PENELITIAN EKSPOST FACTO DAN EKSPERIMEN
PENELITIAN EX POST FACTO DAN EKSPERIMEN
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Metode Penelitian dan Pengembangan
Dosen Pengampu
: Dr. H. Abu Hapsin, M.A
Dr.H. Imam Suraji, M.Ag
Disusun oleh:
KUDUNG ISNAINI
2052113023
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
TAHUN 2013
PENELITIAN EX POST FACTO DAN EKSPERIMEN
I. PENDAHULUAN
Manusia menggunakan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk
menemukan atau mengungkapkan sesuatu yang belum diketahuinya melalui
berbagai cara. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan sejumlah
cara untuk mengetahui sesuatu hal.1 Begitu juga bagi seorang peneliti, dalam
melakukan penelitiannya seorang peneliti akan memilih metode penelitiannya
yang dipandang paling sesuai dengan penelitiannya.
Penelitian merupakan salah satu upaya manusia dalam memecahkan
masalah yang sering timbul di sekitarnya. Seorang peneliti pada prakteknya
di lapangan akan memilih salah satu metode yang dipandang paling cocok untuk
penelitiannya, yaitu yang sesuai dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan
masalah yang akan dipecahkan (efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah
efesiensi, yaitu seorang peneliti harus memperhatikan keterbatasan dana, tenaga,
waktu dan kemampuan. Dengan demikian metode penelitian yang dapat
menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga
dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu. Ada banyak penelitian yang sering
dipakai oleh peneliti, diantaranya penelitian Ex post facto dan penelitian
eksperimen.
Penelitian Ex post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel
bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel-variabel
terikat dalam suatu penelitian. Sedangkan penelitian eksperimen adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan
yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Penelitian eksperimen pada prisipnya
dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship).
Untuk dapat melaksanakan suatu penelitian yang baik, perlu dipahami
terlebih
dahulu
segala
sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen
penelitian. Baik yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat penelitian,
karakteristik, tujuan, syarat-syarat penelitian, langkah-langkah penelitian dan
1
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 34
1
bentuk-bentuk desain.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang
penelitian Ex post facto dan eksperimen.2
II. PEMBAHASAN
A. Penelitian Ex post facto
1. Pengertian Penelitian Ex post facto
Salah satu jenis penelitian yang mempunyai beberapa nama adalah
penelitian Ex post facto. Penelitian ini disebut demikian, karena sesuai
dengan arti ex-post facto, yaitu "dari apa dikerjakan setelah kenyataan",
maka penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Penelitian
ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada pula
peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi
penelusuran kembali.3 Menurut Suryabrata, penelitian Ex post facto adalah
data yang dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan
berlangsung (terjadi). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai
dependent variables) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke
masa lalu untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.4
Penelitian Ex post facto merupakan penelitian yang variabelvariabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan
pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya
dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin melacak kembali,
jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.5
Penelitian Ex post facto secara metodis merupakan penelitian
eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan
perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk
memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena
alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan
ingin
menelusuri
faktor-faktor
penyebabnya
atau
hal-hal
yang
mempengaruhinya.
2
http://yudistiadewisilvia.wordpress.com/2013/03/13/penelitian-expost-facto/
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 164
4
Syaodih Nana Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010).
5
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode...,hlm. 164
3
2
2. Dasar penelitian Ex post facto
a. Menilai dengan subjek yang berbeda pada variable bebas dan mencoba
untuk menentukan konsekuensi yang berbeda. Contoh: pengaruh orang
tua tunggal dan orang tua lengkap (variable terikat) terhadap
pembolosan (variable bebas).
b. Dimulai dari subjek yang berbeda sebagai variable terikat dan berusaha
menentukan penyebabnya dari perbedaan itu. Contoh: perbandingan
siswa yang latarnya dari sekolah tinggi dengan orang-orang yang drop
out (variable terikat) pada variable bebas seperti motivasi atau
kedisiplinan.
3. Tujuan
Pada hakikatnya penelitian kausal komparatif merupakan penelitian
Ex post facto, artinya data yang dikumpulkan setelah semua peristiwa yang
diperhatikan terjadi (sesudah fakta). Tujuannya agar hubungan sebab
akibat dapat diselidiki lewat pengamatan terhadap konsekuensi yang sudah
terjadi dan menengok ulang data yang ada untuk menemukan faktor-faktor
yang mungkin terdapat di sana.6 Penelitian ini menguji apa yang telah
terjadi pada subjek. Disebut sebagai penelitian kausal komparatif karena
dimaksud untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk suatu pola prilaku
yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek dimana pola tersebut
ada dengan subjek yang serupa dimana pola tersebut tidak ada atau
berbeda.
