IMPLEMETASI YURIDIS TERHADAP KEDUDUKAN WAKAF PRODUKTIF BERBASIS PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI INDONESIA

IMPLEMETASI YURIDIS TERHADAP KEDUDUKAN WAKAF PRODUKTIF BERBASIS PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI INDONESIA

Naimah

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin

Abstract: Productive waqf is the property that is represented for use in productive activities and, the profits are distributed in accordance with the purpose of waqf. Such as land waqf for planting use, springs for water, and others. The basis for determining the legal status of productive waqf is Law No. 41 of 2004. Chapter V of Law 41 of 2004 is an expansion of the previous Wakaf Law which regulates the management of waqf property, in which the obligations of Nazir are arranged in accordance with the principles of sharia, and in article 43 verse 2 it is explained that the management and development of waqf property are done productively. Law No. 41 of 2004 about Wakaf is also a momentum of waqf empowerment because it contains a comprehensive understanding and management pattern of potential empowerment of waqf in a modern way. The birth of the Law of the Republic of Indonesia No. 41 of 2004 on Wakaf directed to empower waqf which is one of the instruments in building the socio-economic life of Muslims. Productive waqf is basically an implementation for reaching the goal to improve the welfare/prosperity of the community through the models of productive economic enterprises so that the benefits of waqf property can be obtained efficiently and sustainable. To materialize productive waqf, there are at least four principles that need to be taken into account, which are the principle of eternal benefits, the principle of accountability, the principle of management professionalism, and the principle of social justice.

Abstrak: Wakaf produktif adalah harta benda atau pokok tetap yang diwakafkan untuk dipergunakan dalam kegiatan produksi dan hasilnya di salurkan sesuai dengan tujuan wakaf. Seperti wakaf tanah untuk digunakan bercocok tanam, mata air untuk diambil airnya dan lain- lain. Dasar penetapan terhadap status hukum wakaf produktif.dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 adalah ijtihad. Bab V Undang- Undang 41 Tahun 2004 merupakan pengembangan dari Undang-undang wakaf sebelumnya yang mengatur tentang pengelolaan harta wakaf, dimana kewajiban nazir diatur secara gamblang sesuai dengan prinsip syari’ah dan pada pasal 43 ayat 2 dijelaskan bahwa pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dilakukan secara produktif. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf ini juga menjadi momentum pemberdayaan wakaf secara produktif sebab di dalamnya terkandung pemahaman yang komprehensif dan pola manajemen pemberdayaan potensi wakaf secara modern. Lahirnya Undang- Undang Republik Indonesia No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf diarahkan untuk memberdayakan wakaf yang merupakan salah satu instrumen dalam membangun kehidupan sosial ekonomi umat Islam. Wakaf produktif pada dasarnya merupakan implementasi tujuan wakaf yaitu kemaslahatan/ kesejahteraan masyarakat melalui model-model usaha ekonomi yang produktif, sehingga manfaat dari harta wakaf dapat berdaya guna secara optimal dan berkesinambungan. Untuk merealisasikan wakaf produktif maka paling tidak harus mempertimbangkan empat azas, yaitu asas keabadian manfaat, asas pertanggung-jawaban, asas profesionalitas managemen, dan asas keadilan sosial.

Kata Kunci: Wakaf Produktif; Ekonomi Masyarakat

Pendahaluan

dilambangkan dengan tali, karena ia menunjukkan Sebagai agama rahmatanlilalamin, Islam

ikatan atau hubungan antara manusia dengan senantiasa menghendaki tatanan kehidupan

Tuhan dan antara manusia dengan manusia. ekonomi umatt berdiri kokoh dalam konstruksi

Kedua hubungan ini harus harus berjalan secara nilai-nilai keadilan. Islam senantiasa berusaha

serentak dan bersama-sama 1 . meningkatkan ekonomi bagi seluruh umat manusia

Jika kita menggali syariat Islam, akan dengan berpedoman pada alquran dan sunnah.

ditemukan bahwa tujuan syariat Islam adalah demi Konsistensi Islam memperhatikan para fakir dan

kemaslahatan manusia. Allah memberi manusia miskin dan berusaha mengangkat derajat mereka

kemampuan dan karakter yang beraneka ragam. pada kedudukan yang lebih tinggi dalam aspek

Dari sinilah, kemudian timbul kondisi dan ekonomi, dan ini salah satu tujuan dari syariat

lingkungan yang berbeda di antara masing-masing Islam.

individu. Ada yang miskin, kaya, cerdas, bodoh, Di dalam ajaran Islam, ada dua tata hubungan

yang harus dipelihara oleh para pemeluknya. Keduanya disebut dengan dua kalimat hablum

1 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan

minallah wa hablum minan nas. Hubungan itu

Wakaf (Penerbit Universitas Indonesia, 1988), 29.

Implemetasi Yuridis Terhadap Kedudukan Wakaf Produktif… Naimah 11 kuat dan lemah, di balik semua itu tersimpan

keadilan sosial melalui pendermaan harta untuk hikmah, di mana Allah memberi kesempatan

kebajikan umum. Walaupun wakaf sebatas amal kepada yang kaya menyantuni yang miskin, yang

kebajikan yang bersifat anjuran, tetapi daya dorong cerdas membimbing yang bodoh dan yang kuat

untuk menciptakan pemerataan kesejahteraan menolong yang lemah. Yang demikian, merupakan

sangat tinggi . 4

wahana bagi manusia untuk melakukan kebajikan Sebagai agama rahmatanlilalamin, Islam sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah,

2 senantiasa menghendaki tatanan kehidupan sehingga interaksi antarmanusia terus terjalin .

ekonomi umatt berdiri kokoh dalam konstruksi Firman Allah SWT dalam surat adz-

nilai-nilai keadilan. Islam senantiasa berusaha Dzaariyaat ayat 19:

meningkatkan ekonomi bagi seluruh umat manusia

dengan berpedoman pada alquran dan sunnah. يمو رْح َمْلاَو يليئاَّسليل ٌّقَح ْمييلِاَوْمَأ يفَِو

Konsistensi Islam memperhatikan para fakir dan Artinya : “dan pada harta-harta mereka ada hak untuk

miskin dan berusaha mengangkat derajat mereka orang miskin yang meminta dan orang miskin

yang tidak mendapat bagian.” pada kedudukan yang lebih tinggi dalam aspek ekonomi,syariah. Sejarah pengaturan ekonomi

