STUDI KORELASI ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MOGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - repository perpustakaan

BAB II LANDASAN TEORI A.Studi Korelasis Studi berasal dari bahasa Inggris study yang arti secara empiris adalah

  belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia studi berarti penelitian ilmiah, kajian, telaahan (2008: 1377). Perbedaan antara penelitian biasa pengamatan dengan penelitian ilmiah adalah terletak pada konsep dasar pemikiran dari masing-masing penentuan obyek penelitian. Dasar pemikiran dimaksud adalah sebuah kesimpulan akhir dari sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, para ilmuwan, para tokoh yang sudah kompeten pada bidang keilmuannya.

  Penelitian ilmiah adalah sebuah penelitian yang mempunyai dasar pemikiran kuat dan dapat dipertanggung jawabkan baik secara publik maupun secara keilmuan.

  Dalam hal ini studi bisa diartikan sebagai penelitian ilmiah yang mengacu dari sebuah masalah penelitian.

  Dalam korelasi juga disebut koefisien korelasi, adalah nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linier antara dua (random variable). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, korelasi berarti hubungan timbal balik atau sebab akibat (2008: 775).

  Menurut Jonathan Sarwono (2011 :57) : “Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association).

  Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Di antara sekian banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank Spearman. Selain kedua teknik tersebut, terdapat pula

  9 teknik-teknik korelasi lain, seperti Kendal, Chi-Square, Phi Coefficient, Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson.

  Korelasi adalah adalah studi yang membahas tentang derajat hubungan antara dua variabel atau lebih. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis satistik yang banyak digunakan oleh peneliti karena peneliti umumnya tertarik terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan menghubungkannya. Besar tingkat keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih dapat diketahui dengan mencari angka korelasi.

  Menurut H Usman dan Setiady Akbar Purnomo (2000: 3), macam-macam teknik korelasi antara lain sebagai berikut.

  1. Product Moment Pearson.

  Menurut Anas Sudijono (2008 : 190) Product Moment Correlation atau lengkapnya Product of the Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi antar dua variabel yang kerap kali digunakan. Teknik korelasi ini di kembangkan oleh Karl Pearson, yang karenanya sering dikenal dengan istilah Teknik Korelasi Pearson. Disebut Product Moment Correlation karena koefisien korelasinya diproleh dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-momen variabel yang dikorelasikan (Product of the Moment ).

  Teknik Korelasi Product Moment dipergunakan apabila baerhadapan dengan kenyataan berikut ini.

  a. Kedua variabelnya berskala interval.

  Sumadi Surya Brata (2005: 27) membagi skala variabel sebagai berikut. i. Variabelnya berskala interval yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang didalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan

  (unit) pengukuran yang sama. Contoh variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap suatu program yang dinyatakan dengan skor, penghasilan dan sebagainya. ii. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasanya diberi angka 1, jenjang dibawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya beri angka 3 dan seterusnya (rangking). iii. Variabel nominal yaitu varibel yang ditetapkan berdasarkan atas proses penggolongan. Contoh: Jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan dll.

  b. Sampel yang diteliti bersifat homogen, atau setidaknya mendekati homogen.

  Menurut Sugiyono (2010: 145) Populasi Homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Populasi Heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

  c. Regresinya merupakan regresi linear.

  Jonathan Sarwono (2011) regresi linear mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan dengan satu atau dua variabel yang menerankan . Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel sebagai variabel bebas.

  2. Rank Spearman : Kedua variabelnya berskala ordinal.

  Adakalanya kita ingin mengukur kuatnya hubungan antara dua variabel tidak berdasarkan pasangan nilai data yang sebenarnya, tetapi berdasarkan rankingnya. Hubungan tersebut dinamankan rank correlation coefficient. Analisis korelasi Spearman termasuk dalam statistik non-parametrik. Metode korelasi ini ditemukan Carl Spearman pada tahun 1904.

