Pengaruh pelatihan teater rakyat terhadap kemampuan public speaking mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai faktor penting dalam proses berkatekese.

(1)

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah PENGARUH PELATIHAN TEATER

RAKYAT TERHADAP KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING

MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI FAKTOR PENTING DALAM PROSES BERKATEKESE. Judul ini dipilih atas dasar pengamatan dan keprihatinan penulis akan perkembangan kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD terutama dalam proses berkatekese. Kemampuan public speaking merupakan salah satu kemampuan yang sebenarnya perlu dimiliki oleh mahasiswa IPPAK-USD sebagai seorang calon katekis. Akan tetapi nampaknya memiliki kemampuan public speaking tidak dianggap sebagai suatu keharusan bagi mahasiswa USD. Prodi IPPAK-USD sendiri telah memberikan sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan public speaking-nya melalui pelatihan teater rakyat. Namun, kesempatan atau sarana yang telah diberikan oleh Prodi IPPAK-USD untuk mengembangkan kemampuan public speaking melalui pelatihan teater rakyat nampaknya tidak digunakan dengan baik dan kurang dimaknai secara sempurna oleh mahasiswa sehingga masih banyak mahasiswa IPPAK-USD yang belum sepenuhnya menggunakan kemampuan public speaking sebagai sarana bantu dalam melaksanakan proses berkatekese.

Penulis dalam menanggapi permasalahan ini menggunakan kajian pustaka guna menambah informasi serta pengetahuan atas permasalahan yang penulis temukan. Selain itu penulis juga mengadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauh mana kemampuan public speaking yang dimiliki oleh mahasiswa IPPAK-USD dalam rangka proses berkatekese terutama setelah mereka mengikuti pelatihan teater rakyat. Dalam melaksanakan penelitian penulis menggunakan instrumen penelitian berupa skala Likert yang penulis sebarkan kepada 60 orang responden guna mendapatkan data yang penulis inginkan. Selain itu penulis juga menggunakan instrumen observasi serta wawancara sebagai instrumen tambahan dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis mengetahui bahwa mahasiswa IPPAK-USD pada dasarnya sudah sedikit banyak memiliki kemampuan public speaking akan tetapi masih sedikit mahasiswa yang mampu menggunakan kemampuan public speaking-nya dengan baik terutama dalam proses berkatekese.

Dari hasil tersebut penulis mencoba untuk memberikan sebuah usulan kegiatan pelatihan public speaking. Harapannya melalui pelatihan tersebut mahasiswa IPPAK-USD lebih terbantu lagi dalam mengembangkan kemampuan

public speaking-nya terutama untuk bisa diaplikasikan dalam rangka proses


(2)

ABSTRACT

The title of this thesis is THE INFLUENCE OF POPULAR THEATRE TRAINING ONPUBLIC SPEAKING ABILITY OF STUDENTS AT DEPARTMENT OF CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION, SANATA DHARMA UNIVERSITY AS AN IMPORTANT FACTOR IN THE PROCESS OF CATECHESIS. This title was chosen based on the author’s observation and concerns about the development of public speaking ability of the students who are studying at the Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University, especially in the process of catechesis. Public speaking is one of the ability to be mastered by students at the Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University as a catechist. However, it seems that public speaking ability is not considered as one of ability which must be mastered by Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University students. Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University has provided a program for the students to develop public speaking skill through popular theatre training. But, the chance or program seems not be used properly and defined less perfectly by the students, so there are still some numbers of students at the Departement of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University who do not used public speaking ability in the process of catechesis.

The author responsed to this problems by using textual study as additional informations and also knowledges. The author also did a further research to know more about public speaking ability of the students at the Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University in the process of catechesis, especially after they participated in popular theatre training. In doing the research, the author used Likert scale as a research instrument which were distributed to 60 respondents to get data. The author also used observation instument and interview as the additional instuments in this research. The result of the research shows that students at the Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University basically some of them have public speaking ability, but only few students who can use their public speaking ability properly in the process of catechesis.

From that result the author suggests a training on public speaking as a program proposal. The author hopes that through the training the students of Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University will be more helped to develope their public speaking ability,especially they can apply their ability in the process of catechesis.


(3)

PENGARUH PELATIHAN TEATER RAKYAT TERHADAP KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI FAKTOR PENTING DALAM PROSES BERKATEKESE

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Yohanes Paulus Manubura NIM: 101124019

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

PENGARUH PELATIHAN TEATER RAKYAT TERHADAP KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI FAKTOR PENTING DALAM PROSES BERKATEKESE

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Yohanes Paulus Manubura NIM: 101124019

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menerangi jalan hidup penulis, Fransiskus Plain serta Elisabeth Supartika (Alm) selaku orang tua yang selalu

mendoakan serta mendukung penulis, Antonio Orlando Yehezkiel selaku adik penulis,

Drs. E. Haryo Habirono dan dr. V. M. Prasanita W selaku orang tua yang membimbing penulis selama berada di Yogyakarta,

Dorotea Desinta selaku orang yang selalu menemani dan menyemangati penulis,

Universitas Sanata Dharma yang sudah memberikan tempat untuk penulis berkembang dan berdinamika,

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik yang sudah memberikan tempat untuk belajar serta memaknai hidup,

Serta seluruh sahabat, teman dan keluarga yang selalu memberikan kasih sayang serta semangat yang begitu luar biasa kepada penulis.


(8)

v MOTTO

“Don‟t worry about a thing, „cause every little thing gonna be all right” (Three Little Birds-Bob Marley)

“Keinginan saya untuk sukses lebih besar daripada ketakutan saya untuk gagal” (Panji Pragiwaksono)


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah PENGARUH PELATIHAN TEATER

RAKYAT TERHADAP KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING

MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI FAKTOR PENTING DALAM PROSES BERKATEKESE. Judul ini dipilih atas dasar pengamatan dan keprihatinan penulis akan perkembangan kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD terutama dalam proses berkatekese. Kemampuan public speaking merupakan salah satu kemampuan yang sebenarnya perlu dimiliki oleh mahasiswa IPPAK-USD sebagai seorang calon katekis. Akan tetapi nampaknya memiliki kemampuan public speaking tidak dianggap sebagai suatu keharusan bagi mahasiswa USD. Prodi IPPAK-USD sendiri telah memberikan sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan public speaking-nya melalui pelatihan teater rakyat. Namun, kesempatan atau sarana yang telah diberikan oleh Prodi IPPAK-USD untuk mengembangkan kemampuan public speaking melalui pelatihan teater rakyat nampaknya tidak digunakan dengan baik dan kurang dimaknai secara sempurna oleh mahasiswa sehingga masih banyak mahasiswa IPPAK-USD yang belum sepenuhnya menggunakan kemampuan public speaking sebagai sarana bantu dalam melaksanakan proses berkatekese.

Penulis dalam menanggapi permasalahan ini menggunakan kajian pustaka guna menambah informasi serta pengetahuan atas permasalahan yang penulis temukan. Selain itu penulis juga mengadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauh mana kemampuan public speaking yang dimiliki oleh mahasiswa IPPAK-USD dalam rangka proses berkatekese terutama setelah mereka mengikuti pelatihan teater rakyat. Dalam melaksanakan penelitian penulis menggunakan instrumen penelitian berupa skala Likert yang penulis sebarkan kepada 60 orang responden guna mendapatkan data yang penulis inginkan. Selain itu penulis juga menggunakan instrumen observasi serta wawancara sebagai instrumen tambahan dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis mengetahui bahwa mahasiswa IPPAK-USD pada dasarnya sudah sedikit banyak memiliki kemampuan public speaking akan tetapi masih sedikit mahasiswa yang mampu menggunakan kemampuan public speaking-nya dengan baik terutama dalam proses berkatekese.

Dari hasil tersebut penulis mencoba untuk memberikan sebuah usulan kegiatan pelatihan public speaking. Harapannya melalui pelatihan tersebut mahasiswa IPPAK-USD lebih terbantu lagi dalam mengembangkan kemampuan

public speaking-nya terutama untuk bisa diaplikasikan dalam rangka proses


(12)

ix

ABSTRACT

The title of this thesis is THE INFLUENCE OF POPULAR THEATRE TRAINING ONPUBLIC SPEAKING ABILITY OF STUDENTS AT DEPARTMENT OF CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION, SANATA DHARMA UNIVERSITY AS AN IMPORTANT FACTOR IN THE PROCESS OF CATECHESIS. This title was chosen based on the author‟s observation and concerns about the development of public speaking ability of the students who are studying at the Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University, especially in the process of catechesis. Public speaking is one of the ability to be mastered by students at the Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University as a catechist. However, it seems that public speaking ability is not considered as one of ability which must be mastered by Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University students. Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University has provided a program for the students to develop public speaking skill through popular theatre training. But, the chance or program seems not be used properly and defined less perfectly by the students, so there are still some numbers of students at the Departement of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University who do not used public speaking ability in the process of catechesis.

The author responsed to this problems by using textual study as additional informations and also knowledges. The author also did a further research to know more about public speaking ability of the students at the Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University in the process of catechesis, especially after they participated in popular theatre training. In doing the research, the author used Likert scale as a research instrument which were distributed to 60 respondents to get data. The author also used observation instument and interview as the additional instuments in this research. The result of the research shows that students at the Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University basically some of them have public speaking ability, but only few students who can use their public speaking ability properly in the process of catechesis.

From that result the author suggests a training on public speaking as a program proposal. The author hopes that through the training the students of Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University will be more helped to develope their public speaking ability,especially they can apply their ability in the process of catechesis.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang karena berkat kasih karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: PENGARUH PELATIHAN TEATER RAKYAT TERHADAP KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI FAKTOR PENTING DALAM PROSES BERKATEKESE.