Kepemilikan harta benda yang tidak syariah, khususnya hukum wakaf dapat dilihat menyertakan kepada kemanfaatan terhadap orang

melalui terbitnya Undang-Undang 41 tahun 2004 lain merupakan sikap yang tidak disukai oleh Allah

tentang wakaf,

SWT. Agama Islam selalu menganjurkan agar Wakaf sebagai shadaqah jariyah dapat selalu memelihara keseimbangan sebagai makhluk

memberikan implikasi besar bagi peningkatan pribadi dan makhluk sosial dalam tata kehidupan

ekonomi umat, wakaf juga dikategorikan sebagai masyarakat. Dalam konsep Islam, dikenal istilah

ibadah sosial yang berinteraksi membangun jariyah artinya mengalir. Maksudnya, sedekah atau

hubungan harmonis antara sesama manusia dan wakaf yang dikeluarkan, sepanjang benda wakaf itu

manusia dengan Allah. Saat wakif mendistribusikan dimanfaatkan untuk kepentingan kebaikan maka

kekayaan terjadi hubungan sosial (hablumminannas) selama itu pula si wakif mendapat pahala secara

3 dalam usaha meningkatkan kesejahteraan umat, terus-menerus meskipun telah meninggal dunia ,

sedangkan keikhlasan wakif saat mendistribusikan Firman Allah SWT dalam surat Al-Tiin ayat

wakaf di jalan Allah terjadi hubungan ketakwaan 4-6:

(Hablumminallah) sebagai refleksi rasa syukur

َلَفْسَأ هاَنْدَدَر terhadap nikmat Allah. Kedua hubungan di atas َّ ث ) 4 ( مي يوْق َ ت ينَسْحَأ يفِ َناَسْنيْلْا اَنْقَلَخ ْدَقَل َّصلا او ل mengandung nilai sosial ekonomi religius yang ( َينيليفاَس

dapat membawa perubahan besar dalam tatanan

kehidupan umat dengan menekankan rasa منو نَْمَ

bagi peningkatan Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan

tanggungjawab

sosial

kesejahteraan diantara umat Islam, sebab Nabi manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Muhammad SAW telah memberikan peringatan kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat

kepada umat Islam dengan mengatakan, “Tidak yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali

beriman orang yang tidur kenyang, sementara tetangganya orang-orang yang beriman dan mengerjakan

kelaparan.”

amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang Dengan menunaikan ibadah wakaf akan tiada putus- putusnya.”

memberi pengaruh terhadap kehidupan social yang Penegakan keadilan sosial dalam Islam

positif dan dinamis penuh rasa tanggung jawab merupakan kemurnian dan realitas ajaran agama.

social, terhindar dari pengaruh paham negative. Orang yang menolak keadilan social ini dianggap

Karenannya prinsip dasar wakaf bertujuan untuk sebagai pendusta agama (Q.S al- Ma’un:17).

social merupakan Subtansi yang terkandung dalam ajaran wakaf

menciptakan

keadilan

implementasi dari sistim ekonomi yang sangat tampak adanya semangat menegakkan

mendorong dan mengaku hak milik individu dan masyarakat secara seimbang 5

Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf:

Kajian Kontemporer Pertama dan Terlengkap tentang Fungsi dan Pengelolaan Wakaf serta Penyelesaian atas Sengketa 4 Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat

Wakaf (Jakarta: IIMaN Press & Dompet Dhuafa Republika, Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Paradigma Baru 3 2004), 83.

Wakaf di Indonesia (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia (RajaGrafindo

Wakaf, 2008), 85.

Persada, 1997), 492. 5 Wakaf dan Islam, 90.

12 AT-TARADHI: Jurnal Studi Ekonomi, Volume 9, Nomor 1, Juni 2018, hlm. 10-24

Salah satu institusi atau pranata social Islam Di masa pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang mempunyai nilai social ekonomi adalah

memprihatinkan saat ini, lembaga perwakafan. Sebagai kelanjutan dari

yang

cukup

sesungguhnya peranan wakaf di samping ajaran tauhid, yang berarti bahwa segala sesuatu

instrumen-instrumen ekonomi Islam lainnya berpuncak pada kesadaran akan adanya Allah

seperti zakat, infaq, sedekah dan lain-lain belum SWT. lembaga perwakafan adalah salah satu

dapat dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan perwujudan keadilan social dalam Islam. Prinsip

taraf hidup masyarakat khususnya di bidang pemilikan harta dalam Islam tidak dibenarkan

ekonomi. Peruntukan wakaf di Indonesia yang dikuasai oleh sekelompok orang 6 . kurang mengarah pada pemberdayaan ekonomi

Di tengah problem sosial umat dan tuntutan umat dan cenderung hanya untuk kepentingan akan kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini,

ibadah khusus dapat dimaklumi, karena memang keberadaan wakaf manjadi sangat strategis.

pada umumnya ada keterbatasan umat Islam Disamping sebagai salah satu aspek ajaran Islam

tentang pemahaman wakaf, baik mengenai harta yang berdimensi spiritual, wakaf juga merupakan

yang diwakafkan maupun peruntukannya. ajaran yang menekankan pentingnya peningkatan

Wakaf bisa dijadikan sebagai lembaga ekonomi. Wakaf dalam sejarah telah berperan

ekonomi yang potensial untuk dikembangkan penting dalam membantu meningkatkan ekonomi

selama bisa dikelola secara optimal, karena institusi umat.

perwakafan merupakan salah satu aset kebudayaan Wakaf telah disyariatkan dan dipraktekkan

nasional dari aspek sosial yang perlu mendapat oleh umat Islam seluruh dunia sejak zaman

perhatian sebagai penopang hidup dan harga diri Rasulullah sampai sekarang. Hukum wakaf

bangsa. Oleh karena itu, kondisi wakaf di merupakan cabang yang terpenting dalam syariat

Indonesia perlu mendapat perhatian ekstra. Islam sebab ia terjalin ke dalam seluruh kehidupan

Dilihat dari segi peruntukannya, wakaf dibagi ibadah dan perekonomian social kaum muslimin 7 .

menjadi dua yaitu konsumtif dan produktif. Wakaf Firman Allah SWT Dalam Surat QS. Ali-

konsumtif yaitu harta benda atau pokok tetapnya Imran ayat 92:

wakaf dipergunakan langsung untuk kepentingan

للها umat. Pada umumnya wakaf di Indonesia نإ ئش ف نم اوق فنت امو نوبتح امَ اوقفنت تىح برلا اولانَت ْنَل

digunakan untuk pembangunan masjid, mushalla,

ميلع sekolahan, rumah yatim piatu, makam. هب

Selama ini pemanfataan wakaf dilihat dari segi Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada

sosial, khususnya untuk kepentingan peribadatan kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu

memang cukup efektif. Akan tetapi dampaknya menafkahkan sebahagian harta yang kamu

kurang berpengaruh positif dalam kehidupan cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan,

ekonomi masyarakat apabila peruntukan wakaf maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”.

