PENGERTIAN ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA (1)

PENGERTIAN ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ISBD
Yang di ampu oleh Ana maulana, M.Pd
1. Pengertian ISB
Sumber dari segala ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia). Dari filsafat tersebut
lahirlah 3 cabang ilmu pengetahuan, diantaranya:
Ø Natural science (ilmu ilmu alam meliputi fisika, kimia, biologi dll)
Ø Social sciences (ilmu ilmu social meliputi: sejarah, politik, ekonomi dll.)
Ø Humanities (ilmu ilmu budaya meliputi: bahasa, agama, kesenian dll)
Adapun ilmu social dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau
kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya.
Objek social science adalah manusia, sedangkan untuk membedakan antara ilmu ilmu social
adalah focus of interest (pusat perhatian)
Secara sederhana ISBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di
Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin
humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities
diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih

manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the
humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih
dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar

mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar
yaitu:


Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini
digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hokum yang berlaku
mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu
kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat




prediksi. Hasil penelitian 100% benar dan 100% salah
Ilmu-ilmu sosial ( social scince ). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk
mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
Tapi hasil penelitiannya tidak 100% benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya
ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke



saat.
Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari
arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat
unik, kemudian diberi arti.

Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup
keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai
hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar
(Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalahmasalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertianpengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan

wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia
dan kebudayaan.
Ilmu budaya daar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa
Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan
istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai
mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang
budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsepkonsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

2. Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian
mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata
sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya,
baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya
sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut ISBD diharapkan dapat :
 Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka
lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk

kepentingan profesi mereka
 Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka
tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka
terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
 Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta
ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan
dan pengkotakan disiplin yang ketat
 Menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu
berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.

3. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yagn telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai
sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua
masalah pokok itu adalah :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah
kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan
budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam
pengetahuan budaya


2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam
perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas
bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai
obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya
sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi
tema sentral dalam ISBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Manusia dan cinta kasih
Manusia dan Keindahan
Manusia dan Penderitaan

Manusia dan Keadilan
Manusia dan Pandangan hidup
Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
Manusia dan kegelisahan
Manusia dan harapan

4. Fungsi ISBD
Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji gejala gejala social kebudayaan agar daya tanggap , persepsi,
dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan social budaya dapat ditingkatkan
sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungannya lebih besar.

5.Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam
memehami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai nilai estetika, etika dan
moral dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif
pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat selaku individu dan makhluk social yang beradab serta bertanggung jawab

terhadap sumber daya dan lingkungannya.
7. Kompetensi ISBD

Menjadi ilmuan dan professional yang berfikir kritis, kreatif, sistemik dan ilmiah,
berwawasan luas, etis, estetis, serta memiliki apresiasi, kepekaan dan empati social , bersikap
demokratis, berkeadaban serta ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah social
budaya secara arif.
8. Kompetensi MBB
Kompetensi MBB yang dituju ialah agar mahasiswa menguasai kemampuan berfikir rasional,
berwawasan luas, berjiwa besar sebagai manusia intelektual beradab dan bermartabat yang
bertanggung jawab terhadap :


Terwujudnya estetika, etika dan moral atau nilai nilai budaya bagi keteraturan,



kebersamaa dan kesejahteraan hidup bermasyarakat
Terpeliharanya sumber daya alam dan lingkungannya


Mengapa MBB-ISBD perlu diajarkan di perguruan tinggi umum ?
Ø Landasan Historis




Nenek moyang kita orang beragama, terbukti dengan peninggalan sejarahnya
Memiliki warisan budaya dan peradaban tinggi
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, cinta damai, toleran dan
bergotong royong

Ø Landasan Filosofis







Bangsa Indonesia memiliki falsafah

Hidup pancasila
Ketuhanan yang maha esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan



perwakilan
Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Ø Landasan Yuridis Formal




UUD 1945 pasal 30, 31
UU no 20 tahun 2003 tentang sisdiknas
Kep mendiknas no 232/U/2000 dan No 045/U/2002 tentang kurikulum inti


Ø Landasan Pedagogis




Mewujukan manusia Indonesia seutuhnya
Kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat perlu adanya pewarisan



pengetahuan, nilai religi, dan social budaya
Dalam pergaulan global perlu mempertahankan jati diri sebagai bangsa yang
beragama, berdaulat dan bernegara

Ilmu budaya adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek aspek yang paling mendasar
dalam kehidupan manusia sebagai makhluk berbudaya. Dan masalah masalah yang
menyertainya disebut HOMOHUMANUS.
Pendidikan Nasional
Tujuan dari pendidikan nasional ialah berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, ber akhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam UU NO 20 TAHUN 2003, fungsi dari pendidikan nasional ialah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.

