SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN PA

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN PADA BMT ANDA SALATIGA TUGAS AKHIR

Oleh : LIDIA PURNAMASARI NIM: 20109003 JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN PADA BMT ANDA SALATIGA TUGAS AKHIR

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi S yari’ah Pada Program Studi D iploma III Perbankan Syari’ah

Oleh : LIDIA PURNAMASARI

NIM: 20109003

JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Tugas Akhir Saudara :

Nama : Lidia Purnamasari

NIM : 20109003

Jurusan : Syari’ah

Program Studi : Perbankan Syari’ah Judul

: Sistem Pengendalian Intern Penggajian pada BMT ANDA Salatiga

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 25 Juli 2012

Pembimbing

Dr. Faqih Nabhan, SE., M.M NIP. 19741230 200212 1 002

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini saya: Nama : Lidia Purnamasari NIM : 20109003 Menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya buat untuk memenuhui persyaratan

kelulusan pada jurusan DIII Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, dengan judul:

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN PADA BMT ANDA SALATIGA

Adalah hasil karya sendiri bukan karya orang lain. Apabila dikemudian hari ada “klaim” dari pihak lain, bukan menjadi tanggung

jawab Dosen Pembimbing dan atau pihak STAIN. Tetapi menjadi tanggungjawab sendiri.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Salatiga, 25 Juli 201

Hormat saya,

Lidia Purnamasari NIM: 20109003

MOTTO

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. (Imam An Nawawi)

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. (Khalifah „Ali)

Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah. (Ibnu Mas‟ud)

“Mohon pertolonganlah kamu sekalian dengan sabar dan mengerjakan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah:153)

PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:

1. Ibuku tercinta yang selalu mendo‟akan dan memberi semangat

2. Adik-adikku (Dimas dan Hendi)

3. IBu Edi dan Bapak Edi yang telah memberi dukungan

4. IBu Sumarmi/ari, mbak Tanti dan mbak Budi yang selalu memberi dukungan dan semangat

5. Sahabat dan teman-temanku yang memberi semangat

6. Dosen dan pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini

7. Seluruh pengurus dan karyawan BMT ANDA Salatiga yang besar hati bersedia memberi informasi dan pengetahuan

8. Almamaterku

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya, tak lupa sholawat serta salam dihaturkan kepada nabi muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Sistem Pengendalian Intern Penggajian di BMT ANDA Salatiga.

Penulisan Tugas Akhir ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi DIII Perbankan Syariah di STAIN Salatiga.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Abdul Azis NP, M.M selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syariah

3. Bapak Drs. Mubassirun, M.Ag selaku Ketua Jurusan Syariah STAIN Salatiga

4. Bapak Dr. Faqih Nabhan, SE. M.M selaku Dosen Pembimbing penulis, yang telah memberikan bimbingan secara sabar serta memberikan izin dan pengarahan demi terselesaikannya Tugas Akhir ini.

5. Pimpinan serta seluruh karyawan BMT ANDA Salatiga

6. Keluarga, teman-teman, serta sahabat yang telah mendukung Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Tugas

Akhir ini. Untuk itu saran dan kritik pembaca sangat penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Salatiga, 25 Juli 2012

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui tentang Sistem Pengendalian Intern Penggajian pada BMT ANDA Salatiga. BMT ANDA merupakan lembaga keuangan syariah yang memberikan layanan simpanan maupun pembiayaan. Sistem pengendalian intern harus dimiliki oleh BMT ANDA dalam sistem penggajiannya yang dimiliki agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana prosedur penggajian pada BMT ANDA Salatiga dan bagaimana sistem pengendalian intern penggajian yang diterapkan pada BMT ANDA Salatiga. Metode pengumpulan data menggunakan interview, dokumentasi, observasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa BMT ANDA Salatiga telah memisahkan tugas dan tanggungjawab fungsional pada masing- masing bagian dalam penggajian karyawan. Prosedur sistem penggajian yang ada di BMT ANDA Salatiga sederhana dan dikatakan baik, serta mudah dipahami. Sistem pengendalian intern penggajian karyawan BMT ANDA Salatiga menunjukkan bahwa pengendalian internnya baik. Sudah ada pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam struktur organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, serta praktik yang sehat dalam pelaksanaan fungsi setiap unit organisasi. Saran yang dapat diberikan adalah untuk pencatatan transaksi berupa bukti kas keluar, distribusi biaya dan catatan biaya gaji dalam jurnal umum seharusnya ada bagian khusus yang menangani transaksi tersebut. Sistem pengendalian intern BMT ANDA Salatiga baik, tetapi masih ada beberapa pegawai yang merangkap beberapa bagian, dan sebaiknya diperbaiki lagi supaya lebih efisien dalam melakukan fungsi-fungsi dan tanggungjawab dari tiap-tiap bagian. Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, Penggajian, BMT ANDA Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehadiran Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah. Meskipun misi keutamaannya cukup tinggi, namun realitas di lapangannya mengalami banyak hambatan, baik dari sisi prosedur, plafon pembiayaan maupun lingkungan bisnisnya.