Penulisan skripsi ini berangkat dari keprihatinan penulis akan perkembangan kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD terutama dalam rangka proses berkatekese. Penulis mengamati masih sedikit mahasiswa yang mampu menggunakan kemampuan public speaking sebagai sarana bantu untuk melaksanakan proses katekese walaupun Prodi IPPAK-USD sendiri telah memberikan sarana berupa pelatihan teater rakyat guna membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan public speaking-nya. Oleh sebab itu skripsi ini penulis buat guna mengetahui sejauhmana perkembangan kemampuan public

speaking yang dimiliki mahasiswa IPPAK-USD dalam rangka proses berkatekese

terutama setelah mereka mendapatkan pelatihan teater rakyat.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini penulis mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:


(14)

xi

1. Drs. FX. Heryatno W.W., SJ., M.Ed selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Drs. Y. I. Iswarahadi, SJ, M.A selaku dosen pembimbing utama yang telah dengan sabar dan sepenuh hati mendampingi, meluangkan waktu serta memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. L. Bambang Hendarto. Y. M.Hum selaku dosen pembimbing akademik dan dosen penguji kedua yang telah membimbing, menyemangati, mendampingi, mengarahkan, dan memberikan perhatian pada penulis selama studi.

4. Dra. Yulia Supriyati, M.Pd selaku dosen penguji ketiga sekaligus dosen pembimbing penelitian yang telah membantu, mengarahkan, serta memberikan motivasi kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Segenap staf dosen dan karyawan Prodi IPPAK-USD yang telah membantu dalam mengarahkan pengurusan administrasi dan memberikan semangat hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak dan adik yang selalu menyemangati, mendoakan, membimbing serta memberikan nasihat bagi penulis hingga akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan.

7. Dorotea Desinta yang dengan cintanya selalu membantu, menyemangati dan mendampingi penulis selama perjalanan studi hingga sampai penulisan skripsi ini selesai.


(15)

xii cm


(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penulisan ... 4

D. Manfaat Penulisan ... 5

E. Metode Penulisan ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II. TEATER RAKYAT DAN PUBLIC SPEAKING ... 8

A. Teater Rakyat ... 8

1. Pengertian Teater ... 8

2. Pengertian Teater Rakyat ... 10

3. Bentuk Pelatihan Teater Rakyat ... 11

a. Pendekatan dengan Seni Terpadu ... 11

b. Pengamatan dan Penilaian terhadap Situasi Masyarakat (Kunjungan Lapangan) ... 17


(17)

xiv

4. Peranan Teater Rakyat dalam Pewartaan ... 17

a. Teater Rakyat sebagai Pengembangan Spiritualitas Injili ... 18

b. Teater Rakyat sebagai Medium Komunikasi ... 19

c. Teater Rakyat sebagai Media Pewartaan Alternatif bagi Kaum Muda... 19

B. Public Speaking... 21

1. Pengertian Public Speaking ... 21

2. Hal-hal yang harus Diperhatikan dalam Public Speaking ... 22

a. Membangun Rasa Percaya Diri ... 23

b. Teknik Vokal ... 24

c. Bahasa Tubuh ... 26

d. Menguasai Materi ... 27

3. Bentuk-bentuk Public Speaking ... 28

a. Presentasi ... 29

b. Pidato ... 29

c. MC (Master of Ceremony)... 30

d. Moderator ... 30

e. Ceramah... 30

f. Khotbah ... 30

g. Seminar ... 31

h. Diskusi ... 31

i. Simposium... 31

j. Kolokium ... 31

k. Lokakarya (Workshop) ... 32

l. Rapat ... 32

4. Fungsi Memiliki Kemampuan Public Speaking bagi Mahasiswa Prodi IPPAK-USD dalam Proses Berkatekese ... 32


(18)

xv

BAB III. PENGARUH PELATIHAN TEATER RAKYAT TERHADAP KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA IPPAK-USD

DALAM RANGKA PROSES BERKATEKESE ... 36

A. Kedudukan Pelatihan Teater Rakyat dalam Pendidikan Calon Katekis di Prodi IPPAK-USD ... 36

1. Sejarah Singkat Prodi IPPAK-USD ... 37

2. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Prodi IPPAK-USD ... 40

3. Gambaran Kurikulum Prodi IPPAK-USD ... 42

4. Pendidikan Teater Rakyat di Prodi IPPAK-USD ... 44

B. Metodologi Penelitian ... 45

1. Tujuan Penelitian... 45

2. Jenis Penelitian ... 46

3. Metode Penelitian ... 46

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

5. Responden Penelitian ... 47

6. Instrumen Penelitian ... 47

7. Variabel Penelitian ... 52

8. Analisis Data ... 55

C. Hasil Penelitian ... 56

1. Pemahaman mengenai Pelatihan Teater Rakyat ... 56

2. Tujuan Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat ... 59

3. Manfaat setelah Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat, terutama dalam Kegiatan Public Speaking ... 63

4. Pemahaman mengenai Public Speaking ... 65

5. Manfaat Memiliki Kemampuan Public Speaking sebagai sarana untuk Proses Berkatekese terutama setelah Mengikuti Proses Pelatihan Teater Rakyat ... 70


(19)

xvi

D. Hasil Penelitian Tambahan ... 76

1. Hasil Penelitian Observasi ... 76

2. Hasil Penelitian Wawancara... 77

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

1. Pemahaman mengenai Pelatihan Teater Rakyat ... 81

2. Tujuan Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat ... 82

3. Manfaat Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat, terutama dalam Kegiatan Public Speaking ... 84

4. Pemahaman mengenai Public Speaking ... 86

5. Manfaat Memiliki Kemampuan Public Speaking sebagai Sarana untuk Proses Berkatekese Terutama Setelah Mengikuti Proses Pelatihan Teater Rakyat ... 88

F. Analisis Tambahan ... 91

1. Observasi ... 92

2. Wawancara ... 94

G. Kesimpulan Hasil Penelitian ... 95

BAB IV. USULAN KEGIATAN PELATIHAN PUBLIC SPEAKING BAGI MAHASISWA IPPAK-USD DALAM RANGKA PROSES BERKATEKESE ... 97

A. Latar Belakang ... 97

B. Tujuan Kegiatan ... 100

C. Tema Kegiatan dan Sub Tema ... 100

D. Identitas Kegiatan... 100

E. Peserta ... 100

F. Strategi Penyampaian ... 101

G. Sarana dan Peralatan ... 101

H. Sumber Bahan ... 101

I. Matriks Kegiatan ... 103

J. Gambaran dan Jadual Kegiatan Pelatihan ... 105


(20)

xvii

BAB V. PENUTUP ... 120

A. KESIMPULAN ... 120

B. SARAN ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 125

LAMPIRAN ... 127

Lampiran 1: Panduan Skala Likert ... (1)

Lampiran 2: Panduan Observasi ... (6)

Lampiran 3: Pedoman Wawancara ... (7)

DAFTAR TABEL Tabel 1: Tabel 1. Variabel Penelitian Skala Likert ... 52

Tabel 2: Tabel 2. Variabel Penelitian Observasi ... 53

Tabel 3: Tabel 3. Variabel Penelitian Wawancara ... 54

Tabel 4: Tabel 4. Pemahaman mengenai Pelatihan Teater Rakyat (N=60) ... 56

Tabel 5: Tabel 5. Tujuan Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat (N=60) ... 59

Tabel 6: Tabel 6. Manfaat setelah Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat, terutama dalam Kegiatan Public Speaking(N=60) ... 63

Tabel 7: Tabel 7. Pemahaman Mengenai Public Speaking (N=60) ... 65

Tabel 8: Tabel 8. Manfaat Memiliki Kemampuan Public Speaking sebagai Sarana untuk Proses Berkatekese terutama setelah Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat (N=60) ... 70

Tabel 9: Tabel 9. Hasil Observasi ... 76

Tabel 10: Tabel 10. Matriks Kegiatan Pelatihan Public Speaking ... 103


(21)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A.Singakatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Perjanjian Lama dan Baru dalam terjemahan baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, LAI, 2005.

B.Singkatan Dokumen Resmi Gereja CT : Catechesi Tradendae

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex luris Canonici), diundangkan paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.

C.Singkatan Lain

AKKI : Akademi Kateketik Katolik Indonesia DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta

FIPA : Fakultas Ilmu Pendidikan Agama FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik LPTK : Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

MAWI : Majelis Agung Wali Gereja Indonesia MC : Master of Ceremony

PAK : Pendidikan Agama Katolik PUSKAT : Pusat Kateketik


(22)

xix SJ : Serikat Jesus

STFK : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik STKAT : Sekolah Tinggi Kateketik


(23)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Semua orang dapat berbicara, namun tidak semua orang juga mampu berbicara dengan baik saat harus berbicara di depan umum dalam suatu acara seminar, diskusi dan acara lainnya. Belakangan ini, kemampuan berbicara di depan umum sungguh sangat dibutuhkan. Akan tetapi masih banyak orang yang tidak mampu untuk berbicara di depan umum. Kemampuan untuk dapat berbicara di depan umum itu sangat dibutuhkan oleh setiap orang, baik itu dipakai untuk berpidato, untuk mempresentasikan suatu seminar, debat, maupun diskusi. Kebanyakan orang yang tidak mampu untuk berbicara di depan umum itu mempunyai alasan masih malu atau kesulitan untuk merangkai kalimat jika sudah berada di depan umum. Kekurangan tersebut membuat seseorang sulit untuk menyampaikan hal-hal atau pendapat yang seharusnya disampaikan kepada banyak orang.

Keahlian untuk berbicara di depan umum atau yang lebih dikenal dengan nama public speaking merupakan salah satu dari sarana berkomunikasi. Saat ini, sudah banyak lembaga-lembaga pendidikan atau lembaga lainnya yang menawarkan jasa untuk pelatihan public speaking. Beberapa universitas bahkan memberikan jurusan khusus untuk pendidikan public speaking ini. Sebenarnya kemampuan atau keahlian untuk dapat ber-public speaking dengan baik bisa


(24)

dilatih sendiri tanpa harus mengikuti pelatihan atau sekolah khusus dengan modal utamanya adalah niat dan mental untuk berani tampil dan berbicara di depan umum.

