Rekruitmen Politik Partai Nasional Demok

Rekruitmen Politik Partai Nasional Demokrat dalam Proses
Institusionalisasi Partai di Kota Makassar

SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada
Program Studi Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Politik dan Pemerintahan
Oleh

NOOR ASTY BAALWY
E 111 07 010

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU POLITIK DAN PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
1

Abstraksi
Skripsi ini berjudul “Rekruitmen Politik Partai Nasional Demokrat

dalam Proses Institusionalisasi Partai di Kota Makassar”. Disusun
oleh Noor Asty Baalwy, Nim: E11107010, Program Studi Ilmu Politik
di bawah bimbingan Drs. H. A. Ya’kub, M.Si dan Ariana Yunus, S.IP,
M.Si

Rekruitmen politik memegang peranan penting dalam sistem politik
suatu Negara karena proses ini menentukan orang-orang yang akan
menjalankan fungsi-fungsi sistem politik negara itu melalui lembagalembaga yang ada. Oleh karena itu, tercapai tidaknya tujuan suatu sistem
politik tergantung pada kualitas rekruitmen politik.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Kualitatif deskriptif analisis
dengan pendekatan Institusional. Lokasi penelitian di Kota Makassar di
mana Partai Nasional Demokrat (NasDem) adalah kontestan baru dalam
percaturan politik di Indonesia. Partai NasDem telah didirikan di Jakarta
pada tanggal 26 Juli 2011 dan telah lolos verifikasi di Kemenkuham.
Dengan slogan “Gerakan Perubahan”, Partai NasDem pun mulai
memperluas basisnya ke seluruh pelosok Indonesia guna mencari
dukungan dalam menghadapi pemilu 2014. Institusional partai diatur
sedemikian rupa dengan membawa konsep Restorasi Indonesia Menuju
Perubahan yang berlandaskan kepentingan rakyat, salah satunya
memperkuat basis di Kota Makassar.

Partai NasDem sebagai partai baru juga memiliki pola rekruitmen
politik, di mana rekruitmennya bertujuan sebagai kaderisasi anggota partai
dengan tujuan mendapat suara dalam pemilu 2014, serta pelebaran
jumlah anggota dengan mekanisme rekruitmen yang dapat dijadikan basis
massa suara dalam menghadapi pemilu 2014.

2

DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................

i

Abstraksi...........................................................................................

ii

Lembar Pengesahan ........................................................................

iii


Lembar Persembahan.......................................................................

iv

Daftar isi ............................................................................................

v

BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................

1

B. Rumusan Masalah..................................................................

4

C. Tujuan dan Manfaat penelitian...............................................


5

BAB II : Tinjauan Pustaka
A. Partai Politik............................................................................

6

B. Rekruitmen Politik...................................................................

13

C. Pendekatan Institusional........................................................

21

D. Kerangka Pemikiran...............................................................

26

BAB III : Metode Penelitian

A. Lokasi Penelitian....................................................................

28

B. Tipe dan Dasar Penelitian.....................................................

28

C. Sumber Data..........................................................................

29

D. Teknik Pengumpulan Data.....................................................

30

E. Teknik Analisis Data................................................................

34


BAB IV : Gambaran Umum Lokasi Penelitian

3

A. Kota Makassar........................................................................

37

B. Gambaran Umum Partai Nasdem..........................................

40

BAB V : Hasil Penelitian
Pola Rekruitmen Politik Partai Nasdem Kota Makassar Dalam
Menghadapi Pemilu 2014............................................................

7

BAB VI : Metode Penelitian
A. Kesimpulan ............................................................................


66

B. Saran......................................................................................

68

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

xx

4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Partai politik hadir di tengah-tengah masyarakat bertujuan untuk
mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan programprogram yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Cara yang
digunakan oleh suatu partai politik dalam sistem demokrasi untuk
mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan ialah ikut serta dalam

pemilihan umum1. Partai politik agar memperoleh eksistensi dalam
sistem politik, partai politik harus bersaing dalam pemilihan umum untuk
memperoleh suara dari masyarakat dan mendapat kursi di parlemen.
Rekruitmen politik atau representasi politik memegang peranan
penting dalam sistem politik suatu negara. Karena proses ini
menentukan orang-orang yang akan menjalankan fungsi-fungsi sistem
politik negara itu melalui lembaga-lembaga yang ada. Oleh karena itu,
tercapai tidaknya tujuan suatu sistem politik yang baik tergantung pada
kualitas rekruitmen politik. Kehadiran suatu partai politik dapat dilihat
dari kemampuan partai tersebut melaksanakan fungsinya. Salah satu
fungsi yang terpenting yang dimiliki partai politik adalah fungsi
rekruitmen politik.

1 Ramlan Subakti, Memahami Ilmu Politik, (PT. Grasindo. Jakarta, 2010) hal.149

1

Ormas Nasional Demokrat “menjelma” menjadi Partai Nasional
Demokrat (Partai NasDem), Selasa (26/7/2011). Partai NasDem resmi
sebagai salah satu partai yang akan bertarung pada Pemilu 2014.

Deklarasi Partai NasDem dilakukan di Hotel Mercure Ancol
Jakarta, yang disiarkan langsung oleh MetroTV. Sekretaris Jenderal
Partai NasDem, Ahmad Rofiq mengatakan, deklarasi itu merupakan
salah satu cara untuk melakukan gerakan perubahan menuju restorasi
cita-cita Republik Indonesia.2
Restorasi bermula sebagai gerakan perubahan untuk memperbaiki
kondisi (Negara, bangsa, dan masyarakat) yang sedang rusak atau
menyimpang dari tujuan yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Istilah ini popular sejak restorasi Meiji di Jepang yang merupakan
jawaban bangsa Jepang terhadap demoralisasi dan liberalisasi agar
mereka tidak kehilangan karakter dan maju menjadi bangsa yang maju.
Gerakan Restorasi yang di usung Partai NasDem meletakkan tujuan
dan cita-cita dengan menjadikan Pancasila sebagai senjata spiritual,
dan rakyat Indonesia sebagai senjata materialnya. Restorasi Indonesia
adalah gerakan mengembalikan Indonesia kepada tujuan dan cita-cita
Proklamasi 1945, yaitu Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri
secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan.
Partai NasDem adalah partai baru sehingga proses rekruitmen
anggota partai menjadi tujuan utama memperkuat internal partai,
2 Partai NasDem Deklarasi Siang Ini okeZone.com - diakses 6 Maret 2012, Pukul 19.15 Wita


