2.1. Wilayah Administrasi 2.1.1. Profil Geografi - DOCRPIJM 15026990662 BAB II Gambaran Kondisi Wilayah Edit

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

PROFIL KABUPATEN
SIJUNJUNG

2.1.

Wilayah Administrasi

2.1.1. Profil Geografi
Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu daerah kabupaten di Propinsi
Sumatera Barat dengan luas wilayah 3.130,40 Km2 atau sekitar 313.040 Ha.
Kabupaten Sijunjung terbentang pada posisi geografis 00 18’ 43” LS - 10 41’ 46”
& 1010 30’ 52” BT – 1000 37’ 40” BT, dengan ketinggian terendah antara 120 225 mdpl dan tertinggi antara 118 – 1.335 mdpl.
Kabupaten Sijunjung memiliki letak yang cukup strategis karena terletak
berdekatan dengan propinsi tetangga dan dilalui oleh Jalan Lintas Sumatera yang
merupakan jalur utama di Pulau Sumatera.
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Sijunjung adalah :
Sebelah utara

: berbatasan dengan Kab.Tanah Datar


Sebelah selatan

: berbatasan dengan Kab.Dharmasraya

Sebelah barat

: berbatasan dengan Kab.Solok dan Kota Sawahlunto

Selah timur

: berbatasan dengan Kab.Kuantan Singingi Prop.Riau

Kabupaten Sijunjung merupakan daerah beriklim tropis kering yang
memiliki musim kering lebih lama dari pada musim hujan karena jauh dari lautan
dengan curah hujan rata-rata 243,33 mm/bulan atau 12,6 hari /bulan dengan
temperatur antara 21-33C. Dari pantauan alat pengukur pada sejumlah daerah,
curah hujan pada tahun 2010 rata-rata sebesar 243,33 mm, dengan curah hujan
paling tinggi terjadi pada bulan April sebesar 370,00 mm dan daerah Padang


BAB I I -1

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

Sibusuk merupakan daerah yang paling tinggi curah hujannya, mencapai 284 mm
rata-rata selama tahun 2010.
Kondisi dan topografi Kabupaten Sijunjung bervariasi antara bukit,
bergelombang dan dataran. Kabupaten Sijunjung dilewati oleh sekitar 8 sungai
besar dan kecil.
Komposisi penggunaan lahan saat ini dengan persentase terbesar adalah
hutan yaitu 51,03 persen, perkebunan 23,21 persen, kebun campuran 3,87 persen,
padang/semak belukar 6,12 persen, kampung permukiman 1,57 persen, sawah
3,68 persen dan sisanya untuk keperluan pertambangan, industri serta tanah
terbuka.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel lampiran.

Tabel 2.1.Kondisi Geografis Umum Kabupaten Sijunjung
No.
1.

2.


Uraian

Keterangan

Letak geografis

Batas daerah :
- Utara
- Selatan
- Barat
- Timur

:
:
:
:

0°18'43" LS


-

1°41'46" LS

101°30'52" BT

-

100°37'40" BT

Kab.Tanah Datar
Kab. Dharmasraya
Kab. Solok & Kota Sawahlunto
Kab. Kuantan Sengingi, Prop.Riau

3.

Ketinggian

118 m - 1.335 m dpl


4.

Luas

3.130,8 Km² atau 313.080 Ha

5.

Rata-rata hari hujan

9,9 hari/bulan

6.

Rata-rata curah hujan

242.67 mm/bulan

7.


Suhu

21° - 33° C

8.

Jumlah sungai

8 buah

9.

Panjang sungai

578 Km

10.

Panjang jalan negara


105,91 Km

11.

Panjang jalan provinsi

50,20 Km

12.

Panjang jalan
kabupaten

1047,80 Km

BAB I I -2

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung


Tabel 2.2 Sungai-sungai yang mengalir di Kab.Sijunjung

1.

Batang Palangki

Lebar
Sungai
(m)
± 25 m

2.

Batang Ombilin

 30 m

Kec.Koto VII (Nag.Tanjung,
Pdg.Laweh)
Kec.Sijunjung (Nag.Muaro)


3.

Batang Sukam

 25

Kec.Sijunjung (Nag.Sijunjung)

4.

Batang Su mpur

 20

Kec.Sp.Kudus (Nag.Silantai,
Sp.Kudus, Manganti, Sisawah)

5.


Batang Kuantan

 80

Kec.Sijunjung (Nag.Muaro,
KSilokek, Durian Gadang)
Kec.Kamang Baru (Nag.Pdg Tarok,
Sei.Betung)

6.

Batang Takung

 25

Kec.Kamang Baru ( Nag.Sei.Lansek,
Muaro Takuang)
Kec. Tj.Gadang

7.


Batang Sinamar

 20

Kec.Sp.Kudus (Nag.Kumanis)
Kec. Koto VII (Nag.Tanjuang,
Guguak)

8.

Batang Kulampi

 20

Kec.Sijunjung (Nag.Muaro)
Kec. Tj.Gadang

No

Nama Sungai

Wilayah yang dialiri
Kec. IV Nagari (Nag.Palangki,
Muaro Bodi,Koto Tuo)
Kec.Sijunjung (Nagari Muaro)

BAB I I -3

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

Tabel 2.3 Luas Lahan Menurut penggunaannya
No

Penggunaan Tanah

1.

Kampung / pemukiman

2.

Industri

3.

