ANALISIS SENG DAN TEMBAGA DALAM PRODUK B
ANALISIS SENG DAN TEMBAGA DALAM PRODUK BAKSO DAGING SAPI
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ANALYSIS OF ZINC AND COPPER IN BEEF BALLS USING THE ATOMIC
ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY
Priyo Sukmawan Arvi Andri1, Endang Sri Rejeki2, Reslely Harjanti3
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi123
Surakarta
Abstrak
Bakso daging sapi merupakan produk daging olahan berupa campuran daging
sapi, tepung tapioka, garam, dan bumbu-bumbu lainnya. Seng dan tembaga merupakan
unsur logam yang dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh, namun kelebihan
mengkonsumsi unsur logam ini dapat menimbulkan toksisitas. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui adanya logam seng dan tembaga serta mengetahui kadar logam-logam
tersebut dalam beberapa produk bakso daging sapi secara spektrofotometri serapan atom.
Tahap awal preparasi sampel, bakso daging sapi diblender kemudian dikeringkan
dengan oven pada suhu 110 ºC. Sampel kemudian diabukan menggunakan muffle furnace
pada suhu 550 ºC selama 5 jam. Abu yang diperoleh dilarutkan dengan aquaregia dan
ditambahkan aqubidestillata sampai 10 mL. Kemudian dilakukan analisis secara
spektrofotometri serapan atom.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa semua sampel bakso daging sapi terdapat
logam Zn dan Cu. Kadar seng (Zn) pada sampel A :24,6922±0,5708 mg/kg, sampel B
:34,1003±0,6079 mg/kg, sampel C :21,1811±1,2465 mg/kg. Kadar tembaga (Cu) pada
sampel A :2,9714±0,0462 mg/kg, sampel B :2,3686±0,0656 mg/kg, sampel C
:4,0535±0,1465 mg/kg.
Kata kunci : seng, tembaga, bakso daging sapi, spektrofotometri serapan atom
Abstract
Beef balls is a processed meat product that contains mixture of ground meat,
tapioca starch, salt, and other ingredients. Zinc and copper are metals element needed by
body for metabolic processes, however excess consumption of metals element can cause
toxicity. The experiment was aimed to know whether there were zinc and copper and the
contents in beef balls products using atomic absorption spectrophotometry.
The initial phase of sample preparation, beef balls blended and then dried by oven
at 110 ºC. Sample then made to ashes using muffle furnace at 500 ºC – 600 ºC for 5 hours.
Ash obtained was dissolved with aquaregia and added up 10 ml aquabidestillata. Then
analyzed with atomic absorption spectrophotometry.
The result of this study concluded that all samples of beef balls contained zinc and
copper. Zinc (Zn) content in sampel A :24,6922±0,5708 mg/kg, sampel B :34,1003±0,6079
mg/kg, sampel C :21,1811±1,2465 mg/kg. Copper content in sampel A :2,9714±0,0462
mg/kg, sampel B :2,3686±0,0656 mg/kg, sampel C :4,0535±0,1465 mg/kg
Keywords : zinc, copper, beef balls, atomic absortion spectrophotometry
1. PENDAHULUAN
Protein merupakan zat gizi yang
Definisi bakso menurut SNI No.
sangat penting karena yang paling erat
01-3818-1995 adalah makanan olahan
hubungannya dengan proses kehidupan.
berbentuk bulat atau lainnya yang terbuat
Protein mempunyai fungsi sebagai bagian
dari campuran daging ternak (kadar
kunci
daging ternak diatas 50%) pati atau
semua
pembentukan
jaringan
tubuh, yaitu dengan mensintesisnya dari
serealia
makanan. Pertumbuhan dan pertahanan
penambahan
hidup terjadi pada manusia bila protein
penambahan
cukup
Pembentukan
diijinkan. Mutu dan kualitas bakso daging
berbagai macam jaringan vital tubuh
sapi tergantung dari kesegaran daging
seperti enzim, hormon, antibodi, juga
sapi yang digunakan sebagai bahan utama
bergantung tersedianya protein. Protein
dan banyaknya serealia atau pati yang
dapat berbagi tugas dengan lemak dan
ditambahkan, semakin segar daging sapi
karbohidrat untuk menghasilkan energi
dan semakin sedikit serealia atau pati
(Anonim 2007).
yang digunakan maka semakin baik mutu
dikonsumsi.
