MAKALAH ETIKA DAN BISNIS KORUPSI

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah ini. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah
memberikan

pengetahuan

dan

manfaat


tentang “Korupsi” ini dapat
terhadap

para

pembaca.

Lhokseumawe,
26 Oktober 2017

Penyusun

1

Daftar isi
Kata Pengantar.........................................................................................1
Daftar isi..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................4

C. Tujuan..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................5
A. Pengertian Korupsi......................................................................5
B. Sebab-Sebab yang Melatarbelakangi Terjadinya Korupsi..........7
C. Akibat yang Ditimbulkan dari Korupsi.......................................9
D. Bentuk-Bentuk Korupsi di Indonesia........................................12
E. Cara Memberantas Tindak Pidana Korupsi...............................14
BAB III PENUTUP...............................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................16
B. Saran..........................................................................................16
Daftar Pustaka........................................................................................17

2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kemajuan


suatu

negara

sangat

ditentukan

oleh

kemampuan

dan

keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagaisuatu
proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek kehidupanmasyarakat.
Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama ditentukanoleh dua faktor, yaitu
sumberdaya manusia, yakni (orang-orang yang terlibatsejak dari perencanaan
samapai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantaradua faktor tersebut yang paling
dominan adalah faktor manusianya.Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di

Asia dilihat darikeanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya,
negaratercinta

ini

dibandingkan

dengan

negara

lain

di

kawasan

Asia

bukanlahmerupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang

miskin.Mengapa
kualitassumber

demikian?
daya

Salah

manusianya.

satu

penyebabnya

Kualitas

tersebut

adalah
bukan


rendahnya
hanya

dari

segipengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral
dankepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari
aparatpenyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi.Korupsi di Indonesia
dewasa ini sudah merupakan patologi social(penyakit social) yang sangat berbahaya
yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Korupsi telahmengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar.
Namunyang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan
pengurasankeuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan
anggotalegislatif

dengan

dalih


studi

banding,

THR,

uang

pesangon

dan

lainsebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasankeuangan
negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah tanah air. Hal itumerupakan
cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap
kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalahdapatkah korupsi diberantas? Tidak

3

ada jawaban lain kalau kita ingin maju,adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak

berhasil memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir
yang paling rendahmaka jangan harap Negara ini akan mampu mengejar
ketertinggalannyadibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju.
Karenakorupsi

membawa

dampak

negatif

yang

cukup

luas

dan

dapat


membawanegara ke jurang kehancuran.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari korupsi?
2. Apa yang melatarbelakangi terjadinya korupsi?
3. Apakah dampak dari korupsi?
4. Apa saja bentuk-bentuk korupsi?
5. Apa yang dapat dilakukan untuk memberantas korupsi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi.
2. Untuk mengetahui penyebab atau latar belakang terjadinya korupsi.
3. Untuk mengetahui dampak adanya korupsi.
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk korupsi.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memberantas

korupsi.

4

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi

Menurut Prof. Subekti, korupsi adalah suatu tindak perdana yang
memperkaya diri yang secara langsung merugikan negara atau perekonomian negara.
Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya
diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang negara untuk
kepentingannya.Sementara itu, Syed Hussen Alatas memberi batasan bahwa korupsi
merupakan suatu transaksi yang tidak jujur yang dapat menimbulkan kerugian uang,
waktu, dan tenaga dari pihak lain. Korupsi dapatberupa penyuapan(bribery),
pemerasan (extortion) dan nepotisme. Disitu ada istilah penyuapan,yaitu suatu
tindakan melanggar hukum, melalui tindakan tersebut si penyuap berharap mendapat
perlakuan khusus dari pihak yang disuap.
Seseorang yang menyuap izin agar lebih mudah menyuap pejabat pembuat
perizinan. Aga rmudah mengurus KTP menyuap bagian tata pemerintahan. Menyuap
dosen agar memperoleh nilai baik.Pemerasan, suatu tindakan yang menguntungkan
diri sendiri yang dilakukan dengan menggunakan sarana tertentu serta pihak lain
dengan terpaksa memberikan apa yang diinginkan. Sarana pemerasan bisa berupa
kekuasaan. Pejabat tinggi yang memeras bawahannya.
Sedangkan nepotisme adalah bentuk kerjasama yang dilakukan atas dasar

kekerabatan, yang bertujuan untuk kepentingan keluarga dalam bentuk kolaborasi
dalam merugikan keuangan negara.
Adapun ciri-ciri korupsi, antara lain:
1. Melibatkan lebih dari satu orang. Setiap perbuatan korupsi tidak mungkin

dilakukan sendiri, pasti melibatkan lebih dari satu orang.Bahkan, pada
perkembangannya

acapkali

dilakukan

menyulitkan pengusutan

5

secara

bersama-sama

untuk

2.