BUDAYA DAN MANUSIA
A. Asal usul budaya
Budaya dan manusia sebenarnya tidak bisa dipisahkan karena manusia itu sendiri sebenarnya
adalah budaya. Kenapa manusia disebut juga budaya? karena manusia itu sendiri adalah yang
menciptakan budaya dan yang mereka lakukan setiap hari juga bisa dikatakan dengan
budaya.

B. Terciptanya budaya
Budaya tercipta juga karena kebiasaan manusia yang mereka lakukan dengan terus menerus,
hal itu juga terus dilakukan dan diturunkan kepada generasi-generasi sesudah mereka.
Walaupun budaya yang dilakukan pada masa sekarang mungkin sudah jauh berbeda dengan
masa dahulu, hal itu di karenakan budaya budaya saat ini telah tergerus oleh pergeseran
zaman yang semakin kuat dampaknya,

C. Contoh pergeseran budaya

Sebagai contohnya adalah pakaian, kita yang hidup di Indonesia pasti lebih mengikuti pada
budaya timur/arab, yaitu saat memakai pakaian juga pasti selalu tetutup terutama bagi kaum
wanita, tapi hal itu menjadi sangat kontras dengan zaman sekarang yang tidak seperti itu lagi,
kaum wanita saat ini lebih tertarik dengan pakaian terbuka yang disebabkan oleh pengaruh
budaya barat, dengan istilah lain orang menyebut modernisasi, jadi yang seharusnya budaya
berpakaian kita tertutup menjadi lebih terbuka.
Seharusnya kita malu dengan hal ini, kenapa kita bisa mengikuti budaya mereka yang sudah
pasti kurang baik bagi kita.

D. Hal yang harus dilakukan untuk mempertahankan budaya
Mungkin hal yang perlu kita pikirkan saat ini adalah bagaimana kita bisa mempertahankan
budaya itu sendiri terutama budaya kita, sebagai generasi muda yang perlu kita lakukan
adalah dengan membuka mata dan menanjamkan pendengaran serta menguatkan filter Iman,
agar kita tidak mengikuti budaya-budaya yang kurang baik yang berasal dari luar, dengan
begitu budaya kita sendiri pasti akan terus terjaga. Seperti halnya negara Cina, Cina adalah
sebuah negara yang menjunjung tinggi akan budayanya, budaya bangsa Cina selalu dipegang
teguh oleh orang cina dan mereka juga membatasi agar budaya-budaya asing tidak masuk
terutama budaya dari barat.

E. Perbedaan budaya
Budaya yang saat ini ada tidak semuanya sama, apalagi kalau kita bandingkan budaya barat
dengan budaya timur, mereka sungguh sangat berbeda. Keberbedaan itu dipengaruhi juga
oleh pola hidup mereka, pola pikir, tempat tinggal, iklim dan semua hal yang mencangkup
kebiasaan yang mejadi keberbedaan budaya itu sendiri.

SOSIALISME
Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis, sosial yang berarti
kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya
sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang
berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi
tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya
memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti
tersebut ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme: (1) sosial demokrat, (2)
komunisme,(3) anarkhisme, dan (4) sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988). Sosialisme ini muncul
kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru
sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848),

sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat
manusia.
Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan
awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah memunculkan
kelas baru dalam masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi karena
penguasaan modal bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat
kota hidup sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang
dihasilkan karena kerja keras kaum pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis
kapitalis yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi
semakin ketara. Ketika itulah individualisme tumbuh.
Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai sebagai reaksi terhadap
kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem kapitalisme liberal yang tamak dan
murtad. Kondisi buruk terutama dialami kaum pekerja atau buruh yang bekerja di pabrikpabrik dan pusat-pusat sarana produksi dan transportasi. Sejumlah kaum cendekiawan
muncul untuk membela hak-hak kaum buruh dan menyerukan persamaan hak bagi semua
lapisan, golongan dan kelas masyarakat dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dan
kemakmuran. Mereka menginginkan pembagian keadilan dalam ekonomi Di antara tokohtokoh awal penganjur sosialisme dapat disebut antara lain: St. Simon (1769-1873), Fourisee
(1770-1837) , Robert Owen (1771-1858) dan Louise Blane (1813-1882). Setelah itu baru
muncul tokoh-tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan lain sebagainya.
St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang
menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara.
Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme Negara (state capitalism).
Fourisee, tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin
melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh. Dia mengusulkan pada
pemerintah Perancis agar membangun kompleks perumahan yang memisahkan kelompokkelompok politik dan ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima ratus kepala
keluarga. Ia menganjurkan hal ini untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan
ekonomi antara kaum kapitalis dan buruh. Pandangan ini tidak mendapat tanggapan positif,
sedangkan ajaran St Simon banyak mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme
di kemudian hari.