hanya terbatas pada hal-hal di atas. Tanpa Hal ini sesuai dengan fungsi wakaf yang

diimbangi dengan wakaf yang dikelola secara disebutkan pasal 5 Undang-Undang Nomor 41

kesejahteraan ekonomi tahun 2004 Tentang Wakaf yang menyatakan

produktif,

maka

masyarakat yang diharapkan dari lembaga wakaf bahwa wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan

tidak akan dapat terealisasi secara optimal. manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk

Wakaf produktif dapat didefinisikan sebagai kepentingan ibadah dan untuk memajukan

harta yang digunakan untuk kepentingan produksi kesejahteraan umum.

pertanian, Perindustrian, Bagi umat Islam Indonesia, wacana wakaf

baik

dibidang

perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan pada tunai produktif memang masih relative baru. Bisa

benda wakaf secara langsung, tetapi dari dilihat dari peraturan yang melandasinya. Majelis

keuntungan bersih dari hasil pengembangan wakaf Ulama Indonesia (MUI) baru memfatwakannya

yang diberikan kepada orang-orang yang berhak pertengahan Mei 2002. Selama ini, wakaf yang

sesuai dangan tujuan wakaf. populer di kalangan umat Islam Indonesia terbatas

Setelah Indonesia merdeka, pembenahan tanah dan bangunan yang diperuntukkan tempat

terus dilakukan terhadap hukum perwakafan di ibadah, rumah sakit dan pendidikan.

Indonesia. Tahun 1953, Departemen Agama membuat petunjuk mengenai pelaksanaan wakaf yang disempurnakan pada tahun 1956 tentang

prosedur

Perwakafan makin Siah Khosyi’ah, Wakaf dan Hibah: Perspektif Ulama Fiqh mendapat tempat dalam peraturan perundangan

perwakafan.

dan Perkembangannya di Indonesia (Penerbit CV. Pustaka Setia, 2010), 5.

dengan adanya Undang-Undang Pokok Agraria

7 Khosyi’ah, 87. Nomor 5 tahun 1960. Pasal 49. Undang-Undang

Implemetasi Yuridis Terhadap Kedudukan Wakaf Produktif… Naimah 13 ini menyatakan bahwa perwakafan tanah milik 10 menahan, dan tetap berdiri . Kata al-waqf adalah

diatur oleh Peraturan Pemerintah tujuh belas bentuk kata kerja dari ungkapan waqfu al-syai yang tahun berikutnya, Peraturan Pemerintah yang

berarti menahan sesuatu. Dalam pengertian secara dimaksud yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 28

pemberian yang tahun 1977. Peraturan Pemerintah ini kemudian

pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan diikuti

(pemilikan) asal (tahbisul ashli), lalu menjadikan pelaksanaannya oleh Departemen Agama dan

manfaatnya berlaku umum. Sedangkan yang Departemen Dalam Negeri dan beberapa instruksi

dimaksud dengan tahbisul ashli ialah menahan Gubernur.

barang yang diwakafkan itu agar tidak diwariskan, Wakaf telah mengakar dalam kehidupan

disewakan dan digadaikan kepada orang lain. Cara masyarakat Islam, dan menjadi penunjang utama

pemanfaatanya, menggunakannya adalah sesuai perkembangan kehidupan masyarakat. Hal ini bisa

dengan kehendak pemberi wakaf (wakif) tanpa dilihat pada kenyataan bahwa hampir semua

imbalan 11 .

rumah ibadah, perguruan Islam dan lembaga- Wakaf menurut istilah berarti menahan harta lembaga keagamaan Islam dibangun diatas tanah

yang dapat diambil manfaatnya tanpa musnah wakaf. Dan satu kemajuan yang sangat signifikan

seketika dan untuk penggunaan yang mubah, serta bagi umat Islam, ketika dikeluarkannya Undang-

dimaksudkan untuk mendapatkan keridhaan Allah Undang Perwakafan yaitu Undang-Undang

S.W.T 12 . Pengertian wakaf jika ditinjau dari segi Nomor 41 tahun 2004 Tentang Wakaf.

terminologis ada beberapa konsep, dimana para Setelah di resmikannya Undang-Undang

Nomor 41 tahun 2004 Tentang Wakaf, kemudian pakar hukum Islam memiliki pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan faham dari mazhab

diteruskan dengan dibentuknya Badan Wakaf Indonesia ( BWI ) sebagai lembaga independen 13 yang dianutnya .

yang secara kusus mengelola dana wakaf dan Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah beroperasi secara nasional. Tugas dari lembaga ini

Nomor 28 Tahun1977 tentang Perwakafan Tanah adalah untuk memajukan dan mengembangkan

Milik Pasal 1 ayat (1), bahwa wakaf adalah perwakafan nasional di Indonesia. BWI ini

perbuatan hukum seseorang atau badan hukum berkedudukan di ibukota negara dan dapat

yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya membentuk perwakilan di provinsi atau kabupaten

yang berupa tanah milik dan melembagakannya

8 untuk selama-lamanya untuk kepentingan atau kota sesuai dengan kebutuhan . peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai

dengan ajaran agama Islam. Dalam Instruksi Wakaf adalah suatu pranata yang berasal dari

Konsep Tentang Wakaf Produktif

Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (Buku III Hukum Perwakafan)

Hukum Islam. Oleh karena itu, apabila Pasal 215 ayat (1), bahwa wakaf adalah perbuatan membicarakan

umumnya dan perwakafan tanah pada khususnya, hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda

tidak mungkin untuk melepaskan diri dari miliknya dan melembagakannya untuk selama- pembicaraan tentang konsepsi wakaf menurut

Hukum Islam. Akan tetapi, dalam Hukum Islam lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.

tidak ada konsep yang tunggal tentang wakaf ini, karena terdapat banyak pendapat yang sangat

Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun

9 2004 tentang Wakaf Pasal 1 ayat (1), bahwa yang beragam .

Ditinjai dari segi bahasa wakaf berasal dari

bahasa Arab waqf yang berasal dari kata woqofa- yaqifu-waqfa yang berarti ragu-ragu, berhenti,

memperlihatkan, 10 memperhatikan, meletakan, Farida Prihatini, Uswatun Hasanah, dan mengatakan, mengabdi, memahami, mencegah, Wirdyaningsih, Hukum Islam: Zakat dan Wakaf: Teori dan

Prakteknya di Indonesia (Diterbitkan atas kerjasama Papas Sinar Sinanti dengan Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), 108 –9.