2

sehingga Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem menargetkan
sepuluh juta anggota partai secara nasional tahun 2012. Setelah
dinyatakan lolos verifikasi oleh Kementerian Hukum dan HAM, Partai
NasDem berencana memperkuat basis kehadiran mereka di massa
akar rumput, sehingga visi merestorasi Indonesia yang diusung partai
ini benar-benar tersampaikan dan dimengerti masyarakat luas. Ketua
Umum Partai NasDem Patrice Rio Capella mengatakan, dalam waktu
dekat partainya akan menyelesaikan struktur partai hingga tingkat desa
dan kelurahan. Target memiliki struktur kepengurusan di sekira 79 ribu
desa se-Indonesia.
“Bagaimana kita bikin partai ini memberikan harapan kepada
masyarakat melakukan perubahan, tentu kehadiran pengurus di
tingkat bawah memberikan pencerahan poltik di lingkungan
masing-masing. Mereka mengerti visi misi NasDem, target pemilu,
apa itu restorasi harus sampai di tingkat bawah. Sehingga
menyadari NasDem berbeda dengan yang ada, kita ingin
melakukan perubahan dan menegaskan harapan masih ada” 3

Partai NasDem dari sisi finansial cukup kuat dengan banyaknya
kalangan pengusaha yang belakangan juga ikut bergabung; serta
sumber daya mobilisasi media yang kuat berkat bergabungnya
penguasa MNC Media Harry Tanoesoedibjo yang memperkuat
kehadiran Surya Paloh dengan Media Group-nya.
Geliat Partai NasDem begitu menyita perhatian publik karena
kekuatannya di tingkat infrastruktur partai yang sudah mencapai 100
persen cabang di tingkat kecamatan di seluruh Indonesia.
3http://news.okezone.com/read/2011/11/11/339/528372/tiga-langkah-partai-nasdem-setelahlolos-verifikasi diakses pada tanggal 6 maret 2012 pukul 19.06 Wita

3

Hal senada juga terjadi di Kota Makassar yang merupakan ibu
kota provinsi Sulawesi Selatan.
Partai NasDem Kota Makassar sedang mengfokuskan diri pada
perekrutan kader sebanyak-banyaknya serta membentuk infrastruktur
partai dan struktur pengurus hingga ke tingkatan terbawah guna
memperkuat basis massa serta bersaing dengan partai-partai lain untuk
menghadapi pemilu 2014 mendatang.

B. Rumusan Masalah
Memperhatikan luasnya cakupan masalah yang akan diteliti
mengenai ”Rekruitmen Politik Partai NasDem dalam Proses
Institusional Partai di Kota Makassar” maka penulis membatasinya
pada persoalan sebagai berikut :
Bagaimana Pola Rekruitmen Politik Partai NasDem Kota
Makassar dalam menghadapi pemilu 2014 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian :

4

Mendeskripsikan dan menganalisis Rekruitmen Politik Partai
NasDem Kota Makassar dalam menghadapi pemilu 2014.

2. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis :
a. Menunjukan secara ilmiah mengenai Rekruitmen Politik Partai
NasDem Kota Makassar dalam menghadapi pemilu 2014.
b. Dalam wilayah akademis, memperkaya khasanah kajian ilmu
politik untuk pengembangan keilmuan, khususnya

politik

kontemporer.
Manfaat Praktis :
a. Memberikan bahan rujukan kepada masyarakat yang berminat
dalam memahami realitas partai politik dan pemilu.
b. Memberikan

informasi

tentang

Rekruitmen

Politik

Partai

NasDem Kota Makassar menghadapi pemilu 2014.
c. Sebagai salah satu prasyarat memperoleh gelar sarjana ilmu
politik.

BAB II
Tinjauan Pustaka

5

Dalam bab ini yang akan dibahas ada tiga aspek yaitu: Partai
Politik, Pendekatan Institusional, dan Rekruitmen. Ketiganya akan
diuraikan lebih lanjut.
A. Partai Politik
Partai politik merupakan sarana bagi warga Negara untuk turut
serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan Negara. Dimana
partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota anggotanya mempunyai orientasi, nilai - nilai, dan cita - cita yang
sama.4 Partai politik adalah unsur penting dalam kehidupan politik dan
pemerintahan. Partai politik menghubungkan masyarakat madani
dengan

negara

menyuarakan

dan

lembaga-lembaganya.

pandangan

serta

kepentingan

Selain
berbagai

itu,

partai

kalangan

masyarakat.
Menurut UU No.2 Tahun 2011 Partai Politik adalah organisasi
yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara
Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 5
Partai politik dapat berarti organisasi yang mempunyai basis
ideologi yang jelas, dimana setiap anggotanya mempunyai pandangan
yang

sama

dan

bertujuan

untuk

merebut

kekuasaan

atau

4 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama 2006) Hal.160
5 Pasal 1, ayat 1 UU No. 2 tahun 2011 tentang Partai Politik.

6

mempengaruhi kebijaksanaan negara baik secara langsung maupun
tidak langsung serta ikut pada sebuah mekanisme pemilihan umum
untuk bersaing secara kompetitif guna mendapatkan eksistensi
Carl J. Fiedrich mendefinisikan partai politik
“sekelompok
manusia yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan merebut atau
mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan
partainya dan berdasarkan penguasaan ini kemanfaatan yang bersifat
idiil maupun materil kepada anggotanya”.6 Sedangkan menurut
Giovanni Sartori, partai politik adalah “ suatu kelompok politik yang
mengikuti pemilihan umum dan melalui pemilihan umum itu mampu
menempatkan calonnya untuk menduduki jabatan – jabatan. 7 Menurut
Ichlasul Amal partai politik merupakan satu keharusan dalam kehidupan
politik yang modern dan demokratis 8. Partai politik secara ideal
dimaksudkan untuk mengaktifkan dan memobilisasi rakyat, mewakili
kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang
saling bersaing, serta menyediakan sarana suksesi kepemimpinan
secara absah (legitimate) dan damai.
Dari beberapa pengertian di atas maka penulis berusaha
menggambarkan kembali bahwa partai politik, sesungguhnya adalah
kumpulan dari beberapa orang yang mempunyai orientasi sama yang
terbentuk dalam suatu wadah lembaga formal berdasar kepada
ketentuan konstitusi kelembagaan dan mengikuti sistem politik dan
sistem pemilihan yang ada.
6 Miriam Budiarjo, Op.Cit Hal.161
7 Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Politik diakses pada tanggal 10-02-2012
8 Ichlasul Amal, Teori-Teori Mutakhir Partai, (PT. Tiara Wacana. Yogyakarta, 1998) hal. 11

