LAPORAN PRAKTIKUM DAN PSIKOLOGI FAAL

LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI FAAL

Nama : Vera Julinia A.
NIM : F.111.16.0024
Kelompok : Cheesya Siska A.

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
NOVEMBER 2017

PRATIKUM I
Muller – Lyer
A. Dasar Teori
Proses persepsi tidak lepas dari system sensori karena proses persepsi didahului
oleh

system

sensori


(pengindraan).

Pengertian

persepsi

dalah

proses

mengintegrasikan, mengenali, dan menginterpretasikan informasi yang diterima oleh
system sensori, sehingga menyadaro dan mengetahui apa yang di indra sebagai
bentuk respon dari individu (Walgito, 2003 & Pinel, 2009).
Menurut Walgito (2004: 131) menjelaskan bahwa ilusi yaitu kesalahan individu
dalam memberikan persepsi terhadap stimulus yang diterimanya. Orang seringkali
mempersepsi suatu kejadian atau keadaan yang terjadi di sekitarnya. Dalam
mempersepsi tersebut seringkali terjadi kesalahan, karena dalam mengartikan suatu
stimulus ini melibatkan perasaan dan pemikiran. Kesalahan dalam mempersepsi
stimulus ini wajar terjadi pada individu.
Ilusi Muller-Lyer pertama kali dipopulerkan oleh psikiatris Franz Carl MullerLyer pada akhir abad 1800 (Kasdin, 2000).Garis mana yang lebih panjang? Meskipun

penglihatan kita mengatakan bahwa garis kiri yang lebih panjang, perhitungan
menggunakan

mistar

menunjukkan

bahwa

kedua

garis

tersebut

sama

panjang.Keberadaan panah pada setiap ujung garislah yang mempengaruhi kesalahan
persepsi panjang tersebut. Panah masuk seolah-olah memendekkan garis dan panah
keluar memanjangkan garis, Muller-Lyer menciptakan istilah “confluxion” untuk ilusi

ini (sumber: American Psychology Association).
Sedangkan menurut Rochester Institute of Technology (dalam www.rit.edu),
ilusi ini dapat dijelaskan menggunakan 5 teori, yaitu perspektif kedalaman,
pergerakan mata, keterbatasan ketajaman mata, teori rata-rata, dan intertip disparity
theory. Menurut teori perspektif kedalaman: dalam dunia tiga dimensi, perspektif
kedalaman berhubungan dengan penentuan jarak, semakin dekat objek dengan mata

maka semakin besar objek tersebut di retina. Sehingga, dalam dunia dua dimensi pada
ilusi Muller-Lyer, otak membuat asumsi kedalaman relatif berdasarkan isyarat-isyarat
yang ada (dalam hal ini tanda panah). Kita terbiasa melihat sisi gedung dari luar yang
nampak seperti gambar A bagian kiri dan sisi gedung dari dalam sebagaimana
gambar A bagian kanan. Sisi gedung luar nampak lebih jauh dari sisi gedung yang
dilihat dari dalam. Dalam ilusi Muller-Lyer, retina akan menangkap bahwa kedua
garis memiliki tinggi yang sama, namun otak (menggunakan perspektif kedalaman)
biasanya akan menang dengan mengatakan bahwa sisi yang memiliki panah keluar
berarti lebih panjang.
B. Tahap – tahap Percobaan
1. Topic

: Persepsi


2. Nama Pratikum

: Percobaan Muller – Lyer

3. Tujuan

: Untuk mengetahui adanya ilusi dalam penglihatan

seseorang, untuk mengetahui hubungan antara fungsi fisiologis dengan
persepsi seseorang.
4. Alat dan bahan : Alat Muller – Lyer, penutup mata dan alat tulis
5. Jalannya Percobaan :
 Subjek menghadap alat pratikum dengan jarak sekitar 1 meter
 Dengan mata terbuka keduanya, subjek di perhatikan untuk membuat
panjang garis dengan tanda panah keluar dengan panjang garis dengan
tanda panah masuk menjadi sama dengan cara merubah salah satu
tanda panah.
 Dan dia yakin atau tidak dengan posisi arah panahnya
 Lakukan lagi dengan mata kiri tertutup

 Lakukan lagi dengan mata kanan tertutup

6. Hasil Percobaan :

No.