Serba kerahasiaan. Meski dilakukan bersama-sama, korupsi dilakukandalam
koridor kerahasiaan yang sangat ketat. Masing-masing pihak yangterlibat akan
berusaha semaksimal mungkin menutupi apa yang telahdilakukan.

3. Melibat

elemen

perizinan

dan

keuntungan

timbal

balik.

Yang

dimaksudelemen perizinan adalah bidang strategis yang dikuasai oleh
negaramenyangkut

pengembangan

usaha

tertentu.

Misalnya

izin

mendirikanbangunan, izin perusahaan,dan lain-lain.
4. Selalu

berusaha

menyembunyikan

perbuatan/maksud

tertentu

dibalik kebenaran.
5. Koruptor

menginginkan

keputusan-keputusan

yang

tegas

dan

memilikipengaruh. Senantiasa berusaha mempengaruhi pengambil kebijakan
agarberpihak padanya. Mengutamakan kepentingannya dan melindungisegala
apa yang diinginkan.
6. Tindakan korupsi mengundang penipuan yang dilakukan oleh badanhukum

publik dan masyarakat umum. Badan hukum yang dimaksudsuatu lembaga
yang bergerak dalam pelayanan publik atau penyediabarang dan jasa
kepentingan publik.
7. Setiap tindak korupsi adalah pengkhianatan kepercayaan. Ketikaseseorang

berjuang meraih kedudukan tertentu, dia pasti berjanji akanmelakukan hal
yang terbaik untuk kepentingan semua pihak. Tetapisetelah mendapat
kepercayaanm kedudukan tidak pernah melakukan apayang telah dijanjikan.
8. Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif darikoruptor

sendiri. Sikap dermawan dari koruptor yang acap ditampilkandi hadapan
publik adalah bentuk fungsi ganda yang kontradiktif. Di satupihak sang
koruptor menunjukkan perilaku menyembunyikan tujuanuntuk menyeret
semua pihak untuk ikut bertanggung jawab, di pihak laindia menggunakan
perilaku tadi untuk meningkatkan posisi tawarannya.

6

B. Sebab-Sebab yang Melatarbelakangi Terjadinya Korupsi

Korupsi dapat terjadi karena beberapa factor yang mempengaruhi pelaku
korupsi itu sendiri atau yang biasa kita sebut koruptor. Adapun sebab-sebabnya,
antara lain:
1. Klasik
a) Ketiadaan dan kelemahan pemimpin. Ketidakmampuan pemimpinuntuk

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, merupakan peluangbawahan
melakukan korupsi. Pemimpin yang bodoh tidak mungkinmampu melakukan
kontrol manajemen lembaganya.kelemahanpemimpin ini juga termasuk ke
leadershipan, artinya, seorangpemimpin yang tidak memiliki karisma, akan
mudah

dipermainkananak

buahnya.

Leadership

dibutuhkan

untuk

menumbuhkan rasa takut,ewuh poakewuhdi kalangan staf untuk melakukan
penyimpangan.
b) Kelemahan pengajaran dan etika. Hal ini terkait dengan sistempendidikan dan

substansi pengajaran yang diberikan. Pola pengajaranetika dan moral lebih
ditekankan pada pemahaman teoritis, tanpadisertai dengan bentuk-bentuk
pengimplementasiannya.
c) Kolonialisme dan penjajahan. Penjajah telah menjadikan bangsa inimenjadi

bangsa yang tergantung, lebih memilih pasrah daripadaberusaha dan
senantiasa

menempatkan

diri

sebagai

bawahan.Sementara,

dalam

pengembangan usaha, mereka lebih cenderungberlindung di balik kekuasaan
(penjajah) dengan melakukan kolusidan nepotisme. Sifat dan kepribadian
inilah

yang

menyebabkanmunculnya

kecenderungan

sebagian

orang

melakukan korupsi.
d) Rendahnya pendidikan. Masalah ini sering pula sebagai penyebabtimbulnya

korupsi. Minimnya ketrampilan, skill, dan kemampuanmembuka peluang
usaha adalah wujud rendahnya pendidikan. Denganberbagai keterbatasan
itulah mereka berupaya mencsri peluang denganmenggunakan kedudukannya
untuk memperoleh keuntungan yangbesar. Yang dimaksud rendahnya