7

Secara hakiki partai politik memiliki fungsi utama yaitu mencari
dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program–program
yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Selain fungsi di atas, partai
politik juga memiliki fungsi antara lain :9
a. Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Dalam menjalankan fungsi sebagai sarana komunikasi politik, partai
politik mempunyai peran penting sebagai penghubung antara yang
memerintah dan yang diperintah. Menurut Signmund Neumann dalam
hubungannya dengan komunikasi politik, partai politik merupakan
perantara besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi
sosial dengan lembaga pemerintah yang resmi dan mengaitkannya
dengan aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas. 10
Dalam

melaksanakan

fungsi

ini

partai

politik

tidak

menyampaikan begitu saja segala informasi dari pemerintah kepada
masyarakat

atau

dari

masyarakat

kepada

pemerintah,

tetapi

merumuskan sedemikian rupa sehingga penerima informasi dapat
dengan mudah memahami dan memanfaatkan. Segala kebijakan
pemerintah yang biasanya dirumuskan dalam bahasa teknis dapat
diterjemahkan dalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh
masyarakat. Sebaliknya segala aspirasi, keluhan, dan tuntutan

9 Miriam Budiardjo, Pengantar Ilmu Politik, (Gramedia, Jakarta, 2000)hal. 163-164 .
10 Http://Bimaaryasugiarto.Blogspot.Com/2008/03/Partai-Politik-Dan-Prospek.Html diakses pada
tanggal 10-02-2012

8

masyarakat yang biasanya tidak terumuskan dalam bahasa teknis
dapat diterjemahkan oleh partai politik ke dalam bahasa yang dapat
dipahami oleh pemerintah. Jadi proses komunikasi politik antara
pemerintah dan masyarakat dapat berlangsung secara efektif melalui
partai politik.
b. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
Fungsi sosialisai politik partai adalah upaya menciptakan citra
(image) bahwa partai politik memperjuangkan kepentingan umum dan
lebih tinggi nilainya apabila mampu mendidik anggotanya menjadi
manusia yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai warga Negara
dan menempatkan kepentingan sendiri dibawah kepentingan nasional.
Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat
memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang
berlangsung dalam masyarakat. Proses ini berlangsung seumur hidup
yang diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal,
dan informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan
pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam
kehidupan masyarakat. Melalui proses ini masyarakat mengenal dan
mempelajari

nilai-nilai,

norma-norma,

dan

simbol-simbol

politik

negaranya dari berbagai sarana sosialisasi politik, seperti sekolah,
partai politik, dan pemerintah. Partai politik dalam sistem politik dapat
menyelenggarakan proses sosialisasi politik pada masyarakat.

9

c. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik
Fungsi partai politik ini yakni seleksi kepemimpinan dan kader –
kader yang berkualitas. Rekrutmen politik menjamin kontinuitas dan
kelestarian partai sekaligus merupakan salah satu cara untuk menjaring
dan melatih calon – calon kader.
d. Partisipasi Politik
Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa dalam
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum
dan dalam ikut menentukan pelaksana pemerintahan. Dalam hal ini,
partai politik memiliki fungsi untuk membuka kesempatan, mendorong,
dan mengajak para anggota masyarakat yang lain untuk menggunakan
partai politik sebagai saluran kegiatan mempengaruhi proses politik.
Partai politik merupakan wadah partisipasi politik. Fungsi ini lebih tinggi
porsinya dalam sistem politik demokrasi dari pada dalam sistem politik
totaliter karena dalam sistem politik demokrasi mengharapkan ketaatan
dari para warga dari pada aktivitas mandiri.
e. Sebagai Sarana pengatur Konflik
Potensi konflik selalu ada di setiap masyarakat. Negara Indonesia
yang bersifat heterogen yang terdiri dari etnis, agama, dan lain – lain.
Perbedaan tersebut dapat menyebabkan konflik. Maka partai politik
melaksanakan fungsi sebagai pengatur konflik.

10

Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi untuk
mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang
berkonflik, menampung, dan memadukan berbagai aspirasi dan
kepentingan

dari

pihak-pihak

yang

berkonflik

dan

membawa

permasalahan pada musyawarah badan perwakilan rakyat untuk
mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik. Untuk mencapai
penyelesaian berupa keputusan itu diperlukan kesediaan berkompromi
diantara para wakil rakyat, yang berasal dari partai-partai politik.
Setiap manusia pasti punya tujuan hidup, begitu juga halnya dengan
partai politik. Adapun tujuan umum partai politik di Indonesia sebagai
berikut :
(1) Mewujudkan cita – cita nasional bangsa Indonesia, sebagai
termaksud dalam pembukaan Undang – Undang Dasar
Republik Indonesia tahun 1945.
(2) Mengembangkan
kehidupan

demokrasi

berdasarkan

Pancasila dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(3) Mewujudkan kesejahtraan bagi seluruh rakyat Indonesia. 11
Tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita –
citanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang diwujudkan secara konstitusional. Perlu diterangkan bahwa partai
berbeda dengan gerakan (movement). Suatu gerakan merupakan
kelompok
perubahan

atau
pada

golongan

yang

ingin

lembaga-lembaga

mengadakan

politik

atau

perubahan-

kadang-kadang

11 Indra Bastian, Akutansi Untuk LSM dan Partai Politik. (Jakarta.Erlangga.2007) Hal.154

11

malahan ingin menciptakan suatu tata masyarakat yang baru sama
sekali, dengan memakai cara-cara politik. Dibanding dengan partai
politik, gerakan mempunyai tujuan yang lebih terbatas dan fundamentil
sifatnya dan kadang-kadang malahan bersifat ideologi. Orientasi ini
merupakan ikatan yang kuat di antara anggota-anggotanya dan dapat
menumbuhkan suatu identitas kelompok (group identity) yang kuat.
Organisasinya kurang ketat dibanding dengan partai politik. Berbeda
dengan partai politik, gerakan sering tidak mengadukan nasib dalam
pemilihan umum.
Partai politik juga berbeda dengan kelompok penekan (pressure
group) atau istilah yang lebih banyak dipakai dewasa ini, kelompok
kepentingan (interest group). Partai politik bertujuan memperjuangkan
suatu kepentingan dalam skala yang luas melalui mekanisme pemilu,
sedangkan kelompok penekan atau kelompok kepentingan yang lain
seperti kelompok profesi, kelompok adat, organisasi kemasyarakatan
hanya mengejar kepentingan-kepentingan sesaat dalam ruang lingkup
yang lebih kecil serta melewati mekanisme politik formal seperti pemilu.
B. Rekruitmen Politik
Rekruitmen politik memegang peranan penting dalam sistem
politik suatu Negara karena proses ini menentukan orang-orang yang
akan menjalankan fungsi-fungsi sistem politik negara itu melalui
lembaga-lembaga yang ada. Oleh karena itu, tercapai tidaknya tujuan
suatu sistem politik tergantung pada kualitas rekruitmen politik. Menurut