Robert Owen, seorang ahli ekonomi yang berpandangan sama dengan Fouriee. Tetapi
pandangan kurang bulat dibanding pandangan para pendahulunya. Ia mengajarkan
pentingnya perbaikan ekonomi seluruh lapisan masyarakat dan penyelesaian masalah yang
timbul antara kaum kapitalis dan buruh. Caranya melalui berbagai kebijakan yang dapat
mengendalikan timbulnya kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Ia sendiri pernah
menjadi manager sebuah pabrik. Pengalamannya sebagai manager sangat mempengaruhi
pemikiran ekonominya. Sekalipun demikian ide-idenya dianut banyak orang di Inggris.
Louis Blanc adalah tokoh yang revolusioner dan ikut membidani meletusnya Revolusi
Perancis. Menurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan pabrik-pabrik yang
dilengkapi dengan segala sarana dan bahan produksi, termasuk peraturan-peraturan yang
mengikat. Selanjutnya jika pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan pengurusannya
kepada para buruh dan pegawainya untuk mengatur dan mengembangkannya secara bebas.
Organisasi dan managemen pabrik seluruhnya dibebankan kepada buruh, begitu pula
kewenangan memajukan produksi, mencari pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme
yang dianjurkan Louis Blanc disebut sosialisme kooperatif. Menurutnya kapitalisme akan
hilang dengan sendirinya apabila gagasan-gagasannya itu diwujudkan. Sayang, apa yang
diserukannya itu kurang mendapat tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para
politisi dan ekonom. Pada tahun 1882 di Inggris berdiri kelompok Fabian Society yang
menganjurkan sosialisme berdasarkan gilde.
Tetapi pada akhir abad ke-19 sosialisme dan berbagai alirannya yang berbeda-beda, mulai
mendapat penerimaan luas di Eropa. Ini disebabkan karena mereka tidak hanya melontarkan
ide-ide dan mengembangkan wacana di kalangan intelektual dan kelas menengah, tetapi juga
terutama karena mengorganisir gerakan-gerakan bawah tanah yang radikal dan bahkan
revolusioner.
Pierre J. Proudhon (1809-1865) adalah penganjur sosialisme generasi kedua di Perancis
setelah generasi St. Simon dan Louis Blanc. Tetapi berbeda dengan para penganjur sosialisme
lain yang cenderung menghapuskan hak-hak individual atas sarana-sarana produksi, termasuk
hak petani untuk memiliki tanah garapan, Proudhon justru bersikeras memperjuangkan
dipertahankan hak-hak individual secara terbatas, termasuk hak petani untuk memiliki dan
menggarap tanahnya, sebagai juga hak pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya.
Jadi ia menolak ide kolektivisme penuh dari kaum sosialis radikal seperti Marx. Bagi Marx
hak individual harus dihapus, termasuk hak pemilikan tanah. Di samping itu kaum tani bukan
golongan yang penting dalam masyarakat yang bergerak menuju masyarakat sosialis sejati.

Marx berpendapat demikian karena faham dialektika materialismenya, yang menganggap
bahwa sejarah bisa berubah hanya disebabkan oleh faktor-faktor produksi dan penguasaan
sarana produksi oleh kaum proletar yang selama ini diperas oleh kaum kapitalis. Perbedaan
pandangan antara Prodhoun dan Marx inilah yang membuat gerakan sosialis internasional
mengalami perpecahan pada akhir abad ke-19, dan sosialisme pun pecah ke dalam berbagai
aliran seperti sosialisme demokrat, komunisme ala Marx, sosialisme anarkis ala Bakunin,
Marxisme-Leninisme, sosialisme ala Kautsky , sosialisme Kristen, dan lain-lain.
Kecuali itu ketidakberhasilan sosialisme memperoleh pengikut yang signifikan pada masa
awal, tidak pula berhasil melakukan perubahan mendasar dalam kehidupan masyarakat
terutama disebabkan karena para penganjurnya berkampanye di kalangan kaum elite dan
intelektual. Khususnya dengan cara menggugah sentimen moral mereka, padahal mereka
"khususnya kaum borjuis kapitalis" dengan semangat individualismenya yang tinggi tidak
mengacuhkan masalah-masalah moral dan implikasi moral bagi tindakan-tindakan merejka.
Rasa keadilan jauh dari pandangan hidup mereka. Yang penting menimbun kekayaan
sebanyak-banyaknya dengan "menghalalkan segala cara".