Pertambangan

4.

Sawah :
- Irigasi teknis
- Non irigasi / tadah hujan

Luas (Ha)

Persentase
4,901.75

1.57

19.00

0.01

607.00

0.19

9,300.00
2,228.00

2.97
0.71

5.

Tanah kering

31,322.00

10

6.

Kebun campuran

12,102.00

3.87

7.

Perkebunan

72,681.00

23.21

8.

Hutan

159,764.75

51.03

9.

Padang alang-alang/
semak belukar

19,146.00

6.12

10.

Perairan darat

18.75

0.01

11.

Tanah terbuka/tandus/
rusak/kosong

885.50

0.28

12.

Lainnya

104.25
313,080.00

0.03
100.00

Jumlah

2.2.

Demografi dan Urbanisasi

2.2.1 Jumlah Penduduk
Berdasarkan pendataan yang dilakukan, jumlah penduduk Kabupaten
Sijunjung pada tahun 2012 tercatat sebanyak 207.474 jiwa yang tersebar di 8
Kecamatan atau mengalami pertumbuhan sebesar 1,59 persen dibanding jumlah
penduduk tahun 2011. Dari 207.474 jiwa tersebut, terdiri dari 103.589 jiwa adalah
laki-laki dan sisanya sebanyak 103.885 jiwa adalah penduduk perempuan dengan
rasio jenis kelamin tercatat sebesar 99,72.
Permasalahan yang dihadapi pemerintah Kabupaten Sijunjung dalam
kependudukan adalah :

BAB I I -4

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

-

jumlah penduduk yang relatif sedikit dibandingkan dengan luasnya wilayah
permukiman

-

masih kurang meratanya penyebaran penduduk di Kabupaten Sijunjung.

-

masih sedikitnya kesempatan bagi perempuan untuk ikut serta dalam kegiatan
pembangunan daerah.

-

masih rendahnya angka harapan hidup penduduk Kabupaten Sijunjung.

2.2.2 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur
Jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung

pada tahun 2012 tercatat

sebanyak 207.474 jiwa yang tersebar di 8 kecamatan. Dengan demikian jumlah
penduduk Kabupaten Sijunjung pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar
1,59 persen dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2011.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2012
terbanyak adalah penduduk perempuan, dengan rincian 103.589 jiwa adalah lakilaki dan sisanya sebanyak 102.885 jiwa adalah penduduk perempuan dengan rasio
jenis kelamin tercatat sebesar 99,72.

Tabel 2.4 Banyaknya penduduk menurut Kecamatan dan Jenis kelamin

Penduduk
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Kecamatan
Kamang Baru
Tanjung Gadang
Sijunjung
Lubuk Tarok
IV Nagari
Kupitan
Koto VII
Sumpur Kudus
Jumlah

Laki-laki
21.558
11.400
20.752
7.060
7.193
6.186
16.796
11.735
102.680

Perempuan
20.864
11.742
20.859
7.273
7.245
6.543
16.726
11.610
102.862

Jumlah
42.422
23.142
41.611
14.333
14.438
12.729
33.522
23.345
205.542

Rasio
Jenis
Kelamin
103,33
97,09
99,49
97,07
99,28
94,54
100,42
101,08
99,82

2.2.3 Laju Pertambahan Penduduk
Laju pertambahan penduduk Kabupaten Sijunjung rata-rata sejak tahun
1995 adalah 1,91 %.

BAB I I -5

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

Tabel 2.5 Laju pertumbuhan penduduk Kab. Sijunjung
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Kecamatan
Kamang Baru
Tanjung Gadang
Sijunjung
Lubuk Tarok
IV Nagari
Kupitan
Koto VII
Sumpur Kudus

Penduduk
Laki-laki
Perempuan
2,59
2,71
1,40
1,23
1,66
1,41
1,42
1,54
2,95
2,62
1,67
1,57
2,14
2,14
1,88
1,59

Rata-rata
2,65
1,31
1,53
1,48
2,78
1,62
2,14
1,74

2.2.4 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung yang dapat menamatkan
Pendidikan Sarjana (S1/DIV) pada tahun 2011 tercatat sebanyak 4.170 orang
(2,03 % dari jumlah penduduk) .sedangkan penduduk 10 tahun keatas yang dapat
menamatkan D III tercatat sebanyak 3.570 orang ( 1,74 % dari jumlah penduduk).
Jumlah penduduk 10 tahun keatas tahun 2011 yang tidak/belum memiliki ijazah
tercatat cukup banyak, yaitu 44.729 orang ( 21,76 % dari jumlah penduduk).
2.2.5 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian/Tingkat Kesejahteraan.
Penduduk Kabupaten Sijunjung yang termasuk usia kerja(usia diatas 15
tahun) tahun 2010 tercatat sejumlah 133.754 orang atau 66,27 % dari jumlah
penduduk.terdiri dari 65.768 laki-laki dan 67.986 perempuan. Dari jumlah
tersebut yang bekerja sejumlah 85.057 jiwa atau sekitar 63,59 % .
Adapun sektor pekerjaan yang dilakoni oleh penduduk Kabupaten Sijunjung
antara lain adalah di sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, dan bidang jasa-jasa, yaitu di sektor transportasi
& komunikasi serta bekerja di sektor lainnya.
2.2.6 Kesehatan.
Jumlah sarana kesehatan seperti Puskesmas hingga tahun 2011 sebanyak
12 unit, Puskesmas Keliling sebanyak 12 unit dan Puskesmas Pembantu sebanyak
46 unit. Untuk menunjang kegiatan pada sarana kesehatan tersebut, tahun 2011
terdapat 47 orang dokter dan 14 orang dokter gigi yang tersebar di seluruh
kecamatan. Sementara itu terdapat 231 orang bidan, 186 orang perawat, 18 orang
tenaga kesehatan masyarakat, dan 28 orang tenaga asisten apoteker.

