TANTANGAN DAN PELUANG LEMBAGA DAN PROFES
1
TANTANGAN DAN PELUANG
LEMBAGA DAN PROFESIONAL
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
DI ERA GLOBAL
Disusun oleh :
Dr. Ir. Drs. H.A. MOESLIHAT KOMARA, M.Si
Dosen Luar Biasa Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Subang
KOP UNSUB
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS SUBANG
2
2008
TANTANGAN DAN PELUANG LEMBAGA DAN
PROFESIONAL PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA GLOBAL
Oleh M. Syahirman Yusi
NPM L3E 00 045
I.
PENDAHULUAN
Perubahan global sebagai akibat perubahan teknologi
yang cepat dan terjadi pada hampir semua aspek kehidupan
manusia telah menimbulkan pergeseran dan paradigma
baru. Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi,
politik, sosial, nilai dan budaya, pasar, dan lingkungan
merupakan
kekuatan
pendorong
dan
menciptakan
persaingan yang semakin tajam. Kondisi yang demikian ini,
mendorong setiap organisasi dan para pelaku ekonomi
untuk melakukan transformasi dalam setiap kegiatan agar
lebih
efisien
dan.
mampu
bersaing.
Mereka
harus
mengikuti, menyesuaikan dan memanfaatkan peluang dan
tantangan yang timbul akibat perubahan.
Akibatnya, semakin rnendorong banyak organisasi
untuk melakukan efisiensi. pengurangan biaya, peningkatan
mutu produk dan jasa, mencari peluang baru untuk
tumbuh. meningkatkan produktivitas, dan mencapai daya
saing yang tinggi. Transformasi dalam organisasi mutlak
perlu dan dilakukan secara berkesinambungan.
3
Perubahan global mendorong terjadinya paradigma
baru pada bidang ekonomi. Kemajuan dan pemanfaatan
teknologi digital khususnya teknologi komunikasi dan
informasi
pada
setiap
kegiatan
dan
proses
ekonomi
menciptakan nuansa baru pada aspek organisasi, proses,
manajemen dan sumber daya manusia yang berbasis
pengetahuan. Ekonomi baru yang berbasis pengetahuan
(knowledge-based
economy)
bertolak
pada
aplikasi
pengetahuan manusia (human know-how) pada setiap apa
yang kita produksi dan bagaimana memproduksinya. Nilai
tambah ekonomis semakin ditentukan dan diciptakan lebih
banyak oleh otak dari pada otot (by brain rather than
brawn).
Produk
itu
sendiri
mempunyai
kandungan
pengetahuan misalnya produk yang dilengkapi dengan
teknologi digital seperti chip dan microprocessor.
Perubahan
global
mendorong
perubahan
atas
keinginan pelanggan atas produk atau jasa yang dihasilkan.
Mereka menghendaki produk dan jasa yang mereka beli
adalah produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan mereka. Produk dan jasa harus bermutu lebih
baik, penyerahan lebih cepat, harga relatif murah dan
bermanfaat. Oleh karena itu perusahaan akan berupaya
memenuhi
permintaan
ini
dan
mereka
melakukan
transformasi dan perbaikan mutu yang terus menerus,
mengefektifkan semua sarana yang ada agar mencapai
efisiensi yang tinggi dan mampu bersaing.
4
II. PEMBAHASAN
1. Perubahan Pada Dunia Kerja
Menurut Brill (1997), perusahaan yang dapat bertahan
dan bersaing dalam era pasar bebas dan abad 21 adalah
perusahaan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
Mempunyai misi dan visi yang jelas dan terarah, kegiatan
proses
dengan
mendatar
lintas
dengan
dan
struktur
pemberdayaan
organisasi
yang
jelas.
yang
Mereka
berorientasi global dan mempunyai jaringan yang luas.
Memanfaatkan teknologi informasi dengan baik, berfokus
bukan hanya untuk pemegang saham tetapi juga pada
lingkungan. Bentuk perusahaan akan lebih ramping dan
lincah dalam penyesuaian pengaruh perubahan. Mereka
berfokus pada dorongan pelanggan dengan penekanan
pada mutu terpadu. Mereka rnemanfaatkan waktu seefisien
mungkin pada setiap kegiatan dan proses. Mereka selalu
inovatif dan menawarkan kwiraswastaan.
Dengan
adanya
pergeseran
ini,
diperlukan
pembaharuan kembali atas investasi pada SDM berfokus
pada kebijakan dan strategi baru yang merupakan alat
motivasi baru. Modal manusia (human capital) akan diniiai
kembali, di mana para pemimpin akan berbicara core
competence,
competing
on
capability,
atau
keinginan
mereka menjadi organisasi pembelajaran. Penemuan cara
menilai
dan
mengukur
modal
manusia-
keterampilan,
kapabilitas dan know-how merupakan langkah penting yang
5
menjadi
perhatian
para
pimpinan
dan
manajer
atas
keberhasilan bawahan.
Angkatan kerja yang akan datang berbeda dengan
angkatan kerja sekarang ini. Menurut Jamieson dan O'Mara
(1991) angkatan kerja yang akan datang memiliki dimensi
dan
makin
pendidikan,
beragam
seperti
disabilities
dan
umur,
gender,
nilai-nilai.
Hal
ethnicity,
ini
akan
membawa konsekuensi perbedaan kebutuhan, kesukaan,
harapan dan gaya hidup.
Bassie. et al, (1996) menjelaskan kecenderungan yang
akan terjadi di tempat kerja yang perlu diantisipasi dalam
mempersiapkan sumber daya manusia dan tenaga kerja
menjelang dan dalam abad ke 21, adalah sebagai berikut:
Kebutuhan keterampilan akan berlanjut selaras dengan
meningkatnya perubahan teknologi yang cepat.
Angkatan kerja akan lebih berpendidikan dan terlatih
serta lebih beragam.
Perusahaan
akan
terus
melakukan
transformasi
melalui rekayasa ulang, penciutan dan pembentukan
kembali lingkungan usaha.
Lembaga pendidikan dan diklat perusahaan akan
berubah secara dramatik dalam bentuk dan komposisi.
Terjadi revolusi dalam cara pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan dengan pemanfaatan teknologi maju.
Lembaga pendidikan dan diklat akan menemukan
cara-cara baru dalam pelaksanaan pelayanan.
6
Para profesional pendidikan dan pelatihan akan lebih
berfokus kepada intervensi untuk peningkatan kinerja.
Sistem
kerja
dengan
kinerja
yang
tinggi
dan
terintegrasi akan semakin diminati.