Protein merupakan komponen
lainnya
dengan
bahan
bahan
atau
tanpa
lainnya
dan
makanan
yang
dan kualitas bakso yang dihasilkan.
Logam
yang terbesar dari daging. Nilai nutrisi
berat
dapat
daging yang tinggi disebabkan karena
mengakibatkan keracunan pada makhluk
daging mengandung asam-asam amino
hidup, tetapi sebagian dari logam-logam
esensial yang lengkap dan seimbang.
berat tersebut tetap dibutuhkan oleh
Daging juga mengandung air, lemak,
makhluk
karbohidrat dan komponen anorganik
dalam jumlah yang sedikit. Kebutuhan
(Soeparno 2005). Salah satu produk
logam berat di dalam tubuh itu jika tidak
olahan daging sapi yang sudah lama
terpenuhi maka dapat berakibat fatal
dikenal dan sangat digemari masyarakat
terhadap
Indonesia adalah bakso.
2008). Seng dan tembaga termasuk logam
hidup.
Kebutuhan
kelangsungan
hidup
tersebut
(Palar
berat yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah yang sedikit dan apabila berlebih
Alat : Blender, oven, muffle furnace,
dapat
bagi
neraca analitik, beaker glass, labu takar,
dapat
pipet mikro, spektrofotometer serapan
mengakibatkan
tubuh.
Bakso
toksisitas
daging
sapi
mengandung tembaga dan seng yang
atom perkin elmer model 3110.
berasal dari tepung tapioka, garam, air,
Preparasi sampel
dan daging sapi.
Produk bakso daging sapi yang
Kadar seng dan tembaga dalam
diambil dari salah satu supermarket yang
produk bakso daging sapi dapat dianalisis
ada
menggunakan spektrofotometri serapan
dikeluarkan dari kemasan, kemudian
atom. Prinsip spektrofotometri serapan
diblender agar homogen.
atom adalah penyerapan energi radiasi
dengan seksama sebanyak ± 5 gram
resonan yang bersifat karakterisiik oleh
dalam krus porselen yang bersih (sudah
atom-atom yang berada pada tingkat
direndam dengan larutan HNO3 10%
dasar.
terlebih
Pengurangan
intensitasnya
di
kota
dahulu
Surakarta.
dan
Sampel
Ditimbang
dibilas
dengan
sebanding dengan jumlah atom yang
aquabidestillata kemudian dikeringkan).
berada pada tingkat dasar. Kelebihan dari
Sampel dikeringkan dalam oven pada
spektrofotometer serapan atom adalah
suhu 110 ºC selama ±10 jam, sampel
cepat,
rendah
yang telah kering dimasukkan ke dalam
(kepekaan yang tinggi), hasil pengukuran
muffle furnace dan diabukan selama 5
dapat
jam pada suhu 550 ºC.
batas
deteksi
langsung
interferensinya
sedikit
yang
terbaca,
(Gandjar
dan
dan
Rohman 2009).
Krus porselin dikeluarkan dari
dalam tanur dan dibiarkan menjadi
dingin. Abu harus putih dan dasarnya
harus bebas karbon, abu yang diperoleh
METODOLOGI PENELITIAN
dimasukkan dalam beaker glass dan
Bahan dan alat
dilarutkan
Bahan : 3 merk (A,B,C) sediaaan bakso
daging sapi, larutan standar seng dan
tembaga
EMerck
1000
aquabidestillata, aquaregia.
ppm,
dalam
larutan
aquaregia
(campuran HNO3:HCl 3:1) sebanyak 5
mL dengan pertolongan pemanasan diatas
kompor listrik selama beberapa menit.
Kemudian dipindahkan ke dalam labu
takar
10
mL
dan
ditambahkan
menggunakan
tipe
nyala
AA
(air-
batas.
asetilen). Hasil kualitatif menunjukkan
Larutan sampel siap dianalisis dengan
bahwa semua sampel produk bakso
spektrofotometri serapan atom.
daging sapi memberikan serapan seng
aquabidestillata
sampai
tanda
(Zn) dan tembaga (Cu).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis sampel secara kuantitatif
Analsisis sampel secara kualitatif
Pembuatan kurva kalibrasi seng (Zn).