  3. Point Serial : Satu berskala nominal sebenarnya dan satu berskala interval.

  Menurut Hartono (2011 : 105) Teknik ini digunakan apabila dua variabel yang akan dikorelasikan varibel pertama berskala nominal dan variabel yang kedua berskala interval. Misalnya korelasi antara jenis kelamin dengan kecakapan berbahasa.

  4. Biserial : Satu berskala nominal buatan dan satu berskala interval.

  Menurut Anas Sudijono (2008 : 257) Teknik korelasi point biserial adalah salah satu teknik yang biasa digunakan untuk mencari korelasi antara dua variabel. Teknik analisis korelasional point biserial ini juga dapat dipergunakan unuk menguji validity item (validitas soal) yang telah diajukan dalam tes, dimana skor tes unuk tiap butir soal dikorelasikan dengan hasil tes untuk tiap butir soal dikorelasikan dengan skor hasil tes secara totalitas.

  5. Koefisien kontingensi : Kedua varibelnya berskala nominal.

  Menurut Anas Sudijono (2008 : 252) teknik Korelasi koefisien

  

kontingensi adalah salah satu teknik korlasi yang dua buah variabel dikorelasikan

  adalah berbenuk gejala ordinal. Misalnya: Tingkat pendidikan : tinggi rendah, menengah, rendah. Pemahaman terhadap agama islam: baik, cukup, kurang dan sebagainya.

  Kuat-lemah, tinggi-rendah, atau besar-kecilnya korelasinya antar dua variabel yang sedang diselidiki korelasinya, dapat diketahui dari besar- kecilnya angka indeks korelasi yang disebut Coefficient Contingency yang umumnya diberi lambang huruf C atau KK (singkatan dari Koefisien Kontingensi).

  Dari pendapat di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti memilih Teknik

  

Korelasi Product Moment . Alasan peneliti menggunakan teknik product moment

sebagai berikut.

  1. Teknik ini sebagai alat pengetesan hipotesis tentang hubungan antara 2 variabel.

  2. Hubungan antara dua variabel berbentuk garis linier dan tidak berlawanan, artinya antara satu dengan yang lain memiliki strata dan level yang sama.

  3. Data yang diperoleh merupakan data interval, yaitu data tentang penggunaan media belajar dengan minat belajar.

  Gambaran dari korelasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

  n

  XY

  X Y r xy 2 2 2 2 N

  X X n Y Y

  Keterangan: r = Koefisien korelasi anatara X dan Y

  xy

  = Jumlah skor item ∑ X

  = Jumlah skor total ∑ Y

  = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total ∑XY N = Jumlah responden

  2

  = Skor jumlah item kuadrat ∑X Dengan langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Menuliskan Ho dan Ha dalam bentuk kalimat Misalnya:

  Ho: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara media pembelajaran dengan minat belajar siswa kelas VIII SMPN 3 Moga.

  Ha: terdapat hubungan yang signifikan antara media pembelajaran dengan minat belajar siswa kelas VIII SMPN 3 Moga.

  2. Menuliskan H dan Ha dalam bentuk statistik.

  O

  Misalnya : Ho : r = 0

  Ha : r ≠ 0

  3. Menentukan X dan Y dan kemudian membuat tabel penolong X adalah variabel yang mempengaruhi (misal media pembelajaran) Y adalah variabel yang dipengaruhi (misal misal minat belajar siswa)

  Kemudian ditentukan angka dan dimasukkan dalam tabel sebagai berikut:

  2

  2 No.

  X Y

  XY

  X Y

  2

  2 X Y

  XY

  X Y

  4. Memasukkan data dalam sebuah rumusan. Rumus : Keterangan: r xy = Koefisien korelasi anatara X dan Y

  = Jumlah skor item ∑ X

  = Jumlah skor total ∑ Y

  = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total ∑XY N = Jumlah responden

  2

  = Skor jumlah item kuadrat ∑X

  Dengan interpretasi nilai r adalah sebagai berikut :