Kemampuan public speaking atau kemampuan berbicara di depan umum ini juga dibutuhkan oleh seorang katekis dalam rangka pewartaan atau katekese. Kemampuan public speaking dibutuhkan karena saat berkatekese mau tidak mau seorang katekis harus bisa menyampaikan bahan katekese itu di depan banyak orang, dan yang dihadapi oleh seorang katekis adalah bukan audience umum, melainkan umat yang imannya perlu dibina lagi, sehingga proses penyampaiannya juga dituntut untuk lebih baik daripada hanya sekedar berbicara asal dengan orang lain, tanpa penyampaian yang baik proses katekese yang disampaikan tidak akan menarik dan umat bisa memahami apa yang disampaikan oleh seorang katekis dalam proses katekese.

Kemampuan seorang katekis untuk dapat ber-public speaking dengan baik dalam kenyataan yang ada masih sangat kurang sekali, dan hal ini juga terlihat dan dialami oleh para calon katekis yang saat ini mengenyam pendidikan di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma (Prodi IPPAK-USD). Masih banyak dari para mahasiswa Prodi IPPAK-USD yang belum mampu untuk berbicara dengan baik saat berada di depan umum. Hal ini bisa terjadi karena memang keterampilan berbicara yang dimiliki oleh para mahasiswa Prodi IPPAK-USD yang kurang atau memang karena mental para mahasiswa yang masih kurang kuat untuk berbicara di depan umum.


(25)

Untuk mengatasi masalah tersebut, lembaga pendidikan ini membuat suatu mata kuliah yang tujuannya mengajarkan para mahasiswa untuk mampu berbicara di depan umum dan memiliki mental untuk dapat melakukan hal tersebut. Mata kuliah yang memberikan pelatihan tersebut adalah mata kuliah teater rakyat. Mata kuliah teater rakyat merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil dan diikut oleh setiap mahasiswa Prodi IPPAK-USD di semester 2. Bentuk mata kuliah teater rakyat ini adalah pelatihan selama satu minggu di Studio Audio Visual Puskat yang bertempat di Sinduharjo, Ngaglik, Sleman dan persiapan untuk pementasan teater selama satu bulan. Dalam pelatihan teater selama sepekan ini, mental serta kemampuan berbicara setiap mahasiswa dilatih dalam bentuk pelatihan teater yang nanti pada akhirnya hasil dari pelatihan ini dipentaskan di hadapan banyak orang dalam bentuk permainan peran.

Dasar penting dari public speaking adalah kemampuan seseorang untuk berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik dan sesuai baik itu bahasa verbal maupun bahasa tubuh serta memiliki mental untuk dapat melakukan kegiatan tersebut di depan banyak orang. Dasar public speaking tersebut ternyata ada dalam pelatihan teater rakyat yang diikuti oleh para mahasiswa Prodi IPPAK-USD di semester 2 dan harapannya dengan adanya pelatihan teater rakyat tersebut para mahasiswa mampu untuk menerapkan kemampuan public speaking dalam tiap kegiatan yang kondisinya harus berada di hadapan umum.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis mengangkat judul skripsi “Pengaruh Pelatihan Teater Rakyat terhadap Kemampuan Public Speaking bagi Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan


(26)

Agama Katolik Universitas Sanata Dharma (IPPAK-USD) Sebagai Faktor Penting Dalam Berkatekese”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan permasalahan yang menjadi perhatian pokok penulis adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan pelatihan teater rakyat? 2. Apa pengertian dari public speaking ?

3. Sejauh mana kemampuan public speaking dimiliki oleh mahasiswa Prodi IPPAK-USD dalam proses berkatekese setelah mengikuti pelatihan teater rakyat?

C. TUJUAN PENULISAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan skripsi ini adalah:

1. Mengerti maksud dari pelatihan teater rakyat 2. Memahami pengertian dari public speaking.

3. Menggali pengaruh pelatihan teater rakyat terhadap kemampuan public

speaking mahasiswa Prodi IPPAK- USD yang menjadi faktor penting dalam


(27)

D. MANFAAT PENULISAN

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan gambaran pada pihak Prodi IPPAK-USD bahwa pelatihan teater rakyat merupakan salah satu mata kuliah yang bisa digunakan untuk membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan public speaking terutama dalam proses berkatekese.

2. Memberikan pemahaman bagi mahasiswa Prodi IPPAK-USD bahwa pelatihan teater rakyat juga menjadi salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan public speaking di mana kemampuan tersebut perlu dimiliki dan dikembangkan untuk digunakan sebagai sarana dalam proses berkatekese.

3. Penulis sendiri menjadi semakin mendalami dan mendapatkan wawasan serta pengetahuan mengenai manfaat dari pelatihan teater rakyat yang juga dapat digunakan sebagai sarana latihan untuk meningkatkan kemampuan

public speaking yang menjadi faktor penting dalam proses berkatekese.

E. METODE PENULISAN

Pada penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penulisan deskriptif-analitis. Pada penelitian ini penulis akan memaparkan dan menganalisis permasalahan yang ada sehingga ditemukan pemecahan yang tepat dan sesuai. Metode ini akan didukung dengan menggunakan penelitian kualitatif. Dalam mencari data yang dibutuhkan untuk penelitian, penulis akan melakukan observasi/pengamatan, wawancara serta menyebarkan kuisioner. Penulis akan


(28)

melakukan penelitan terhadap mahasiswa IPPAK-USD guna melihat bagaimana perkembangan kemampuan public speaking mereka terutama dalam proses berkatekese setelah mengikuti pelatihan teater rakyat.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulis memilih judul skripsi “Pengaruh Teater Rakyat terhadap Kemampuan Public Speaking bagi Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Sebagai Faktor Penting Dalam Berkatekese”. Judul skripsi ini diuraikan dalam lima bab, yakni:

Bab I. Dalam bab I penulis akan memaparkan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II. Dalam bab II penulis akan memaparkan teori mengenai pengertian teater dan public speaking. Secara lebih detailnya bab ini berisi tentang pengertian teater, pengertian teater rakyat, bentuk pelatihan teater rakyat, peranan teater rakyat dalam pewartaan, pengertian public speaking, hal-hal yang harus diperhatikan dalam public speaking, bentuk-bentuk public speaking, dan fungsi memiliki kemampuan public speaking bagi mahasiswa Prodi IPPAK-USD dalam proses berkatekese.

Bab III. Dalam Bab III, penulis akan memaparkan sejarah singkat mengenai Prodi IPPAK-USD, visi, misi, tujuan dan sasaran Prodi IPPAK-USD, kurikulum Prodi IPPAK serta mengenai bentuk pelatihan teater rakyat di Prodi


(29)

IPPAK. Pada bagian berikutnya penulis akan membahas metode penelitian tentang pengaruh pelatihan teater rakyat terhadap kemampuan public speaking mahasiswa Prodi IPPAK-USD sebagai faktor penting dalam proses berkatekese, yang meliputi tujuan penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, instrumen penelitian, variabel penelitian, analisis data, hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

Bab IV. Penulis dalam bab ini akan memberikan usulan kegiatan berupa pelatihan public speaking yang ditujukan untuk mahasiswa IPPAK-USD guna membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan public speakingnya untuk berkatekese.

Bab V. Bab ini merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan dan saran.


(30)

BAB II

TEATER RAKYAT DAN PUBLIC SPEAKING

Teater rakyat adalah sebuah seni pertunjukan yang kisahnya berasal dari realitas kehidupan masyarakat. Teater rakyat biasa dipentaskan di depan banyak orang dalam bentuk suatu pertunjukan hiburan bagi masyarakat. Teater rakyat juga menuntut para pemainnya untuk melakonkan suatu peran yang berasal dari gambaran masyarakat pada umumnya. Untuk dapat melakonkan peran yang didapat butuh suatu keahlian, keberanian serta mental untuk dapat melakukan itu dari sang pemeran. Dalam bab II ini penulis akan memaparkan secara lebih mendalam pengertian teater rakyat dan public speaking.

A. Teater rakyat

Dalam bagian ini penulis akan memaparkan penjelasan mengenai teater rakyat dalam beberapa bagian yaitu: pengertian teater, pengertian tentang teater rakyat, bentuk pelatihan teater rakyat, dan peran teater rakyat dalam pewartaan. 1. Pengertian Teater

Teater berasal dari kata Yunani, theatron, yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya kata teater memiliki arti yang lebih luas dan diartikan sebagai hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam batasan yang lebih sempit teater diartikan sebagai drama, yaitu lakon atau kisah hidup manusia yang dipertunjukkan di atas pentas dan disaksikan orang banyak (Murgiyanto dan Bandem, 1996: 9).


(31)

Dalam arti luas teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan banyak orang. Sedangkan dalam arti sempit teater merupakan drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak dengan media: percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah yang tertulis, dengan atau tanpa musik, nyanyian, tarian (Tri, 2015: 3).

Teater secara umum sering disebut atau diartikan sebagai sebuah seni pertunjukan yang juga turut melibatkan banyak unsur kesenian lainnya seperti tarian, musik, suara, puisi, drama dan lain sebagainya. Teater atau drama yang lebih dikenal dalam corak kesenian tradisional merupakan suatu pertunjukan yang memaparkan segala bentuk kegiatan atau tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari yang dipentaskan di atas panggung dan ditonton oleh masyarakat.

Sedangkan menurut pandangan Augusto Boal dalam bukunya Teater

Kaum Tertindas, “teater adalah kumpulan orang yang bernyanyi bebas di udara

terbuka”. Pertunjukan teater diciptakan oleh dan untuk masyarakat, dan karenanya dapat disebut nyanyian dithyirambis (syair pujian). “Ia merupakan perayaan di mana semua dapat ikut serta secara bebas” (Boal, 1974: 1).

Dari pandangan Augusto Boal ini dapat diartikan bahwa teater merupakan suatu pertunjukan yang dibuat oleh masyarakat dan disajikan kembali untuk masyarakat. Teater juga merupakan suatu perayaan di mana semua orang dapat ikut serta secara bebas dalam suatu pertunjukan teater.


(32)

2. Pengertian Teater Rakyat

Dalam buku Media Memuliakan Kehidupan?, Sebuah Antologi

Komunikasi, Iswarahadi dan Tri mengatakan bahwa “pada awalnya teater rakyat

adalah sebuah pesta. Di dalam pesta tersebut tidak ada batasan antara pemain dan penonton. Dalam teater rakyat semua orang boleh terlibat untuk mengungkapkan perasaan dan ide mereka secara kreatif” (Iswarahadi, 2010 : 58).

