan dengan Yesus Kristus (PUK, art. 80).

Evangelisasi adalah kesaksian dan pewartaan, perkataan dan sakramen, ajaran dan tugas, katekese menyampaikan kata-kata dan perbuatan Wahyu, dia diwajibkan memaklumkan dan menceritakan dan pada saat yang sama memperjelas misteri yang


(44)

ada di dalamnya (PUK, Art. 39). Evangelisasi yang menyampaikan Wahyu kepada dunia, dilaksanakan dalam perkataan-perkataan dan perbuatan. Pelayanan sabda adalah unsur evangelisasi yang fundamental. Tidak ada evangelisasi yang benar kalau nama, ajaran, janji-janji, Kerajaan Allah, Putra Allah tidak diwartakan. Mereka yang sudah menjadi murid Kristus juga harus disuburkan dengan sabda Allah agar mereka dapat bertumbuh dalam hidup Kristiani mereka (PUK, art. 50). Melalui evangelisasi setiap orang diundang untuk bertobat dan mengimani Yesus, pertobatan ini diharapkan berlangsung terus-menerus sepanjang hidup (Agus Rukiyanto, 2012: 61).

Yang menggerakkan adanya evengelisasi baru adalah Kristus yang hidup, yang berkarya melalui Roh-Nya. Agar dapat mewartakan Injil para pelayan sabda harus mempunyai pengalaman pribadi yang mendalam dengan Kristus karena evangelisasi baru tidak sekedar meneruskan ajaran melainkan memberikan kesaksian yang menyentuh hati. Dengan kata lain evangelisasi baru hanya dapat lahir dari pengalaman akan Allah secara mendalam (Suharyo, 1993: 16). Tujuan dari evangelisasi baru adalah membangun komunitas Kristiani yang dijiwai Sabda, dalam konteks hidupnya yang beragam sehingga komunitas itu hadir memberikan kesaksian yang hidup akan Kristus yang menyelamatkan (Suharyo, 1993: 19).

c) Pendidikan Iman

Katekese sebagai pendidikan iman merupakan salah satu bentuk karya pewartaan Gereja yang bertujuan untuk membantu umat beriman agar imannya semakin mendalam dan supaya mereka semakin terlibat dalam kehidupan menggereja dan masyarakat baik sebagai pribadi maupun kelompok (Adisusanto,


(45)

1995: 3). Salah satu sarana pendidikan iman yang terus berkembang sampai saat ini adalah pelajaran agama. Pelajaran agama harus menyampaikan pesan dan peristiwa Kristiani dengan kesungguhan dan kedalaman yang sama dengan apa yang disajikan oleh disiplin ilmu-ilmu lain. Pelajaran agama tidak dapat ditempatkan sebagai tambahan melainkan sebagai hal yang perlu dalam dunia pendidikan (PUK, art. 73). Hidup dan iman para siswa yang menerima pelajaran agama di sekolah ditandai dengan perubahan yang terus-menerus, pelajaran agama harus melihat realita dalam mencapai tujuannya (PUK, art. 75). Katekese sebagai pedagogi iman aktif dalam memenuhi tugas-tugasnya tidak hanya diinspirasikan oleh pertimbangan-pertimbangan ideologis atau kepentingan manusiawi semata. Katekese tidak membingungkan karya Allah yang menyelamatkan, dialog mengagumkan yang dilakukan oleh Allah dengan setiap pribadi menjadi inspirasi dan normanya (PUK, art. 144).

Pendidikan Agama Katolik dipahami sebagai proses pendidikan dalam iman yang diselenggarakan oleh Gereja, sekolah, keluarga dan kelompok jemaat lainnya untuk membantu peserta agar semakin beriman kepada Tuhan Yesus sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah sungguh terwujud di tengah-tengah hidup mereka, sehingga yang menjadi tujuan PAK ialah demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah-tenggah hidup mereka, demi kedewasaan iman dan demi kebebasan manusia (Heryatno Wono Wulung, 2008: 22). Namun demikian PAK tidak bisa lepas dari ilmu Kateketik, karena untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah PAK dalam kaitannya dengan ilmu kateketik tidak dapat hanya membawa bahan pewartaan secara buta tanpa memahami keadaan pendengarnya, apabila PAK dan ilmu kateketik mengabaikan pendengar, warta gembira Kerajaan Allah yang dibawa hanya


(46)

akan menjadi kosong dan membosankan bagi pendengar (Justin dan Supriyanti, 2012: 304).