Perusahaan akan melakukan transformasi ke dalam
organisasi pembelajaran (Learning Organization).
Penekanan
organisasi
pada
manajemen
kinerja
manusia akan lebih dipercepat.
Fenomena ini perlu diperhatikan dalam melakukan
perubahan dan transformasi; organisasi di tempat kerja dan
ini
akan
mcajadi
rambu-rambu,
bagaimana
sebaiknya
mengelola organisasi dan mempersiapkan kompetensi yang
sesuai dengan kebutuhan dan dapat mengisi kesempatan
kerja yang tersedia.
Perspektif jabatan atau pekerjaan di awal abad 21 bagi
perusahaan
global
oleh
Mitrani,
et
al
(1995)
dan
Rhinesmith (1996), telah merinci kompetensi angkatan
kerja yang akan datang sesuai dengan tingkat hirarki
manajemen
yaitu,
kompetensi
para
eksekutif
adalah
berpikir strategis, kepemimpinan atas perubahan dan
manajemen hubungan. Para manajer memiliki kompetensi
keluwesan pelaksanaan perubahan, saling pengertian antar
pribadi,
memberikan
kewenangan
dan
pemberdayaan,
bantuan atas kelompok dan portabilitas. Seorang manajer
yang ingin berhasil dalam era dunia yang berubah ini haras
memiliki setidaknya lima keterampilan yaitu: 1. Mengelola
Persaingan
(Managing
Competitiveness),
2.
Mengelola
7
Kompleksitas
Penyelarasan
(Managing
Complexity),
Organisasi
3.
(Managing
Mengelola
Organization
Alignment), 4. Mengelola Perubahan Organisasi (Managing
Organizational Change), 5. Mengelola Tim Multikultura
(Managing Multicultural Teams).
Sementara karyawan pelaksana memiliki keluwesan
selalu mencari informasi. motivasi dan kemampuan belajar,
motivasi untuk berprestasi, bekerja pada tekanan waktu.
bekerjasama dan berorientasi pada pelayanan terhadap
pelanggan.
Dengan
gambaran
jabatan
dan
pekerjaan
tersebut di atas, maka kompetensi tenaga kerja yang
diperlukan akan sangat tinggi baik kemampuan teknis
maupun hubungan antar manusia. Mereka yang memangku
jabatan tersebut dapat dikatagorikan sebagai angkatan
kerja berbasis, pengetahuan dan elektronik (knowledge
workers atau wired workers dan atau cyberspace workers)
yang berkemampuan tinggi dalam memanfaatkan teknologi
informasi
dengan
efektif,
mengelola
perubahan,
persaingan dan multikultural. Para manajer yang dynamic,
visionary
(berwawasan
luas),
brilliant
(cerdas),
dan
karismatik, dan para pelaksana memiliki kompetensi yang
tinggi dan profesional dengan wawasan yang lebih luas dan
berlandaskan pengetahuan. Peran dan Fungsi Lembaga
PSDM Pembinaan SDM ditempat kerja telah menjadi salah
satu strategi untuk mencapai tujuan organisasi dan telah
semakin kompleks di mana ilmu-ilmu lain telah terlibat dan
berpengaruh dalam proses pembinaan karyawan seperti
8
ilmu
ekonomi,
humaniora,
psikologi,
ilmu
politik,
komunikasi,
sosiologi,
dan
pendidikan,
manaje-men.
Metode, teknik dan strategi pembelajaran berubah dengan
cepat oleh teknologi komunikasi dan informasi.
Pengembangan sumber daya manusia (PSDM) adalah
istilah yang digunakan untuk menjelaskan pendekatan
terintegrasi dan holistik untuk mengubah perilaku kerja
dengan
menggunakan
Sementara
itu
The
teknik
dan
Academy
of
strategi
Human
belajar.
Resource
Development (1998) memberikan definisi sebagai berikut:
Human Resource Development (HRD) means the
integrated
use
of
training
and
development,
organization development, and career development to
improve
individual,
group,
and
organizational
effectiveness. HRD is the profesion that focuses on
improving individual and organizational performance
through learning. While the traditional function of HRD
professionals has been the design and delivery of
training. HRD professionals today are involved in the
full range of organizational development and
performance improvement intervention.
PSDM
mempakan
proses
pembelajaran
yang
terintegrasi untuk mengubah perilaku melalui pendidikan,
pelatihan,
pengembangan
meningkatkan
organisasi.
organisasi
efektivitas
Sebagai
bagian
individu,
dari
dan
karir
untuk
kelompok
proses
PSDM
dan
para
profesional, praktisi PSDM dan manajer perlu memiliki
peran dan kompetensi yang jelas.
Pengembangan
sumber
daya
manusia
(human
resource development), adalah suatu bidang yang dinamis
9
dan menuntut peranan para ahli pendidikan dan praktisi
pengembangan
merupakan
menciptakan
sumber
suatu
daya
kekuatan
nuansa
baru
manusia
yang
dalam
(PSDM)
diharapkan
upaya
akan
dapat
mempercepat
pembinaan SDM dengan kompetensi, kemampuan dan
tingkat profesional yang sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja dan pembangunan menjelang pasar bebas dan dalam
abad ke 21. Fungsi PSDM yang sedang dikembangkan di
negara maju dan kecenderungan di masa yang akan datang
adalah mengeksploitasi potensi SDM dihubungkan dengan
aplikasi IPTEK-teknologi dihubungkan dengan perilaku
manusia, pembelajaran, kinerja dan produktivitas-untuk
meningkatkan kinerja bisnis. Hal ini berarti peran dan
fungsi PSDM semakin penting dan bergeser dari sebagai
sumber (resource) yang mendukung kegiatan manajemen
menjadi
sumber
utama
(source)
sebagai
salah
satu
manajemen stratejik perusahaan dalam mencapai tujuan
dan keunggulan bersaing.
Sistem pembinaan angkatan kerja di perusahaan yang
sekarang ini masih banyak dilakukan oleh diklat, LLS, dan
para praktisi dianggap kurang memberikan manfaat bagi
perusahaan,
karena
mempunyai
beberapa
kelemahan
(Tobin 1993, Pepitone 1995), yaitu :
Peranan diklat di perusahaan hanya berfokus pada
peningkatan keterampilan individu dan tidak berfokus
pada tujuan perusahaan.
10
Keahlian para praktisi diklat hanya pada metodologi
pelatihan
dan
pengembangan
dan
kurang
memiliki
ketajaman bisnis. Oleh karena itu mereka harus mengerti
tentang bisnis perusahaan.