Teater rakyat bukan hanya sekedar seni pertunjukan, tetapi lebih merupakan seni yang ingin mengungkapkan realitas dengan menganalisis struktur dalam masyarakat. Realitas yang diungkap lebih pada kehidupan masyarakat kecil yang tertindas oleh ketidakadilan yang terjadi dalam lingkup kehidupan bermasyarakat. Dalam karya tulisnya, Ismarwanto (1994:29) mengatakan bahwa:

Kata teater rakyat juga dikatakan sebagai sebuah sarana komunikasi dari, oleh, dan untuk rakyat sendiri, informasi diterima, disampaikan dengan cara dan tempat yang pantas. Sebagai sarana komunikasi, teater rakyat ingin mengangkat situasi penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil serta mencari solusi. Sebagai seni, teater rakyat menunjukkan realitas dan permasalahan sosial. Dalam hal ini untuk mencapai suatu penyadaran dan berujung perubahan pasti akan selalu mengalami konflik sosial yakni dari pihak yang menderita dan dari pihak yang ingin menguasai. Oleh karena itu orang sering mengatakan teater rakyat identik dengan pembela rakyat kecil.

Sedangkan dalam bukunya, Iswarahadi (2010:46) berbicara bahwa :

Teater rakyat juga dipahami bukan sebagai seni pentas saja, tetapi juga sebagai media pembebasan bagi rakyat. Pembebasan yang dimaksud adalah pembebasan dari budaya bisu yang semakin memiskinkan rakyat dalam sebuah struktur yang tidak adil. Media murah menjadi sarana rakyat untuk mengekspresikan suara mereka melalui media yang mudah terjangkau oleh masyarakat. Dalam teater rakyat rakyat dibiarkan untuk membicarakan nasib mereka sendiri.

Teater rakyat merupakan salah satu sarana atau media untuk berkomunikasi, menyampaikan pesan atau aspirasi lewat lakon-lakon serta dialog


(33)

yang dimainkan secara kreatif dan menarik. Lewat teater rakyat, peranan para rakyat kecil yang tertindas akan selalu diangkat menjadi sebuah cerita dan dari situlah akan muncul pesan atau aspirasi dari rakyat kecil yang sering kali tidak tersampaikan kepada kalangan atas.

Teater rakyat tidak hanya diartikan sebagai kisah, seni, pesta, tontonan atau bahkan hiburan saja melainkan menyangkut seluruh kegiatan dan proses terjadinya kegiatan tersebut mulai dari proses perkuliahan, pelatihan, pementasan, evaluasi, refleksi, diskusi, dan tindak lanjut serta aksi. Teater rakyat adalah alat yang dapat membawa kesadaran sosial dalam masyarakat yakni mengembalikan suara rakyat itu sendiri (Lapin, 2011: 91).

3. Bentuk Pelatihan Teater Rakyat

Sebuah seni pertunjukan tidak akan terjadi tanpa adanya proses latihan. Teater rakyat sebagai salah satu bagian dari seni pertunjukan juga memiliki latihan dasar yang perlu diikuti oleh para pemainnya sebelum memulai atau memainkan sebuah pementasan. Pelatihannya tidak hanya berupa pelatihan yang berkaitan dengan dasar-dasar permainan teater tapi juga sampai pada latihan pembuatan naskah pementasan. Terdapat tiga tahapan persiapan yang berisi materi pelatihan untuk bisa sampai pada suatu pementasan teater rakyat.

a. Pendekatan dengan Seni Terpadu

Maksud dari pendekatan ini adalah untuk memberi kebebasan kepada para peserta dalam pengembangan potensi dalam bidang teater rakyat, khususnya dari segi orientasi, artistik, dan organisasi. Dalam pendekatan ini terdapat lima bidang


(34)

subjek kesenian yang harus diberikan kepada peserta pelatihan teater rakyat yaitu: dinamika kelompok, ekspresi gerak, ekspresi vokal dan musik, ekspresi visual, dan penulisan naskah improvisasi teater.

1) Dinamika kelompok

Maksud serta tujuan dari latihan dinamika kelompok ini adalah agar para peserta mengenal sifat masing-masing anggotanya, baik dari nama, bentuk fisik, sifat maupun watak tiap anggota kelompok. Dengan saling mengenal peserta akan saling terbuka satu sama lain, sehingga nantinya bisa menghasilkan suatu kerjasama yang baik dan solid antar peserta dalam suatu kelompok yang ada. Bila peserta mampu melaksanakan latihan ini, peserta pasti akan juga mampu belajar dan memerankan suatu profesi dan kelas sosial yang berbeda dari yang peserta itu jalankan tiap harinya (Boal, 1974: 101).

Latihan dinamika kelompok ini biasanya dilakukan lewat permainan-permainan yang sifatnya berkelompok. Pada akhir permainan-permainan biasanya peserta diajak untuk menemukan makna dari permainan yang telah dilakukan dan makna yang ditemukan tersebut akan menjadi pegangan bagi peserta dalam permainan teater nantinya.

2) Ekspresi gerak

Dalam keseharian manusia lebih sering menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan segala sesuatunya dan membiarkan kemampuan ekspresif yang begitu besar dari tubuh tak berkembang. Latihan ekspresi gerak mengajak para peserta untuk mampu mengungkapkan sesuatu hal bukan hanya dengan kata-kata


(35)

saja, melainkan menggunakan jasmani mereka lewat gerak tubuh (Boal, 1974: 103).

a) Latihan dasar- dasar gerak

Latihan dasar gerak bersumber dari gerak kehidupan sehari-hari. Tujuannya agar peserta mampu menguasai kelenturan tubuh, karena bermain teater berati juga bermain menggunakan seluruh anggota tubuh kita. Jika tubuh lentur tidak ada kendala bagi seorang aktor untuk melakukan perpindahan

blocking pada saat pementasan teater (Tri, 2015:7).

b) Ekspresi gerak “mencipta bentuk”

Latihan ini dibuat untuk menjalin kerjasama dalam kelompok, membuat komposisi dengan kesadaran ruang, mengenal unsur artistik, unsur komposisi dan teknik penampilan serta membantu mencitakan kelenturan tubuh .

Melalui proses latihan ini tidak hanya fisik saja yang dilatih namun juga melatih kemampuan berkreasi dengan meniru gejala alam. Latihan pertama yaitu mencipta bentuk diam atau statis yang biasanya diambil dari bentuk meja, gelas, kursi, dan lain sebagainya.

Dalam latihan kedua peserta diajak untuk menciptakan bentuk bergerak tanpa figur manusia, misalnya: ikan dalam akuarium, kereta kuda, ikan digoreng dan lain sebagainya. Dalam latihan ketiga peserta diajak untuk menciptakan bentuk bergerak dalam figur manusia, sebagai contoh: orang dalam mobil yang berjalan, nelayan sedang mencari ikan dan lain-lain. Lewat latihan ini unsur- unsur yang dipelajari adalah: garis, ruang, tingkatan (leveling), tekstur, warna, gerak, suara, dan irama (Tri, 2015:7).


(36)

c) Ekspresi gerak, emosi dan motivasi

Dalam latihan ini peserta diajak untuk melakukan gerakan berdasarkan sugesti yang diberikan. Sugesti yang diberikan berupa cerita yang dibawakan oleh pelatih teater. Tujuan latihan ini adalah untuk merangsang imajinasi peserta lewat sugesti cerita yang diberikan. Selain itu juga, peserta diajak pula untuk merangkai emosi untuk menghasilkan ekspresi gerak yang baik, dilatihan terakhir dari ekspresi gerak ini, peserta diajak untuk bergerak berdasarkan irama musik yang diputar (Tri, 2015: 8).

3) Konflik

Konflik berarti pertentangan antara dua pihak untuk saling berlawanan. Konflik adalah jantung cerita drama yang berfungsi untuk menghidupi lakon drama. Terdapat tiga jenis konflik yang perlu dipelajari sebelum bermain drama, yaitu:

 Konflik fisik: latihannya bisa dengan tarik tambang

 Konflik verbal: suatu konflik yang latihannya dengan melontarkan kata-kata atau adu argumen dengan lawan main.

 Konflik emosi: konflik yang latihannya atau memainkannya dengan hanya memainkan ekspresi wajah (mimik).

4) Pernafasan (olah vokal)

Suara tidak hanya merupakan lagu saja, suara dapat mewujudkan warna tergantung pada perasaan orang yang mendengarkan suara tersebut (Harymawan, 1993: 51).


(37)

Vokal atau suara merupakan unsur penting dalam memainkan sebuah pentas teater/drama. Teknik vokal atau suara yang baik diperlukan untuk menyampaikan gagasan para tokoh dalam bentuk dialog-dialog yang dimainkan dalam suatu pementasan teater/drama. Untuk bisa menciptakan vokal atau suara yang bagus dalam suatu pementasan maka diperlukan latihan terlebih dahulu, bentuk latihan untuk mengolah vokal/suara adalah sebagai berikut:

 Senam mulut  Latihan pernafasan

 Melatih kejelasan ucapan (artikulasi)  Menjiwai cerita

 Latihan dinamika (intonasi) dan progresi (teknik pengembangan suara)  Latihan irama (bisa dilakukan dengan menyanyi)

Dengan melakukan latihan-latihan ini seorang aktor atau pemain drama pasti akan memiliki vokal/suara yang bagus saat melakukan pementasan teater/drama (Tri, 2015: 9).

