NASKAH PUBLIKASI PENGARUH EMPLOYEE ENGAG (1)

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN QUALITY OF WORKLIFE
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI MEDIASI
(Studi pada Perawat RSUD Ambarawa)

MUGINAH
NIM: 1442020074

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG
2016

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN QUALITY OF WORKLIFE
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI MEDIASI
(Studi pada Perawat RSUD Ambarawa)

Diajukan oleh:


MUGINAH
NIM: 1442020074

Untuk Berkala Penelitian Tesis
Telah disetujui oleh Pembimbing

Pembimbing I

______________________

Pada Tanggal …………………….

Pembimbing II

______________________

Pada Tanggal …………………….

PERNYATAAN


Dengan ini kami selaku Mahasiswa Program Pascasarjana Univeristas Stikubank :
Nama

: Muginah

NIM

: 1442020074

Jenjang Program Studi : S2 Manajemen
(Setuju / tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian (calon naskah berkala penelitian
Pascasarjana) yang disusun oleh yang bersangkutan setelah mendapat arahan dari Pembimbing,
dipublikasikan (dengan / tanpa*) mencantumkan nama tim pembimbing sebagai co-auditor.

Kemudian harap maklum
Semarang, ………………….

MUGINAH
NIM : 1442020074


Mengetahui,
Pembimbing I,

(

Pembimbing II,

)

(

)

PENGARUH EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN QUALITY OF WORKLIFE
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI MEDIASI
(Studi pada Perawat RSUD Ambarawa)
Muginah
Fakultas Ekonomi, Universitas Stikubank Semarang
e-mail :

Dr. Endang Tjahjaningsih, M.Kom
Fakultas Ekonomi, Universitas Stikubank Semarang
e-mail :
Abstract
This research determined to prove the effect of Employee Engagement and Quality Of
Worklife, to the employee performance with the mediation effect of work satisfaction.
The result proved that simultaneously Employee Engagement, Quality Of Worklife and
Work Satisfaction affecting the employee performance. It’s also proved that the work satisfaction
affected by the Employee Engagement and Quality Of Worklife. The partial hypothesis test also
proved that partially the employee performance affected by Employee Engagement, Quality Of
Worklife and work satisfaction. Meanwhile the work satisfaction partially affected by Employee
Engagement and Quality Of Worklife. The mediating test proved that work satisfaction only
mediated the effect of Employee Engagement to the employee performance.
Keywords
:
employee engagement, Quality of Worklife, work satisfaction,
performance
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk dapat mengetahui Employee Engagement dan Quality Of Worklife
Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Mediasi dari para pegawai tersebut.

Hasil analisis membuktikan bahwa secara simultan Employee engagement, dan Quality of
Worklife berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja para pegawai. Demikian
juga telah terbukti bahwa secara simultan Employee engagement, Quality of Worklife dan
kepuasan kerja mempengaruhi kinerja. Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa kepuasan kerja
pegawai dipengaruhi oleh employee engagement dan QWL. Sementara kinerja pegawai terbukti
dipengaruhi secara parsial oleh employee engagement, QWL dan kepuasan kerja. Uji mediasi
membuktikan bahwa kepuasan kerja hanya dapat memediasi pengaruh dari employee
engagement terhadap kinerja pegawai.
Kata kunci : employee engagement, Quality of Worklife, Kepuasan Kerja, Kinerja

memberikan kontribusi terhadap kinerja

PENDAHULUAN
untuk

perusahaan atau dapat diartikan kinerja

memberdayakan potensi karyawan guna

perusahaan berbanding lurus dengan kinerja


mencapai kinerja yang tinggi, karena kinerja

karyawan

yang

Pengembangan SDM merupakan upaya

Setiap

perusahaan

dicapai

pada

berusaha

akhirnya


akan

(Rivai

&

Mohd,

2005).

organisasi

dalam

memperbaiki

kinerja

Ketidak hadiran di tempat kerja menurut


perusahaan. Tuntutan akan kinerja karyawan

Robbins dan Judge (2012) adalah indikasi

yang tinggi memang sudah menjadi bagian

dari motivasi kerja serta pencapaian kerja

dari semua perusahaan, namun fakta yang

yang rendah pada diri seorang pegawai.

ada sekarang memperlihatkan bahwa belum

Mengacu pada tabel 1.1 diatas, terlihat

semua karyawan memiliki kinerja yang

bahwa


tinggi sesuai dengan harapan perusahaan.

Desember 2015 terjadi peningkatan yang

Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan

terus

baik dan profesional, perlu ditumbuhkan

penurunan jumlah absensi pegawai. Hal ini

budaya kerja yang baik. Budaya kerja akan

menunjukkan bahwa kinerja pegawai selama

mampu muncul dalam kinerja seseorang

Tahun 2015 mengalami penurunan yang


karyawan jika mereka mempunyai dasar

mana

nilai-nilai yang baik dan luhur. Kemunculan

kinerja rumah sakit secara keseluruhan.

tersebut didorong oleh suatu lingkungan

Berdasarkan uraian latar belakang serta

kerja yang kondusif.

kondisi permasalahan yang ada di RSUD

Kualitas

kehidupan


masalah

utama

kerja

yang

patut

semenjak

Bulan

terjadi dengan

akan

April

sesekali

mengakibatkan

hingga

diselingi

penurunan

merupakan

Ambarawa tersebut, maka peneliti merasa

mendapat

tertarik untuk melakukan penelitian dengan

perhatian organisasi (Lewis dkk, 2001) Hal

judul

ini merujuk pada pemikiran bahwa kualitas

ENGAGEMENT

kehidupan kerja dipandang mampu untuk

WORKLIFE

TERHADAP

KINERJA

meningkatkan peran serta dan sumbangan

DENGAN

KEPUASAN

KERJA

para

SEBAGAI MEDIASI”.

anggota

atau

karyawan

terhadap

“PENGARUH
DAN

EMPLOYEE
QUALITY

OF

organisasi. Selain kualitas lingkungan kerja,
faktor yang dianggap mempengaruhi kinerja

TELAAH PUSTAKA

dan kepuasan kerja karyawan adalah faktor

Employee Engagement

employee engagement, yaitu sebuah konsep

Schaufeli (2002) mendefinisikan employee

dimana seorang pegawai merasa terikat dan

engagement sebagai keadaan motivasional

terkait dengan lingkungan pekerjaannya.

yang positif yang mengandung karakteristik

Selama

terjadi

vigor, dedication dan absorbtion. Vigor

jumlah

diartikan sebagai level energi dan resiliensi

periode

kecenderungan

Tahun

2015

peningkatan

ketidakhadiran pegawai di tempat kerja.

yang

tinggi,

terdapat

kemauan

untuk

menginvestasikan tenaga, presistensi dan

umum yang merupakan hasil dari beberapa

tidak mudah lelah. Dedication diartikan

sikap

sebagai keterlibatan yang kuat ditandai oleh

pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan

antusiasme dan rasa bangga dan inspirasi.

sosial individu diluar kerja.

Absorption diartikan sebagai keadaan terjun

Kinerja

total pada karyawan.