12

Noe at,

rekruitmen didefinisikan sebagai pelaksanaan atau aktifitas

organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mencari
tenaga kerja yang potensial.12
Ramlan Surbakti, bahwa rekruitmen politik mencakup pemilihan,
seleksi, dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk
melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya
dan pemerintah pada khususnya.13 Partai politik memiliki cara tersendiri
dalam melakukan rekruitmen terutama dalam pelaksanaan sistem dan
prosedural rekruitmen yang dilakukan partai politik tersebut. Tak hanya
itu proses rekruitmen juga merupakan fungsi mencari dan mengajak
orang-orang yang memiliki kemampuan untuk turut aktif dalam kegiatan
politik, yaitu dengan cara menempuh berbagai proses penjaringan.
Suharno menyatakan rekruitmen politik adalah proses pengisian
jabatan-jabatan pada lembaga-lembaga politik, termasuk partai politik
dan

administrasi

menjalankan

atau

kekuasaan

birokrasi

oleh

politik.14 Ada

orang-orang
dua

macam

yang

akan

mekanisme

rekruitmen politik, yaitu rekruitmen yang terbuka dan tertutup. Dalam
model rekruitmen terbuka, semua warga negara yang memenuhi syarat
tertentu mempunyai kesempatan yang sama untuk menduduki posisiposisi yang ada dalam lembaga negara/pemerintah. Suasana kompetisi
untuk mengisi jabatan biasanya cukup tinggi, sehingga orang-orang
12http://www.radarbangka.co.id/rubrik/detail/global/529/rekrutmen-politik-dan-kader-loncatkatak.html diakses pada 29 Febuari 2012 pukul 17.50 Wita
13 Ramlan Subakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Widiasarana,1999),hal. 25
14 Inu Kencana,Syafie, Pengantar Ilmu Politik (Bandung: Pustaka RekaCipta,2009),hal.58

13

yang benar-benar sudah teruji saja yang akan berhasil keluar sebagai
pemenangnya. Ujian tersebut biasanya menyangkut visinya tentang
keadaan masyarakat atau yang dikenal sebagai platform politiknya
serta nilai moral yang melekat dalam dirinya termasuk integritasnya.
Sebaliknya, dalam sistem rekruitmen tertutup, kesempatan tersebut
hanyalah dinikmati oleh sekelompok kecil orang. Ujian oleh masyarakat
terhadap kualitas serta integritas tokoh masyarakat biasanya sangat
jarang dilakukan, kecuali oleh sekelompok kecil elite itu sendiri.
Anggota merupakan basis sebuah partai. Semakin banyak
anggota semakin kuat partainya. Semakin banyak yang aktif anggota
partai dan semakin banyak yang bersedia untuk bekerja secara
sukarela untuk partai, maka semakin kuatlah partai tersebut. Melihat
kenyataan diatas, maka partai harus berusaha untuk merekrut
sebanyak mungkin anggota, selama mereka setuju dengan ideologi dan
nilai-nilai dasarnya, juga menjaga agar yang sudah menjadi anggota
tetap puas sebagai anggota partai.
Teori Rekruitmen menurut Almond dan Powell. Rekruitmen politik
adalah

suatu

proses

dimana

terjadi

penseleksian

calon-calon

masyrakat yang dipilih untuk menempati kursi-kursi penting di dalam
peranan politik, termasuk dalam jabatan birokrasi dan jabatan
administrasi.

14

Teori Almond dan Powell prosedur-prosedur rekruitmen politik
terbagi dalam dua bagian yaitu: 15
1. Prosedur tertutup artinya rekruitmen dilakukan oleh elit partai yang
memiliki kekuasaan untuk memilih siapa saja calon-calon yang
dianggap layak diberikan jabatan berdasarkan skill dan kapasitas
yang dimilikinya untuk memimpin. Sehingga prosedur ini dianggap
prosedur tertutup karna hanya ditentukan oleh segelintir orang
2. Prosedur terbuka artinya setiap masyarakat berhak untuk memilih
siapa saja yang bakal menjadi calon pemimpin di dalam negaranya
serta pengumuman hasil pemenang dari kompetisi tersebut
dilaksankan secara terbuka, dan terang-terangan. Dikenal dengan
istilah LUBER : Langsung Umum Bebas dan Rahasia, JURDIL :
Jujur dan Adil. Di dalam rekruitmen politik juga dikenal istilah jalurjalur politik yang perlu kita ketahui secara luas kajian-kajianya
antara lain:
a. Jalur

rekruitmen

berdasarkan

kemampuan-kemampuan

dari

kelompok atau individu artinya jalur ini menjadi kriteria dasar dalam
perekrutan seseorang karena dinilai dari berbagai segi yaitu
kriteria-kriteria tertentu, distribusi-distribusi kekuasaan, bakat-bakat
yang terdapat di dalam masyarakat, langsung tidak langsung

15 Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, (Semarang: Pustaka
Pelajar, 2005) hal.200-203

15

menguntungkan partai politik. Semua faktor-faktor tersebut perlu
kita kaji dan fahami karena tidak mudah untuk menjadi seorang
pemimpin. Kita harus mempunyai skill, kecakapan, keahlian untuk
terjun kedalam dunia politik. Karena dunia politik merupakan dunia
yang keras penuh persaingan taktik dan teknik. Bukan sembarang
orang mampu direkrut untuk masuk kedalam dunia politik. Orangorang tersebut terpilih karena memang memenuhi kriteria-kriteria
tertentu yang dianggap mampu menguntungkan negara maupun
memberi keuntungan partai-partai tertentu.
b. Jalur rekruitmen berdasarkan kaderisasi artinya setiap kelompokkelompok partai harus menyeleksi dan mempersiapkan anggotaanggotanya yang dianggap mampu dan cakap dalam mendapatkan
jabatan-jabatan politik yang lebih tinggi jenjangya serta mampu
membawa/memobilisasi partai-partai politiknya sehingga memberi
pengaruh besar dikalangan masyarakat. Hal ini menjadi salah satu
tujuan dari terbentuknya suatu partai politik yang perlu kita ketahui.
Seperti yang terangkum didalam teori Almond dan G.Bigham powell
menjelaskan “rekruitmen politik tergantung pula terhadap proses
penseleksian didalam partai politik itu sendiri”. Jadi kesimpulanya
setiap individu harus mempunyai skill yang mampu diperjualbelikan
sehingga mampu menempati jabatan-jabatan penting suatu negara.
c. Jalur rekruitmen politik berdasarkan ikatan promodial. Di zaman
modern ini jalur rekruitmen promodial tidak menutup kemungkinan

