Makalah Sistem Komunikasi Satelit h

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pelayanan telekomunikasi mempunyai peranan yang
besar untuk berbagai aspek kehidupan. Contohnya bisnis,
perdagangan, rumah tangga, industri dan sebagainya. Agar
telekomunikasi

dapat

berjalan

dengan

lancar,

maka


diperlukan sistem komunikasi. Sistem komunikasi dapat
berupa sistem komunikasi optic, radio dan terrestrial, serta
satelit.
Pada awalnya, sistem komunikasi terrestrial banyak
di pakai untuk pelayanan telekomunikasi, tapi pelayanan
telekomunikasi

dengan

menggunakan

terestrial

memerlukan banyak biaya pembangunan infrastruktur.
Selain itu, sistem komunikasi terrestrial tidak mampu
melayani telekomunikasi secara global, hal ini disebabkan
antar

benua


dipisahkan

Sedangkan

oleh

komunikasi

samudra

terrestrial

yang

luas.

memanfaatkan

pemantulan gelombang radio pada lapisan ionosfer.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa

ini,

memungkinkan

pelayanan

telekomunikasi.

perkembangan
adanya

sistem

komunikasi

berkembangnya

ini

layanan


teknologi

Salah

satu

telekomunikasi,

komunikasi

satelit.

memakai

layanan

untuk
bentuk


yaitu

dengan

Dimana

sistem

satelit

untuk

berkomunikasi secara global tanpa dibatasi oleh jarak antar
benua di dunia.

1

Komunikasi

satelit


pada

saat

ini

menyediakan

kapasitas yang sangat besar baik untuk percakapan
telepon

maupun

untuk

transmisi

video.


Selain

itu,

pemakaian stasiun bumi telah berkurang dari pada dengan
pemakaian sistem komunikasi terrestrial.
Sistem

komunikasi

tidak

terlepas

dari

sistem

transmisi, karena informasi yang akan dikirimkan harus
mempunyai media untuk terjadinya komunikasi atau sering

disebut

dengan

media

transmisi.

Dan

setiap

media

transmisi memiliki sistem transmisi yang sesuai dengan
karakteristik media tramsmisi. Karena hal tersebut maka
pada makalah ini akan dibahas mengenai sistem transmisi
pada sistem komunikasi satellite.
1.2.


Batasan Masalah
Pada makalah ini dibahas tentang sistem transmisi
sistem komunikasi satelit, khususnya satelit komunikasi,
meliputi link budget dan jaringan satelit komunikasi.

2

BAB II
TEORI

2.1.

Sistem Komunikasi Satelit
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain
dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua jenis
satelit, yakni satelit alam dan satelit buatan.
1. Satelit Alami adalah benda-benda luar angkasa bukan
buatan manusia yang mengorbit sebuah planet atau
benda lain yang lebih besar daripada dirinya, seperti
misalnya, Bulan adalah satelit alami Bumi. Sebenarnya

terminologi ini berlaku juga bagi planet yang
mengelilingi sebuah bintang, atau bahkan sebuah
bintang yang mengelilingi pusat galaksi, tetapi jarang
digunakan. Bumi sendiri sebenarnya merupakan satelit
alami Matahari.
2. Satelit Buatan adalah benda buatan manusia yang
beredar mengelilingi benda lain, misalnya satelit Palapa
yang mengelilingi Bumi.
Satelit Komunikasi adalah satelit buatan yang
dipasang diangkasa dengan tujuan telekomunikasi
menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro.
Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit
geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa
tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit bumi rendah.
Untuk pelayanan tetap, satelit komunikasi
menyediakan sebuah teknologi tambahan bagi kabel
komunikasi kapal selam optik fber. Untuk aplikasi

3


bergerak, seperti komunikasi ke kapal laut dan pesawat
terbang di mana aplikasi teknologi lain seperti kabel, tidak
praktis atau tidak mungkin digunakan.

