SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BERKAS JAMIN

LAPORAN MAGANG
TENTANG
SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BERKAS
JAMINAN FIDUSIA BERBASIS WEB
(Studi Kasus : Kantor Notaris Sisca Angelia Wulan Sari, S.H.,M.Kn.)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Dalam Penyusunan Skripsi

Disusun Oleh :
1. Karwi Widiastuti
2. Pratama Mulya Marta Wijaya

(43E57006115019)
(43E57006115022)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(STMIK) KHARISMA
KARAWANG

2015

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG

1. Nama

: KARWI WIDIASTUTI
: 43E57006115019

NPM
2. Nama

: PRATAMA MULYA MARTA
WIJAYA
: 43E57006115022

NPM
Judul Penelitian Berbasis


: Sistem Informasi Penerimaan Berkas
Jaminan Fidusia Berbasis Web

Karawang, ...................2015
Disetujui Oleh :
Pembimbing Akademik,

(Supriyadi, S.T., M.Kom)

Pembimbing Teknis,

(Sisca Angelia Wulan Sari, S.H., M.Kn)

Diketahui Oleh:
Ketua Program Studi Teknik Informatika,

(Supriyadi, S.T., M.Kom)
NIP. 198006202005011004

ABSTRAKSI

Karwi Widiastuti, Pratama Mulya Marta Wijaya. Sistem Informasi Penerimaan Berkas Fidusia
Berbasis Web. Dibimbing oleh Supriyadi.
Perkembangan Sistem informasi pada saat ini menjadi suatu pendukung dalam proses
penyelesaian suatu kegiatan dan pekerjaan. Keberadaan Sistem informasi sudah menjadi
kebutuhan dasar bagi suatu instansi terutama dalam segala aspek aktifitasnya. Sistem informasi
juga berperan sebagai alat bantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dalam
lingkungan pekerjaan. Tujuan dari pembuatan sistem informasi penerimaan berkas fidusia
tersebut yaitu untuk mengoptimalkan fungsi komputer, dan membantu staff atau notaris dalam
pengelolaan data berkas di kantor notaris. Proses pembuatannya menggunakan metode OOP
(Object Oriented Programming), dengan metode penelitian yaitu metode Waterfall tahapannya
Analisis, Desain, Penulisan Kode Program, Pengujian, dan Pendukung atau Pemeliharaan.
Dalam final project ini, dikembangkan sistem informasi penerimaan berkas fidusia yang
memungkinkan user tidak kesulitan dalam mengelola berkas, dari mulai penginputan data
berkas, penomoran lemari dan data finance yang bekerjasama dengan notaris. Sehingga dengan
adanya sistem informasi ini, proses penerimaan berkas fidusia sudah tidak lagi dilakukan secara
manual seperti yang pernah diterapkan sebelumnya.

Kata kunci : Jaminan Fidusia, Web, OOP, Waterfall, OOA, Pemberkasan, Arsip

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Perkembangan Sistem informasi pada saat ini menjadi suatu pendukung

dalam proses penyelesaian suatu kegiatan dan pekerjaan. Keberadaan Sistem
informasi sudah menjadi kebutuhan dasar bagi suatu instansi terutama dalam segala
aspek aktifitasnya. Sistem informasi juga berperan sebagai alat bantu dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dalam lingkungan pekerjaan (Rahadi,
2007). Penerapan Sistem informasi juga berpengaruh pada instansi yang bergerak
dibidang jasa pelayanan.
Kantor Notaris Sisca Angelia Wulan Sari,S.H.,M.Kn merupakan suatu instansi
dibidang jasa pelayanan, yaitu pelayanan dalam bidang hukum seperti pembuatan
akta jual beli, pengikatan jual beli, balik nama sertifikat tanah, pembuatan akta kuasa,
pendirian perseroan komanditer, perseroan terbatas serta yayasan, dan pembuatan
akta jaminan fidusia. Dari jenis-jenis akta tersebut, akta jaminan fidusia inilah yang
jumlahnya lebih banyak. Akta jaminan fidusia merupakan jaminan yang diberikan
kepada benda bergerak yang berwujud, seperti mesin-mesin, kendaraan bermotor,