Analisis
dengan
kualitatif
menggunakan
dilakukan
lampu
katoda
Dibuat beberapa seri konsentrasi
larutan standar seng (Zn) dan tembaga
berongga seng (Zn) dan tembaga (Cu),
(Cu)
panjang gelombang analisis untuk unsur
Konsentrasi
seng adalah 213,9 nm dan tembaga adalah
standar seng (Zn) dan tembaga (Cu)
324,8
disajikan
nm
dimana
semuanya
untuk
menganalisis
dan
pada
absorbansi
tabel
di
sampel.
larutan
bawah
ini
.
Tabel 4. Absorbansi larutan standar seng secara spektrofotometer serapan atom
No.
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
1
0,50
0,136
2
1,00
0,252
3
2,00
0,506
Kurva Kalibrasi Seng (Zn)
0.6
Absorbansi
0.5
0.4
0.3
0.2
Linear (Y = 0,009+0,2477X)
0.1
0
0.5
1
Konsentrasi
2
Tabel 5. Absorbansi larutan standar tembaga secara spektrofotometri serapan atom
No.
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
1
2,50
0,058
2
5,00
0,125
3
10,00
0,246
Kurva Kalibrasi Tembaga (Cu)
0.3
Absorbansi
0.25
0.2
0.15
Linear (Y=-0,025+0,0249X)
0.1
0.05
0
2.5
5
10
Konsentrasi
Hasil absorbansi sampel yang
sampel dapat ditentukan. Hasil data
diperoleh diinterpolasikan pada kurva
kadar purata dapat dilihat pada tabel
kalibrasi, maka kadar unsur dalam larutan
dibawah
ini
:
Tabel 8. Data kadar purata (mg/kg) seng (Zn) dan tembaga (Cu) dalam beberapa sampel bakso
daging sapi secara spektrofotometri serapan atom
Kadar purata ± SD (mg/kg) dalam sampel
No.
Logam
Sampel A
Sampel B
Sampel C
1
Seng (Zn)
24,6922±0,5708
34,1003±0,6079
21,1811±1,2465
2
Tembaga (Cu)
2,9714±0,0462
2,3686±0,0656
4,0535±0,1465
PEMBAHASAN
Seng (Zn) dan tembaga (Cu)
menggunakan 3 konsentrasi yaitu seng
dalam jumlah tertentu dibutuhkan oleh
seng 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm dan tembaga
tubuh dan akan menjadi toksik apabila
2,5 ppm; 5 ppm; 10 ppm didapatkan hasil
masuk dalam tubuh dalam jumlah yang
LOD dan LOQ yang memenuhi syarat
berlebih.
dan
yaitu LOD = 0,071 dan LOQ = 0,2373
tembaga (Cu) dapat bersifat toksisitas
untuk seng dan LOD = 0,4185 dan LOQ
akut atau toksisitas kronis tergantung dari
= 1,3949 untuk tembaga.
lama paparan dan dosis yang masuk
Kadar
Toksisitas
seng
(Zn)
dalam tubuh.
didapatkan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan
Kurva kalibrasi awal dalam
penelitian
yang
ini
batas kadar logam berat yang terdapat
masing-masing
dalam SNI 01-3818-1995 tentang syarat
menggunakan lima konsentrasi yaitu seng
mutu bakso daging. Ternyata semua
0,25 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; 1,5 ppm; 2
sampel bakso 1, bakso 2, bakso 3
ppm dan tembaga 1 ppm; 2,5 ppm; 5
mengandung seng (Zn) dan tembaga
ppm; 7,5 ppm; 10 ppm, kemudian
(Cu). Kadar sampel yang diperoleh tidak
ditentukan nilai LOD dan LOQ masing-
melebihi
masing kurva kalibrasi. Hasil LOD dan
ditetapkan SNI nomor 01-3818-1995,
LOQ seng adalah LOD =
yaitu untuk seng 40 mg/kg dan untuk
0,2789 dan
LOQ = 0,9927 dan Hasil LOD dan LOQ
batas
maksimum
yang
tembaga 20 mg/kg.