Isi
program
pelatihan
sangat
generik
dengan
keterampiian individu sedangkan yang diinginkan adalah
tailored made program.
Para staf dan praktisi pelatihan hanya bertugas
sebagai
pengembang
dikehendaki
dan
perusahaan
instruktur,
mereka
sedang
berperan
yang
sebagai
consultant, facilitator dan coach.
Metode yang diterapkan masih pada kursus formal,
seminar dan lokakarya sedangkan yang dibutuhkan
mereka dapat bertindak sebagai konsultan, fasilitator
dan coach di samping program pelatihan formal,
Siklus pengembangan dan penyampaian berdasarkan
waktu yang ditetapkan oleh metodologi sedangkan yang
diinginkan
adalah
waktu
yang
sebenamya
dalam
tidak
jelas
manfaatnya
bagai
pemecahan masalah.
Hasil
pelatihan
manajemen dan perusahaan,
sedangkan perusahaan
menginginkan hasil dari investasi program pelatihan.
Para praktisi diklat kurang memiliki kemampuan,
komitmen, dan loyalitas terhadap kepelatihan berfokus
pada peningkatan kinerja, mengharuskan pada diklat dan
11
praktisi pelatihan melakukan penajaman kembali atas
pola pembinaan karyawan.
Dari
kecenderungan
ini
Diklat
perusahaan
perlu
meninjau kembali peran dan fungsinya sebagai komponen
organisasi dalam pembinaan angkatan kerja perusahaan.
Diklat
tidak
lagi
berperan
dan
berfungsi
sebagai
pendukung organisasi dalam mencapai tujuan, tetapi akan
menjadi salah satu komponen strategis dalam mencapai
dan mempertahankan keunggulan bersaing. Pola PSDM
harus direstrukturisasi termasuk memikir dan mendefinisi
ulang tujuan dan sasaran, merancang dan merekayasa
ulang
proses,
menempatkan
dan
menggunakan
ulang
(repositioning and redeployment) sumber- sumber di dalam
organisasi. PSDM membantu manajemen memecahkan
masalah kinerja dan berfungsi utama meningkatkan kinerja
dan produktivitas individu di tempat kerja. Lembaga
Pembinaan SDM sekarang masih berpola dengan sistem
pendidikan
yang
sepenuhnya
belum
memperhatikan
kebutuhan stakeholder, dan masih berdasar pada supply
driven belum sepenuhnya customer driven, dan kurang
mampu
menghasilkan
kebutuhan
lulusan
pembangunan,
yang
industri,
sesuai
dengan
masyarakat
dan
lingkungan.
Lembaga pendidikan formal dan nonformal, dalam
menghadapi perubahan dan kecenderungan global, perlu
memikirkan kembali dan mendefinisi ulang atas misi. visi,
12
strategi. melakukan penataan kembali sistem dan proses
pendidikan, dan menempatkan kembali sumber-sumber
yang ada dalam organisasi.
Keberhasilan suatu lembaga PSDM akan ditentukan
oleh beberapa faktor, seperti :
Misi, visi, kebljakan dan strategi
Setiap lembaga PSDM harus menyelaraskan misi dan
visinya dengan misi, visi dan ; strategi para pelanggan
pengguna lulusan dan stakeholder lainnya. Dengan
penyelarasan ini akan diperolch komitmen dan dukungan
dari para stakeholder. Pelaksanaan misr dan visi lembaga
harus dilandasi kepemimpinan yang kuat, karena tanpa
kepemimpinan lembaga akan kehilangan arah dan sulit
untuk mencapai tujuan.
Penelitian dan pengembangan
Lembaga
harus
melakukan
penelitian
dan
pengembangan (research and development). Lembaga
perlu melakukan penelitian dan pengembangan karena
temuan dari penelitian dan pengembangan merupakan
sarana menciptakan kreativitas dan inovasi.
Hubungan dengan stakeholder
Lembaga harus menjalin hubungan baik dengan para
stakeholdernya agar dapat memperoleh informasi apa
yang terjadi di dunia kerja dan apa kebutuhan mereka.
Strategi kemitraan dengan stakeholder mernpakan cara
13
yang paling baik yang dapat membantu dalam upaya
melakukan perubahan dan pembaharuan.
Anggaran dan pengendaliannya
Lembaga PSDM harus mempunyai anggaran yang cukup
dengan
pengendalian
yang
baik
akan
memberikan
dampak pada proses pembinaan yang efektif dan efisien.
Kurikulum
Kurikulum program pembinaan harus berfokus pada
kebutuhan
stakeholder,
sehingga
lulusan
lembaga
memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja.
Siswa atau peserta latih
Siswa perlu diseleksi dengan baik dan dengan motivasi
yang tinggi mereka merupakan calon lulusan yang
berprestasi baik.
Tenaga kependidikan dan kepelatihan
Tenaga kependidikan, guru, dosen dan pelatih perlu
memiliki kemampuan dan kompetensi yang tinggi dan
profesional.
Mereka
harus
selalu
meningkatkan
kemampuan dan profesionalisme yang tinggi secara
berkesinambungan.
Metode dan teknik
Metode
dan
teknik
mengajar
dan
melatih
harus
disesuaikan dengan bobot materi, siswa dan tujuan
program.
Pemanfaatan
teknologi
pendidikan
dan
14
pelatihan untuk mengefektifkan proses belajar-mengajar
mutlak diperlukan.
Fasilitas dan sumber belajar
Lembaga PSDM yang baik harus memiliki sarana yang
memadai dan pusat sumber
belajar yang cukup,
sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung
dengan baik.
Manajemen dan administrasi
Manajemen dan administrasi baik dari lembaga PSDM
mutlak diperlukan. Keberhasilan lembaga dan proses
belajar-mengajar sangat ditentukan oleh pengelolaan dan
administrasi.
Perbaikan berkelanjutan
Lembaga PSDM harus melakukan perbaikan secara
berkesinambungan,
terjadi
sehingga
selaras
lembaga
dengan
dapat
perubahan
mengikuti
yang
setiap
perkembangan yang terjadi.
Lulusan
Hubungan lembaga dengan lulusan harus terjalin dengan
baik. Lulusan merupakan sumber informasi, karena
pengalaman lulusan di dunia kerja akan berguna bagi
lembaga.