Berinspirasikan pendidikan iman, katekese mempersembahkan pelayanannya sebagai sebuah pelajaran yang mendidik (edukatif) yang menolong manusia untuk membuka dirinya terhadap dimensi kehidupan religius dan di lain pihak menyodorkan Injil kepadanya yang dilaksanakan sedemikian rupa agar menembus dan mengubah proses-proses akal budi, hati nurani, kebebasan dan tindakan yang berpedoman pada teladan Yesus Kristus (PUK, art. 147). Adapun titik tolak dari pendidikan iman itu sendiri yaitu proses perkembangan iman yang nampak dalam pertobatan kita sebagai umat beriman. Pertobatan merupakan kesediaan sikap dan tindakan manusia untuk mendalami hidup. Orang yang bertobat menanggalkan manusia lamanya dan mengenakan manusia baru dengan berbalok kepada Kristus (Adisusanto, 1995: 11).

2) Objek Material Ilmu Kateketik

Objek material ilmu kateketik adalah iman (Tradisi Gereja) dalam pengalaman hidup. Iman dalam Tradisi Gereja dan dalam pengalaman hidup akan diuraikan sebagai berikut:

a) Iman

Iman merupakan tanggapan manusia terhadap sabda Allah, manusia tidak bisa bersifat pasif atau menutup diri tetapi harus memberi tanggapan dengan memutuskan sikap yang tepat dalam keseluruhan rencana keselamatan Allah (Adisusanto, 1995: 3). Katekese akan selalu menarik isinya dari sabda Allah yang


(47)

hidup yang diteruskan dalam tradisi dan Kitab Suci karena Tradisi dan Kitab Suci membentuk suatu harta sabda Allah yang tunggal dan kudus, yang dipercayakan kepada Gereja (PUK, art. 94). Allah dalam keagungan-Nya menggunakan suatu pedagogi untuk mewahyukan diri-Nya kepada manusia, Ia menggunakan peristiwa dan kata-kata manusia untuk menyampaikan rencana-Nya agar lebih dekat kepada manusia (PUK, art. 38). Allah mewahyukan Diri tahap demi tahap kepada manusia melalui para nabi dan peristiwa-peristiwa keselamatan, sampai Dia menyempurnakan pewahyuan diri-Nya dengan mengutus Putera-Nya sendiri. Yesus Kristus adalah Putra Allah yang kekal, yang menjadi manusia karena itu Dia adalah peristiwa terakhir yang menjadi titik temu dari segala peristiwa sejarah keselamatan, Dia adalah Sabda Allah yang tunggal, sempurna, dan tak terkalahkan (PUK, art. 40).

Iman dengan mana manusia menanggapi pewartaan Injil menuntut permandian, yang didasarkan pada kehendak Kristus sendiri yang memerintahkan murid-Nya untuk menjadikan segala bangsa murid-Nya dan mempermandikan mereka, misi ini merupakan misi untuk mewartakan Kabar Gembira. Mereka yang sudah bertobat kepada Yesus Kristus dan telah dididik dalam iman melalui katekese, dengan menerima sakramen-sakramen inisiasi Kristen (Permandian, Krisma dan Ekaristi) dibebaskan dari kekuasaan kejahatan melalui sakramen-sakramen inisiasi Kristen (PUK, art. 65).

Iman mencakup perubahan hidup, suatu pertobatan yakni perubahan budi dan hati yang mendalam, iman yang membuat seorang beriman menghayati pertobatan itu. Iman dan pertobatan muncul dari hati yakni muncul dari kedalaman pribadi manusia dan melibatkan seluruh keberadaannya melalui perjumpaan dengan Yesus Kristus dan kesetiaan kepada-Nya (PUK, art.55). Telaumbanua (2005: 52) juga


(48)

mengatakan “pertobatan lebih pada usaha pembaharuan diri yang terus-menerus yang dilakukan dalam seluruh proses pembangunan iman secara pribadi.”