16

terjadi di dunia politik. Fenomenal itu terjadi karena adanya
hubungan kekerabatan yang dekat antara orang perorangan yang
memiliki jabatan politik sehingga ia mampu memindahtangankan
atau memberi jabatn tersebut kepada kerabat terdekatnya yang
dianggap mampu dan cakap dalam mengemban tugas kenegaraan.
Fenomena ini dikenal dengan nama “rekruitmen politik berdasarkan
ikatan promodial”. Contoh jalur rekruitmen politik berdasarkan
ikatan promodial: seorang raja ketika wafat akan menyerahkan
segala kekuasaanya kepada anak-anaknya, kekuasaan yang
diberikan kepada keluarga besan, ketika perkawinan menantu lelaki
yang diberi jabatan penting oleh mertuanya, karena memiliki
persamaan marga atau suku seseorang mendapat jabatan dari
sesame marga atau sukunya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan rekruitmen politik
adalah:
1. Faktor pertama, ini bukan mempertanyakan atau membahas siapa
yang akan menjadi bakal calon pemimpin untuk negeri ini ke
depannya melainkan lebih menekankan terhadap: persoalan di
sekitar politik, kekuasaan rill dan berada disuatu historis.
2. “Persoalan di sekitar politik” berarti setiap calon-calon pemimpin
yang akan dipilih harus mampu mengoptimasasikan segala tenaga
dan upayanya untuk menyeimbangkan segala polemik-polemik yang
sedang terjadi di negara ini untuk dipersempit dampaknya.

17

Sehingga iming-iming tersebut menjadi daya tarik bagi masyarakat
luas untuk memilihnya sebagai calon pemimpin ke depannya.
3. “kekuasaan rill” berarti seorang calon pemimpin harus memiliki
teknik

yang

tersimpan

di

dalam

konsep

pikirannya

untuk

dikembangkan ketika telah menjadi pemimpin. Konsep tersebut
berisi suatu cara bagaimana mempengaruhi masyarakat luas
sehingga mampu dipercaya untuk memimpin dalam periode yang
lama dan abadi.
Unsur yang terakhir adalah “berada dalam suatu historis” artinya
setiap pemimpin otomatis menginginkan nama dan jasa-jasanya selalu
terekam dalam benak pikiran masyarakat dan setiap calon pemimpin
harus mampu merangkai konsep tersebut sebelum dirinya terpilih
menjadi pemimpin. Selanjutnya materi yang perlu kita kaji adalah
pentingnya mengetahui pembagian jabatan di dalam politik yaitu:
a. Jabatan politik artinya jabatan yang diperoleh sebagai dari hasil
pemilihan rakyatnya atau yang ditunjuk langsung oleh pemerintah
dan dikenal sebagai seorang “politikus”. Masa jabatannya hanya
dua kali periode.
b. Jabatan administratif artinya jabatan yang diperoleh secara manual
melalui tahap-tahap pendidikan dan pelamaran kerja. Jabatan ini
dianggap pasti dan mampu mampu menjamin hidup para
“administrator” karena masa jabatannya berlangsung lama. Para
administrator ini dikenal sebagai atribut negara karena menjadi

18

indikator pelengkap dan pendukung dalam membantu tugas para
politikus.
Sistem perekrutan politik terdiri dari beberapa cara yaitu:
1. Seleksi pemilihan melalui ujian.
2. Latihan (training). Kedua hal tersebut menjadi indicator utama
didalam perekrutan politik.
3. Penyortiran atau penarikan undian (cara tertua yang digunakan di
yunani kuno).
4. Rotasi memiliki tujuan mencegah terjadinya dominasi jabatan dari
kelompok-kelompok yang berkuasa maka perlu adanya pergantian
secara peeriode dalam jabatan-jabatan politik.
5. Perebutan kekuasaan dengan menggunakan atau mengancam
dengan kekerasan. Cara ini tidak patut dicontoh karena untuk
menjadi seorang pemimpin tidaklah harus melakukan tindakantindakan tidak terpuji karena kita telah dididik dengan baik dan harus
menerapkan teknik-teknik yang baik pula dalam berpolitik.
6. Petronag artinya suatu jabatan dapat dibeli dengan mudah melalui
relasi-relasi terdekat. Petronag masih memiliki keterkaitanya dengan
budaya korupsi.
7. Koopsi (pemilihan anggota-anggota baru) artinya memasukan
orang-orang atau anggota baru untuk menciptakan pemikiran yang
baru sehingga membawa suatu partai pada visi dan misi yang
ditujunya.

19

Rekruitmen politik memiliki suatu pola-pola dalam konsepnya.
Apabila kita mengkaji pola-pola tersebut maka kita akan mengetahui
bahwa sistem nilai, perbedaan derajat, serta basis dan stratifikasi sosial
terkandung di dalam rekruitmen politik. Hal ini berarti rekruitmen politik
mampu membangkitkan gap-gap di dalam masyarakat dalam tingkatantingkatan peran masyarakat. Gap-gap ini berpengaruh besar dalam
hubungan antar masyarakat. Pola-pola rekruitmen politik ini secara
tidak disengaja menjadi indikator yang cukup penting untuk melihat
pembangunan dan perubahan suatu negara. Di dalam pola-pola ini
memiliki keterkaitan antara rekruitmen dan perekonomian suatu negara
mampu mengkaji pergeseran ekonomi masyarakat, infrastruktur politik,
serta derajat politisasi dan partisipasi masyarakat, artinya pemimpinpemimpin yang baru akan membentuk kebijakan-kebijakan terbarunya
yang mengarah demi kemajuan negaranya serta faktor politik
menciptakan terjadinya iklim politik yang cukup mempengaruhi
pergerakan ekonomi suatu Negara di dalamnya.

C. Pendekatan Institusional
Sampai tahun 1950an, dominsi pendekatan Institusional dalam
ilmu politik sedemikian kuat sehingga asumsi-asumsi dan praktikpraktiknya jarang ditentukan, namun menjadi korban kritik terusmenerus. Premis metodologis dan toritis dibiarkan tak teruji di balik tabir
’common sense’ akademik. Di luar teori politik, aktivitas inti dalam ilmu

20

politik adalah deskripsi tentang konstitusi, sistem hukum, dan strukur
pemerintahan, dan perbandingannya antarwaktu dan lintas negara.
Institusionalisme adalah ilmu politik.