Kinerja

atau

kualitas



faktor

berasal

dari

faktor

kata job

performance atau actual performance yang

Quality Of Work Life (QWL)
QWL

khususterhadap

kehidupan

kerja

berarti

prestasi

kerja

atau

prestasi

merupakan pendekatan manajemen yang

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.

terus menerus diarahkan pada peningkatan

Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah

kualitas kerja. Kualitas yang dimaksud

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

adalah kemampuan menghasilkan barang

dicapai

atau

melaksanakan

jasa

yang

caramemberikan

dipasarkan

pelayanan

yang

dan
terus

menerus disesuaikan dengan kebutuhan

oleh

seorang

pegawai

dalam

fungsinya

sesuai

dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Indikator untuk mengukur kinerja

konsumen, sehingga barang atau jasa yang

karyawan

dihasilkan mampu bersaing dan berhasil

indikator, yaitu (Robbins, 2006:260):

secara

merebut pasar (Usman, 2009).

1. Kualitas.

Kepuasan Kerja

2. Kuantitas.

Menurut Blum (1956) dalam Moch.

3. Ketepatan waktu.

As’ad ( 1995 : 104 ) mengemukakan

4. Efektivitas..

bahwa kepuasan

5. Kemandirian.

kerja merupakan

sikap

Model Penelitian
Gambar 2.1
Model Grafis Keterkaitan Antar Variabel
Employee Engagement
(X1)
Kepuasan Kerja
(Y1)
Quality of Worklife
(X2)

individu

Kinerja
(Y2)

ada

enam

METODE PENELITIAN

pegawai

Populasi dan Sampel

menggunakan teknik analisis distribusi

Populasi

dalam

karyawan

penelitan

RSUD

ini

Ambarawa.

adalah
Sampel

penelitian adalah sekelompok individu yang
mewakili

populasi

yang

akan

dilakukan

dengan

frekuensi.
3.

Uji Instrumen Penelitian
a.

Uji Validitas Data

diteliti.

Dalam penelitian ini, uji validitas

Sampel penelitian harus memiliki kriteria

menggunaan teknik analisis faktor.

yang sama dengan populasi yang akan

b.

Uji Reliabilitas Data

diteliti sehingga hasilnya dapat mewakili

Dalam pengujian ini, uji reliabilitas

populasi

dilakukan

sebenarnya

(Gravetter

and

Forzano,2006).

dengan

menggunakan

koefisien cronbach alpha.
c.

Teknik Analisis Data

Uji Kelayakan Model (Uji F)

Teknik analisis yang digunakan didalam

Kelayakan setiap model ditentukan

penelitian

ini

atas signifikansi dari pengaruh

kuantitatif,

yaitu

adalah

teknik

teknik

analisis

analisis

yang

simultan semua variabel bebas

dilakukan dengan perhitungan angka-angka

terhadap variabel terikat pada setiap

berdasarkan rumus-rumus tertentu untuk

model

mengevaluasi suatu keadaan.

(Ghozali, 2011).

Beberapa analisis yang dilakukan dalam

d.

yang

dikembangkan

Uji Koefisien Determinasi

penelitian ini antara lain sebagai berikut :

Uji

1.

Analisis Deskripsi Responden

digunakan

Teknik analisis yang digunakan dalam

kontribusi

melakukan kajian deskripsi responden

bebas terhadap variabel terikat pada

penelitian adalah dengan menggunakan

model

analisis distribusi frekuensi

dikembangkan. Besaran kontribusi

Analisis Deskripsi Variabel

tersebut disebut sebagai koefisien

Teknik

analisis

determinasi (KD) yang dihitung

untuk

mendeskripsikan

2.

kondisi
employee

variabel

yang dipergunakan
gambaran

penelitian

engagement,

yaitu

wuality

of

worklife, kepuasan kerja, dan kinerja

koefisien

determinasi

untuk
dari

mengetahui

semua

penelitian

variabel

yang

berdasarkan rumus (Ghozali, 2011):
KD = Adjusted R Square x 100%

4.

Pengujian Model

yang

Uji model penelitian dilakukan dengan

koefisien beta di tabel koefisien regresi.

mengamati nilai determinan dari setiap

Hipotesis

variabel bebas terhadap variabel terikat

kesimpulannya antara lain :

penelitian.

a.

dilihat

yang

Pengaruh

Model penelitian yang dikembangkan

engagement

dalam penelitian ini antara lain :

kerja

Y1 = a + b1X1 + b2X2 + e

b.

Y2 = a + b3X1 + b4X2 + b5Y1 + e

Pengaruh

pada

besaran

dapat

variabel

employee

terhadap

variabel

ditarik

kepuasan

quality

of

worklife terhadap kepuasan kerja

Dimana :

c.

Y2

=

Kinerja

Y3

=

Kepuasan Kerja

X1

=

Employee

Pengaruh

variabel

employee

engagement terhadap kinerja
d.

Pengaruh

variabel

quality

of

worklife terhadap kinerja
e.

Engagement
X2

=

Quality of Worklife

a

=

konstanta regresi

e

=

error

yang

muncul

Pengaruh variabel kepuasan kerja
terhadap kinerja

6.

dalam model penelitian
5.

dapat

Uji Mediasi
Mediasi atau intervening merupakan
variabel

Uji Hipotesis

antara

yang

berfungsi

Analisis ini menggunakan hasil

memediasi hubungan antara variabel

analisis regresi linier, dimana besaran

independen dengan variabel dependen.

pengaruh serta signifikansi pengaruh

Untuk

yang

mediasi digunakan metode analisis jalur

terjadi

dilihat

dari

besaran

koefisien regresi dan nilai signifikannya

menguji

pengaruh

(Path Analysis).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN
HASIL UJI VALIDITAS
Variabel dan KMO

Butir pertanyaan

loading factor

Employee
Engagement
KMO = 0,604> 0,5

X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6

0,672
0,777
0,704
0,737
0,648
0,717

Syarat
loading factor

Keterangan

0,4

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

variabel

Variabel dan KMO

Quality of Worklife
KMO = 0,765> 0,5

Kepuasan Kerja
KMO = 0,684> 0,5

Kinerja
KMO = 0,559> 0,5

Butir pertanyaan

loading factor

X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X2.7
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
Y2.1
Y2.2
Y2.3
Y2.4
Y2.5

0,832
0,825
0,724
0,684
0,661
0,766
0,893
0,604
0,692
0,733
0,709
0,530
0,729
0,707
0,825
0,770

Setelah

Syarat
loading factor

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

dilakukan

analisi

s faktor, hasil perhitungan analisis
faktor ialah seperti yang tampak pada
tabel diatas. memperlihatkan bahwa
variabel employee engagement memiliki
besaran KMO 0,604; variabel quality of
worklife mendapat besaran KMO 0,765;

Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Employee engagement
Quality of worklife
Kepuasan kerja
Kinerja

Hasil uji
Nilai CA
Keterangan
0,801> 0,6
Reliabel
0,877> 0,6
Reliabel
0,609> 0,6
Reliabel
0,765> 0,6
Reliabel

variabel kepuasan kerja mendapatkan
nilai KMO sebesar 0,684 sedangkan

Hasil

variabel

nilai

memperlihatkan besaran nilai CA setiap

KMO sebesar 0,559. Setiap variabel

variabel penelitian yaitu variabel Employee

telah memperoleh nilai KMO yang

engagement (0,801); quality of worklife

memenuhi syarat. Sedangkan seluruh

(0,877); kepuasan kerja (0,609) dan kinerja

butir data yang tersisa setelah proses

(0,765) sudah memenuhi syarat reliabilitas

eliminasi terbukti memiliki besaran

lebih besar dari 0,6. Dengan hasil tersebut,

loading factor yang memenuhi syarat

maka dapat disimpulkan bahwa seluruh

minimal 0,4.

variabel sudah andal (reliabel) sehingga

kinerja

mendapatkan

uji

dinyatakan

CA

bahwa

pada

tabel

seluruh

diatas

variabel

penelitian memiliki tingkat keandalan yang

memenuhi syarat sebagai input data analisis

penelitian.

