Msi islam sbagai agama wahyu

A. PENDAHULUAN

1

B. PEMBAHASAN
Islam Sebagai Agama Wahyu
1). Pengertian Wahyu
Dikatakan wahaitu ilaih dan auhaitu, bila kita berbicara kepadanya agar tidak diketahui
orang lain. Wahyu adalah isyarat yang cepat. Itu terjadi melalui pembicaraan yang berupa rumus
dan lambang, dan terkadang melalui suara semata dan terkadang pula melalui isyarat dengan
sebagian anggota badan.
Al-Wahy atau wahyu adalah kata masdar (intinitif) dan materi kata itu menunjukkan dua
pengertian dasar yaitu tersembunyi dan cepat. Maka wahyu adalah pemberitahuan secara
tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan kepada orang yang diberitahu tanpa diketahui
orang lain.1
Pengertian wahyu dalam arti bahasa meliputi:
1. Ilham sebagai bawaan dasar manusia, seperti wahyu terhadap Ibu Nabi Musa As:

“Dan kami ilhamkan kepada Ibu Musa: “susuilah dia..” (Q.S Al-Qasas:7)
2. Ilham yang berupa naluri pada binatang, seperti wahyu kepada lebah:


“Dan Tuhanmu telah mewahyukan kepada lebah ‘Buantlah sarang dibukit-bukit, dipohonpohon kayu, dan dirumah-rumah yang didirikan manusia’”.(Q.S An-Nahl:68)

1

.Manna’ Khalil al-Qattan, op. cit., halaman 35 dan 36

2

3. Bisikan dan tipu daya syaitan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah dalam diri
manusia:

“Sesungguhnya syaitan-syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka
membatah kamu.” (Q.S Al-An’am:121)2
4. Apa yang disampaikan Allah kepada para Malaikatnya berupa suatu perintah untuk
dikerjakan

“Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku bersama
kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang beriman”(Q.S. Al-Anfal:12)
Sedangkan wahyu Allah kepada para Nabi_Nya secara syara’ mereka definisikan sebagai
“kalam Allah yang diturunkan kepada seorang Nabi”. Definisi ini menggunakan pengertian

maf’ul. Yaitu Al-muha(yang diwahyukan).
Ustadz Muhammad Abduh mendefinisikan wahyu didalam Risalatut Tuhid sebagai
“pengetahuan yang didapati seseorang dari dalam dirinya dengan disertai keyakinan pengetahuan
itu datang dari Allah, baik dengan melalui perantara ataupun tidak. Beda antara wahyu denga
ilham. Bahwa ilham itu adalah intuisi yang diyakini jiwa sehingga terdorong untuk mengikuti
apa yang diminta, tanpa mengetahui dari mana datangnya. Hal seperti itu serupa dengan perasaan
lapar, haus, sedih dan senang.”3

2
3

.Manna’ Khalil al-Qattan, op. cit., halaman 36 dan 37
. lihat Al-Wayul Muhammadi oleh Syaikh Muhammad Rasyid Rida, halaman 44.

3

Kata wahyu berasal dari bahasa arab Al-Wahyu yang artinya suara, api, dan kecepatan.
Wahyu juga bisa diartikan dengan bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Dalam wacana keislaman
Al-Wahyu lebih dimaknai sebagai pemberitaan, risalah dan ajaran Allah yang diberikan kepada
nabi dan rasulnya.4

Wahyu adalah perkataan yang menunjukkan 2 arti pokok. 2 hal yang tersembunyi dan
cepat. Arti yang tersembunyi tersebut cepat ditangkap, kususnya bagi orang- orang yang
menghadapkan perhatian kepadanya.
Wahyu menurut ilmu bahasa adalah isyarat yang cepat dengan tangan dan suatu isyarat
yang dilakukan bukan dengan tangan. Selain itu, juga bermakna surat dan tulisan sebagaimana
yang kita sampaikan kepada orang lain untuk diketahuinya.
Menurut istilah, wahyu adalah sebutan bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat
dari Allah Swt kedalam dada nabi-nabinya (Hasbi Ash Shiddiqy, 1976:10)
Sebagian ulama berkata bahwa wahyu adalah pengetahuan dalam jiwa yang meminta
agar dikerjakan oleh yang menerimanya tanpa dilakukan ijtihad dalam menyelidiki hujjah
agama. 5
Ajaran islam yang turun kepada Nabi Muhammad Saw merupakan wahyu Allah Swt
yang ditirunkan dengan sempurna. Ketetapan ini dinyatakan dalam firman Alllah Swt surah AlMaidah:3 :

Artinya: “…pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai islam sebagai agamamu…”6
4

Ibnu salami, dkk, serial al-islam dan kemuhamadiyahan islam 3, cet.1 (Surakarta): lembaga
study islam ums, 1997 hlm 14