Menurut Suryabrata, tujuan penelitian kausal komparatif ini untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar
atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor
yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan
dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu
kini dalam kondisi yang dikontrol.7
4. Langkah-langkah
6
Mohammad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang: Walisongo Press, 2009),
7
Sumandi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
hlm. 21
hlm. 84
3
Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam metode kausal
komparatif adalah:8
a. Definisikan masalah
b. Lakukan penelaahan kepustakaan
c. Rumuskan hipotesis-hipotesis
d. Rumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta
prosedur-prosedur yang akan digunakan
e. Rancang cara pendekatannya:
1) Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber
yang relevan
2) Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data
3) Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang
jelas, sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan
atau saling hubungan.
f. Validasi teknik untuk mengumpulkan data itu, dan interpretasikan
hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat
g. Kumpulkan dan analisis data
h. Susun laporannya
5. Contoh Kasus
Dalam hal ini misalnya yang menyangkut manusia. Sebagai contoh,
untuk menyelidiki pengaruh merokok terhadap daya tahan paru-paru, tidak
mungkin variabel bebasnya dimanipulasi, maksudnya orang-orang yang
bukan perokok disuruh merokok atau yang merokok disuruh tidak merokok
dalam beberapa lama untuk kemudian diteliti paru-parunya. Atau contoh
lain, pengaruh jenis kelamin terhadap produktivitas kerja. Tidak mungkin
variabel bebasnya yang dalam hal ini kelamin dimanipulasikan, yang
berjenis kelamin laki-laki diganti dengan perempuan atau sebaliknya. Oleh
karena itu dalam riset perlu dicari pendekatan lain yaitu Ex post facto yang
berarti “setelah kejadian”.
8
Ibid.
4
Menurut Gay, penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan
akibat lalu menemukan sebab.9 Menurut Kerlinger, penelitian ini
merupakan pencarian empirik yang sistematik dimana peneliti tidak dapat
mengontrol variabel bebasnya karena peristiwa telah terjadi atau karena
sifatnya tidak dapat dimanipulasi.
Jadi jika dibandingkan dengan riset eksperimen, riset Ex post facto
pada mulanya mengamati akibat dan kemudian mencoba untuk
menentukan sebab sedangkan dalam penelitian eksperimen pada mulanya
menciptakan sebab, secara sengaja membuat kelompok berbeda, dan
kemudian mengamati akibat perbedaan it pada variabel terikat.
Contoh: Sebuah perusahaan melakukan restrukturisasi sejak dua
tahun lalu. Untuk mengetahui dampak restrukturisasi tersebut pada kinerja
karyawannya, dapat dilakukan pembandingan antara kinerja karyawan
sebelum dan sesudah restrukturisasi ini. Di sini jelas tampak bahwa
restrukturisasi bertindak sebagai faktor X (independen) atau penyebab.
Kinerja karyawan sebelum dan sesudah restrukturisasi adalah fakta yang
tidak dapat diubah, sehingga eksperimen ini merupakan suatu kausalkomparatif, yaitu membandingkan antara kinerja karyawan sebelum dan
sesudah restrukturisasi berdasarkan fakta sesudah kejadian eksperimen (Ex
post facto).10
6. Kelebihan Penelitian Ex post facto (kausal komparatif)
a. Merupakan metode penelitian yang layak dalam banyak hal bila
metode eksperimental tidak dimungkinkan untuk dilakukan karena:
Tidak
memungkinkan
untuk
memilih,
mengontrol,
dan
memanipulasi variabel untuk studi hubungan sebab akibat (kausal)
secara langsung.
Pengontrolan semua variasi kecuali satu variabel bebas tunggal
mungkin sangat tidak realistik dan artifisial11, mencegah interaksi
yang normal dengan variabel lain yang berpengaruh.