   R Interprestasi / Hubungan

  0,80 < r < 1,00 Sangat kuat 0,60 < r < 0,80 Kuat 0,40 < r < 0,60 Cukup Kuat 0,20 < r < 0,40 Rendah 0,00 < r < 0,20 Sangat Rendah

  Sumber : Riduwan (2005 : 138) 4. Menentukan taraf signifikasi (α)

  Dalam hal ini taraf signifikasi α = 0,01 atau α = 0,05

  5. Menghitung dinilai r (df)

  tabel

  Rumus : df = n - 2

  6. Menentukan kriteria pengujian Jika r <r , maka Ho diterima

  tabel ≤ r hitung tabel

  7. Membandingkan r hitung dengan r tabel

  8. Menyimpulkan

B. Media Pembelajaran

  1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2011:3). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan menurut Criticos yang dikutip oleh Daryanto (2011: 4) media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

  Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

  Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011: 4), media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima.

  1. Penggunaan dan Pemilihan Media Pembelajaran.

  Menurut Strauss dan Frost dalam Dina Indriana (2011: 32) mengidentifikasikan sembilan faktor kunci yang harus menjadi pertimbangan dalam memilih media pengajaran. Kesembilan faktor kunci tersebut antara lain batasan sumber daya institusional, kesesuaian media dengan mata pelajaran yang diajarkan, karakteristik siswa atau anak didik, perilaku pendidik dan tingkat keterampilannya, sasaran pembelajaran mata pelajaran, hubungan pembelajaran, lokasi pembelajaran, waktu dan tingkat keragaman media.

  Sedangkan menurut Arief S. Sadiman, dkk (2011: 84) mengemukakan pemilih media antara lain adalah a) bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media, b) merasa sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan proyektor transparansi, c) ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret, dan d) merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan, misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar siswa.

  Pendapat lain mengungkapkan bahwa dalam memilih media hendaknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut.

  a.

  Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual atau audio).

  b.

  Kemampuan mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio atau kegiatan fisik).

  c.

  Kemampuan mengakomodasikan umpan balik.

  d.

  Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama).

  e.

  Tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektivan biaya (Azhar Arsyad, 2011: 71)

  2. Fungsi Media Pada Pembelajaran Menurut Azhar Arsyad (2011: 15) fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sedangkan menurut Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2011) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

  Menurut Arif S. Sadiman, dkk (2011 : 45) menyebutkan bahwa kegunaan-kegunaan media pembelajaran yaitu.

  a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis. a. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

  b. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.

  c. Memberikan perangsang belajar yang sama.

  d. Menyamakan pengalaman.

  e. Menimbulkan persepsi yang sama.

  3. Manfaat Media Pembelajaran Kemp dan Dayton (dalam Yamin, 2007: 200-203) mengidentifikasi delapan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu.

  a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

  b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

  c. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif.

  d. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi.

  e. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

  f. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.

  g. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditinggalkan h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.

  Sedangkan manfaat media menurut Luca (2009: 105) diantaranya sebagai berikut.

  a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan. pengajaran bagi guru.

  b. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret).

  c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan). d. Semua indera murid dapat diaktifkan.

  e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.

  f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

  Sehingga dapat disimpulkan bahwa manfaat dari media pembelajaran memudahkan anak siswa menerima materi pelajaran, mempermudah pengajar dalam menyampaikan materi, dapat menarik perhatian siswa dan menimbulkan kegairahan atau minat belajar siswa.

  5. Jenis Media Pembelajaran Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri.

  Berdasarkan teknologi tersebut, Azhar Arsyad (2011 : 43) mengklasifikasikan media atas empat kelompok, yaitu.

  a. Media hasil teknologi cetak.

  b. Media hasil teknologi audio-visual.

  c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.

  d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

  Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels dan Glasgow (dalam Azhari Arsyad 2011: 33) membagi media kedalam dua kelompok besar, yaitu : media tradisional dan media teknologi mutakhir.

  a. Pilihan media tradisional 1) Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi apaque, proyeksi overhead, slides, filmstrips.

