LAPORAN PRAKTIKUM UJI DAN ANALISA AIR SE
REKAYASA LINGKUNGAN
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI DAN ANALISIS AIR SEDERHANA
Dosen:
Rony Riduan, ST.,MT.
Disusun Oleh:
Kelompok IV
Friska Pebrianty
Riza ilhami
Ahdi Norkani
Muhammad Jefri
Ersha Damayantie
Siti Maisarah
Ghina Firjaturrahma
Rizky Ayuningtyas
: H1A113218
: H1A113243
: H1A113415
: H1A113424
: H1A115206
: H1A115225
: H1A115405
: H1A115423
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKUAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan praktikum yang berjudul “UJI DAN ANALISIS AIR
SEDERHANA”.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Rony
Riduan, ST.,MT.. Sebagai Dosen mata kuliah Rekayasa Lingkungan, yang telah memberikan
tugas laporan ini untuk kami sehingga dapat memahami dan mengerti Bagaimana rekayasa
lingkungan sebagai fungsi dan tujuannya dalam praktikum baik dalam lingkup akademik dan
non akademik.
Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis
sampaikan terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Rekayasa Lingkungan adalah ilmu teknik sipil yang mempelajari tentang tata cara
membangun konstruksi teknik sipil yang dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
dan kerusakan alam. Contohnya, membangun cerobong asap suatu pabrik pada ketinggian
tertentu, membuat saluran.
Seorang sarjana teknik sipil harus mampu mengadakan penyeimbangan. Karena lahan
kerja teknik sipil pasti bersinggungan dengan alam, makanya ada istilah bidik asih, yaitu
memperkecil atau mereduksi dampak aktivitas manusia pada lingkungan. Sarjana teknik sipil
harus mampu memikirkan perencanaan yang tidak merusak lingkungan.
Berikut adalah beberapa hal yang harus dipahami dalam Rekayasa Lingkungan.
Pengertian Lingkungan hidup menurut UU RI No 4 tahun 1982, yaitu kesatuan ruang dengan
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
bersinggungan dengan makhluk hidup lainnya. Permasalahannya bagaimana cara manusia
menempatkan diri dalam lingkungan dan bagaimana menjalankan kegiatan agar
berkesinambungan dan menjaga kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Berikut macam-macam interaksi yang terjadi antara manusia dengan lingkungan :
• Interaksi timbal balik antara manusia dengan alam
• Interaksi timbal balik antara manusia dengan air
• Interaksi timbal balik antara manusia dengan tanah
Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
Menurut UU RI No 23 tahun 1992, pengertian kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang menciptakan seorang yang produktif secara sosial ekonomis.
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan kiat untuk mencegah penyakit, memperpanjang
harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan dan efesiensi masyarakat melalui usaha
masyarakat yang terorganisir dan sanitasi lingkungan, mengorganisir pelayanan medis.
BAB II
ISI
Percobaan 1 (Uji Elektrolisa)
A. Tujuan
B. Alat dan Bahan
: Mengetahui keberadaan unsur besi dan unsur lainnya pada sample air
: 1. Sampel air minum dalam kemasan “ NESTLE “
2. Sampel air minum dalam kemasan “ VIT ”
3. Alat elektrolisa
4. Gelas Belimbing
C. Prosedur
: 1. Siapkan gelas
2. Sediakan sample air minum dalam kemasan “ NESTLE “,
3. tuang 250 ml sampel air kedalam gelas,
4. Masukan alat elektrolisa kedalam gelas tersebut,
5. Tunggu sekitar 2 menit atau hingga warna air ada perubahan,
5. Bila air mengandung besi dan unsur lain, air akan keruh dan
banyak gumpalan (gelembung) pada ujung alat elektrolisa.
6. Kita dapat menyimpulkan hasil uji sementara dengan
memperhatikan perubahan pada air yang kita uji dan
menyesuaikan serta mengelompokkan dengan menggunakan
parameter dibawah ini.