Hasil Uji Regresi Linier
Equation Model

Adj. R
Square

Employee
engagementkepuasan
kerja
Quality of
worklifekepuasan
kerja
Employee
engagement kinerja
Quality of worklife
kinerja
kepuasan kerja
kinerja

F Test
Sig

0,419

t test
β

sig

0,611

0,000

Hipotesis 1
diterima

0,081

0,376

Hipotesis 2
ditolak

0,199

0,029

0,393

0,000

0,377

0,000

keterangan

0,000

0,619

0,000

Hipotesis 3
diterima
Hipotesis 4
diterima
Hipotesis 5
diterima

Hasil seperti pada tabel diatas dapat

akan semakin tinggi tingkat kepuasan

diinterpretasikan kedalam model persamaan

kerja dari para pegawai tersebut.

struktural regersi linier sebagai berikut :
1.

=

0,611

kerja pegawai. Pengaruh quality of

Employee

engagement – 0,081 Quality of worklife

worklife terhadap kepuasan kerja adalah

Model persamaan 2 :

sebesar 0,081 yang berarti peningkatan

Kinerja

=

0,199

employee

quality of worklife akan meningkatkan

engagement + 0,393 quality of worklife

tingkat kepuasan kerja pegawai dari

– 0,377 kepuasan kerja

kondisi semula kepuasan kerja yang

Persamaan struktural tersebut diatas dapat
diartikan sebagai berikut :
1.

Quality of worklife tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kepuasan

Model persamaan 1 :
Kepuasan kerja

2.

2.

dirasakan pegawai.
3.

Employee

engagement

berpengaruh

berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja,

positif dan signifikan terhadap kepuasan

dengan besaran koefisien pengaruh

kerja,

sebesar 0,199. Hal ini berarti semakin

Employee

engagement

dengan

besaran

koefisien

pengaruh sebesar 0,611. Hal ini berarti

tinggi

semakin tinggi employee engagement

dialami oleh para pegawai maka akan

yang dialami oleh para pegawai maka

employee

engagement

yang

semakin

tinggi

kinerja

dari

para

masing-masing model adalah sebagai

pegawai tersebut.
4.

berikut:

Quality of worklife berpengaruh positif

1) Kotribusi dari seluruh variabel bebas

dan signifikan terhadap kinerja pegawai,

terhadap setiap perubahan yang dialami

dengan besaran koefisien pengaruh

oleh variabel kepuasan kerjaadalah

sebesar 0,393. Hal ini berarti semakin

sebesar 41,9 %

baik quality of worklife yang diberikan
kepada
semakin

para

pegawai

tinggi

2) Kotribusi dari seluruh variabel bebas

maka

akan

terhadap setiap perubahan yang dialami

dari

para

oleh variabel kinerja adalah sebesar

kinerja

61,9 %;

pegawai tersebut.
5.

Kepuasan kerja berpengaruh positif dan

Uji Hipotesis

signifikan terhadap kinerja, dengan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai t hitung

besaran koefisien pengaruh sebesar

untuk setiap model penelitian seperti pada

0,377. Hal ini berarti semakin tinggi

tabel 4.12, dapat disimpulkan :

kepuasan kerja yang dialami oleh para

1.

Hipotesis 1 diterima, terbukti dengan

pegawai maka akan semakin rendah

nilai signifikansi 0,000 yang telah

kinerja dari para pegawai tersebut.

memenuhi syarat sig < 0,05 sehingga

Uji Kelayakan Model

disimpulkan

1.

Uji F

engagement

Syarat dari uji F adalah besaran nilai

signifikan terhadap kepuasan kerja;

signifikansi F harus lebih kecil dari

berpengaruh

Employee
secara

Hipotesis 2 ditolak, terbukti dengan

batas signifikansi penelitian 0,05. Hasil

nilai signifikansi 0,376 yang tidak

uji F untuk kedua model berdasarkan

memenuhi syarat sig < 0,05 sehingga

hasil pada Tabel 4.10 disimpulkan

disimpulkan bahwa quality of worklife

bahwa kedua model telah memenuhi

tidak berpengaruh secara signifikan

syarat sign. F < 0,05 sehingga kedua

terhadap kepuasan kerja.
3.

model dinyatakan layak.
2.

2.

bahwa

Hipotesis 3 diterima, terbukti dengan

Uji Koefisien Determinasi

nilai signifikansi 0,029 yang telah

Hasil seperti pada tabel analisis regresi

memenuhi syarat sig < 0,05 sehingga

memperlihatkan

disimpulkan

bahwa

besaran

kontribusi seluruh variabel bebas untuk

bahwa

Employee

engagement

4.

berpengaruh

secara

Mediasi

parsial

ini

berarti

dapat

Employee

mempengaruhi

signifikan terhadap kinerja;

engagement

Hipotesis 4 diterima, terbukti dengan

kinerjabaik secara langsung maupun melalui

besaran signifikansi 0,000 yang telah

mediasi dari kepuasan kerja.

memenuhi syarat sig < 0,05 sehingga

Mediasi Kepuasan kerja pada Pengaruh

disimpulkan bahwa quality of worklife

Quality of Worklife terhadap Keinginan

berpengaruh secara signifikan terhadap

Berpindah Bagian

kinerja;
5.

Hipotesis 5 diterima, terbukti dengan
nilaisignifikansi 0,000 yang memenuhi
syarat sig < 0,05 sehingga disimpulkan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh

Berdasarkan diagram diatas kita ketahui

secara signifikan terhadap kinerja;

bahwa quality of worklife tidak memiliki

Hasil Uji Mediasi

pengaruh terhadapkepuasan kerja. Tidak

Mediasi Kepuasan kerja pada Pengaruh

berpengaruhnya quality of worklife terhadap

Employee

kepuasan kerja membuat tidak ada mediasi

engagement

terhadap

yang dapat dilakukan oleh kepuasan kerja

Keinginan Berpindah Bagian

pada pengaruh quality of worklife terhadap
kinerja. Hal ini berarti kepuasan kerja tidak
dapat

memediasi

pengaruh

quality

of

worklife terhadap kinerja.
Berdasarkan diagram diatas kita ketahui
bahwa Employee engagement berpengaruh

PENUTUP

terhadap

Kesimpulan

kinerja.

Sementara

Employee

engagement terbukti berpengaruh terhadap

1.

Employee

engagement

terbukti

kepuasan kerja, dan kepuasan kerja sendiri

berpengaruh positif terhadap kepuasan

terbukti

kerja

berpengaruh

terhadap

kinerja.

yang berarti

semakin

tinggi

Berdasarkan pembuktian tersebut, maka

Employee engagement yang dialami

dapat dikatakan bahwa kepuasan kerjadapat

seorang pegawai, maka akan semakin

memediasi

tinggi tingkat kepuasan kerja pegawai

pengaruh

dari

Employee

engagement terhadap kinerja secara parsial.

tersebut;

2.