Katekese adalah pendidikan iman sepanjang hidup manusia yang artinya tidak akan terhenti pada aspek tertentu seperti pada pengenalan kebenaran yang diwahyukan atau pada pemahaman perbuatan-perbuatan moral saja, tugasnya meluas hingga pada pembentukan sikap iman sebagai jawaban pribadi dan total atas karya hidup yang semakin mendekatkan diri pada Kristus dan mengikuti-Nya (Telaumbanua, 2005: 48). Yesus Kristus adalah hubungan yang hidup dan sempurna Allah dengan manusia dan manusia dengan Allah, dari Dia pedagogi iman menerima sebuah hukum yang fundamental bagi seluruh kehidupan Gereja dan oleh sebab itu hukum kesetiaan kepada Allah dan hukum kesetiaan kepada manusia dalam satu sikap saling mengasihi. Maka hukum yang benar adalah katekese yang menolong memahami karya Allah sepanjang perjalanan pembinaan (PUK, art. 145).

Visi dan kisah hidup Kristiani menjadi kerangka untuk menafsirkan pengalaman hidup konkret peserta, agar peserta menyadari makna pengalamannya dan dihantar untuk sampai pada pengakuan iman Katolik yang lebih personal dan otentik. Visi dan kisah hidup Kristiani digali dari sumber utamanya yaitu Kitab Suci dan harta kekayaan iman Gereja (tradisi). Visi dan kisah hidup Kristiani menjadi kerangka penafsiran karena di dalamnya terkandung nilai-nilai pengalaman dasar Katolik yang bersifat kumulatif yang membantu peserta untuk memantapkan identitas kekatolikannya dan sekaligus memperteguh rasa memiliki sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari jemaat Katolik (Heryatno Wono Wulung, 2008: 50). Oleh karena itu, setiap orang harus benar-benar memahami Tradisi Gereja sehingga sungguh-sungguh menghayati imannya sebagai orang Katolik.


(49)

b) Pengalaman Hidup

Pengalaman membangkitkan dalam diri manusia, minat, pertanyaan-pertanyaan, harapan-harapan, kecemasan-kecemasan, perenungan dan penilaian-penilaian semuanya bertemu untuk membentuk suatu hasrat untuk mengubah eksistensinya. Adalah tugas katekese membuat orang sadar akan pengalamannya yang paling dasar, membantu mereka menilai dalam terang injil pertanyaan dan kebutuhan yang muncul dari pengalaman itu, serta mendidik hingga sampai pada suatu cara hidup yang baru yang membuat setiap pribadi sanggup bertindak dengan aktif dan penuh tanggung jawab di hadapan karunia Allah (PUK, art. 152).

Pengalaman hidup peserta meliputi segala kegiatan hidup sehari-hari termasuk kegiatan rohani seperti hidup doa, perayaan iman dan devosi-devosi termasuk juga permasalah serta kesulitan, keprihatinan dan persoalan hidup yang menekan seperti kekuatiran, ketakutan dan kebingungan tetapi juga kegembiraan, kebahagian, cita-cita serta pengharapan. Dengan bertitik tolak dari pengalaman hidup peserta, kegiatan pendidikan iman menjadi relevan dan sungguh menanggapi kenyataan hidup dan kebutuhan peserta karena setiap peserta memiliki pengalamannya sendiri yang diyakini maknanya dan dipahami sebagai suatu bagian penting dari rangkaian perjalanan hidup (Heryatno Wono Wulung, 2008: 50).

3) Medan Tugas Ilmu PAK

Dahulu berkatekese seringkali diartikan mengajarkan katekismus, pengertian ini membatasi bidang penelitian ilmu kateketik semata-mata hanya pada hal-hal yang didaktis (pengajaran) padahal pendidikan Kristen dalam bentuk katekese tidak dimaksud hanya memberikan pengetahuan semata tetapi di dalamnya terkandung


(50)

unsur mendidik. Adapun medan tugas ilmu Katekik menurut Telaumbanua (2005: 16) yaitu:

 Ilmu kateketik membahas seluruh permasalahan yang berhubungan dengan inisiasi Kristen artinya sebagai ilmu, kateketik memberi tuntutan untuk menyiapkan suatu katekese demi terciptanya orang Kristen sejati dan dewasa di masa mendatang (anak-anak, kaum muda, remaja, orang dewasa dan golongan tua).