Subjek

Obsever

Kedua Mata Mata Kanan Mata Kiri Keterangan
Terbuka
Tertutup
Tertutup

1.
2.

Munir
Beny


Devi
Vera

21,8
20,1

20,9
16

20,7
18,9

Ragu – ragu
Ragu – ragu

C. Kesimpulan
Percobaan ini menguji kita focus atau tidaknya posisi arahny benar atau tidak
D. Daftar Pertanyaan
1. Apa yang saudara ketahui tentang ilusi Muller Lyer ?

2. Apa yang saudara ketahui tentang persepsi, ilusi dan hubungan antara
persepsi dan ilusi ?
3. Bagaimana proses fisiologi yang terjadi dalam persepsi seseorang ?
4. Mengapa seseorang mengalami ilusi ?
a. Secara fisiologi
b.

Secara Psikologi

5. Dalam percobaan Muller Lyer, apa saja yang dapat mempengaruhi hasil
percobaan ?
6. Menurut saudara , apakah hasil percobaan Muller Lyer dapat
membuktikan adanya ilusi ? jelaskan !
7. Apa yang saudara ketahui tentang persepsi jarak ?
JAWAB :
1. Alat ilustrasi Muller-Lyer biasanya digunakan untuk eksperimen yang
berhubungan dengan illusi atau ketepatan persepsi. Illusi Muller-Lyer
merupakan sebuah ilusi optik yang terjadi saat seseorang salah mempersepsi
panjang salah satu ruas garis dari dua garis dengan anak panah yang beragam


arah, dimana salah satu garis dibatasi oleh anak panah yang mengarah ke
dalam dan garis yang lain dibatasi oleh anak panah yang mengarah keluar,
satu diantara dua garis tersebut dapat bergerak ke dalam dan keluar.
2.

Persepsi adalah proses dari diterimanya stimulus oleh alat indra yang
kemudian disalurkan ke syaraf-syaraf sensori lalu dikirimkan ke otak untuk
diproses
Illusi merupakan kesalahan individu dalam memberikan penilaian terhadap
stimulus yang diterimanya.
Hubungan antara persepsi dan ilusi
Proses dari diterimanya stimulus oleh alat indera yang kemudian disalurkan
ke syaraf - syaraf sensori lalu dikirimkan ke otak untuk diproses dan akhirnya
stimulus bias diinterpretasikan, sedangkan ilusi adalah kesalahan individu
dalam memberi persepsi terhadap stimulus yang diterima. Seseorang
seringkali mempersepsi suatu keadaan dan kejadian yang terjadi di sekitarnya,
dalam mempersepsi terkadang mengalami kesalahan dalam mempersepsikan
sesuatu, karena dalam mengartikan suatu stimulus ini melibatkan perasaan
dan pemikiran.


3. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses
fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera di teruskan oleh syaraf sensori
ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga
individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang
diraba.
4. a. Ilusi fisiologis, seperti yang terjadi pada afterimages atau kesan gambar
yang terjadi setelah melihat cahaya yang sangat terang atau melihat pola
gambar tertentu dalam waktu lama. Ini diduga merupakan efek yang terjadi
pada mata atau otak setelah mendapat rangsangan tertentu secara berlebihan.
b. Individu mengalami ilusi biasanya disebabkan oleh adanya ketakutan,
kecemasan, dan keinginan atau pengharapan terhadap sesuatu maka terjadi
adanya ilusi secara psikologis bahkan diperlukan bagi orang yang paling

sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan
suatu cara menahan dampak dari rangsangan.
5. 1) Kognitif ( akal atau pikiran)
2) Perasaan
3) Tingkat kosentrasi
4) Kefokusan
5) Kondisi mata

6. Menurut saya iya, karena disaat subjek membuat panjang garis dengan tanda
panah keluar dengan panjang garis dengan tanda panah masuk menjadi sama,
subjek mengalami kesalahan dalam memperkirakan dan menyamakan antara
panjang garis tetap dan garis yang dapat digerakkan. Dikarenakan kesalahan
dalam mempersepsi stimulus yang datang berupa arah anak panah pada garis
ujung yang berlawanan sehingga terlihat lebih panjang.
7. Menurut saya, persepsi jarak merupakan kemampuan individu untuk melihat
dan untuk mempersepsi jarak. Karena saat kita melihat jarak dengan kedua mata
kita, maka akan terjadi perbedaan gambar yang ditangkap oleh retina kemudian
otak mengintegrasikan dua gambaran ke dalam satu gambar gabungan.