Komponen Dasar Link Satelit

Arsitektur Komunikasi Satelit

4

Ada 2 bagian penting pada sistem komunikasi satelit
yaitu space segment (bagian yang berada di angkasa) dan
ground segment (biasa disebut stasiun bumi).
Space Segment, Terdiri dari :
-

Struktur / Bus

-

Payload

-

Power Supply

-

Kontrol temperature

-

Kontrol attitude dan orbit

-

Sistem propulsi

-

Telemetry, Tracking, & Command (TT&C)
Space segment berguna untuk mengontrol dan

memonitor satelit. Hal ini termasuk, tracking, telemetry
dan command station (TT&C) bersama dengan satellite
control centre, tempat operasional dari station-keeping dan
checking fungsi vital dari satelit dilakukan. Gelombang
radio yang ditransmisi oleh stasiun bumi, diterima oleh
satelit. Link yang terbentuk disebut UPLINK. Satelit akan
mentransmisi gelombang radio ke stasiun bumi penerima,
dan link nya disebut DOWNLINK. Kualitas dari suatu link
radio ditentukan oleh carrier-to-noise ratio.

Kualitas dari

overall link menentukan kualitas sinyal yang dikirim ke end
user.
Pada

prinsipnya

satelit

komunikasi

merupakan

stasiun pengulang (repeater)diangkasa. Sinyal-sinyal yang
dikirim oleh antena di bumi setelah diterima diperkuat oleh
peralatan-peralatan di satelit kemudian dikirim kembali ke
bumi. Keuntungan utama dari satelit komunikasi
adalah daya tampung lalu lintas telekomunikasi

5

yang besar dan feksibel serta mempunyai daerah
liputan yang luas di bumi.
Subsistem - subsistem yang harus dimiliki oleh satelit :
a) Sub-sistem Antena : untuk menerima dan memancarkan
sinyal
b) Transponder

:

peralatan-peralatan

elektronik

untuk

menerima, memperkuat dan merubah frekuensi sinyalsinyal yang diterima dan dipancarkan kembali ke bumi.
c) Sub-sistem

pembangkit

daya

listrik

:

untuk

membangkitkan daya listrik yang dibutuhkan bagi
satelit.
d) Sub-sistem pengatur daya

: untuk mengatur dan

merubah daya listrik yang dibangkitkan ke dalam
bentuk-bentuk

yang

dibutuhkan

oleh

peralatan-

peralatan elektronik.
e) Sub-sistem

komando

dan

telemetri

:

untuk

memancarkan data-data tentang satelit ke bumi dan
menerima komando (perintah-perintah) dari bumi.
f) Sub-sistem

pendorong

(thrust)

untuk

mengatur

perubahan-perubahan posisi dan ketinggian satelit agar
bisa berada tetap pada posisi tertentu dalam orbit.
g) Sub-sistem stabilisasi : untuk menjaga agar antenaantena satelit dapat selalu mengarah ke sasaran yang
tepat di bumi.
Ground Segment, terdiri dari :
-

User Terminal

-

SB Master

-

Jaringan.

6

Dari SB (stasiun bumi) langsung dihubungkan ke end
user.

Stasiun

bumi

dibedakan

atas

ukurannya

yang

bervariasi berdasarkan volume trafc yang dibawa oleh
link satelit dan tipe trafknya. Stasiun terbesar memiliki
antena berdiameter 30 m (standard A dari Intelsat
Network), yang terkecil memiliki diameter antena 0,6 m
atau lebih kecil lagi berupa mobile station terminal.
Sebagian stasiun berfungsi

menerima dan mengirim,

namun ada juga yang hanya menerima saja (RCVO
station).
Berdasarkan fungsinya, ground segment dibedakan atas :
1) Stasiun Bumi Utama : stasiun bumi yang berfungsi
untuk mengendalikan satelit agar tetap ditempat yang
diperintahkan,

serta

menjalankan

fungsi

yang

yang

dapat

dikomandokan.
2) Stasiun

Bumi

Besar

:

stasiun

bumi

mengirimkan dan menerima sinyal-sinyal informasi dan
siaran televisi.
3) Stasiun

Bumi

mengirimkan

Kecil
dan

:

stasiun

menerima

bumi

yang

sinyal-sinyal

dapat

informasi

tetapi hanya dapat menerima siaran televisi.
4) Stasiun Bumi Bergerak (SBB) : stasiun bumi yang untuk
keadaan darurat ataupun khusus misalnya peliputan
siaran TV secara langsung.
5) Television Reception Only (TVRO) : stasiun bumi yang
hanya dapat menerima siaran televisi lewat satelit.
2.2.