Quality

of

worklife

terbukti

tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja

kepuasan kerja dimana hal ini berarti

kepuasan kerja;

perubahan apapun yang terjadi pada

3.

diberikan baik secara langsung terhadap

7.

maupun

melalui

mediasi

Kepuasan kerja tidak dapat memediasi

tingkat quality of worklife pegawai tidak

pengaruh

dari

akan merubah kondisi kepuasan kerja

terhadap

kinerja

yang dirasakan oleh para pegawai;

disebabkan quality of worklife tidak

Employee

engagement

berpengaruh

positif

dan

terbukti

quality

worklife

pegawai,

memiliki pengaruh

signifikan

of

hal

ini

yang signifikan

terhadap kepuasan kerja.

terhadap kinerja yang berarti Employee
engagement yang dirasakan oleh para

Saran

pegawai pada kenyataannya membuat

1.

Implikasi Teoritis

kinerja dari para pegawai tersebut

4.

5.

dari

penelitian

ini

menjadi semakin baik;

memperlihatkan bahwa seluruh variabel

Quality of worklife terbukti berpengaruh

bebas

secara positif dan signifikan terhadap

signifikan

kinerja dimana semakin baik quality of

pegawai. Mengacu pada hasil ini, maka

worklife yang diberikan kepada pegawai

ketiga variabel layak untuk dijadikan

akan menyebabkan semakin baiknya

sebagai referensi variabel bebas yang

kinerja dari para pegawai tersebut;

dapat mempengaruhi kinerja pegawai.

Kepuasan kerja terbukti berpengaruh

terbukti

berpengaruh

terhadap

Sementara

kinerja

variabel

secara
para

kepuasan

secara positif dan signifikan terhadap

kerjasendiri terbukti hanya dipengaruhi

kinerja pegawai, dimana semakin tinggi

secara

kepuasan kerja para pegawai maka akan

employee

semakin

quality of worklife tidak memiliki

tinggi

kinerja

dari

para

pegawai tersebut;
6.

Hasil

Kepuasan

positif

pengaruh

kerjaterbukti

dapat

Mengacu

dan

signifikan

engagement,

terhadap
pada

sedangkan

kepuasan
hasil

oleh

ini

kerja.
maka

memediasi pengaruh dari Employee

disarankan untuk menjadikan employee

engagement terhadap kinerja dengan

engagement sebagai variabel bebas

jenis mediasi penuh, dimana pengaruh

yang mempengaruhi kepuasan kerja

dari

sementara quality of worklife dapat

Employee

engagement

dapat

dikesampingkan

untuk

dijadikan

hasil kerjanya menjadi semakin baik.

sebagai referensi variabel bebas dari

Sementara

kepuasan kerja.

worklife

Hasil

uji

akan

quality

membuat

of

pegawai

mediasi

memiliki kemampuan dan kapasitas

kepuasan

yang lebih baik dalam bekerja dan

kerjaterbukti dapat memediasi pengaruh

karenanya akan meningkatkan kinerja

dari employee engagement terhadap

dari para pegawai. Mengacu pada

kinerja, namun tidak dapat memediasi

kondisi tersebut maka sangat disarankan

pengaruh

kepada instansi untuk dapat melakukan

memperlihatkan

dari

bahwa

quality

of

worklife

terhadap kinerja. Hasil perbandingan

langkah

koefisien pengaruh juga menyatakan

employee engagement, kepuasan kerja

bahwa pengaruh employee engagement

pegawai dan meningkatkan quality of

terhadap kinerja lebih baik dilakukan

worklife.

dengan mediasi dari kepuasan kerja.
Untuk

itu,

terkait

dapat

Sementara

meningkatkan

itu,

untuk

meningkatkan kepuasan kerjapegawai

mediasi jalur pengaruh variabel bebas

dapat dilakukan dengan meningkatkan

terhadap

maka

Employee engagement para pegawai.

mediasi

melalui

Apabila tingkat employee engagement

dijadikan

referensi

semakin tinggi, maka para pegawai

variabel

kepuasan
dalam

agar
kerja

membahas

dengan

yang

konsep

disarankan

2.

peningkatan

terikat,

pengaruh

dari

akan bekerja secara lebih nyaman dan

employee engagement terhadap kinerja.

lebih baik serta memiliki keyakinan atas

Implikasi Praktis dan Kebijakan

kemampuannya dalam bekerja, kondisi

Hasil penelitian memperlihatkan

ini akan meningkatkan kepuasan kerja

bahwa untuk meningkatkan kinerja,

dari para pegawai karena akan merasa

maka sebaiknya dilakukan peningkatan

bekerja dengan suasana dan kondisi

terhadap employee engagement dan

yang mendukungnya dalam bekerja.

kepuasan

kerja

quality

of

serta
worklife

peningkatan
pegawai.

3.

Implikasi Manajerial
a.

Sebaiknya dilakukan berbagai hal

Peningkatan employee engagement dan

yang dapat membuat para pegawai

kepuasan kerja akan membuat pegawai

merasa

merasa nyaman dalam bekerja sehingga

sementara

puas
itu

dalam

bekerja,

ada

baiknya

menerapkan

kebijakan

yang

dan quality of worklife padahal masih

bahwa

para

banyak

memperlihatkan

pegawai memperoleh quality of
worklife yang bagus. Demikian juga

yang

dapat

mempengaruhi motivasi
2.

Hasil uji koefisien determinasi (KD)
memperlihatkan bahwa besaran KD

dapat

untuk

menjadikan
dengan

keterkaitan
pekerjaannya

menjadi semakin baik;

kontribusi

variabel

bebas

terhadap kepuasan kerja hanya sebesar
0,419 (41,9 %) sehingga masih ada 58,1

Untuk

dapat

% kontribusi dari variabel bebas lain.

meningkatkankepuasan kerja, maka

Hal ini dipengaruhi oleh hanya satu dari

ada

dua

baiknya

dilakukan

strategi

variabel

peningkatan Employee engagement.

berpengaruh

Ada baiknya diupayakan berbagai

kepuasan kerja.

strategi

yang

membuat

yang harus dilakukannya dalam
bekerja, membuat mereka memiliki
fasilitas

yang

memadai

dalam

membantu mereka menyelesaikan
pekerjaan,

serta

memberikan

penghargaan atas prestasi mereka.

Keterbatasan Penelitian
Variabel bebas bagi kinerja pegawai
hanya

ditentukan

atas

employee

engagement, quality of worklife dan
kepuasan kerja sementara masih banyak
variabel lain yang dapat mempengaruhi
kinerja.