BAB I I -6

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

Dari total penduduk yang ada, sekitar 86 % penduduk telah menikmati
pelayanan kesehatan modern. Artinya 14 % masyarkat Sijunjung masih memilih
pelayanan kesehatan secara tradisional. Hal ini terjadi karena beberapa faktor
seperti kemampuan ekonomi dan budaya serta akses atau jarak yang terlalu jauh.
Dari sisi ekonomi, pemerintah telah memberikan kemudahan bagi masyarakat
miskin untuk mendapatkan pelayanan modern secara gratis melalui kartus sehat.
Dari sisi budaya, masih banyaknya kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang
bertentangan dengan ilmu medis dan masih banyak masyarakat yang mengabaikan
persoalan kesehatan mengakibatkan mereka belum memanfaatkan layanan
kesehatan modern yang disediakan oleh pemerintah. Pada tahun 2011, warga
miskin berjumlah 52.702 orang yang semuanya telah memiliki kartu sehat. Warga
miskin ini mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas.
Selama tahun 2011 jumlah kunjungan masyarakat ke Puskesmas
mencapai 7.343 pasien. Dari 7.343 pasien tersebut 4.725 pasien merupakan pasien
baru, sedangkan 2.618 pasien lainnya merupakan pasien yang telah terdaftar di
Puskesmas sebelumnya. Dari jumlah kunjungan tersebut, Puskesmas Sijunjung di
Kecamatan Sijunjung merupakan Puskesmas yang paling banyak dikunjungi,
yaitu 1.536 pasien. Puskesmas yang paling sedikit dikunjungi pasien adalah
Puskesmas Nagari Aie Amo di Kecamatan Kamang Baru yaitu hanya 72 pasien.
Dari data yang dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung
selama tahun 2011 terdapat 4.485 persalinan, dengan perincian 4.260 atau 94,98
persen merupakan kelahiran yang ditolong oleh medis, dan sisanya merupakan
kelahiran yang dibantu oleh dukun beranak.
Salah satu indikasi keberhasilan Kabupaten Sijunjung dalam bidang
kesehatan dapat dilihat dari berkurangnya jumlah balita bergizi buruk. Pada tahun
2011, dari 2.916 balita terdapat 75 balita atau 2,57 persen. Angka ini mengalami
penurunan 4,82 persen dari tahun 2010.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan kesehatan penduduk, pemerintah
Kabupaten Sijunjung telah meningkatkan Program Keluarga Berencana. Dari
perhitungan yang dilakukan oleh BKKBN, maka PUS (Pasangan Usia Subur) di
Sijunjung termasuk relatif tinggi dibanding daerah lainnya. Jumlah PUS di
Kabupaten Sijunjung adalah 32.735 jiwa. Tahun 2005 realisasi pencapaian PUS

BAB I I -7

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

aktif (peserta KB) mencapai 90 % atau 3.758 PUS dari yang target yang
ditetapkan sebesar 4.155 jiwa.
Sosialisasi dan peningkatan program Keluarga Berencana terus
dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan seperti porgram penyuluhan
keluarga berencana melalui PUS baru, pencegahan dan pengaturan jarak kelahiran
bagi PUS aktif dan program lainnya. Selain itu pemerintah juga menyediakan alat
kontrsepsi dan pelayanan KB secara cuma-cuma bagi penduduk dengan target dan
prioritas masyarakat miskin.
Disamping pembangunan kesehatan secara fisik, pembangunan dibidang
kesehatan juga dilakukan dengan meningkatkan kualitas standar hidup penduduk
Sijunjung. Kondisi yang ada saat ini memperlihatkan masih banyak yang harus
diperbaiki dalam pembangunan kesehatan secara menyeluruh. Indikator-indikator
kesehatan yang ada memperlihatkan kualitas kesehatan penduduk Sijunjung tahun
2007 sebagai berikut : angka kematian ibu melahirkan yang mencapai 272 per 100
ribu kelahiran hidup, angka kematian bayi sekitar 22,75 (sekitar 85 bayi per 3861
kelahiran) dan angka kematian balita sebesar 25,19.
Tingginya angka kematian ibu, bayi dan balita diduga disebabkan oleh
banyak faktor. Faktor utama adalah ISPA, tetanus dan kekurangan gizi. Faktor
lain adalah faktor lingkungan dan prilaku penduduk dalam memanfaatkan
pelayanan kesehatan sewaktu hamil dan melahirkan, seperti pola makanan, jarak
kelahiran dan jumlah anak. Masalah kurang gizi terutama pada balita pada tahun
2005 menyebabkan kasus gizi buruk mencapai 732 per 21.176 balita.
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam bidang kesehatan di
kabupaten Sijunjung meliputi :


Sarana dan Prasarana kesehatan yang masih kurang.



Pelayanan kesehatan dasar dan lanjutan masih belum optimal



Tenaga kesehatan yang masih kurang



Masih sedikitnya masyarakat yang menerima pelayanan medis secara modern.