Perkembangan Ideologi Sosialisme Di Dunia
Dalam perkembangannya, Lenin dan Stalin berhasil mendirikan negara “komunis”. Istilah
“sosialis” lebih disukai daripada “komunis” karena dirasa lebih terhormat dan tidak
menimbulkan kecurigaan. Mereka menyebut masa transisi dari Negara kapitalis ke arah
Negara komunis atau “masyarakat tidak berkelas” sebagai masyarakat sosialis dan masa
transisi itu terjadi dengan dibentuknya “ Negara sosialis”, kendati istilah resmi yang mereka
pakai adalah “negara demokrasi rakyat”. Di pihak lain Negara di luar “Negara sosialis”,
yaitu Negara yang diperintah oleh partai komunis, tetap memakai sebutan komunisme untuk
organisasinya, sedangkan partai sosialis di Negara Barat memakai sebutan “sosialis
demokrat” (Meriam Budiardjo, 1984: 5). Dengan demikian dapat dikemukakan, sosialisme
sebagai idiologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar
mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara
merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.
Di Rusia sebelum 1917, keadaan lebih parah lagi, Rezim Tsar yang despotis malahan sama
sekali tidak berpura-pura dengan masalah pemerintahan demokratis. Jadi tidak mungkin ada
perubahan sosial dan ekonomi dengan jalan damai, sehingga apa yang terjadi ialah revolusi

oleh kaum komunis. Kemenangan bangsa-bangsa demokrasi dalam perang dunia I
memberikan dorongan yang kuat bagi partumbuhan partai sosialis di seluruh dunia. Perang
telah dilancarkan untuk mempertahankan cita-cita kemerdekaan dan keadaan sosial terhadap
imperialisme totaliter Jerman dan Sekutu-sekutunya. Selama peperangan telah dijanjikan
kepada rakyat-rakyat negara demokratis yang ikut berperang, bahwa kemenangan militer
akan disusul dengan suatu penyusunan kehidupan sosial baru berdasarkan kesempatan dan
persamaan yang lebih banyak.
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, kaum sosialis di Eropa dan Amerika melakukan serangan
baru terhadap kelemahan kapitalisme, ungkapan-ungkapan misalnya : ketimpangan ekonomi,
pengangguran kronis, kekayaan privat dan kemiskinan umum, menjadi slogan-slogan umum.
Di Eropa partai sosialis demokratis dipengaruhi Marxisme revisionis,solidaritas kelas
pekerja, dan pembentukan sosialis yang pada akhirnya melalui cara demokratis sebagai alat
untuk memperbaiki kekurangan system kapitalis. Periode tersebut merupakan era
menggejolaknya aktivitas sosialis.
Di Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme muncul dari Partai Buruh
mencerminkan pertumbuhan buruh dan perkembangannya suatu proses terhadap susunan
sosial yang lama. Pada awal pertumbuhan hanya memperoleh suara (dukungan) yang kecil
dalam perwakilannya di parlemen. Selanjutnya menjadi partai yang lebih bersifat nasional
setelah masuknya bekas anggota partai liberal. Banyak programnya yang berasal dari kaum
sosialis,terutama dari kelompok Febiaan berhasil memperkuat posisi partai karena dapat
memenuhi keinginan masyarakat. Kemajuan yang dapat dicapaimisalnya dalam bidang (1)
pemerataan pendapatan (2)distribusi pendapatan (3) pendidikan (4) perumahan (Anthony
Crosland, 1976: 265-268).Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia,
Norwegia,
Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang
kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau kita
berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi
liberal. Hal ini perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti yang
terlihat di Soviet dan RRC.
Perang Dunia (PD) II memberikan gambaran lebih jelas tentang masalah di atas. Menjelang
tahun 1936 partai sosialis di Perancis merupaksn partai yang terkuat. Selama PD II di bawah
kedudukan Jerman, kaum komunis lebih banyak bergerak di bawah tanah, mengadakan teror

