PENGARUH GENERASI MUDA MILLENIAL TERHADA

PENGARUH GENERASI MUDA MILLENIAL TERHADAP KARAKTER INTERAKSI
SOSIAL DI MASYARAKAT
Dwiyun Evi Yolanda1, Isti Mulyani2, M. Januar Ibnu Adham S.Pd., M.Pd.3
1,2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
3

Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Singaperbangsa Karawang

Email : 1dwiyun.eviyolanda@gmail.com 2istimulyani3@gmail.com
Abstrak – Millenials atau generasi Y adalah generasi yang tumbuh pada era
internet booming dimana mereka memiliki karakteristik masing-masing individu
berbeda, hal tersebut tergantung dimana ia dibesarkan, strata ekonomi, dan sosial
keluarganya, pola komunikasinya sangat terbuka dibanding generasi-generasi
sebelumnya, pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat
terpengaruh dengan perkembangan teknologi, lebih terbuka dengan pandangan
politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan
lingkungan yang terjadi di sekelilingnya, memiliki perhatian yang lebih terhadap

kekayaan. Dengan memiliki ciri yang sangat mudah terpengaruh dengan
perkembangan teknologi seringkali membuat generasi ini sangat cepat dalam
mengakses berbagai informasi yang ada melalui sosial media yang mereka punya.
Penelitian lain menunjukkan bahwa generasi millennial cenderung malas untuk
memvalidasi kebenaran berita yang mereka terima dan cenderung menerima
informasi hanya dari satu sumber, yaitu media sosial. Hal tersebut dapat
mempengaruhi karakter interaksi sosial yang ada dimasyarakat terutama dibidang
komunikasi dimasyarakat.
Kata Kunci : Millenials, Interaksi sosial , Komunikasi

Abstract - Millenials or generation Y is a generation that grew up in an age of
internet boom where they have the characteristics of each individual is different, it
depends on where he grew up, economic strata, and social family, the pattern of
communication is very open compared to previous generations, media users social
fanatics and their lives are heavily influenced by technological developments,
more open to political and economic views, so they look very reactive to
environmental changes going on around them, have more attention to wealth.
Having characteristics that are highly susceptible to technological developments
often makes this generation very fast in accessing various information through
their social media. Other research has shown that millennials tend to be lazy to

validate the truths of news they receive and tend to receive information from only
one source, social media. It can affect the character of social interaction that exist
in the community especially in the field of communication in the community.
Keywords: Millenials, Social interaction, Communication

LATAR BELAKANG
Fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, maraknya budaya global
(global culture) dan gaya hidup (life style) pop culture. Fenomena ini terjadi sebagai dampak
dari arus globalisasi yang sudah tidak bisa dibendung lagi. Globalisasi yang sering dimaknai
sebagai proses mendunianya sistem social ekonomi- politik dan budaya sehingga dunia menjadi
tanpa batas (the borderless world) yang sering dipahami pula sebagai suatu bentuk
penyeragaman, dominasi, dan bahkan hegemoni negara-negara maju (Barat) terhadap negaranegara terbelakang atau bangsa yang sedang berkembang. Perkembangan teknologi komunikasi
dan informasi telah menghapus batas antarnegara, antarbangsa dan bahkan antarkelas.
Pendataran dunia ini tidak lepas dari apa yang disebut sebagai ”globalisasi”. Gaya hidup
masyarakat khususnya generasi muda, baik dalam bentuk nilai-nilai, perilaku, hingga hobi
seperti musik dan olah raga dari negara luar sangat sulit untuk dibendung. Namun, pada sisi lain,
proses saling pengayaan social budaya antar bangsa juga berjalan semakin pesat, mulai dari
pengayaan seni hingga kuliner. Salah satu fenomena penting bahwa proses globalisasi telah
melahirkan generasi gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi
millennial (generasi Y). Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika

Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan
seperti email, SMS, instant messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter, dengan kata
lain generasi Y adalah generasi yang tumbuh pada era internet booming (Lyons, 2004). Lebih
lanjut (Lyons, 2004) mengungkapkan ciri – ciri dari generasi Y adalah: karakteristik masingmasing individu berbeda, tergantung dimana ia dibesarkan, strata ekonomi, dan sosial
keluarganya, pola komunikasinya sangat terbuka dibanding generasi-generasi sebelumnya,
pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan
teknologi, lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat sangat
reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya, memiliki perhatian yang
lebih terhadap kekayaan. Oleh seabab itu kemunculan generasi Millenial dapat memberi
pengaruh terhadap karakter interaksi social yang ada di masyarakat.
KAJIAN TEORI
A. Generasi dan Millenial