7

pendidikan di sini adalah komitmenterhadap pendidikan yang dimiliki. Karena
pada kenyataannya koruptor rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang
memadai,kemampuan, dan skill.
e) Kemiskinan. Keinginan yang berlebihan tanpa disertai instropeksi diriatas

kemampuan dan modal yang dimiliki mengantarkan seseorangcenderung
melakukan apa saja yang dapat mengangkat derajatnya.Atas keinginannya
yang berlebihan ini, orang akan menggunakankesempatan untuk mengeruk
keuntungan yang sebesar-besarnya.
f)

Tidak adanya hukuman yang keras, seperti hukuman mati, seumurhidup atau
di buang ke Pulau Nusakambangan. Hukuman sepertiitulah yang diperlukan
untuk menuntaskan tindak korupsi.

g)

Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi.

2. Moderna
a) Rendahnya Sumber Daya Manusia.Penyebab korupsi yang tergolong modern

itu sebagai akibatrendahnya sumber daya manusia. Kelemahan SDM ada
empatkomponen, sebagai berikut:
1) Bagian

kepala,

yakni

menyangkut

kemampuan

seseorangmenguasai

permasalahan yang berkaitan dengan sains dan knowledge.
2) Bagian hati, menyangkut komitmen moral masing-masingkomponen bangsa,

baik dirinya maupun untuk kepentinganbangsa dan negara, kepentingan dunia
usaha, dan kepentinganseluruh umat manusia.komitmen mengandung
tanggung

jawabuntuk

melakukan

sesuatu

hanya

yang

terbaik

dan

menguntungkansemua pihak.
3) Aspek

skill

atau

keterampilan,

yakni

kemampuan

seseorangdalam

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.Fisik atau kesehatan. Ini
menyangkut kemanpuan seseorangmengemban tanggung jawab yang
diberikan. Betapa punmemiliki kemampuan dan komitmen tinggi, tetapi bila
tidak ditunjang dengan kesehatan yang prima, tidak mungkin standardalam
mencapai tujuann

8

b) Struktur Ekonomi Pada masa lalu struktur ekonomi yang terkait
dengankebijakan

ekonomi

bertahap.Sekarang

tidak

dan
ada

pengembangannya

konsep

itu

lagi.

dilakukan

Dihapus

secara

tanpa

ada

penggantinya,sehingga semuanya tidak karuan, tidak dijamin. Jadi, kita
terlalumemporak-perandakan produk lama yang bagus
C. Akibat yang Ditimbulkan dari Korupsi
Apapun alasannya, korupsi merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan
dilihat dari aspek manapun. Banyak kepentingan publik yang terbengkalai, juga
kerugian negara yang sangat besar akibat dari korupsi itu sendiri. Selain itu, korupsi
juga memberikan dampak negatif di berbagai bidang yang meliputi:
1. Bidang Demokrasi
Dampak akibat korupsi bagi negara yang utama adalah di bidang demokrasi.
Bagi Anda yang pernah menjadi Dewan Pemilih Tetap (DPT) saat pesta demokrasi
(pemilu) berlangsung pasti pernah mengetahui yang disebut “serangan fajar”.
Sejumlah calon tetentu memberikan imbalan uang bagi siapa saja yang memilihnya
saat pemilu, sehingga ia terpilih menduduki jabatan tertentu. Pemberian imbalan uang
tersebut sifatnya adalah sogokan. Beberapa memang tidak memberikan uang untuk
melancarkan jalannya menduduki suatu jabatan, namun ia memberikan barang
tertentu kepada masyarakat. Apapun bentuk sogokan yang diberikan tersebut adalah
salah satu bentuk korupsi. Sayangnya, masyarakat Indonesia kebanyakan tidak cukup
cerdas untuk memikirkan dampak jangka panjang jika mereka menerima sogokan
tersebut.
Saya contohkan sebuah kasus ringan yang sangat sering terjadi saat pemilu.
Ada 2 orang dari daerah yang sama yang mencalonkan diri mejadi anggota DPR.
Sebut saja A dan B. Si A memiliki kepribadian pemimpin yang baik, mampu
mengayomi, memberikan bantuan untuk kasus-kasus sosial yang terjadi di
lingkungannya.