dan bertindak di luar hukum sebagaimana sifatnya dalam keadaan normal pun juga demikian,
memperoleh pengikut yang lebih banyak, sehingga menjadi partai yang terkuat di
Setelah PD II terjadi perubahan besar dalam pemikiran kaum sosialis. Pada permulaan tahun
1960 banyak diantara partai sosialis demokrat Eropa yang melepaskan dengan hubungan
ikatan-ikatan idiology Marx. Mereka mengubah sikapnya terhadap hak milik privat dan
tujuan mereka yang semula tentang hak milik kolektif secara total. Perhatian mereka
curahkan terhadap upaya “ menyempurnakan ramuan” pada perekonomian yang sudah
menjadi ekonomi campuran. Akibatnya disfungsi antara sosialis dan negara kesejahteraan
modern (The modern welfare state) kini dianggap orang sebagai perbedaan yang bersifat
gradual.
Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia, Denmark dan juga
Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang kekuasaan pemerintahan
melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau kita berbicara sosialisme, maka kita
menghubungkan dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal. Hal ini perlu dibedakan
dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti yang terlihat di Soviet dan RRC.
Berbeda dengan yang berada di Inggris, kaum sosialis dalam pemilihan umum tahun 1951,
memperoleh suara 6 kali pengikut yang lebih banyak jumlahnya apabila dibandingkan
dengan suara yang didapat kaum komunis. Bukti tersebut tidak hanya diberikan oleh Inggris
Raya, tetapi juga oleh Negara-negara demokratis lainnya yang mempunyai gerakan–gerakan
sosialis yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa kemerdekaan sipil yang penuh dapat
menangkal fasisme dan komunisme .
Apabila orang ingin memberikan tingkat kepada Negara-negara demokratis dewasa ini,
terutama dalam masalah kemerdekaan sipil, maka Inggris, Norwegia, Denmark, Swedia,
Belanda, Belgia, Australia, Selandia Baru dan Israel akan berada di Puncak daftar. Di
Negara itu dalam masa terakhir berada di bawah pemerintahan sosialis atau kabinet-kabinet
koalisi yang di dalamnya kaum sosialis memperoleh perwakilan yang kuat (William
Ebenstein,1994: 215).
Menurut Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan suatu gerakan yang
berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui tindakan (1)
memperkenalkan adanya hak milik privat atas alat-alat produksi (2) melaksanakan pemilikan
oleh negara (public ounership) hanya apabila hal tersebut diperlukan demi kepentingan
masyarakat (3) mengandalkan diri secara maksimal atas perekonomian pasar dan

membantunya dengan perencanaan guna mencapai sasaran sosial dan ekonomis yang
diinginkan ( Winardi, 1986: 204).
Negara-negara miskin berhasrat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dari segi
kepentingan dalam negeri pertumbuhan ekonoimi yang tinggi merupakan satu-satunya cara
untuk mencapai srtandart hidup, kesehatan dan pendidikan yang lebih baik. Ada dua cara
untuk mencapai pembangunan ekonomi yang pesat: Pertama cara yang telah digunakan oleh
Negara Barat (maju), pasar bebas merupakan alat utama untuk menunjang pertumbuhan
ekonomi yang tinggi.Kedua komunisme, dalam metode ini Negara memiliki alat-alat
produksi dan menetapkan tujuan yang menyeluruh.
Dalam menghadapi masalah modernisasi ekonomi Negara-negara berkembang pada
umumnya tidak mau meniru proses pembangunan kapitalis Barat atau jalur pembangunan
komunisme. Mereka menetapkan sendiri cara-cara yang sesuai dengan kondisi masingmasing Negara. Ketiga jalan ketiga disebut Sosialisme. Dalam konteks negara
terbelakang/berkembang sosialisme mengandung banyak arti pertama di dunia yang sedang
berkembang sosialisme berarti cita-cita keadilan sosial . Kedua istilah sosialisme di negaranegara berkembang sering berarti persaudaraan, kemanusiaan dan perdamaian dunia yang
berlandaskan hukum. Arti Ketiga sosialisme di Negara berkembang ialah komitmen pada
perancangan ( Willan Ebenstein,1994: 248-249).
Melihat tersebut di atas arti sosialisme pada negara berkembang dengan negara yang lebih
makmur karena perbedaan situasi histories. Di dunia barat sosialisme tidak diartikan sebagai
cara mengindustrialisasikan negara yang belum maju, tetapi cara mendistribusikan kekayaan
masyarakat secara lebih merata. Sebaliknya, sosialisme di negara berkembang dimaksudkan
untuk membangun suatu perekonomian industri dengan tujuan menaikkan tingkat ekonomi
dan pendidikan masa rakyat , maka sosialisme di negara barat pada umumnya berkembang
dengan sangat baik dalam kerangka pemerintahan yang mantap (seperti di Inggris dan
Skandinavia) , sedangkan di negara berkembang sosialisme sering berjalan dengan beban
tardisi pemerintahan yang otoriter oleh kekuatan imperialism easing atau oleh penguasa
setempat.Karena itu ada dugaan sosialisme di negara berkembang menunjukkan toleransi
yang lebih besar terhadap praktek otoriter dibandingkan dengan dengan yang terjadi
sosialisme di negara barat. Kalau negara-negara berkembang gagal dalam usahanya
mensintesakan pemerintahan yang konstitusional dan perencanaan ekonomi , maka mereka

menganggap bahwa pemerintahan konstitusional dapat dikorbankan demi memperjuangkan
pembangunan ekonomi yang pesat melalui perencanaan dan pemilikan industri oleh negara.