Masih tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan.
Untuk lebih jelasnya, tabel-tabel lampiran berikut dapat memberikan

gambaran tentang kesehatan di Kabupaten Sijunjung.

BAB I I -8

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

Tabel 2.6 Banyaknya Rumah Sakit, Puskesmas Menurut Kecamatan
No.

Kecamatan

RSU

Puskesmas

Puskesmas
Keliling

Puskesmas
Pembantu

1

Kamang Baru
Tanjung
Gadang
Sijunjung
Lubuk Tarok
IV Nagari
Kupitan
Koto VII
Sumpur Kudus
Jumlah

-

3

3

9

-

1
-

1
2
1
1
1
1
2
12

1
2
1
1
1
1
2
12

7
8
3
3
4
6
6
46

2
2

2
3
4
5
6
7
8

BP ABRI
Swasta

Tabel 2.7 Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten Sijunjung menurut
Kecamatan
No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

2.2.7

Puskesmas

Sungai
Langsek
Kamang
Air Amo
Tanjung
Gadang
Sijunjung
Gambok
Lubuk Tarok
Muaro Bodi
Padang
Sibusuk
Tanjung
Ampalu
Kumanis
Sumpur Kudus
Jumlah

Bidan

Perawat

Ahli
Kes.
Masy.

1
2
2

16
14
18

17
19
8

1
2
2

2
3
6
4
5

3
1
1
1

25
27
23
17
16

19
24
26
9
11

1
1
1
2
2

4

2

16

17

2

5
4
3
47

1
1
2
14

28
20
11
231

19
13
16
186

4
1
1
18

Dokter
Umum

Dokter
Gigi

4
6
1

Dokter
Spesialis

-

Pendidikan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh

keberhasilan program pendidikan yang dilaksanakan oleh suatu daerah. Oleh
sebab itu program pemerintah memprioritaskan pendidikan merupakan program
yang sangat penting dan utama dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
Program utama dalam bidang pendidikan adalah pelaksanaan program wajib
belajar 9 tahun. Target wajib belajar 9 tahun adalah anak usia sekolah dalam
rentang usia 7-15 tahun, untuk mendapatkan pendidikan pada pendidikan dasar
BAB I I -9

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

dari SD sampai SMP. Kinerja wajib belajar 9 tahun dapat dilihat dari angka
partisipasi murni (APM) dan APK (Angka Partisipasi Kasar) untuk SD dan SMP.
Selama tahun 2011, jumlah Sekolah Dasar di Kabupaten Sijunjung
bertambah sebanyak 206 unit dengan jumlah lokal total sebanyak 1.417 lokal dan
murid sebanyak 30.216 orang. Jumlah tenaga pengajar mencapai 2.204 orang,
dengan rincian 1.384 orang guru kelas, 239 orang guru agama, 190 guru olahraga,
dan 211 orang guru mata pelajaran lain-lainnya. Tenaga pengajar tersebut
memiliki jenjang pendidikan yang bervariasi, diantaranya tercatat 299 orang guru
berpendidikan D-1 ke bawah, 1.072 orang guru berpendidikan D-2, 10 orang guru
berpendidikan D-3 / Sarjana Muda dan 641 orang guru berpendidikan D-4 / S-1.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah di bidang pendidikan
antara lain adalah :


Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti pendidikan tinggi
dan menegah.



Masih kurangnya sarana dan prasarana pendidikan terutama pendidikan
menegah (SLTP dan SLTA).



Masih rendahnya kualitas pendidikan di Kabupaten Sijunjung.



Masih relatif sedikit lulusan SLTA yang dapat melanjutkan ke pendidikan
tinggi.

2.3.

Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

2.3.1 Profil Ekonomi
Kabupaten Sijunjung merupakan daerah pertanian, kinerja sektor
pertanian berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan dan pembangunan
ekonomi daerah. Sektor pertanian merupakan tulang punggung dalam memacu
pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling
banyak menyerap tenaga kerja penyerapan tenaga kerja disektor pertanian
mencapai 33.347 jiwa laki-laki dan 13.369 jiwa perempuan atau 54.29% dari
jumlah angkatan kerja.
Melihat dari perkembangannya, ekonomi kabupaten Sijunjung selama
tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 5,74 % dan jika dibandingkan
dengan tahun 2009 dapat dikatakan terjadinya kenaikan laju pertumbuhan karena

BAB I I -10

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sijunjung mencapai angka
5,23 %.
2.3.2 Profil Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya daerah menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi masyarakat dalam beraktifitas dan berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya. Kondisi sosial budaya meliputi kependudukan, pendidikan,
kesehatan, kesejahteraan sosial dan agama. Secara umum sektor-sektor tersebut
akan

memberikan

pengaruh

yang

signifikan

terhadap

perkembangan

pembangunan daerah. Untuk melaksanakan pembangunan daerah secara
komprehensif maka kondisi sosial budaya daerah menjadi faktor yang sangat
penting diperhatikan oleh pemerintah. Dengan memahami keadaan sosial budaya
ini akan meningkatkan keberhasilan suatu kegiatan di daerah tersebut.
2.3.3