  2) Visual yang tak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, charts , grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu.

  3) Audio yaitu rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge. 4) Penyajian multimedia yaitu slide plus suara (tape). 5) Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televisi, video. 6) Media cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, workbook , majalah ilmiah, lembaran lepas (hand-out ).

  7) Permainan yaitu teka-teki, simulasi, permainan papan. 8) Media realita yaitu model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka).

  b. Pilihan media teknologi mutakhir 1) Media berbasis telekomunikasi yaitu telekonferen , kuliah jarak jauh.

  2) Media berbasis mikroprosesor yaitu computer-assisted

  3) instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hipermedia, compact (video) disc .

  Sedangkan klasifikasi media pembelajaran menurut Ibrahim yang dikutip oleh Daryanto (2011) media dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, audio, proyeksi, televisi, video, dan komputer.

  Kemp & Dayton yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011: 37) mengelompokkan media kedalam delapan jenis, yaitu : media cetakan, media pajang, overhead transparancies , rekapan audiotape, seri slide dan filmstrips, penyajian multi-image, rekaman video dan film hidup, komputer.

  1. Penggunaan media Penggunaan media pengajaran menurut Nana Sudjana (dalam

  Djamarah dan Zain, 2006: 134) terbagi dalam enam kategori, sebagai berikut.

  a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

  b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.

  c. Penggunaan media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran

  d. Penggunaan media pengajaran digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

  e. Penggunaan media pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengetian yang diberikan guru.

  f. Penggunaan media pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.

  Beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan menurut Sadiman (2009: 189) sebagai berikut.

  a. Pemanfaatan media dalam situasi kelas. Media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatannya dipadukan dengan proses mengajar dalam situasi kelas.

  b. Pemanfaatan media di luar situasi kelas, dibedakan dalam tiga kelompok yaitu.

  1) Pemanfaatan media secara bebas. Media digunakan tanpa dikontrol atau diawasi. Pemakai media menggunakan media menurut kebutuhan masing- masing. 2) Pemanfaatan media secara terkontrol. Media digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. 3) Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok, atau massal, meliputi sebagai berikut.

  a. Pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh perseorang saja.

  b. Pemanfaatan media secara berkelompok, baik kelompok kecil (2-8 orang) maupun kelompok besar (9-40 orang).

  c. Media juga dapat digunakan secara massal, artinya media dapat digunakan oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan.

C. Media Komputer

  Media komputer adalah suatu mesin yang dirancang secara khusus guna memanipulasi informasi, kode-kode, mesin elektronik ini dapat melakukan pekerjaanperhitungan, penyimpanan dan operasional mulai dari yang sederhana hingga yangpaling komplek sekalipun dapat dikerjakan lebuh cepat dan lebih teliti. Satu unitkomputer biasanya terdiri dari empat komponen dasar yaitu : input, processor,memori, dan output. Dalam perkembanganya komputer dewasa ini, memilikikemampuan menggabungkan berbagai peralatan antara lain: CD player, video tape, Computer . Media berbasis komputer (CAI) juga audio tape. Lebih dari itu komputer dapat merekam, menganalisis, dan memberi reaksi terhadap masukan yang diperoleh dari pemakai.

  Menurut Oemar Hamalik (1994: 18) disebutkan bahwa “ komputer merupakan satu teknologi canggih yang memiliki peran utama untuk memproses informasi secara cermat, cepat, dan dengan hasil yang a kurat”. Sebagai sebuah media pembelajaran komputer dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Selain itu, komputer sendiri dapat berfungsi sebagi salah satu sumber informasi, dengan demikian dapat menjadi sumber belajar bagi seorang siswa beberapa bagian utama dalam pembelajaran yang menggunakan komputer.