5) Penulisan naskah

Naskah merupakan bagian yang penting juga dalam suatu pertunjukan teater/drama. Naskah berisi jalan cerita dari pertunjukan yang akan dimainkan, tema cerita, alur cerita, serta dialog-dialog yang perlu diucapkan oleh pemain teater dalam pertunjukan teater/drama. Oleh karena itu, sebelum melakukan pementasan, peserta wajib terlebih dahulu menciptakan naskah teater/drama. Latihan untuk menciptakan naskah adalah sebagai berikut:


(38)

a) Dari cerpen ke tema dan sinopsis, langkah-langkahnya yaitu:

 setiap peserta dibagikan satu buah cerpen yang ceritanya sama dan setelah itu diminta untuk membaca cerpen tersebut,

 setelah peserta memahami cerita, peserta diajak untuk membuat ringkasan cerita dari cerpen yang telah dibaca tadi,

 jika peserta sudah selesai membuat ringkasan cerita (sinopsis), peserta dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

b) Dari tema, sinopsis ke cerpen, langkahnya yaitu:

 setiap peserta diberikan satu buah sinopsis yang berisi cerita sama dan diminta untuk membaca sinopsis tersebut,

 setelah selesai membaca sinopsis, peserta diajak untuk menentukan tema cerita dari sinopsis dan membuat cerpen,

 jika sudah selesai, peserta mempresentasikan hasil karyanya.

c) Dari naskah drama ke tema, sinopsis dan treatment, langkah-langkahnya yaitu:  peserta masing-masing diberikan satu buah naskah drama dan diminta untuk

membacanya,

 setelah memahami naskah yang dibaca, peserta diajak untuk menentukan tema dan menjabarkannya ke dalam sinopsis serta treatment,

 setelah selesai, peserta diberi kesempatan untuk mempresentasikan apa yang telah dibuat.

d) Dari tema, sinopsis, treatment ke naskah drama, langkah pembuatannya yaitu:  Ini merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu peserta diminta untuk


(39)

 Hasil penulisan naskah yang telah dibuat dalam kelompok diwujudkan dalam bentuk pementasan (Tri, 2015: 12).

b. Pengamatan dan Penilaian terhadap Situasi Masyarakat (Kunjungan Lapangan)

Dalam tahap ini peserta diminta untuk terlibat langsung dalam kehidupan bermasyarakat guna mengamati berbagai macam corak kehidupan di dalam suatu masyarakat, mulai dari keadaan masyarakat sampai segala permasalahan yang dialami dalam kehidupan masyarakat. Peserta diajak untuk mengadakan serangkaian penelitian, pengamatan dan analisa yang dilakukan langsung dalam kunjungan lapangan. Dengan adanya interaksi langsung dalam masyarakat, diharapkan peserta bisa mencari tema yang cocok untuk pementasan teater rakyat berdasarkan hasil refleksi pengamatan langsung peserta dalam suatu masyarakat (Tri, 2015: 3).

c. Produksi Pementasan Teater Rakyat

Setelah menjalani semua jenis pelatihan, peserta melakukan pementasan hasil kreasi sendiri yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sumber cerita pementasan teater rakyat adalah kejadian nyata dari situasi masyarakat yang diperoleh dari kunjungan lapangan. Pementasan teater rakyat ini biasanya dipentaskan di depan masyarakat umum dalam berbagai macam corak penampilan teater rakyat (Tri, 2015: 3).

4. Peranan Teater Rakyat dalam Pewartaan

Teater rakyat memang memiliki peran dalam menyampaikan aspirasi atau keinginan masyarakat kecil yang tidak dapat tersampaikan secara langsung, di


(40)

balik itu pula teater rakyat ternyata juga memiliki peranan dalam proses pewartaan.

a. Teater Rakyat sebagai Pengembangan Spiritualitas Injili.

Iswarahadi dalam bukunya Beriman dengan Bermedia mengatakan bahwa: Dalam diri setiap orang tentu sudah ada spiritualitas yang ditanam sendiri oleh Allah. Kita punya kewajiban untuk mengembangkannya. Spiritualitas Injili tak lain tak bukan adalah kabar gembira. “You are the Good News!” Benih- benih kabar gembira sudah ada dalam diri kita masing- masing. Setiap pewarta sabda atau katekis hidup di tengah umat, dan harus di tingkat basis. Seorang katekis mempunyai potensi untuk menggerakkan umat.

Iswarahadi lebih memandang teater rakyat sebagai suatu gerakan bukan sebagai organisasi. Teater rakyat berkaitan dengan katekis terutama dalam tugasnya untuk mewartakan kabar gembira. Teater rakyat dalam menyajikan sebuah bentuk pementasan bukan semata-mata untuk meninabobokan orang, melainkan untuk menggugat kemapanan. Gerakan yang dimaksud tersebut bisa tumbuh apabila di dalamnya ada “spiritualitas”.

Spiritualitas Injili dalam teater rakyat ditempatkan sama dengan spiritualitas yang dimiliki oleh para umat basis pertama yang hadir di Amerika Latin, di mana mereka pada saat itu dipandang memiliki kehidupan yang sama dengan kehidupan jemaat Kristen pertama. Para umat basis ini sungguh- sungguh menghayati hidup umat Kristen perdana dan bertindak atas sesamanya berdasarkan semangat Injil (Iswarahadi, 2003: 56).

Dengan demikian teater rakyat memiliki peranan dalam pengembangan spiritualitas Injili, di mana teater rakyat hadir bukan hanya sebagai sarana hiburan


(41)

saja, melainkan lewat teater rakyat kabar gembira bisa sampai kepada umat dalam balutan pementasan teater rakyat.

b. Teater Rakyat sebagai Medium Komunikasi

Dalam pewartaan-Nya Yesus seringkali menggunakan banyak perumpamaan. Apa yang dilakukan oleh Yesus ini juga harus diikuti oleh para pewarta dalam tugasnya di tengah umat. Teater rakyat adalah salah satu sarana yang bisa dipakai dalam rangka pewartaan atau media komunikasi kepada umat. Dalam kenyataannya teater rakyat sudah lama digunakan sebagai salah satu sarana pewartaan oleh para umat basis yang ada di Amerika Latin pada tahun 1970-an. Teater rakyat biasanya menyajikan permasalahan yang ada di antara umat. Masalah tersebut disajikan dalam bentuk seni yang selanjutnya dijadikan bahan diskusi oleh umat dan dari diskusi tersebutlah menghasilkan suatu komunikasi aktif antar umat dalam melihat dan merefleksikan perumpamaan atau permasalahan yang telah dihadirkan lewat pementasan teater rakyat (Iswarahadi, 2003: 64).

c. Teater Rakyat sebagai Media Pewartaan Alternatif bagi Kaum Muda

Proses pewartaan yang biasa- biasa saja atau yang sudah kuno seringkali membuat banyak umat terutama kaum muda merasa enggan untuk melakukannya bahkan menghindar untuk turut serta dalam rangka mewartakan Kerajaan Allah. Padahal peran serta kaum muda justru sangat dibutuhkan dalam rangka pewartaan, oleh karena semangat yang dimiliki masih berapi-api. Budaya di


(42)

tengah zaman sekarang ini juga turut serta melunturkan semangat kaum muda untuk mau terlibat di dalam rangka karya pewartaan.

Teater rakyat merupakan salah satu media yang tepat untuk mengajak kaum muda terlibat dalam kegiatan pewartaan. Salah satu contoh dari bentuk pewartaan yang dimaksud seperti pementasan teater atau drama dalam homili perayaaan ekaristi kaum muda di Gereja Santo Antonius Kotabaru. Pewartaan yang dimaksudkan di sini yaitu bagaimana kaum muda ini ditantang untuk mengalami pengalaman yang jarang atau bahkan belum pernah sama sekali mereka alami. Lewat teater rakyat kaum muda pertama-tama diajak untuk melihat terlebih dahulu realitas sosial masyarakat kecil dalam suatu kunjungan lapangan. Dari pengalaman yang telah mereka dapatkan ini seringkali muncul rasa empati dari diri mereka tentang kehidupan yang barangkali tidak pernah mereka alami selama ini. Setelah itu mereka ditantang untuk berdinamika dalam latihan teater rakyat untuk menampilkan kenyataan yang telah mereka lihat dalam sebuah pementasan.

Tantangan yang kaum muda hadapi selama latihan adalah bagaimana mereka mampu untuk menghadirkan realitas sosial yang tidak pernah mereka alami sebelumnya. Apabila mereka telah mampu melewati tantangan tersebut, seringkali mereka akan lebih membuka diri terhadap kehidupan kaum papa. Saat inilah pewartaan telah terjadi terhadap kaum muda. Lewat teater rakyat kaum muda biasanya akan lebih memiliki sikap berani untuk berpihak dan membela kaum lemah, miskin serta tersingkir dan dari situlah Kerajaan Allah nampak lewat apa yang kaum muda ini perjuangkan (Tri, 2010: 62).


(43)

B. Public Speaking

Setelah memaparkan perihal yang berkaitan tentang teater rakyat, penulis pada bagian ini akan memaparkan segala hal yang berkaitan dengan public

speaking dalam empat bagian, yaitu: pengertian public speaking, hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam public speaking, bentuk- bentuk public speaking, dan fungsi kemampuan public speaking bagi mahasiswa Prodi IPPAK-USD dalam proses berkatekese.

1. Pengertian Public Speaking

Public speaking merupakan salah satu seni berbicara, di mana seseorang

berbicara menyampaikan maksud atau tujuannya kepada orang banyak atau publik bukan orang per orangan. Menurut Sukadi dalam bukunya Public Speaking Bagi

Pemula, yang dimaksud dengan public speaking adalah berbicara di depan

publik/sejumlah orang/umum yang dilakukan dalam rangka komunikasi (Sukadi, 1993: 5).

Dalam ilmu komunikasi public speaking juga dikenal dengan istilah retorika atau pidato di depan umum. Pengertian sempit dari public speaking dalam istilah retorika adalah ilmu bicara dan pengertian luasnya adalah ilmu penggunaan bahasa, baik lisan maupun tulisan (Effendy, 1992: 53).

Dori Wuwur Hendrikus dalam bukunya yang berjudul Retorika ingin mengartikan bahwa public speaking atau istilah lainnya retorika merupakan kesenian untuk berbicara baik (Kunst, gut zu reden atau Ars bene dicendi), yang


(44)

dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis (ars,

techne)(Hendrikus, 1991: 14).