11 Wakaf dan Islam, “Paradigma Baru Wakaf di Indonesia,” 1–2.

Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia 12 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam tentang Wakaf,

Ijarah, Syirkah (PT Alma’arif, 1977), 1–5. 9 (Sinar Grafika, 2009), 132.

Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan 13 Abdul Manan, Hukum Wakaf Dalam Paradigma baru di Kedudukan Tanah Wakaf di Negara Kita (Citra Aditya

Indonesia, Varia Peradilan, No 255 Februari 2007, Jakarta, Bakti, 1994), 15.

14 AT-TARADHI: Jurnal Studi Ekonomi, Volume 9, Nomor 1, Juni 2018, hlm. 10-24

dimaksud dengan wakaf adalah perbuatan hukum seperti tanah dan bangunan. Pada dasarnya wakaf wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan

itu produktif dalam arti harus menghasilkan karena sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan

wakaf dapat memenuhi tujuannya jika telah selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai

menghasilkan dimama hasilnya dimanfaatkan dengan kepentingannya guna keperluan ibadah

sesuai dengan peruntukannya (mauquf alaih). dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.

Orang yang pertama melakukan perwakafan Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam

adalah Umar bin al Khaththab mewakafkan Pasal 251 ayat (1) Bab I Buku III, wakaf adalah

sebidang kebun yang subur di Khaibar. Kemudian perbuatan hukum seseorang atau sekelompok

kebun itu dikelola dan hasilnya untuk kepentingan orang atau badan hukum yang memisahkan

masyarakat 16 . Tentu wakaf ini adalah wakaf sebagian

produktif dalam arti mendatangkan aspek melembagakannya untuk selama-lamanya guna

harta benda

miliknya

dan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Ironinya, kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya

di Indonesia banyak pemahaman masyarakat yang sesuai dengan ajaran Islam.

mengasumsikan wakaf adalah lahan yang tidak Dari pengertian di atas ada beberapa hal yang

14 produktif bahkan mati yang perlu biaya dari perlu diketahui terlebih dahulu, yaitu :

masyarakat, seperti kuburan, masjid dan lain-lain.

1. Wakaf benda, adalah benda yang diwakafkan Dalam pengelolaan harta wakaf produktif, bersifat tahan lama, dimaksudkan bagi setiap

pihak yang paling berperan berhasil atau tidaknya benda dalam ketahanannya selama digunakan,

dalam pemanfaatan harta wakaf adalah Nazhir baik hasil yang diberikan oleh benda itu

wakaf, yaitu seseorang atau kelompok orang dan maupun kegunaan yang dapat dinikmati sebagai

badan hukum yang diserahi tugas oleh wakif sesuatu yang tidak habisdalam waktu singkat.

(orang yang mewakafkan harta) untuk mengelola

2. Wakaf manfaat, adalah benda yang tidak habis wakaf. Walaupun dalam kitab-kitab fikih ulama dalam waktu singkat itu dapat dimanfaatkan

tidak mencantumkan Nazhir wakaf sebagai salah dalam berbagai bidang sesuai fungsinya. Dan

satu rukun wakaf, karenaa wakaf merupakan dalam menggunakan benda itu ada makna

ibadah tabarru’ (pemberian yang bersifat sunnah). kebaikan bagi kehidupan agama. Manfaatnya

Namun demikian, setelah memperhatikan tujuan dapat dirasakan oleh banyak orang dan tidak

wakaf yang ingin melestarikan manfaat dari hasil bertentangan dengan kehendak Allah SWT.

harta wakaf, maka keberadaan Nazhir sangat Wakaf produktif adalah harta benda atau

dibutuhkan, bahkan menempati pada peran pokok tetap yang diwakafkan untuk dipergunakan

sentral. Sebab dipundak Nazhir lah tanggung dalam kegiatan produksi dan hasilnya di salurkan

jawab dan kewajiban memelihara, menjaga dan sesuai dengan tujuan wakaf. Seperti wakaf tanah

mengembangkan wakaf serta menyalurkan hasil untuk digunakan bercocok tanam, mata air untuk

atau manfaat dari wakaf kepada sasaran wakaf. diambil airnya dan lain- lain 15 . Atau wakaf Kemampuan mengolah tanah yang minim. Di

produksi juga dapat didefenisikan yaitu harta yang samping karena faktor letak yang tidak strategis digunakan untuk kepentingan produksi baik

secara ekonomi dan kondisi tanah yang gersang, dibidang pertanian, Perindustrian, perdagangan

hambatan yang cukup mencolok untuk mengolah dan jasa yang menfaatnya bukan pada benda wakaf

tanah wakaf secara produktif adalah kemampuan secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih dari

Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi ini banyak hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada

di alami oleh para Nazhir wakaf yang ada di orang –orang yang berhak sesuai dangan tujuan

pedesaan di hampir seluruh pelosok nusantara, wakaf.

bahwa kemampuan menggarap masih sangat Wakaf produktif adalah sebuah skema 17 minim .

pengelolaan donasi wakaf dari umat, yaitu dengan Di samping kendala teknis tanah yang tidak memproduktifkan donasi tersebut, hingga mampu

strategis secara ekonomis, di dalam masyarakat kita menghasilkan surplus yang berkelanjutan. Donasi

masih terjadi prokontra pengalihan atau wakaf dapat berupa benda bergerak, seperti uang

pertukaran tanah wakaf untuk tujuan yang dan logam mulia, maupun benda tidak bergerak,

produktif maupun pemanfaatannya. Misalnya, ada seorang wakif yang mewakafkan tanah kebunnya untuk pesantren di pusat kota, sementara tanah

14 R. Abdul Djamali, Hukum Islam: Berdasarkan Ketentuan

Kurikulum Konsorsium Ilmu Hukum (Mandar Maju, 2002), 15 183.

Mundzir Qahaf dan H. Muhyiddin Mas Rida, 16 Qahaf dan Rida, 5. Manajemen Wakaf Produktif (Khalifa, 2007), 5. 17 Qahaf dan Rida, 5.

Implemetasi Yuridis Terhadap Kedudukan Wakaf Produktif… Naimah 15 yang wakif miliki di pedesaan jauh dari pesantren

tersebut. Sementara pesantren tidak memiliki modal yang cukup untuk mengelola tanah wakaf tersebut, sehingga tanah wakaf seperti itu tidak bisa di kelola secara baik karena kendala transportasi dan sarana lain. Namun ketika para wakif di tawarkan bahwa tanah wakaf tersebut sebaiknya dijual dan hasil penjualan untuk kepentingan

pesantren

seperti gedung perpustakaan misalnya, ternyata para wakif banyak yang menolaknya karena memegangi paham bahwa wakaf tidak bisa di jual.