Dari persoalan di atas, mendorong munculnya lembaga keuangan syari’ah alternatif. Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis tetapi juga sosial. Juga lembaga yang tidak melakukan pemusatan kekayaan pada sebagian kecil orang pemilik modal (pendiri) dengan penghisapan pada mayoritas orang, tetapi lembaga yang kekayaannya terdistribusi secara merata dan adil. Lembaga yang terlahir dari kesadaran umat dan “ditakdirkan” untuk

menolong kelompok mayoritas yakni pengusaha kecil/mikro. Lembaga yang tidak terjebak pada pikiran pragmatis tetapi memiliki konsep idealis yang istiqomah. Lembaga tersebut adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).

Mekanisme keuangan dalam Islam harus terbebas dari praktik bunga. Jika model bunga telah dikenal luas oleh masyarakat, maka sistem bagi hasil mungkin masih dianggap hal baru, sehingga sangat sedikit orang yang memahaminya.

Bagi hasil biasa dikenal juga dengan istilah profit sharing . Menurut kamus ekonomi, profit sharing berarti pembagian laba. Namun secara istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Bentuk-bentuk distribusi ini dapat berupa pembagian laba akhir tahun, bonus prestasi dan lain-lain.

Dalam mekanisme keuangan syariah, model bagi hasil ini berhubungan dengan usaha pengumpulan dana ( funding ) maupun pelemparan dana/ pembiayaan ( financing ). Terutama yang berkaitan dengan produk penyertaan atau kerja sama usaha. Di dalam pengembangan produknya, dikenal istilah shohibul maal dan mudhorib . Shohibul maal merupakan pemilik dana yang mempercayakan dananya pada lembaga keuangan syariah (Bank dan BMT) untuk dikelola sesuai dengan perjanjian. Sedangkan mudhorib merupakan kelompok orang atau badan yang memperoleh dana untuk dijadikan modal usaha atau investasi.

Dalam sistem ini, BMT akan memerankan fungsi ganda. Pada tahap funding , ia akan berperan sebagai mudhorib dan karenanya dana yang terkumpul harus dikelola secara optimal. Namun pada financing , BMT akan berperan selaku shohibul maal dan karenanya ia harus menginvestasikan dananya pada usaha-usaha yang halal dan menguntungkan.

Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil ini harus dijalankan secara transparan dan adil. Karena untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada periode tertentu itu tidak dapat dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil ini harus dijalankan secara transparan dan adil. Karena untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada periode tertentu itu tidak dapat dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan

BMT sebagai lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat secara luas, tidak ada batasan ekonomi, sosial bahkan agama semua komponen masyarakat dapat berperan aktif dalam membangun sebuah sistem keuangan yang lebih adil dan yang lebih penting mampu menjangkau lapisan pengusaha yang terkecil sekalipun.

Peran BMT dalam menumbuhkembangkan usaha mikro dan kecil di lingkungannya merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi pembangunan nasional. Bank yang diharapkan mampu menjadi perantara keuangan ternyata hanya mampu bermain pada level menengah atas. Sementara lembaga keuangan non formal yang notabenenya mampu menjangkau pengusaha mikro, tidak mampu meningkatkan kapitalisasi usaha kecil. Maka BMT diharapkan tidak terjebak pada dua kutub sistem ekonomi yang berlawanan tersebut (Muhammad Ridwan, 2004: 73).

BMT tidak digerakkan dengan motif laba semata, tetapi juga motif sosial. Karena beroperasi dengan pola syariah, sudah tentu mekanisme kontrolnya tidak saja dari aspek ekonomi saja atau control dari luar tetapi agama atau aqidah menjadi faktor pengontrol dari dalam yang lebih dominan.

Dalam upaya menjalankan perannya, BMT sangat memerlukan sumber daya manusia yang baik, sumber daya manusia sebagai sarana untuk mencapai

tujuan perusahaan, merupakan salah satu faktor penentu yang mempunyai andil besar dalam kinerja suatu perusahaan, sumber daya manusia tersebut diartikan sebagai karyawan pengelola dan pelaksana suatu perusahaan yang dipercaya oleh perusahaan dalam melaksanakan operasional perusahaan. Perusahaan mempunyai kesempatan yang baik untuk bertahan dan maju jika memiliki karyawan yang tepat, sehingga membutuhkan usaha yang terus menerus untuk mencari, memilih, dan melatih para karyawan. Sebaliknya, karyawan membutuhkan perusahaan sebagai tempat untuk mencari nafkah. Karyawan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu karyawan berhak mendapatkan gaji sesuai dengan kualitasnya.