Perbedaan generasi dalam lingkungan kerja menjadi salah subyek yang selalu muncul
dalam perkembangan manajemen sumber daya manusia, dan konsep perbedaan generasi terus

berkembang dari waktu ke waktu. Menurut Manheim (1952) generasi adalah suatu konstruksi
sosial dimana didalamnya terdapat sekelompok orang yang memiliki kesamaan umur dan
pengalaman historis yang sama. Lebih lanjut Manheim (1952) menjelaskan bahwa individu yang
menjadi bagian dari satu generasi, adalah mereka yang memiliki kesamaan tahun lahir dalam

rentang waktu 20 tahun dan berada dalam dimensi sosial dan dimensi sejarah yang sama.
Menurut Howe & Strauss (2000) generasi Y adalah generasi yang lahir pada tahun 1982,
hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan skema yang digunakan untuk mengelompokkan
generasi tersebut, karena peneliti – peneliti tersebut berasal dari Negara yang berbeda. Beberapa
pendapat tentang pebedaan generasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Dari penjelasan tersebut ada 2 hal utama yang mendasari pengelompokan generasi, yaitu
faktor demografi khususnya kesamaan tahun kelahiran dan yang kedua adalah faktor sosiologis
khususnya adalah kejadian – kejadian yang historis. Berbicara mngenai generasi muda saat ini,
berdasarkan artinya yang dimuat dalam KBBI, generasi adalah sekalian orang yang kira-kira
samawaktu hidupnya. Sedangkan muda adalah belum sampai setengah umur.Generasi muda
menurut KBBI adalah kelompok (golongan, kaum) muda.
Mengacu dari pendapat ahli yang membuat generasi menjadi beberapa kelompok,
generasi muda saat ini termasuk dalam generasi Millenials. Milenial (juga dikenal sebagai
Generasi Y) adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu

yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan
awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal
2000-an sebagai akhir kelahiran.
B. Karakter


Menurut KBBI, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain. Doni Kusuma, juga mengungkapkan karakter adalah ciri,
karakteritik, gaya ata sifat diri dari seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang
diterima dari lingkungannya. W. B. Saunders, karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang
ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu. Menurut Wyne,
karakter adalah menandai bagaimana cara memfokuskan pengapikasian nilai kebaikan dalam
bentuk tindakan dan tingkah laku.
C. Interaksi Sosial

Menurut KBBI, interaksi adalah hal saling melakukan aksi berhubungan, memengaruhi.
Sedangkan interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis antara perseorangan dan
perseorangan, antara perseorangan dan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok. Interaksi
sosial dijelaskan oleh gillin sebagai hubungan sosial yang dinamis antara individu dengan
individu lain atau dengan kelompok atau hubungan antar kelompok. Hubungan ini tercipta
karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Soerjono Soekanto berpendapat
bahwa interaksi sosial adalah proses sosial yang berkaitan dengan cara berhubungan antara
individu dan kelompok untuk membangun sistem dalam hubungan sosial. Walgito berpendapat
bahwa adanya hubungan timbal balik dalam interaksi sosial dapat memberikan pengaruh
terhadap individu atau kelompok lain. Interaksi sosial juga berpengaruh terhadap kelompok

dengan kelompok lain yang saling berhubungan.
D. Komunikasi

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau
lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar’ karangan Dedy Mulyana, Bernard Berelson dan Gary A. Steiner menyatakan bahwa
komunikasi merupakan sebuah tindakan atau proses transmisi informasi, gagasan, emosi,
ketrampilan, dan semacamnya. Hal yang di transmisikan ini dapat berupa simbol-simbol, katakata, gambar, figur, grafik dan semacamnya. Menurut BF. Skinner komunikasi dapat
didefinisikan sebagai prilaku verbal atau simbolik dimana pengirimnya berusaha mendapatkan

efek yang dikehendakinya dari penerima. Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan
proses pemindahan dan pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan,
perasaan, data atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan
tujuan untuk mempengaruhi dan/ atau mengubah informasi yang dimiliki serta tingkah laku
orang yang menerima pesan tersebut.
E. Budaya