Saat

detik-detik

menjelang

berlangsungnya

pemilu,

si

A

menggunakan cara yang jujur, sedangkan si B memberikan uang kepada para calon

9

pemilih agar ia terpilih menduduki kursi DPR. Karena para pemilih yang memilih
sogokan dan juga tidak memikirkan dampak panjang, akibatnya si B yang justru
terpilih menduduki kursi DPR, padahal dari segi kemampuan, si A lebih kompeten
dibanding si B. Itulah salah satu contoh dampak korupsi bagi berjalannya demokrasi
di Indonesia. Maka jangan salah jika ada semboyan “Jadilah masyarakat yang baik
jika menginginkan pemimpin yang baik”.
2. Bidang Ekonomi
Maju tidaknya suatu negara biasa diukur dengan tingkat ekonomi negara
tersebut. Dan penelitian juga telah membuktikan, makin maju suatu negara biasanya
diikuti dengan makin rendahnya tingkat korupsu negara tersebut. Korupsi memang
biasa terjadi di negara-negara berkembang. Maka tidak heran pula, jika negara-negara
berkembang memiliki perekonomian yang tidak baik dan relatif tidak stabil. Bahkan
pada beberapa kasus, sering ditemukan perusahaan-perusahaan yang memiliki
koneksi

dengan

pejabat

mampu

bertahan

dan

dilindungi

dari

segala

macam persaingan. Akibatnya, perusahaan-perusahaan yang tidak efisien bertahan
dan justru merugikan perekonomian negara.
Para ahli ekonomi juga menyebutkan bahwa buruknya perekonomian di
negara-negara Afrika ternyata disebabkan oleh tingginya tingkat korupsi negara
tersebut. Para pejabat yang korup, menyimpan uang mereka di berbagai bank di luar
negeri. Bahkan ada data yang menyebutkan bahwa besarnya uang simpanan hasil
korupsi pejabat-pejabat Afrika yang ada di luar negeri justru lebih besar dibandingkan
hutang negaranya sendiri. Maka tidak heran jika ada beberapa negara di benua Afrika
yang sangat terbelakang tingkat ekonomi dan juga pembangunan insfrastrukturnya,
padahal jika dilihat dari kekayaan alam, mereka memiliki kekayaan sumber daya
alam yang luar biasa.
3. Bidang Keselamatan dan Kesehatan Manusia
Anda mungkin masih mengingat robohnya jembatan Kutai Kertanegara.
Masih ada kasus-kasus lain mengenai kerusakan fasilitas publik yang juga
menimbulkan korban jiwa. Selain itu, ada pula pekerja-pekerja fasilitas publik yang

10

mengalami kecelakaan kerja. Ironisnya, kejadian tersebut diakibatkan oleh korupsi.
Bukan rahasia jika dana untuk membangun insfrastruktur publik merupakan dana
yang sangat besar jika dilihat dalam catatan. Nyatanya, saat dana tersebut melewati
para pejabat-pejabat pemerintahan, dana tersebut mengalami pangkas sana-sini
sehingga dalam pengerjaan insfrastruktur tersebut menjadi minim keselamatan. Hal
tersebut terjadi karena tingginya resiko yang timbul ketika korupsi tersebut
memangkas dana menjadi sangat minim pada akhirnya. Keselamatan para pekerja
dipertaruhkan ketika berbagai bahan insfrstruktur tidak memenuhi standar
keselamatan karena minimnya dana.
4.