Perkembangan Sistem Komunikasi Satelit
Komunikasi Satelit muncul pada Perang Dunia II yang
merupakan pengembangan teknologi saat itu, Missiles dan

7

Microwaves, untuk dikombinasikan sebagai awal dari era
komunikasi satelit.
Secara garis besar sejarah satelit dunia dari tahun ke tahun
diantaranya:
1945 : Athur Clarke menerbitkan essay tentang “Extra
Terrestial Relays”
1957 : Diluncurkan pertama kali satelit sputnic
1959 : Satelit cuaca pertama, Vaguard 2
1960 : Diluncurkan satelit komunikasi Refeksi ECHO
1963 :

Diluncurkan satelit komunikasi Geostasioner

SYNCOM
1965 : Komunikasi satelit Geostasioner komersial pertama
di dunia, INTELSAT I
1976 : Satelit marisat untuk komumnikasi maritim dan
peluncuran PALAPA
1982 : Sistem telepon dengan satelit mobile , INMARSAT 4
1988 : Sistem satelit dengan komunikasi data dan telepon
mobile, INMARSAT C
1993 : Sistem telepon dengan digital satelit
1998 : Sistem satelit Global untuk Small Mobile Phones.
1999 :

Peluncuran Telkom – 1

8

9

BAB III
PEMBAHASAN
3.1.

Pentransmisian Sistem Komunikasi Satelit
Pada prinsip karakteristik Sistem Komunikasi Satelit
serupa dengan microwave radio links tapi dibedakan atas 4
karakteristik penting :
 Sinyal Komunikasi Satelit

menempuh jarak yang

sangat jauh tanpa penguatan, konsekuensinya satelit
bersifat aktif, mempunyai penguatan sinyal yang onboard.
 Peralatan

berada

di

daerah

yang

tidak

dihuni

manusia (extreme environment = luar angkasa).
 Perbaikan dapat dianggap mustahil dilakukan setelah
satelit diluncurkan ke orbit (baru bisa dilakukan pada
orbit LEO).
 Satelit

komunikasi

awalnya

digunakan

untuk

pelengkap sistem kabel jarak jauh (long distance
cable systems).
namun

terdapat

beberapa

perbedaaan

diantara

kedua sistem tersebut :
 Long

distance

cable

bersifat

point-to-point

connections, Komunikasi Satelit bersifat point-tomultipoint / multipoint-to-multi point connections.
 Biaya sistem kabel meningkat dengan pertambahan
jarak, biaya link satellite tidak tergantung oleh jarak
antar Stasiun bumi.
 Transmisi satelit dapat mengatasi hambatan fsik dan
politik yang tidak dapat dilewati oleh sistem kabel.

10

 Satelit dapat menyediakan layanan bagi mobile
terminals.

Perbedaan ini mengubah evolusi layanan Komunikasi
Satelit. Satelit sendiri memiliki 2 peranan, yaitu:
 Memperkuat

(amplify)

received

carriers

untuk

retransmisi pada posisi downlink.
 Mengubah frekuensi carrier untuk menghindari reinjection

dari

sebagian

transmitted

power

ke

receiver.

Alokasi Frekuensi untuk Layanan Satelit
Pengalokasian frekuensi untuk layanan satelit adalah
proses

yang

sangat

kompleks

yang

membutuhkan

koordinasi dan perencanaan tingkat internasional. Hal ini
dilakukan

dibawah

Communication

Union

pengawasan
(ITU).

Dalam

International
hal

perencanaan

frekuensi ini (frequency planning), dunia dibagi menjadi 3,
yaitu :
 Kawasan 1: Eropa, Afrika, Rusia (dulu masih Soviet)
dan Mongolia.
 Kawasan 2: Amerika Utara dan Selatan, Greenland.
 Kawasan 3: Asia (diluar daerah 1), Australia dan
Pasifk Barat Daya.
Dalam setiap kawasan, frekuensi dialokasikan untuk
berbagai