Menurut KBBI, budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Menurut Koentjaraningrat
(1990:181): “Budaya adalah daya dari budi berupa cipta, karsa dan rasa. Budi diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan akal manusia yang merupakan pancaran dari budi dan daya

terhadap seluruh apa yang dipikir, dirasa dan direnung kemudian diamalkan dalam bentuk suatu
kekuatan yang menghasilkan kehidupan.
Kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa, berarti yang mengolah atau yang
mengerjakan sehingga mempengaruhi tingkat pengetahuan, sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, dalam kehidupan sehari-hari, sifatnya abstrak. Sedangkan
perwujudan lain dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, yang
kesemuanya

ditujukan

untuk

membantu

manusia

dalam

melangsungkan


kehidupan

bermasyarakat.”
PEMBAHASAN
Fenomena yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat, seperti maraknya budaya global
(global culture) dan gaya hidup (life style) pop culture. Fenomena ini terjadi sebagai dampak
dari arus globalisasi yang sudah tidak bisa dibendung lagi. Salah satu dampak dari fenomenafenomena tersebut adalah munculnya generasi Millenial atau generasi Y dimana Generasi Y
adalah generasi yang tumbuh pada era internet booming (Lyons, 2004) artinya dalam seluruh
aktivitas yang mereka lakukan lebih banyak menggunakan teknologi contohnya internet dan
social media. Pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993 mengungkapkan
bahwa generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS,
instant messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter. Karena pada dasarnya generasi
millenials memiliki ciri masing-masing individu berbeda, hal tersebut tergantung dimana ia
dibesarkan, strata ekonomi, dan sosial keluarganya, pola komunikasi dari generasi tersebut juga
sangat terbuka dibanding generasi-generasi sebelumnya, serta mereka merupakan pemakai media

sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi, untuk
pandangan politik dan eknomi juga sangat terbuka, sehingga mereka terlihat sangat reaktif
terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya, memiliki perhatian yang lebih

terhadap kekayaan. Selain ciri tersebut generasi millenials juga memiliki keunggulan
dibandingkan dengan generasi lainnya yaitu :


Memiliki pemikiran terbuka
Generasi millenial saat ini termasuk generasi yang memiliki pemikiran terbuka atau
penuh dengan ide-ide yang baru dan terbuka dengan saran-saran yang diberikan oleh
oranglain.



Inovatif dan kreatif
Dengan memiliki pemikiran yang terbuka generasi millenial dapat dengan mudah
menemukan ide kreatif dan inovatif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam pekerjaan.



Tingkat literasi yang tinggi terhadap teknologi
Semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi membuat bahan bacaan

seperti Koran, majalah, atau berita beralih ke media elektronik yang dengan mudahnya
dapat diakses oleh generasi millenial dimana saja dan kapan saja.



Memiliki jiwa entrepreneurship
Generasi millenial yang memiliki pemikiran terbuka dan kreatif dapat memiliki jiwa
entrepreneurship. Jiwa entrepreneurship ini dapat menjadi keunggulan dari generasi
millenial karena generasi millenial dapat melihat peluang bisnis dengan menggunakan
akses informasi yang terbuka saat ini.



Berani mencoba hal baru
Artinya karena begitu mudahnya mengakses informasi dan komunikasi saat ini membuat
generasi millenial berani mencoba hal baru karena rasa penasaran yang tinggi. Berani
mencoba hal baru dapat menemukan inovasi dan kreasi yang baru untuk industri kreatif
saat ini.
Ciri-ciri dan keunggulan generasi millenials yang ada saat ini dapat berpengaruh terhadap


karakter mereka dalam interaksi social dimasyarakat. Menurut W. B. Saunders, karakter adalah
sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada
individu. Menurut Wyne, karakter adalah menandai bagaimana cara memfokuskan