Dengan memperhatikan faktor dan strategi lembaga
PSDM tersebut di atas diharapkan dapat memberikan hasil
15
yang optimal sesuai dengan misi dan tujuan lembaga dan
menjadi salah satu strategi keunggulan bersaing.
Pendekatan Stratejik PSDM Menghadapi Perubahan
PSDM sebagai salah satu strategi organisasi dalam
mencapai keunggulan bersaing hendaknya memiliki suatu
pendekatan stratejik dalam menghadapi perubahan yang
cepat dan terus berlangsung. Karakteristik pendekatan
stratejik PSDM menurut Thompson et al (1994) adalah :
Mengintegrasikan
tujuan
PSDM
dengan
tujuan
organisasi. Pengintegrasian antara perencanaan dan
kebijakan PSDM dengan tujuan stratejik dan organisasi
akan
memberikan
berbagai
manfaat.
Dapat
lebih
antisipatif terhadap masalah dan peluang yang akan
terjadi.
Memperoleh
Setiap
inisiatif
dukungan
dari
manajemen
PSDM
tingkat
hendaknya
atas.
memperoleh
dukungan yang tinggi dari manajemen atas khususnya
komitmen dan dukungan berupa finansial. Oleh karena
itu
hubungan
yang
baik
antara
PSDM
dengan
manajemen hendaknya selalu ditingkatkan.
Kebijakan
dan
perencanaan
PSDM
yang
baik.
Kebijakan dan perencanaan PSDM yang baik akan sangat
membantu manajemen dalam menentukan kebijakan
organisasi.
16
Meningkatkan peran manajemen lini dalam proses
PSDM. Manajer lini seperti pengawas, mandor perlu
dilibatkan dalam merencanakan suatu program pelatihan
karena merekalah yang paling mengetahui kesenjangan
kinerja bawahannya dan mereka pula yang menggunakan
lulusan dari suatu program pelatihan.
Mengintegrasikan kebijakan dan perencanaan PSDM
dengan kebijakan manajemen sumber daya manusia
organisasi.
Motivasi peserta latih.
Pegakuan atas budaya kerja individu, kelompok dan
organisasi.
Hambatan Tranformasi PSDM
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia
dalam
era
perubahan harus melakukan transformasi menyesuaikan
derap dan langkah perubahan itu sendiri. Peran dan fungsi
PSDM
mengalami
perubahan
dari
aspek
sebagai
pendukung manajemen menjadi salah satu aspek stratejik
dalam mencapai tujuan dan meningkatkan keunggulan
bersaing.
Dalam melakukan transformasi dalam proses PSDM
akan mengalami hambatan baik internal maupun eksternal.
Hambatan
ini
antara
lain
:
Kurangnya
komitmen,
kepemimpinan, dukungan dan sarana dan manajemen. Staf
yang kurang profesional dan kekhawatiran akan tergeser
17
karena
merasa
kurang
mampu
dan
akan
menjadi
penghambat dalam setiap langkah perubahan. Dari luar
organisasi akan mendapat tantangan antara lain: kesadaran
akan pentingnya PSDM yang masih rendah, belum adanya
suatu sistem PSDM yang baku, dana keperluan PSDM
masih dianggap biaya dan bukan investasi, dan pengaruh
perubahan lingkungan seperti: ekonomi, politik, budaya,
teknologi dan lain-lain. Keberhasilan transformasi PSDM
sangat ditentukan seberapa jauh komitmen dan dukungan
dari semua pihak yang berkepentingan atas peningkatan
kualitas SDM, karena tanpa itu upaya-upaya yang akan
dilakukan tidak akan mencapai tujuan dan sasaran.
KESIMPULAN
Pengaruh global telah menciptakan paradigma baru di
tempat kerja dan pembinaan angkatan kerja. Proses kerja
dengan teknologi yang lebih canggih menuntut angkatan
kerja yang berkemampuan dan profesional yang tinggi.
Pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam proses kerja dan berkesinambungan. Metode dan
teknik pembinaan SDM dengan pemanfaatan teknologi
menjadi
suatu
yang
tidak
terelakkan
sebagai
upaya
percepatan meningkatkan kinerja individu dan organisasi.
Pola pembinaan dengan tujuan peningkatan kemampuan
melalui pelatihan "tradisional" bergeser kepola pcmbinaan
yang berfokus pada peningkatan kinerja (performance)
secara keseluruhan. Pembinaan SDM semakin kompleks
18
dan telah menjadi salah satu strategi manajemen dalam
mencapai tujuan organisasi, sehingga biaya pembinaan
menjadi suatu investasi yang diharapkan memberikan
kontribusi nyata bagi organisasi.
Peran, mngsi dan proses pembelajaran di tempat kerja
dan dilembaga PSDM hendaknya ditinjau ulang atas misi,
visi, tujuan dan strategi agar dapat mengikuti tuntutan,
perkembangan dan tantangan dari paradigma baru ini. Para
profesional
PSDM
menjadi
salah
sat
faktor
penentu
keberhasiian proses pembelajaran dituntut kemampuan
yang
tinggi
dan
profesional
dengan
mengikuti
perkemhangan profesi dan perubahan.
Dengan
demikian,
baik
lembaga
maupun
para
profesional PSDM diharapkan mampu menjadikan proses
pembelajaran dan menghasilkan
angkatan kerja yang
mempunyai kemampuan dan kompetensi yang tinggi dan
sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan pembangunan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bassie, Laurie, J., George Benson and Scott Cherry, (1996).
Polition Yourself for the Future, ASTD, Alexandria.
Brill, Peter L., Richard Worth, (1992). The Four Levers of
Corporate Change, Amacom, New York.
Jamieson, David, Julie O'Mara (1991). Managing Workforce
2000, Jossey-Bass Publishers, San Fransisco.
Mitrani, Alain, et al (1995). Manajemen Sumber Daya
Manusia Berdasarkan Kompetensi, (Terjemahan)
Grafiti, Jakarta.
Pepitone, James S., (1995). Future Training, A Road map
for Restructuring the Training Function, Advantage
Learning Press. Dallas.
Rhinesmith, Stephen H., (1996). A Manager Guide to Global
ization, ASTD, Alexandria. Tapcoot, Don, (1996). The
Digital Economy. Promise and Peril in The Age of
Networked Intelligence, McGraw-Hill, New York.