macam layanan

11

satelit,

walaupun

frekuensi

tersebut dipakai untuk layanan yang berbeda di kawasan
lain. Beberapa layanan satelit adalah sebagai berikut :
a. Fixed Satellite Service (FSS)
FSS menyediakan link untuk jaringan telepon dan juga
untuk pentransmisian sinyal televisi ke perusahaan tv
kabel, untuk kemudian didistribusikan melalui jaringan
kabel. Contoh FSS: DTH (Direct To Home), akses
internet, video conferencing, satelit new gathering
(SNG), frame relay, Digital Audio broadcasting (DAB).
Keunggulannya tidak tergantung pada jarak, dapat
menyediakan layanan untuk cakupan semua wilayah.
b. Broadcasting Satellite Service (BSS)
BSS diperuntukkan untuk broadcast langsung ke rumahrumah masyarakat sehingga sering juga disebut DBS
(Direct Broadcast Satellite).
c. Mobile Satellite Service
Mobile satellite service melayani komunikasi bergerak
baik di daratan, laut maupun udara.
d. Navigational Satellite Service
Navigational

satellite

service

melayani

global

positioning system (GPS).
e. Meteorological Satellite Service
Meteorological service melayani riset dan layanan
penyelamatan (rescue).
Orbit
Dalam fsika, suatu orbit adalah jalan yang dilalui
oleh objek, di sekitar objek lainnya, di dalam pengaruh dari
gaya

tertentu.

Orbit

pertama

kali

dianalisa

secara

matematis oleh Johannes Kepler yang merumuskan hasil

12

perhitungannya dalam hukum gerakan planet Kepler. Dia
menemukan bahwa orbit dari planet dalam tata surya kita
adalah berbentuk elips dan bukan lingkaran atau episiklus
seperti yang semula dipercaya. Orbit adalah lintasan yang
dilalui oleh satelit. Satelit akan bergerak lebih pelan pada
lintasannya ketika jarak dari bumi meningkat.
Macam – macam orbit satelit
Banyak

satelit

dikategorikan

atas

ketinggian

orbitnya, meskipun sebuah satelit bisa mengorbit dengan
ketinggian berapa pun.
 Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO) : 300 - 1500km
di atas permukaan bumi.
 Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 36000 km.
 Orbit

Geosinkron

(Geosynchronous

orbit,

GSO):

sekitar 36000 km di atas permukaan Bumi
 Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790
km di atas permukaan Bumi.
 Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000
km.
Orbit

berikut

adalah

orbit

khusus

yang

juga

digunakan untuk mengkategorikan satelit, diantaranya:
 Orbit Molniya, orbit satelit dengan periode orbit 12
jam dan inklinasi sekitar 63°.
 Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengan inklinasi
dan tinggi tertentu yang selalu melintas ekuator
pada jam lokal yang sama.
 Orbit Polar, orbit satelit yang melintasi kutub.

13

Satelit Geostasioner
Orbit Geostasioner adalah orbit geosinkron yang
berada tepat di atas ekuator Bumi (0° lintang), dengan
eksentrisitas orbital sama dengan nol. Dari permukaan
Bumi, objek yang berada di orbit geostasioner akan
tampak diam (tidak bergerak) di angkasa karena periode
orbit objek tersebut mengelilingi Bumi sama dengan
periode rotasi Bumi. Orbit ini sangat diminati oleh operatoroperator satelit buatan (termasuk satelit komunikasi dan
televisi). Karena letaknya konstan pada lintang 0°, lokasi
satelit hanya dibedakan oleh letaknya di bujur Bumi.
Orbit geosinkron (GEO, Geosynchronous Earth Orbit)
berada pada ketinggian 36.000 km. Periode orbitnya 24
jam, sama dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari. Satelit
telekomunikasi dan pengamat cuaca umumnya ada di sini.
Satelit GEO dengan inklinasi (sudut kemiringan terhadap
bidang ekuator) nol derajat dan dikontrol terus (seperti
pada

satelit

telekomunikasi)

bisa

berada

pada

titik

stasioner, sehingga orbitnya disebut geostationer orbit
(GSO).
Keuntungan dari GEO diantaranya :
 Bandwidth
frekuensi

lebar.

Satelit

Ka-band

yang

(20-30

beroperasi

GHz)

akan

pada
dapat

menyalurkan troughput dalam orde giga bit per
detik.
 Relatif murah. Sistem satelit relatif lebih murah
karena tidak ada biaya penggelaran dan satu satelit
dapat mengcover daerah yang luas.

14

 Topologi network sederhana. Dibandingkan dengan
model interkoneksi mesh pada network terestial,
satelit

GEO

memiliki

konfgurasi

yang

lebih

sederhana.
 Dengan

topologi

sederhana

maka

performasi

network lebih mudah dikendalikan.
Disamping itu, ada beberapa kerugiannya, yaitu:
 Satelit GEO memerlukan power yang lebih besar
untuk hand set. Hal ini membuat hand set menjadi
lebih besar dan mengurangi umur baterai.
 Delay

tetap

yang

dapat

dirasakan

oleh

user.