Kesejahteraan Sosial.
Pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial selama beberapa

tahun belakangan ini baik secara nasional maupun di daerah cenderung
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pemberdayaan anak terlantar
dan santunan kepada manula. Untuk kabupaten Sijujung pembangunan
kesejahteraan sosial telah dilaksanakan dengan baik dari waktu ke waktu. Upaya
peningkatan kesejahteraan sosial yang telah dilakukan adalah dalam bentuk : (a)
penyuluhan sosian untuk kesehateraan, (b) bimbingan sosial dasar, (c) bimbingan
sosial kemasyarakatan, (d) bimbingan sosial khusus, (e) kontak karang taruna, (f)
penyantunan anak terlantar, dan (g) rehabilitasi sosial.
Indikasi pembangunan kesejahteraan sosial ialah dengan tersedia panti
sosial anak berjumlah 4 buah dan telah dihuni oleh 130 orang anak asuh. Jumlah
pekerja sosial yang bekerja di panti tersebut sebanyak 58 orang. Untuk organisasi
sosial ada sebanyak 6 buah diantaranya untuk menampung anak jalanan, untuk
pembinaan anak-anak cacat.
Namun demikian dengan telah dilaksanakannya beberapa program
kegiatan kesejahteraan sosial seperti diatas, saat sekarang ini di kabupaten
Sijunjung masih mempunyai permasalahan yang menuntut penangan secara tepat
dan cepat. Hal ini ditunjukan oleh jumlah keluarga miskin, banyaknya jumlah
BAB I I -11

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

keluarga dengan status pra sejahtera, dan masih banyaknya jumlah anak terlantar
dan fakir miskin yang masih tinggi.
2.3.4

Agama
Kehidupan beragama, penduduk kabupaten Sijunjung berjalan cukup

baik. Mayoritas, penduduk kabupaten Sijunjung adalah beragama islam. Dari
jumlah penduduk tahun 2011 sebanyak 205.542 jiwa, sebanyak 205.085 jiwa
menganut agama islam dan sisanya menganut agama lain.
Pelaksanaan pembangunan dibidang agama merupakan salah satu
pembanguna hak dasar masyarakat, yaitu hak untuk memeluk agama dan
beribadah menurut keyakinan pemeluknya. Hal in idijamin oleh Undang-Undang
Dasar 1945 pada XI pasal 29 ayat (1) dan (2) yang menjelaskan bahwa negara
menjamin kemerdekaan penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadah menurut agama dan keyakinannya. Supaya pembangunan
dibidang agama berjalan dengan baik dilakukanlah kegiatan-kegiatan yang
menunjang seperti peningkatan pemahaman beragama dan kualitas pelayanan
beragama serta kehidupan beragama.
Dalam hal tersebut diatas, dapat dilihat dari pembangunan prasarana dan
sarana agama yang tersedia sampai sekarang yang relatif meningkat. Sampai
tahun 2011 jumlah mesjid yang tersedia sebanyak 176 buah dan mushola 802
buah. Upaya peningkatan mutu pendidikan agama bagi masyarakat dilakukan
melalui penyediaan tenaga pendidik agama atau pemuka agama. Jumlah pemuka
agama, baik ulama, khatib, maupun mubalig juga sudah sangat banyak yaitu
berjumlah 177 orang ulama dan 415 mubalig dan 106 orang penyuluh agama.
Tekait dengan pembinaan generasi muka yang berhubungan dengan kehidupan
beragama ini mengalami peningkatan yang sangat berarti. Indikasi ini terlihat dari
jumlah TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran) yang awalnya tahun 2003 berjumlah
362 buah dan tahun 2006 meningkat menjadi 446 buah dan TPSQ (Taman
Pengajian Seni Al-Quran) berjumlah hanya 60 buah pada tahun 2003 menjadi 132
buah pada tahun 2006 dan tahun 2011 menjadi 666. Hal ini disebabkan karena
dikeluarkannya PERDA No. 1 Tahun 2003 tentang baca tulis Al-Quran.
Namun demikian, masih banyak permasalahan yang timbul dalam
pembinaan agmaa pada masyarakat secara umum. Pembinaan pada masyarakat
BAB I I -12

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

masih bersifat kognitif dan masih belum pad aspek pengamalan dan penghayatan
serta masih belum terlihat aktifitas kehidupa nsehari-hari. Selanjutnya di
kabupaten ini belum tersedia guru dan mubalig yang mempunyai kualitas yang
handal da nmencukupi untuk melawan arus globalisasi (pengaruh dari luar)
sehingga pengamalan bisa beragama dikalahkan oleh arus ini. Fenomena ini sudah
telah banyak melanda masyarakat dan berakibat lahirlah tingkah polah yang
menyimpang dari ajaran agama.
2.3.5

Pemuda dan Olah Raga
Untuk mencapai peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satu

langkah yang ditempuh adlaah pembangunan pemuda dan olah raga. Dalam hal
pembangunan pemuda telah dilakukan penyuluhan-penyuluhan dan pembinaan
terhadap