Sementara

mempengaruhi

variabel

kepuasan

bebas

yang

signifikan

terbukti
terhadap

para

pegawai dapat mengetahui apa

1.

lain

perlu dilakukan upaya-upaya untuk

pegawai

b.

variabel

yang
kerja

ditentukan atas employee engagement

DAFTAR PUSTAKA
Abraham dan Shanley. (1997). Psikologi
Sosial untuk Perawat. Jakarta : EGC
Asi, Sri.P., (2011). Pengaruh Iklim
Organisasi dan Kepuasan kerja
terhadap Kinerja Perawat RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya. Jurnal
Aplikasi Manajemen. 11 (3). 515-523.
Arifin, A. Hamid. D, Hakam. (2014).
Pengaruh Quality of worklife dan
Motivasi terhadap Kinerja Karyawan
(Studi pada Karyawan CV. Catur
Perkasa
Manunggal).
Jurnal
Administrasi Bisnis. 8 (2). 1-8.
Batraman, T. dan G. Casimir. (2007). The
Relationship between Leadership and
Follower in-role Performance and
Satisfaction with the Leader: The
Mediating Effects of Empowerment
and Trust in the Leader. Leadership
and
Organization
Development
Journal.28 (1).4-19.
Duvall, C. K. (1999). Developing Individual
Freedom to Act Empowerment in the
Knowledge

Organization.Participation
and
Empowerment
(An
International
Journal).7 (8).204-212.
Fadzillah, Ari. (2006). Analisis Pengaruh
Quality of worklife Karyawan dan Self
of Efficacy terhadap Kinerja Karyawan
Bagian Penjualan (Studi Kasus pada
PT. Sinar Sosro Wilayah Pemasaran
Semarang). Jurnal Studi Manajemen
& Organisasi. 3 (1). 12-27.
Febrina, S. (2013). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Sres Kerja. Jurnal
Ecopsy. 1 (1). 24-28.
Goodhue, D.L, dan Thompson, R.L. (1995).
Task Technology Fit and Individual
Performance. MIS Quarterly. 18271844.
Haryanti, Farida, A., Puji, P., (2013).
Hubungan Antara Beban Kerja dengan
Employee engagement Perawat di
Instalasi Gawat Darurat RSUD
Kabupaten
Semarang.
Jurnal
Manajemen Keperawatan. 1 (1). 4856.
Hidayati, R. Yadi P, Susatyo, Y. (2008).
Kecerdasan
Emosi,
Employee
engagement dan Kinerja Karyawan.
Jurnal Psikologi. 2 (1). 91-96.
Isrorina dan Setyowati, W. (2009). Pengaruh
Quality of worklife Pegawai dan
Karakteristik
Pekerjaan
terhadap
Kinerja Pegawai dengan Mediasi
Iklim Organisasi pada Sekretariat
Daerah
Kabupaten
Pekalongan.
TEMA. 6 (1). 19-31.
Kreitner, R dan Angelo Kinichi. (2004).
Organization Behavior. Sixth Edition.
The McGraw-Hill Companies Inc.
New York.
Kristanto, A.A., Kartika, S.D., Endah, K.D.
(2009). Faktor-faktor penyebab stress
kerja pada perawat ICU Rumah sakit
tipe C di kota Semarang. Jurnal
Psikologi Universitas Diponegoro.

Laloma, A. (2013). Analisis Faktor-Faktor
Penunjang dan Penghambat Kinerja
Birokrasi
Sekretariat
daerah
Kabupaten
Kepulauan
Talaud.
Diunduh
dari
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/j
ia/article/download/6244/5767 pada
tanggal 18 Februari 2015.
Maharani, P.A., dan Triyoga, A. (2012).
Kejenuhan Kerja (Kepuasan kerja)
dengan Kinerja Perawat dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan.
Jurnal STIKES. vol.5. 167–178.
Mangkunegara, Anwar. (2006). Evaluasi
Kinerja Sumber Daya Manusia.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Maslach, C. (2003). Current Directions in
Psychological Science.Sage Journals.
12 (5). 189-192.
Moeheriono. (2010). Pengukuran Kinerja
Berbasis Kompetensi. Cetakan kedua.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Munandar, A. (2001). Psikologi Industri
Dan Organisasi. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Pariaribo, N. (2014). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan
Motivasi
Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Serta
Dampaknya
Terhadap
Kinerja
Pegawai Pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah di Kabupaten
Supiori. Diunduh dari http://ejournal.uajy.ac.id/4769/1/Jurnal.pdf
pada tanggal 12 Februari 2015.
Prestiana dan Purbandini. (2012). Hubungan
Antara Efikasi Diri (Self Efficacy) dan
Employee
engagement
Dengan
Kejenuhan Kerja (Kepuasan kerja)
Pada Perawat IGD dan ICU RSUD
Kota Bekasi. Jurnal Soul. 5(2).1-14.
Robbins, Stephen.P dan Judge, Timothy. A,
2008,
Perilaku
Organisasi.
Jakarta:Salemba Empat

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH STRES DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DENGAN BURNOUT SEBAGAI MEDIASI
(Studi pada Perawat RSUD Ambarawa)

SRI HERI AMBARWATI
NIM: 1442020092

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG
2016

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH STRES DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DENGAN BURNOUT SEBAGAI MEDIASI
(Studi pada Perawat RSUD Ambarawa)

Diajukan oleh:

SRI HERI AMBARWATI
NIM: 1442020092

Untuk Berkala Penelitian Tesis
Telah disetujui oleh Pembimbing

Pembimbing I

______________________

Pada Tanggal …………………….

Pembimbing II

______________________

Pada Tanggal …………………….

PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku Mahasiswa Program Pascasarjana Univeristas Stikubank :
Nama

: Sri Heri Ambarwati

NIM

: 1442020092

Jenjang Program Studi : S2 Manajemen
(Setuju / tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian (calon naskah berkala penelitian
Pascasarjana) yang disusun oleh yang bersangkutan setelah mendapat arahan dari
Pembimbing, dipublikasikan (dengan / tanpa*) mencantumkan nama tim pembimbing
sebagai co-auditor.

Kemudian harap maklum
Semarang, ………………….

SRI HERI AMBARWATI
NIM : 1442020092

Mengetahui,
Pembimbing I,

(

Pembimbing II,

)

(

)

PENGARUH STRES DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DENGAN BURNOUT SEBAGAI MEDIASI
(Studi pada Perawat RSUD Ambarawa)
Sri Heri Ambarwati
Fakultas Ekonomi, Universitas Stikubank Semarang
e-mail :

Dr. Endang Tjahjaningsih, M.Kom
Fakultas Ekonomi, Universitas Stikubank Semarang
e-mail :
Abstract
This research determined to prove the effect of work stres and empowerment to the
employee performance with the mediation effect of burnout.
The result proved that simultaneously work stres, empowerment and burnout affecting
the employee performance. It’s also proved that the burnout affected by the work stres and
empowerment. The partial hypothesis test also proved that partially the employee
performance affected by work stress, empowerment and burnout. Meanwhile the burnout
partially affected only by work stress. The mediating test proved that burnout only mediated
the effect of work stress to the employee performance.
Keywords
:
work stress, empowerment, burnout, performance
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh dari Stres kerja dan
Pemberdayaan terhadap Kinerja Pegawai dengan burnout sebagai mediasi dari para pegawai
tersebut.
Hasil analisis membuktikan bahwa secara simultan stres kerja dan pemberdayaan
berpengaruh secara bersama-sama terhadap burnout para pegawai. Demikian juga telah
terbukti bahwa secara simultan stres kerja, pemberdayaan dan burnout mempengaruhi
kinerja. Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa burnout pegawai dipengaruhi oleh stres kerja
sementara pemberdayaan tidak berpengaruh. Sementara kinerja pegawai terbukti dipengaruhi
secara parsial oleh stres kerja, pemberdayaan dan burnout. Uji mediasi membuktikan bahwa
burnout hanya dapat memediasi pengaruh dari stres kerja terhadap kinerja pegawai.
Kata kunci : stres kerja, pemberdayaan, burnout, kinerja
PENDAHULUAN

adalah kemampuan dari organisasi tersebut

Pembahasan terkait dengan keberadaan

dalam memberdayakan seluruh sumber

sebuah organisasi selalu dikaitkan dengan

daya modal yang dimilikinya,

kinerja dari organisasi tersebut dalam

Meningkatkan kinerja sebuah perusahaan

usahanya untuk mencapai tujuan yang

dapat dilakukan secara optimal dengan

dicita-citakan dan selalu diupayakan untuk

meningkatkan kinerja pegawai perusahaan

dapat diraih oleh organisasi tersebut. Faktor

tersebut, dan oleh karenanya meningkatkan

utama yang mempengaruhi kemampuan

semua faktor yang mempengaruhi kinerja

organisasi

dari para pegawai itu sendiri. Selain itu,

dalam

mencapai

tujuannya

untuk memperoleh kinerja yang tinggi

terhadap pasien. Selain itu, perawat yang

dibutuhkan sikap mental yang memiliki

mengalami stres kerja yang berat dapat

pandangan jauh ke depan.