Masalah gaji mungkin merupakan masalah manajemen kepegawaian yang paling kompleks dan merupakan salah satu aspek yang paling berarti, baik bagi karyawan maupun perusahaan. Gaji merupakan kontra prestasi yang diberikan pemberi kerja pada karyawan berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia pada kegiatan perusahaan. Gaji mempunyai arti penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya gaji mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara para karyawan itu sendiri. Karyawan akan merasa puas apabila besar gaji yang diterimanya sesuai dengan keahlian dan jabatannya sehingga karyawan akan terdorong untuk semaksimal mungkin bekerja sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, apabila karyawan memandang gaji yang mereka terima tidak memadai, maka prestasi kerja, semangat, dan motivasi mereka bisa turun.

Gaji merupakan salah satu bidang yang banyak memiliki resiko terjadinya kecurangan. Pengelolaan gaji yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan akan mengakibatkan kekecewaan pada karyawan.

Sistem pengendalian intern sangat diperlukan untuk melakukan pengecekan terhadap sistem akuntansi penggajian. BMT ANDA merupakan lembaga keuangan syariah yang memberikan layanan simpanan maupun pembiayaan. Perkembangan BMT ANDA sangat pesat dengan memiliki beberapa kantor cabang sangat memerlukan pengawasan yang baik. Sistem pengendalian intern harus dimiliki oleh BMT ANDA dalam sistem penggajiannya yang dimiliki agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Suatu keharusan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern untuk mencegah terjadinya manipulasi, penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan perusahaan. Dengan adanya penerapan sistem pengendalian intern yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dan pentingnya sistem pengendalian intern dalam setiap kegiatan perusahaan, maka penulis dalam

penelitian ini mengambil judul “Sistem Pengendalian Intern Penggajian pada BMT ANDA Salatiga.”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur penggajian pada BMT ANDA Salatiga?

2. Bagaimana sistem pengendalian intern penggajian yang diterapkan pada BMT ANDA Salatiga?

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penggajian pada BMT ANDA Salatiga?

2. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian intern penggajian yang diterapkan pada BMT ANDA Salatiga?

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai sistem pengendalian intern penggajian.

2. Bagi pihak STAIN Salatiga

a. Sebagai bahan informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

b. Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya wacana tentang sistem pengendalian intern penggajian.

3. Bagi BMT ANDA Salatiga Sebagai wacana pada BMT ANDA Salatiga.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian Siti Malikatin (2005) “Sistem Pengendalian Intern Barang Jaminan pada Perum Pegadaian Salatiga” menyimpulkan bahwa secara umum sistem pengendalian intern terhadap barang jaminan di Perum Pegadaian Cabang Salatiga Utara kurang memadai untuk tujuan sistem pengendalian intern yang baik.

Penelitian Ika Haripratiwi (2006) “Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan pada BMT AL IKHLAS Yogyakarta” menyimpulkan sistem pengendalian intern di BMT AL IKHLAS Yogyakarta sudah baik dan dikategorikan memadai. Sudah ada pemisah tugas dan tanggung jawab dalam struktur organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, serta praktik yang sehat dalam melaksanakan fungsi tiap unit organisasi.

Penelitian Suparjono (2011) “Sistem Akuntansi Penggajian Karyawan pada BMT Mandiri Sejahtera Kecamatan Ungaran Timur” menyimpulkan dokomen yang digunakan kartu daftar absensi, daftar gaji, dan lain sebagainya. Catatan akuntansi adalah buku kas umum dan kartu penghasilan karyawaan. Laporan yang dihasilkan daftar gaji, bukti pegawai dan pembayaran gaji. Jaringan prosedurnya adalah prosedur pencatatan waktu hadir, pembuat daftar gaji,dan pembayaran gaji. Sistem pengendalian intern pada BMT Mandiri Sejahtera Kecamatan Ungaran Timur dinilai masih kurang baik. Ada beberapa pegawai yang merangkap beberapa bagian.

Berdasarkan paparan beberapa tulisan ilmiah di atas, maka penelitian penulis yang berjudul “Sistem Pengendalian Intern Penggajian pada BMT ANDA Salatiga ” belum pernah dibuat dan ada perbedaan tulisan penulis dengan karya ilmiah yang lain yaitu dalam hal tempat, waktu dan pelaksanaan. Perbedaan tempat/lokasi penelitian tentunya membuat adanya perbedaan mengenai hasil-hasil analisis sistem pengendalian intern penggajian masing- masing BMT memiliki aset yang berbeda-beda, sistem, kebijakan, serta prosedur yang berbeda satu sama lain.

E. Metode Penelitian

1. Objek Penelitian

Penelitian ini bertempat di BMT ANDA Salatiga.

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deksriptif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara terperinci keadan serta kondisi dari suatu objek penelitian. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.

3. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder :

Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dengan objek yang diteliti.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mempelajari hal-hal yang berasal dari buku-buku atau dokumen tertentu.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Riset perpustakaan

Mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui buku-buku yang tersedia di perpustakaan.

b. Wawancara

Penulis mendapatkan materi dengan cara tanya jawab langsung dengan responden/pimpinan BMT dan karyawan BMT.

c. Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan data yang diperoleh dari catatan-catatan yang dimiliki oleh BMT ANDA Salatiga, berupa dokumen, catatan, prosedur dan sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi penggajian karyawan BMT ANDA Salatiga.

d. Observasi/pengamatan

Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti yakni BMT ANDA Salatiga.