organisasi

kepemudaan

agar

terus

berpartisipasi

aktif

dalam

pembangunan melalui karang taruna, penyuluhan tentang narkoba serta akibatakibatnya bila mengkomsumsi barang tersebut, pengawasan terhadap peredaran
buku porno, meminimalisir tindakan yang mengarah perkelahian antar Nagari
melalui pendekatan ninik mamak dan pemerintahnagari. Guna mencapai tujuan
diatas diadakanlah kegiatan-kegiatan olah raga ditengah masyarakat sekaligus
untuk masyarakat mau dan mampu mencintai olah raga sebagai usaha menjaga
kesehatan serta menjadi salah satu kebutuhan hidup.
Namun demikian masih banyak persoalan kepemudaan yang belum
teratasi, terutama persoalan yang berhubungan dengan aspek globalisasi yang
mengakibatkan memudarnya nilai-nilai budaya Minangkabau di kalangan generasi
muda. Persoalan tersebut terlihat dengan tingginya pengangguran, perkelahian
antar nagari, narkoba, pornografi, pornoaksi dll. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya anarkis, kriminalitas ditengah-tengah

masyarakat dan menurunnya

semangat hidup.
2.3.6

Kebudayaan.
Budaya merupakan hasil karya manusia dengan berbagai bentuk yang

mempunyai nilai-nilai luhur dan harus dipertahankan kelestariannya pada saat
sekarang ini. Budaya yang ada itu bila terkontaminasi oleh budaya lain akan
berakibat hilangnya budaya aslinya. Budaya masyarakat Kabupaten Sijunjung

BAB I I -13

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia yang dilandasi nilai-nilai luhur
berdasarkan Pancasila. Budaya Minangkabau juga merupakan bagian budaya
masyarakat kabupaten ini yang melandaskan agama dengan istilah adat basandi
syarak, syarak basandi kitabullah.
Pembangunan

kebudayaan

mencakup

aspek

pembinaan

dan

pengembangan serta promosi daerah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain faktor kultur sosial seiring ilmu dan teknologi sosial. Untuk itu diadakan
berbagai kegiatan antara lain : penggalian sejarah dan budaya, pelestarian nilainilai budaya yang hidup da berkembang, membina dan melestarian kesenian
tradisional sebagai media informasi, komunikasi dan hiburan rakyat dan
mengakomodasi budaya global dan menempatkan dalam kerangka budaya lokal.
Pembangunan dibidang seni budaya dengan jalan pembangun pilar “ budi dan
segenap daya masyarakat” akan terlihat dengan semakin banyaknyabermunculan

sanggar-sanggar dan grup kesenian di setiap nagari. Untuk memotivasi sekaligus
mempublikasi/promosi kegiatan kegiatan tersebut perlu penyelenggaraan festifal
dan pagelaran kesenian dengan memanfaatkan dunia telesinema sehingga promosi
budaya dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan
kebudayaan antara lain rendahnya pengetahunan pengelolaan budaya dalam
rangka melestarikan nilai-nilai budaya tersebut. Akibatnya nilai-nilai budaya yang
ingin dilestarikan sering hilang, padahla nilai-nilai yang terkandung didalamnya
sangat tinggi. Selain itu rendahnya perhatian masyarakat terhadap nilai budaya
daerah dan sangat mudahnya menyerap budaya yang datang dari luar. Untuk
memecahkan persoalan yang timbul ini diperlukan kebijakan pembangunan yang
berlandaskan nilai luhur budaya Minangkabau.
2.3.7 Kondisi Prasarana Bidang Cipta Karya
2.3.7.1 Sub Bidang Air Minum
Air bersih yang layak untuk dikonsumsi adalah kebutuhan dasar
masyarakat yang wajib dijamin keberadaannya oleh pemerintah. Untuk itu,
pemerintah Kabupaten Sijunjung memfasilitasi pembangunan dan pengembangan
sarana dan prasarana air minum bagi masyarakat.

BAB I I -14

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

Kebutuhan akan air bersih bagi sebagian masyarakat di Kabupaten
Sijunjung telah dapat dipenuhi, yaitu dengan cara:


Pelayanan air minum yang dikelola oleh PDAM, yang telah dapat melayani
5.753 pelanggan dari seluruh penduduk di 8 Kecamatan dengan 11 unit
pelayanan



Air bersih perdesaan yang dibangun dengan DAK Air Minum



Air bersih perdesaan yang dibangun dengan program WSLIC/PAMSIMAS.



Air bersih yang berasal dari air tanah (sumur gali, sumur bor) ataupun mata
air yang dapat melayani masyarakat yang belum terlayani oleh PDAM atau
WSLIC/PAMSIMAS.
PDAM memiliki 11 unit pengolahan air Skala Ibu Kota Kecamatan

(IKK) dengan Kapasitas terpasang total 175 Liter / detik., 5 unit Pengolahan
Lengkap dan selebihnya pengolahan sederhana. Kondisi saat ini 5 unit rusak
(tidak berfungsi) dan 2 unit rusak ringan. jumlah pelanggan saat ini adalah 5.753
pelanggan atau lebih kurang 13,99 % dari jumlah penduduk.
Cakupan pelayanan air minum di Kabupaten Sijunjung baru mencapai
50,01 % yang terdiri :
-

Air bersih perkotaan (PDAM)

=

02,80 %

-

Air bersih perdesaan

=

47,21 %

Tabel 2.8
No.

1.

2.
3.
4.