Biasanya, delaynya ¼ detik, tetapi dapat lebih lama.
Pada telfon selular, delay lebih besar dari ¼ detik
tidak dapat diterima. Terjadinya interferensi dan atau
koneksi yang tidak teratur disebabkan adanya salju,
hujan, dan bentuk lain gangguan cuaca.
LEO System
Orbit bumi rendah (Low Earth Orbit, LEO) adalah
sebuah orbit sekitar Bumi antara atmosfer dan sabuk
radiasi Van Allen, dengan sebuah sudut inklinasi rendah.
Batasan ini tidak didefnisikan secara pasti, tetapi biasanya
sekitar 300-1500 km. Orbit ini biasanya berada di bawah
intermediate circular orbit (ICO) dan jauh di bawah orbit
geostationary. Orbit lebih rendah dari sini tidak stabil dan
akan turun secara cepat karena gesekan atmosfer. Orbit
yang lebih tinggi dari orbit ini merupakan subyek dari
kegagalan elektronik awal karena radiasi yang kuat dan
pengumpulan muatan. Orbit dengan sebuah sudut inklinasi
yang lebih tinggi biasanya disebut orbit polar.

15

Objek di orbit Bumi rendah bertemu gas atmosfer di
thermosphere (sekitar 80-500 km di atas) atau exosphere
(kira-kira 500 km ke atas), tergantung dari ketinggian orbit.
Kebanyakan penerbangan angkasa berawak telah berada
di LEO, termasuk seluruh space shuttle dan bermacam misi
stasiun

angkasa,

satu

pengecualian

adalah

tes

penerbangan suborbital seperti Proyek Mercury awal dan
penerbangan

SpaceShipOne

(yang

tidak

ditujukan

mencapai LEO), dan misi Proyek Apollo ke Bulan (yang
melewati LEO). Dari segi penggunaannya, sistem-sistem
LEO dapat dibagi dalam dua sistem, yaitu :
 Sistem yang dapat beroperasi dengan mem”bypass”
jaringan telekom yang ada. Dalam group ini hanya
IRIDIUM yang baru dapat digolongkan kedalamnya.
 Sistem yang bekerja melalui jaringan telekom yang
ada. Sehingga dapat dianggap sebagai perluasan
sistem-sistem Cellular

ataupun jaringan telekom

yang ada.
MEO System
Benda yang berada di orbit menengah (MEO, Medium
Earth Orbit) berada pada ketinggian 5.500-36.000 km.
Sistem satelit navigasi GPS (global positioning system)
milik Amerika Serikat dan GLONASS (global navigation
satellite system) milik Rusia menempati orbit menengah
ini, sekitar 18.000-20.000 km dari Bumi.
Interferensi Pada Sistem Satelit
Interferensi pada sistem transmisi satelit dapat
disebabkan oleh banyak sumber, yaitu :

16

 Sistem satelit terdekat. Apabila SB penerima memiliki
antena dengan pattern receive yang buruk, artinya
gain side-lobenya cukup besar (tinggi), maka sinyal
down-link yang berasal dari satelit lain akan diterima
juga oleh SB penerima sebagai sinyal interferensi.
 SB pemancar (Up-link) Sinyal interferensi timbul
disebabkan oleh SB pemancar dari satelit lain.
Apabila SB pemancar tersebut memiliki antenna
dengan pattern side-lobe dengan gain yang cukup
besar,

maka

carrier

pada

arah

side-lobe

juga

memiliki daya yang cukup tinggi untuk mengganggu
sistem satelit.
 Intermodulasi

kanal

terdekat

Satu

transponder

dibebani atau dioperasikan untuk multi carrier seperti
sistem

FDMA

atau

2T

½,

maka

carrier-carrier

tersebut akan menimbulkan sinyal termodulasi pada
transponder
kirinya.

tersebut

Walaupun

dan

transponder

pada

output

dikanan-

multiplexer

transponder sudah dilengkapi flter yang akan memflter

sinyal

ditimbulkan

intermodulasi,
akan

tetap

tetapi

melebar

energi

yang

ditransponder

kanan-kirinya.
 Interferensi

dari

sistem

terresterial.