tembaga adalah LOD = 0,6537 dan LOD
Variasi
kadar
logam
pada
= 2,176, hasil LOD dan LOQ seng dan
beberapa
hasil LOQ tembaga tidak memenuhi
disebabkan karena perbedaan jumlah
syarat karena di atas konsentrasi terkecil
komposisi bahan-bahan yang digunakan
kurva kalibrasi. Dilakukan perhitungan
dalam proses produksi, kualitas bahan-
ulang sampai didapatkan LOD dan LOQ
bahan yang digunakan dalam proses
yang memenuhi syarat yaitu hasil LOD
produksi, kualitas air yang digunakan
dan LOQ berada di bawah konsentrasi
dalam proses perebusan.
terkecil kurva kalibrasi, pada perhitungan
sampel
kemungkinan
Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
Biologi
penelitian
Makhluk
dapat disimpulkan bahwa :
Universitas
1. Hasil analisis kualitatif adalah sampel
Jakarta.
Hidup.
Indonesia
Press.
bakso daging sapi mengandung seng
Day R.A, Underwood A.L. 1992. Analisa
dan tembaga yang dianalisis secara
Kimia Kuantitatif. ITB press.
spektrofotometri serapan atom.
Jakarta
2. Kadar seng (Zn) dan tembaga (Cu)
Gandjar I.G, Rohman A. 2009. Kimia
pada sampel A, sampel B, sampel C
Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
tidak melebihi kadar yang ditentukan
Yogyakarta
oleh SNI 01-3818-1995 tentang syarat
Palar
H.
2008.
Pencemaran
dan
mutu bakso daging yaitu untuk seng
Toksikologi Logam Berat. PT.
40 mg/kg dan untuk tembaga 20
Rineka Cipta.
Sartono. 2002. Racun dan Keracunan.
mg/kg.
Jakarta : Widya Medika
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi
Daftar pustaka
Anonim. 2007. Ilmu Gizi dan Pangan.
Raja Grafindo Press. Jakarta
Daging. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Analytical
Widowati, W. Sastiono, A. Rumampuk,
Chemistry. John Willey & Sons
R.J. 2008. Efek Toksik Logam.
Inc. United States of America
Penerbit Andi. Yogyakarta. Hlm
Christian
D.G.
1994.
196-236
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ANALYSIS OF ZINC AND COPPER IN BEEF BALLS USING THE ATOMIC
ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY
Priyo Sukmawan Arvi Andri1, Endang Sri Rejeki2, Reslely Harjanti3
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi123
Surakarta
Abstrak
Bakso daging sapi merupakan produk daging olahan berupa campuran daging
sapi, tepung tapioka, garam, dan bumbu-bumbu lainnya. Seng dan tembaga merupakan
unsur logam yang dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh, namun kelebihan
mengkonsumsi unsur logam ini dapat menimbulkan toksisitas. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui adanya logam seng dan tembaga serta mengetahui kadar logam-logam
tersebut dalam beberapa produk bakso daging sapi secara spektrofotometri serapan atom.
Tahap awal preparasi sampel, bakso daging sapi diblender kemudian dikeringkan
dengan oven pada suhu 110 ºC. Sampel kemudian diabukan menggunakan muffle furnace
pada suhu 550 ºC selama 5 jam. Abu yang diperoleh dilarutkan dengan aquaregia dan
ditambahkan aqubidestillata sampai 10 mL. Kemudian dilakukan analisis secara
spektrofotometri serapan atom.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa semua sampel bakso daging sapi terdapat
logam Zn dan Cu. Kadar seng (Zn) pada sampel A :24,6922±0,5708 mg/kg, sampel B
:34,1003±0,6079 mg/kg, sampel C :21,1811±1,2465 mg/kg. Kadar tembaga (Cu) pada
sampel A :2,9714±0,0462 mg/kg, sampel B :2,3686±0,0656 mg/kg, sampel C
:4,0535±0,1465 mg/kg.
Kata kunci : seng, tembaga, bakso daging sapi, spektrofotometri serapan atom
Abstract
Beef balls is a processed meat product that contains mixture of ground meat,
tapioca starch, salt, and other ingredients. Zinc and copper are metals element needed by
body for metabolic processes, however excess consumption of metals element can cause
toxicity. The experiment was aimed to know whether there were zinc and copper and the
contents in beef balls products using atomic absorption spectrophotometry.