Kecamatan

Kamang
Baru

Tanjung
Gadang
Sijunjung

Sumber Air dan Kapasitas Terpasang PDAM Kab. Sijunjung
Unit PDAM

Kapasitas
(lt/dt)

Panjang
Jaringan
Pipa

Hidran
Umum

Sumber Air

Sistem

Sei.Lansat

Bt.Langsat

Gravitasi

5

7.714

2

233

Ma.Takung
Sei.Tambang
Tj.Gadang

Bt.Kasambi
Sei. Kunyit
Durian
Tampuk
Ds.Kabun
Pudak
Bt.Karimo

Gravitasi
Gravitasi
Gravitasi

5
20
5

13.438
11.074
17.799

1
3
-

132
250
457

Gravitasi
Gravitasi
Gravitasi

20
15
10

87.344
32.115
15.546

3
6
1

1.991
446
298

Sungai
Malutu
Sungai
Lasi
Ds.Kabun
Bt.Suami

Gravitasi

5

21.579

4

63

Pompa

10

67.573

1

1.113

Gravitasi
Gravitasi

20
20

12.819
-

-

621
149

Jumlah

332.569

24

5.753

Ma.Sijunjung
Sijunjung
Lubuk Tarok

5.

Lubuk
Tarok
IV Nagari

6.

Kupitan

Pd. Sibusuk

7.
8.

Koto VII
Sumpur
Kudus

Tj.Ampalu
Sp. Kudus

Palangki

BAB I I -15

SR

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

Tabel 2.9
Sijunjung
No.

Banyaknya Pelanggan dan Pemakai Air PDAM di Kabupaten

Jenis Pelanggan

1
2
3
4
5
6
7

Jumlah Pelanggan

Rumah Tangga
Perkantoran
Niaga
Kran Umum
Badan Sosial
Hotel / Penginapan
Hilang
Jumlah
2010

Jumlah Pemakaian Air

5.462
120
105
11
52
1
2
5.753

927.142
51.684
31.781
3.986
18.236
1.002
559.537
1.593.368

2.3.7.2 Sub Bidang Sampah
Pelayanan persampahan di wilayah Kabupaten Sijunjung masih sangat
terbatas, karena persampahan hanya baru dilaksanakan dan dikelola di beberapa
wilayah saja. Keadaan sekarang, daerah yang sudah terlayani persampahannya
terbatas untuk daerah Kecamatan Sijunjung, terutama daerah ibukota di Muaro
Sijunjung. Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Sijunjung saat ini
masih

berupa perlakuan (treatment)

yang bersifat

konvensional,

yaitu

pengambilan sampah dari pewadahan yang ada, seperti pewadahan dari
perumahan dan pasar yang kemudian langsung dibawa dan diurug ke TPA Muaro
Batuk. TPA ini secara konstruksi masih berupa TPA open dumping yang belum
memenuhi persyaratan, baik secara teknis maupun secara estetika.
Pemerintah Daerah baru memiliki 1 unit TPA Pola Open Dumping yang
terletak di Muaro Batuk  10 km dari Muaro yang dimobilisasi dengan 2 unit
dump truck pengangkut sampah serta 7 unit becak pengumpul. Dengan sarana dan
prasarana yang ada baru mampu melayani sebagian kecil dari timbulan sampah
yang dihasilkan oleh Kota Muaro yang merupakan ibukota Kabupaten Sijunjung.
TPA ini saat sekarang hanya memiliki luas  2.5 Ha.
Data persampahan Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada uraian
berikut:
1.

Kondisi saat sekarang
Penduduk yang terlayani adalah penduduk yang berdomisili pada
Kecamatan Sijunjung. Jumlah penduduk Kecamatan Sijunjung tahun 2011
adalah 41.611 jiwa. Asumsi timbulan sampah sebesar 1,75 l/o/hr (SNI 19BAB I I -16

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

3964-1994). Maka, jumlah sampah yang dihasilkan adalah = 1,75 l/o/hr x
41.611 orang = 72.819 l/hari = 72,82 m3/hari
Namun, pada saat sekarang dengan 2 truk yang tersedia, hanya 1 truk yang
aktif beroperasi, sedang 1 truk lagi tidak beroperasi dengan alasan
maintenance. Dengan 1 truk yang beroperasi, hanya melayani 1 trip yaitu
melayani sebagian kecil daerah Muaro Sijunjung (jalan-jalan protokol dan
komplek perumahan).
Dengan peralatan angkut (truk) sebanyak 2 unit dan kapasitas angkut 5 m3,
maka hanya 5 – 6 m3 sampah yang dapat diangkut, sedangkan sisanya
ditangani sendiri oleh masyarakat, seperti ditimbun di halaman rumah
masing-masing, dibakar, atau dibuang ke pinggir sungai.
2.

Proyeksi ke depan
Dari data jumlah penduduk Kecamatan Sijunjung beberapa tahun terakhir,
dapat dilakukan proyeksi jumlah penduduk ke depan. Pada pembahasan ini
dilakukan proyeksi penduduk hingga tahun 2027 melalui pendekatanpendekatan eksisting. Namun, data yang ditampilkan untuk tahun 2009 –
2013.

Tabel 2.10 Proyeksi Jumlah Penduduk Kec. Sijunjung Tahun 2009 – 2013
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Tahun
2009
2010
2011
2012
2013

Jumlah Penduduk (Jiwa)
41831
42667
43521
44391
45279

Selanjutnya, dihitung jumlah timbulan yang dihasilkan oleh penduduk
yang berada di Kecamatan Sijunjung, yaitu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.11Timbulan yg dihasilkan penduduk Kec. Sijunjung Th 2009 – 2013

No.

Tahun

1.
2.

2009
2010

Jumlah
Penduduk
(jiwa)
41831
42667

V domestic
(m3/hr)
43.92
44.80

V non
domestik
(m3/hr)
8.78
8.96

V total
(m3/hr)
52.71
53.76

BAB I I -17

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

No.