F. Penegasan Istilah

Istilah sistem pengendalian intern /internal dulu dikenal dengan internal check , yaitu pengendalian yang terbangun dalam suatu sistem akuntansi.

Pengendalian itu muncul karena beberapa faktor yang ada dalam suatu sistem, yaitu fungsi yang terpisah (antara kewenangan memberi persetujuan/otorisasi, pencatatan dan pengelolaan), prosedur yang memadai serta dokumen yang layak (Reni Suryani Rosa, 2010).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang dituangkan dalam norma pemeriksaan akuntan, bahwa sistem pengendalian intern meliputi organisasi serta metode dan ketentuan yang dikoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.

Mengenai luasnya pengertian sistem pengendalian intern diakui pula oleh IAI dalam buku norma pemeriksaan akuntansi, yaitu :

“Suatu sistem pengendalian intern lebih luas daripada yang secara langsung menyangkut fungsi- fungsi akuntansi dan bagian keuangan.”

Dari uraian sebelumnya mengenai perkembangan istilah dan pengertian sistem pengendalian intern maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern adalah cara-cara, tindakan-tindakan dan alat-alat yang digunakan secara terpadu dalam suatu perusahaan sehingga memungkinkan Dari uraian sebelumnya mengenai perkembangan istilah dan pengertian sistem pengendalian intern maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern adalah cara-cara, tindakan-tindakan dan alat-alat yang digunakan secara terpadu dalam suatu perusahaan sehingga memungkinkan

G. Sistematika Penulisan

Dalam laporan ini penulis menyajikan sistematika penulisan laporan penelitian sebagai berikut :

BAB I Berupa pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

BAB II Berupa landasan teori yang berisi pengertian sistem, tujuan, unsur- unsur, prinsip-prinsip sistem pengendalian intern, serta berisi sistem akuntansi penggajian, prosedur penggajian, dan sistem pengendalian intern dalam sistem penggajian.

BAB III Laporan objek, menjelaskan gambaran umum beserta data perusahaan yang menjadi studi pengamatan, meliputi sejarah berdirinya, struktur organisasi, permodalan, dan data deskriptif.

BAB IV Adalah analisis data yang merupakan isi pokok dari laporan praktik dan merupakan hasil perbandingan kualitatif antara teori di Bab dua dengan praktik di BMT ANDA Salatiga.

BAB V Penutup berisi kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain (Thomas Sumarsan, 2010: 2).

Kriteria dari sistem adalah :

1. Sistem harus dirancang untuk mencapai tujuan.

2. Elemen dari sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.

Contoh: sistem penjualan harus mencapai target penjualan perusahaan.

3. Elemen dalam sistem harus berhubungan dan berkaitan dalam pencapaian organisasi pada umumnya dan pencapaian divisi atau departemen pada khususnya.

4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari pada elemen sistem.

5. Tujuan organisasi lebih penting daripada tujuan divisi atau tujuan departemen.

Menurut James A. Hall menyebutkan bahwa sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem- subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (James A. Hall,

Sedangkan Mulyadi mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2001: 5).

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan.

B. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen (Mulyadi, 1997: 165).

Pengertian pengawasan intern pada mulanya sebagaimana laporan “Committee on Auditing Procedure” yang dipublikasikan tahun 1949 dengan judul Internal Control Elements of Coordina te System a nd its Importa nce to Mana gement a nd the Independent Public Accounta nt, berbunyi sebagai berikut:

“ Pengawasan intern mencakup struktur organisasi dan seluruh metode dan prosedur yang terkoordinir yang diterapkan oleh perusahaan untuk mengamankan hartanya, mencek ketelitian dan kepercayaan terhadap data akuntansi, mendorong kegiatan agar efisien, dan mengajak untuk

mentaati kebijaksanaan perusahaan. ”

(Sofyan Syafri Harahap, 1995: 48).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah suatu sistem yang meliputi struktur organisasi dan metode serta prosedur yang terkoordinir untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan.

C. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat mencapai tujuan dengan efisien. Tujuan pengawasan intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan: keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi (Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, 1998: 172).

Sedangkan Hall menyebutkan tujuan utama dari pengendalian intern adalah :

1. Untuk menjaga aktiva perusahaan

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi

3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan

4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah

D. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern

Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya (Mulyadi, 2001: 16).

Unsur-unsur di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya.

Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

Struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semuanya sangat bergantung kepada manusia yang melaksanakannya.

E. Prinsip-Prinsip Sistem Pengendalian Intern

Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern yang meliputi (Bambang Hartadi, 1999:130) :

1. Pemisahan fungsi

Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau ketidaberesan. Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi pelaksanaan tugas.

2. Prosedur pemberian wewenang

Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang yang berwenang.

3. Prosedur dokumentasi

Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberikan dasar penetapan tanggung jawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi.