20
TANTANGAN DAN PELUANG
LEMBAGA DAN PROFESIONAL
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
DI ERA GLOBAL
Disusun oleh :
Dr. Ir. Drs. H.A. MOESLIHAT KOMARA, M.Si
Dosen Luar Biasa Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Subang
KOP UNSUB
21
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS SUBANG
2008
TANTANGAN DAN PELUANG
LEMBAGA DAN PROFESIONAL
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
DI ERA GLOBAL
Disusun oleh :
Dr. Ir. Drs. H.A. MOESLIHAT KOMARA, M.Si
Dosen Luar Biasa Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Subang
KOP UNSUB
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS SUBANG
2
2008
TANTANGAN DAN PELUANG LEMBAGA DAN
PROFESIONAL PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA GLOBAL
Oleh M. Syahirman Yusi
NPM L3E 00 045
I.
PENDAHULUAN
Perubahan global sebagai akibat perubahan teknologi
yang cepat dan terjadi pada hampir semua aspek kehidupan
manusia telah menimbulkan pergeseran dan paradigma
baru. Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi,
politik, sosial, nilai dan budaya, pasar, dan lingkungan
merupakan
kekuatan
pendorong
dan
menciptakan
persaingan yang semakin tajam. Kondisi yang demikian ini,
mendorong setiap organisasi dan para pelaku ekonomi
untuk melakukan transformasi dalam setiap kegiatan agar
lebih
efisien
dan.
mampu
bersaing.
Mereka
harus
mengikuti, menyesuaikan dan memanfaatkan peluang dan
tantangan yang timbul akibat perubahan.
Akibatnya, semakin rnendorong banyak organisasi
untuk melakukan efisiensi. pengurangan biaya, peningkatan
mutu produk dan jasa, mencari peluang baru untuk
tumbuh. meningkatkan produktivitas, dan mencapai daya
saing yang tinggi. Transformasi dalam organisasi mutlak
perlu dan dilakukan secara berkesinambungan.
3
Perubahan global mendorong terjadinya paradigma
baru pada bidang ekonomi. Kemajuan dan pemanfaatan
teknologi digital khususnya teknologi komunikasi dan
informasi
pada
setiap
kegiatan
dan
proses
ekonomi
menciptakan nuansa baru pada aspek organisasi, proses,
manajemen dan sumber daya manusia yang berbasis
pengetahuan. Ekonomi baru yang berbasis pengetahuan
(knowledge-based
economy)
bertolak
pada
aplikasi
pengetahuan manusia (human know-how) pada setiap apa
yang kita produksi dan bagaimana memproduksinya. Nilai
tambah ekonomis semakin ditentukan dan diciptakan lebih
banyak oleh otak dari pada otot (by brain rather than
brawn).
Produk
itu
sendiri
mempunyai
kandungan
pengetahuan misalnya produk yang dilengkapi dengan
teknologi digital seperti chip dan microprocessor.
Perubahan
global
mendorong
perubahan
atas
keinginan pelanggan atas produk atau jasa yang dihasilkan.
Mereka menghendaki produk dan jasa yang mereka beli
adalah produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan mereka. Produk dan jasa harus bermutu lebih
baik, penyerahan lebih cepat, harga relatif murah dan
bermanfaat. Oleh karena itu perusahaan akan berupaya
memenuhi
permintaan
ini
dan
mereka
melakukan
transformasi dan perbaikan mutu yang terus menerus,
mengefektifkan semua sarana yang ada agar mencapai
efisiensi yang tinggi dan mampu bersaing.
4
II. PEMBAHASAN
1. Perubahan Pada Dunia Kerja
Menurut Brill (1997), perusahaan yang dapat bertahan
dan bersaing dalam era pasar bebas dan abad 21 adalah
perusahaan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
Mempunyai misi dan visi yang jelas dan terarah, kegiatan
proses
dengan
mendatar
lintas
dengan
dan
struktur
pemberdayaan
organisasi
yang
jelas.
yang
Mereka
berorientasi global dan mempunyai jaringan yang luas.
Memanfaatkan teknologi informasi dengan baik, berfokus
bukan hanya untuk pemegang saham tetapi juga pada
lingkungan. Bentuk perusahaan akan lebih ramping dan
lincah dalam penyesuaian pengaruh perubahan. Mereka
berfokus pada dorongan pelanggan dengan penekanan
pada mutu terpadu. Mereka rnemanfaatkan waktu seefisien
mungkin pada setiap kegiatan dan proses. Mereka selalu
inovatif dan menawarkan kwiraswastaan.
Dengan
adanya
pergeseran
ini,
diperlukan
pembaharuan kembali atas investasi pada SDM berfokus
pada kebijakan dan strategi baru yang merupakan alat
motivasi baru. Modal manusia (human capital) akan diniiai
kembali, di mana para pemimpin akan berbicara core
competence,
competing
on
capability,
atau
keinginan
mereka menjadi organisasi pembelajaran. Penemuan cara
menilai
dan
mengukur
modal
manusia-
keterampilan,
kapabilitas dan know-how merupakan langkah penting yang
5
menjadi
perhatian
para
pimpinan
dan
manajer
atas
keberhasilan bawahan.
Angkatan kerja yang akan datang berbeda dengan
angkatan kerja sekarang ini. Menurut Jamieson dan O'Mara
(1991) angkatan kerja yang akan datang memiliki dimensi
dan
makin
pendidikan,
beragam
seperti
disabilities
dan
umur,
gender,
nilai-nilai.
Hal
ethnicity,
ini
akan
membawa konsekuensi perbedaan kebutuhan, kesukaan,
harapan dan gaya hidup.
Bassie. et al, (1996) menjelaskan kecenderungan yang
akan terjadi di tempat kerja yang perlu diantisipasi dalam
mempersiapkan sumber daya manusia dan tenaga kerja
menjelang dan dalam abad ke 21, adalah sebagai berikut:
Kebutuhan keterampilan akan berlanjut selaras dengan
meningkatnya perubahan teknologi yang cepat.
Angkatan kerja akan lebih berpendidikan dan terlatih
serta lebih beragam.
Perusahaan
akan
terus
melakukan
transformasi
melalui rekayasa ulang, penciutan dan pembentukan
kembali lingkungan usaha.
Lembaga pendidikan dan diklat perusahaan akan
berubah secara dramatik dalam bentuk dan komposisi.
Terjadi revolusi dalam cara pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan dengan pemanfaatan teknologi maju.
Lembaga pendidikan dan diklat akan menemukan
cara-cara baru dalam pelaksanaan pelayanan.
6
Para profesional pendidikan dan pelatihan akan lebih
berfokus kepada intervensi untuk peningkatan kinerja.
Sistem
kerja
dengan
kinerja
yang
tinggi
dan
terintegrasi akan semakin diminati.