The initial phase of sample preparation, beef balls blended and then dried by oven
at 110 ºC. Sample then made to ashes using muffle furnace at 500 ºC – 600 ºC for 5 hours.
Ash obtained was dissolved with aquaregia and added up 10 ml aquabidestillata. Then
analyzed with atomic absorption spectrophotometry.
The result of this study concluded that all samples of beef balls contained zinc and
copper. Zinc (Zn) content in sampel A :24,6922±0,5708 mg/kg, sampel B :34,1003±0,6079
mg/kg, sampel C :21,1811±1,2465 mg/kg. Copper content in sampel A :2,9714±0,0462
mg/kg, sampel B :2,3686±0,0656 mg/kg, sampel C :4,0535±0,1465 mg/kg
Keywords : zinc, copper, beef balls, atomic absortion spectrophotometry
1. PENDAHULUAN
Protein merupakan zat gizi yang
Definisi bakso menurut SNI No.
sangat penting karena yang paling erat
01-3818-1995 adalah makanan olahan
hubungannya dengan proses kehidupan.
berbentuk bulat atau lainnya yang terbuat
Protein mempunyai fungsi sebagai bagian
dari campuran daging ternak (kadar
kunci
daging ternak diatas 50%) pati atau
semua
pembentukan
jaringan
tubuh, yaitu dengan mensintesisnya dari
serealia
makanan. Pertumbuhan dan pertahanan
penambahan
hidup terjadi pada manusia bila protein
penambahan
cukup
Pembentukan
diijinkan. Mutu dan kualitas bakso daging
berbagai macam jaringan vital tubuh
sapi tergantung dari kesegaran daging
seperti enzim, hormon, antibodi, juga
sapi yang digunakan sebagai bahan utama
bergantung tersedianya protein. Protein
dan banyaknya serealia atau pati yang
dapat berbagi tugas dengan lemak dan
ditambahkan, semakin segar daging sapi
karbohidrat untuk menghasilkan energi
dan semakin sedikit serealia atau pati
(Anonim 2007).
yang digunakan maka semakin baik mutu
dikonsumsi.
Protein merupakan komponen
lainnya
dengan
bahan
bahan
atau
tanpa
lainnya
dan
makanan
yang
dan kualitas bakso yang dihasilkan.
Logam
yang terbesar dari daging. Nilai nutrisi
berat
dapat
daging yang tinggi disebabkan karena
mengakibatkan keracunan pada makhluk
daging mengandung asam-asam amino
hidup, tetapi sebagian dari logam-logam
esensial yang lengkap dan seimbang.
berat tersebut tetap dibutuhkan oleh
Daging juga mengandung air, lemak,
makhluk
karbohidrat dan komponen anorganik
dalam jumlah yang sedikit. Kebutuhan
(Soeparno 2005). Salah satu produk
logam berat di dalam tubuh itu jika tidak
olahan daging sapi yang sudah lama
terpenuhi maka dapat berakibat fatal
dikenal dan sangat digemari masyarakat
terhadap
Indonesia adalah bakso.
2008). Seng dan tembaga termasuk logam
hidup.
Kebutuhan
kelangsungan
hidup
tersebut
(Palar
berat yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah yang sedikit dan apabila berlebih
Alat : Blender, oven, muffle furnace,
dapat
bagi
neraca analitik, beaker glass, labu takar,
dapat
pipet mikro, spektrofotometer serapan
mengakibatkan
tubuh.
Bakso
toksisitas
daging
sapi
mengandung tembaga dan seng yang
atom perkin elmer model 3110.
berasal dari tepung tapioka, garam, air,
Preparasi sampel
dan daging sapi.