7. buang air dalam gelas kemudian bersihkan gelas menggunakan tisu.
Untuk pengujian sampel air berikutnya lakukan prosedur seperti di atas.
C. Hasil percobaan
Sampel
Air Mineral Dalam Kemasan “ NESTLE ”
Air Mineral Dalam Kemasan “ VIT ”
Hasil Elektrolisis
Warna putih keruh, Permukaan ada
gelembung-gelembung putih
Warna putih keruh, Permukaan ada
gelembung-gelembung dengan endapan
jingga
Dari praktikum tersebut kita dapat mengetahui secara mendetail tentang elektrolisis
larutan-larutan elektrolid yang diamati, serta mengamati peristiwa dan perubahan
yang terjadi di dalamnya. Selain itu, percobaan ini juga bertujuan untuk mengetahui
kegunaan indikator fenolftalin dalam suatu larutan. Selan itu, dapat menunjukkan
bahwa terdapat zat logam diujung alat jika terjadi gumpalan.
Lampiran:
Alat elektrolisa
Sampel setelah pengujian
Sampel air mineral dalam kemasan
“ NESTLE “
Sampel air mineral dalam kemasan
“ VIT “
Percobaan 2 ( Uji TDS meter, EC meter dan EC meter )
1. TDS Meter
TDS adalah singkatan dari “Total Disolved Solids” atau dalam bahasa indonesianya adalah
“jumlah padatan terlarut”. Jadi TDS meter memiliki pengertian “alat untuk mengukur jumlah
padatan atau partikel terlarut didalam air “. Alat ini biasa digunakan untuk mengukur jumlah
partikel terlarut pada air minum dan juga digunakan untuk mengukur kepekatan larutan
nutrisi hidroponik atau dengan kata lain konsentrasi larutan nutrisi. Pengukuran nutrisi
hidroponik adalah suatu hal yang mutlak dan sifatnya sangat penting. Sebab jika larutan tidak
diukur, bisa jadi tanaman kekurangan nutrisi atau kelebihan yang akan menjadi racun yang
dapat membunuh tanaman itu sendiri.
2. EC Meter
EC singkatan dari “Electrical Conductivity” alat ini digunakan untuk mengukur kepekatan
suatu larutan (dalam hal ini adalah larutan nutrisi hidroponik). TDS Meter dan EC Meter
sebenarnya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi
hidroponik. Hanya saja pengukurannya menggunakan unit yang berbeda, TDS untuk
mengukur konsentrasi atau jumlah partikel terlarut sedangkan EC untuk mengukur nilai
konduktivitasnya. EC Meter merupakan alternatif dari TDS Meter untuk mengukur kepekatan
suatu larutan nutrisi hidroponik. EC Meter dan TDS Meter sama-sama bisa digunakan untuk
mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik, jika tidak ada TDS Meter anda bisa
menggunakan EC Meter, atau sebaliknya.
3. PH Meter
PH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan (pH)
suatu benda baik padat maupun cair. Dalam hal tanam menanam PH meter berfungsi untuk
mengukur nilai pH media tanam baik media non tanah maupun media tanah dan untuk
mengukur pH larutan nutrisi hidroponik. pH air diukur sebelum dan sesudah dilakukan
penambahan nutrisi hidroponik. Pengukuran pH ditentukan dengan angka 1 hingga 14,
dimana angka 7 menunjukkan pH netral. Sedangkan angka dibawah 7 hingga angka 1
menunjukkan kondisi asam dan angka diatas 7 hingga 14 adalah basa.
A. Tujuan
: untuk menggetahui kadar Elektrolisis, TDS, EC dan PH yang ada
di Sempel air.