9
Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998),
hlm. 86
10
11
Husein Umar, Riset ..., hlm. 87
‘Artifisial’ artinya tidak alami atau buatan, dalam http://kbbi.web.id
5
Pengontrolan secara laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian
tidak praktis, terlalu mahal, atau secara etika dipertanyakan.
b. Penelitian kausal komparatif akan menghasilkan informasi yang
bermanfaat mengenai hakikat suatu fenomena.
c. Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan
fitur-fitur secara parsial.
d. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain Ex post facto lebih
bertahan.12
7. Kelemahan Penelitian Ex post facto13
a. Kurang kontrol terhadap variable bebas
b. Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah dimasukkan dan
diidentifikasi
c. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat, tetapi
beberapa kombinasi dan interaksi faktor-faktor berjalan bersama di
bawah kondisi tertentu menghasilkan akibat tertentu.
d. Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang banyak,
tetapi juga dari satu sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain.
e. Jika hubungan antara dua variable ditemukan, sulit menemukan mana
yang sebab dan mana yang akibat.
f. Kenyataan
yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor
berhubungan tidak mesti menyatakan hubungan sebab akibat. Semua
faktor bias jadi berhubungan dengan suatu faktor tambahan yang tidak
dikenal atau tidak diamati.
g. Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi (misalnya
yang berprestasi dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi
penuh dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar-samar,
dapat bervariasi, dan sementara.
h. Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak memberikan
seleksi subyek yang terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subyek
12
13
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), hlm. 123-125
Emzir, Metodologi, hlm. 123-125
6
yang sama dalam segala hal kecuali pemaparan mereka terhadap satu
variable.
B. Penelitian Eksperimen
a. Pengertian Penelitian Eksperimen
Metode eksperimen adalah prosedur penilaian yang dilakukan
untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat (causal-effect relationship)14
dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang
lain. Metode ini dilaksanakan dengan memberikan variabel bebas secara
sengaja (bersifat induce) kepada obyek penelitian untuk diketahui
akibatnya di dalam variabel terikat. Dengan demikian metode ini dilakukan
dengan melakukan percobaan secara cermat untuk mengetahui hubungan
sebab akibat antara gejala yang timbul dengan variabel yang sengaja
diadakan. Variabel yang sengaja diadakan itu disebut juga variabel
eksperimen atau perlakuan (treatment) yang berfungsi sebagai variabel
bebas.15
Sugiyono mengatakan bahwa metode penelitian eksperimen
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. 16
Adapun Wiersma (dalam Emzir), mendifinisikan eksperimen sebagai
situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang
dibuat sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.
Pada hakekatnya penelitian eksperimen (experimental research) adalah
meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat
perlakuan.17
Dalam penelitian eksperimen variabel-variabel yang ada termasuk
variabel bebas dan variabel terikat sudah ditentukan secara tegas oleh
peneliti sejak awal penelitian. Ini menunjukan peneliti menginginkan
14
Baca juga dalam Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 179, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006)
15
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1998), hlm. 82
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm. 72
17
Emzir, Metodologi..., hlm. 63
7
adanya kepastian untuk memperoleh informasi tentang variabel mana yang
menyebabkan sesuatu terjadi dan variabel yang memperoleh akibat
terjadinya perubahan dalam suatu kondisi eksperimen.18 Gay (dalam
Emzir), dalam studi eksperimental peneliti memanipulasi paling sedikit
satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi
efek/ pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat. Dalam
penelitian pendidikan variabel yang biasa dimanipulasi termasuk metode
pengajaran, penguatan, pengaturan lingkungan belajar, jenis materi belajar,
dan ukuran kelompok belajar. Perubahan atau perbedaan dalam kelompok
sebagai suatu hasil manipulasi variabel bebas.19
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap
subjek penelitian.
b. Karakteristik Penilaian Eksperimen
Metode eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang
diambil sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya
diperlukan dapat diperoleh sehingga analisis menjadi obyektif. Variabel
bebas dijadikan sebagai variabel eksperimen, variabel penyebab atau
variabel
perlakuan yang karakteristiknya diyakini dapat menghasilkan
perbedaan, sedangkan variabel terikat atau variabel akibat merupakan hasil
dari suatu penelitian. Dikatakan terikat karena tergantung atas variabel
bebas.20
Menurut Ary, pada umumnya penelitian eksperimen memiliki tiga
karakteristik penting, yaitu:21
1. Variabel bebas yang dimanipulasi.
Adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana dilakukan
oleh peneliti dengan tidak mempunyai arti yang negatif. Tindakan dan
perlakuan yang dilakukan oleh seorang ahli dilakukan atas dasar
18
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, ALFABETA, 2011), hlm. 175
Emzir, Metodologi..., hlm. 64
20
Husein Umar, Riset ..., hlm. 84-86
21
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode..., hlm. 151
19
8
pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.
2. Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
(pengendalian)
Dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami
kesamaan sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan
faktor lain ke dalam variabel atau membuang faktor lain yang tidak
diinginkan peneliti dari variabel.
3. Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat
diamati secara langsung oleh peneliti (Pengamatan)
Dimana
peneliti
melakukan
suatu kegiatan
mengamati
untuk
mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang
telah dilakukannya terhadap variabel lain (terikat) dalam penelitian
eksperimental yang dilakukannya.
c. Contoh Kasus
Seorang
peneliti
telah
membuat
semacam
tablet
untuk
menggemukkan badan. Untuk menilai sukses atau tidaknya obat itu,
diambil 20 ekor kelinci yang akan diberi obat dan 20 ekor lagi tidak diberi
obat. Setelah beberapa hari, misalnya 20 minggu, semua kelinci ditimbang.
Data hasil timbangan itu kemudian dianalisis untuk menjawab pertanyaan
apakah obat tersebut terbukti atau tidak terbukti memiliki kemampuan
untuk menggemukkan badan.22
d. Tujuan
Ditinjau dari segi tujuannya, penggunaan metode ini dapat
dibedakan menjadi dua jenis eksperimen, yaitu:
1) Eksperimen eksplorasi (Explorative experimental)
Bermaksud untuk mempertajam masalah dan perumusan hipotesa
tentang hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
Eksperimen ini biasanya mempergunakan binatang atau benda
percobaan, penggunaan dengan manusia sangat terbatas karena
resikonya sangat besar.
22
Husein Umar, Riset ..., hlm. 84-86
9
2) Eksperimen pengembangan (Developmental experiment)
Dilakukan untuk menguji atau membuktikan hipotesa dalam rangka
menyusun generalisasi yang berlaku umum.23
e. Langkah-langkah Kegiatan Penelitian Eksperimen
1) Melakukan
kajian
secara
induktif
yang
berkait
erat
dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan
2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah
3) Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan,
memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan
merumuskan definisi operasional dan definisi istilah
4) Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi
memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
b) Menentukan cara mengontrol
c) Memilik rancangan penelitian yang tepat
d) Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili
serta memilih sejumlah subjek penelitian
e) Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen
f) Membuat instrumen, memvalidasi instrumen, dan melakukan studi
pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan
untuk mengambil data yang diperlukan
g) Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan
hipotesis.
5) Melaksanakan eksperimen
6) Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen
7) Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai degnan variabel
yang telah ditentukan
8) Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik
statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikansi hasilnya
23
Hadari Nawawi, Metode ..., hlm. 83
10
9) Menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan
pembuatan laporan.24
f. Prosedur dan Syarat-syarat Penelitian
Prosedur penelitian eksperimental pada dasarnya sama dengan
penelitian lain, yakni; memilih dan merumuskan masalah, memilih subyek
dan instrumen pengukuran, memilih desain penelitian, melaksanakan
prosedur, menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan.
Adapun syarat-syarat yang harus ditempuh seorang peneliti dalam
melaksanakan sebuah penelitian adalah sebagai berikut:
1) Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia
akan melakukan penelitian;
2) Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi
yang sama;
3) Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel
yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya.
4) Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok
yang diberi perlakukan (experimental group).
24
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode..., hlm. 154-155
11
g. Validitas
Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya
disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut
dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental. 25
Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor internal dan
eksternal.
1) Validitas Internal (internal validity)
Validitas ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati
pada variabel bebas adalah suatu hasil langsung dari variabel bebas
yang dimanipulasi dan bukan dari variabel lain.
Ada delapan ancaman utama terhadap validitas internal, antara lain:26
Historis, dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari
perlakuan dalam eksperimen yang dilakukan, tetapi mempengaruhi
model, karakter, dan penampilan variabel bebas.
Maturasi, dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau
obyek yang diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode
tertentu yang mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian.
Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian
yang menggunakan metode test karena suatu kegiatan test yang
dilakukan dengan menggunakan pra test dan post test, apalagi
dengan rentang waktu yang cukup panjang, dan terkadang nilai pra
test dan post test yang sama.