A. PENGERTIAN
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata
budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi
yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture,
dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa Latin, berasal dari kata
colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah
(bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya
dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berikut pengertian budaya atau
kebudayaan dari beberapa ahli:

1) E. B. Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain
serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2) R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari
dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan
oleh anggota masyarakat lainnya.
3) Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
milik diri manusia dengan belajar.
4) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
5) Herkovits, kebudayaan adalah bagian dan lingkungan hidup yang diciptakan oleh
manusia.
Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan
manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang mengartikan
kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan
evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang
dari tahapan yang paling sederhana menuju ke tahapan yang lebih kompleks.

B. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN
Beberapa ilmuwan seperti Talcott Parson (Sosiolog) dan al Kroeber (Antropolog)
menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem. Di
mana wujud kebudayaan itu adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia
yang berpola. Demikian pula Jj. Honigmann dalam bukunya The World of Man (1959)
membagi budaya dalam tiga wujud, yaitu: ideas, activities, and artifact. Sejalan dengan
pikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi
atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu:
1) Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai nilai, norma-norma, dan
peraturan. Wujud tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak,
tak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga
masyarakat di mana ke-budayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ideal ini

disebut pula tata kelakuan, hal ini menunjukkan bahwa budaya ideal mempunyai
fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan
perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini
dapat disebut adat atau adat istiadat, yang sekarang banyak disimpan dalam arsip,
tape, dan hardisc komputer. Kesimpulannya, budaya ideal ini adalah merupakan
perwujudan dari kebudayaan yang bersifat abstrak.
2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena
menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa
diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat
aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu
dengan lainnya dalam masyarakat. Lebih jelasnya tampak dalam bentuk perilaku dan
bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari di
masyarakat. Kesimpulannya, sistem sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan
yang bersifat konkret, dalam bentuk perilaku dan bahasa.
3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud yang terakhir ini
disebut pula kebudayaan fisik. Di mana wujud budaya ini hampir seluruhnya
merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat). Sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan difoto yang berwujud besar ataupun kecil. Contohnya: Candi
Borobudur (besar), kain batik, dan kancing baju (kecil), teknik bangunan misalnya,
cara pembuatan tembok dengan fondasi rumah yang berbeda bergantung pada kondisi.
Kesimpulannya, kebudayaan fisik ini merupakan perwujudan kebudayaan yang
bersifat kon-kret, dalam bentuk materi/artefak.

C. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA
Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dan segala macam ide dan
gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
1. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu
akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
Alam sekitar;
Alam flora di daerah tempat tinggal;
Alam fauna di daerah tempat tinggal;
Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
Tubuh manusia;
Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia;
Ruang dan waktu.









Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu:
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman
langsung ini akan membentuk kerangka pikir individu untuk bersikap dan bertindak
sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya.
b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (di
sekolah) maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi), seperti kursus kursus,
penataran-pena-taran, dan ceramah.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai
komunikasi simbolis.

2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap pen-ting
oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan me-miliki
nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai-moral
atau etis), religius (nilai agama).

C. Kluchohn mengemukakan, bahwa yang menentukan orientasi nilai budaya manusia di
dunia adalah lima dasar yang bersifat universal, yaitu:
a)
b)
c)
d)
e)

Hakikat hidup manusia (MH)
Hakikat karya manusia (MK)
Hakikat waktu manusia (MW)
Hakikat alam manusia (MA)
Hakikat hubungan antarmanusia (MM)

3. Pandangan Hidup

Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam men-jawab
atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai
kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh karena itu, pandangan hidup
merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh
individu, kelompok, atau bangsa.
4. Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas daripada agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk menghambakan diri kepada yang Mahatinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya,
yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau
refleksi ketidakmampuan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup, dan hanya
yang Mahatinggi saja yang mampu memberiikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari
perma-salahan hidup dan kehidupan.
5. Persepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari sepe-rangkat
kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
Persepsi terdiri atas:
1)
2)
3)
4)

persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan salah satu indra
manusia;
persepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain;
persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempat

lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
6. Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropologi) berasal dan bahasa Inggris berarti watak khas.
Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga
masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang
asing. Contohnya, kebudayaan Batak dilihat oleh orang Jawa, sebagai orang yang agresif,
kasar, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan berbicara apa adanya. Sebaliknya kebudayaan
Jawa dilihat oleh orang Batak, bahwa watak orang Jawa memancarkan keselarasan,
kesuraman, ketenangan yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan
yang berbelit-belit, feodal, serta diskriminasi terhadap tingkatan sosial.

D. SIFAT – SIFAT BUDAYA
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia
yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebu-dayaan
mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik,
melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri ciri yang sama
bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau
pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya di mana pun.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak
akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakantindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakantindakan yang diizinkan.

E. SISTEM BUDAYA
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari
pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan, dengan demikian sistem kebudayaan
merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai
adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu fungsi
sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Dalam sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu
kesatuan.