 Ilmu kateketik menyusup ke semua tempat di mana pewartaan iman dan pendidikan Kristen dimungkinkan, karena itu tidak hanya disiapkan katekese parokial tetapi juga katekese keluarga, katekese untuk berbagai perkumpulan organisasi (kelompok kategorial), katekese berbagai tingkat umur, dll.

 Ilmu kateketik memberi bimbingan dan menunjuk cara yang efektif untuk pengajaran agama di sekolah-sekolah. Di banyak negara, termasuk Indonesia, sekolah-sekolah menjadi lahan utama yang sangat efektif untuk pendampingan dan pembinaan iman Kristen yang lebih mendalam.

 Ilmu kateketik tidak hanya menangani masalah yang berhubungan dengan pengajaran (dogmatis, biblis, moral dan liturgis) demi pendewasaan umat beriman, tetapi juga termasuk juga tugas mendidik umat beriman dalam keseharian mereka seperti berdoa, menerima sakramen dll.

Dengan kata lain, medan tugas ilmu kateketik adalah seluruh tempat dan kesempatan di mana dimungkinkan pemakluman, pengajaran, pendalaman, penghayatan, pendidikan dan perwujudan iman Kristiani yang dapat membantu memperkembangkan iman dan pengalaman hidup mereka.


(51)

2. Pengelolaan Waktu Belajar a. Pengertian waktu

Wicak (2008: V) mengatakan “waktu adalah sesuatu yang tidak dapat kita pegang atau kita rasakan keberadaannya, sama seperti cinta dan kasih, tidak dapat diraba atau kita sentuh tetapi dapat kita rasakan akibatnya dalam kehidupan kita.” Haynes (2010: 19) juga mengatakan bahwa “Jika kesempatan melebihi sumber daya, keputusan harus diambil hal ini terlihat jelas dalam penggunaan waktu karena waktu tidak bisa di produksi, kita harus memutuskan apa yang harus dilakukan dan tidak harus dilakukan.” Jadi jelaslah, bahwa waktu adalah sesuatu yang tidak dapat dihentikan dan akan terus berjalan setiap saat tanpa henti.

Menurut Taylor (1990: 9) “manajemen waktu (manajemen kehidupan) yaitu pencapaian dari sasaran-sasaran utama kehidupan sebagai hasil dari menyisihkan kegiatan-kegiatan tidak berarti yang sering kali justru banyak memakan waktu.” Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan waktu yang ada untuk kegiatan-kegiatan yang penting dan bermanfaat untuk hidup kita.

b. Dasar Manajemen Waktu

Waktu merupakan sumber daya yang unik. Setiap hati, semua orang memiliki jumlah yang sama. Waktu tidak dapat diakumulasi. Kita dapat tidak dapat mematikan atau menyalakannya. Waktu tidak bisa digantikan. Waktu harus dihabiskan pada angka 60 detik setiap menit (Haynes, 2010: 5). Waktu adalah suatu komoditas yang paling bernilai. Ia merupakan suatu jenis sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Demikian pula para ilmuan tidak akan mungkin dapat menciptakan penggantinya. Bila waktu kita hilang, musnah pulalah kita (Taylor, 1990: 3).


(52)

Manajemen waktu seperti halnya manajemen sumber daya lain mengandalkan analisis dan perencanaan. Guna memahami dan menerapkan prinsip manajemen waktu, kita harus mengetahui bukan hanya cara menggunakan waktu tetapi juga masalah yang kita hadapi dalam menggunakannya secara efektif disertai penyebabnya. Dengan demikian, kita dapat mempelajari cara meningkatkan efektivitas dan efisiensi melalui investasi waktu yang lebih baik (Haynes, 2010: 5).

c. Teknik Manajemen Waktu

Menurut Haynes (2010: 29) perencanaan merupakan proses yang kompleks. Beberapa orang terampil melakukannya, tetapi ada pula yang tidak mampu. Ada pula orang-orang yang terjebak aktivitas dan tenggat waktu hingga mereka mengatakan bahwa tidak ada waktu untuk menyusun rencana. Namun perencanaan merupakan kunci untuk menghilangkan tekanan akibat terlalu sedikitnya waktu. Perencanaan merupakan waktu untuk menstruktur waktu anda.