stok barang dagangan, dan juga terhadap benda tidak berwujud seperti piutang
dagang, atau tagihan (Purnamasari ,2012).
Konsep pemberian jaminan fidusia sendiri yaitu penyerahan hak milik secara
kepercayaan atas hak-hak kebendaan atau dalam istilah hukumnya yaitu hak jaminan
kebendaan. Hak kebendaan disini berupa hak atas suatu benda yang bisa dimiliki dan
dialihkan. Contohnya kendaraan bermotor (motor atau mobil), alat-alat berat, piutang
dagang atau tagihan, dan stok barang dagangan (inventory).
Proses pembuatan akta jaminan fidusia inilah yang menjadi suatu
permasalahan dalam proses manajemen pemberkasannya. Permasalahan tersebut
yaitu menyimpan satu kopian berkas atau dokumen yang memungkinkan sekali
terjadinya kehilangan berkas, dan proses manajemen pemberkasan yang masih
manual. Seperti pemberian kode berkas pada berkas jaminan fidusia yang akan dibuat

akta, lalu pengecekan kelengkapan berkas yang hanya dicatat dalam sebuah kertas. Selain itu,
proses penyimpanan dan penataan berkas dalam box file disebuah lemari yang belum teratur
sehingga akan menyulitkan karyawan notaris dan notaris dalam pencarian berkas atau dokumen
ulang ketika berkas tersebut dibutuhkan kembali.
Karena sistem pengelolaan arsip atau berkas memegang peranan penting bagi jalannya
suatu intansi sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan instansi yang dapat bermanfaat
untuk bahan penilaian, pengambilan keputusan, atau penyusunan program pengembangan dari

instansi yang bersangkutan. Penyelenggaran kearsipan secara baik dan benar, selain merupakan
suatu aset instansi, juga berguna sebagai bahan pengambilan keputusan instansi pemerintah
maupun swasta, karena dengan arsip atau dokumen yang teratur dan benar pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Terselenggaranya kearsipan secara baik juga
dapat meminimalisir kesalahan manajemen yang akan diambil oleh instansi melalui tersedianya
informasi yang tersaji dengan baik dan benar (Sibali ,2010).
Berdasarkan permasalahan yang ada di Kantor Notaris Sisca Angelia Wulan Sari,S.H.,
M.Kn tersebut, maka perlu dilakukan analisis dan perancangan mengenai teknik pengarsipan
yang baik. Oleh karena itu dalam penelitian magang ini akan mengambil tema “Sistem Informasi
Penerimaan Berkas Fidusia Berbasis Web” yang bertempat di Kantor Notaris Sisca Angelia
Wulan Sari,S.H., M.Kn.

1.2

Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasi masalah yaitu

sebagai berikut :
1. Manajemen pemberkasan yang kurang baik. Dalam proses penyimpanan dan pengarsipan
berkas jaminan fidusia yang tidak teratur yang memungkinkan terjadinya kehilangan berkas.

2. Pengecekan kelengkapan berkas yang harus ditulis secara manual dalam sebuah kertas, dan
mengharuskan karyawan notaris membuka kembali berkas-berkas yang telah ditumpuk,
sehingga akan banyak memakan waktu.

1.3

Batasan Masalah
Untuk memudahkan penelitian serta membatasi penelitian yang akan diselesaikan guna

menghindari adanya kegiatan diluar tujuan yang akan dicapai, sehingga dibutuhkan batasan
masalah yaitu sebagai berikut :
1. Pemasukan data dan kelengkapan berkas
Berkas yang diserahkan oleh klien kepada notaris akan di-check dan di-input dalam sebuah
sistem. Kemudian berkas atau arsip tersebut akan di-scan untuk disimpan dalam sebuah
sistem agar mudah dicari lagi ketika data-data tersebut dibutuhkan kembali.
2. Pemberian kode berkas
Berkas atau dokumen akan diberikan kode pada berkas agar memudahkan untuk pencarian
berkas.