Tahun

3.
4.
5.

2011
2012
2013

Jumlah
Penduduk
(jiwa)
43521
44391
45279

V domestic
(m3/hr)
45.70
46.61
47.54

V non
domestik
(m3/hr)
9.14
9.32
9.51

V total
(m3/hr)
54.84
55.93
57.05

Keterangan:
Volume sampah yang dihitung untuk domestik dengan tingkat pelayanan 60%
Volume non domestik diasumsikan 20% dari Volume sampah domestik

2.3.7.3 Sub Bidang Air Limbah
Pengelolaan air limbah domestik/rumah tangga di Kabupaten Sijunjung
pada umumnya masih belum memenuhi syarat perilaku hidup bersih dan sehat,
dimana kondisi prasarana air limbah tersebut belum sepenuhnya dapat memutus
kontak manusia dengan tinja dan memutus kontak tinja dengan lingkungan.
Sebagian masyarakat, terutama di perdesaan masih menggunakan sungai
sebagai tempat buang air besar. Sementara di perkotaan, rumah tangga yang sudah
memiliki MCK, belum seluruhnya dilengkapi dengan septictank yang kedap air
dan peresapan. Bahkan di kawasan perumahan yang dibangun oleh pengembang,
kondisi pengelolaan air limbahpun belum sepenuhnya memenuhi ketentuan teknis
pengelolaan limbah, karena septictank yang disediakan pengembang masih
memungkinkan terjadinya kontak tinja dengan lingkungan akibat septictank yang
tidak kedap air dan tidak dilengkapi dengan peresapan.
Untuk pelayanan lumpur tinja rumah tangga tersebut, pemerintah
memiliki 1 unit truck tinja, tetapi belum memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT).
2.3.7.4 Sub Bidang Drainase
Sistem drainase yang ada di Kabupaten Sijunjung merupakan drainase
yang dibagun secara parsial dengan jaringan tersier, sekunder dan primer. Kondisi
ini tentu saja tidak akan mampu mengatasi persoalan genangan air secara tuntas,
karena pembangunan drainase tidak didahului oleh penyusunan master
plan/outline plan, sehingga tidak didapatkan gambaran kebutuhan sistem drainase
yang sebenarnya, sesuai dengan kondisi geografis dan topografi wilayah, curah
hujan dan tataguna lahan.

BAB I I -18

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

Saat ini pemerintah sudah membangun jaringan drainase yang sebagian
besar masih berfungsi dengan baik. Tetapi karena perencanaan dan pembangunan
yang dilakukan secara parsial, seringkali pembangunan drainase di suatu kawasan
menjadi persoalan bagi kawasan lain, karena terkesan hanya memindahkan
genangan air dari satu kawasan ke kawasan lain, bukan ke badan penerima air
yang seharusnya.
Persoalan lain yang juga merupakan faktor penghalang dalam
pembangunan dranase adalah tataguna lahan yang sudah menyimpang dari
peruntukannya. Banyak pembangunan yang dilakukan di daerah yang seharusnya
menjadi area resapan air atau di tempat-tempat yang seharusnya menjadi jalur
aliran air, tanpa memberikan alternatif pemecahan masalah air hujan.
2.3.7.5 Sub Bidang Tata Bangunan Lingkungan
Penataan Bangunan dan Lingkungan termasuk salah satu tugas bidang
Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sijunjung. Pemerintah
Kabupaten Sijunjung saat ini sudah memilik Peraturan Daerah (Perda) tentang
bangunan Gedung. Untuk pelaksanaan Pembinaan Penataan Bangunan dan
Lingkungan, Kabupaten Sijunjung belum memiliki Institusi/Lembaga dan Tim
Ahli Bangunan Gedung.
Saat ini Kabupaten Sijunjung memiliki 2 unit Mobil Unit Pemadam
Kebakaran, 1 unit kondisi baik dan 1 unit kondisi rusak tetapi belum memiliki
hidran kebakaran.
2.3.7.6 Sub Bidang Pengembangan Permukiman
Prasarana permukiman terdiri dari : jalan lingkungan, saluran drainase,
jaringan air bersih, prasarana persampahan (Gerobak sampah, TPS dll) dan
prasarana limbah. Jalan lingkungan yang sudah dibangun terdiri dari jalan aspal
dan jalan dengan perkerasan kaku (rigid beton).
Pada saat ini di Kabupaten Sijunjung telah dibangun sebanyak 6 (enam)
komplek perumahan bersubsidi untuk MBR khususnya PNS/TNI/POLRI.Dan
mengingat kebutuhan akan rumah bersubsidi masih sangat tinggi, maka dapat
diperkirakan bahwa akan muncul beberapa komplek perumahan lagi khususnya
yang berdekatan dengan wilayah ibukota.PSD pada komplek-komplek perumahan

BAB I I -19

RPI JM Bidang Cipta Karya Kab. Sijunjung

ini sebagian telah terbangun baik yang menggunakan dana APBD maupun
APBN.Sedangkan untuk permukiman-permukiman swadaya masih terdapat
banyak kekurangan yang disebabkan oleh beberapa hal seperti pembangunannya
yang sporadis dan tidak terkendali, lokasi yang terpencar-pencar dan terpencil
serta tidak adanya Rencana Induk Sistim.

BAB I I -20