menurunkan burnout kerja sehingga akan

Sejak tahun 2010, Indonesia meluncurkan

menimbulkan kejenuhan dalam bekerja

visi Indonesia Sehat yang mana pemerintah

yang pada akhirnya mengakibatkan sering

ingin

tidak masuk kerja (Abraham & Steanly,

melakukan

pelayanan

dan

perombakan
pemberian

dalam
fasilitas

1997).

kesehatan yang lebih baik dan lebih

Salah

bermutu. Hal tersebut menjadikan rumah

manajemen

sakit sebagai salah satu tempat untuk

meningkatkan kompetensi perawat salah

menciptakan masyarakat sehat dituntut

satunya dengan melaksanakan pelatihan

memiliki

memadai.

keperawatan diantaranya pelatihan BCTLS,

Keberhasilan suatu rumah sakit dalam

TNT, IPCN, CSSD, keselamatan pasien,

menjalankan fungsinya ditandai dengan

komunikasi efektif, TOT K3, Kongres

adanya peningkatan mutu pelayanan rumah

hukum kesehatan, workshop keperawatan,

sakit.

dll. Pelatihan yang menjadi bagian dari

Sebagai tenaga medis, perawat memiliki

pemberdayaan tersebut diharapkan dapat

peran yang tidak kalah penting dari dokter.

meningkatkan tanggung jawab dan inisiasi

Perawat memegang peranan penting dalam

kerja agar dapat mencapai kinerja yang

hal melayani dan merawat orang yang sakit

maksimal.

secara

standar

langsung.

yang

Faktor

satu

upaya

yang

RSUD

dilakukan

Ambarawa

untuk

yang

mempengaruhi beban kerja perawat adalah

TELAAH PUSTAKA

kondisi pasien yang selalu berubah, jumlah

Stres Kerja

rata-rata jam perawatan yang di butuhkan

Stres merupakan ketegangan atau tekanan

untuk memberikan pelayanan langsung

emosional yang dialami seseorang yang

pada pasien melebihi dari kemampuan

sedang menghadapi tuntutan yang sangat

seseorang, keinginan untuk berprestasi

besar, hambatan-hambatan, dan adanya

kerja, tuntutan pekerjaan tinggi

serta

kesempatan yang sangat penting yang dapat

dokumentasi asuhan keperawatan sering

mempengaruhi emosi, pikiran dan kondisi

menimbulkan tekanan yang mengakibatkan

fisik

mudahnya timbul stres dan mengalami

Tunjungsari, 2011).

kecenderungan burnout.

Handoko (2001) mengemukakan faktor-

Stres

kerja

dapat

mengakibatkan

menurunnya kualitas kerja dan pelayanan

seseorang

(Hariandja,

dalam

faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
stres kerja pada para pegawai, antara lain :

1. Faktor lingkungan

Sementara itu Moore (2000), menyatakan

2. Faktor organisasi

beberapa penyebab yang mempengaruhi

3. Faktor induvidu

kelelahan kerja (burnout) antara lain:
1.

Pekerjaan yang berlebihan.

Pemberdayaan Pegawai

2.

Kekurangan waktu.

Pemberdayaan pegawai merupakan suatu

3.

Konflik peran.

upaya yang dapat dilakukan manajemen

4.

Ambiguitas peran.

dalam

memberikan

wewenang

dan

kepercayaan pada pegawai agar pegawai

Kinerja

lebih leluasa dalam mengeluarkan dan

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata

menggunakan segala kemampuan yang

job performance atau actual performance

dimiliki.

yang berarti prestasi kerja atau prestasi

Agar dapat melaksanakan pemberdayaan

sesungguhnya

dengan baik, ada beberapa kondisi dasar

(Mangkunegara, 2006). Menurut Goodhue

yang harus diciptakan untuk mendukung

dan

terlaksananya

semakin tinggi melibatkan kombinasi dari

pemberdayaan

pegawai,

yang

Thompson

dicapai

(1995)

seseorang

kinerja

yang

yaitu (Luthan, dalam Isrorina & Setyowati,

peningkatan

2009):

efektivitas, peningkatan produktivitas dan

a. Partisipasi

peningkatan kualitas yang mana kinerja

b. Inovasi

yang lebih baik akan tercapai jika individu

c. Perhatian terhadap informasi

dapat

d. Pertanggungjawaban

dalam melaksanakan dan menyelesaikan

efisiensi,

memenuhi

peningkatan

kebutuhan individual

tugas.
Burnout

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

Burnout yaitu kelelahan fisik, mental, dan

Kinerja Perawat, yaitu faktor individu,

emosional yang terjadi karena stres yang

faktor organisasional, dan faktor psikologis.

diderita dalam jangka waktu yang cukup

Laloma

lama

pengukuran

pada

situasi

yang

menuntut

(2013)

menyebutkan

kinerja

bahwa

hendaknya

dapat

keterlibatan emosional yang cukup tinggi

diterjemahkan

(Leatz dan Stolar, dalam Tawale, 2011).

evaluasi

Burnout dapat diindikasikan dengan adanya

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan

kelelahan fisik, mental, emosional, serta

tugas dan fungsi yang dibebankan.

menarik diri dari lingkungan pekerjaan.

untuk

sebagai
menilai

suatu
atau

kegiatan
melihat

Model Penelitian
StresKerja
(X1)

H3

H1

H5Kinerja
(Y2)

Burnout
(Y1)
Pemberdayaan
(X2)

H2
H4

METODE PENELITIAN

Analisis Deskripsi Variabel

Jenis Penelitian

Teknik analisis yang dipergunakan untuk

Rancangan penelitian yang dipilih dalam

mendeskripsikan

penelitian ini adalah kuantitatif cross-

variabel

sectional desain.

pemberdayaan,

Populasi dan Sampel

pegawai dilakukan dengan menggunakan

Populasi

dalam

penelitian

ini

gambaran

penelitian

yaitu

kondisi

stres

kerja,

dan

burnout,

kinerja

teknik analisis distribusi frekuensi.

adalah 243 perawat yang terbagi dalam

Pengujian Instrumen Penelitian

perawat ruang rawat inap, perawat rawat

1.

Uji Validitas

jalan, perawat IGD, perawat ICU dan

Uji Validitas instrumen digunakan

perawat IBS. Metode pengambilan sampel

untuk

yang digunakan adalah saturated sampling

tidaknya suatu kuesioner. Pengujian

method atau metode sensus di mana

validitas

seluruh

menggunakan

perawat

dijadikan

responden

mengukur

sah

dilakukan
Product

atau

valid

dengan
Momen

dalam penelitian.