Sedangkan menurut Balqis Khayyirah dalam bukunya Cara Pintar

Berbicara Cerdas di Depan Publik, public speaking memiliki pengertian sebagai

suatu seni berbicara di depan umum tentang suatu hal atau topik secara lisan, dengan tujuan mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan dan memberikan informasi (Khayyirah, 2013: 21).

Dari beberapa pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa public

speaking merupakan suatu bagian dari seni berbicara dan juga sebuah ilmu

tentang bagaimana seseorang mampu berkomunikasi secara lisan di depan publik dengan tujuan mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mendidik, memberikan penjelasan dan menyampaikan informasi, di mana kemampuannya diperoleh seseorang berdasarkan talenta yang dimiliki ataupun karena memang mempelajari ilmu tentang cara berbicara di depan publik.

2. Hal- hal yang Harus Diperhatikan dalam Public Speaking

Berbicara di depan publik atau di depan umum bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan dan kesulitan yang seringkali terjadi, dan kesulitan tersebut menjadi penghambat seorang pembicara untuk menyampaikan informasi atau pesan yang harus diberikan kepada publik. Untuk bisa dan mampu berbicara di depan publik seseorang harus memiliki beberapa keterampilan yang dipakai untuk membuat suasana komunikasi terhadap khalayak umum dapat berjalan dengan


(45)

lancar, maka ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh para pembicara dalam melakukan kegiatan public speaking.

a. Membangun Rasa Percaya Diri

Memiliki rasa percaya diri merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh para pembicara. Perasaan takut, grogi, dan cemas biasanya muncul dalam diri seorang pembicara saat mulai menghadapi audiens akan tetapi apabila seorang pembicara mampu mengatasi segala perasaan tersebut dengan meningkatkan rasa percaya dirinya pasti seorang pembicara akan mampu untuk berbicara di hadapan publik (Khayyirah, 2013:92).

Untuk itu Charles Bonar Sirait yang merupakan seorang pembawa acara terkenal menuliskan dalam bukunya The Power Of Public Speaking teknik penting untuk bisa meningkatkan rasa percaya diri saat berbicara di depan publik:

1) Lakukan riset: lakukan analisis tentang bagaimana situasi yang akan dihadapi, siapa saja audiensnya, berasal dari kalangan mana, usia rata- rata audiens, tujuan acara, serta persepsi yang timbul bagi para audiens saat melihat penampilan pembawa acara. Semakin dalam riset yang dilakukan, semakin besar rasa percaya diri tumbuh.

2) Latihan: jadikan latihan menjadi suatu kegiatan yang dicintai, lakukan latihan kapan saja dan di mana saja, jangan pernah melakukan latihan hanya pada saat diminta dalam suatu acara saja. Semakin sering seorang pembicara berlatih berbicara, maka rasa percaya diri saat di atas panggung pun semakin meningkat.


(46)

3) Visualisasi penampilan terakhir: ingat- ingat lagi segala hal yang dilakukan saat pernah melakukan suatu presentasi, tentang hal yang menarik, maupun yang gagal dilakukan. Keberhasilan yang pernah dibuat maupun kegagalan yang pernah dibuat akan meningkatkan kembali rasa percaya diri. Namun jika masih pemula, rekam hasil latihan dengan handycam atau kamera video yang ada, jika sudah mintalah beberapa orang terdekat untuk mengevaluasi hasil presentasi yang telah dilakukan. Masukan dari orang terdekat biasa juga menjadi salah satu dorongan untuk meningkatkan rasa percaya diri (Sirait, 2007: 50).

b. Teknik Vokal

Teknik vokal sangat menentukan baik atau buruknya seorang pembicara dalam membawakan bahan pembicaraannya kepada audiens. Teknik vokal perlu dimiliki oleh setiap pembicara karena berfungsi untuk dapat mengatur artikulasi, tempo bicara, serta volume suara yang diperlukan saat berbicara di depan umum. Selain itu yang perlu diperhatikan juga dalam melatih vokal, seorang pembicara pertama-tama perlu juga memperhatikan dan melatih cara pernafasan, karena pernafasan juga menentukan baik atau tidaknya vokal seorang pembicara.

Menurut Ninda Nindiani dalam bukunya Sukses Jadi MC, seorang pembicara perlu memperhatikan pernafasannya, karena jika seorang pembicara memiliki nafas yang pendek pembicara tersebut cenderung berbicara tersengal-sengal. Oleh karena itu, seorang pembicara perlu melatih terus pernafasannya agar memiliki nafas panjang saat berbicara. Pernafasan yang baik adalah dengan menggunakan pernafasan perut/diafragma, karena diyakini bahwa pernafasan


(47)

perut/diafragma lebih kuat dan lebih panjang daripada pernafasan dada (Nindiani, 2014:74).

Seorang pembicara juga harus memiliki jenis karakter dan kualitas suara yang baik, Charles Bonar Sirait mengatakan bahwa ada 5 jenis karakter dan kualitas suara yang baik, yaitu: menyenangkan untuk didengar, dinamis (memberikan impresi penuh tenaga dan kekuatan), ekspresif (kaya akan nuansa), jelas (segar, dan punya power kuat untuk didengar) dan yang terakhir adalah mengalir wajar dan tidak dibuat-buat (Sirait, 2007: 70).

Seorang pembicara rata-rata berbicara dengan gerak laju kira-kira 300 suku kata tiap menitnya, atau 5 buah per detiknya. Suku kata tersebut harus ditangkap dan diterjemahkan menjadi pemikiran. Apabila suku kata tersebut diproyeksikan secara lemah, tertelan, atau tertekan, maka terjadi sesuatu hal yang hilang dalam sebuah komunikasi. Oleh karena itu artikulasi yang jelas dari pembicara sangatlah penting dimiliki untuk dapat berbicara kepada publik agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar (Encarnacion dan Carpio, 2005:108).

Seorang pembicara juga harus memperhatikan tempo bicara. Tempo bicara yang ideal adalah tempo yang tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat. Apabila seorang pembicara berbicara terlalu cepat, bisa terjadi artikulasi menjadi tidak jelas yang mengakibatkan informasi kepada publik tidak bisa diterima dengan baik (Nindiani,2014: 75).

Volume suara saat berbicara di depan publik juga perlu diatur oleh pembicara. Volume suara lebih diartikan sebagai keras lembutnya seseorang


(48)

dalam berbicara. Idealnya bagi seorang pembicara, volume suara bisa terdengar sampai ke telinga para audiens yang hadir dalam suatu ruangan atau tempat (Nindiani, 2014: 75).

c. Bahasa Tubuh

Seorang pembicara yang baik selain mengandalkan vokalnya juga pasti akan mengandalkan tubuhnya dalam menyampaikan suatu informasi atau pesan saat berbicara di depan umum. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli, gerak tubuh justru memberikan kontribusi yang paling penting, yakni sebesar 55% dari seluruh aspek yang harus dikuasai oleh seorang pembicara saat harus menyampaikan informasi atau hal lainnya di depan umum (Sirait, 2007: 100).

Yang dimaksud dengan bahasa tubuh adalah suatu proses pertukaran pikiran dan gagasan, di mana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, artifak (lambang yang digunakan), diam, waktu, suara, postur, dan gerakan tubuh (Khayyirah, 2013:129). Bahasa tubuh merupakan bentuk kemampuan mental dan fisik manusia, sebuah komunikasi non verbal yang terdiri dari gerakan tubuh, ekspresi wajah, gerakan mata dan bentuk postur tubuh.

Banyak manfaat yang dapat diambil oleh seorang pembicara jika bisa menggunakan bahasa tubuhnya saat berbicara di depan umum. Gerak tubuh dapat membantu seorang pembicara untuk menjelaskan atau mengklarifikasi arti dari pembicaraan yang sedang dibawakan kepada para audiens. Bahasa tubuh juga


(49)

membantu untuk menyampaikan isi dari pembicaraan yang sedang dibawakan, selain itu bisa juga bermanfaat untuk menarik minat atau perhatian para audiens kepada pembicara yang sedang menyampaikan pembicaraan karena gerakan tubuh bisa menghilangkan situasi pembicaraan yang monoton. Manfaat bahasa tubuh lainnya adalah bisa membantu pembicara untuk menghilangkan ketegangan dan kegugupan saat berada di atas panggung atau saat menghadapi para audiens penggunaan bahasa tubuh juga bisa membantu seorang pembicara dalam mengatur sebuah pembicaraan sehingga pembicaraan terlihat jelas atau terdengar baik bisa sampai kepada audiens yang sedang mendengarkan (Sirait, 2007: 103).

d. Menguasai Materi

Untuk dapat melakukan pembicaraan di depan umum sangatlah penting seorang pembicara untuk menguasai materi atau bahan yang akan disampaikannya kepada audiens. Seorang pembicara tidak akan mungkin bisa berbicara dengan lancar jika tidak mempunyai materi yang akan dibicarakan di depan banyak orang. Oleh karena itu penting bagi seorang pembicara untuk mempersiapkan sebuah materi pembicaraan serta melatih menguasai materi tersebut sehingga nantinya pesan atau informasi bisa sampai kepada audiens.

Menurut Balqis Khayyirah dalam bukunya yang berjudul Cara Pintar

Berbicara Cerdas di Depan Publik seorang pembicara dapat mempersiapkan

bahan atau materinya dengan dua cara sederhana namun sangat baik jika digunakan, yaitu dengan cara brainstorming dan mind map. Brainstorming merupakan suatu cara membuat materi dengan mengumpulkan atau mengeluarkan


(50)

seluruh ide atau gagasan tanpa harus diseleksi atau dikritisi terlebih dahulu. Sedangkan mind map adalah suatu metode untuk mengelola informasi secara keseluruhan, termasuk di dalamnya menyimpan informasi, mengorganisasikan informasi, skala prioritas, belajar memahami informasi, meninjau kembali, dan mengingat informasi. Mind map merupakan teknik mencatat kreatif dengan memanfaatkan cara kerja otak. Setelah itu bisa seorang pembicara bisa segera membuat kerangka materi yang akan disampaikan, kerangka materi dibuat agar memudahkan pembicara untuk membawakan suatu materi yang telah dipersiapkan (Khayyirah, 2013:75).