5
Dr. H Koko Abdul Kodir, M.A op. cit., hlm 68
6
Dr. H Koko Abdul Kodir, M.A op. cit., hlm 36

4

Islam datang untuk meluruskan agama-agama sebelumnya yang telah diselewengkan oleh
pengikutnya. Islam dibawa oleh Nabi Muhammad Saw dengan Al-Qur’an sebagai kitab suci
yang otentitas sebagai wahyu Allah Swt. Tidak diragukan lagi.
Islam sebagai agama wahyu, dapat dilihat melalui wahyu Allah dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Allah Swt memberikan nama untuk agam Islam, seperti dalam Q.S Al-Imran ayat 19:

Artinya :”sesungguhnya agama yang diridhai disisi allah hanyalah agama islam.7
Dari segi bahasa islam berasal dari bahasa arab yaitu salima artinya selamat, sentosa dan
damai. Dari kata salima diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam
kedamaian.
Pengertian islam dari segi istilah:
Islam memiliki arti “penyerahan” atau penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan yaitu
Allah Swt. Pengikut ajaran agama islam dikenal dengan sebutan muslim. Yang berarti seorang

yang tunduk kepada Tuhan, atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat
bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah Swt menurunkan firmannya kepada manusia
melalui para nabi dan rasul utusannya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa
Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus kedunia oleh Allah Swt. Disebutkan pula
dalam kitab Ad-Diinu Al-islamiyi bahwa islam adalah:8
Menurut Harun Nasution islam sebagai agama adalah agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan tuhan kepada manusia, melalui Nabi Muhammad Saw kepada manusia sebagai
rasul.
Menurut Syikh Mahmud Syaltut islam adalah agama Allah yang diperintahkan tentang pokokpokok dan peraturannya kepada Nabi Muhammad saw.
Dari segi sumbernya Agama bisa dikelompokkan menjadi 2: agama budaya dan agama samawi.
7
8

Ibid, hlm 44-99
Dr. H Koko Abdul Kodir, M.A op. cit., hlm 29

5

Agama budaya adalah agama yang bersumber dari akal atau fikiran manusia. Sedangkan
Agama samawi sering disebut juga sebagai agama langit, yaitu agama yang berasal dari wahyu

Allah untuk disampaikan kepada umat manusia.9

2). Epistemologi Wahyu
Secara etimologi, epistemologi berasal dari bahasa yunani episteme, yang berarti
pengetahuan, dan logos yang berarti teori. Dengan demikian, epistemology dapat didefinisikan
sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya
(validitas) pengetahuan.
Menurut Musa Asy’arie (1992) epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan
hakikat ilmu, dan ilmu sebagi proses adalah usaha yang sistematik dan metodik untuk
menemukan prinsip kebenaran yang terdapat pada suatu objek kajian ilmu.
Harun Nasution memberi pengetahuan tentang epistemology ialah ilmu yang membahas
tentang apa itu pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. 10

1.

Sumber wahyu

Wahyu, baik berupa Al-Qur’an maupun Hadits bersumber dari Allah Swt yang
disampaikan kepada orang-orang pilihannya (nabi atau rasul) adapun cara Allah menurunkan
wahyu kepada Nabi Muhammad adalah sebagai berikut:




Malaikat memasukkan wahyu kedalam hati Nabi Muhammad Saw.



Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad Saw berupa seorang laki-laki



Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad Saw dalam berupa yang asli.



Wahyu datang kepada Nabi Muhammad Saw seperti gemerincingnya lonceng11

9

Didiek ahmad supadi, dkk, pengantar study islam, (Jakarta: pt. raja grapindo persada,

2011) hlm 44
10
Dr. H Koko Abdul Kodir, M.A op. cit., hlm 28-29
11

Atang abd. Hakim, jay mubarok metodelogi study islam cet 14 (bandung; pt remaja rosda
karya 2012) hlm 75

6

2.

Karakteristik wahyu

Wahyu yang berupa Al-Qur’an maupun Hadits, memiliki karakteristik yang asli.
Pengetahuan mengenai berbagai karakteristik ini dianggap sangat penting dalam kaitannya
dengan pemahaman ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya. Karakteristik wahyu
diantaranya:
1. Wahyu bersumber dari Tuhan. Seperti firman Allah dalam Q.S An-Najm ayat 3-4:


“Dan tiadalah yang diucapkannya itu Al-Qur’an menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”
2. Wahyu baik berupa Al-Qur’an maupun Hadist, merupakan perintah yang berlaku umum
atas seluruh umat manusia, tanpa mengenal ruang dan waktu, baik dalam bentuk umum
maupun khusus.
3. Wahyu itu berupa nash-nash yang berbahasa arab dengan gaya ungkap bahasa yang
berlaku
4. Apa yang dibawa oleh wahyu itu tidak ada yang bertentangan dengan akal bahkan ia
sejalan dengan prinsip akal.
5. Wahyu itu merupakan satu kesatuan yang lengkap, tidak terpisah-pisah.
6. Wahyu itu menegakkan hukum menurut kategori perbuatan manusia, baik berupa
perintah maupun larangan.
7. Wahyu turun secara berangsur-angsur dalam rentang waktu yang cukup panjang.12