Sistem

terresterial beroperasi pada frekuensi band yang
sarna dengan sistem frekuensi pada Satelit Palapa,
yaitu C-band 6/4 Ghz.
 Cross Polarisasi Antena
Sistem
satelit
Palapa,

alokasi

transponder

menggunakan sistem polarisasi ganda (polarisasi
ortogonal), yaitu polarisasi Vertikal dan polarisasi
Horizontal. Pada sistem Ku-band, cross-polarisasi

17

lebih banyak disebabkan oleh pengaruh butiran air
hujan

yang

dapat

mengubah

polarisasi

sinyal.

Sedangkan pada C-band terjadinya cross-polarisasi
lebih banyak disebabkan oleh jeleknya isolasi antara
polarisasi Vertikal dan horizontal pada sistem feedhorn antena. Isolasi cross-poll yang diijinkan adalah
>30 dB.
 Sistem lainnya
Sebagai contoh adalah interferensi dari sinyal liar
yang ditimbulkan oleh sistem pembakaran motor dua
tak yang tidak sempurna, yaitu dapat mengganggu
pada sistem digital dimana carriernya kecil. Contoh
lainnya

adalah

terganggunya/lenyapnya

sinyal

sinkronisasi pada sistem TDMA yang mengakibatkan
terganggunya sistem secara keseluruhan.
3.2.

Link Budget Sistem Komunikasi Satelit
Link

budget

adalah

kegiatan

menghitung

dari

rencana power yang akan dipancarkan ke satelit dari
stasiun bumi untuk mendapatkan suatu nilai C/Ntotal dari
suatu link. Dalam perhitungan link budget ini besarnya
power yang dipancarkan akan tergantung dari : jenis
carrier, ukuran antena penerima, karakteristik satelit,
lokasi stasiun bumi dan servis yang diharapkan. Dalam
mendesain

link

budget

harus

diusahakan

supaya

penggunaan satelit dapat optimal. Yang dimaksud optimal
adalah persentase dari penggunaan banwidth dan power
satelit adalah sama.
Faktor-faktor

yang

harus

mendisain link budget adalah :
a) Antena stasiun bumi

18

diperhatikan

dalam

b) Intermodulasi
c) Interferensi satelit
d) Cross polarisasi antenna
e) Redaman hujan
f) Loss jarak antara stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya
g) Bandwidth carrier
h) Pattern coverage satelit (SFD, G/T, EIRP)
i) Kualitas pelayanan yang diharapkan
Antena Stasiun Bumi
Antena
mendisain

adalah
suatu

faktor

link

komponen

budget

utama

karena

dalam

antena

ini

berhubungan dengan kemampuan untuk mengirim dan
menerima sinyal dan efeknya yaitu sidelobe antena,
karena

hal

inilah

yang

akan

berakibat

pada

gangguan/interferensi ke satelit lain. Ada tiga tipe antena
yang biasa digunakan dalam sistem komunikasi satelit.
Ketiga jenis antena tersebut adalah :
1. Cassegrian / focal fed antennas
Jenis

antena

ini

banyak

digunakan

untuk

TVRO,

sedangkan untuk mengirimkan sinyal maka dibutuhkan
kabel yang agak panjang untuk sampai ke fed nya.
Gambar focal fed antennas

2. Gregorian
Tipe antena ini banyak dibuat untuk antena yang
berukuran besar, antena ini juga mempunyai efsiensi
yang tinggi untuk transmit dan receive.
Gambar antenna Gregorian

19

3. Offset fed antenna
Tipe dari antena ini masih tergolong baru karena
refector dari antena tidak simetris. Sehingga tipe
antena ini susah dalam pembuatan dan mahal untuk
jenis antena yang berukuran besar (lebih besar dari 2.4
meter).
Gambar antenna Offset fed.