Setelah materi dipersiapkan, yang paling penting lagi bagi seorang pembicara adalah menguasai materi yang telah disiapkannya. Cara menguasai materi yang telah dipersiapkan adalah dengan membuat daftar konsep tentang hal-hal yang ingin disampaikan. Menguasai materi bukan berarti menghafal materi yang telah dipersiapkan (Khayyirah, 2013: 89).

3. Bentuk- bentuk Public Speaking

Public speaking atau sering dikenal dengan seni berbicara di depan umum

memiliki macam-macam bentuk. Bentuk public speaking dibagi menurut jenis penggunannya atau tujuannya. Dori Wuwur Hendrikus dalam bukunya membagi

public speaking ke dalam dua jenis yaitu monologika dan dialogika. Monologika

yaitu ilmu tentang seni berbicara secara monolog, di mana hanya seorang saja yang berbicara, sedangan yang dimaksud dengan dialogika adalah suatu ilmu


(51)

tentang seni berbicara, di mana terdapat dua orang atau lebih yang berbicara atau ikut ambil bagian dalam satu proses pembicaraan (Hendrikus, 2010: 16).

Macam-macam bentuk public speaking lebih jelas lagi diterangkan oleh Balqis Khayyirah ke dalam beberapa bentuk, yaitu:

a. Presentasi

Presentasi merupakan suatu kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat, atau informasi kepada orang lain, presentasi biasanya digunakan dalam kegiatan pendidikan atau kegiatan bisnis. Tujuan dari presentasi bisa berbagai macam, misalnya untuk membujuk (dibawakan oleh wiraniaga), memberi informasi (dibawakan oleh seorang pakar), atau untuk meyakinkan (dibawakan oleh orang yang membantah suatu pendapat tertentu). Ciri-ciri dari suatu presentasi adalah: dilakukan secara formal, disusun secara matang atau terencana, biasanya sudah ditentukan (waktu, tempat, dan materi), dibantu dengan alat peraga maupun alat bantu presentasi, dipandu oleh moderator, ada pihak lain yang digunakan sebagai sasaran presentasi, dan diikuti dengan sesi tanya jawab dan memiliki tujuan atau target tertentu.

b. Pidato

Suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak, atau dengan kata lain pidato adalah mengungkapkan gagasan yang disampaikan atau ditujukan kepada orang lain. Tujuan dari pidato yaitu untuk mempengaruhi orang lain, memberi pemahaman atau informasi kepada orang lain serta membuat orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan secara menghibur.


(52)

c. MC (Master of Ceremony)

MC berarti “penguasa acara”, pemandu acara, pengendali acara, pembawa

acara, pengatur acara, atau pemimpin upacara. MC memiliki peran untuk mengumumkan susunan acara dan memperkenalkan orang yang akan mengisi acara, serta bertanggung jawab atas kelancaran, ketepatan waktu, kemeriahan, maupun kekhidmatan acara dari awal hingga akhir.

d. Moderator

Moderator adalah orang yang memimpin, mengatur, dan memandu suatu kegiatan diskusi. Moderator berbeda dengan MC, moderator lebih sering dijumpai dalam acara diskusi atau debat. Moderator adalah orang yang paling berkuasa dalam suatu diskusi atau debat. Moderator mempunyai hak untuk memilih siapa yang diberi kesempatan untuk bertanya kepada penyaji.

e. Ceramah

Ceramah merupakan kegiatan komunikasi satu arah, di mana pembicara menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan reaksi berupa tanggapan atau respon. Ceramah bertujuan untuk memberikan nasihat dan petunjuk kepada audiens.

f. Khotbah

Khotbah adalah suatu pidato lisan yang dibuat oleh seorang nabi atau anggota ulama mengenai Al-Kitab, teologis, agama, atau moral. Biasanya seorang pengkhotbah memegang perilaku kepercayaan, hukum, atau manusia dalam konteks sekarang dan masa lalu.


(53)

g. Seminar

Seminar merupakan pertemuan ilmiah yang secara sistematis mempelajari suatu topik khusus, di bawah pimpinan seorang ahli dan berwenang dalam bidang tersebut. Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah secara ilmiah, sehingga pesertanya pun orang yang ahli dalam bidangnya. h. Diskusi

Diskusi berarti bertukar pikiran tentang suatu masalah, baik untuk memahami, menemukan sebab terjadinya masalah, maupun mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Diskusi dengan kata lain adalah suatu kegiatan tukar-menukar informasi, pendapat, dan unsur pengalaman secara teratur, dengan maksud mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang suatu hal.

i. Simposium

Simposium merupakan suatu rangkaian pidato pendek di depan para pendengar dengan seorang pemimpin (moderator). Simposium menampilkan beberapa pembicara dan para pembicara ini mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dari sebuah topik yang sama.

j. Kolokium

Dalam kolokium beberapa ahli diundang untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh pendengar mengenai topik yang ditentukan. Kolokium berbeda dengan simposium, dalam kolokium para ahli tidak mengajukan (makalah) sebagai prasaran.


(54)

k. Lokakarya (Workshop)

Lokakarya adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya merupakan sebuah pertemuan ilmiah kecil.

l. Rapat

Suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi. Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat melalui musyawarah kelompok (Khayyirah, 2013:36-55).

Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa public speaking tidak terikat dengan satu jenis atau satu bentuk saja, melainkan memiliki banyak bentuk. Bentuk-bentuk dari public speaking ini ada karena berdasarkan kebutuhan dan sifatnya masing-masing. Seorang pembicara yang baik pasti akan melakukan kegiatan public speaking-nya berdasarkan kebutuhannya berbicara dan menyesuaikan dengan bentuk dari public speaking yang ada.

4. Fungsi Memiliki Kemampuan Public Speaking bagi Mahasiswa Prodi IPPAK-USD dalam Proses Berkatekese

Dalam anjuran apostolic Catechesi Tradendae, Sri Paus Yohanes Paulus II mengartikan katekese:

Katekese ialah pembinaan iman anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis dalam, dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (CT, Art. 18).


(55)

Dengan kata lain katekese diartikan sebagai usaha-usaha dari pihak Gereja untuk menolong umat agar semakin memahami, menghayati, dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam katekese terdapat unsur pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan, pengukuhan serta pendewasaan. Metode yang sesuai perlu dicarikan agar katekese dalam ragam bentuknya bergema dalam hati pendengar dan berbuah nyata (Telambanua, 1999:5).

Dalam tulisannya Marcel Beding menuliskan bahwa katekese merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi, karena melalui katekese tiap umat sebenarnya berusaha menyampaikan pesan khusus dari Allah untuk keselamatan manusia. Allah berkomunikasi dengan umat melalui orang-orang lain (Ibr 1:1) dan Yesus merupakan metodenya yang sempurna dan cemerlang (Ibr 1:2). Dari kutipan ini secara sederhana dapat dikatakan bahwa Yesus merupakan jembatan komunikasi paling baik yang pernah diciptakan oleh Allah (Praedicamus, 2008: 25).

Yesus merupakan seorang public speaker atau komunikator paling hebat dan paling baik pada zaman-Nya. Ia banyak sekali menyampaikan pesan mengenai Kerajaan Allah kepada banyak orang, baik itu dalam khotbahNya di bukit (Mat 5-7) sampai setelah Ia bangkit dari kematian pun, Yesus tetap memberikan dan menyampaikan pesan Allah kepada para muridNya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia (Mrk 16: 1-8). Rasul Paulus semasa hidupnya juga dikenal Gereja sebagai seorang komunikator ulung. Rasul Paulus memiliki cara berkomunikasi yang berbeda dari Yesus. Rasul Paulus lebih banyak


(56)

menggunakan surat sebagai sarana berkomunikasi dengan umat pada saat itu. Surat- surat yang ditulis oleh Rasul Paulus sebagai sarana berkomunikasi dan pesan dalam surat tersebut masih bisa diterima umat sampai pada zaman sekarang ini. Surat- surat yang ditulis itu termuat di dalam Kitab Suci.

Mahasiswa Prodi IPPAK-USD merupakan para mahasiswa yang dididik secara khusus menjadi seorang katekis atau pewarta sabda Allah. Para mahasiswa ini mempunyai tugas khusus untuk melanjutkan karya Yesus serta para muridNya untuk mewartakan kabar gembira. Sesuai dengan apa yang tertulis dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) kanon 773 para mahasiswa Prodi IPPAK-USD yang nantinya setelah lulus menjadi seorang katekis memiliki tugas pokok sebagai seorang katekis yaitu, mewartakan sabda Allah dan memberi kesaksian (KHK’1983: kan. 773).

Untuk menjadi seorang katekis mahasiswa Prodi IPPAK-USD mendapatkan pendidikan khusus untuk mengembangkan keterampilannya sebagai seorang katekis. Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang katekis adalah kemampuan berkomunikasi. Dalam buku Katekese Umat, Yosef Lalu, Pr mengatakan bahwa seorang katekis perlu memiliki keterampilan untuk berkomunikasi, karena komunikasi yang terjadi dalam proses katekese umat merupakan komunikasi antara orang-orang dengan pengalaman tertentu pada situasi tertentu yang dilatarbelakangi oleh kebudayaan tertentu, sehingga perlu adanya komunikasi yang menekankan pada aspek berelasi, mampu menyatukan, mampu mengumpulkan serta mengarahkan agar sampai pada suatu tindakan nyata, mampu juga mengungkapkan diri, berbicara dan mendengarkan. Selain itu


(57)

juga mampu menciptakan suasana yang memudahkan peserta katekese umat untuk bisa mengungkapkan diri dan mendengarkan pengalaman orang lain (Lalu, 2005: 121).

Untuk bisa berkomunikasi dengan baik seorang katekis perlu memiliki kemampuan untuk ber-public speaking. Penting bagi seorang katekis untuk dapat memiliki kemampuan public speaking karena berguna untuk berkomunikasi kepada umat yang didampinginya selain itu pula dapat menunjang para katekis untuk mampu berbicara di depan publik mengingat kegiatan berkatekese menuntut katekis untuk berbicara di depan publik.