4. Prosedur dan pencatatan akuntansi

Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatan- catatan akuntansi yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu.

5. Pengawasan fisik

Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencapaian transaksi.

6. Pemeriksaan intern secara bebas

Menyangkut perbandingan antara catatan aset dengan aset yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data.

F. Sistem Akuntansi Penggajian

1. Pengertian sistem, prosedur, dan sistem akuntansi

Sistem adalah suatu kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain (Thomas Sumarsa, 2010: 2).

Sedangkan Mulyadi mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2001: 5).

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar: Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar:

b. Menggandakan

c. Menghitung

d. Memberi kode

e. Mendaftar

f. Memilih(mensortasi)

g. Memindah

h. Membandingkan.

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001: 3).

2. Dokumen dan catatan yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian adalah (Mulyadi, 2001: 374) :

a. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah

b. Kartu jam hadir

c. Kartu jam kerja c. Kartu jam kerja

e. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah

f. Surat pernyataan gaji dan surat pernyataan upah

g. Amplop gaji dan upah

h. Bukti kas keluar.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji antara lain (Mulyadi, 2001 : 382) :

a. Jurnal umum

Dalam pencatatan gaji, jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja dalam tiap departemen dalam perusahaan.

b. Kartu harga pokok produk

Digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang digunakan untuk pesanan tertentu.

c. Kartu biaya

Digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produksi tiap departemen dalam perusahaan.

d. Kartu penghasilan karyawan

Digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai potongannya yang diterima oleh setiap karyawan.

3. Pengertian gaji

Gaji adalah suatu bentuk balas jasa ataupun penghargaan yang diberikan secara teratur kepada seorang pegawai atas jasa dan hasil kerjanya. Gaji pada dasarnya diterima oleh karyawan selain buruh (pelaksana) dan dibayarkan setiap bulan. Para manajer, pegawai administrasi dan pegawai penjualan biasanya mendapat gaji dari perusahaan yang jumlahnya tetap (AL Haryono Jusup, 1999: 239).

G. Prosedur Penggajian

1. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian (Mulyadi, 2001:382-385)

a. Fungsi kepegawaian

Bertanggungjawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan.

b. Fungsi pencatat waktu

Bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Pencatatan waktu hadir bisa menggunakan daftar hadir biasa, yang karyawannya harus menandatanganinya setiap hadir dan pulang atau dapat menggunakan kartu hadir (berupa clock card ) yang diisi secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu. Pencatatan waktu ini diselenggarakan untuk menentukan gaji karyawan. Fungsi pencatat waktu berada di tangan bagian pencatat waktu, di bawah departemen personalia.

c. Fungsi pembuat daftar gaji

Bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. Daftar gaji diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji kepada karyawan.

d. Fungsi akuntansi

Bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan (misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun).

e. Fungsi keuangan

Bertanggungjawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap karyawan, selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak.

2. Jaringan prosedur sistem akuntansi penggajian(Mulyadi, 2001:385)

a. Prosedur pencatatan waktu hadir

Uraian kegiatan yang dilakukan oleh bagian pencatat waktu adalah sebagai berikut :

1) Bagian pencatat waktu mengawasi setiap karyawan yang memasukkan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu pada waktu masuk dan pulang.

2) Membuat daftar hadir karyawan berdasarkan kartu jam hadir.

3) Menyerahkan daftar hadir karyawan dan kartu hadir karyawan ke bagian gaji dan upah.

b. Prosedur pembuatan daftar gaji

Uraian kegiatan yang dilakukan oleh bagian gaji dan upah adalah sebagai berikut :

1) Bagian gaji dan upah menerima daftar hadir dan kartu jam hadir

2) Membuat daftar gaji rangkap 2 berdasarkan dokumen daftar gaji dan kartu jam hadir.

3) Membuat rekap daftar gaji rangkap 2 dan surat pernyataan gaji.

4) Mencatat penghasilan karyawan pada kartu penghasilan karyawan berdasarkan daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji rangkap 2, dan surat pernyataan gaji.

5) Menyerahkan daftar gaji rangkap 2, rekap gaji rangkap 2, surat

pernyataan gaji, dan kartu penghasilan karyawan ke bagian utang.

6) Bagian gaji dan upah menerima bukti kas keluar lembar ke-3, daftar gaji , lembar ke-2, dan kartu penghasilan karyawan dari bagian kasa.

7) Mengarsipkan lembar ke-3 dan lembar ke-2 berdasarkan tanggal serta kartu penghasilan karyawan berdasarkan abjad.

c. Prosedur pembuatan bukti kas keluar

Prosedur ini dilakukan oleh bagian utang dengan uraian kegiatan sebagai berikut:

1) Bagian utang menerima daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji rangkap 2, dan dari bagian gaji dan upah.

2) Membuat bukti kas keluar rangkap 3.

3) Mencatat kewajiban gaji ke dalam register bukti kas keluar lembar ke-1

4) Menyerahkan bukti kas keluar lembar ke-2 dan rekap daftar gaji lembar ke-1 ke bagian jurnal.