  Program yang digunakan dalam penelitian ini dalah Power Point. Pogram ini adalah suatu aplikasi dalam paket Microsoft Office. Dengan Microsoft

  

Power point dapat berkreasi menyusun presentasi semenarik mungkin, sesuai

  dengan kebutuhan. Program ini dapat menampilkan informasi yang berupa tulisan, gambar, animasi,serta suara sehingga siswa dapat lebih tertarikdalam mengikuti pelajaran. Sekarang ini banyak guru yang lebih berminat menggunakan power point sebagai media pembelajaran. Dengan bantuan media power point guru dapat mempresentasikan materi ajar kepada siswa. Presentasi semacam ini dapat disertai dengan narasi dan ilustrasi suara, musik, atau video yang dimainkan pada saat presentasi.

  1. Pengertian Microsoft Power Point Power Point merupakan salah satu program dalam Microsoft Affice.

  

Microsoft Office Power Point adalah salah satu jenis program yang tergabung

  dalam Microsoft office. Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus untuk menampilkan program multimedia.

  Hal ini sebagaimana dikemukakan Riyana (2008: 102) sebagai berikut.

  Program Microsoft Office Power Point adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data. Menurut Daryanto (2010: 163) Microsoft Power Point merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multimedia. Didalam komputer, biasanya program ini sudah dikelompokan dalam program Microsoft Office.

  Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan, maupun perorangan dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik.

  Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Microsoft Office

  

Power Point adalah perangkat lunak yang mampu menampilkan program

  multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, penggunaan serta relatif murah. Riyana (2008: 102) mengatakan Microsoft Office Power Point memiliki kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsure media seperti pengolahan teks, warna, gambar, grafik, serta animasi. Terdapat tiga tipe penggunaan

  

Microsoft Office Power Point yaitu personal presentation, stand alone dan web

besed.

  Pada umumnya Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi dalam classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Microsoft Office Power

  

Point yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning disebut personal

presentation. Microsoft Office Power Point pada pola penyajian ini digunakan

  sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru.

  Riyana (2008: 103) mengatakan prosedur pengembangan media menggunakan Microsoft Office Power Point dilakukan melalui empat tahap yaitu identifikasi program, mengumpulkan bahan pendukung, proses pembuatan di

  

Microsoft Office Power Point dan penggunaan program tersebut yang sebelumnya

  telah dilakukan reviw program. Identifikasi program dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran dan sumber pendukung seperti animasi, gambar, video dan sebagainya. Mengumpulkan bahan pendukung dapat dilakukan dengan cara memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan dan dapat dilakukan dengan cara browsing. Setelah bahan terkumpul selanjutnya proses pengerjaan di Microsoft Office Power Point sampai selesai.

  2. Keunggulan dan Kelemahan Microsoft Power Point Banyak orang yang menggunakan power pointsebagai media pembelajaran dikarenakan program ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain sebagai berikut.

  a. Mudah dipergunakan karena merupakan bagian dari Ms. Office.

  b. Presentasi Multimedia, kita dapat menambahkan berbagai multimedia pada slide presentasi seperti: clip art, picture, gambar animasi (GIF dan Flas), background audio / musik, narasi, movie (video klip).

  c. Custom Animation. Power point memiliki fasilitas custom animation yang sangat lengkap. Dengan fasilitas ini presentasi dapat menjadi lebih „hidup‟, menarik, dan interaktif.

  Selain memiliki keunggulan, program power point juga memiliki kelemahan,antara lain sebagai berikut.

  a. Tidak semua materi dapat disajikan dengan menggunakan power point.

  b. Dibutuhkan biaya yang mahal

  c. Membutuhkan ketrampilan khusus (Daryanto, 2010: 56)

  2. Langkah-Langkah Mendesain Presentasi Dengan Power Point Mempresentasikan materi ajar melalui power point perlu memperhatikan langkah-langkah yang tepat agar materi yang dipresentasikan dapat dipahami siswa secara maksimal. Membuat desain presentasi pembelajaran tidak hanya sekedar „mempercantik‟ tampilan presentasi, namun lebih dari itu, yaitu mendesain presentasi yang memudahkan siswa menyerap informasi dan tujuan presentasi tercapai.