1.4


Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai sarana penulis untuk mengimplementasikan apa

yang telah diberikan dalam perkuliahan, dan untuk mengembangkan suatu sistem dalam sebuah
instansi agar lebih baik lagi dari sistem yang sedang berjalan dengan membuat Sistem Informasi
Penerimaan Berkas Jaminan Fidusia Berbasis Web dan bertempat di Kantor Notaris Sisca
Angelia Wulan Sari,S.H.,M.Kn.

1.5
1.

2.

Manfaat Penelitian
Bidang disiplin ilmu Teknik Informatika
Memenuhi kewajiban sebagai seorang mahasiswa melaksanakan kerja praktek dan
melakukan penelitian sebagai syarat penyusunan skripsi.
Dunia pendidikan
Menambah referensi penelitian dalam dunia pendidikan yang dapat dijadikan suatu

pembelajaran lagi untuk penelitian selanjutnya.

3.

4.

Bagi tempat penelitian
Dengan adanya sistem informasi ini diharapkan dapat membantu mempermudah perusahaan
dalam pengolahan berkas-berkas, sehingga akan didapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Bagi STMIK Kharisma Karawang
Membantu memperkenalkan STMIK Kharisma kedalam dunia pekerjaan

dan

memperkenalkan mahasiswa kedalam dunia kerja diluar sehingga akan membina hubungan
baik dengan perusahaan-perusahaan tempat penelitian.
5. Bagi penulis

Membantu penulis melatih untuk membuat suatu sistem informasi yang berguna bagi suatu
perusahaan atau instansi.


1.6

Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan bulan September sampai bulan

November 2014 yang beralokasi di Kantor Notaris Sisca Angelia Wulan Sari,S.H.,M.Kn.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Landasan Teori

2.1.1

Pengertian Sistem Informasi
Sistem merupakan suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-

variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu

Lucas (1987).
Menurut Zwass (1998) sistem adalah komponen (subsistem atau bagian dasar) yang
beroperasi bersama untuk mencapai tujuan bersama (atau beberapa tujuan). Sehingga dapat
dikatakan bahwa sistem adalah merupakan suatu hal yang saling terkait satu sama lain untuk
mencapai sebuah tujuan yang sama.
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang (Davis,
1989). Adapun menurut Indrajit (2000) sistem informasi adalah suatu kumpulan dari komponenkomponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan
pengaliran informasi.
Menurut Martin (1994) sistem Informasi adalah gabungan antara hardware dan software
computer, prosedur-prosedur, dokumentasi, formulir-formulir dan orang yang bertanggungjawab
untuk mengumpulkan, mengolah dan mendistribusikan data dan informasi.
Pengertian lain tentang sitem informasi menurut Alter (1992) sistem informasi adalah
kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan
untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Dan Menurut Wilkinson (1992) sistem
informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumberdaya (manusia, komputer)
untuk mengubah masukan menjadi (informasi), guna mencapai sasaran perusahaan.

2.1.2

Pengertian Jaminan Fidusia
Jaminan adalah keyakinan atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur

untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang
diperjanjikan (Aermadepa, 1979).
Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan
ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan
pemilik benda [Kemenkumham].
Fidusia menurut asal katanya berasal dari bahasa Romawi fides yang berarti kepercayaan.
Fidusia merupakan istilah yang sudah lama dikenal dalam bahasa Indonesia. Dalam terminologi
Belanda istilah ini sering disebut secara lengkap yaitu Fiduciare Eigendom Overdracht (F.E.O)
yaitu penyerahan hak milik secara kepercayaan. Sedangkan dalam istilah bahasa Inggris disebut
Fiduciary Transfer of Ownership. Dan fidusia juga diartikan sebagai pengalihan hak kepemilikan
suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya
dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. (Aermadepa, 1979).
Sedangkan arti dari Jaminan fidusia adalah jaminan yang diberikan kepada benda
bergerak yang berwujud, seperti mesin-mesin, kendaraan bermotor, stok barang dagangan, dan
juga terhadap benda tidak berwujud seperti piutang dagang, atau tagihan (Purnamasari ,2012).