Perencanaan biasanya bisa berupa jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang mendeskripsikan hal-hal yang ingin kita capai selama tiga bulan berikutnya, sekaligus proyek apapun yang durasinya melebihi satu minggu. Perencanaan jangka pendek mencakup hal-hal yang ingin kita capai hari ini atau minggu ini, yang mencakup langkah menuju sasaran jangka panjang (Haynes, 2010: 29).

Perencanaan dibuat berdasarkan waktu atau periode tertentu. Yang umum adalah mingguan dan harian. Namun sebenarnya, ada juga yang membuat perencanaan jangka panjang (long term plan). Perencanaan jangka panjang memang sangat membantu. Misi hidup hanya bisa diwujudkan jika kita berkomitmen seumur


(53)

hidup kepadanya. Untuk menerjemahkan komitmen itu ke dalam rencana aksi yang bisa dijalankan, dibutuhkan rencana jangka panjang. Kalau sudah ada rencana jangka panjang, barulah dibuat rencana yang lebih pendek. Rencana jangka pendek harus berdasarkan rencana jangka panjang. Jadi buat dulu perencanaan jangka panjangnya dan analisa apa saja yang harus dilakukan dalam jangka yang lebih pendek agar rencana jangka panjang itu bisa diwujudkan. Dengan begitu, rencana jangka pendek adalah terjemahan sekaligus penunjang rencana jangka panjang anda (Wicak, 2008: 37).

d. Cara mengendalikan waktu

Mengendalikan waktu memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan, namun apabila kita terbiasa mengendalikan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat kita juga akan mendapatkan hal-hal yang bermanfaat untuk hidup kita. Berikut ini adalah cara mengendalikan penggunaan waktu menurut Haynes (2010: 25):

 Membina tanggungjawab, prioritas, dan sasaran

 Menyingkirkan aktifitas yang tidak penting dan tidak tepat

 merencanakan dan menjadwalkan penggunaan waktu setiap hari dan setiap minggu

 Mendelegasi sebanyak mungkin tugas

 Sisakan waktu untuk kejadian yang tak terduga

 Hilangkan atau kurangi sebanyak mungkin hambatan

 Memaksimalkan penggunaan waktu puncak energi kita

Oleh karena itu, kita harus mampu mengendalikan waktu kita untuk hal-hal yang memiliki prioritas yang tinggi seperti mengerjakan tugas-tugas kuliah. Jangan sampai waktu kita terbuang sia-sia untuk hal-hal yang sama tidak penting seperti yang terdapat di kuadran 1, kuadran 3 dan kuadran 4. Dimana kita hanya


(54)

memanfaatkan waktu hanya untuk hal yang menyenangkan saja, malas melakukan segala hal dan lebih senang mengikuti apa kata orang lain

e. Kuadran Manajemen Waktu

Kuadran Waktu ini terdiri dari dua unsur utama yaitu „penting‟ dan

„mendesak‟. Penting menyangkut hal-hal yang paling penting dan utama yang

mendukung tercapainya misi serta sasaran. Mendesak merupakan hal yang menekan, yang menuntut perhatian segera dikerjakan. Kita menhabiskan waktu kita dalam empat kuadran waktu yang berbeda (Covey, 2001: 153) seperti nampak di bawah ini:

Tabel 1. Kuadran Manajemen Waktu

MENDESAK TIDAK MENDESAK

PENT

ING

1

Orang Yang Suka Menunda-Nunda

 Ujian besok

 Teman terluka

 Terlambat masuk kerja

 Proyek yang harus diselesaikan hari ini

 Mobil mogok

2

Orang Yang Suka Menentukan Prioritas

 Merencanakan, menetapkan sasaran

 Pr yang harus selesai dalam minggu ini

 Olahraga

 Membina hubungan


(55)

T IDA K P E NTI NG 3

Orang Yang “Yes-Man”

 Telepon yang tidak penting

 Interupsi

 Masalah kecil orang lain

 Tekanan sesama

4

Orang Pemalas

 Terlalu banyak nonton tv

 Ngobrol tiada habis-habisnya di telepon

 Terlalu banyak main game komputer

 Maraton dari mall ke mall

 Buang-buang waktu

1) Kuadran 1 (K1)

