KARYA TULIS ILMIAH PEMANFAATAN EKSTRAK D

KARYA TULIS ILMIAH
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN PEPAYA SEBAGAI
PESTISIDA ALAMI SISWA/I XII IPA 8
Semester 2

OLEH AGNES CHINTYA ( XII IPA 8 )

Guru Pembimbing :
Asep Mulyana, S.Pd.

SMA Negeri 2 Tambun Selatan
Jl. Aries Perum SKU
Tahun Pelajaran 2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “ Pemanfaatan ekstrak daun pepaya (Carica
Papaya L) sebagai pestisida alami ” dengan baik. Karya tulis ilmiah ini, dapat diselesaikan
dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada :
1) Bapak Asep Mulyana selaku guru Biologi yang telah mengijinkan saya menyusun karya tulis

ilmiah ini.
2) Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung dan
berpartisipasi dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah ini merupakan hasil penelitian, yang saya lakukan untuk memenuhi
tugas mandiri terstruktur mata pelajaran Biologi di kelas XII semester 2 tahun pelajaran 2016/
2017. Saya menentukan judul “ Pemanfaatan ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L) sebagai
pestisida alami ” yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sebagai wahana bacaan yang
dapat memberikan informasi tentang tanaman pepaya dan juga berbagai manfaat tanaman
pepaya.
Saya menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan. Akhirnya saya berharap agar
karya tulis ilmiah ini, memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum.

Tambun Selatan, 20 Februari 2017

Agnes Chintya

DAFTAR ISI

1|Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Pestisida Alami


Kata Pengantar
Daftar Isi

2

Abstrak

3

1

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah 4-5
1.2 Rumusan Masalah5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian
5
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Tanaman Pepaya 6

2.2 Deskripsi Daun Pepaya
2.3 Pestisida 6
2.4 Kimia Pestisida 6-7

6

Bab III Metodologi
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2 Teknik Penelitian 8
3.3 Sistematika Penulisan
8

8

Bab IV Pembahasan
4.1 Kandungan Kimia dari Daun Pepaya
9
4.2 Penggunaan Pestisida Alami dari Daun Pepaya dalam Bidang Pertanian
4.3 Pembuatan Pestisida Alami dari Daun Pepaya 10-11


10

Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
12
Lampiran

12

13

Daftar Pustaka14

ABSTRAK

2|Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Pestisida Alami

Chintya, Agnes. 2017. Pemanfaatan ekstrak daun papaya sebagai pestisida alami. SMA
Negeri 2 Tambun Selatan.

Pemakaian pestisida sintesis berawal dari pelaksanaan program intensifikasi pertanian yang
berorientasi pada peningkatan hasil panen yang sebesar- besarnya. Berkembangnya penggunaan
pestisida sintesis yang dinilai praktis oleh para petani dan pecinta tanaman untuk mencegah
tanamannya dari serangan hama, ternyata membawa dampak negatif yang cukup besar bagi
manusia dan lingkungan. Beberapa hal yang melatar belakangi penulis melakukan penelitian
terhadap daun papaya (Carica papaya L) sebagai peptisida yang ramah lingkungan, sebagai
berikut ; Adanya dampak negatif dari penggunaan pestisida sintetis yang dapat meningkatkan
daya tahan hama terhadap pestisida (resistansi hama itu sendiri), membengkaknya biaya
perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang kurang tepat dapat
mengakibatkan keracunan bagi manusia dan ekosistem di lingkungan menjadi tidak stabil / tidak
seimbang, tingkat kesadaran (awareness) masyarakat kita terhadap dampak negatif peptisida
masih sangat rendah. Masih sering terlihat petani menyemprotkan peptisida tanpa memakai
pelindung. Bahkan wadah bekas peptisida sering dibuang disembarang tempat. Pemakaian
pestisida sering tidak bijaksana, dosis dan konsentrasi yang dipakai kadang- kadang ditingkatkan
hingga melampaui batas yang disarankan, dengan alasan dosis yang rendah sudah tidak mampu
lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain itu, kekayaan alam yang ada dan dapat
kita olah menjadi pestisida alami yang ramah lingkungan belum kita maksimalkan
pemanfaatannya.
Hal-hal tersebut di atas, menjadi dasar mengapa penulis tertarik untuk mengungkapkan “
Daun Pepaya (Carica papaya L) Sebagai Pestisida Alami ”. Berdasarkan data- data yang penulis