PRATIKUM II
TREMOR

A. Dasar Teori
Tremor adalah suatu gerakan gemetar yang berirama dan tidak terkendali,
yang terjadi karena otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang.
Tremor merupakan gangguan gerakan yang paling sering ditemui.
Emosi adalah keadaan yang timbul oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi
cenderung terjadi dalam kaitanya denan perilaku yang mengarah (approach)

atau menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada
umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat
mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi.
B. Tahap – Tahap Percobaan
1. Topic

: GERAKAN

2. Nama Pratikum : Percobaan Mendeteksi Tremor
3. Tujuan

: Untuk mengetahui adanya gerakan tremor pada

seseorang, untuk mengetahui apakah gerakan dipengaruhi oleh emosi
4. Alat dan bahan : Alat Pendeteksi Tremor, Stopwatch , Alat Tulis
5. Jalannya Percobaan :
 Subjek dalam keadaan santai di pertahankan untuk mengikuti
gelombang pada alat dengan menggunakan tongkat pada alat tes
tersebut.
 Hitung waktu yang di capai dan kesalahan yang dibuat.
 Subjek diperhatikan untuk melakukan hal yang sama dengan emosi
yang sudah terbangkitkan ( bias dengan memberikan batas waktu dan
dalam pelaksanaan tugas diberi stimulus sehingga cemas atau panik )

6. Hasil Percobaan :

No

Subjek

Obseve
r

1

Jihan

Vera

2

Devi

Munir

Perlakuan I

Perlakuan II
Timer
Kesalaha
Waktu Kesalahan Waktu
n
124
58
Riqi
45
29
detik
detik
Dania

170
detik

45

175
detik

32

Keterangan
Cemas,
Pasrah
Panik,
Cemas,
Pasrah

C. Kesimpulan
Menurut saya, sebelum melakukan pratikum suasana terlihat santai, tenang
dan bisa bercanda. Setelah beberapa waktu dalam mengerjakan praktikum
kedua subjek terlihat gugup, tegang dan subjek mengalami terburu-buru
dalam menggerakan tongkat tersebut, tangan subjek terlihat gemetar ( tremor )
akibatnya subjek mengalami banyak kesalahan akibat kecemasan emosi
masing-masing.
D. Daftar Pertanyaan
1. Apa yang saudara ketahui tentang tremor ?
2. Apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya tremor ?
3. Bagaimana proses fisiologis yang terjadi pada tremor ?
4. Bagaimana hubungan antara emosi dengan tremor ?
5. Coba jelaskan akibat kedua perlakuan yang berbeda pada tingkat tremor
seseorang ( dengan suara – tanpa suara / dengan dibatasi waktu – tidak di
batasi waktu )

JAWAB :
1.

Tremor adalah gerakan yang tidak terkontrol dan tidak terkendali
pada satu atau lebih bagian tubuh Anda. Tremor biasanya terjadi
karena bagian otak yang mengontrol otot mengalami masalah.

2.

Kesadaran
Emosi
Kelelahan fisik
Gangguan kecemasan
Ketakutan

3.

Gerakan yang terjadi di dalam berbagai kelompok otot dalam

hitungan menit karena berusaha mempertahankan keseimbangan. Jika
terganggu maka pengendalian utama gerakan tidak akan seimbang dan
menyebabkan tersentuhnya tremor.
4.

Perasaan emosi yang berlebihan dapat menimbulkan tremor, karena

seseorang yang sedang gugup atau cemas dapat mengakibatkan gemetar.
Tremor akan hilang dengan sendirinya jika emosi sudah tenang dan
merasa rileks.
5.

Sebelumnya subjek dalam keadaan santai, subjek itu mulai melakukan

tes dengan penuh ketelitian dalam memegang tongkat pada alat tes
tersebut. Tetapi lama – kelamaan subjek itu merasa tegang dan cemas.