Aktivitas yang termasuk dalam kuadran satu adalah semua aktivitas yang mendesak tetapi juga penting. Ada hal-hal dalam K1 yang tidak dapat kita kendalikan dan harus dilaksanakan, seperti menolong seseorang yang sakit. Tetapi ada banyak kegiatan K1 yang merepotkan karena menunda-nunda waktu seperti menunda-nunda mengerjakan tugas kuliah, kemudian harus bersusah payah mengerjakannya satu hari menjelang tugas akan dikumpulkan. K1 adalah bagian dari hidup, tetapi kalau kita terlalu banyak menghabiskan waktu di K1, percayalah kita akan stres dan jarang berprestasi sesuai dengan potensi kita. Orang yang suka menunda-nunda, yang suka berlama-lama di K1 mottonya adalah “Aku akan berhenti menunda-nunda, nanti.” Orang seperti K1 lebih suka menunda-nunda waktu hingga menjadi stress. Tetapi orang seperti K1 ini menyukai hal itu karena menurutnya mengerjakan segalanya pada menit-menit terakhir membuatnya bersemangat. Orang di K1 ini bisa sukses di bawah tekanan. Memiliki perencanaan sebelumnya adalah mustahil bagi orang yang suka menunda-nunda, karena hal itu menurutnya sama sekali tidak penting dan hanya membuang-buang waktu saja. Akibatnya apabila kita


(56)

lebih suka menghabiskan waktu di K1 adalah stres, cemas, kelelahan dan prestasi yang biasa-biasa saja (Covey, 2001: 155- 156).

2) Kuadran 2 (K2)

Kuadran 2 merupakan hal-hal yang penting tetapi tidak mendesak, seperti persahabatan, olahraga, merencanakan dahulu dan mengerjakan tugas dengan tepat waktu. K2 merupakan kuadran terbaik dan ideal namun membutuhkan suatu komitmen untuk melaksanakannya. Orang yang berada di K2 ini adalah orang yang mengutamakan prioritas. K2 ini walaupun bukan kuadran yang sempurna, tetapi pada dasarnya memiliki kelebihan yaitu mawas diri. Orang di K2 ini selalu membuat rencana kegiatan lalu menyusun prioritas, memastikan segala hal yang utama terlaksana terlebih dahulu dan hal-hal yang kurang penting terlaksana terakhir. Misalnya, dengan mengerjakan tugas tepat waktu dan menulis skripsi lebih awal dapat membuat kita terhindar dari stres dan kelelahan karena tidak mengerjakannya sekaligus dalam waktu singkat tetapi terencana. Orang di K2 ini mempunyai kebiasaan yang sederhana tetapi biasanya mampu mengendalikan dirinya terhadap hal-hal yang dapat merugikan dirinya. Orang di K2 ini biasanya meluangkan waktu untuk olahraga dan memperbaharui diri, walaupun untuk itu ia harus mengorbankan hal-hal lain. Akibat hidup di K2 adalah hidup dapat terkendali dan keseimbangan prestasi tinggi (Covey, 2001: 159- 161).

3) Kuadran 3 (K3)

Kuadran 3 merupakan hal-hal yang mendesak tetapi tidak penting, orang yang Yes-men terhadap apapun dan siapapun. Kuadran 3 ini memiliki ciri-ciri


(57)

berusaha menyenangkan semua orang dan menanggapi semua keinginan orang lain. K3 ini seringkali menipu karena hal-hal yang mendesak tampaknya penting tetapi sebenarnya tidak. Seperti, telepon berdering memang mendesak tetapi sering kali ternyata begitu tidak penting. K3 penuh dengan kegiatan-kegiatan yang penting bagi orang lain tetapi sama sekali tidak penting untuk dirinya, karena orang di K3 sulit mengatakan tidak karena takut menyingung perasaan orang lain. Orang di K3 ini biasanya berusaha menyenangkan semua orang namun, pada akhirnya malah tidak menyenangkan siapapun, termasuk dirinya sendiri. Orang di K3 ini sering kali takluk kepada tekanan orang lain karena ia suka menjadi populer dan tidak mau lain dari pada yang lain. Mottonya adalah, “Besok, aku akan bersikap lebih tegas kalau kamu

tidak keberatan”. Kita semua memiliki sedikit K3 di dalam diri kita. Kita tidak akan

mencapai banyak hal kalau kita mengatakan ya kepada segala hal dan tidak pernah belajar menfokuskan pada hal yang penting. K3 adalah salah satu kuadran terburuk karena tidak mempunyai komitmen dalam hidupnya, hanya mengikuti kemana arus mengalir. Kuadran ini berubah-ubah dan tidak memiliki pendirian. Akibat kebanyakan menghabiskan waktu di K3 adalah reputasi sebagai “tukang menyenangkan orang, kurang disiplin dan merasa seperti keset kaki bagi orang lain yang menginjak-injaknya karena tidak memiliki pendirian atas dirinya sendiri sehingga mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya menyenangkan saja (Covey, 2001: 157- 158).