Adapun fungsi wakaf Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik pasal 2 dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (Buku III tentang Hukum Perwakafan) pasal 216 menyebutkan, bahwa fungsi wakaf adalah mengekalkan manfaat benda wakaf sesuai dengan tujuan wakaf, yaitu melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. Tujuan wakaf yang dimaksud oleh Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dijelaskan pada pasal 4, bahwa wakaf bertujuan untuk memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya. Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf ditambahkan dalam pasal 22, bahwa harta benda wakaf hanya dapat diperuntukkan bagi; sarana dan kegiatan ibadah sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan; bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa; kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau kemajuan kesejahteraan umum

lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.

Sebagaimana dimaksud dalam pasal 22, penetapan peruntukan harta benda wakaf dilakukan oleh wakif pada saat pelaksanaan ikrar wakaf. Sedangkan dalam hal wakif tidak menetapkan peruntukkan harta benda wakaf, nazhir dapat menetapkan peruntukkan harta benda wakaf yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan fungsi wakaf. Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf pasal 5 dijelaskan bahwa fungsi wakaf adalah mewujudakan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Wakaf merupakan tindakan hukum sukarela yang amat dianjurkan sebagai manifestasi rasa syukur atas anugerah rezeki yang diterima oleh seseorang dan difungsikan untuk kepentingan sosial dan keagamaan.

Dalam pelaksanaannya, agar fungsi wakaf sesuai dengan tujuan wakaf, maka objek wakaf

hendaknya didayagunakan dengan sebaik-baiknya dalam pengelolaannya. Untuk itu diperlukan nazhir yang

profesional

dibidangnya dengan mengedepankan prinsip dan ajaran Islam. Dengan adanya nazhir yang profesioanal tersebut diharapkan objek wakaf yang masih banyak terbengkalai serta belum optimal pemanfaatannya dapat lebih produktif, sehingga dapat memberikan sumbangan bagi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan bangsa serta dapat mencegah timbulnya permasalahan atau sengketa yang dapat timbul di kemudian hari.

Status Hukum Terhadap Wakaf Produktif Dalam Telaah Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima ‟iyah (ibadah sosial). Karena wakaf adalah ibadah, maka tujuan utamanya adalah pengabdian kepada Allah SWT

dan ikhlas karena mencari ridha-Nya 18 . Salah satu alasan pembentukan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf adalah praktik wakaf yang ada di masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib dan efisien, salah satu buktinya adalah di antara harta benda wakaf tidak terpelihara dengan baik, terlantar, bahkan beralih ke tangan pihak

ketiga dengan cara melawan hukum 19 . Dalam sejarah Islam, wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karena wakaf disyariatkan pada tahun kedua Hijriyah 20 . Ada dua pendapat yang berkembang di kalangan ahli yurisprudensi Islam ( fuqaha’) tentang siapa yang pertama kali melaksanakan syariat wakaf. Menurut sebagian pendapat ulama mengatakan bahwa yang pertama kali melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW yaitu wakaf tanah milik Nabi SAW untuk dibangun masjid. Sebagian ulama menyatakan bahwa yang pertama kali melaksanakan syariat wakaf adalah Umar bin Khatab. Pendapat ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar ra, sebagaimana telah dikemukakan di atas.

Praktek wakaf juga berkembang luas pada masa dinasti Umayyah dan dinasti Abbasiyah dan

18 Abdul Ghofur Anshori, “Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia,” Yogyakarta: Pilar Media, 2005,

19 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif (Simbiosa Rekatama

Media, 2008), 58. 20

Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, “Pedoman Pengelolaan Wakaf Uang,” Jakarta: Kementrian Agama, 2008, 6.

16 AT-TARADHI: Jurnal Studi Ekonomi, Volume 9, Nomor 1, Juni 2018, hlm. 10-24

dinasti sesudahnya, banyak orang berduyun-duyun mulai mengusung paradigma baru ke tengah untuk melaksanakan wakaf, dan wakaf tidak hanya

masyarakat mengenai konsep baru pengelolaan untuk orang-orang fakir dan miskin saja, tetapi

wakaf uang untuk peningkatan kesejahteraan umat. wakaf menjadi modal untuk membangun lembaga

Ternyata konsep tersebut menarik dan mampu pendidikan, membangun perpustakaan dan

untuk menggerakkan membayar gaji para statnya, gaji para guru dan

memberikan energy

kemandegan perkembangan wakaf. Kemudian beasiswa untuk para siswa dan mahasiswa.

pada tahun 2002, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Antusiasme masyarakat kepada pelaksanaan wakaf

menyambut konsep tersebut dengan mengeluarkan telah menarik perhatian negara untuk mengatur

fatwa yang membolehkan wakaf uang (waqf al- pengelolaan wakaf sebagai sektor untuk

nuqud).

membangun solidaritas sosial dan ekonomi Fatwa MUI tersebut kemudian diperkuat oleh masyarakat 21 . hadirnya Undang-Undang No. 41 Tahun 2004

Di Indonesia, kegiatan wakaf dikenal seiring Tentang Wakaf yang menyebutkan bahwa wakaf dengan perkembangan dakwah Islam di Indonesia.

tidak hanya benda tidak bererak, tetapi juga dapat Di samping melakukan dakwah Islam, para ulama

berupa benda bergerak, seperti uang. Selain itu, juga sekaligus memperkenalkan ajaran wakaf. Hal

diatur pula kebijakan perwakafan di Indonesia, ini terbukti dari banyaknya masjid-masjid yang

mulai dari pembentukan nadzir sampai dengan bersejarah dibangun di atas tanah wakaf. Ajaran

wakaf. Untuk dapat wakaf ini terus berkembang di Indonesia, baik

pengelolaan

harta

menjalankan fungsinya, Undang-Undang ini masih pada masa dakwah pra kolonial, masa kolonial,

memerlukan perangkat lain yaitu Peraturan maupun pasca colonial pada masa Indonesia

Pemerintah dan Peraturan Menteri Agama tentang merdeka.