  Menurut Daryanto (2010: 66-83) banyak guru yang mendesain presentasi sedemikian indahnya, sayangnya desain tersebut hanya enak dilihat tapi sulit dipahami. Kebanyakan siswa hanya melihat indahnya biground, gambar serta animasi dari presentasi itu, dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan, untuk mengatasi hal tersebut maka sebelum mulai mendesain presentasi ada beberapa langkah untuk mendesain presentasi dengan menggunakan power point yaitu sebagai berikut. 1) Tetapkan dahulu materi apa yang akan dibuat power point. Pemilihan ini sangat penting karena tidak semua materi dianjurkan untuk menggunakan

  

power point . Konsep-konsep materi yang bersifat abstrak dan mustahil untuk

di tunjukan bendanya sangat cocok untuk dibuat dalam bentuk presentasi.

  2) Mulailah membuat outline presentasi. Tuliskan outline diatas kertas ataudalam dokumen MS Word atau langsung diatas slide power point. Pada saat membuat outline ini pikirkan juga bahan-bahan pendukung presentasi, misalnya clip art, picture, sound background musik, video klip dan lain sebagainya. 3) Tuangkan desain diatas slide power point. Lengkapi outline yang sudah dibuat dengan keterangan tambahan. Berilah warna pada font. Atur tata letaknya dan berilah warna pada background. 4) Mulai menambahkan multimedia ke dalam slide. Tambahkan clip art,

  

picture ,atau gambar lainnya. Atur tata letaknya agar tampak menarik,

  tambah pula efek animasi, background audio. Namun harus diperhatikan bahwa semua komponen multimedia ini harus memperjelas isi presentasi dan mendukung pencapaian tujuan presentasi.

  5) Menyelesaikan desain, ulas ulang desain yang telah dibuat. Jika perlu minta pendapat dan masukan dari orang lain. Lakukan perbaikan- perbaikan jika diperlukan, hingga anda telah yakin presentasi telah seperti yang diinginkan.

D. Minat Belajar

  Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terdapat subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut (Slameto, 1991 : 180).

  Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh dikemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

  Mengembangkan terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukan pada siswa melihat bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya (Slameto, 2003: 180).

  Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efekif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada Turnner dan Turnner dalam Slameto (2003: 181) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.

  Menurut Safari (Wahyuningsih 2012: 10) minat belajar adalah kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya dalam belajar. Kemudian definisi operasional dari minat belajar adalah skor siswa yang diperoleh dari tes minat belajar yang mengukur aspek.

  1. Perasaan senang.

  Yang dimaksud dengan perasaan adalah perasaan momentum dan intensional, Urjono (2010: 108) mengemukakan “Momentum adalah perasaan yang muncul pada saat-saat tertentu. Intensional adalah reaksi dari perasaan yang diberikan terhadap sesuatu dari hal-hal tertentu. Intensional adalah reaksi dari perasaan yang diberikan terhadap sesuatu dan hal-hal tertentu. Perasaan disini terbagi menjadi 2, yaitu perasaan senang dan tidak senang sehingga dari perasaan itu akan timbul sebuah sikap”

  Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap materi pembelajaran, maka ia akan menerima materi pembelajaran dengan senang, terus menerus mempelajiranya, tidak merasa terpaksa dalam belajar dan tidak merasakan bosan akan pembelajaran. Dalam penelitian ini instrumen yang mengajukan indikator perasaan senang adalah menerima pembelajaran dengan senang, terus menerus belajar dan tidak merasa bosan dalam mempelajari materi pembelajaran.

  2. Ketertarikan Ketertarikan itu muncul mungkin karena sifat objek yang membuat menarik atau ada karena perasaan senang terhadap objek atau pelajaran tersebut

  (WS. Wingkel dalam Kurjono 2010: 130). Siswa yang memiliki ketertarikan pada materi pembelajaran, ia akan berusaha untuk mencari tantangan pada isi materi pembelajaran yang dikaji, mencari contoh sesuai dengan keadaan sekarng yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan secara terus menerus akan membahas materi pembelajaran. kegiatan dengan baik,dalam hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat belajar siswa.