4) Kuadran 4 (K4)

Kuadran 4 memiliki kategori kesia-siaan. Kegiatan-kegiatan ini tidak mendesak dan juga tidak penting. Orang yang berada di K4 ini dikenal dengan


(58)

sebutan si pemalas. Ia senang segala sesuatu yang berlebihan, seperti terlalu banyak menonton TV, terlalu banyak tidur, terlalu banyak main video game dan lain sebagainya. Dua hobi utamanya adalah berbicara tiga jam di telepon dan jalan-jalan ke mall setiap akhir pekan. Menonton TV mungkin memang kita butuhkan untuk rileks dan itu sah-sah saja tetapi jangan sampai berlebihan, jangan sampai mengubah malam yang rileks menjadi malam yang sia-sia. Akibat hidup dalam K4 adalah kurang bertanggung jawab, rasa bersalah dan tugas-tugas terbengkalai (Covey, 2001: 158-159). Maka dari itu, kita harus mampu mengendalikan diri kita sendiri untuk tidak melakukan hal-hal yang menyenangkan saja.

Pada kenyataannya kita semua menghabiskan waktu di setiap kuadran ini, kuncinya adalah menggeser sebanyak mungkin waktu kita ke K2. Dan satu-satunya cara menemukan lebih banyak waktu di K2 adalah dengan mengurangi waktu yang kita habiskan di kuadran 1,3 dan 4. Seperti, mengurangi sifat menunda-nunda, belajar untuk mengatakan tidak terhadap hal-hal yang tidak penting yang menarik kita dari hal-hal yang memang penting, mengurangi kegiatan-kegiatan bermalas-malasan di K4. Semakin sedikit waktu yang kita habiskan di K1, K3 dan K4 artinya semakin membantu kita untuk menghargai waktu dan kesuksesan akan semakin dekat dengan kita. Kita tidak mempunyai waktu untuk di buang-buang karena setiap waktu yang telah berlalu tidak bisa diulang kembali (Covey, 2001: 161). Oleh karena itu, sangat perlu adanya pengelolaan waktu belajar yang baik agar setiap kegiatan baik itu penting maupun mendesak mendapat porsinya masing-masing, maka dari itu tanamlah kebiasaan untuk hidup teratur dan disiplin dalam diri kita serta kita lebih bisa menghargai waktu yang ada untuk hal-hal yang bermanfaat dan memiliki nilai yang positif bila dilakukan.


(59)

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan usaha (Hamdani 2011: 137). Pengukuran prestasi merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang tergantung situasinya (Sunarto dan Jajuk Herawati, 2002: 192). Prestasi kunci merupakan bagian dari organisasi atau unit organisasi yang harus berfungsi efektif apabila organisasi atau unit secara keseluruhan akan berjalan sukses. Untuk universitas prestasi kunci yang menyeluruh barangkali dapat dirumuskan sebagai kemampuan menarik mahasiswa yang berkualitas dan kemampuan mengembangkan jaringan alumni yang baik (Sunarto dan Jajuk Herawati, 2002: 199).

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik pemahaman berkaitan dengan prestasi belajar di Sekolah. Prestasi belajar di Sekolah merupakan hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai setiap seorang dalam hidupnya setelah mengikuti proses belajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian diukur dan dinilai. Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki seseorang dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar (Hamdani, 2011: 138). Dengan demikian prestasi belajar dapat dimengerti sebagai suatu hasil dari proses belajar yang dapat membantu setiap orang mencapai tujuan hidupnya yaitu kesuksesan yang membawa pada kebahagian yang diinginkan oleh setiap orang dalam hidupnya baik itu di keluarga, di sekolah, di kantor, di masyarakat dan di mana pun berada.