(58)

BAB III

PENGARUH PELATIHAN TEATER RAKYAT TERHADAP

KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA IPPAK- USD DALAM RANGKA PROSES BERKATEKESE

Pada bab III ini penulis akan menguraikan pengaruh pelatihan teater rakyat terhadap kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD dalam rangka proses berkatekese. Dalam bab ini penulis akan menguraikan terlebih dahulu kedudukan pelatihan teater rakyat dalam pendidikan calon katekis di Prodi IPPAK-USD. Pada bagian berikutnya penulis akan membahas metodologi penelitan yang berisi jenis penelitian seperti apa yang akan penulis gunakan guna mendapatkan hasil yang penulis inginkan. Setelah itu penulis juga akan membahas hasil penelitian berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis dapatkan. Melalui hasil penelitian yang nantinya diperoleh, penulis berharap bisa mengetahui sejauh mana kemampuan public speaking yang dimiliki oleh mahasiswa IPPAK-USD dalam rangka proses berkatekese terutama setelah mengikuti pelatihan teater rakyat yang diberikan Prodi IPPAK-USD.

A. Kedudukan Pelatihan Teater Rakyat dalam Pendidikan Calon Katekis di Prodi IPPAK-USD

Tugas sebagai katekis pada zaman sekarang ini tidaklah mudah. Berbagai kemampuan perlu dimiliki dan dikembangkan oleh mahasiswa IPPAK-USD yang nantinya akan menjadi seorang katekis profesional. Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh mahasiswa IPPAK-USD sebagai seorang katekis adalah kemampuan public speaking. Seorang katekis perlu memiliki kemampuan public


(59)

speaking karena kemampuan tersebut sangat berpengaruh dan sangat menunjang

seorang katekis dalam melakukan proses berkatekese terutama jika katekis tersebut ingin menciptakan sebuah proses katekese yang menarik di depan umat.

Di Prodi IPPAK-USD kemampuan public speaking mahasiswa diajarkan serta dikembangkan lewat pelatihan teater rakyat. Pada bagian ini penulis akan memberikan pemamparan tentang sejarah, visi, misi, kurikulum dan perjalanan pelatihan teater rakyat di Prodi IPPAK-USD, sehingga diketahui bahwa Pelatihan Teater Rakyat memiliki pengaruh terhadap proses berkatekese melalui kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD.

1. Sejarah Singkat Prodi IPPAK-USD

Pada tahun 1959 Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (sekarang KWI) merencanakan usaha-usaha untuk meningkatkan pelayanan di bidang pendalaman hidup beriman dan untuk memperbarui pelaksanaan katekese di Indonesia. MAWI menyerahkan rencana tersebut kepada P. F. Heselaars SJ yang kemudian bekerjasama dengan P.C. Carry SJ (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1).

Pada tahun 1960 P. Haselaars SJ mendirikan Pusat Kateketik dengan kegiatan-kegiatan antara lain, menerbitkan buku-buku, mengadakan penataran para guru dan ceramah-ceramah untuk kelompok-kelompok kategorial lainnya. Pada saat itu telah disadari bahwa kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik dapat memperlambat usaha memperbaharui katekese. Oleh sebab itu pada tanggal 1 Agustus 1962 didirikanlah Yayasan Akademi Kateketik Katolik Indonesia (AKKI) yang menyelenggarakan pendidikan tinggi Kateketik dan


(1)

(2)

7. Pelatihan teater rakyat diberikan bukan sebagai media pengembangan seni saja, tetapi juga sebagai salah satu media pewartaan.(hal. 11) Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

8. Tujuan diadakannya pelatihan teater rakyat di Prodi IPPAK-USD adalah agar para mahasiswa memiliki kemampuan berkomunikasi yang berkembang mantap, selain itu juga agar para mahasiswa memiliki sikap dan jatidiri yang terbentuk untuk mampu melaksanakan pewartaan di tengah umat.

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

9. Teater rakyat adalah salah satu sarana yang bisa dipakai dalam rangka pewartaan atau media komunikasi kepada umat.(hal. 12)

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

10.Pelatihan teater rakyat yang diberikan di Prodi IPPAK-USD bertujuan untuk membentuk saya menjadi seorang katekis yang handal.

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

11.Prodi IPPAK-USD mendidik saya sebagai seorang calon katekis yang handal berkomunikasi lewat pelatihan teater rakyat.

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

12.Teater rakyat merupakan salah satu media alternatif untuk pewartaan terutama bagi orang muda.(hal. 13)

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

13.Saya sudah pernah mendengar, membaca, serta mempelajari ilmu tentang public speaking.

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

14.Saya sudah mendapatkan dasar-dasar ilmu mengenai public speaking dalam pelatihan teater rakyat.

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju

15.Menurut saya public speaking merupakan seni dalam berbicara di mana seseorang berbicara menyampaikan maksud atau tujuannya kepada orang banyak atau publik bukan orang per orangan.(hal. 14) Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.


(2)

(3)

16.Public speaking merupakan salah satu bagian dari ilmu komunikasi.(hal. 15)

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

17.Kemampuan public speaking diperoleh seseorang bukan hanya berdasarkan talenta yang dimiliki, tetapi juga karena mempelajari ilmu tentang cara berbicara di depan publik.(hal. 15)

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

18.Untuk bisa menguasai public speaking seseorang tidak hanya dituntut mampu percaya diri saja, melainkan juga harus mampu menguasai teknik vokal yang baik, mampu menguasai materi pembahasan serta menguasai teknik bahasa tubuh.(hal. 16)

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

19.Artikulasi yang jelas dari seorang pembicara sangatlah penting dimiliki untuk dapat berbicara kepada publik agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar. (hal 19)

Selalu ! ! ! ! ! ! Tidak pernah.

20.Selain vokal, bahasa tubuh juga membantu untuk menyampaikan isi dari pembicaraan yang sedang dibawakan, selain itu bisa juga bermanfaat untuk menarik minat atau perhatian para audiens kepada pembicara yang sedang menyampaikan pembicaraan karena gerakan tubuh bisa menghilangkan situasi pembicaraan yang monoton. (hal. 20)

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

21.Katekese merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi, karena melalui katekese tiap umat sebenarnya berusaha menyampaikan pesan khusus dari Allah untuk keselamatan manusia. (hal. 26)

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

22.Ketika berkatekese di tengah umat saya sudah menggunakan teknik berbicara yang baik.


(3)

(4)

23.Setiap mahasiswa IPPAK-USD perlu memiliki kemampuan public

speaking.(hal 28)

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

24.Mahasiswa IPPAK-USD pada umumnya sudah memiliki kemampuan

public speaking.

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

25.Seorang katekis dituntut untuk memiliki kemampuan public speaking karena salah satu tuntutan untuk menjadi seorang katekis profesional perlu memiliki keterampilan dalam berkomunikasi.(hal. 28)

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

26.Jika memiliki kemampuan public speaking yang baik, seorang katekis mampu menciptakan suasana katekese yang menarik.(hal. 28)

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

27.Pelatihan teater rakyat membantu saya dalam melatih mental, terutama untuk bisa berbicara di depan umum.

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

28.Pelatihan teater rakyat sangat membantu saya terutama saat saya berkatekese di tengah umat, karena lewat pelatihan teater rakyat kemampuan public speaking saya semakin baik.

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

29.Dalam pelatihan teater rakyat diajarkan cara menggunakan teknik vokal yang baik dan benar yang dibutuhkan juga untuk mengembangkan kemampuan public speaking, terutama saat berkatekese di tengah umat.

Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.

30.Suatu proses katekese akan menarik apabila katekisnya pandai berkomunikasi dengan umat.(hal 28)


(4)

(5)

Keterangan:

Kadar nilai skala likert: Setuju ! 1 ! 2 ! 3 ! 4 ! 5 ! Tidak setuju.

1: sangat setuju 2: setuju

3: ragu

4: tidak setuju


(5)

(6)

Lampiran 2: Instrumen Observasi

Check List Tentang Kemampuan Public speaking Mahasiswa IPPAK-USD Dalam Rangka Proses Berkatekese.

Faktor yang diamati Nama:

Keterampilan berbicara

Volume suara saat berbicara

Kejelasan artikulasi

Penggunaan bahasa tubuh

Kepercayaan diri di depan umat

Penguasaan materi katekese

Tempo berbicara

Ekspresi saat berbicara

Penampilan di depan umat

Mampu membangun suasana yang menarik


(6)

(7)

Lampiran 3: Pedoman Wawancara

1) Apa Anda sudah mengikuti pelatihan teater rakyat?

2) Apakah Anda mengerti yang dimaksud dengan public speaking?

3) Apakah pelatihan teater rakyat membantu anda untuk mengembangkan kemampuan public speaking anda?

4) Apakah kemampuan public speaking anda semakin baik setelah mengikuti pelatihan teater rakyat terutama saat anda melaksanakan proses berkatekese? 5) Apakah menurut anda mahasiswa IPPAK-USD perlu memiliki kemampuan

public speaking?


Dokumen yang terkait

Analisis penggunaan konjungtor pada latar belakang skripsi mahasiswa program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma angkatan 2010 lulusan tahun 2015.

0 0 2

Pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2009-2012.

0 5 141

Pengaruh Ekaristi terhadap perkembangan hidup rohani mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan KeKhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.

2 20 241

Peranan doa meditasi bagi peningkatan penghayatan hidup rohani para mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 5 168

Peranan perencanaan pengajaran bagi pelaksanaan mengajar mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Sanata Dharma tahun ajaran 20

0 2 109

Pengaruh penghayatan sakramen tobat terhadap penghayatan tugas pewartaan mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 138

Peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 131

Peranan pendampingan teater rakyat bagi pembentukkan karakter calon guru agama Katolik di Prodi Ilmu Pendidikan Kekhususan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma angkatan 2010-2011 - USD Repository

0 7 116

Upaya pengembangan pendampingan spiritualitas mahasiswa-mahasiswi calon katekis di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 1 230

Pembinaan spiritualitas di program studi IImu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai upaya membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis - USD Repository

0 2 167