PRATIKUM III
INDERA PENGLIHATAN ( ORGAN VISUS )
A. Dasar Teori
Stimulus pada system visual adalah cahaya.Untuk melihat, maka diperlukan
adanya cahaya, mata, dan otak. Proses penglihatan dimulai dari adanya cahaya
yang menengenai benda masuk ke mata lalu diterima bagian belakang mata
yang disebut retina. Retina memiliki lebih dari 131 juta sensor. Sensor ini
akan mengirimkan pesan dari gambar benda tersebut ke otak melalui sel saraf
penglihatan. Otak akan menerjemahkan pesan tersebut dan akan memberi tahu
gambar yang dilihat oleh mata.
B. Tahap – Tahap Percobaan
1. Topik

: Indera Penglihatan

2. Nama Pratikum : Percobaan Howard Dollman
3. Tujuan

: Untuk mengetahui adanya persepsi seseorang terutama

mengenai persepsi kedalaman
4. Jalannya Percobaan :
 Subjek dengan keadaan santai
 Subjek harus melihat balok pertama dan balok kedua sejajar atau tidak
5. Hasil Percobaan :
No.

Subjek

Obsever

Kedua
Mata
Terbuka

Mata
Kanan
Tertutup

Mata
Kiri
Tertutup

Keterangan

1.

Indra

Munir

29,5

24

34,7

2.

Riqi

Devi

30,5

34,4

29,6

Ragu –
ragu
Ragu –
ragu dan
tarik ulur

C. Kesimpulan
Pada saat subjek dengan mata terbuka, dengan mata kanan tertutup , dan mata
kiri tertutup menghasilkan hasil yang berbeda-beda. Pada saat subjek
melakukan percobaan subjek merasa batang satu dengan batang satunya
sejajar.Akan tetapi hasilnya batang-batang tersebut tidak sejajar atau berbeda.
Oleh karena itu setiap mata kanan dan mata kiri menghasilkan secara berbeda
terhadap stimulus yang dating.

PRAKTIKUM IV
INDERA PENDENGARAN ( ORGANAN AUDITUS )
A. Dasar Teori
Proses yang terjadi dalam sistem pendengaran secara umum, yaitu adanya
benda-benda yang bergetar akan menggetarkan udara dan menimbulkan
gelombang. Gelombang udaralah yang akan masuk ke telinga kita lalu
menggetarkan gendang telinga dan bagian lain di dalam telinga. Pesan
yang dihasilkan oleh getaran organ dalam telinga akan dikirimkan ke otak
dan akan diterjemahkan menjadi suara. Dua prinsip dalam organisasi
korteks auditori primer adalah sebgai berikut :
1.

Korteks auditori primer terorganisasi dalam kolom-kolom

fungsional. Setiap daerah dalam korteks auditori primer ataupun sekunder
diorganisasikan berdasarkan frekuensinya.
2.

Sebagai besar sistem auditori , seperti kokhlea, korteks auditori

diorganisasikan secara tonotopik
B. Tahap – Tahap Percobaan
1.

Topik

: Indera Pendengaran

2.

Nama Pratikum : Percobaan Weber

3.

Tujuan

: Melakukan Pemeriksaan Indera Pendengaran

4.

Alat & Bahan

: Garpu Tala A & B

5.

Jalannya Percobaan :
 Subjek diperintahkan duduk di kursi yang telah di sediakan.
 Garpu Tala A & B disiapkan untuk dipukulkan keduanya
menggunakan bantuan orang lain.
 Kedua

telinga

terbuka,

subjek

diperintahkan

untuk

mendengarkan Garpu Tala A & B dipukulkan di samping
telinga, kemudian Garpu Tala A ditempelkan di atas kepala
tengah.

 Lakukan lagi dengan telinga kiri tertutup.
 Lakukan lagi dengan telinga kanan tertutup
6.

Hasil Percobaan

No.

Subje
k

Obseve
r

1

Dania

Jihan

2

Vera

Devi

Kedua Telinga
Terbuka
Dengung Sebelah
Kanan
Dengung ke dua duanya

Kondisi Telinga
Telinga Kanan
Terbuka
Dengung Sebelah
Kiri
Dengung Sebelah
Kiri

Telinga Kiri
Terbuka
Dengung Sebelah
Kanan
Dengung Sebelah
Kanan

C. Kesimpulan
Pada pratikum ini ke dua subjek diperintahkan untuk mendengarkan garpu
tala yang di pukulkan oleh temanya dan masing masing subjek hasilnya
ada yang sama da nada yang berbeda secara pendengaran masing – masing
dan yang mereka rasakan. Jika salah satu telinga mengalami kerusakan
pendengaran kita bisa berkurang

PRAKTIKUM V
INDERA PERABA (ORGANANN TACTUS)
A.