16

Pendekatan Institusional memandang partai politik sebagai
lembaga yang memiliki struktur dan fungsi untuk mencapai tujuan. 17
Teori kelembagaan (Institusional), yang menyatakan bahwa partai
politik dibentuk oleh lembaga-lembaga negara baik legislatif maupun
eksekutif sebagai kebutuhan para anggotanya untuk mengadakan
kontak dan membina dukungan dengan masyarakat. Hal ini dilakukan
agar kebijakan-kebijakan yang dihasilkan tidak bias dengan kebutuhan,
tuntuan, dan harapan publiknya. Sehingga dibuatlah wadah yang
mampu menampung aspirasi warga masyarakat yang kemudian dikenal
dengan istilah partai politik. Partai politik adalah organisasi yang
mempunyai fungsi sebagi penyalur artikulasi dan agregasi kepentingan
publik yang paling mapan dalam sebuah sistem politik modern. Secara
sederhana partai politik merupakan representition of ideas18 yang harus
ada dalam kehidupan politik modern yang demokrasi. Partai politik
sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada representation of
ideas

secara

kepentingan

ideal
warga,

dimaksudkan

untuk

memberikan

mewakili

jalan

kepentingan-

kompromi

bagi

16 David Marsh and Gerry Stoker, Teori dan Metode Dalam Ilmu Politk (Bandung: Nusa Media,
2010), hal.107
1718 Arifin Rahman. Sistem Politik Indonesia (LPM IKIP: Surabaya.1998)
18 Robert Michels, Partai Politik: Kecenderungan Oligarkis dalam Birokrasi, Penerbit Rajawali,
Jakarta, 1984, hal.23.

21

pendapat/tuntutan yang saling bersaing, serta menyediakan ruang bagi
suksesi kepemimpinan politik secara damai dan legitimasi. Karena itu,
menurut Roger Soltau:
”partai politik adalah sekelompok warga negara yang terorganisir
yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dengan
memanfaatkan kckuasaanya untuk memilih, bertujuan menguasai
pemerintahan dan melakukan kebijakan mereka sendiri. ” 19
Roger Soltau mengkaji bahwa partai politik merupakan perantara
yang besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologiideologi sosial dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi dan
yang mengkaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat politik
yang lebih luas. Partai politik merupakan salah satu pilar dan institusi
demokrasi yang penting dalam membangun politik yang lebih
berkualitas dan beradab. Partai politik dengan perbagai peran dan
fungsinya diupayakan mampu meredam (bahkan menyelesaikan)
berbagai persoalan yang muncul dalam masyarakat modern saat
sekarang ini. Karena itu, tidak keliru apabila Samuel P. Huntington
pernah mengutarakan bahwa:
”partai-partai yang kuat dan terinstitusionalisasi akan menjanjikan
terbangunnya sistem demokrasi yang lebih baik.” 20
Dalam menjamin kemampuan memobilisasi dan menyalurkan
aspirasi

konstituen

itu,

struktur

organisasi

partai

politik

yang

bersangkutan haruslah disusun sedemikian rupa, sehingga ragam
19 Ichlasul Amal, Teori-Teori Mutakhir Partai, (PT. Tiara Wacana. Yogyakarta, 1998) hal. 12
20 Ibid.13

22

kepentingan dalam masyarakat dapat ditampung dan diakomodasikan
seluas mungkin. Karena itu, struktur internal partai politik penting untuk
disusun secara tepat. Di satu pihak ia harus sesuai dengan kebutuhan
untuk mobilisasi dukungan dan penyaluran aspirasi konstituen. Di pihak
lain, struktur organisasi partai politik juga harus disesuaikan dengan
format organisasi pemerintahan yang diidealkan menurut visi partai
politik yang dimintakan kepada konstituen untuk memberikan dukungan
mereka. Semakin cocok struktur internal organisasi partai itu dengan
kebutuhan, makin tinggi pula derajat pelembagaan organisasi yang
bersangkutan.
Bukanlah usaha yang mudah untuk melakukan pengembangan
kelembagaan partai politik pada masa transisional, setidaknya itu yang
diuraikan oleh Larry Diamond dan Richard Gunther dalam bukunya
Political Parties and Democracy21. Ada seperangkat cara yang perlu
dilakukan oleh partai untuk melembagakan dirinya sendiri agar tumbuh
dan berkembang sesuai dengan peran dan fungsi yang sejatinya.
Sedikitnya terdapat tiga bidang yang perlu diperhitungkan
manakala pelembagaan pengembangan partai politik hendaknya
dikedepankan, yaitu :
Pertama, Keutuhan Internal. Suatu keutuhan partai dapat dilihat
dari ada tidaknya pembelahan dalam partai (faksionalisme internal).
21 Pengertian dan asal usul partai. http://www.scribd.com/doc/49993569/Parpol-PengertianDan-Asal-usul

23

Adanya dialog dalam partai memang prasyarat penting bagi tumbuhnya
wacana yang sehat, namun tumbuhnya perdebatan bahkan lahirnya
faksionalisme dalam partai akan dapat merugikan pengembangan
partai politik ke depan. Karena itu, ada beberapa catatan penting guna
menumbuhkan

keutuhan

internal

partai;

(1)

mendorong

dialog

demokrasi di dalam tubuh partai, (2) meresapi berbagai prinsip dan
kebijakan internal partai, dan (3) memiliki mekanisme yang menjamin
berlakunya proses dan prosedur yang benar ketika muncul pertikaian.
Kedua, Ketangguhan Organisasi. Partai politik memiliki tujuan
dan

kepentingan

untuk

meraih

konstituen

guna

pembangunan

legitimasi politik dirinya. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila partai
politik berhasil menyebarkan sumber daya-sumber daya ke level-level
yang lebih rendah daripada di tingkat Pusat/Nasional. Hal ini
menunjukkan bahwa ketangguhan partai politik di semua level
adminitrasi pemerintahan perlu dibangun sedemikian rupa, sehingga
sumber-sumber daya (manusia, finansial, serta metode) dapat bekerja
demi kepentingan dan tujuan partai politik dalam jangka pendek dan
jangka panjang.
Mewujudkan nilai-nilai demokratis yang aktual dan permanen
dalam partai politik sangatlah berguna bagi institusionalisasi dan
perkembangan partai.