paparkan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah daun papaya dapat
dijadikan pestisida alami ramah lingkungan yang dapat menggantikan pestisida sintesis. Tujuan
dari penelitian ini adalah : mengetahui kandungan kimia dari daun papaya, mengetahui cara
pembuatan pestisida alami dari daun papaya, dan juga dapat mengetahui manfaat ekstrak daun
papaya sebagai pestisida alami.
Pepaya (Carica papaya L) merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah. Tinggi
pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang kuat. Pepaya atau bahasa
latinnya Carica Papaya L, termasuk family Caricaceae yang tidak begitu besar ruang
lingkupnya. Memang sebelum perang telah didatangkan jenis pepaya yaitu Carica
Candamarcensis. Menurut sejarah, asal dari pohon papaya ini adalah Mexico bagian selatan.
Sedangkan orang yang berjasa menyebarkan papaya ke daerah tropis adalah orang-orang dari
Spanyol.
Kata kunci : daun pepaya; pestisida ; alami.

BAB I
PENDAHULUAN

3|Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Pestisida Alami

1.1 Latar Belakang Masalah

Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis yang dinilai praktis oleh para petani dan
pecinta tanaman untuk mencegah tanamannya dari serangan hama, ternyata membawa
dampak negatif yang cukup besar bagi manusia dan lingkungan. Menurut WHO (Organisasi
Kesehatan Dunia) tercatat bahwa di seluruh dunia terjadi keracunan pestisida antara 44.000 2.000.000 orang setiap tahunnya. Dampak negatif dari penggunaan pestisida sintetis adalah
meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida (resistansi hama itu sendiri),
membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang
kurang tepat dapat mengakibatkan keracunan bagi manusia dan ekosistem di lingkungan
menjadi tidak stabil / tidak seimbang.
Pemakaian pestisida sintesis berawal dari pelaksanaan program intensifikasi pertanian
yang berorientasi pada peningkatan hasil panen yang sebesar- besarnya, tanpa
memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan. Petani benar-benar dirangsang untuk
menggunakan pestisida secara besar-besaran. Pada saat pelaksanaan program intensifikasi
pertanian digiatkan, subsidi pemerintah terhadap pestisida mencapai 80%, sehingga harga
pestisida menjadi sangat murah, terlebih lagi dengan adanya kemudahan memperoleh kredit.
Program penyuluhan pertanian pun selalu merekomendasikan penyemprotan pestisida secara
berkala tanpa melihat ada tidaknya hama yang menyerang tanaman, sehingga penyemprotan
bisa dilakukan setiap minggu sepanjang musim tanam.
Namun, akhir-akhir ini disadari bahwa pemakaian pestisida sintesis ibarat pisau bermata
dua. Dibalik manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian, tersembunyi
bahaya yang mengerikan. Para ilmuwan telah menyadari bahwa dibalik kemudahan dan