Instrumentasi,
instrumentasi
sering
muncul
karena
kurang
konsistensinya instrumen pengukuran yang mungkin menghasilkan
penilaian performansi yang tidak valid. Dimana jika dua test
berbeda digunakan untuk pratest dan postest, dan test-test tersebut
tidak sama tingkat kesulitannya, maka instrumentasi dapat muncul.
Regresi Statistik, dimana regresi statistik ini sering muncul bila
subyek dipilih berdasarkan skor ekstrem dan mengacu pada
kecenderungan subyektif yang memiliki skor yang paling tinggi
25
26
Emzir, Metodologi..., hlm. 71
Ibid.
12
pada pratest ke skor yang lebih rendah pada postes, begitupun
sebaliknya.
Seleksi subyek yang berbeda, dimana biasanya muncul bila
kelompok yang ada digunakan dan mengacu pada fakta bahwa
kelompok tersebut mungkin berbeda sebelum kegiatan penelitian
dimulai.
Mortalitas, dimana sering terjadi bahwa subyek yang terkadang
drop out dari lingkup penelitian dan memiliki karakteristik kuat
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Interaksi seleksi Maturasi, dimana satu kelompok akan termaturasi
dengan hasil kelompok lain tanpa melalui perlakuan.
2) Validitas Eksternal (external validity)
Validitas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian.
Dan juga dibutuhkan kemampuan suatu sampel populasi yang benarbenar bisa digeneralisasikan ke populasi yang lain pada waktu dan
kondisi yang lain.27
Ada beberapa ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya:28
1) Interaksi Prates-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila
respons subjek berbeda pada setiap perlakuan karena mengikuti
prates.
2) Interaksi Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek
tidak dipilih secara acak sehingga seleksi subjek yang berbeda
diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal.
3) Spesifisitas Variabel, adalah suatu ancaman terhadap yang tidak
mengindahkan generalisabilitas dari desain eksperimental yang
digunakan.
4) Pengaturan Reaktif, mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan
dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap
subjek yang dilibatkan.
27
Baca juga dalam bukunya Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian
Pendidikan Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 153-154 dalam mengemukakan
ciri-ciri penelitian eksperimental.
28
Emzir, Metodologi...
13
5) Interferensi Perlakuan Jamak, biasanya sering muncul bila subjek
yang sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian.
6) Kontaminasi dan Bias Pelaku Eksperimen, sering muncul bila
keakraban subjek dan peneliti mempengaruhi hasil penelitian.
h. Desain Penelitian Eksperimental
1) Pengontrolan Variabel Luar
2) Pemadanan, yaitu suatu teknik untuk penyamaan kelompok pada satu
atau lebih variabel yang telah diidentifikasi peneliti sebagai
berhubungan dengan performansi pada variabel terikat (Emzir:2009)
3) Perbandingan Kelompok atau Subkelompok Homogen
4) Penggunaan Subjek sebagai pengendalian diri mereka sendiri
5) Analisis Kovarian, yaitu suatu metode statistik untuk penyamaan
kelompok yang dibentuk secara random pada satu atau lebih variabel
terkontrol.
i. Jenis-Jenis Desain Penelitian Eksperimental
Telah dikemukakan bahwa kriteria-kriteria untuk suatu desain penelitian
eksperimental yang baik, diantaranya:
Kontrol eksperimental yang memadai
Mengurangi artifisialitas (dalam merealisasikan suatu hasil eksperimen
ke non-eksperimen)
Dasar untuk perbandingan dalam menentukan apakah terdapat
pengaruh atau tidak
Informasi yang memadai dari data yang akan diambil untuk
memutuskan hipotesis
Data
yang
diambil
tidak
terkontaminasi
dan
memadai
dan
mencerminkan pengaruh
Tidak mencampurkan variabel yang relevan agar variabel lain tidak
mempengaruhi
Keterwakilan dengan menggunakan randomisasi aspek-aspek yang
akan diukur
Kecermatan terhadap karakteristik desain yang akan dilakukan
14
Dengan demikian maka suatu desain eksperimental yang dipilih oleh
peneliti membutuhkan perluasan terutama pada prosedur dari setiap
penelitian yang akan dilakukan. Emzir mengklasifikasikan desain
eksperimental dalam dua kategori yakni:
1) Desain Variabel Tunggal, yang melibatkan satu variabel bebas (yang
dimanipulasi) yang terdiri atas:
Pra-Experimental Designs (non-designs)
Dikatakan pra-experimental design, karena desain ini bukanlah
eksperimen yang dipentingkan (belum eksperimen sunguhsungguh). Karena rancangan tersebut tidak memperhatikan
perbedaan variabel yang berpengaruh pada hasil. Kebenaran
internal sebuah rancangan juga dipertanyakan. Rancangan praekperimental yang sederhana ini berguna untuk mendapatkan
informasi awal terhadap pertanyaan pada penelitian.29 Ada tiga hal
yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, menurut
Fraenkel & Wallen (1990) dalam Syamsuddin AR (2006), yaitu:30
a) Studi kasus bentuk tunggal (One-Shot Case Study)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok
diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi
hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan
hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini
subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur
hasilnya.