Perusahaan akan melakukan transformasi ke dalam
organisasi pembelajaran (Learning Organization).
Penekanan
organisasi
pada
manajemen
kinerja
manusia akan lebih dipercepat.
Fenomena ini perlu diperhatikan dalam melakukan
perubahan dan transformasi; organisasi di tempat kerja dan
ini
akan
mcajadi
rambu-rambu,
bagaimana
sebaiknya
mengelola organisasi dan mempersiapkan kompetensi yang
sesuai dengan kebutuhan dan dapat mengisi kesempatan
kerja yang tersedia.
Perspektif jabatan atau pekerjaan di awal abad 21 bagi
perusahaan
global
oleh
Mitrani,
et
al
(1995)
dan
Rhinesmith (1996), telah merinci kompetensi angkatan
kerja yang akan datang sesuai dengan tingkat hirarki
manajemen
yaitu,
kompetensi
para
eksekutif
adalah
berpikir strategis, kepemimpinan atas perubahan dan
manajemen hubungan. Para manajer memiliki kompetensi
keluwesan pelaksanaan perubahan, saling pengertian antar
pribadi,
memberikan
kewenangan
dan
pemberdayaan,
bantuan atas kelompok dan portabilitas. Seorang manajer
yang ingin berhasil dalam era dunia yang berubah ini haras
memiliki setidaknya lima keterampilan yaitu: 1. Mengelola
Persaingan
(Managing
Competitiveness),
2.
Mengelola
7
Kompleksitas
Penyelarasan
(Managing
Complexity),
Organisasi
3.
(Managing
Mengelola
Organization
Alignment), 4. Mengelola Perubahan Organisasi (Managing
Organizational Change), 5. Mengelola Tim Multikultura
(Managing Multicultural Teams).
Sementara karyawan pelaksana memiliki keluwesan
selalu mencari informasi. motivasi dan kemampuan belajar,
motivasi untuk berprestasi, bekerja pada tekanan waktu.
bekerjasama dan berorientasi pada pelayanan terhadap
pelanggan.
Dengan
gambaran
jabatan
dan
pekerjaan
tersebut di atas, maka kompetensi tenaga kerja yang
diperlukan akan sangat tinggi baik kemampuan teknis
maupun hubungan antar manusia. Mereka yang memangku
jabatan tersebut dapat dikatagorikan sebagai angkatan
kerja berbasis, pengetahuan dan elektronik (knowledge
workers atau wired workers dan atau cyberspace workers)
yang berkemampuan tinggi dalam memanfaatkan teknologi
informasi
dengan
efektif,
mengelola
perubahan,
persaingan dan multikultural. Para manajer yang dynamic,
visionary
(berwawasan
luas),
brilliant
(cerdas),
dan
karismatik, dan para pelaksana memiliki kompetensi yang
tinggi dan profesional dengan wawasan yang lebih luas dan
berlandaskan pengetahuan. Peran dan Fungsi Lembaga
PSDM Pembinaan SDM ditempat kerja telah menjadi salah
satu strategi untuk mencapai tujuan organisasi dan telah
semakin kompleks di mana ilmu-ilmu lain telah terlibat dan
berpengaruh dalam proses pembinaan karyawan seperti
8
ilmu
ekonomi,
humaniora,
psikologi,
ilmu
politik,
komunikasi,
sosiologi,
dan
pendidikan,
manaje-men.
Metode, teknik dan strategi pembelajaran berubah dengan
cepat oleh teknologi komunikasi dan informasi.
Pengembangan sumber daya manusia (PSDM) adalah
istilah yang digunakan untuk menjelaskan pendekatan
terintegrasi dan holistik untuk mengubah perilaku kerja
dengan
menggunakan
Sementara
itu
The
teknik
dan
Academy
of
strategi
Human
belajar.
Resource
Development (1998) memberikan definisi sebagai berikut:
Human Resource Development (HRD) means the
integrated
use
of
training
and
development,
organization development, and career development to
improve
individual,
group,
and
organizational
effectiveness. HRD is the profesion that focuses on
improving individual and organizational performance
through learning. While the traditional function of HRD
professionals has been the design and delivery of
training. HRD professionals today are involved in the
full range of organizational development and
performance improvement intervention.
PSDM
mempakan
proses
pembelajaran
yang
terintegrasi untuk mengubah perilaku melalui pendidikan,
pelatihan,
pengembangan
meningkatkan
organisasi.
organisasi
efektivitas
Sebagai
bagian
individu,
dari
dan
karir
untuk
kelompok
proses
PSDM
dan
para
profesional, praktisi PSDM dan manajer perlu memiliki
peran dan kompetensi yang jelas.
Pengembangan
sumber
daya
manusia
(human
resource development), adalah suatu bidang yang dinamis
9
dan menuntut peranan para ahli pendidikan dan praktisi
pengembangan
merupakan
menciptakan
sumber
suatu
daya
kekuatan
nuansa
baru
manusia
yang
dalam
(PSDM)
diharapkan
upaya
akan
dapat
mempercepat
pembinaan SDM dengan kompetensi, kemampuan dan
tingkat profesional yang sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja dan pembangunan menjelang pasar bebas dan dalam
abad ke 21. Fungsi PSDM yang sedang dikembangkan di
negara maju dan kecenderungan di masa yang akan datang
adalah mengeksploitasi potensi SDM dihubungkan dengan
aplikasi IPTEK-teknologi dihubungkan dengan perilaku
manusia, pembelajaran, kinerja dan produktivitas-untuk
meningkatkan kinerja bisnis. Hal ini berarti peran dan
fungsi PSDM semakin penting dan bergeser dari sebagai
sumber (resource) yang mendukung kegiatan manajemen
menjadi
sumber
utama
(source)
sebagai
salah
satu
manajemen stratejik perusahaan dalam mencapai tujuan
dan keunggulan bersaing.
Sistem pembinaan angkatan kerja di perusahaan yang
sekarang ini masih banyak dilakukan oleh diklat, LLS, dan
para praktisi dianggap kurang memberikan manfaat bagi
perusahaan,
karena
mempunyai
beberapa
kelemahan
(Tobin 1993, Pepitone 1995), yaitu :
Peranan diklat di perusahaan hanya berfokus pada
peningkatan keterampilan individu dan tidak berfokus
pada tujuan perusahaan.
10
Keahlian para praktisi diklat hanya pada metodologi
pelatihan
dan
pengembangan
dan
kurang
memiliki
ketajaman bisnis. Oleh karena itu mereka harus mengerti
tentang bisnis perusahaan.