keunggulan pestisida sintesis, tersembunyi biaya mahal yang harus ditanggung oleh manusia
di berbagai belahan bumi. Bahaya yang dimaksud adalah pencemaran lingkungan dan
keracunan. Menurut WHO paling tidak 20.000 orang per tahun meninggal akibat keracunan
pestisida, sekitar 5.000-10.000 orang per-tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti
kanker, cacat tubuh, kemandulan, dan penyakit liver. Berbagai jenis pestisida terakumulasi di
tanah dan air yang berdampak buruk terhadap keseluruhan ekosistem, beberapa spesies katak
jantan di Amerika Serikat dilaporkan mengalami perubahan genetic menjadi berkelamin
ganda (hermaprodit) akibat keracunan Atrazin (bahan aktif herbisida yang sangat banyak
dipakai di AS) dan telah terakumulasi pada tanah dan air (Intisari, Juli 2002). Tragedi Bhopal
di India pada bulan Desember 1984 merupakan peringatan keras untuk produksi pestisida
sintesis. Saat itu, bahan kimia metil isosianat telah bocor dari pabrik Union Carbide yang
memproduksi pestisida sintesis (Sevin). Tragedi itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan
mengakibatkan lebih dari 50.000 orang dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan
musibah terburuk dalam sejarah produksi insektisida sintesis.
Sangat disayangkan, belum banyak penelitian tentang dampak negatif pemakaian
pestisida sintesis di Indonesia. Sementara itu, hasil penelitian yang ada kurang
disosialisasikan, sehingga tingkat kesadaran masyarakat kita terhadap dampak negatif
pestisida masih sangat rendah. Masih sering terlihat petani menyemprotkan pestisida tanpa
memakai pelindung. Pemakaian pestisida sering tidak bijaksana, dosis dan konsentrasi yang
dipakai kadang-kadang ditingkatkan hingga melampaui batas yang disarankan, dengan alasan

dosis yang rendah sudah tidak mampu lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Selain itu, wadah bekas pestisida sering dibuang disembarang tempat.
Cukup tingginya dampak negatif dari penggunaan pestisida sintetis, mendorong berbagai
usaha untuk menekuni pemberdayaan atau pemanfaatan pestisida alami sebagai alternatif
pengganti pestisida sintesis. Salah satu pestisida alami yang dapat digunakan adalah ekstrak
daun pepaya. Selain ramah lingkungan, pestisida alami merupakan pestisida yang relatif
aman dalam penggunaannya dan ekonomis. Untuk itu, penulis akan membahas mengenai
pemanfaatan ekstrak daun pepaya (Carica papaya L) sebagai pestisida alami yang ramah
lingkungan.

4|Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Pestisida Alami

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja kandungan kimia dari daun pepaya (Carica papaya L)?
2. Bagaimana penggunaan pestisida alami dari daun pepaya (Carica papaya L)
dalam bidang pertanian ?
3. Bagaimana cara membuat pestisida alami dari daun papaya (Carica papaya L) ?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dapat diambil dari identifikasi masalah tersebut adalah

untuk mengetahui :

1.
2.

Kandungan kimia dari daun pepaya (Carica papaya L).

3.

Pembuatan pestisida alami dari daun pepaya (Carica papaya L).

Penggunaan pestisida alami dari daun pepaya (Carica papaya L) dalam
bidang pertanian.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi dan masukan kepada masyarakat, untuk dapat mengelola
atau membuat sendiri pestisida alami dari bahan baku daun pepaya yang tersedia
di alam.
2. Untuk mengetahui kandungan kimia apa saja yang terdapat pada daun pepaya
(Carica papaya L).

3. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan pestisida alami dari daun pepaya
(Carica papaya L) dalam bidang pertanian.
4. Untuk mengetahui cara membuat pestisida alami dari daun pepaya (Carica
papaya L).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5|Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Pestisida Alami

2.1 Tanaman Pepaya
Pepaya atau bahasa latinnya (Carica Papaya L), termasuk family Caricaceae
yang tidak begitu besar ruang lingkupnya. Memang sebelum perang telah didatangkan
jenis pepaya yaitu Carica candamarcensis. Pepaya (Carica papaya L) merupakan
tumbuhan yang berbatang tegak dan basah. Pepaya menyerupai palma, bunganya
berwarna putih dan buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan, rasanya seperti
buah melon. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang
kuat. Helaian daunnya menyerupai telapak tangan manusia. Apabila daun pepaya tersebut
dilipat menjadi dua bagian persis di tengah, akan nampak bahwa daun pepaya tersebut
simetris. Rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang apabila penampang
buahnya dipoting melintang. Tanaman ini juga dibudidayakan di kebun-kebun luas
karena buahnya yang segar dan bergizi.