b) Tes awal-tes akhir kelompok tunggal (The One Group PretestPosttest)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
29
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode..., hlm. 156
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode..., hlm. 156-158 Baca juga dalam
bukunya Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012)
30
15
c) Perbandingan kelompok statis (the static group comparison)
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk
penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk
eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk
kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betulbetul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental
adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari
populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan
sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental
terbagi atas:
a) Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing
dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan
(X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol.
b) Pretest-Posttest Control Group Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
c) The Solomon Four-Group Design
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok
dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua
kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu
16
dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah
itu keempat kelompok ini diberi posttest.
Quasi Experimental Design
Disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain
eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental
design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel
luar
yang
mempengaruhi
pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari preexperimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena
pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen
misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para
karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu,
untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol
dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental.
Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a) Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian
tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan,
kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud
untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok
sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali
ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut
keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah
kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas,
maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini
hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak
memerlukan kelompok kontrol.
17
b) Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group
design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun
kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut
dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok
yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan
terakhir diberikan postes.
c) Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya
dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan
secara random.
2) Desain Faktorial, yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas
(sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi).
Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian
desain true-experimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua
atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama
lain.
Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek
suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level
dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen
tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga
dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat
dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
C. Perbedaan antara metode penelitian expost facto dengan metode
penelitian eksperimen31
a. Pengertian
1)
Metode Penelitian Ex post facto
31
Saeful Arifin, “Eksperimen, Expost Facto, Korelasional, Komparatif”, dalam
http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2010/11/18/eksperime-expost-facto-korelasional-komparatif/,
upload: 18 November 2010| 04:56 WIB, akses: 15 Oktober 2013| 23:55 Wib.
18
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi yang kemudian meruntut ke belakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Penelitian Ex post facto bertujuan untuk melacak kembali,
jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya
sesuatu.
2)
Metode penelitian eksperimen32
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode
sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena
sebab akibat.
Suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.
Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.
b. Tema/Judul
1)
Metode Penelitian Ex post facto
Penelitian Ex post facto menggunakan variabel bebas atribut
yaitu peneliti tidak dapat menentukan responden secara bebas, artinya
responden tersebut telah ada sebelum penelitian tersebut. Pada judul
tersirat faktor-faktor yang mempengaruhi suatu hal yang akan diteliti
yang berasal dari sebab permasalahan yang sekarang terjadi.
32
Saeful Arifin, ibid.
19
2)
Metode penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen menggunakan variable bebas aktif
yaitu peneliti dapat dengan mudah menentukan siapa yang menjadi
responden secara bebas. Pada judul, nanti akan timbul sebab-akibat.
c. Rumusan Masalah
1)
Metode Penelitian Ex post facto
Rumusan masalah yang digunakan menggunakan rumusan
masalah deskriptif yaitu suatu rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya
pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).
2)
Metode penelitian eksperimen
Rumusan
masalahnya
menggunakan
rumusan
masalah
komparatif. Yaitu rumusan masalah dimana peneliti membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda atau pada waktu yang berbeda. Selain itu rumusan masalah
pada penelitian eksperimen juga bisa menggunakan rumusan
asosiatif. Rumusan asosiatif yaitu rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.33
d. Kerangka Teori
1)
Metode Penelitian Ex post facto
Pada kerangka teori penelitian Ex post facto menggunakan
kerangka teori yang bersifat deduktif. Dimana, kerangka tersebut
memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
2)
Metode penelitian eksperimen
Pada kerangka teori penelitian eksperimen menggunakan
kerangka teori yang bersifat fungsional. Dimana teori tersebut
tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis
yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori
kembali yang mempengaruhi data.
e. Hipotesis
33
Saeful Arifin, ibid.