Pearson

Teknik Analisis

menunjukkan pearson correlation di

Analisis Deskripsi Responden

atas 0,30 dan melakukan korelasi

Teknik analisis yang digunakan
dalam

melakukan

responden

kajian

penelitian

dengan

dengan

antara skor butir pertanyaan dengan

deskripsi

adalah

Correlation

total skor konstruk atau variabel.
2.

Uji Reliabilitas

menggunakan analisis distribusi frekuensi.

Uji reliabilitas menunjukkan tingkat

Dalam

frekuensi

kestabilan di mana ketika instrumen

karakteristik

tersebut digunakan pada objek yang

responden, perhitungan atas karakteristik

sama maka akan menghasilkan hasil

dari para responden tersebut.

yang konsisten (Supramono, 2001:53).

analisis

ditentukan

distribusi

rata-rata

Untuk

mengetahui

reliable

atau

tidaknya suatu variabel dilakukan uji

variabel

statistik

menunjukkan

dengan

melihat

nilai

Cronbach’s Alpha.

atau

variabel

independen.

Pengujian terhadap model sebuah regresi

Uji Mediasi

untuk

menentukan

Uji

apakah

arah

dependen

Pengujian Model

bertujuan

lebih,

mediasi

dan

untuk

hubungan

antara

dengan

variabel

digunakan

untuk

sebuah model regresi yang dikembangkan

menarik kesimpulan hipotesis pengaruh

dalam sebuah penelitian sudah memenuhi

variabel bebas terhadap variabel terikat

syarat kelayakan / kebaikan dari model

yang dimediasi oleh variabel lainnya.

tersebut atau belum memenuhi syarat

Untuk menguji pengaruh variabel mediasi

(Goodness of Fit).

digunakan metode analisis jalur (Path

Uji Hipotesis

Analysis).

Analisis

regresi

digunakan

untuk

mengukur kekuatan hubungan antara dua
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Validitas
Variabel dan KMO

Stres Kerja
KMO = 0,762 >
0,5

Pemberdayaan
KMO = 0,719 > 0,5

Burnout
KMO = 0,809 > 0,5

Kinerja
KMO = 0,818 > 0,5

Butir pertanyaan
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X1.7
X1.8
X1.9
X1.10
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X2.7
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
Y1.6
Y1.7
Y1.9
Y1.11
Y2.1
Y2.2
Y2.3

loading factor
0,765
0,509
0,603
0,778
0,588
0,770
0,816
0,558
0,596
0,788
0,111
0,725
0,699
0,545
0,587
0,805
0,665
0,627
0,730
0,606
0,758
0,670
0,502
0,623
0,748
0,706
0,793
0,731

Syarat
loading factor

Keterangan

0,4

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Variabel dan KMO

Butir pertanyaan
Y2.4
Y2.5
Y2.6
Y2.7
Y2.8

loading factor

Syarat
loading factor

Keterangan

0,661
0,733
0,732
0,728
0,572

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Analisis Penelitian, 2015
Variabel stres kerja memiliki besaran
KMO

0,762;

variabel

pemberdayaan

mendapat besaran KMO 0,719; variabel
burnout mendapatkan nilai KMO sebesar
0,809

sedangkan

variabel

kinerja

Hasil Uji Reliabilitas
Variabel

Nilai CA
0,868> 0,7
0,787> 0,7
0,856> 0,7
0,856> 0,7

Stres Kerja
Pemberdayaan
Burnout
Kinerja

Hasil uji
Keterangan
Reliabel / Andal
Reliabel / Andal
Reliabel / Andal
Reliabel / Andal

mendapatkan nilai KMO sebesar 0,818.
Setiap variabel telah memperoleh nilai

Hasil uji CA diatas menunjukkan bahwa

KMO yang memenuhi syarat. Seluruh

seluruh variabel sudah andal (reliabel)

butir data memiliki besaran loading factor

sehingga

yang memenuhi syarat minimal 0,4.

variabel

dinyatakan
penelitian

bahwa

seluruh

memiliki

tingkat

keandalan yang memenuhi syarat sebagai
input data analisis penelitian.

Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Equation
Model
Stres Kerja
burnout
Pemberdayaan
burnout
Stres Kerja 
kinerja
Pemberdayaan
 kinerja
burnout
kinerja

Adj. R
Square
0,977

0,893

F Test
Sig

t test
β

sig

0,996

0,000

0,021

0,088

-0,390

0,021

0,121

0,000

-0,511

0,002

0,000

0,000

keterangan
Hipotesis 1
diterima
Hipotesis 2
ditolak
Hipotesis 3
diterima
Hipotesis 4
diterima
Hipotesis 5
diterima

Hasil seperti pada hasil penelitian dapat
diinterpretasikan

kedalam

model

1.

Model persamaan 1 :

persamaan struktural regersi linier sebagai

Burnout = 0,996 Stres kerja – 0,021

berikut :

Pemberdayaan

meningkatkan kinerja pegawai sebesar
0,121 dari kondisi sebelumnya.
2.

Model persamaan 2 :
Kinerja

5.

= -0,390 stres kerja + 0,121

struktural

negatif

dan

signifikan terhadap kinerja, dengan

pemberdayaan – 0,511burnout
Persamaan

berpengaruh

Burnout

besaran koefisien pengaruh sebesar tersebut

0,511.

Peningkatan

pada

burnout

diatas dapat diartikan sebagai berikut :

pegawai akan menurunkan kinerja

1.

Stres kerja berpengaruh positif dan

pegawai sebesar 0,511 dari kondisi

signifikan terhadap burnout, dengan

sebelumnya.

besaran koefisien pengaruh sebesar

Uji Kelayakan Model

0,996.

Uji F

2.

Pemberdayaan

berpengaruh

namun

signifikan

tidak

positif
terhadap

Hasil uji F seperti terlihat pada Tabel hasil
regresi

syarat

terpenuhinya uji F telah dapat dipenuhi

pengaruh

terhadap

oleh masing-masing model, dimana model

burnout adalah sebesar 0,021 yang

1 dan model 2 penelitian memiliki

berarti

signifikansi F hitung lebih kecil dari 0,05.

pemberdayaan

peningkatan

pemberdayaan

hanya akan meningkatkan tingkat

Disimpulkan :

burnout pegawai sebesar 0,021 dari

a.

semula

burnout

yang

Stres Kerja dan pemberdayaan secara
signifikan

dirasakan pegawai.

4.

bahwa

burnout pegawai. Besaran koefisien

kondisi

3.

memperlihatkan

berpengaruh

terhadap

burnout.

Stres kerja berpengaruh negatif dan

b.

Stres

Kerja,

pemberdayaan

dan

signifikan terhadap kinerja, dengan

burnout secara simultan berpengaruh

besaran koefisien pengaruh sebesar -

signifikan terhadap kinerja.

0,390. Peningkatan pada stres kerja

Hasil uji Koefisien Determinasi berupa

pegawai akan menurunkan kinerja

besaran Adjusted R Squareseperti tabel

pegawai sebesar 0,390 dari kondisi

hasil regresi

sebelumnya.

besaran kontribusi seluruh variabel bebas

Pemberdayaan
dan

signifikan

berpengaruh
terhadap

positif

untuk

kinerja

sebagai berikut:

pegawai, dengan besaran koefisien

a.

memperlihatkan bahwa

masing-masing

model

adalah

Kontribusi dari seluruh variabel bebas

pengaruh sebesar 0,121. Peningkatan

terhadap

setiap

pada pemberdayaan pegawai akan

dialami oleh variabel burnoutadalah
sebesar 97,7 %

perubahan

yang

b.