A.

Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di dunia. Makhluk Tuhan dialam fana ini ada
empat macam, yaitu alam, tumbuhan, binatang, dan manusia. Sifat–sifat yang dimiliki
keempat makhluk Tuhan tersebut sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.

Alam memiliki sifat wujud
Tumbuhan memiliki sifat hidup dan wujud
Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali nafsu
Manusia memiliki sifat wujud, hidup dibekali nafsu serta akal budi

Akal budi merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki
makhluk lain. Kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain terletak pada akal budi.
Anugerah Tuhan akan akal budilah yang membedakan manusia dari makhluk lain. Akal
adalah kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki. Berpikir merupakan
perbuatan operasional dari akal yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan
peningkatan hidup manusia. Jadi, fungsi dari akal adalah berpikir. Karena manusia yang

dianugerahi akal maka manusia dapat berpikir. kemampuan berpikir manusia juga digunakan
untuk memecahkan maslaah–masalah hidup yang dihadapi.
Budi berarti juga akal. Budi berasal dari bahasa Sansekerta budha yang artinya akal. Budi
menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia adalah bagian dari kata hati yang berupa panduan
akal dan perasaan dan yang dapat membedakan baik–buruk sesuatu. Budi dapat pula berarti
tabiat, perangai dan akhlak. Sutan Takdir Alisyahbana mengungkapkan bahwa budilah yang
menyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan yang bermakna dengan alam
sekitarnya dengan jalan memberikan penilaian objektif terhadap objek dan kejadian.
Dengan akal budinya, manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan,
memperbarui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk
kepentingan hidup manusia. Contohnya manusia bisa membangun rumah, membuat aneka
masakan, menciptakan beragam jenis

pakaian, membuat alat transportasi, sarana

komunikasi dan lain–lain. Binatang pun bisa membuat rumah dan mencari makan. Akan
tetapi, rumah dan makanan suatu jenis makanan tidak pernah berubah dan berkembang.
Rumah burung (sarang) dari dulu sampai sekarang tetap saja wujudnya, tidak ada
pembaharuan dan peningkatan. Manusia dengan kemampuan akal budinya bisa
memperbaharui dan mengembangkan sesuatu untuk kepentingan hidup.
Kepentingan hidup manusia adalah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Secara
umum, kebutuhan manusia dalam kehidupan dapat dibedakan menjadi dua. Pertama,
kebutuhan yang bersifat kebendaan (sarana–prasarana) atau badani

atau ragawi atau

jasmani/biologis. Contohnya adalah makan, minum, bernafas, istirahat dan seterusnya.
Kedua, kebutuhan yang bersifat rohani atau mental atau psikologi. Contohnya adalah kasih
sayang, pujian perasaan aman, kebebasan, dan sebagainya.
Abram Maslow seorang ahli psikologi, berpendapat bahwa kebutuhan manusia dalam hidup
dibagi menjadi lima tingkatan. Kelima tingkatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan psikologis (physiological needs). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan
dasar, primer dan vita. Kebutuhan ini menyangkut fungsi–fungsi biologis dasar dari
organisme manusia, seperti kebutuhan akan makanan, pakaian tempat tinggal, sembuh
dari sakit, kebutuhan seks dan sebagainya.
2. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (safety and security needs).
Kebutuhan ini menyangkut perasaan, seperti bebas dari rasa takut, terlindung dari

bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil
dan sebagaimya.
3. Kebutuhan sosial (sosial needs). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan dicintai,
diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan,
kerja sama, persahabatan, interaki, dan seterusnya.
4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs). Kebutuhan ini meliputi

kebutuhan

dihargainya kemampuan, kedudukan jabatan, status, pangkat, dan sebagainya.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization). Kebutuhan ini meliputi
kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan potensi–potensi, kemampuan, bakat,
kreativitas, ekspresi diri, prestasi dan sebagainya.
Menurut Maslow, kebutuhan manusia pertama–tama diawali dari kebutuhan psiklogis atau
paling mendesak kemudian secara bertahap beralih ke kebutuhan tingkat di atasnya sampai
tingkatan tertinggi, yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Beliau menjelaskan bahwa kita tidak
dapat memenuhi kebutuhan kita yang lebih tinggi kalau kebutuhan yang lebih rendah belum
terpenuhi. Itu berarti kebuthan nomor lima akan diupayakan pemenuhannya kalau kita sudah
memenuhi kebutuhan–kebutuhan sebelumnya. Jadi, kebutuhan manusia bertingkat dan
membentuk hirarki.
Dengan akal budi, manusia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga
mampu mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagi makhluk yang tinggi bila
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia tidak sekedar homo, tetapi human (manusia
yang manusiawi). Dengan demikian, manusia memiliki dan mampu mengembangkan sisi
kemanusiaannya.
Dengan akal budi manusia mampu menciptakan kebudayaan. Kebudayaan pada dasarnya
adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan alam maupun manusia
lainnya. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya. Manusia adalah pencipta
kebudayaan.