2.1.2.1 Objek Jaminan Fidusia
Konsep Pemberian jaminan fidusia adalah penyerahan hak milik secara kepercayaan atas
hak-hak kebendaan atau, dalam istilah hukumnya zakelijke zakerheid (security right in rem-hak
jaminan kebendaan). Adapaun yang dimaksud dengan hak-hak kebendaan disini berupa hak atas
suatu benda yang bisa dimiliki dan dialihkan. Contohnya, kendaraan bermotor (motor atau
mobil), mesin-mesin dan alat-alat berat, piutang dagang atau tagihan, stok barang dagangan
(inventory) (Purnamasari, 2012).
Ciri-ciri atau sifat hak kebendaan yang dapat dialihkan tersebut terdapat dalam surat dari
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang dijadikan sebagai
pedoman bagi petugas tertanggal 27 September 2006 Nomor C.HT.-1.10-74 untuk pendaftaran
fidusia. Isi surat itu menjelaskan bahwa :
1. Hak kebendaan bersifat mutlak, yaitu dapat dipertahankan terhadap siapapun juga. Artinya,
hak kebendaan punya kepemilikan mutlak sehingga bisa dipertahankan terhadap siapapun.

2. Hak kebendaan punya zaakgevolg atau droit de suite. Artinya, hak tersebut mengikuti
bendanya dimanapun atau tangan siapapun benda tersebut berada.
3. Hak kebendaan memiliki droit de preference (hak mendahului). Artinya, pemegang jaminan
kebendaan berhak untuk mendapatkan piutang terlebih dahulu daripada kreditor lainnya (jika
ada) dari hasil penjualan barang yang dijaminkan.

2.1.2.2 Langkah-langkah Pembuatan Akta Jaminan Fidusia
Langkah-langkah dalam pembuatan akta jaminan fidusia sampai pendaftaran jaminan
fidusia yaitu sebagai berikut :
1.

Penyerahan dokumen awal berupa syarat-syarat pembuatan akta jaminan fidusia kepada
notaris untuk dipelajarai, lalu penyiapan objek yang akan dijaminkan berikut kelengkapan
berkasnya. Pada saat penyerahan dokumen, akan dilakukan pemeriksaan (check list) dan
pengelompokkan berkas menjadi dua, yaitu :
a. Lengkap
Seluruh dokumen langsung diproses untuk pembuatan akta jaminan fidusia berkenaan.
b. Tidak lengkap
Dibuatkan daftar untuk dokumen yang belum lengkap dan harus dipenuhi dalam jangka
waktu tertentu sesuai kesepakatan.

2. Dilakukan verifikasi data oleh penerima jaminan fidusia dan/atau notaris atas dokumen asli
kepemilikan dengan salinan berkas dokumen (fotokopi) yang disiapkan untuk keperluan
pembuatan akta jaminan fidusia berikut pendaftarannya.
3. Pendatanganan akta jaminan fidusia antara pemberi jaminan fidusia dan penerima jaminan
fidusia. Jika sebelumnya telah dibuatkan surat kuasa jaminan fidusia, maka yang
menandatangani akta tersebut hanyalah penerima jaminan fidusia selaku kuasa dan selaku
diri sendiri.
4. Notaris mengeluarkan cover note yang menjelaskan bahwa akta jaminan fidusia atas unit
tertentu sudah ditandatangani dan dikeluarkan sertifikatnya.
5. Pembuatan salinan akta jaminan fidusia oleh notaris dan legalisasi seluruh dokumen yang
akan dilampirkan berikut bukti pendafataran.
6. Pendaftaran akta jaminan fidusia yang dikelompokkan berdasarkan wilayah masing-masing
(sesuai kedudukan pemberi fidusia).

7. Penerbitan sertifikat jaminan fidusia.
8. Penyerahan dokumen berupa salinan akta jaminan fidusia dan sertifikat jaminan fidusia
kepada penerima jaminan fidusia.