Produk bakso daging sapi yang
Kadar seng dan tembaga dalam
diambil dari salah satu supermarket yang
produk bakso daging sapi dapat dianalisis
ada
menggunakan spektrofotometri serapan
dikeluarkan dari kemasan, kemudian
atom. Prinsip spektrofotometri serapan
diblender agar homogen.
atom adalah penyerapan energi radiasi
dengan seksama sebanyak ± 5 gram
resonan yang bersifat karakterisiik oleh
dalam krus porselen yang bersih (sudah
atom-atom yang berada pada tingkat
direndam dengan larutan HNO3 10%
dasar.
terlebih
Pengurangan
intensitasnya
di
kota
dahulu
Surakarta.
dan
Sampel
Ditimbang
dibilas
dengan
sebanding dengan jumlah atom yang
aquabidestillata kemudian dikeringkan).
berada pada tingkat dasar. Kelebihan dari
Sampel dikeringkan dalam oven pada
spektrofotometer serapan atom adalah
suhu 110 ºC selama ±10 jam, sampel
cepat,
rendah
yang telah kering dimasukkan ke dalam
(kepekaan yang tinggi), hasil pengukuran
muffle furnace dan diabukan selama 5
dapat
jam pada suhu 550 ºC.
batas
deteksi
langsung
interferensinya
sedikit
yang
terbaca,
(Gandjar
dan
dan
Rohman 2009).
Krus porselin dikeluarkan dari
dalam tanur dan dibiarkan menjadi
dingin. Abu harus putih dan dasarnya
harus bebas karbon, abu yang diperoleh
METODOLOGI PENELITIAN
dimasukkan dalam beaker glass dan
Bahan dan alat
dilarutkan
Bahan : 3 merk (A,B,C) sediaaan bakso
daging sapi, larutan standar seng dan
tembaga
EMerck
1000
aquabidestillata, aquaregia.
ppm,
dalam
larutan
aquaregia
(campuran HNO3:HCl 3:1) sebanyak 5
mL dengan pertolongan pemanasan diatas
kompor listrik selama beberapa menit.
Kemudian dipindahkan ke dalam labu
takar
10
mL
dan
ditambahkan
menggunakan
tipe
nyala
AA
(air-
batas.
asetilen). Hasil kualitatif menunjukkan
Larutan sampel siap dianalisis dengan
bahwa semua sampel produk bakso
spektrofotometri serapan atom.
daging sapi memberikan serapan seng
aquabidestillata
sampai
tanda
(Zn) dan tembaga (Cu).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis sampel secara kuantitatif
Analsisis sampel secara kualitatif
Pembuatan kurva kalibrasi seng (Zn).
Analisis
dengan
kualitatif
menggunakan
dilakukan
lampu
katoda
Dibuat beberapa seri konsentrasi
larutan standar seng (Zn) dan tembaga
berongga seng (Zn) dan tembaga (Cu),
(Cu)
panjang gelombang analisis untuk unsur
Konsentrasi
seng adalah 213,9 nm dan tembaga adalah
standar seng (Zn) dan tembaga (Cu)
324,8
disajikan
nm
dimana
semuanya
untuk
menganalisis
dan
pada
absorbansi
tabel
di
sampel.
larutan
bawah
ini
.
Tabel 4. Absorbansi larutan standar seng secara spektrofotometer serapan atom
No.
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
1
0,50
0,136
2
1,00
0,252
3
2,00
0,506
Kurva Kalibrasi Seng (Zn)
0.6
Absorbansi
0.5
0.4
0.3
0.2
Linear (Y = 0,009+0,2477X)
0.1
0
0.5
1
Konsentrasi
2
Tabel 5. Absorbansi larutan standar tembaga secara spektrofotometri serapan atom
No.
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
1
2,50
0,058
2
5,00
0,125
3
10,00
0,246
Kurva Kalibrasi Tembaga (Cu)
0.3
Absorbansi
0.25
0.2
0.15
Linear (Y=-0,025+0,0249X)
0.1
0.05
0
2.5
5
10
Konsentrasi
Hasil absorbansi sampel yang
sampel dapat ditentukan. Hasil data
diperoleh diinterpolasikan pada kurva
kadar purata dapat dilihat pada tabel
kalibrasi, maka kadar unsur dalam larutan
dibawah
ini
:
Tabel 8. Data kadar purata (mg/kg) seng (Zn) dan tembaga (Cu) dalam beberapa sampel bakso
daging sapi secara spektrofotometri serapan atom
Kadar purata ± SD (mg/kg) dalam sampel
No.