24

Ketiga, Identitas Politik Partai. Identitas partai menjadi penting
ketika ia berupaya untuk mengejar jabatan di pemerintahan. Karena itu
gagasan yang jelas dan konstruktif, prinsip-prinsip yang berorientasi
publik, pelibatan anggota partai, serta program-program yang matang
menjadi citra yang perlu dibangun dalam mengonstruksi identitas partai
yang kuat. Dukungan suara pada partai politik memerlukan strategi
yang jitu dan konkret. Dan, salah satu jalan yang paling jitu dalam
meraup dukungan pemilih adalah melalui mekanisme kampanye. Guna
memaksimalkan perolehan dukungan dari para votels, partai politik
harus mengorganisasi sumber daya-sumber daya internal partai. Untuk
tujuan itu, partai politik harus memiliki gagasan yang jelas mengenai
realisasi kebutuhan pemilih.
Terkait dengan hal terakhir, seperti yang telah dibahas di atas,
lebih khusus lagi, dalam rangka mendekatkan konstituen dengan partai
politik dukungannya, maka perlu ada metode dan strategi yang
dibentuk guna keperluan itu. Setidaknya ada empat aktivitas yang
dapat dilakukan, pertama, melakukan pendidikan dan pemberdayaan
warga. Pendidikan politik, melalui civil education (pendidikan warga),
voter education (pendidikan pemilih), dialog terbuka.
D. Kerangka Pemikiran
Dalam proses demokrasi aspirasi rakyat disalurkan melalui
mekanisme pemilu untuk memilih wakilnya di parlemen. Partai Politik
dipandang sebagai sebuah lembaga yang formal yang memiliki fungsi
25

utama

yaitu

mencari

dan

mempertahankan

kekuasaan

guna

mewujudkan program–program yang disusun berdasarkan ideologi
tertentu. Partai politik dijadikan kendaraan politik guna menampung
aspirasi rakyat. Namun, partai membutuhkan kader-kader partai yang
berkualitas agar dapat menjalankan partai, sehingga partai harus
melakukan rekruitmen politik. rekruitmen politik mencakup pemilihan,
seleksi, dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk
melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya
dan pemerintah pada khususnya.22 Partai politik memiliki cara tersendiri
dalam melakukan rekruitmen terutama dalam pelaksanaan sistem dan
prosedural rekruitmen yang dilakukan partai politik tersebut . Ada dua
macam mekanisme rekruitmen politik, yaitu rekruitmen yang terbuka
dan tertutup. Dalam model rekruitmen terbuka, semua warga negara
yang memenuhi syarat tertentu mempunyai kesempatan yang sama
untuk

menduduki

posisi-posisi

yang

ada

dalam

lembaga

negara/pemerintah. Sebaliknya, dalam sistem rekruitmen tertutup,
kesempatan tersebut hanyalah dinikmati oleh sekelompok kecil orang.
Partai NasDem adalah partai baru yang akan bertarung dalam
pemilu 2014. Dalam penguatan internal partai, Partai NasDem harus
menjaring kader-kader dalam proses rekrutmen baik ditingkat pusat
maupun daerah sebagai salah satunya di Kota Makassar sebagai
modal menghadapi pemilu 2014.

22 Ramlan Subakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Widiasarana,1999),hal. 25

26

Skema Pikir
Institusional Partai

PARTAI NASDEM
KOTA MAKASSAR

Rekruitmen Politik

Prosedur Terbuka

ProsedurTertutup

Pemilu 2014

BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam bab ini yang akan dibahas ada lima aspek yaitu: Lokasi
Penelitian, Tipe Penelitian dan Dasar Penelitian, Sumber Data, Teknik
Pengumpulan Data, dan Teknik Analisa Data. Kelima hal tersebut akan
diuraikan lebih lanjut.

A. Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di Kota Makassar dengan objek
penelitian Partai NasDem, di mana Partai NasDem adalah partai baru
dalam

percaturan

politik

Indonesia.

Dalam

institusional

partai,

27

rekruitmen politik merupakan salah satu cara untuk memperkuat
internal partai dari segi sumber daya manusia dalam proses
pengkaderan. Dalam hal ini Partai NasDem harus melakukan proses
penjaringan rekruitmen yang selektif sehingga menghasilkan kader
yang berkualitas dan memiliki loyalitas terhadap partai guna mendapat
suara masyarakat pada pemilu 2014.

B. Tipe Penelitian dan Dasar Penelitian
Dasar pendekatan penelitian yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif memiliki
beberapa prespektif teori yang dapat mendukung penganalisaan yang
lebih mendalam terhadap gejala yang terjadi, dikarenakan kajiannya
adalah fenomena masyarakat yang selalu mengalami perubahan
(dinamis), yang sulit diukur dengan menggunakan angka-angka maka
penelitian ini membutuhkan analisa yang lebih mendalam dari sekedar
penelitian kuantitatif yang sangat bergantung pada kuantifikasi data.
Penelitian ini mencoba memahami apa yang dipikirkan oleh masyarakat
terhadap suatu fenomena.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu penelitian
diarahkan untuk menggambarkan fakta dengan argument yang tepat.
Penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai
status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa
adanya pada saat penelitian dilakukan. Tujuan penelitian deskriptif ini

28

sendiri adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, aktual,
dan

akurat

mengenai

fakta-fakta.

Namun

demikian,

dalam

perkembangannya selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian
yang sudah berlangsung sebuah penelitian deskriptif juga dirancang
untuk membuat komparasi maupun untuk mengetahui hubungan atas
satu variabel kepada variabel lain.
C. Sumber Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan data yang menurut
peneliti sesuai dengan objek penelitian dan memberikan gambaran
tentang objek penelitian. Adapun sumber data yang digunakan yaitu:

a. Data Primer
Dalam

penelitian

ini

peneliti

telah

mencari

data

untuk

membuktikan fakta dilapangan. Data yang diperoleh melalui lapangan
atau daerah penelitian dari hasil wawancara mendalam dengan
informan dan observasi langsung. Peneliti turun langsung ke Partai
NasDem Kota Makassar untuk mengumpulkan data dalam berbagai
bentuk, seperti rekaman hasil wawancara dan foto kegiatan di
lapangan. Dari proses wawancara dengan berbagai sumber, peneliti
telah mendapatkan data-data seperti; data-data kepengurusan Partai
NasDem Kota Makassar serta pola rekruitmen politik Partai NasDem
dalam proses institusional partai.