2.1.3

Pengertian Web
Web adalah fasilitas hypertext yang mampu menampilkan data berupa teks, gambar,

suara, animasi dan multimedia lainnya, dimana diantara data-data tersebut saling terkait dan
berhubungan satu dengan yang lainnya (Rianto,2007).
Website atau World Wid Web (WWW) adalah sebuah database dari rangkaian komputer di
seluruh dunia. Website menjembatani para penggunanya untuk mendapatkan berbagai macam
informasi dari mana saja (Nicholas dkk, 1996).
Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan
informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan
dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun yang dinamis yang membentuk satu rangkaian
bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan
halaman (hyperlink) (Riyadi dkk, 2002).

2.1.4

Aplikasi Client Server
Client server merupakan suatu model jaringan yang memiliki client dan server. Client

adalah komputer yang meminta layanan (berupa data atau perangkat seperti printer), sedangkan
server adalah komputer yang bertindak untuk melayani permintaan client. Pengertian lain Server
menurut Nugroho (2004) adalah secara global server dapat diartikan sebagai pusat dan di
fungsikan sebagai “pelayanan” yang berguna untuk pengiriman data atau penerimaan data serta
mengatur pengiriman dan permintaan data di antara komputer-komputer yang tersambung atau
dengan kata lain server berfungsi menyediakan pelayanan terhadap client.
Fungsi server sendiri sebenarnya berupa perangkat lunak yang di jalankan pada
perangkat keras yang umunya berupa komputer. Beberapa contoh fungsi server yaitu file server,
print server, web server, dan mail server. File server menangani berkas yang dapat di akses oleh
client. Print server bertindak sebagai pengontrol printer yang dapat digunakan oleh client. Web

server menangani halaman-halaman web yang di akses oleh browser. Dan mail server menangani
surat-surat elektronik.

2.1.5

Waterfall
Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential

linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur
hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean,
pengujian, dan tahap pendukung (support).
1. Analisis kebutuhan perangkat lunak
Proses pengumpulan kebutuha dilakukan secara intensif untuk mespesifikasikan kebutuhan
perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user.
Spesifikasi kebutuhan perangakat lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.
2. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multilangkah yang focus pada desain pembuatan
program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi
antarmuka, dan prosedur pengodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari
tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi
program pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga
perlu didokumentasikan.
3. Penulisan kode Program
Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah
program computer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian
Pengujian focus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan memastikan
bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error)
dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika sudah
dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak
terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru.
Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari
analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk
membuat perangkat lunak baru.

Dari kenyataan yang terjadi sangat jarang model air terjun dapat dilakukan sesuai alurnya
karena sebab berikut :
a) Perubahan spesifikasi perangkat lunak terjadi di tengah alur pengembangan.
b) Sangat sulit bagi pelanggan untuk mendefinisikan semua spesifikasi di awal alur
pengembangan. Pelanggan sering kali butuh contoh (prototype) untuk menjabarkan
spesifikasi kebutuhan sistem lebih lanjut.
c) Pelanggan tidak mungkin bersabar mengakomodasi perubahan yang diperlukan di akhir alur
pengembangan.
Dengan berbagai kelemahan yang dimiliki model air terjun tapi model ini telah menjadi
dasar dari model-model yang lain dalam melakukan perbaikan model pengembangan
perangkat lunak. Model air terjun sangat cocok digunakan kebutuhan pelanggan sudah sangat
dipahami dan kemungkinan terjadinya perubahan kebutuhan selama pengembangan
perangkat lunak kecil. Hal positif dari model air terjun adalah struktur tahap pengembangan
sistem jelas, dokumentasi dihasilkan di setiap tahap pengembangan, dan sebuah tahap
dijalankan setelah tahap sebelumnya selesai dijalankan (tidak ada tumpang tindih
pelaksanaan tahap) (S dan Salahuddin, 2011).