20
1)
Metode Penelitian Ex post facto
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian Ex post facto
adalah hipotesis diskriptif, yaitu merupakan jawaban sementara
terhadap masalah diskriptif yaitu yang berkenaan dengan variabel
mandiri.
2)
Metode penelitian eksperimen
Bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan
hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan
antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau
keadaan perbedaan itu.34
f. Cara Analisis
1)
Metode Penelitian Ex post facto
Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik
statistik: binomial dan chi kuadrat satu sampel. Apabila datanya
berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik: run test. Apabila
datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu
sampel.
2)
Metode penelitian eksperimen
Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik
statistik: koefisien kontingen. Apabila datanya berbentuk ordinal,
maka menggunakan korelasi spearman rank dan korelasi kendal tau.
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio, maka digunakan
statistik: korelasi produk moment, korelasi ganda, korelasi parsial,
dan analisis regresi.
D. Kesamaan Penelitian Ex post facto dengan Penelitian Eksperimen
Kesamaannya dalam hal:
1. Tujuan; untuk menentukan hubungan kausa
2. Kelompok
perbandingan;
kedua
metode
penelitian
tersebut
membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi
34
Saeful Arifin, ibid.
21
tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan
hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data penelitian.35
3. Teknik analisis statistik yang digunakan.
Hanya saja dalam penelitian Ex post facto tidak ada manipulasi, kondisi
tersebut sudah terjadi sebelum penelitian ini mulai dilaksanakan. Karena
itu penelitian ini memerlukan waktu yang relatif singkat.
Sebagai contoh, seorang peneliti tertarik untuk menyelidiki
pengaruh broken home (perpecahan antar orang tua) terhadap tingkat
kenakalan remaja. Dalam hal ini peneliti tidak mungkin melakukan
eksperimen karena ia tidak mungkin memanipulasi kondisi subjek
(membuat agar terjadi broken home pada keluarga/orang tua mereka)
kemudian mengukur tingkat kenakalan remaja. Meskipun demikian,
pengaruh tersebut dapat diuji dengan cara membandingkan tingkat
kenakalan remaja yang berasal dari keluarga yang broken home dan yang
harmonis jika pengaruh tersebut memang ada, maka anak yang berasal dari
keluarga broken home mempunyai tingkat kenakalan yang lebih tinggi
daripada mereka yang berasal dari keluarga yang harmonis.36
Karena tidak ada manipulasi, maka interpretasi hasil penelitian ini
perlu dilakukan dengan hati-hati. Dalam kasus diatas, misalnya peneliti
tidak yakin bahwa perbedaan tingkat kenakalan antar kelompok subjek
tersebut terjadi karena broken home yang dialami oleh orang tua salah satu
kelompok subjek. Hal ini karena tingkat kenakalan tersebut hanya diukur
sekali, yakni setelah terjadinya broken home. Karena itu dalam
menafsirkan hasil penelitian ini, peneliti dihadapkan pada pertanyaan:
apakah broken home mendorong kenakalan pada anak? Apakah tingkat
kenakalan yang tinggi pada anak dari keluarga broken home sudah terjadi
sebelum timbulnya broken home? Apakah perbedaan tersebut karena
pengaruh orang tua, yakni, tingkat “kenakalan” orang tua yang broken
home lebih tinggi dari pada orang tua yang harmonis? Ataukah kenakalan
35
Emzir, Metodologi..., hlm. 125
Mahendra’s Blog, “Penelitian Eksperimen vs Expost Facto, dalam
http://mahendra261291.wordpress.com/tag/expost-facto/, di akses: 21/10/2013| 23:20 Wib.
36
22
web
tersebut muncul karena adanya faktor lain, misalnya kurangnya perhatian
orang tua mereka, yang dapat terjadi pada keluarga broken home maupun
yang harmonis? Meskipun interpretasinya terbatas, dalam bidang
pendidikan hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi
kemungkinan adanya hubungan kausal dari pola variasi kondisi yang
diamati.37
37
Mahendra’s Blog, ibid.