B. Alat Dan Bahan :
1. Sample Air Minum Dalam Kemasan “ NESTLE “
2. Sample Air Minum Dalam Kemasan “ VIT “
3. gelas belimbing,
4. Alat uji TDS meter, EC meter dan PH meter,
C. Prosedur
:
1. Isi masing-masing gelas dengan sempel air ( NESLE dan VIT )
2. Ukur TDS, EC dan PH dengan alat pengukurnya.
3. Pembacaan dilakukan hingga angka stabil.
D. Hasil Percobaan
Sampel
PH meter
TDS meter
EC meter
Air “ NESTLE “
7,9
65 ppm
128 µc/cm
Air “ VIT “
7,7
130 ppm
260 µc/cm
Dalam Praktikum Kualitas air yang baik/netral berada di rentang pH 7. Air dengan pH di
bawah 7 dikatakan asam dan diatas 7 dikatakan basa. Menurut standar WHO, air minum
yang layak dikonsumsi memiliki kadar TDS < 100. Pembagian kategori air menurut total zat
padat yang terkandung di dalamnya (TDS) adalah : > 100 ppm = bukan air minum, 20 - 100
ppm = air minum, 1 - 10 ppm = air murni/aquades dan 0 ppm = air organic. Sedangkan
pemerintah menerapkan TDS < 500.
Lampiran:
Uji TDS meter
Sampel air mineral dalam kemasan
“ NESTLE “
uji PH meter
Sampel air mineral dalam kemasan
“ NETSLE “
Uji EC meter
Sampel air mineral dalam kemasan
“ NESTLE “
uji EC meter
Sampel air mineral dalam kemasan
“ VIT “
Uji PH meter
Sampel air mineral dalam kemasan
“ VIT “
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari semua percobaan yang di lakukan, dapat disimpulkan bahwa air mineral dari “ NESTLE
“ sangat baik untuk di konsumsi sedangkan air “ VIT “ kurang baik untuk di konsumsi.
Namun keduanya belum termasuk air yang ideal untuk dikonsumsi.
Saran
Cermatlah memilih air minum untuk dikonsumsi sehari-hari, karena kandungan zat yang ada
dalam air sangat berpengaruh untuk kesehatan.
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI DAN ANALISIS AIR SEDERHANA
Dosen:
Rony Riduan, ST.,MT.
Disusun Oleh:
Kelompok IV
Friska Pebrianty
Riza ilhami
Ahdi Norkani
Muhammad Jefri
Ersha Damayantie
Siti Maisarah
Ghina Firjaturrahma
Rizky Ayuningtyas
: H1A113218
: H1A113243
: H1A113415
: H1A113424
: H1A115206
: H1A115225
: H1A115405
: H1A115423
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKUAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan praktikum yang berjudul “UJI DAN ANALISIS AIR
SEDERHANA”.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Rony
Riduan, ST.,MT.. Sebagai Dosen mata kuliah Rekayasa Lingkungan, yang telah memberikan
tugas laporan ini untuk kami sehingga dapat memahami dan mengerti Bagaimana rekayasa
lingkungan sebagai fungsi dan tujuannya dalam praktikum baik dalam lingkup akademik dan
non akademik.
Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis
sampaikan terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Rekayasa Lingkungan adalah ilmu teknik sipil yang mempelajari tentang tata cara
membangun konstruksi teknik sipil yang dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
dan kerusakan alam. Contohnya, membangun cerobong asap suatu pabrik pada ketinggian
tertentu, membuat saluran.
Seorang sarjana teknik sipil harus mampu mengadakan penyeimbangan. Karena lahan
kerja teknik sipil pasti bersinggungan dengan alam, makanya ada istilah bidik asih, yaitu
memperkecil atau mereduksi dampak aktivitas manusia pada lingkungan. Sarjana teknik sipil
harus mampu memikirkan perencanaan yang tidak merusak lingkungan.
Berikut adalah beberapa hal yang harus dipahami dalam Rekayasa Lingkungan.