Isi
program
pelatihan
sangat
generik
dengan
keterampiian individu sedangkan yang diinginkan adalah
tailored made program.
Para staf dan praktisi pelatihan hanya bertugas
sebagai
pengembang
dikehendaki
dan
perusahaan
instruktur,
mereka
sedang
berperan
yang
sebagai
consultant, facilitator dan coach.
Metode yang diterapkan masih pada kursus formal,
seminar dan lokakarya sedangkan yang dibutuhkan
mereka dapat bertindak sebagai konsultan, fasilitator
dan coach di samping program pelatihan formal,
Siklus pengembangan dan penyampaian berdasarkan
waktu yang ditetapkan oleh metodologi sedangkan yang
diinginkan
adalah
waktu
yang
sebenamya
dalam
tidak
jelas
manfaatnya
bagai
pemecahan masalah.
Hasil
pelatihan
manajemen dan perusahaan,
sedangkan perusahaan
menginginkan hasil dari investasi program pelatihan.
Para praktisi diklat kurang memiliki kemampuan,
komitmen, dan loyalitas terhadap kepelatihan berfokus
pada peningkatan kinerja, mengharuskan pada diklat dan
11
praktisi pelatihan melakukan penajaman kembali atas
pola pembinaan karyawan.
Dari
kecenderungan
ini
Diklat
perusahaan
perlu
meninjau kembali peran dan fungsinya sebagai komponen
organisasi dalam pembinaan angkatan kerja perusahaan.
Diklat
tidak
lagi
berperan
dan
berfungsi
sebagai
pendukung organisasi dalam mencapai tujuan, tetapi akan
menjadi salah satu komponen strategis dalam mencapai
dan mempertahankan keunggulan bersaing. Pola PSDM
harus direstrukturisasi termasuk memikir dan mendefinisi
ulang tujuan dan sasaran, merancang dan merekayasa
ulang
proses,
menempatkan
dan
menggunakan
ulang
(repositioning and redeployment) sumber- sumber di dalam
organisasi. PSDM membantu manajemen memecahkan
masalah kinerja dan berfungsi utama meningkatkan kinerja
dan produktivitas individu di tempat kerja. Lembaga
Pembinaan SDM sekarang masih berpola dengan sistem
pendidikan
yang
sepenuhnya
belum
memperhatikan
kebutuhan stakeholder, dan masih berdasar pada supply
driven belum sepenuhnya customer driven, dan kurang
mampu
menghasilkan
kebutuhan
lulusan
pembangunan,
yang
industri,
sesuai
dengan
masyarakat
dan
lingkungan.
Lembaga pendidikan formal dan nonformal, dalam
menghadapi perubahan dan kecenderungan global, perlu
memikirkan kembali dan mendefinisi ulang atas misi. visi,
12
strategi. melakukan penataan kembali sistem dan proses
pendidikan, dan menempatkan kembali sumber-sumber
yang ada dalam organisasi.
Keberhasilan suatu lembaga PSDM akan ditentukan
oleh beberapa faktor, seperti :
Misi, visi, kebljakan dan strategi
Setiap lembaga PSDM harus menyelaraskan misi dan
visinya dengan misi, visi dan ; strategi para pelanggan
pengguna lulusan dan stakeholder lainnya. Dengan
penyelarasan ini akan diperolch komitmen dan dukungan
dari para stakeholder. Pelaksanaan misr dan visi lembaga
harus dilandasi kepemimpinan yang kuat, karena tanpa
kepemimpinan lembaga akan kehilangan arah dan sulit
untuk mencapai tujuan.
Penelitian dan pengembangan
Lembaga
harus
melakukan
penelitian
dan
pengembangan (research and development). Lembaga
perlu melakukan penelitian dan pengembangan karena
temuan dari penelitian dan pengembangan merupakan
sarana menciptakan kreativitas dan inovasi.
Hubungan dengan stakeholder
Lembaga harus menjalin hubungan baik dengan para
stakeholdernya agar dapat memperoleh informasi apa
yang terjadi di dunia kerja dan apa kebutuhan mereka.
Strategi kemitraan dengan stakeholder mernpakan cara
13
yang paling baik yang dapat membantu dalam upaya
melakukan perubahan dan pembaharuan.
Anggaran dan pengendaliannya
Lembaga PSDM harus mempunyai anggaran yang cukup
dengan
pengendalian
yang
baik
akan
memberikan
dampak pada proses pembinaan yang efektif dan efisien.
Kurikulum
Kurikulum program pembinaan harus berfokus pada
kebutuhan
stakeholder,
sehingga
lulusan
lembaga
memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja.
Siswa atau peserta latih
Siswa perlu diseleksi dengan baik dan dengan motivasi
yang tinggi mereka merupakan calon lulusan yang
berprestasi baik.
Tenaga kependidikan dan kepelatihan
Tenaga kependidikan, guru, dosen dan pelatih perlu
memiliki kemampuan dan kompetensi yang tinggi dan
profesional.
Mereka
harus
selalu
meningkatkan
kemampuan dan profesionalisme yang tinggi secara
berkesinambungan.
Metode dan teknik
Metode
dan
teknik
mengajar
dan
melatih
harus
disesuaikan dengan bobot materi, siswa dan tujuan
program.
Pemanfaatan
teknologi
pendidikan
dan
14
pelatihan untuk mengefektifkan proses belajar-mengajar
mutlak diperlukan.
Fasilitas dan sumber belajar
Lembaga PSDM yang baik harus memiliki sarana yang
memadai dan pusat sumber
belajar yang cukup,
sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung
dengan baik.
Manajemen dan administrasi
Manajemen dan administrasi baik dari lembaga PSDM
mutlak diperlukan. Keberhasilan lembaga dan proses
belajar-mengajar sangat ditentukan oleh pengelolaan dan
administrasi.
Perbaikan berkelanjutan
Lembaga PSDM harus melakukan perbaikan secara
berkesinambungan,
terjadi
sehingga
selaras
lembaga
dengan
dapat
perubahan
mengikuti
yang
setiap
perkembangan yang terjadi.
Lulusan
Hubungan lembaga dengan lulusan harus terjalin dengan
baik. Lulusan merupakan sumber informasi, karena
pengalaman lulusan di dunia kerja akan berguna bagi
lembaga.
Dengan memperhatikan faktor dan strategi lembaga
PSDM tersebut di atas diharapkan dapat memberikan hasil
15
yang optimal sesuai dengan misi dan tujuan lembaga dan
menjadi salah satu strategi keunggulan bersaing.