5) Menyerahkan lembar ke-2 dan rekap dalam daftar gaji lembar ke-1 ke bagian jurnal.

6) Bagian utang menerima lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 dari bagian kasa. Mencatat nomor cek pada register bukti kas keluar.

7) Menyerahkan bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 ke bagian jurnal.

d. Prosedur pembayaran gaji

Prosedur ini dilakukan oleh bagian kasa dengan uraian kegiatan sebagai berikut:

1) Bagian kasa menerima bukti kas keluar lembar ke- dan ke-3, daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji lembar ke-2, surat pernyataan gaji dan kartu penghasilan karyawan dari bagian utang.

2) Mengisi cek dan memintakan tanda tangan atas kepada kepala bagian keuangan.

3) Menguangkan cek ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji.

4) Membayarkan gaji kepada karyawan dan meminta tanda tangan atas kartu penghasilan karyawan.

5) Membubuhkan cap lunas pada bukti dan dokumen pendukungnya.

6) Menyerahkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji

lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 ke bagian utang.

7) Menyerahkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-3, daftar gaji lelmbar ke-2, dan kartu penghasilan karyawan ke bagian gaji dan upah.

8) Surat pernyataan gaji dimasukkan ke dalam amplop gaji bersama dengan memasukkan uang gaji.

e. Prosedur distribusi biaya gaji

Prosedur ini dilakukan oleh bagian jurnal dan bagian kartu biaya dengan uraian kegiatan sebagai berikut:

1) Bagian jurnal menerima dokumen bukti kas keluar lembar ke-2 dan rekap daftar gaji lembar ke-1 dari bagian utang.

2) Bagian jurnal membuat bukti memorial.

3) Bagian jurnal membuat jurnal umum berdasarkan dokumen bukti memorial, rekap daftar gaji lembar ke-1 dan bukti kas keluar lembar ke-2

Tahap pertama. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-2, dicatat oleh bagian utang pada kewajiban gaji ke dalam bukti kas keluar sebagai berikut:

Gaji dan upah Rp xxx

Bukti Kas Keluar yang akan Dibayar

Rp

xxx

Tahap kedua. Berdasarkan bukti memorial, bagian jurnal mencatat distribusi biaya gaji ke dalam jurnal umum sebagai berikut:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xxx

Biaya Administrasi dan Umum Rp xxx

Biaya Pemasaran Rp xxx

Gaji dan Upah Rp xxx Tahap ketiga. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar telah dicap “lunas”

oleh fungsi keuangan, bagian jurnal mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek sebagai berikut:

Bukti Kas yang Akan Dibayar Rp xxx

4) Bagian kartu biaya menerima dokumen bukti memorial, rekap daftar

gaji lembar ke-1, dan bukti kas keluar lembar ke-2 dari bagian jurnal.

5) Bagian kartu biaya mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke dalam kartu biaya berdasarkan dokumen bukti memorial yang dilampiri rekap daftar gaji lembar ke-1

6) Bagian kartu biaya mengarsipkan dokumen dari bagian jurnal berdasarkan nomor urut.

7) Bagian jurnal menerima bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2.

8) Mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek berdasarkan bukti kas keluar lembar ke-1 yang telah dicap lunas oleh bagian kasa.

9) Mengarsipkan bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1,

dan rekap daftar gaji lembar ke-2 menurut nomor urut. Selesai.

H. Sistem pengendalian intern dalam sistem penggajian (Mulyadi, 2001:386)

1. Aspek organisasi

a. Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi keuangan.

b. Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi

2. Aspek sistem otorisasi

a. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh direksi.

b. Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direksi.

c. Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh kepala fungsi kepegawaian.

d. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu.

e. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan

f. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh kepala fungsi kepegawaian.

g. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi.

3. Aspek prosedur pencatatan

a. Perubahan dalam kartu penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan.

b. Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi.

4. Aspek praktik yang sehat

a. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung.

b. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu.

c. Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi pembuat bukti kas keluar sebelum dilakukan pembayaran.

d. Penghitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan kartu penghasilan karyawan.

e. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.

i. Konsep Gaji / Upah dalam Islam

Ijarah (upah) menurut bahasa adalah al-itsabah (memberi upah), sedangkan menurut istilah fiqih adalah pemberian hak pemanfaatan dengan syarat ada imbalan (Fathul Bari IV: 439).

Gaji atau upah menurut islam adalah imbalan yang diterima seseorang atas pekerjaannya dalam bentuk imbalan materi di dunia (Adil dan Layak) dan dalam bentuk imbalan pahala di akhirat (imbalan yang lebih baik).