  3. Perhatian.

  Menurut Sumadi (1989: 14) perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas yang dilakukan. Menurut Dakir (1993:

  114) perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatan kepada barang sesuatu baik yang ada didalam maupun diluar individu. Sedangkan pendapat senada dikemukakan oleh Slameto (1995: 105) perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.

  Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan dari luar. Kemudian Soemanto (1984: 32) berpendapat perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada objek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinyapun akan lebih tinggi.

  Oleh karena itu seorang yang mempunyai perhatian terhadap suatu pembelajaran, Ia pasti berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu akan memberikan perhatian yang lebih, memiliki konsentrasi dalam pembelajaran dan mengikuti penjelasan guru serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

  4. Keterlibatan Yakni keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih giat, berusaha menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan demikian, siswa akan memiliki keinginan untuk memperluas pengetahuan, mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan diri, dan memiliki rasa ingin tahu.

  Beberapa peranan minat dalam belajar menurut Arianto (2008: 84) antara lain.

  a. Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar.

  b. Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar.

  c. Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru.

  d. Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif.

  e. Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi / pelajaran .

  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Berhasil atau tidak seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut Arianto (2008 : 87) faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Faktor intern

  a. Faktor kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar, bila seseorang kesehatannya terganggu dapat mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat untuk belajar.

  c. Faktor cacat tubuh Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya dapat mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.

  a. Faktor Psikologis 1) Perhatian untuk mencapai asil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat belajarpun rendah.

  2) Kesiapan, merupakan kesediaan untuk memberikan respons atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.

  3) Bakat dan intelegensi, bakat dapat mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga intelegensi, orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah akan mengalami kesukaran dalam belajar.

  2. Faktor ekstern

  a. Faktor Keluarga 1) Cara orang tua mendidik, jika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak melengkapi alat belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, maka akan berpengaruh pada semangat belajar anaknya.

  Hasil yang didapatkan tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya.

  2) Suasana rumah, Untuk memberikan motivasi yang mendalam pada anak- anak perlu diciptakan suasana rumah yang tenang, tentram dan penuh kasih sayang supaya anak tersebut betah dirumah dan bisa berkonsentrasi dalam belajarnya.

  3) Keadaan ekonomi keluarga, dalam kegiatan belajar seorang anak kadang-kadang memerlukan sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar seperti buku, alat-alat tulis dan sebagainya.

  b. Faktor Sekolah 1) Metode mengajar, untuk meningkatkan minat belajar siswa guru hendaknya menggunakan metode mengajar yang tepat, efesien dan efektif yakni dengan dilakukannya keterampilan variasi dalam menyampaikan materi.

  2) Kurikulum, adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-kebutuhan siswa, akan meningkatkan semangat, dan minat belajar siswa, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. 3) Pekerjaan rumah, pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru kepada murid untuk dikerjakan di rumah merupakan penghambat dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat bosan.

  c. Faktor masyarakat 1) Kegiatan dalam masyarakat, disamping belajar, anak juga mempunyai kegiatan-kegiatan lain diluar sekolah, misalnya karang taruna, menari, olah raga dan lain sebagainya. Bila kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan berlebih-lebihan, bisa menurunkan semangat belajar siswa.

  2) Teman bergaul, pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwa anak jika teman bergaulnya baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya.

E. Kerangka Berpikir

  Salah satu upaya untuk meningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan menggunakan media yang bervariasi..

  Media dapat membangkitkan daya imajinasi siswa dalam . Selain itu gambar yang dimunculkan dapat dimodifikasi dengan menggunakan warna yang menarik sehingga dapat menimbulkan ketertarikan dan kreatifitas mahasiswa dalam memahami materi tersebut.