Wakaf Uang yang akan menjadi juklak dalam Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa lembaga

implementasinya, serta adanya Badan Wakaf wakaf yang berasal dari agama Islam ini telah

Indonesia (BWI) yang akan berfungsi sebagai diterima (diresepsi) menjadi hukum adat bangsa

sentral nadzir wakaf. Setelah melalui proses Indonesia sendiri. Masa pemerintahan kolonial

panjang, pada penghujung tahun 2006 terbitlah merupakan momentum kegiatan wakaf. Karena

Peraturan Pemerintah No. 42 Nomor 2006 pada masa itu, perkembangan organisasi

Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Wakaf. keagamaan, sekolah, madrasah, pondok pesantren,

Wakaf di Indonesia adalah identik dengan masjid, semuanya merupakan swadaya dan berdiri

tanah, di mana wakaf memiliki kedudukan penting di atas tanah wakaf. Namun, perkembangan wakaf

dalam membangun kesejahteraan umat Islam. kemudian hari tak mengalami perubahan yang

Walaupun demikian, tidak banyak umat Islam berarti. Kegiatan wakaf dilakukan terbatas untuk

Indonesia yang menyadarinya. Jika disejajarkan kegiatan keagamaan, seperti pembangunan masjid,

dengan instrument filantropi lain dalam Islam, mushalla, langgar, madrasah, perkuburan, sehingga

masyarakat Indonesia lebih mengenal dengan kegiatan wakaf di Indonesia kurang bermanfaat

zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dibanding dengan secara ekonomis bagi rakyat banyak.

wakaf. Sebab, selama ini wakaf dikategorikan Walaupun beberapa aturan telah dibuat oleh

sebagi masalah ibadah atau kepemilikan Allah, pemerintah terkait dengan mekanisme wakaf,

akibatnya wakaf tidak boleh dikembangkan secara seperti PP Nomor 28 Tahun 1977 Tentang

ekonomis. Padahal, wakaf adalah sangat strategis Perwakafan Tanah Milik, akan tetapi PP ini hanya

untuk pemberdayaan masyarakat, pembangunan mengatur wakaf pertanahan saja. Ini berarti tak

ekonomi bangsa, dan kesejahteraan sosial. jauh beda dengan model wakaf pada periode awal,

Dinamika praktik wakaf di Indonesia, baik identik dengan wakaf tanah, dan kegunaannya pun

dari sisi konsepsional maupun institusional, tak terbatas pada kegiatan social keagamaan, seperti

lepas dari dinamika Islam maupun dinamika masjid, kuburan, madrasah, dan lain-lain. Karena

konteks dan kebutuhan masyarakat di zamannya. minimnya regulasi yang mengatur tentang

Pada awal penyiaran dan perkembangan islam, perwakafan,

wakaf identik dengan kebutuhan ibadah dan perkembangan wakaf di Indonesia mengalami

dakwah sehingga kegiatan wakaf yang Nampak stagnasi. Stagnasi perkembangan wakaf di

adalah terbatas dan terformat pada orientasi Indonesia mulai mengalami dinamisasi ketika pada

kegiatan keagamaan, seperti pembangunan masjid, tahun 2001, beberapa praktisi ekonomi Islam

mushalla, madrasah, perkuburan dan sarana ibadah lainnya. Menurut Gibb dan Kramers, meskipun sepanjang sejarah Islam wakaf telah memainkan peranan yang sangat penting dalam pembangunan

21 Wakaf dan Islam, 8.

Implemetasi Yuridis Terhadap Kedudukan Wakaf Produktif… Naimah 17 masyarakat muslim, tetapi banyak pengelolaan

pembentukan apa yang diistilahkan dalam al- wakaf tidak selalu mencapai hasil yang diinginkan.

Qur’an sebagai khoir ummah, yaitu suatu tatanan Wakaf merupakan modal (capital) umat Islam

sosio-politik-kultur yang kebaikan dan kualitasnya yang sangat potensial, bila dikelola dan

dapat diukur secara obyektif dan dengan standar dikembangkan dengan manajemen yang baik.

apa pun.

Wakaf berfungsi sebagai factor produksi bagi Indonesia terdapat lebih kurang 15 (lima perkembangan ekonomi yang diperuntukkan bagi

belas) perangkat perundang-undangan wakaf yang kesejahteraan umat Islam. Jumlah tanah wakaf di

telah diberlakukan. Undang-undang wakaf Indonesia hingga tahun 1991 mencapai 319.214

dimasukkan ke dalam Kompilasi Hukum Islam lokasi 22 . Karena itu, wajar saja bila pemerintah

(KHI) pada Buku III sejak tahun 1991, namun sejak zaman Belanda hingga sekarang menaruh

masih terbatas pada perwakafan tanah milik. perhatian yang besar dan menetapkan berbagai

Adapun pengaturan benda bergerak sebagai harta peraturan dan perundang-undangan sebagai

wakaf seperti uang, logam mulia, surat berharga, kontrol terhadap pengelolaan wakaf.

kenderaan, hak atas kekayaan intelektual, hak sewa Muhammad Musa al-Tiwana membagi ijtihad

dan lain-lain belum termuat secara rinci hingga itu ke dalam tiga objek: pertama, ijtihad dalam

diberlakukannya Undang-Undang RI Nomor 41 rangka memberi penjelasan dan penafsiran

Tahun 2004 tentang Wakaf. Hal ini memberi terhadap nash. Kedua, ijtihad dalam melakukan

indikasi bahwa harta wakaf lebih ditingkatkan pada terhadap hukum-hukum yang telah ada dan

pengelolaan dan pengembangan yang berorientasi disepakati. Ketiga, ijtihad dalam arti penggunaan

produktif.

ra’y. 23 Para fukaha yang berijtihad terhadap nash- Wakaf Produktif pada umumnya berupa nash yang zhanni, melakukan ta’wîl sebagai

tanah pertanian atau perkebunan, gedung-gedung metodenya. Ta’wîl dalam Ushul Fiqih diartikan

komersial, dikelola sedemikian rupa sehingga sebagai “Mengeluarkan lafaz dari makna lahirnya

mendatangkan keuntungan yang sebagian hasilnya kepada makna lain yang memungkinkan, di mana makna

dipergunakan untuk membiayai berbagai kegiatan tersebut, tidak termasuk makna lahirnya ”. Bagi Abû

tersebut. Sehingga dengan demikian harta wakaf Zahrah ta’wîl termasuk aspek-aspek istinbâth yang

benarbenar menjadi sumber dana dari masyarkat piawai dalam menangani masalah hukum. Ijtihad 24 untuk masyarakat .

telah terbukti ampuh dalam menyelesaikan Salah satu bentuk wakaf produktif dalam persoalan-persoalan baru yang dihadapi umat

ijtihad ulama masa kini adalah bentuk wakaf wakaf Islam. Sejak masa awal sampai masa keemasannya,

produktif atau lebih juga disebut dengan istilah ijtihad mampu menyelesaikan masalah-masalah

wakaf uang belum lama dikenal di Indonesia. yang tidak terdapat dalam al- Qur’an dan Hadis.