Dasar Teori
Sensasi somatosensori merupakan sensasi-sensasi yang terjadi dari
badan. Sensasi somatosensori yang diketahui pada umumnya hanya
sensasi perabaan saja dengan media kulit. Padahal sebenarnya sistem
somatosensori terdiri dari tiga sistem yang terpisah yang saling
berinteraksi dengan media yang berbeda. Tiga sistem tersebut
(Pinel,2009) adalah sebagai berikut:
1.

Sistem eksteroreseptif dengan indra kulit sebagai medianya dalam

menerima stimuli dari lingkungan eksternal.
2.

Sistem proprioseptif, memonitor informasi tentang posisi tubuh

yang datang dari reseptor-reseptor di otot, sendi, dan organ
keseimbangan.
3.

Sistem interoseptif, stimulusnya berupa informasi umum tentang

kondisi dalam tubuh seperti temperatur dan tekanan darah.
Sistem eksteroreseptif sendiri memiliki tiga bagian dalam mempersepsi
stimuli, yaitu :
1.

Bagian yang mempersepsi stimuli mekanik (perabaan)

2.

Bagian yang mempersepsi stimuli thermal (temperatur)

3.

Bagian yang mempersepsi stimuli nosiseptif (rasa sakit)

Kulit sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1.

Eperdermis yaitu terletak dibagian terluar.

2.

Dermis ada kelenjar dan saluran keringat, bulbus rambut, folikol

rambut dan akar rambut yang terletak di kelenjar sebaseus.
3.

Subcutaneous ada pembuluh darah, saraf cutaneous dan

jarringan otot.
Kulit berfungsi sebagai:

1. Mekanoreseptor, berkaitan dengan indra peraba, tekanan, getaran
dan kinestesi.
2. Thermoreseptor berkaitan dengan pengindraan yang mendeteksi
panas dan dingin.
3. Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme protektif bagi kulit.
B.

Tahap – Tahap Percobaan
1. Topik

: Indera Peraba

2. Nama Pratikum : Pemeriksaan Indera Peraba
3. Tujuan

: Untuk mengetahui kepekaan seseorang untuk

mendapatkan rangsangan raba.
4. Alat

: Penutup mata, sikat, spon, kemoceng

Media : Telapak tangan, punggung telapak tangan , lengan dalam ,
punggung lengan , siku dalam , siku luar
5. Jalanya Percobaan : Santai tetapi subjeknya agak tegang dan merasa
takut di karenakan mata tertutup
6. Hasil Percobaan

Subjek Obsever
Beny

Jihan

Riqi

Dania

Media
Sikat
Spon
Kemoceng
Sikat
Spon
Kemoceng

Telapak
Tangan
Kasar
Kasar
Lembut
Kasar
Lembut
Lebih
Lembut

Punggung
Lengan Punggung
Siku
Siku
Telapak
Dalam
Lengan
Dalam
Luar
Tangan
Perih
Kasar
Kasar
Perih
Kasar
Kasar
Kasar
Perih
Kasar
Kasar
Halus
Geli
Lembut
Geli
Lembut
Kasar
Kasar
Kasar
Kasar
Kasar
Lembut Lembut Lembut Lembut Lembut
Lebih
Geli
Lembut Lembut Lembut
Lembut

C.

Kesimpulan
Subjek merasakan tegang saat ada benda yang disentuhkan ke bagian
tanganya. Yang subjek rasakan saat benda di sentuhkan ke bagian
tangany itu berbeda – beda. Jika bagian tanganya tidak merasakan
adanya benda yang di sentuhkan berarti ada gangguan perabanya.

PRAKTIKUM VI
INDERA PEMBAU ( ORGANAN OLFACTUS )
A. Dasar Teori
Pada sistem olfaction (penciuman) disebut sebagai sensasi kimiawi karena
berfungsi untuk memonitor substansi-substansi kimiawi dari lingkungan di
luar tubuh. Sistem olfactory merespon substansi kimiawi yang ada di luar
lingkungan dengan cara menghirup napas melalui reseptor-reseptor nasal.
Reseptor penerima bau terdiri dari jutaan reseptor yang terletak di hidung
bagian atas dalam jaringan tertutup selaput lendir yang tidak dilalui udara
yang disebut olfactory mucosa. Daerah yang sensitif terhadap bau terletak
pada bagian atap rongga hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel
sebagai berikut (Hau, 2003: 109) :
1.