2.1.6

Object Oriented Approach
Object oriented approach merupakan suatu teknik atau cara pendekatan dalam melihat

permasalahan dan sistem (sistem perangkat lunak, sistem informasi, atau sistem lainnya).
Pendekatan berorientasi objek akan memandang sistem yang akan dikembangkan sebagai suatu
kumpulan objek yang berkorespondensi dengan objek-objek dunia nyata (Satzinger, 2007).
Ada banyak cara untuk mengabstraksikan dan memodelkan objek-objek tersebut, mulai
dari abstraksi objek, kelas, hubungan antar kelas sampai abstraksi sistem. Saat mengabstraksikan
dan memodelkan objek, data dan proses-proses yang dipunyai oleh objek akan dienkapsulasi
(dibungkus) menjadi satu kesatuan.
Sistem berorientasi objek merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan
metode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennya dibungkus (dienkapsulasi)
menjadi kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dalam sistem tersebut dapat mewarisi
atribut dan sifat dan komponen lainnya dan dapat berinteraksi satu sama lain. Berikut adalah
beberapa konsep dasar yang harus dipahami tentang metodologi berorientasi objek :
1) Kelas (class)

Kelas adalah kumpulan objek-objek dengan karakteristik yang sama. Kelas merupakan
definisi statis dan himpunan objek yang sama yang mungkin lahir atau diciptakan dan kelas
tersebut. Sebuah kelas akan mempunyai sifat (atribut), kelakuan (operasi/metode), hubungan
(relationship) dan arti. Suatu kelas dapat diturunkan dan kelas yang lain, dimana atribut dan
kelas semula dapat diwariskan ke kelas yang baru. Secara teknis, kelas adalah sebuah
struktur dalam pembuatan perangkat lunak. Kelas merupakan bentuk struktur pada kode
program yang menggunakan metodologi berorientasi objek.
2) Objek (object)
Objek adalah abstraksi dan sesuatu yang mewakili dunia nyata seerti benda, manusia, satuan
organisasi, tempat, kejadian, struktur, status, atau hal-hal lain yang bersifat abstrak.
3) Metode (method)

Operasi atau metode pada sebuah kelas hamper sama dengan fungsi atau prosedur pada
metodologi structural. Sebuah kelas boleh memiliki lebih dari satu metode atau operasi.
4) Atribut (attribute)

Atribut dari sebuah kelas adalah variabel global yang dimiliki oleh sebuah kelas. Atribut
dapat berupa nilai atau elemen-elemen data yang dimiliki oleh objek dalam kelas objek.
5) Abstraksi (abtraction)

Prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi satu bentuk model
yang sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak sesuai dengan
permaslahan.
6) Enkapsulasi (encapsulation)
Pembungkusan atribut data dan layanan (operasai-operasi) yang dipunyai objek untuk
menyembunyikan implementasi dan objek sehingga objek lain tidak mengetahui cara
kerjanya.
7) Pewarisan (inhertitance)

Mekanisme yang memungkinkan satu objek mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan
objek lain sebagai bagian dan dirinya.
8) Antarmuka (interface)

Antarmuka sangat mirip dengan kelas, tapi tanpa atribut kelas dan memiliki metode yang
dideklarasikan tanpa isi. Deklarasi metode pada sebuah antarmuka dapat diimplementasikan
oleh kelas lain.
9) Reusability
Pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan untuk suatu permaslahan pada
permasalahan lainnya yang melibatkan objek tersebut.
10) Generalisasi dan Spesialisasi

Menunjukkan hubungan antara kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek yang
khusus. Misalnya kelas yang lebih umum (generalisasi) adalah kendaraan darat dan kelas
khususnya (spesialisasi) adalah mobil, motor, dan kereta.
11) Komunikasi antar objek
Komunikasi antarobjek dilakukan lewat pesan (message) yang dikirim dan satu objek ke
objek lainnya.
12) Polimorfisme (polymorphism)

Kemampuan suatu objek untuk digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang
sama sehingga menghemat baris program.
13) Package

Package adalah sebuah container atau kemasan yang dapat digunakan untuk mengelompokan
kelas-kelas sehingga memungkinkan beberapa kelas bernama sama disimpan dalam package
yang berbeda.