(60)

b. Prestasi Belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik

Prestasi belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik dilihat dari dua sisi yaitu berdasarkan objek formal dan material. Dilihat dari objek formalnya Katekese adalah bentuk khusus pewartaan sabda yang mematangkan pertobatan awal untuk menjadikan suatu pengakuan iman nyata, hidup dan berbuah (PUK, art. 82). Pertobatan kepada Yesus Kristus, mengikuti jejak-Nya maka, katekese harus mampu meneruskan kepada setiap orang sehingga dapat mengalami perubahan batin yang mendalam dengan mengambil bagian dalam misteri paskah mereka beralih dari manusia lama menjadi manusia baru yang disempurnakan dalam Kristus (PUK, art. 85). Sebagai komukasi iman kita harus mampu bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristus, pengantara Allah yang berbicara kepada kita dan pengantara kita menanggapi sabda Allah (Lalu, 2005: 68). Oleh karena itu, kita diharapkan untuk mampu menguasai bagaimana cara mewartakan Kabar Gembira, mengkomunikasikan iman dan menjadi pendidik yang baik agar kita semakin beriman kepada Yesus Kristus sehingga mampu menghasilkan tindakan pertobatan yang menjadi tujuan utama Gereja.

Objek material mengarah pada iman yang merupakan anugerah dari Allah, iman hanya bisa dilahirkan dalam hati manusia sebagai buah dari rahmat yang menggerakkan dan membantu serta suatu tanggapan bebas terhadap dorongan Roh Kudus yang menggerakan hati dan mengarahkan kepada Allah dan mempermudah kita untuk menerima dan percaya akan kebenaran (PUK, art. 55). Pengalaman yang diterima dalam iman dalam suatu cara tertentu menjadi sebuah pedoman perwujudan keselamatan, di mana Allah tetap bersama dengan pendidikan Inkarnasi sampai pada manusia dengan Rahmat-Nya dan menyelamatkannya (PUK, art. 152). Oleh karena


(61)

itu dengan adanya iman akan Yesus Kristus setiap orang diharapkan mampu menghasilkan pengalaman-pengalaman iman yang mampu membawa kesaksian kepada setiap orang yang dijumpainya sehingga dapat menjadi pengalaman iman yang memperkembangkan. Belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik ialah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relatif konstan dan berbekas (Dapiyanta, 2008: 57). Oleh karena itu, prestasi belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik harus mampu menguasai tradisi dan pengalaman hidup sehingga dapat membantu memperkembangkan iman dan pengalaman hidup setiap orang dan dapat berguna untuk Gereja dan masyarakat.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Hutabarat (1988: 18) menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu:

 Faktor kecerdasan, yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan berpikir yang sifatnya rumit dan abstrak. Kecerdasan adalah suatu kemampuan yang dibawa dari lahir, pendidikan tidak dapat meningkatkannya tetapi hanya dapat mengembangkannya. Tingginya kecerdasan yang dimiliki seseorang bukanlah jaminan bahwa ia akan berhasil menyelesaikan pendidikan tingginya dengan baik karena keberhasilan dalam belajar tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan saja tetapi juga oleh faktor lain.

 Faktor belajar, yaitu menyangkut semua segi kegiatan belajar seperti kurang dapat memusatkan perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung termasuk juga kurang menguasai cara-cara belajar yang efisien dan efektif. Banyak


(1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Analisis penggunaan konjungtor pada latar belakang skripsi mahasiswa program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma angkatan 2010 lulusan tahun 2015.

0 0 2

Pengaruh Ekaristi terhadap perkembangan hidup rohani mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan KeKhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.

2 20 241

Peranan doa meditasi bagi peningkatan penghayatan hidup rohani para mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 5 168

Efektivitas penerapan kegiatan presentasi mata kuliah terhadap perkembangan kepercayaan diri mahasiswa di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

0 1 2

Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 145

Analisis penggunaan konjungtor pada latar belakang skripsi mahasiswa program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma angkatan 2010 lulusan tahun 2015

0 27 277

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Pengaruh penghayatan sakramen tobat terhadap penghayatan tugas pewartaan mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 138

Peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 131

Upaya pengembangan pendampingan spiritualitas mahasiswa-mahasiswi calon katekis di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 1 230