Padahal wakaf uang tersebut sebenarnya sudah Ijtihad telah menjadi daya gerak kemajuan umat

cukup lama dikenal di dunia Islam, yakni sejak Islam dalam segala bidang termasuk bidang

zaman kemenangan dinasti mamluk, para ahli fikih hukum.

memperdebatkan boleh atau tidaknya uang, Berbagai persoalan kontemporer yang

sebagian ulama yang muncul ke permukaan yang menyangkut berbagai

diwakafkan.

Ada

membolehkan wakaf uang, dan sebagian ulama bidang kehidupan seperti ekonomi, sosial, budaya,

melarangnya, dan masing-masing mempunyai kesehatan, merupakan masalah-masalah yang

alasan yang memadai. Meskipun wakaf uang sudah harus dikaji hukumnya melalui ijtihad dengan

dikenal pada masa Imam Mazhab, namun wakaf merujuk pada jiwa hukum yang terkandung dalam

uang baru akhirakhir ini mendapat perhatian para al- Qur’an dan Hadis (maqâshid al- syarî‘at). Islam

ilmuan dan menjadi bahan kajian intensif. Di bertujuan untuk menciptakan suatu tata sosio-

berbagai Negara, Wakaf Uang sudah lama menjadi politik di atas landasan etika dan moral yang kuat

kajian, dan bahkan sudah dipraktekkan serta diatur dalam rangka mengaktualisasikan prinsip rahmatan

perundang-undangan.Yang lil ‘âlamîn dalam ruang dan waktu. Fondasi moral

dalam

peraturan

menjadi masalah di berbagai tempat baik di dan etika ini merupakan pra syarat bagi

Indonesia maupun di Negara lain adalah pengelolaannya, tidak jarang wakaf dikelola dengan manajemen yang kurang bagus sehingga dapat mengakibatkan wakaf tersebut berkurang atau

22 Abdul Halim dan Mhd Rasidin, Hukum Perwakafan di Indonesia (Ciputat Press, 2005), 149.

23 Muhammad Musa al-Tiwana, al-Ijtihâd wa Madâ 24 Muhammad Yusuf, “Pemberdayaan Wakaf Produktif Hajâtinâ Ilaihi fî hâdzâ al- ‘Asr, (Mesir: Dâr Kutub al-

Untuk Pember dayaan Ekonomi Umat,” Semarang: Badan Haditsah), 39.

Wakaf Nusantara, 2009, 40.

18 AT-TARADHI: Jurnal Studi Ekonomi, Volume 9, Nomor 1, Juni 2018, hlm. 10-24

hilang. Padahal, jika wakaf uang ini diatur, dikelola, undang wakaf sebelumnya yang mengatur tentang dan dikembangkan dengan baik akan membawa

pengelolaan harta wakaf, dimana kewajiban nazir dampak yang begitu besar dalam masyarakat 25 . diatur secara gamblang sesuai dengan prinsip

Perlu dapat dipahami bahwa dasar penetapan syari’ah dan pada pasal 43 ayat 2 dijelaskan bahwa wakaf produktif dalam Undang-undang Nomor 41

pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf Tahun 2004 adalah ijtihad. Ijtihad yaitu

dilakukan secara produktif.

mencurahkan kemampuan untuk mendapatkan Kehadiran Undang-Undang Nomor 41 hukum syara‘ yang bersifat operasional melalui

Tahun 2004 tentang Wakaf telah membawa upaya istinbath (penggalian) hukum. Lahirnya

paradigma baru perwakafan di Indonesia. Pasal 42 Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 tahun

dan 43 Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 2004

tentang Wakaf tersebut mewajibkan nazir untuk memberdayakan wakaf yang merupakan salah satu

tentang Wakaf

diarahkan

untuk

mengelola dan mengembangkan harta benda instrumen dalam membangun kehidupan sosial

wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan ekonomi umat Islam. Kehadiran Undang-undang

peruntukannya dan harus dilakukan secara wakaf ini menjadi momentum pemberdayaan

produktif tanpa melanggar prinsip- prinsip syari’ah. wakaf secara produktif, sebab di dalamnya

Pengelolaan dan pengembangan secara produktif terkandung pemahaman yang komprehensif dan

tersebut antara lain dengan cara pengumpulan pola manajemen pemberdayaan potensi wakaf

(fundraising), investasi, penanaman modal, produksi, secara modern.

perdagangan, agrobisnis, Pemerintah memberikan perhatian yang

kemitraan,

pertambangan, perindustrian, pengembangan sangat serius dengan mengeluarkan Peraturan

teknologi dan pembangunan gedung, apartemen, Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang

rusun, pasar swalayan, pertokoan, perkantoran, Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 tahun

sarana pendidikan dan usaha-usaha yang tidak 2004 tentang Wakaf karena selama ini tradisi

bertentangan dengan syari’ah. masyarakat Indonesia khususnya dipedalaman

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 dalam pengelolaan wakaf masih cenderung bersifat

Tentang Wakaf ini juga menjadi momentum konsumtif dan pengelolaan secara produktif yang

pemberdayaan wakaf secara produktif sebab di diharapkan oleh pemerintah belum maksimal.

pemahaman yang Selain itu juga persepsi masyarakat dalam

dalamnya

terkandung

komprehensif dan pola manajemen pemberdayaan memahami wakaf masih terikat dan tersekat

potensi wakaf secara modern. Dalam undang- dengan

pemahaman lama yang hampir undang wakaf yang baru ini konsep wakaf mendominasi pemikiran masyarakat Muslim

mengandug dimensi yang sangat luas. Ia mencakup Indonesia.

harta tidak bergerak, maupun yang bergerak, Dasar penetapan wakaf produktif. dalam

termasuk wakaf uang yang penggunaannya sangat Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 adalah

luas, tidak terbatas untuk pendirian tempat ibadah ijtihad. Ijtihad yaitu mencurahkan kemampuan

dan sosial keagamaan. Undang-undang no 41 untuk mendapatkan hukum syara ‘ yang bersifat

tahun 2004 tentang wakaf telah memberikan operasional melalui upaya istinbath (penggalian)

kepastian hukum serta memberikan dorongan hukum. Undang-Undang 41 Tahun 2004 terdiri

pada masyarakat untuk giat berwakaf khususnya dari 11 (sebelas) Bab dan 71 (tujuh puluh satu)

dalam melakukan pengelolaan wakaf secara Pasal, dengan rincian Bab I, Ketentuan umum,

produktif.