2.2 Deskripsi Daun Pepaya
Dari beberapa penelitian dijelaskan, batang dan daun pada tumbuhan pepaya
mengandung banyak getah putih seperti susu (white milky latex), yang berpeluang
dikembangkan sebagai antikanker. Manfaat getah pepaya untuk kesehatan dibuktikan
Bouchut secara ilmiah, seperti dikutip Journal Society of Biology, yang menyatakan daun
pepaya bersifat antitumor atau kanker. Peran itu dimungkinkan oleh kandungan senyawa
karpain, alkaloid bercincin laktonat dengan tujuh kelompok rantai metilen. Dengan
konfigurasi itu, tak hanya tumor dan penyakit kulit yang disembuhkan, karpain ternyata
juga ampuh menghambat kinerja beberapa mikroorganisme yang menggangu fungsi
pencernaan. Sehingga efektif untuk menekan penyebab tifus. Daun pepaya juga
mengandung berbagai macam zat, antara lain vitamin A, B1, kalori, protein, lemak, hidrat
arang, kalsium, fosfor, besi, dan air.
Selain itu Lebih dari 50 asam amino terkandung dalam getah pepaya, antara lain
asam aspartat, treonin, serin, asam glutamat, prolin, glisin, alanin, valine, isoleusin,
leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lysin, arginin, tritophan, dan sistein. Bahan-bahan
tersebut biasanya dipadukan dalam bahan baku industri kosmetik untuk menghaluskan
kulit, menguatkan jaringan agar lebih kenyal, dan menjaga gigi dari timbunan plak.
Selain bermanfaat bagi kulit, daun pepaya terutama dapat digunakan untuk kesehatan
wanita antara lain untuk mengobati keputihan, demam akibat nifas, melancarkan haid dan
melancarkan air susu ibu (ASI). Daun dari tumbuhan ini memiliki berbagai manfaat
seperti : Mengobati jerawat, obat demam berdarah, penambah nafsu makan, dan nyeri
haid.

2.3 Pestisida
Pestisida adalah sebutan untuk semua jenis obat (zat/bahankimia) pembasmi hama
yang ditunjukkan untuk melindungi tanaman dari serangga-serangga, jamur, bakteri,
virus, dan hama lainnya seperti tikus, bekicot, dan nematode (cacing) serta zat pengatur
tumbuh pada tumbuhan di luar pupuk.

2.4 Kimia Pestisida
Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur.
Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom
yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine
dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum,
mercury, zinc dan arsenic. Setiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda. Sifat pestisida

6|Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Pestisida Alami

yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus empiris, rumus bangun, formulasi,
berat molekul dan titik didih.
Cara kerja pestisida :
1. Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasran.
2. Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap
atau gas
3. Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui
jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.
4. Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan
pestisida.

BAB III
7|Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Pestisida Alami

METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Proses pembuatan pestisida dari daun papaya dan uji coba di laksanakan di
labolatorium sekolah. Waktu pelaksanaannya dilakukan pada bulan Februari 2017.

3.2 Teknik Penelitian
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan pengumpulan
data dengan sumber terpercaya.

3.3. Sistematika Penulisan
Karya tulis ini terdiri atas 5 bab. Bab 1 akan menjelaskan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab 2 akan menjelaskan tentang
tanaman pepaya, deskripsi daun papaya, pestisida, dan kimia pestisida. Bab 3 akan menjelaskan
tentang tempat dan waktu penelitian, teknik penelitian, serta sistematika penulisan. Bab 4 yaitu
Pembahasan akan membahas 3 poin, yaitu :
1. Kandungan kimia dari daun pepaya
2. Penggunaan pestisida alami dari daun pepaya dalam bidang pertanian
3. Pembuatan pestisida alami dari daun pepaya