B.

Apresiasi Terhadap Kemanusiaan dan Kebudayaan

1. Manusia dan Kemanusiaan
Istilah kemanusiaan berasal dari kata manusia mendapat tambahan awalan ke–dan akhiran–an
sehingga menjadikan kata benda abstrak. Manusia menunjuk pada benda konkret, sedangkan

kemanusiaan merupakan kata beda abstrak. Dengan demikian kemanusiaan disebut dengan
human.
Kemanusiaan berarti hakikat dan sifat–sifat khas manusia sebagai makhluk yang tinggi harkat
matabatnya. Kemanusiaan menggambarkan ungkapan akan hakikat dan sifat yang seharusya
dimiliki oleh makhluk yang bernama manusia. Kemanusiaan merupakan prinsip atau nilai
yang berisi keharusan/tutunan untuk berkesuaian dengan hakikat dari manusia.
Hakikat manusia bisa dipandang secara segmental atau dalam arti parsial. Misalkan manusia
dikatakan sebagai homo economicus, homo faber, homo socius, homo homini lupus, zoon
politicon, dan sebagainya. Namun pandangan demikian tidak bisa menjelaskan hakikat
manusia secara utuh.
Hakikat manusia Indonesia berdasarkan Pancasila sering dikenal sebagai sebutan hakikat
kodrat monopluralis.
Hakikat manusia terdiri atas :
Ø Monodualis susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek keragaan, meliputi wujud
materi argonasis benda mati, vegetatif, dan animalis, serta aspek kejiwaan meliputi cipta, rasa
dan karsa.
Ø Monodualis sifat kodrat manusa terdiri atas segi individu dan segi sosial.
Ø Monodualis kedudukan kodrat meliputi segi keberadaan manusia sebagai makhluk yang
berkepribadian merdeka (berdiri sendiri) sekaligus juga menunjukkan keterbatasannya
sebagai makhluk Tuhan.
Karena manusia memiliki harkat dan derajat yang tinggi maka manusia hendaknya
mempertahankan hal tersebut. Dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan harkat dan
martabatnya tersebut, maka prinsip kemanusiaan berbicara. Prinsip kemanusiaan
mengandung arti adanya penghargaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat
manusia yang luhur itu. Semua manusia adalah luhur, karena itu manusia tidak harus
dibedakan perlakuannya karena perbedaan suku, ras, keyakinan status sosial ekonomi, asal–
usul dan sebagainya.
Ada ungkapan bahwa the mankind is one ( Kemanusiaan adalah satu ). Dengan demikian,
sudah sewajarnya antar sesama manusia tidak saling menindas, tetapi saling menghargai dan
saling menghormati dengan pijakan prinsip kemanusiaan. Prinsip kemanusiaan yang ada

dalam diri manusia menjadi penggerak manusia untuk berperilaku yang seharusnya sebagai
manusia.
Dalam pancasila sila kedua terdapat konsep kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan
kodrat hakikat manusia yang sopan dan susila yang berdasarkan atas nilai dan norma moral.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran akan sikap dan perbuatan yang
didasarkan pada budi nurani manusia yang dihubungkan dengan norma–norma baik terhadap
diri-sendiri, sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya.
2. Manusia dan Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal–hal yang berkaitan dengan budi dan akal.
Ada pendapat lain mengatakan budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi merupakan
unsur rohani, sedangkan daya adalah unsur jasmani manusia. Dengan demikian, budaya
merupakan hasil budi dan daya dari manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin colere, yaitu
mengolah dan mengerjakan. Dalam Bahsa Belanda, cultuur berarti sama dengan culture.
Culture atau cultuur bisa diartikan juga sebagi mengolah tanah dan bertani. Dengan
demikian, kata budaya ada hubungannya dengan kemampuan manusia dalam mengelola
sumber–sumber kehidupan, dalam hal ini pertanian. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai kultur dalam bahasa Indonesia.
Definisi kebudayaan telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Beberapa contoh sebagai
berikut :
1. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari suatu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai super organik.
2. Andreas eppink menyatakan bahwa kebudayaan mengandung keseruhan pengertian,
nilai, norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur–struktur sosial, religius,
dan lain–lain, ditambah lagi dengan segala intelektual dan artistik yang menjadi ciri
khas suatu masyarakat.
3. Eward B, Taylor mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang didalamnya mengandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan–kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota suatu masyarakat.

4. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
5. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakan dengan