Bab II, Dasar-dasar wakaf, Bab III, mengenai

Pendaftaran dan Pengumuman harta wakaf, Bab

Penerapan

Wakaf

Produktif Sebagai

IV, Perubahan status benda wakaf, Bab V,

Perangkat Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Pengelolaan dan Pengembangan harta benda

di Indonesia

wakaf, Bab VI, Badan wakaf Indonesia, Bab VII, Islam menuturkan bahwa setiap manusia Penyelesaian sengketa, Bab VIII, Pembinaan dan

sama derajatnya dihadapan Allah oleh karena itu Pengawasan, Bab IX, Ketentuan Pidana dan

umat manusia dipandang sebagai satu keluarga. Sanksi administrasi, Bab X, Ketentuan Peralihan

Untuk merealisasikan kekeluargan dan kebersaman dan Bab XI, Ketentuan penutup.

tersebut, harus ada kerja sama secara sukarela Bab V dalam Undang-Undang 41 Tahun

('antaradhin-minkum) dan tolong menolong 2004 merupakan pengembangan dari Undang-

secara.benar (ta'awanu 'alal bird wa taqwa). Konsep persaudaraan dan perlakuan yang sama terhadap seluruh anggota masyarakat di muka

bumi tidaklah mempunyai arti kalau tidak disertai

Wakaf dan Islam, “Pedoman Pengelolaan Wakaf Uang,” 93.

dengan keadilan ekonomi yang memungkinkan

Implemetasi Yuridis Terhadap Kedudukan Wakaf Produktif… Naimah 19 setiap orang memperoleh hak atas sumbangannya

alat kelengkapan yang paling sempurna dibanding terhadap masyarakat.

makhluk lain, agar la mampu melaksanakan tugas, Dengan kcmitmen Islam yang khas dan

hak dan kewajibannya sebagai khalifah Allah di mendalam terhadap persaudaraan, keadilan sosial

bumi itu, manusia yang berasal dari substansi yang dan ekonomi, maka ketidakadilan dalam

sama, wajib saling bantu membantu dan pendapatan dan kekayaan yang berlangsung saat

bekerjasama terutama dalam melakukan kegiatan ini adalah bertentangan dengan Islam. Akan tetapi

memenuhi keperiuannya konsep keadilan Islam dalam distribusi pendapatan

ekonomi

untuk

berdasarkan persamaan dan persaudaraan; (3) dan kekayaan serta konsepsinya tentang keadilan

Beriman kepadahari kiamat. Keyakinan kepada sosial tidaklah menuntut bahwa semua orang harus

hari kiamat ini sangat panting dalam sistem mendapat upah yang sama tanpa memandang

ekonomi Islam karena dengan keyakinan itu, konstiibusinya

tingkah laku ekonomi manusia di dunia ini akan memberikan toleransi ketidaksamaan pendapatan

dapat terkendali, karena bahwa semua perbuatan, sampai tingkat tertentu, karena setiap orang

termasuk tindakan ekonomi akan dimintai tidaklah sama sifat, kemampuan dan pelayanannya

pertanggungjawabnya di hadapan Allah . 26 dalam masyarakat Adanya perpedaan derajat

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang kemampuan serta perbedaan dalam kesempatan

berdasarkan ketuhanan. Ekonomi Islam bertitik dapat menjadi sebab musabab darl perbedaan

tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan dalam perolehan rezeki yang mungkin dllerima

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat oleh seseorang. Akibat lebih lanjut adalah lahirnya

Allah 27 . Menurut agama Islam kegiatan ekonomi golongan kaya (qaum aghniaa) dan golongan miskin

merupakan bagian dari kehidupan yang (qaum duafa'/Masakin) dalam masyarakat, jurang

menyeluruh, dilandasi oleh nilai-nilai yang pemisah yang semakin dalam antara keduanya.

bersumber dari alquran dan hadits yang Dalam al-Qur'an terdapat petunjuk dan pedoman

diaplikasikan pada hubungan kepada Allah dan bagi seseorang untuk membelanjakan hartanya,

kepada manusia secara bersamaan. 28 Nilai-nilai baik untuk kepentingan dirinya sendlri maupun

untuk kepentingan orang lain dalam masyarakat. 29 inilah yang menjadi sumber ekonomi Islam. Petunjuk itu antara lain terdapat dalam surat

Sehingga kegiatan ekonomi terikat oleh nilai-nilai al-Isra' ayat 26 :

keislaman, termasuk dalam memenuhi kebutuhan. Pada hakikatnya, manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, bertujuan untuk memenuhi

ْرِّذَب ت َلََّو يلييبَّسلا َنْباَو َينيكْسيمْلاَو هَّقَح َبَْر قْلا اَذ يتآَو kelangsungan hidupnya. Di antara kebutuhan yang

diperlukan ialah barang dan jasa, yang mampu

Artinya: "Dan berikanlah bagi keluarga-keluarga yang memberikan manfaat kepada manusia, baik untuk dekat akan haknya, kepada orang miskin dan

dirinya maupun orang lain. Nilai manfaat inilah orang yang dalam perjalanan; dan janganlah

yang menjadi salah satu faktor dari kebutuhan kamu menghambur-hamburkan (hartamu)

manusia atau disebut sebagai nilai ekonomis dalam secara boros". Dan "bahkan mengeiuarkan

perspektif ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi membagi sedekah kepada orang yang membutuhkaan

kebutuhan menjadi tiga, yaitu kebutuhan primer, berakibat pada kebersihan dan kesucian diri."

kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Dari uraian tersebut nampak jelasbahwa

Berangkat dari asas pokok filsafat ekonomi perekonomian dalam Islam sangat peduli terhadap

Islam tersebut di atas, dapat melahirkan nilai nilai kaum yang lemah di satu sisi, dan sekaligus

dasar sistem ekonomi Islam seperti yang mendorong umat untuk bekerja keras. Menurut

diungkapkan oleh Muhammad Daud Ali. Adapun Monzer Kahf setiap kegiatan ekonomi dalam

nilai-nilai dasar sistem ekonomi Islam itu adalah: Islam harus didasarkan pada asas filsafat ekonomi

Islam. Adapun asas filsafat ekonomi islam adalah; (1) Semua yang ada di alam semesta, langit, bumi

serta sumber alam yang ada padanya, bahkanharta 26 Ahmad M. Saifuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi

27 Islam, (Jakarta: Media Dakwah, 1984), 19. kekayaan yang dimiliki manusia adalah milik Allah. Manusia sebagai khalifah-Nya hanya berhak Qardhawi Yusuf, Norma dan Etika Ekonomi Islam,

diterjemahkan oleh Zainal Arifin dan Dahlia Husain (Jakarta:

mengurus dan memanfaatkan alam semesta itu