BAB IV
8|Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Pestisida Alami

PEMBAHASAN
4.1 Kandungan Kimia dari Daun Pepaya
Dari beberapa kandungan yang ada pada daun pepaya tersebut yang diduga memiliki
potensi sebagai larvasida adalah enzim papain, saponin, flavonoid, dan tanin (Priyono, 2007).
a. Enzim Papain
Enzim papain adalah enzim proteolitik yang berperan dalam pemecahan jaringan
ikat, dan memiliki kapasitas tinggi untuk menghidrolisis protein eksoskeleton yaitu
dengan cara memutuskan 12 ikatan peptida dalam protein sehingga protein akan
menjadi terputus (Nani dan Dian, 1996). Enzim papain dapat banyak ditemukan pada
daun pepaya. Enzim papain dalam daun pepaya ini efektif dalam mengendalikan “ulat
dan hama” pada tumbuhan.
b. Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu senyawa yang bersifat racun yang terkandung di
dalam daun pepaya. Beberapa sifat khas dari 13 flavonoid yaitu memiliki bau yang
sangat tajam, rasanya yang pahit, dapat larut dalam air dan pelarut organik, dan juga
mudah terurai pada temperatur tinggi. Dinata (2008), mengatakan bahwa flavonoid
merupakan senyawa yang dapat bersifat menghambat makan ulat hama. Flavonoid
berfungsi sebagai inhibitor pernapasan sehingga menghambat sistem pernapasan).
Bagi tumbuhan pepaya itu sendiri flavonoid memiliki peran sebagai pengatur kerja
antimikroba dan antivirus.
c. Saponin
Senyawa lainpada daun pepaya yang memiliki peran sebagai insektisida dan
larvasida adalah saponin. Saponin merupakan senyawa terpenoid yang memiliki
aktifitas mengikat sterol bebas dalam sistem pencernaan, sehingga dengan
menurunnya jumlah sterol bebas akan mempengaruhi proses pergantian kulit pada
serangga (Dinata, 2009). Saponin terdapat pada seluruh bagian tanaman pepaya
seperti akar, daun, batang, dan bunga. Senyawa aktif pada saponin berkemampuan
membentuk busa jika dikocok dengan air dan menghasilkan rasa pahit yang dapat
menurunkan tegangan 14 permukaan sehingga dapat merusak membran sel serangga
dan hama serangga seperti ulat. (Mulyana, 2002).
d. Tanin
Tanin merupakan salah satu senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol
yang terdapat dalam tanaman pepaya. Mekanisme kerja senyawa tanin adalah dengan
mengaktifkan sistem lisis sel karena aktifnya enzim proteolitik pada sel tubuh
serangga yang menjadi hama seperti ulat yang terpapar tanin (Harborne , 1987).
Menurut Harborne (1987), senyawa kompleks yang dihasilkan dari interaksi tanin
dengan protein tersebut bersifat racun atau toksik yang dapat berperan dalam
menghambat pertumbuhan dan mengurangi nafsu makan ulat melalui penghambatan
aktivitas enzim pencernaan. Tanin mempunyai rasa yang sepat dan memiliki
kemampuan menyamak kulit. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh,
dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Umumnya tumbuhan yang
mengandung tanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang
sepat. Salah satu fungsi tanin dalam tumbuhan adalah sebagai penolak hewan
herbivore dan sebagai pertahanan diri bagi tumbuhan itu sendiri.

4.2 Penggunaan Pestisida Alami dari Daun Pepaya dalam Bidang Pertanian

9|Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Pestisida Alami

Pestisida Alami dari daun papaya ini merupakan jenis pestisida yang mudah terurai
(biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia
dan ternak, karena residunya akan terurai dan mudah hilang.
Pestisida alami dapat membunuh atau mencegah serangan hama dan penyakit melalui
cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.
Cara kerja pestisida alami sangat spesifik, yaitu :


merusak perkembangan telur, larva dan pupa.



menghambat pergantian kulit.



mengganggu komunikasi serangga.



menyebabkan serangga menolak makan.



menghambat reproduksi serangga betina.



mengurangi nafsu makan.



memblokir kemampuan makan serangga.



mengusir serangga.



menghambat perkembangan patogen penyakit.

Beberapa sasaran yang dapat dikendalikan dengan aplikasi pestisida alami dari daun pepaya.


Berbagai jenis ulat



Cendawan



Mosaik virus



Embun tepung



Hama yang terdapat dalam tanah



Trips dan kutu kebul



Hama – hama pengisap

Beberapa keunggulan dari pestisida alami, antara lain :
a) Mudah terurai di alam dan ramah lingkungan.
b) Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
c) Dapat membunuh hama/penyakit tanaman (ekstrak daun pepaya, tembakau, biji mahoni,
dsb).
d) Sebagai pengumpul/perangkap hama tanaman (tanaman orok-orok, temblek ayam).
e) Bahan baku mudah didapat dan ekonomis.
f) Dosis yang digunakan tidak mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan
pestisida sintetis.
g) Merupakan pemecahan masalah hama jangka pendek/cepat.