Dari pengertian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Islam melihat upah sangat besar kaitannya dengan konsep moral

2. Upah dalam islam tidak hanya sebatas materi (kebendaan atau keduniaan) tetapi menembus batas kehidupan, yakni berdimensi akhirat yang disebut dengan pahala

3. Upah diberikan berdasarkan prinsip keadilan (justice)

4. Upah diberikan berdasarkan prinsip kelayakan (kecukupan)

Organisasi yang menerapkan prinsip keadilan dalam pengupahan mencerminkan organisasi yang dipimpin oleh orang-orang yang bertaqwa. Konsep adil ini merupakan ciri-ciri organisasi yang bertaqwa. Hal ini ditegaskan dalam firman allah:

“Berbuat adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa ”. (QS. Al-Maidah : 8)

Dimensi upah di dunia dicirikan oleh dua hal, yaitu adil dan layak. Adil bermakna bahwa upah yang diberikan harus jelas, transparan, dan proporsional. Layak bermakna bahwa upah yang diberikan harus mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan serta tidak jauh berada di bawah pasaran. Untuk menerapkan upah dalam dua dimensi dunia, maka konsep moral merupakan hal yang sangat penting agar pahala dapat diperoleh sebagai dimensi akhirat dari upah tersebut. Jika moral diabaikan maka dimensi akhirat tidak tercapai. Konsep moral diperlukan untuk menerapkan upah dimensi dunia agar upah dimensi akhirat dapat tercapai.

Prinsip utama keadilan terletak pada kejelasan aqad (transaksi) dan komitmen melakukannya. Aqad dalam perburuhan adalah aqad yang terjadi antara pekerja dengan pengusaha. Artinya, sebelum pekerja dipekerjakan, harus jelas dahulu bagaimana upah yang akan diterima oleh pekerja. Upah tersebut meliputi besarnya upah dan tata cara pembayaran upah. Khusus untuk pembayaran upah, Rosulullah bersabda:

“Dari Abdillah bin Umar, Rosulullah saw. Bersabda: Berikanlah upah orang upahan sebelum kering keringatnya”. ( HR. Ibnu Majah dan Imam

Thabrani )

Sebelum seseorang bekerja, hendaknya terlebih dahulu mengadakan perjanjian kerja, agar ada kejelasan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Adapun syarat sahnya perjanjian kerja antara lain:

1. Pekerjaan yang diperjanjikan termasuk jenis pekerjaan yang mubah atau halal menurut ketentuan syara’, berguna bagi perorangan atau masyarakat.

2. Manfaat kerja yang diperjanjikan dapat diketahui dengan jelas, dengan adanya pembatasan waktu atau jenis pekerjaan yang harus dilakukan.

3. Upah sebagai imbalan pekerjaan harus diketahui dengan jelas, termasuk jumlahnya, wujudnya, dan juga waktu pembayarannya.

Sesungguhnya seseorang pekerja hanya berhak atas upahnya jika ia telah menunaikan pekerjaanya dengan semestinya dan sesuai dengan kesepakatan, karena umat islam terikat dengan syarat-syarat antar mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Namun, jika ia membolos bekerja tanpa alasan yang benar atau sengaja menunaikannya dengan tidak semestinya, maka sepatutnya hal itu Sesungguhnya seseorang pekerja hanya berhak atas upahnya jika ia telah menunaikan pekerjaanya dengan semestinya dan sesuai dengan kesepakatan, karena umat islam terikat dengan syarat-syarat antar mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Namun, jika ia membolos bekerja tanpa alasan yang benar atau sengaja menunaikannya dengan tidak semestinya, maka sepatutnya hal itu

Upah atau gaji merupakan hak karyawan selama karyawan tersebut bekerja dengan baik. Jika pekerja tersebut tidak benar dalam bekerja, maka gajinya dapat dipotong atau disesuaikan. Hal ini menjelaskan bahwa, selain hak karyawan memperoleh upah atau gaji atas apa yang diusahakannya, juga merupakan hak perusahaan untuk memperoleh hasil kerja dari karyawan dengan baik. Bekerja yang baik merupakan kewajiban karyawan atas hak upah yang diperolehnya, demikian juga memberi upah merupakan kewajiban perusahaan atas hak hasil kerja karyawan yang diperolehnya. Tentang waktu pembayaran upah, hendaknya memperhatikan hadits-hadits yang telah disebutkan sebelumnya. Keterlambatan pembayaran upah dikategorikan sebagai perbuatan zalim dan orang yang tidak membayar upah para pekerjanya termasuk orang yang dimusuhi Nabi saw. pada hari kiamat. Dalam hal ini islam sangat menghargai waktu dan sangat menghargai tenaga seorang karyawan.