  Ketertarikan siswa pada suatu materi pembelajaran dapat diketahui dari minat belajarnya, dengan minat tersebut maka secara tidak langsung akan mempengaruhi mahasiswa untuk lebih berusaha memahami materi sehingga pengetahuan siswa akan semakin bertambah. Bila minat belajar tinggi maka pengetahuan siswa akan semakin baik. Sebaliknya bila minat belajar rendah maka pengetahuan siswa akan kurang baik. Dengan demikian diharapkan ada pengaruh yang signifikan antara minat belajar dengan pengetahuan.

  Penyampaian materi menggunakan variasi media pembelajaran dapat merangasang kreatifitas dan memudahkan siswa dalam memahami suatu materi. Masing-masing media mempunyai kelemahan dan kelebihan sehingga pemahaman atau pengetahuan siswamengenai materi yang dipelajari akan berbeda-beda.

  Selain itu perbedaan pengetahuan dari masing-masing siswa dapat terjadi karena minat belajar yang timbulpun berbeda. Oleh karena itu, diduga ada interaksi yang signifikan antara media pembelajaran dan minat belajar terhadap pengetahuan siswa.

F. Penelitian Yang Relevan

  Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Helmy Rosyadi (2012). Dengan judul

  “Hubungan antara media pemebelajaran dengan minta belajar siswa kelas VII SMP Negeri 03 Warureja Tahun Pelajaran 2011 / 2012

  ”. Disimpulkan bahwa Media belajar dengan menggunakan aplikasi visualatif mempunyai hubungan erat dengan minat belajar siswa. Terlihat dengan rumus bahwa signifikasi antara keduanya adalah Sangat Kuat ditunjukkan dengan angka 0,931 [Riduwan, 2005, 138. 0,8 s/d 1,0 Sangat Kuat]. Sehingga asumsi terdapat hubungan / korelasi antara Media Pembelajaran Aplikasi Presentasi dengan Minat Belajar Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2011 / 2012 dapat adalah

  diterima.

  Peneliatian Triyono Sukarjo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Penggaruh media pembelajaran dengan minat belajar kelas VII Muhammdyah Karang Tengah” penelitian ini menunjukkan bahwa Media pembelajaran video tutorial dan media pembelajaran benda sebenarnya memberi pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap perbedaan hasil belajar pada Standar Kompetensi Memperbaiki Unit Kopling dan Komponen-komponen Sistem Pengoperasian dimana Fhitung > Ftabel atau (102,17) > (4,01); dan pengaruh media pembelajaran video tutorial terhadap hasil belajar Fhitung > Ftabel atau (96,62) > (4,01); dan pengaruh media pembelajaran benda sebenarnya terhadap hasil belajar Fhitung > Ftabel atau (5,55) > (4,01); dan terdapat interaksi antara media pembelajaran video tutorial , media pembelajaran benda sebenarnya dengan minat belajar terdapat hasuil belajar Fhitung > Ftabel atau (41,87) > (4,01).

  Perbedaan penelitian Helmy Rosyadi dan Tryono Sukarjo dengan penelitian ini adalah jika kedua penelitian menggunakan aplikasi visualitatif maka dalam penelitian ini menggunakan aplikasi presentatif.

G. Rumusan Hipotesis

  Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, samapi terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 2010: 10). Kebenaran pendapat tersbut perlu diuji atau dibuktikan secara empiris yakni melalui data atau fakta dilapangan, bukan semata-mata oleh penalaran.

Dokumen yang terkait

KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA SISWA KELAS VIII SMP RAUDLATUL HIKMAH TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 96

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

0 12 83

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN MAKE A MATCH DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN ADVERSITAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 18 100

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 74

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 23 171

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWATENTANG METODE MENGAJAR GURU MELALUI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 101

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 METROTAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 76

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS KELAS VII SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 51 68

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN QUIPPER SCHOOL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP NEGERI 4 SEMARANG

17 68 139

STUDI KORELASI ANTARA PENDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009-2010

0 1 102