Pengertian Lingkungan hidup menurut UU RI No 4 tahun 1982, yaitu kesatuan ruang dengan
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
bersinggungan dengan makhluk hidup lainnya. Permasalahannya bagaimana cara manusia
menempatkan diri dalam lingkungan dan bagaimana menjalankan kegiatan agar
berkesinambungan dan menjaga kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Berikut macam-macam interaksi yang terjadi antara manusia dengan lingkungan :
• Interaksi timbal balik antara manusia dengan alam
• Interaksi timbal balik antara manusia dengan air
• Interaksi timbal balik antara manusia dengan tanah
Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
Menurut UU RI No 23 tahun 1992, pengertian kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang menciptakan seorang yang produktif secara sosial ekonomis.
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan kiat untuk mencegah penyakit, memperpanjang
harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan dan efesiensi masyarakat melalui usaha
masyarakat yang terorganisir dan sanitasi lingkungan, mengorganisir pelayanan medis.
BAB II
ISI
Percobaan 1 (Uji Elektrolisa)
A. Tujuan
B. Alat dan Bahan
: Mengetahui keberadaan unsur besi dan unsur lainnya pada sample air
: 1. Sampel air minum dalam kemasan “ NESTLE “
2. Sampel air minum dalam kemasan “ VIT ”
3. Alat elektrolisa
4. Gelas Belimbing
C. Prosedur
: 1. Siapkan gelas
2. Sediakan sample air minum dalam kemasan “ NESTLE “,
3. tuang 250 ml sampel air kedalam gelas,
4. Masukan alat elektrolisa kedalam gelas tersebut,
5. Tunggu sekitar 2 menit atau hingga warna air ada perubahan,
5. Bila air mengandung besi dan unsur lain, air akan keruh dan
banyak gumpalan (gelembung) pada ujung alat elektrolisa.
6. Kita dapat menyimpulkan hasil uji sementara dengan
memperhatikan perubahan pada air yang kita uji dan
menyesuaikan serta mengelompokkan dengan menggunakan
parameter dibawah ini.
7. buang air dalam gelas kemudian bersihkan gelas menggunakan tisu.
Untuk pengujian sampel air berikutnya lakukan prosedur seperti di atas.
C. Hasil percobaan
Sampel
Air Mineral Dalam Kemasan “ NESTLE ”
Air Mineral Dalam Kemasan “ VIT ”
Hasil Elektrolisis
Warna putih keruh, Permukaan ada
gelembung-gelembung putih
Warna putih keruh, Permukaan ada
gelembung-gelembung dengan endapan
jingga
Dari praktikum tersebut kita dapat mengetahui secara mendetail tentang elektrolisis
larutan-larutan elektrolid yang diamati, serta mengamati peristiwa dan perubahan
yang terjadi di dalamnya. Selain itu, percobaan ini juga bertujuan untuk mengetahui
kegunaan indikator fenolftalin dalam suatu larutan. Selan itu, dapat menunjukkan
bahwa terdapat zat logam diujung alat jika terjadi gumpalan.
Lampiran:
Alat elektrolisa
Sampel setelah pengujian
Sampel air mineral dalam kemasan
“ NESTLE “
Sampel air mineral dalam kemasan
“ VIT “
Percobaan 2 ( Uji TDS meter, EC meter dan EC meter )
1. TDS Meter
TDS adalah singkatan dari “Total Disolved Solids” atau dalam bahasa indonesianya adalah
“jumlah padatan terlarut”. Jadi TDS meter memiliki pengertian “alat untuk mengukur jumlah
padatan atau partikel terlarut didalam air “. Alat ini biasa digunakan untuk mengukur jumlah
partikel terlarut pada air minum dan juga digunakan untuk mengukur kepekatan larutan
nutrisi hidroponik atau dengan kata lain konsentrasi larutan nutrisi. Pengukuran nutrisi
hidroponik adalah suatu hal yang mutlak dan sifatnya sangat penting. Sebab jika larutan tidak
diukur, bisa jadi tanaman kekurangan nutrisi atau kelebihan yang akan menjadi racun yang
dapat membunuh tanaman itu sendiri.