29

b. Data Sekunder
Dalam penelitian peneliti juga melakukan telaah pustaka, di
mana peneliti mengumpulkan data dari penelitian sebelumnya berupa
buku, jurnal, koran mengenai Partai NasDem Kota Makassar dan pola
rekruitmen politik Partai NasDem dalam proses instituisional partai,
serta sumber informasi lainnya yang berkaitan dengan masalah
penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini yaitu:
a. Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara
di mana wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian
terhadap

informasi

atau

keterangan

yang

telah

diperoleh

sebelumnya. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan informan yakni
pengurus inti Partai NasDem Kota Makassar, yang merupakan
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
menggunakan pedoman (guide/draft) wawancara serta beberapa
topik yang telah disertakan oleh peneliti dan didiskusikan bersamasama. Peneliti membagi pengumpulan data dengan wawancara
mendalam menjadi dua tahap, yakni :

30

1. Tahap Persiapan Penelitian
Peneliti telah membuat pedoman wawancara (draft) yang
disusun berdasarkan dimensi kebermaknaan hidup sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi subjek. Pedoman wawancara antara
lain

berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang berkembang

dalam wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun
kemudian ditunjukkan kepada yang lebih ahli (dalam hal ini adalah
pembimbing penelitian) untuk mendapat masukan mengenai isi
pedoman wawancara. Setelah mendapat masukan dan koreksi dari
pembimbing, Peneliti

kemudian

membuat perbaikan

dengan

menyusun kembali daftar wawancara yang berisi pertanyaan untuk
dikembangkan lagi dalam penelitian selanjutnya. Tahap selanjutnya
adalah peneliti membuat pedoman observasi yang telah disusun
berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama
wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting
wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan
pencatatan langsung yang dilakukan pada saat peneliti melakukan
observasi. Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan
karakteristik subjek penelitian. Saat wawancara dilaksanakan
peneliti

bertanya

diwawancarai

dan

kepada

subjek

akhirnya

tentang

membuat

kesiapanya

untuk

kesepakatan

untuk

kesediaannya memberikan informasi mengenai penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

31

Peneliti telah membuat kesepakatan dengan subjek mengenai
waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan
pedoman yang dibuat. Setelah wawancara dilakukan, peneliti
memindahakan hasil rekaman berdasarkan wawancara dalam
bentuk tertulis. Selanjutnya peneliti melakukan analisis data dan
interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan
pada bagian metode analisis data di akhir bab ini. Setelah itu,
peneliti membuat dinamika psikologis dan kesimpulan yang
dilakukan, lalu peneliti memberikan saran-saran untuk penelitian
selanjutnya.
Peneliti telah melakukan pengumpulan data dengan cara
wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara (interview
guide) sebagaimana diharapkan agar wawancara tetap berada pada
fokus

penelitian,

meski

masih

terdapat

pertanyaan-pertanyaan

berlanjut. Informan yang dipilih peneiti adalah informan yang benarbenar paham dan mengetahui permasalahan yang dimaksud oleh
peneliti. Informan yang telah peneliti wawancarai untuk pengumpulan
data ini adalah pengurus inti beserta jajaran Partai NasDem Kota
Makassar.
 Amir Hadi ( Ketua Dewan Pembina Partai NasDem Kota
Makassar)
 Surahman Tiri (Ketua Partai NasDem Kota Makassar)
 Sudirman (Wakil ketua internal Partai NasDem Kota
Makassar),
32

 Muh. Kaisar
Makassar)

(Ketua

eksternal

Partai

NasDem

Kota

 Wahyuddin (Sekertaris Partai NasDem Kota Makassar)
 Abdul Kadir (Ketua NasDem Kec. Tallo)
 Syarifuddin (Ketua NasDem Kec Biringkanaya)
 Akbar Aligate ( Ketua NasDem Kec. Bontoala)
Pemilihan informan ternyata telah berkembang dan berubah
sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam memperoleh data yang
akurat. Penelitian ini telah berakhir dikarenakan peneliti sudah merasa
data yang didapat sudah cukup untuk untuk menjawab permasalahan
yang diteliti.
b. Dokumen/Arsip
Dalam penelitian ini peneliti mengambil Metode atau teknik
documenter, di mana metode tersebut adalah teknik pengumpulan data
dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode
dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal
dari

sumber

non-manusia.

Dokumen

berguna

karena

dapat

memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian.
Dokumen dan arsip mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
fokus penelitian merupakan salah satu sumber data yang paling penting
dalam sebuah penelitian. Dokumen yang dimaksud peneliti adalah
dokumen tertulis, data statistik, laporan penelitian sebelumnya, tulisantulisan ilmiah tentang Partai NasDem serta pola rekruitmen Partai
NasDem.

33

E. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dilakukan oleh peneliti pada waktu
bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung secara
terus menerus. Peneliti melakukan analisis data melalui tiga alur, yakni :
(1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan kesimpulan atau
verifikasi hasil akhir.
Pada tahap ini peneliti melakukan proses penyeleksian,
pemfokusan, penyederhanaan, pengabstraksian data dari field note dan
transkrip hasil wawancara. Proses ini berlangsung sepanjang penelitian
dilakukan dengan membuat singkatan, kategorisasi, memusatkan tema,
menentukan batas-batas permasalahan dan menulis memo.
Proses reduksi ini berlangsung terus sampai laporan akhir
penelitian ini selesai ditulis. Reduksi data merupakan bentuk analisis
yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal
yang tidak penting dan mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan
akhir dapat dilakukan. Pada tahap ini, setelah mendapatkan data dari
hasil wawancara yang berupa rekaman MP3, field note, dan
pengamatan lainnya, penulis langsung melakukan transfer data ke
dalam sebuah tulisan yang lebih teratur dan sistematis. Sebagai upaya
meminimalisasi reduksi data karena keterbatasan ingatan. Selanjutnya
penulis melakukan pengkategorisasian data menurut kebutuhan
penelitian. Hal ini membantu penulis dalam menganalisa data dan

34

memasukannya ke dalam bab pembahasan pada penulisan hasil
penelitian.
Sajian

data

merupakan

suatu

susunan

informasi

yang

memungkinkan penulis menyimpulkan hasil penelitian. Dengan melihat
sajian data, penulis lebih memahami berbagai hal yang terjadi dan
memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis atau pun
tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Sajian data diperoleh
ini dari hasil interpretasi, usaha memahami, d

Dokumen yang terkait

Strategi komunikasi politik dalam perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada pemilu legislatif 2009 di Kabupaten Tegald

1 48 115

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pengembangan Profesi Guru Sains melalui Penelitian dan Karya Teknologi yang Sesuai dengan Tuntutan Kurikulum 2013

6 77 175

Pengaruh penayangan iklan Partai Golkar di Tv One terhadap perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan pada pemilu legislatif 2014

0 55 163

Analisis wacana kritis pidato politik Anies Rasyid Baswedan dengan judul 'Indonesia Kita Semua' dalam konvensi pemlihan calon Presiden 2014 Partai Demokrat

11 91 111

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Implementasi Piagam Pelembang Kesepakatan Perusahaan Pers Nasional Di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa (HU Galamedia)

0 26 153

Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Lembaga Kantor Berita Nasional Antar Biro Jawa Barat

0 59 1

Tinjauan mengenai perkembangan penyaluran kredit pensiunan dan non pensiunan pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Pusat Bandung Periode 1998-2002 : laporan kerja praktek

0 34 1

Politik Hukum Pembaharuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Kajian Pasal 74 beserta Penjelasannya)

0 1 22