Bidang Kesejahteraan Umum
Dampak korupsi dalam bidang ekonomi lainnya adalah tidak adanya

kesejahteraan umum. Anda pasti sering memperhatikan tayangan televisi tentang
pembuatan peraturan-peraturan baru oleh pemerintah. Dan tidak jarang pula, ketika
dicermati, peraturan-peraturan tersebut ternyata justru lebih memihak pada
perusahaan-perusahaan besar yang mampu memberikan keuntungan untuk para
pejabat. Akibatnya, perusahaan-perusahaan kecil dan juga industri menengah tidak
mampu bertahan dan membuat kesejahteraan masyarakat umum terganggu. Tingkat
pengangguran makin tinggi, diikuti dengan tingkat kemiskinan yang juga semakin
tinggi.
5. Pengikisan Budaya
Dampak ini bisa terjadi pada pelaku korupsi juga pada masyarakat umum.
Bagi pelaku korupsi, ia akan dikuasai oleh rasa tak pernah cukup. Ia akan terusmenerus melakukan upaya untuk menguntungkan diri sendiri sehingga lambat laun ia
akan menuhankan materi. Bagi masyarakat umum, tingginya tingkat korupsi,
lemahnya penegakan hukum, akan membuat masyarakat meninggalkan budaya
kejujuran dengan sendirinya. Pengaruh dari luar akan membentuk kepribadian yang
tamak, hanya peduli pada materi, dan tidak takut pada hukum.

11

6. Terjadinya Krisis Kepercayaan
Dampak korupsi bagi negara yang paling penting adalah tidak adanya
kepercayaan terhadap lembaga pemerintah. Sebagai pengamat, masyarakat Indonesia
saat ini sudah semakin cerdas untuk menilai sebuah kasus. Berdasarkan pengamatan,
saat ini masyarakat Indonesia tidak pernah merasa puas dengan tindakan hukum
kepada para koruptor. Banyak koruptor yang menyelewengkan materi dalam jumlah
yang tidak sedikit, namun hanya memperoleh hukuman tidak seberapa. Akibatnya,
rakyat tidak lagi percaya pada proses hukum yang berlaku. Tidak jarang pula
masyarakat lebih senang main hakim sendiri untuk menyelesaikan sebuah kasus. Hal
tersebut sebenarnya merupakan salah satu tanda bahwa masyarakat Indonesia sudah
tidak percaya dengan jalannya hukum, terutama dengan berbagai tindakan yang
diambil oleh pemerintah dalam menangani kasus korupsi.
D. Bentuk-Bentuk Korupsi di Indonesia
Korupsi merupakan tindakan yang sangat tercela. selain merugikan negara,
tindakan korupsi juga dapat merugikan pelaku korupsi itu sendiri jika terbukti
perbuatannya

diketahui

oleh

badan

penindak

korupsi

yang

berwenang.

di indonesia, klasifikasi tindakan korupsi secara garis besar dapat di golongkan dalam
beberapa macam bentuk. khusus untuk instansi yang melakukan administrasi
penerimaan (revenue administration) yang meliputi instansi pajak dan bea cukai,
tidak termasuk pemda dan pengelola penerimaan pnbp, tindakan korupsi dapat
dibagikan menjadi beberapa jenis, antara lain:
1. korupsi kecil-kecilan (petty corruption) dan korupsi besar-besaran (grand
corruption)
korupsi

kecil-kecilan

merupakan

bentuk

korupsi

sehari-hari

dalam

pelaksanaan suatu kebijakan pemerintah. korupsi ini biasanya cenderung terjadi saat
petugas bertemu langsung dengan masyarakat. korupsi ini disebut juga dengan nama
korupsi rutin (routine corruption) atau korupsi untuk bertahan hidup (survival
corruption). korupsi kecil-kecilan umumnya dijalankan oleh para pejabat junior dan