Kotribusi dari seluruh variabel bebas

disimpulkan

terhadap

berpengaruh

setiap

perubahan

yang

dialami oleh variabel kinerja adalah
sebesar 89,3 %;

bahwa

burnout

secara

signifikan

terhadap kinerja;
Uji Mediasi

Uji Hipotesis

Mediasi burnout pada pengaruh stres

Berdasarkan hasil perhitungan nilai t

kerja terhadap kinerja

hitung untuk setiap model :
a.

Hipotesis 1 diterima, terbukti dengan
nilai signifikansi 0,000 yang telah
memenuhi syarat sig < 0,05 sehingga
disimpulkan

bahwa

berpengaruh

b.

c.

Kerja

Berdasarkan diagram diatas kita ketahui

signifikan

bahwa Stres Kerja berpengaruh terhadap

Stres

secara

terhadap burnout;

kinerja. Sementara Stres Kerja terbukti

Hipotesis 2 ditolak, terbukti dengan

berpengaruh

nilai signifikansi 0,088 yang tidak

burnoutsendiri

memenuhi syarat sig < 0,05 sehingga

terhadap kinerja. Berdasarkan pembuktian

disimpulkan

bahwa

pemberdayaan

tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

berpengaruh

positif

namun

burnoutdapat memediasi pengaruh dari

tidak

dan

burnout,

terbukti

berpengaruh

signifikan terhadap burnout.

Stres Kerja terhadap kinerja secara parsial.

Hipotesis 3 diterima, terbukti dengan

Mediasi parsial ini berarti Stres Kerja

nilai signifikansi 0,021 yang telah

dapat mempengaruhi kinerja baik secara

memenuhi syarat sig < 0,05 sehingga

langsung maupun melalui mediasi dari

disimpulkan

burnout.

bahwa

berpengaruh

Stres

secara

Kerja

Besaran mediasi yang terjadi

signifikan

terhadap kinerja;
d.

terhadap

dihitung atas rumus :

Hipotesis 4 diterima, terbukti dengan

Koefisien mediasi

=

besaran signifikansi 0,000 yang telah
memenuhi syarat sig < 0,05 sehingga
disimpulkan

bahwa

berpengaruh

e.

0,996 x 0,551

= 0,549

pemberdayaan

Besaran mediasi yang terjadi yaitu 0,549

signifikan

terbukti lebih besar dari besaran pengaruh

secara

terhadap kinerja;

secara langsung sebesar 0,390. Oleh

Hipotesis 5 diterima, terbukti dengan

karenanya mengacu pada hasil perhitungan

nilaisignifikansi

tersebut, maka pengaruh dari stres kerja

0,002

yang

memenuhi syarat sig < 0,05 sehingga

terhadap

kinerja

pegawai

lebih

baik

dilakukan dengan melalui mediasi dari

PENUTUP

burnout.

Kesimpulan

Mediasi

burnout

pada

pengaruh

1.

Stres

Kerja

terbukti

berpengaruh

positif terhadap burnout yang berarti

pemberdayaan terhadap kinerja

semakin tinggi Stres Kerja yang
dialami seorang pegawai, maka akan
semakin

tinggi

tingkat

burnout

terbukti

tidak

pegawai tersebut;
Berdasarkan diagram diatas kita ketahui
bahwa

pemberdayaan

tidak

2.

memiliki

berpengaruh

terhadap burnout. Tidak berpengaruhnya

pada tingkat pemberdayaan pegawai

oleh burnout pada pengaruhpemberdayaan

tidak akan merubah kondisi burnout

terhadap kinerja. Hal ini berarti burnout
memediasi

pengaruh

yang dirasakan oleh para pegawai;
3.

pemberdayaan terhadap kinerja.
Besaran

koefisien

pengaruh

yang

Kerja

para

kinerja dengan mediasi burnout dihitung
dengan rumus berikut :

berarti

4.

pegawai

yang

tersebut

menjadi

Pemberdayaan terbukti berpengaruh

kinerja
x 0,551

dimana

semakin

baik

pemberdayaan yang diberikan kepada

= 0,01151

pegawai akan menyebabkan semakin

Besaran mediasi yang terjadi yaitu 0,01151

baiknya kinerja dari para pegawai

terbukti lebih kecil dari besaran pengaruh
secara langsung sebesar 0,121. Oleh
karenanya mengacu pada hasil perhitungan
dari

pembedayaan lebih baik dilakukan secara
langsung terhadap kinerja pegawai.

Kerja

secara positif dan signifikan terhadap

rumus :

pengaruh

Stres

semakin rendah;

Besaran mediasi yang terjadi dihitung atas

maka

berpengaruh

kenyataannya membuat kinerja dari

tidak langsung pemberdayaan terhadap

= 0,021

terbukti

didapatkan oleh para pegawai pada

sebesar 0,121 sementara besaran pengaruh

tersebut,

Stres

negatif dan signifikan terhadap kinerja
langsung

pemberdayaan terhadap kinerja adalah

Koefisien mediasi

signifikan

berarti perubahan apapun yang terjadi

tidak ada mediasi yang dapat dilakukan

dapat

secara

terhadap burnout dimana hal ini

pemberdayaan terhadap burnout membuat

tidak

Pemberdayaan

tersebut;
5.

Burnout terbukti berpengaruh secara
negatif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai,
burnout

dimana

semakn

yang dialami

tinggi

oleh para

6.

pegawai maka akan semakin rendah

memiliki pengaruh terhadap burnout.

kinerja dari para pegawai tersebut;

Mengacu

Burnout terbukti dapat memediasi

disarankan untuk menjadikan stres

pengaruh dari Stres Kerja terhadap

kerja sebagai variabel bebas yang

kinerja dengan jenis mediasi parsial,

mempengaruhi

dimana pengaruh dari Stres Kerja

pemberdayaan dapat dikesampingkan

dapat diberikan baik secara langsung

untuk

terhadap

variabel bebas dari burnout.

kinerja

maupun

melalui

tidak

Burnout

hasil

ini

burnout

dijadikan

maka

sementara

sebagai

referensi

Hasil uji mediasi memperlihatkan

mediasi burnout;
7.

pada

dapat

bahwa

memediasi

terbukti

burnouti

dapat

pengaruh dari pemberdayaan terhadap

memediasi pengaruh dari stres kerja

kinerja pegawai, hal ini disebabkan

terhadap kinerja, namun tidak dapat

pemberdayaan

memediasi

tidak

memiliki

pengaruh

dari

pengaruh yang signifikan terhadap

pemberdayaan terhadap kinerja. Hasil

burnout.

perbandingan koefisien pengaruh juga

Saran

menyatakan bahwa pengaruh stres

1.

kerja terhadap kinerja lebih baik

Implikasi Teoritis
Hasil

dari

memperlihatkan

penelitian
bahwa

dilakukan

ini

dengan

mediasi

dari

burnout. Untuk itu, terkait dengan

seluruh

variabel bebas terbukti berpengaruh

konsep

mediasi

jalur

pengaruh

secara signifikan terhadap kinerja para

variabel

bebas

terhadap

variabel

pegawai. Stres kerja dan burnout

terikat, maka disarankan agar mediasi

terbukti

dan

melalui burnout dijadikan referensi

signifikan terhadap kinerja, sementara

dalam membahas pengaruh dari stres

pemberdayaan

kerja terhadap kinerja.

dan

berpengaruh

signifikan

negatif

berpengaruh

p