4.3 Pembuatan Pestisida Alami dari Daun Pepaya


Alat dan Bahan

10 | P e m a n f a a t a n E k s t r a k D a u n P e p a y a S e b a g a i P e s t i s i d a A l a m i

1. Penumbuk
2. Penyaring
3. Wadah
4. Pengaduk
5. Alat penyemprot
6. Daun pepaya (Carica papaya L)
Dalam penelitian ini, daun papaya digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan
pestisida alami.
7. Air
Air digunakan sebagai pencampur sekaligus pemancing agar air dalam daun pepaya
keluar.
8. Detergen
Detergen digunakan sebagai zat pencampur dan untuk membantu dalam membunuh
hama.
9. Minyak tanah
Minyak tanah digunakan untuk membantu proses penguraian agar hama cepat terbunuh.


Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menumbuk daun pepaya hingga halus
3. Hasil tumbukan direndam dengan air kemudian ditambahkan detergen dan
minyak tanah. Rendam semalaman
4. Hasil perendaman larutan disaring dengan menggunakan penyaring kemudian
dimasukkan ke dalam botol penyemprot

11 | P e m a n f a a t a n E k s t r a k D a u n P e p a y a S e b a g a i P e s t i s i d a A l a m i

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Daun pepaya (Carica papaya L) mengandung berbagai macam zat, antara lain: vitamin
A 18250 SI , vitamin B1 0,15 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram,
lemak 2 gram, hidrat Arang 11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air
75,4 gram , papayotin, kautsyuk, karpain, karposit, Daun pepaya mengandung bahan aktif
“Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”.
2. Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama
dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama
terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama
yang merusak tanaman). Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa
manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama
kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga.

5.2 Saran
1. Sebaiknya para petani dan pencinta tanaman menggunakan pestisida alami sebagai
pengganti dari pestisida sintesis yang digunakan agar keseimbangan lingkungan tetap
terjaga.
2. Jangan menggunakan pestisida alami jika tidak ada tanaman yang diserang oleh hama

12 | P e m a n f a a t a n E k s t r a k D a u n P e p a y a S e b a g a i P e s t i s i d a A l a m i

LAMPIRAN

13 | P e m a n f a a t a n E k s t r a k D a u n P e p a y a S e b a g a i P e s t i s i d a A l a m i

DAFTAR PUSTAKA
http://biologiflor.blogspot.co.id/2015/10/pemanfaatan-ekstrak-daun-pepayacarica.html
http://kebuncabekecil.blogspot.co.id/2015/01/pemanfaatan-ekstrak-daun-pepayasebagai.html
http://www.kompasiana.com/ikpj/pemanfaatan-ekstrak-daun-pepaya-caricapapaya-sebagai-pestisida-alami-yang-ramahlingkungan_54ff4e03a33311ad4c50fb2f
http://data-smaku.blogspot.co.id/2012/10/karya-tulis-pemanfaatan-ekstrakdaun.html
http://herbanabi.com/blogs/pemanfaatan-ekstrak-daun-pepaya-sebagai-pestisidaalami/
http://manfaat-ajaib-alam.blogspot.co.id/2016/09/kandungan-kimia-daunpepaya.html

14 | P e m a n f a a t a n E k s t r a k D a u n P e p a y a S e b a g a i P e s t i s i d a A l a m i

Dokumen yang terkait

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

JI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK POLIFENOL BIJI KAKAO Escherichia coli SECARA IN VITRO

6 112 17

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP DITINJAU DARI SKILL ARGUMENTASI ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DI LABORATORIUM NYATA DAN MAYA

4 85 57

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA KUBULIKU JAYA KECAMATAN BATU TULIS KABUPATEN LAMPUNG BARAT DALAM PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DESA

13 91 69

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89