Sel penyokong berupa epitel-epitel.

2.

Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.

Selaput lendir berfungsi untuk melembapkan udara. Sistem olfactory terdiri
dari dendrit-dendrit yang terletak di saluran-saluran pernafasan dan aksonaksonnya melalui suatu bagian di tulang tengkorak (cribriform plate) yang
kemudian masuk ke olfactory bulbs lalu bersinapsis dengan neuron-neuron
lainnya yang akan diproyeksikan melewati traktus olfactory menuju otak.
B. Tahap-Tahap Percobaan
1. Topik

: Indera Pembau

2. Nama praktikum

: Percobaan Indera Pembau

3. Tujuan

: Untuk mengetahui kepekaan dan kerjasama

indera pembau sesorang dengan membedakan stimulus bau yang berbedabeda
4. Alat & bahan

: Bawang, terasi, parfum

5. Jalannya percobaan

: Sangat menegangkan dan takut

6. Hasil Percobaan

Subjek

Obsever

Vera
Indra

Munir
Dania

Media
Bawang Merah
Menyengat
Pedas

Terasi
Tengik
Asin

Parfum
Wangi
Wangi

C. Kesimpulan
Menurut saya, Subjek diberikan tiga media untuk dihirup bau masing-masing.
Setiap subjek mempersepsi media tersebut berbeda-beda. Pada media bawang
kedua subjek mengenali media apa yang digunakan. Lalu media kedua terasi,
subjek langsung mengenali media terasi karena bau terasi sangat tajam
sehingga kedua subjek segera mengenali bau tersebut adalah terasi. Yang
terakhir adalah media parfum, subjek segera mengenali bau tajam dari wangi
media tersebut dan subjek pun menyebutkan bahwa media tersebut adalah
parfum.

PRAKTIKUM VII
INDERA PENGECAP ( ORGANAN GUSTUS )
A. Dasar Teori
Sistem pengecap berhubungan dengan makanan. Molekul-molekul yang ada
dalam makanan yang dimakan akan bercampur dengan air liur di mulut
sehingga makanan menjadi lebih lunak dan akan mudah dirasakan oleh
reseptor pengecap. Reseptor sistem gustatory atau perasa berada di atas lidah
dan bagian-bagian rongga mulut yang pada umumnya berkumpul dalam
bentuk klaster. Reseptor perasa disebut taste buds yang umumnya terletak di
sekitar kuncup pengecap yang disebut papillae. Resptor dalam sistem
gustatory tidak memiliki akson-akson sendiri, setiap neuron akan membawa
impuls dari sebuah taste buds yang menerima input dari banyak reseptor.
Sistem Gustatory adala indra pengecap yang terdapat pada lidah dan
memiliki 5 reseptor pengecap utama, yaitu :
1.

Manis, pada puncak atau depan lidah, sensor pengecap paling tidak

peka.
2.

Asin, pada tepi lidah belakang.

3.

Asam, pada tepi lidah depan.

4.

Pahit, pada pangkal atau ujung lidah. Sensor ini paling peka

dibandingkan yang lainnya sebagai sistem peringatan tubuh.
B. Tahap-Tahap Percobaan
1. Topik

: Indera Pengecap

2. Nama praktikum

: Percobaan Indera Pengecap

3. Tujuan

: untuk mengetahui kepekaan dan kerjasama

indera pengecap sesorang dengan membedakan stimulus rasa yang
berbeda-beda
4. Alat & bahan

: Bon cabe, Kecap, Gula merah

5. Jalannya percobaan

:

 Subjek diperintahkan berdiri di depan dalam keadaan mata ditutup.
 Subjek diperintahkan untuk merasakan dan menebak media atau
bahan apa yang diberikan.

6. Hasil percobaan
N
o
1
2

Subjek
Devi
Jihan

Obseve
r
Munir
Vera

Media
Bon cabe
Agak pedas
Pedas

Kecap
Manis
Manis

Gula merah
Manis
Manis banget

C. Kesimpulan
Kedua subjek akan di berikan media seperti bon cabe, kecap, gula merah.
Mereka tidak mengetahui yang akan mereka rasakan itu apa saja di sebabkan
kedua mata subjek tersebut tertutup, tetapi hasil yang mereka rasakan hamper
sama. Jadi pengecap mereka tidak bermasalah.