12

Abd. Majid al-najjar, pemahaman islam: antara rakyu dan wahyu cet.1 (bandung: pt
remaja rosda karya 1997) hlm 19-23

7


Nilai kebenaran wahyu
Nilai kebenaran wahyu besifat mutlak dan mengikat. Juga universal dan lestari. Allah berfirman
dalam Q.S Al-Baqarah ayat 1-2 :

“Alif Lam Mim. Al-kitab itu (Al-Qur’an) tida ada keraguan didalamnya. Dialah petunjuk bagi
orang-orang muttaqin.”. kebenaran wahyu berbeda dengan kebenaran akal yang relative.13

3). Wahyu Kauniyyah Dan Qur’aniyah
Wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt berbentuk Wahyu Qur’aniyyah (qauliyyah) dan
Wahyu Kauniyyah.
Ayat Qur’aniyyah adalah ayat-ayat Allah yang tersurat,
sedangkan ayat Kauniyyah adalah ayat-ayat allah yang tersirat.
Ayat Qur’aniyyah merupakan wahyu Allah yang tersurat didalam Al-qur’an dan
merupakan bagian dari susunan mushaf Al-qur’an. Adapun yang dimaksud dengan ayat kauniyah
adalah hukum alam ciptaan Allah yang berlaku pada alam raya. Diantara ayat Qur’aniyah dengan
ayat kauniyah terdapat munasabah. Korelasi dan keserasian. Keduanya jika dikaji secara
mendalam akan melahirkan dua disiplin ilmu. Ilmu-ilm Al-Qur’an dan ilmu-ilmu kealaman.
Serta melahirkan dua jenis kepakaran, yaitu ulama dan ilmuan.14


4). Posisi Akal Terhadap Wahyu
13

Ibnu salami, dkk, serial al-islam dan kemuhamadiyahan islam 3, cet.1 (Surakarta):
lembaga study islam ums, 1997 hlm 20
14

http: // lazuardibiru-duniaislam.blogspot.com/2014/01/ayat.html

8

Akal berasal dari bahasa arab ‘aqala-ya’qilu’. Yaitu ikatan, batasan atau menahan,
disamping arti sebagai daya berfikir. Menurut Asy-Syafi’I dan Abi Abdillah, dari mujahid bahwa
akal alat untuk membedakan baik buruk, benar salah (al-‘aql tamyidz). Juga dapat diambil
pendapat bahwa akal adalah sesuatu yang dengannya dapat diketahui ( al-haqq) dari yang salah
al-bathil.15
Dalam pandangan islam, akal manusia mendapat kedudukan yang lebih tinggi. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa ayat Al-Qur’an. Pengetahuan melalui akal disebut pengetahuan
“aqli”. Akal mempunyai pengertian tersendiri dan berbeda dengan pandangan secara umum, akal
adalah daya fikir yang terdapat dalam jiwa manusia yang terdiri dari 3 unsur yakni pikiran,
perasaan, dan kemauan. Dalam pengertian, pikiran terdapat pada otak, perasaan terdapat pada
indra dan kemauan terdapat pada jiwa.16

PENUTUP
15
16

.M. syamsul
Dr. H Koko Abdul Kodir, M.A op. cit., hlm 34

9

Kesimpulan.
Islam adalah satu-satunya agama asmawi (wahyu) yang bersumber dari allah, dzat yang
paling benar dan mengetahui kebenaran. Islam sebagai agama wahyu telah diturunkan oleh allah
kepada umatnya melalui nabi dsn rasulnya, dari sejak nabi adam sampai nabi terakhir kita yaitu
nabi Muhammad saw. Ciri-cir islam sebagai agama wahyu dapat dilihat sebagai berikut:
berkambang secara revolusi, diwahyukan tuhan, disampaikan melalui utusan tuhan, ajaran
ketuhanannya monoteisme mutlak (tauhid) memiliki kitab suci (wahyu) yang bersih dari campur
tangan manusia serta ajaran prinsipnya tetap (ajaran tauhid dari watu kewaktu). Wahyu dapat
dimaknai sebagi pemberitaan, risalah dan ajaran allah yang diberikan kepada para nabi dan
rasulnya.
Saran
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran-saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini
bermanfa’at untuk pembelajaran dimasa yang akan datang.

Daftar Pustaka

10

Abdul kodir, Koko. 2014. Metodologi Studi Islam. Bandung:CV pustaka
setia.
Khalil al-Qattan, Manna. 2013. Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: PT pustaka
litera antarnusa.
Ovinovi.blogspot.co.id/2014/11 islam-sebagai-agama-wahyu.html

11