Logam
Sampel A
Sampel B
Sampel C
1
Seng (Zn)
24,6922±0,5708
34,1003±0,6079
21,1811±1,2465
2
Tembaga (Cu)
2,9714±0,0462
2,3686±0,0656
4,0535±0,1465
PEMBAHASAN
Seng (Zn) dan tembaga (Cu)
menggunakan 3 konsentrasi yaitu seng
dalam jumlah tertentu dibutuhkan oleh
seng 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm dan tembaga
tubuh dan akan menjadi toksik apabila
2,5 ppm; 5 ppm; 10 ppm didapatkan hasil
masuk dalam tubuh dalam jumlah yang
LOD dan LOQ yang memenuhi syarat
berlebih.
dan
yaitu LOD = 0,071 dan LOQ = 0,2373
tembaga (Cu) dapat bersifat toksisitas
untuk seng dan LOD = 0,4185 dan LOQ
akut atau toksisitas kronis tergantung dari
= 1,3949 untuk tembaga.
lama paparan dan dosis yang masuk
Kadar
Toksisitas
seng
(Zn)
dalam tubuh.
didapatkan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan
Kurva kalibrasi awal dalam
penelitian
yang
ini
batas kadar logam berat yang terdapat
masing-masing
dalam SNI 01-3818-1995 tentang syarat
menggunakan lima konsentrasi yaitu seng
mutu bakso daging. Ternyata semua
0,25 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; 1,5 ppm; 2
sampel bakso 1, bakso 2, bakso 3
ppm dan tembaga 1 ppm; 2,5 ppm; 5
mengandung seng (Zn) dan tembaga
ppm; 7,5 ppm; 10 ppm, kemudian
(Cu). Kadar sampel yang diperoleh tidak
ditentukan nilai LOD dan LOQ masing-
melebihi
masing kurva kalibrasi. Hasil LOD dan
ditetapkan SNI nomor 01-3818-1995,
LOQ seng adalah LOD =
yaitu untuk seng 40 mg/kg dan untuk
0,2789 dan
LOQ = 0,9927 dan Hasil LOD dan LOQ
batas
maksimum
yang
tembaga 20 mg/kg.
tembaga adalah LOD = 0,6537 dan LOD
Variasi
kadar
logam
pada
= 2,176, hasil LOD dan LOQ seng dan
beberapa
hasil LOQ tembaga tidak memenuhi
disebabkan karena perbedaan jumlah
syarat karena di atas konsentrasi terkecil
komposisi bahan-bahan yang digunakan
kurva kalibrasi. Dilakukan perhitungan
dalam proses produksi, kualitas bahan-
ulang sampai didapatkan LOD dan LOQ
bahan yang digunakan dalam proses
yang memenuhi syarat yaitu hasil LOD
produksi, kualitas air yang digunakan
dan LOQ berada di bawah konsentrasi
dalam proses perebusan.
terkecil kurva kalibrasi, pada perhitungan
sampel
kemungkinan
Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
Biologi
penelitian
Makhluk
dapat disimpulkan bahwa :
Universitas
1. Hasil analisis kualitatif adalah sampel
Jakarta.
Hidup.
Indonesia
Press.
bakso daging sapi mengandung seng
Day R.A, Underwood A.L. 1992. Analisa
dan tembaga yang dianalisis secara
Kimia Kuantitatif. ITB press.
spektrofotometri serapan atom.
Jakarta
2. Kadar seng (Zn) dan tembaga (Cu)
Gandjar I.G, Rohman A. 2009. Kimia
pada sampel A, sampel B, sampel C
Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
tidak melebihi kadar yang ditentukan
Yogyakarta
oleh SNI 01-3818-1995 tentang syarat
Palar
H.
2008.
Pencemaran
dan
mutu bakso daging yaitu untuk seng
Toksikologi Logam Berat. PT.
40 mg/kg dan untuk tembaga 20
Rineka Cipta.
Sartono. 2002. Racun dan Keracunan.
mg/kg.
Jakarta : Widya Medika
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi
Daftar pustaka
Anonim. 2007. Ilmu Gizi dan Pangan.
Raja Grafindo Press. Jakarta
Daging. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Analytical
Widowati, W. Sastiono, A. Rumampuk,
Chemistry. John Willey & Sons
R.J. 2008. Efek Toksik Logam.
Inc. United States of America
Penerbit Andi. Yogyakarta. Hlm
Christian
D.G.
1994.
196-236