2.1.7

Unified Modeling Language (UML)
Pada perkembangan teknologi perangkat lunak, diperlukan adanya bahasa yang

digunakan untuk memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat dan perlu adanya standarisasi
agar orang di berbagai negara dapat mengerti pemodelan perangkat lunak. Seperti yang kita
ketahui bahwamenyatukan banyak kepala untuk menceritakan sebuah ide dengan tujuan untuk
memahami hal yang sama tidaklah mudah, oleh karena itu diperlukan sebuah bahasa pemodelan
perangkat lunak yang dapat dimengerti oleh banyak orang.
Pada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, muncullah sebuah
standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun dengan
menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek, yaitu Unified Modeling Languaage
(UML). UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan,
menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML merupakan
bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan
diagram dan teks-teks pendukung.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Metode Pengembangan Waterfall
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisis sistem pada

umumnya. Inti dari metode waterfall adalah proses pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara
berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa
melakukan pengerjaan langkah dua, tiga dan seterusnya. Secara otomatis tahapan ke tiga akan
bisa dilakukan jika tahap pertama dan ke dua sudah dilakukan (Pressman, 2001).

Gambar 3.1
Tahapan
pemodelan waterfall

3.2

Tahapan Metode Waterfall
Tahapan metode waterfall terbagi menjadi empat tahapan yaitu analisis, desain, penulisan

kode program, pengujian dan pendukung atau pemeliharaan.
1) Analisis
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap
ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau study literatur. Seorang sistem analis
akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah system
komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Analisis pada
penerimaan berkas fidusia yang dilakukan di Kantor Notaris Sisca Angelia Wulan Sari S.H.,
M.Kn pada permasalahan dalam proses manajemen pemberkasannya. Permasalahan tersebut
yaitu menyimpan satu kopian berkas atau dokumen yang memungkinkan sekali terjadinya
kehilangan berkas, dan proses manajemen pemberkasan yang masih manual. Seperti
pemberian kode berkas pada berkas jaminan fidusia yang akan dibuat akta, lalu pengecekan
kelengkapan berkas yang hanya dicatat dalam sebuah kertas. Selain itu, proses penyimpanan
dan penataan berkas dalam box file disebuah lemari yang belum teratur sehingga akan
menyulitkan karyawan notaris dan notaris dalam pencarian berkas atau dokumen ulang ketika
berkas tersebut dibutuhkan kembali.

Adapun tahapan dari analisis tersebut yaitu :


System activities (deskripsi use case, aktor, skenario dan use case diagram).



Class diagram (class definition dan class relation).



Object interaction (sequence diagram).



Object behavior (activity diagram).

2) Desain
Setelah proses analisis di Kantor Notaris Sisca Angelia Wulan Sari, S.H., M.Kn selesai
dilakukan selanjutnya tahapan desain yang dilakukan. Dalam tahapan ini desain yang
dilakukan oleh peneliti adalah pendesainan berbasis Object Oriented Approach (OOA) terdiri
dari :
1. Desain Database.
2. Desain Proses.
3. Desain Antarmuka.
3) Penulisan kode program
Penulisan kode program dilakukan dengan teknik Object Oriented Programming (OOP)
secara modular sehingga akan mempermudah dalam memaintain dan memodifikasi kode
yang sudah ada. Objek yang baru dapat dibuat tanpa mengubah kode yang sudah ada. Dapat
menyederhanakan kompleksitas dengan memungkinkan programmer untuk mendefinisikan
sebuah sistem besar dan kompleks menggunakan set yang lebih kecil dari objek yang saling
terkait.
4) Pengujian
Pengujian sistem dilakukan dengan dua tahap yaitu pengujian white box dan black box.
Pengujian white box dilakukan pada pengecekan terhadap detail perancangan sistem,
mengetahui cara kerja sistem secara internal agar operasi-operasi internal pada sistem sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Sedangkan pengujian black box dilakukan dengan
memberikan kuisioner kepada pegawai yang menggunakan sistem informasi ini agar
diketahui sistem yang telah dibuat telah cocok atau tidak untuk digunakan.
5) Pendukung atau pemeliharaan
Tahap pendukung atau pemeliharaan dilakukan pengecekan terhadap sistem setiap satu bulan
sekali dengan jangka waktu selama 2 tahun dan selanjutnya pemeliharaan sistem dilakukan
ketika ada laporan dari pihak pengguna di tempat penelitian melalui telepon atau pesan

singkat seluler mengenai adanya kesalahan terhadap sistem yang telah di terapkan yang
selanjutnya akan dilakukan tindakan penanganan terhadap sistem yang mengalami kesalahan.