2. EC Meter
EC singkatan dari “Electrical Conductivity” alat ini digunakan untuk mengukur kepekatan
suatu larutan (dalam hal ini adalah larutan nutrisi hidroponik). TDS Meter dan EC Meter
sebenarnya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi
hidroponik. Hanya saja pengukurannya menggunakan unit yang berbeda, TDS untuk
mengukur konsentrasi atau jumlah partikel terlarut sedangkan EC untuk mengukur nilai
konduktivitasnya. EC Meter merupakan alternatif dari TDS Meter untuk mengukur kepekatan
suatu larutan nutrisi hidroponik. EC Meter dan TDS Meter sama-sama bisa digunakan untuk
mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik, jika tidak ada TDS Meter anda bisa
menggunakan EC Meter, atau sebaliknya.
3. PH Meter
PH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan (pH)
suatu benda baik padat maupun cair. Dalam hal tanam menanam PH meter berfungsi untuk
mengukur nilai pH media tanam baik media non tanah maupun media tanah dan untuk
mengukur pH larutan nutrisi hidroponik. pH air diukur sebelum dan sesudah dilakukan
penambahan nutrisi hidroponik. Pengukuran pH ditentukan dengan angka 1 hingga 14,
dimana angka 7 menunjukkan pH netral. Sedangkan angka dibawah 7 hingga angka 1
menunjukkan kondisi asam dan angka diatas 7 hingga 14 adalah basa.
A. Tujuan
: untuk menggetahui kadar Elektrolisis, TDS, EC dan PH yang ada
di Sempel air.
B. Alat Dan Bahan :
1. Sample Air Minum Dalam Kemasan “ NESTLE “
2. Sample Air Minum Dalam Kemasan “ VIT “
3. gelas belimbing,
4. Alat uji TDS meter, EC meter dan PH meter,
C. Prosedur
:
1. Isi masing-masing gelas dengan sempel air ( NESLE dan VIT )
2. Ukur TDS, EC dan PH dengan alat pengukurnya.
3. Pembacaan dilakukan hingga angka stabil.
D. Hasil Percobaan
Sampel
PH meter
TDS meter
EC meter
Air “ NESTLE “
7,9
65 ppm
128 µc/cm
Air “ VIT “
7,7
130 ppm
260 µc/cm
Dalam Praktikum Kualitas air yang baik/netral berada di rentang pH 7. Air dengan pH di
bawah 7 dikatakan asam dan diatas 7 dikatakan basa. Menurut standar WHO, air minum
yang layak dikonsumsi memiliki kadar TDS < 100. Pembagian kategori air menurut total zat
padat yang terkandung di dalamnya (TDS) adalah : > 100 ppm = bukan air minum, 20 - 100
ppm = air minum, 1 - 10 ppm = air murni/aquades dan 0 ppm = air organic. Sedangkan
pemerintah menerapkan TDS < 500.
Lampiran:
Uji TDS meter
Sampel air mineral dalam kemasan
“ NESTLE “
uji PH meter
Sampel air mineral dalam kemasan
“ NETSLE “
Uji EC meter
Sampel air mineral dalam kemasan
“ NESTLE “
uji EC meter
Sampel air mineral dalam kemasan
“ VIT “
Uji PH meter
Sampel air mineral dalam kemasan
“ VIT “
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari semua percobaan yang di lakukan, dapat disimpulkan bahwa air mineral dari “ NESTLE
“ sangat baik untuk di konsumsi sedangkan air “ VIT “ kurang baik untuk di konsumsi.
Namun keduanya belum termasuk air yang ideal untuk dikonsumsi.
Saran
Cermatlah memilih air minum untuk dikonsumsi sehari-hari, karena kandungan zat yang ada
dalam air sangat berpengaruh untuk kesehatan.