Pendekatan Stratejik PSDM Menghadapi Perubahan
PSDM sebagai salah satu strategi organisasi dalam
mencapai keunggulan bersaing hendaknya memiliki suatu
pendekatan stratejik dalam menghadapi perubahan yang
cepat dan terus berlangsung. Karakteristik pendekatan
stratejik PSDM menurut Thompson et al (1994) adalah :
Mengintegrasikan
tujuan
PSDM
dengan
tujuan
organisasi. Pengintegrasian antara perencanaan dan
kebijakan PSDM dengan tujuan stratejik dan organisasi
akan
memberikan
berbagai
manfaat.
Dapat
lebih
antisipatif terhadap masalah dan peluang yang akan
terjadi.
Memperoleh
Setiap
inisiatif
dukungan
dari
manajemen
PSDM
tingkat
hendaknya
atas.
memperoleh
dukungan yang tinggi dari manajemen atas khususnya
komitmen dan dukungan berupa finansial. Oleh karena
itu
hubungan
yang
baik
antara
PSDM
dengan
manajemen hendaknya selalu ditingkatkan.
Kebijakan
dan
perencanaan
PSDM
yang
baik.
Kebijakan dan perencanaan PSDM yang baik akan sangat
membantu manajemen dalam menentukan kebijakan
organisasi.
16
Meningkatkan peran manajemen lini dalam proses
PSDM. Manajer lini seperti pengawas, mandor perlu
dilibatkan dalam merencanakan suatu program pelatihan
karena merekalah yang paling mengetahui kesenjangan
kinerja bawahannya dan mereka pula yang menggunakan
lulusan dari suatu program pelatihan.
Mengintegrasikan kebijakan dan perencanaan PSDM
dengan kebijakan manajemen sumber daya manusia
organisasi.
Motivasi peserta latih.
Pegakuan atas budaya kerja individu, kelompok dan
organisasi.
Hambatan Tranformasi PSDM
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia
dalam
era
perubahan harus melakukan transformasi menyesuaikan
derap dan langkah perubahan itu sendiri. Peran dan fungsi
PSDM
mengalami
perubahan
dari
aspek
sebagai
pendukung manajemen menjadi salah satu aspek stratejik
dalam mencapai tujuan dan meningkatkan keunggulan
bersaing.
Dalam melakukan transformasi dalam proses PSDM
akan mengalami hambatan baik internal maupun eksternal.
Hambatan
ini
antara
lain
:
Kurangnya
komitmen,
kepemimpinan, dukungan dan sarana dan manajemen. Staf
yang kurang profesional dan kekhawatiran akan tergeser
17
karena
merasa
kurang
mampu
dan
akan
menjadi
penghambat dalam setiap langkah perubahan. Dari luar
organisasi akan mendapat tantangan antara lain: kesadaran
akan pentingnya PSDM yang masih rendah, belum adanya
suatu sistem PSDM yang baku, dana keperluan PSDM
masih dianggap biaya dan bukan investasi, dan pengaruh
perubahan lingkungan seperti: ekonomi, politik, budaya,
teknologi dan lain-lain. Keberhasilan transformasi PSDM
sangat ditentukan seberapa jauh komitmen dan dukungan
dari semua pihak yang berkepentingan atas peningkatan
kualitas SDM, karena tanpa itu upaya-upaya yang akan
dilakukan tidak akan mencapai tujuan dan sasaran.
KESIMPULAN
Pengaruh global telah menciptakan paradigma baru di
tempat kerja dan pembinaan angkatan kerja. Proses kerja
dengan teknologi yang lebih canggih menuntut angkatan
kerja yang berkemampuan dan profesional yang tinggi.
Pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam proses kerja dan berkesinambungan. Metode dan
teknik pembinaan SDM dengan pemanfaatan teknologi
menjadi
suatu
yang
tidak
terelakkan
sebagai
upaya
percepatan meningkatkan kinerja individu dan organisasi.
Pola pembinaan dengan tujuan peningkatan kemampuan
melalui pelatihan "tradisional" bergeser kepola pcmbinaan
yang berfokus pada peningkatan kinerja (performance)
secara keseluruhan. Pembinaan SDM semakin kompleks
18
dan telah menjadi salah satu strategi manajemen dalam
mencapai tujuan organisasi, sehingga biaya pembinaan
menjadi suatu investasi yang diharapkan memberikan
kontribusi nyata bagi organisasi.
Peran, mngsi dan proses pembelajaran di tempat kerja
dan dilembaga PSDM hendaknya ditinjau ulang atas misi,
visi, tujuan dan strategi agar dapat mengikuti tuntutan,
perkembangan dan tantangan dari paradigma baru ini. Para
profesional
PSDM
menjadi
salah
sat
faktor
penentu
keberhasiian proses pembelajaran dituntut kemampuan
yang
tinggi
dan
profesional
dengan
mengikuti
perkemhangan profesi dan perubahan.
Dengan
demikian,
baik
lembaga
maupun
para
profesional PSDM diharapkan mampu menjadikan proses
pembelajaran dan menghasilkan
angkatan kerja yang
mempunyai kemampuan dan kompetensi yang tinggi dan
sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan pembangunan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bassie, Laurie, J., George Benson and Scott Cherry, (1996).
Polition Yourself for the Future, ASTD, Alexandria.
Brill, Peter L., Richard Worth, (1992). The Four Levers of
Corporate Change, Amacom, New York.
Jamieson, David, Julie O'Mara (1991). Managing Workforce
2000, Jossey-Bass Publishers, San Fransisco.
Mitrani, Alain, et al (1995). Manajemen Sumber Daya
Manusia Berdasarkan Kompetensi, (Terjemahan)
Grafiti, Jakarta.
Pepitone, James S., (1995). Future Training, A Road map
for Restructuring the Training Function, Advantage
Learning Press. Dallas.
Rhinesmith, Stephen H., (1996). A Manager Guide to Global
ization, ASTD, Alexandria. Tapcoot, Don, (1996). The
Digital Economy. Promise and Peril in The Age of
Networked Intelligence, McGraw-Hill, New York.
20
TANTANGAN DAN PELUANG
LEMBAGA DAN PROFESIONAL
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
DI ERA GLOBAL
Disusun oleh :
Dr. Ir. Drs. H.A. MOESLIHAT KOMARA, M.Si
Dosen Luar Biasa Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Subang
KOP UNSUB
21
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS SUBANG
2008