Gain Antenna
Antena yang digunakan untuk komunikasi satelit
tidak hanya untuk menerima sinyal saja tetapi yang lebih
penting adalah untuk mengirimkan sinyal ke satelit.
Diameter

antena

yang

digunakan

akan

sangat

berpengaruh pada besarnya power yang harus disediakan
untuk mengirimkan sinyal ke satelit.
Secara umum gain antena dapat dirumus-kan sebagai
berikut :
G = μ[πdf/c]² atau g = 10log(μ) + 20*log(πdf/c)
dimana :
g = gain antena (dbi)
μ= efsiensi antena
d = antenna diameter (meter)
f = frequency (hz)

20

c = kecepatan cahaya (3x108m/s)

Sidelobe antena / antenna pattern
g(ø) = 29-25*log(ø)
g(ø) = 32-25*log(ø)
g/t antenna
Sistem penerimaan untuk sistem komunikasi satelit
yang

berhubungan

dengan

antena

biasanya

selalu

diberikan dalam bentuk perbandingan g/t.
Dalam perhitungan g/t biasanya referensi titik yang
diambil adalah pada input LNA, tetapi kenyataannya tidak
demikian namun hal ini tidak akan berpengaruh pada
besarnya g/t antena meskipun titik referensinya berbeda.
Perhitungan g/t antena :
G/t = grxa – loss - 10xlog(Tsys)
Tsys = ta / l + to (l-1) / l + t1 + to(f-1) / g
dalam praktek biasanya diambil Tsys= 80°K sedangkan
untuk ku-band Tsys=160°K

Intermodulasi
Intermodulasi terjadi akibat dari penguat dari power
TWTA atau SSPA yang tidak linear. Sehingga apabila power

21

SSPA dipakai untuk penggunaan multi carrier maka harus
dilakukan output backoff. Besarnya backoff ini tergantung
dari berapa besar nilai intermodulasi yang diijinkan.
Besarnya output backooff ini dihasilkan oleh karakteristik
dari

am/am

dari

power

TWTA

atau

SSPA.

Gambar

intermodulasi antar carrier dapat dilihat dibawah ini.

Interferensi Satelit
Sumber-sumber interferensi
1. Jaringan terrestrial
Biasanya, interferensi ini diakibatkan oleh antena yang
mempunyai elevasi rendah/kecil.

2. Adjacent satellite/jaringan satelit lain
interferensi diakibatkan oleh jarak antar satelit, pattern
dari antena yang tidak baik, coverage dari satelit

22

mempu-nyai cakupan daerah dan beroperasi pada
frekuensi yang sa-ma. Jarak satelit normalnya 2°oleh
sebab itu untuk sistem komunikasi satelit diharuskan
menggunakan

antena

yang

mempunyai

spesifkasi

sebagai be-rikut : g(ø) = 29-25*log(ø)

3. Intermodulation product
Interferensi ini disebabkan oleh akibat ketidak linearan
(non linearity) dari TWTA atau SSPA
4. Crosspolarization
Interferensi ini akibat oleh gerakan antena akibat dari
ada-nya angin atau gangguan lain.
Dalam perhitungan interferensi antar satelit ini ada
dua

tipe

interferensi

yaitu

interferensi

uplink

dan

interferensi downlink. Interferensi antar satelit ini lebih
disebabkan oleh side lobe dari antenna yang digunakan.

23

Loss/redaman
Tipe Dari Loss :
1. Redaman jarak (free space loss)
Redaman karena jarak akan tergantung pada frekuensi
yang digunakan dan juga tergantung pada aktual jarak
dari stasiun bumi ke satelit, sedangkan jarak ini akan
dipengaruhi oleh lokasi dari stasiun.
2. Redaman hujan (rain attenuation)
Redaman akibat hujan ini merupakan faktor yang cukup
penting

yang

komunikasi

harus

satelit.

Hal

diperhatikan
ini

dalam

terutama

bila

sistem
sistem

komunikasi satelit beroperasi diatas 10 Ghz. Besarnya
redaman akibat hujan dipengaruh besarnya butiran
hujan, frekuensi, ketinggian hujan dan polarisasi dari
gelombang yang dipancarkan.
3. Pointing error (pe)
Redaman loss akibat gerakan satelit dan hal ini terjadi
bila antena tidak menggunakan sistem “autotrack”.

24

BANDWIDTH CARRIER
Metode Perhitungan Bandwidth Untuk Carrier Digital :
BWOCC = 1.2 x (IR+OH) x (1/m) x (1 / FEC x RS)
Dimana :
TR = (IR+0H)/(RSxFEC)
SR = TR/m
IR = Information Rate
OH = Overhead Rate
dengan IR>1544 kbps (OH=96 kbps)
IR