Pekerjaan seseorang akan dibalas menurut berat pekerjaannya. Allah Swt berfirman:

“Bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”. (QS. An-Najm: 39)

Jika adil berbicara tentang kejelasan, transparansi serta proporsionalitas ditinjau dari berat pekerjaanya, maka layak berhubungan dengan besaran yang diterima. Ditinjau dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar bahwa Rosulullah Saw. bersabda:

“M ereka (para budak dan pelayanmu) adalah saudaramu, Allah menempatkan mereka di bawah asuhanmu; sehingga barang siapa mempunyai saudara

dibawah asuhannya, maka harus diberinya makan seperti apa yang dimakannya (sendiri) dan memberi pakaian seperti apa yang dipakainya (sendiri); dan tidak membebankan pada mereka dengan tugas yang sangat berat, dan jika kamu membebankannya dengan tugas seperti itu, maka

hendaklah membantu mereka (mengerjakannya)”. (HR. Muslim) Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Mustawrid bin Syadad Rosulullah

Saw. bersabda:

“ Aku mendengar Nabi Muhammad saw. bersabda: Siapa yang menjadi pekerja bagi kita, hendaknya ia mencarikan istri untuknya; seorang pembantu bila tidak memilikinya, hendaknya ia mencarikannya untuk pembantunya. Bila ia

tidak mempunyai tempat tinggal, hendaknya ia mencarikan tempat tinggal. Abu Bakar mengatakan:

Diberitakan kepadaku bahwa Nabi Muhammmad Saw. bersabda: Siapa yang mengambil sikap selain itu, maka ia adalah seorang yang keterlaluan atau pencuri”. (HR Abu Daud)

Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa kelayakan upah yang diterima oleh pekerja dilihat dari 3 aspek yaitu: pangan, sandang, papan. Islam juga tidak membenarkan seseorang merugikan orang lain, dengan cara mengurangi hak-hak yang seharusnya diperolehnya. Allah SWT berfirman:

ن د ْي س ْف ض م ْر ْلا ْي فا ْو ْع ث ل ت و ْم ه ء ي ْش س ا َنلا ا ْو س خ ْب ل ت و

“ Dan janganlah kamu merugikan manusia akan hak-haknya dan janganlah kamu merajalela dimuka bumi membuat kerusakan ”. (QS, Asy-Syu’ara:

183)

BAB III LAPORAN OBYEK

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Berdirinya BMT ANDA Salatiga

Pada tanggal 12 Juli 1998 didirikan Koperasi Serba Usaha (KSU) ANDA oleh para tokoh masyarakat, ulama dan aghniya’ di Salatiga yang akhirnya menjembatani berdirinya BMT ANDA Salatiga. Legalitas BMT ANDA Salatiga didasari dengan keluarnya Surat Keputusan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK Nomor: 004/BH/KWK.11.32/C/X/1998, tertanggal 16 Oktober 1998 Nomor B. 12/Kop 10/1998. Dan untuk memperluas wilayah gerak, maka pada tanggal 20 Maret 2003 mengajukan perubahan anggaran dasar ke tingkat provinsi sehingga keluar SK Perubahan pada tanggal 21 April 2003 No: 07/BH/PAD/KDK.II/VI/2003.

Pada saat berdiri BMT ANDA Salatiga memiliki kepengurusan organisasi yang terdiri dari Penasehat, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Dewan Syariah, Dewan Ekonomi, Direktur, Manajer Pemasaran, Manajer Operasional, dan Teller dengan jumlah karyawan 25 orang. BMT ANDA Salatiga mempunyai tujuan : Pada saat berdiri BMT ANDA Salatiga memiliki kepengurusan organisasi yang terdiri dari Penasehat, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Dewan Syariah, Dewan Ekonomi, Direktur, Manajer Pemasaran, Manajer Operasional, dan Teller dengan jumlah karyawan 25 orang. BMT ANDA Salatiga mempunyai tujuan :

b. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah.

c. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan penyimpanan.

d. Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota.

e. Serta memperkuat posisi tawar menawar, sikap amanah dan jaringan komunikasi antar anggota.

Nama-nama Pengurus BMT ANDA Salatiga:

Ketua

: Budi Santoso, SE, MM

Sekretaris

: Supardi, SE

Bendahara

: M. Fatur Rahman, SE, MM

Pengawas

: KH. Abdul Majid

H. Ulin Nuha

Manajer

: Widodo, A.Md

Manajer Akuntansi

: Madiyono, A.Md

Kepala Cabang

: Widodo, A.Md

Haryanto

Agung Wisara Siku, SE

Pemasaran/Marketing

: Muhammad Yasid

Arif Hidayat

Heru Fernanto

Rudianto

Thoif Nawawi

Siti Nurjanah

Wiwik Dwi Narsih, S.Si

Iwan Wahyudi

Nur Salim

Pembiayaan

: Ita Setyorini, SE

Teller

: Erni Afrianti, A.Md

Mutmainah, A.Md

Ika Dewi Lestari

CS :

Dewi Woro Puasari

Nurul Siti Rahmah, A.Mk Ani Nur’aini

Security/OB

: Agung Setyanto

2. Tugas dan Wewenang Pengurus

Tugas dan wewenang pengelola BMT ANDA Salatiga:

a. Ketua

Ketua mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh terhadap kerja para bawahan, pengurus dan anggota lainnya.

b. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas mencatat dan mengarsipkan semua berkas transaksi, surat-surat serta arsip penting lainnya.

c. Bendahara

Bendahara mempunyai tugas menerima, memeriksa, dan mengatur sirkulasi uang yang masuk dan keluar, mencatat dan menyimpannya.

d. Pengawas