12

pejabat tingkat bawah sebagai pelaksana fungsional. contohnya adalah pungutan
untuk mempercepat proses pencairan dana yang terjadi di kppn. sedangkan korupsi
besar-besaran umumnya dijalankan oleh pejabat level tinggi, karena korupsi jenis ini
melibatkan uang dalam jumlah yang sangat besar. korupsi ini terjadi saat pembuatan,
perubahan, atau pengecualian dari peraturan. contohnya adalah pemberian
pembebasan pajak bagi perusahaan besar.
2. penyuapan (bribery)
bentuk penyuapan yang biasanya dilakukan dalam birokrasi pemerintahan di
indonesia khususnya di bidang atau instansi yang mengadministrasikan penerimaan
negara (revenue administration) dapat dibagi menjadi empat, antara lain:
pembayaran untuk menunda atau mengurangi kewajiban bayar pajak dan cukai.
b. pembayaran untuk meyakinkan petugas agar tutup mata terhadap kegiatan ilegal.
c. pembayaran kembali (kick back) setelah mendapatkan pembebasan pajak, agar di
masa mendatang mendapat perlakuan yang lebih ringan daripada administrasi normal.
d. pembayaran untuk meyakinkan atau memperlancar proses penerbitan ijin (license)
dan pembebasan (clearance).
3. penyalahgunaan / penyelewengan ( misappropriation) penyalahgunaan /
penyelewengan dapat terjadi bila pengendalian administrasi (check and balances) dan
pemeriksaan serta supervisi transaksi keuangan tidak berjalan dengan baik. contoh
dari korupsi jenis ini adalah pemalsuan catatan, klasifikasi barang yang salah, serta
kecurangan (fraud).
4. penggelapan (embezzlement) korupsi ini adalah dengan menggelapkan atau
mencuri uang negara yang dikumpulkan, menyisakan sedikit atau tidak sama sekali.
5. pemerasan (extortion). pemerasan ini terjadi ketika masyarakat tidak
mengetahui tentang peraturan yang berlaku, dan dari celah inilah para petugas
melakukan pemerasan dengan menakut-nakuti masyarakat untuk membayar lebih
mahal daripada yang semestinya.

13

6. perlindungan (patronage) perlindungan dilakukan termasuk dalam hal
pemilihan, mutasi, atau promosi staf berdasarkan suku, kinship, dan hubungan sosial
lainnya tanpa mempertimbangkan prestasi dan kemampuan dari seseorang tersebut.
E. Cara Memberantas Tindak Pidana Korupsi
1. Strategi Preventif Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan

pada hal-halyang menjadi penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab
yangterindikasi

harus

dibuat

upaya

preventifnya,

sehingga

dapat

meminimalkanpenyebab korupsi. Disamping itu perlu dibuat upaya yang
dapatmeminimalkan

peluang

untuk

melakukan

korupsi

dan

upaya

inimelibatkan banyak pihak dalam pelaksanaanya agar dapat berhasil
danmampu mencegah adanya korupsi.
2. Strategi Deduktif Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan

diarahkan agarapabila suatu perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka
perbuatan tersebutakan dapat diketahui dalam waktu yang sesingkatsingkatnya danseakurat-akuratnya, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan
tepat. Dengandasar pemikiran ini banyak sistem yang harus dibenahi,
sehingga sistem-sistem tersebut akan dapat berfungsi sebagai aturan yang
cukup tepatmemberikan sinyal apabila terjadi suatu perbuatan korupsi. Hal ini
sangatmembutuhkan

adanya

berbagai

disiplin

ilmu

baik

itu

ilmu

hukum,ekonomi maupun ilmu politik dan sosial.
3. Strategi Represif Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan

diarahkanuntuk memberikan sanksi hukum yang setimpal secara cepat dan
tepatkepada pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi. Dengan dasar
pemikiranini proses penanganan korupsi sejak dari tahap penyelidikan,
penyidikandan penuntutan sampai dengan peradilan perlu dikaji untuk
dapatdisempurnakan di segala aspeknya, sehingga proses penanganan
tersebutdapat dilakukan secara cepat dan tepat. Namun implementasinya
harusdilakukan secara terintregasi.Bagi pemerintah banyak pilihan yang dapat

14

dilakukan sesuai denganstrategi yang hendak dilaksanakan. Bahkan dari
masyarakat dan parapemerhati / pengamat masalah korupsi banyak
memberikan sumbangan.

15

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsure dalam perbuatan
korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan
kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun
penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin, kelemahan pengajaran
dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya
hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi,
rendahnya

sumber

daya

manusia,

serta

struktur

ekonomi.Korupsi

dapat

diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan.Dampak korupsi
dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan
kesejahteraan negara.
B. Saran

Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan
pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil

16

DAFTAR PUSTAKA
Muzadi, H. 2004. MENUJU INDONESIA BARU, Strategi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Malang : Bayumedia Publishing.
Lamintang,

PAF

dan

Samosir,

Djisman.

1985.

Hukum

Pidana

Indonesia .Bandung : Penerbit Sinar Baru.
Saleh, Wantjik. 1978. Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia . Jakarta :
GhaliaIndonesia

17