BAB VI
KESIMPULAN

6.1

Kesimpulan
Setelah melakukan serangkaian pengujian terhadap Sistem Informasi Penerimaan

Berkas Jaminan Fidusia ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1 Hasil printout dari sistem informasi penerimaan berkas jaminan fidusia ini adalah laporan
keseluruhan berkas fidusia yang masuk ke kantor notaris Sisca Angelia Wulan Sari,
S.H.,M.Kn.

2 Dengan menggunakan mysql sebagai database, media penyimpanan data menjadi tidak
3

terbatas.
Sistem Informasi ini mengolah data berkas, data notaris, data staff notaris dan data
finance yang memberikan berkas kepada kantor notaris Sisca Angelia Wulan Sari,
S.H.,M.Kn.

6.2

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, tentunya masih terdapat banyak kekurangan
dalam sistem informasi penerimaan berkas jaminan fidusia ini. Untuk itu maka sistem
informasi

ini

masih

dapat

dikembangkan

lagi.

Terdapat

beberapa

saran

pengembangan sistem informasi penerimaan berkas jaminan fidusia ini untuk ke
depannya, diantaranya adalah :
1.

Sistem informasi penerimaan berkas untuk seluruh jenis berkas yang masuk ke kantor

2.

notaris Sisca Angelia Wulan Sari, S.H.,M.Kn.
Sistem informasi ini agar dapat dikembangkan lebih luas untuk mengelola data

3.

pemberkasan yang lainnya.
Agar dapat lebih dikembangkan mengenai sistem pelaporan yang lebih fleksibel dan
dapat dikostumisasi.

4.

Agar dapat dikembangkan menurut kebutuhan pengguna di kantor notaris Sisca Angelia
Wulan Sari, S.H.,M.Kn.

DAFTAR PUSTAKA
Aermadepa. 2012. Pendaftaran Jaminan Fidusia, Masalah dan Dilema dalam
Pelaksanaannya, Sumatera Barat.
Alter, Steven. 1992. Information System : A Management Prespective. The Benjamin/
Cummings Published.
Davis, F.D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of
Information Technology, MIS Quarterly.
Indrajit. 2001. Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek, Bandung.
Lucas, Henry. 1987. Analisis Desain dan Ilmu Implementasi Sistem Informasi.
Nugroho, Adi. 2004. Konsep Pengembangan Sistem Basis Data, Bandung.
Nichols, Vaughan., Steven J. 1996. The NC Folllies : A Network Computer Is a Small Idea,
Internet World, America.
Purnamasari, Irma Devita. 2011. Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak Memahami Masalah
Hukum Jaminan Perbankan. Bandung : Mizan Media Utama.
Pressman, Roger S. 2001. Software Engineering, New York.
Rahadi, D. Rianto. 2007. Peranan Sistem Informasi dan Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi dalam Peningkatan Pelayanan di Sektor Publik, Yogyakarta.
Rianto, Slamet. 2007. Membangun Website dengan Adobe Photoshop dan Macromedia
Dreamwaver, Jakarta.
Riyadi, Anggiani Septima., Retnandi, Eko., Deddy, Asep. 2012. Perancangan Sistem Informasi
Berbasis Website Subsistem Guru di Sekolah Pesantren Persatuan Islam 99
Rancabango, Garut.
Rosa A.S, M. Shalahudin. 2011. Rekayasa Perangkat Lunak, Bandung.
Satzinger, John W., Jackson, Robert B., Burd, Stephen D. 2007. System Analysis and Design in
a Changing World, Fourth Edition, Thomson Course Technology, Cananda.
Sibali, Nawawi. 2010. Penerapan Sistem Kearsipan pada Kantor Arsip Daerah Kabupaten
Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Wilkinson, Joseph W. 1992. Accounting and Information System.
Zwass, Vladimir. 1989. Foundation of Information System, Singapore.