pengapikasian nilai kebaikan dalam bentuk tindakan dan tingkah laku. Sehingga kita dapat
membedakan seseorang dari karakter yang mereka miliki, sama halnya dengan generasi
millenials yang memilki sifat berbeda namun tetap sama dalam keterikatan mereka dengan
kemajuan teknologi. Keterikatan tersebutlah yang pada akhirnya mempengaruhi karakter
interaksi generasi millenials di masyarakat seperti mereka dengan mudahnya menerima berita
apapun disosial media yang dimiliki tanpa menyaring dan mengecek kebenaran berita tersebut
dengan kata lain generasi milenials sangat mudah terprovokasi terutama melalui social media
karena mereka malas untuk memvalidasi segala informasi yang mereka miliki. Memang pada
dasarnya

kemajuan teknolgi seperti internet sangat baik bagi masyarakat yang mampu

menggunakannya dengan bijak. Menurut Severin dan Tankard (2005), sejumlah penelitian
tentang dampak dan pemanfaatan internet menunjukkan bahwa internet menjadi sumber utama
untuk belajar tentang apa yang sedang terjadi di dunia seperti untuk hiburan, bergembira,
relaksasi, untuk melupakan masalah, menghilangkan kesepian, untuk mengisi waktu sebagai
kebiasaan dan melakukan sesuatu dengan teman atau keluarga.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari internet, terutama dalam proses komunikasi
dan penggalian informasi bagi seluruh masyarakat pengguna internet termasuk generasi muda
saat ini. Namun, para generasi muda saat ini (generasi Y ) sebagai salah satu pengguna internet
belum mampu memilah aktivitas internet yang bermanfaat, dan cenderung mudah terpengaruh
oleh lingkungan sosial tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif atau negatif yang
akan diterima saat melakukan aktivitas internet tertentu. Saat ini nampaknya telah terjadi
kecenderungan pengguna internet yang sering mengenyampingkan nilai-nilai moral dan etika.
Padahal dalam tatanan sosial, etika sangat diperlukan guna menghindari terjadinya pergesekan
yang berujung kepada konflik. Daradjat, (1982) mengungkapkan semakin merosotnya moral para
pelajar merupakan salah satu akibat dari pesatnya perkembangan teknologi yang tidak diimbangi
dengan peningkatan kualitas budi pekerti pelajar, padahal perkembangan teknologi memang
sangat dibutuhkan bangsa ini untuk dapat terus bersaing di era globalisasi.
Kemerosotan moral banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial-budaya dalam masyarakat
sekitarnya. Lingkungan sosial yang buruk adalah bentuk dari kurangnya pranata sosial dalam
mengendalikan perubahan sosial yang negative. Dengan merosotnya moral serta etik generasi
millenials dimasyarakat hal tersebut akan menjadi factor pengubah karakter generasi muda saat
ini dalam berinteraksi dengan lingkungan social mereka. Generasi ini dapat berubah karakter

menjadi sosok yang individualis, mudah terprovokasi dan merasa segalanya mampu ia kerjakan
sendiri cukup dengan bantuan teknologi dan fenomena tersebut akan semakin terus berkembang
jika tidak ada upaya untuk mencegahnya. Dampak dari perubahan karakter generasi milenials
jika diabaikan akan terus mengarah kepada hal yang negative karena pada akhirnya bangsa ini
akan kehilangan generasi yang santun, beretika, bermoral dan bangsa ini akan kehilangan
karakter sabagai bangsa yang ramah dan santun sehingga keunggulan-keunggulan yang
sebenarnya dimiliki oleh generasi muda saat ini ( generasi Millenials ) dapat dengan mudah akan
hilang dan tertutup akibat dampak negatif yang sangat besar tanpa adanya upaya
menyeimbangan atau meminimalisir dari kemerosotan karakter bangsa kita yang santun. Di era
global seperti saat ini, seseorang memerlukan pengendali yang kuat agar ia mampu memilih dan
memilah nilai-nilai yang banyak sekali ditawarkan kepadanya.
Agar generasi Millenials mampu mengendalikan dirinya dengan baik dan memilih serta
memilah nilai-nilai yang mereka dapatkan dari kemajuan teknologi saat ini, oleh karena itu agar
generasi tersebut tahan banting, maka bisa dilakukan dengan pendidikan, sebab jalan terbaik
dalam membangun seseorang ialah pendidikan. Jalan terbaik dalam membangun masyarakat
ialah pendidikan. Karena jika kita ingin membangun negara ialah dengan pendidikan. Jalan
terbaik membangun dunia juga pendidikan. Secara sederhana, focus pendidikan hanya tiga, yaitu
membangun pengetahuan, membangun keterampilan (skill), dan membangun karakater.
Berdasarkan ketiga elemen pendidikan tersebut, intinya hanya satu yakni basis utamanya adalah
karakter dan karakter adalah buah dari kebudayaan. Melihat dari basis utama dari pendidikan
adalah karakter dan karakter merupakan buah dari kebudayaan maka dalam pembangunan
karakter bangsa ini harus diiringi dengan tetap menanamkan kembali budaya-budaya bangsa ini
agar kemajuan teknologi saat ini dapat kita gunakan dan nikmati namun tetap tidak
menghilangkan jati diri bangsa ini. Maka generasi millenials yang ada saat ini dapat tetap
menggunakan teknologi dan terus mengembangkan keunggulan serta potensi yang dimiliki tanpa
menghilangkan karakter bangsa kita dan tetap bermoral.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:



Pertama : Generasi Millenials ( Generasi Y ) adalah generasi yang tumbuh pada era
internet booming dimana generasi tersebut sangat ketergantungan dengan kemajuan
teknologi dan menjadikan teknologi sebagai lifestyle (gaya hidup ).



Kedua : Generasi Millenials memiliki ciri dan keunggulan dimana

masing-masing

individu berbeda, hal tersebut tergantung dimana ia dibesarkan, strata ekonomi, dan
sosial keluarganya, pola komunikasi dari generasi tersebut juga sangat terbuka dibanding
generasi-generasi sebelumnya, serta mereka merupakan pemakai media sosial yang
fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi, sehingga
mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di
sekelilingnya serta memiliki keunggulan memiliki pemikiran terbuka, inovatif dan
kreatif, tingkat literasi yang tinggi terhadap teknologi, memiliki jiwa entrepreneurship,
dan berani mencoba hal baru.


Ketiga : Generasi millenials yang lahir di era internet booming membuat mereka menjadi
ketergantungan dengan internet sehingga hal tersebut mempengaruhi karakter interaksi
social mereka di masyarakat. Karakter generasi millenials menjadi berubah dan
mengalami kemerosotan pada moral dan etika yang mereka miliki



Keempat : Generasi Millenials yang berpengaruh terhadap karakter interaksi social
mereka dimasyarakat dapat diminimalisir dengan pendidikan berkarakter, karena buah
dari karakter adalah kebudayaan maka pendidikan yang harus ditanamkan adalah
pendidikan yang menanamkan nilai-nilai budaya bangsa kebada generasi millenials saat
ini. Sehingga keunggulan yang mereka miliki dapat dikembangkan dengan baik tanpa
harus kehilangan jati diri banga. Dengan potensi keunggulan tersebut generasi millenial
dapat menjadi generasi penerus bangsa yang membawa perubahan kearah yang lebih
baik.

DAFTAR PUSTAKA
Alvara Research Center. 2014. Young On Top National Conference 2016 “It’s Millenial time To
Lead

This

Nation”.

Online

(Internet),

[diakses

melalui

http://eventjakarta.com/?event=young-on-top-national-conference-2016-its-millenialtime-to-lead-this-nation, 4 Desember 2017 pukul 09:13]

Djahiri, A.K. (2006). “Esensi Pendidikan Nilai Moral dan Pendidikan kewarganegaraan di Era
Globalisasi,” Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan,
Bandung
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V 2017 (KBBI).
Laboratorium PKN FPIPS UPI. Zuhal. 2000. Visi Iptek Memasuki Milenium III. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).
Naisbitt, John. Et. All. 2002. High Tech High Touch. Jakarta: Pustaka Mizan.
Pew Research Center, 2015. This year, Millennials will overtake Baby Boomers. Online
(Internet), [diakses melalui http://www.pewresearch.org/fact-tank/2015/01/16/this-yearmillennials-will-overtake-baby-boomers/, 4 Desember 2017 pukul 09:15]
Putra, Yanuar Surya. 2017.

Teori Perbedaan Generasi. Online (Internet), [diakses melalui

http://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/download/142/133, 5 Desember 2017
pukul 16:23]
https://id.wikipedia.org/wiki/Milenial [diakses pada 8 Desember 2017 pukul 14:29]