23
III. PENUTUPAN
Penelitian eksperimen merupakan desain yang terbaik untuk menguji
pengaruh suatu variable terhadap variable lain karena adanya manipulasi dan
kontrol terhadap kondisi atau perlakuan yang diberikan pada subjek. Akan tetapi,
karena dalam bidang pendidikan banyak kondisi yang tidak memungkinkan atau
secara etis tidak diperkenankan untuk melakukan manipulasi terhadap suatu atau
sejumlah variable, seperti broken home, orang tua tunggal, mengulang kelas, dan
lain-lain sebagainya, penelitian eksperimen tidak dapat dilakukan. Untuk menguji
variabel-variabel tersebut terhadap prestasi, hubungan sosial, perkembangan
kognitif dapat menggunakan ex post facto.
Dimana penelitian ex post facto menguji apa yang telah terjadi pada
subjek. Penelitian ini disebut juga penelitian kausal komparatif, karena dimaksud
untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk suatu pola prilaku yang dilakukan
dengan cara membandingkan subjek dimana pola tersebut ada dengan subjek yang
serupa dimana pola tersebut tidak ada atau berbeda. Sedangkan tujuan utama dari
penelitian ini sendiri yaitu untuk menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang
sudah terjadi mungkin menyebabkan perbedaan perilaku pada subjek. Dengan kata
lain, penelitian ini untuk menentukan apakah perbedaan yang terjadi antar
kelompok subjek (dalam variabel independen) menyebabkan terjadinya perbedaan
pada variabel dependen. Selain itu juga penelitian ex post facto mempunyai
kesamaan dengan penelitian eksperimen, yaitu dalam hal: (a) Tujuan : untuk
menentukan hubungan kausa. (b) Kelompok perbandingan, dan (c) Teknik analisis
statistik seperti yang telah dibahas pada pembahasan diatas.
24
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Saeful, “Eksperimen, Expost Facto, Korelasional, Komparatif”, dalam http://
m.kompasiana.com/post/edukasi/2010/11/18/eksperime-expost-factokorelasional-komparatif/, upload: 18 November 2010| 04:56 WIB, akses: 15
Oktober 2013| 23:55 Wib.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006)
Darmadi, Hamid, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, ALFABETA, 2011)
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012)
Fauzi, Mohammad, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang: Walisongo Press,
2009), hlm. 21
http://kbbi.web.id
Mahendra’s Blog, “Penelitian Eksperimen vs Expost Facto, dalam web
http://mahendra261291.wordpress.com/tag/expost-facto/,
di
akses:
21/10/2013| 23:20 Wib.
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana, 2012)
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1998)
Silvia,
Y.D.,
“Penelitian
Expost
Facto”,
dalam
web
http://yudistiadewisilvia.wordpress.com/2013/03/13/penelitian-expost-facto/,
di akses 25/10/2013| 01.38 wib
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011)
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2011)
Sukmadinata, Syaodih N., Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010).
Suryabrata, Sumandi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006)
Syamsuddin A.R. dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 153-154
Umar, Husein, Riset Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1998)
25
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Metode Penelitian dan Pengembangan
Dosen Pengampu
: Dr. H. Abu Hapsin, M.A
Dr.H. Imam Suraji, M.Ag
Disusun oleh:
KUDUNG ISNAINI
2052113023
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
TAHUN 2013
PENELITIAN EX POST FACTO DAN EKSPERIMEN
I. PENDAHULUAN
Manusia menggunakan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk
menemukan atau mengungkapkan sesuatu yang belum diketahuinya melalui
berbagai cara. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan sejumlah
cara untuk mengetahui sesuatu hal.1 Begitu juga bagi seorang peneliti, dalam
melakukan penelitiannya seorang peneliti akan memilih metode penelitiannya
yang dipandang paling sesuai dengan penelitiannya.
Penelitian merupakan salah satu upaya manusia dalam memecahkan
masalah yang sering timbul di sekitarnya. Seorang peneliti pada prakteknya
di lapangan akan memilih salah satu metode yang dipandang paling cocok untuk
penelitiannya, yaitu yang sesuai dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan
masalah yang akan dipecahkan (efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah
efesiensi, yaitu seorang peneliti harus memperhatikan keterbatasan dana, tenaga,
waktu dan kemampuan. Dengan demikian metode penelitian yang dapat
menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga
dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu. Ada banyak penelitian yang sering
dipakai oleh peneliti, diantaranya penelitian Ex post facto dan penelitian
eksperimen.
Penelitian Ex post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel
bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel-variabel
terikat dalam suatu penelitian. Sedangkan penelitian eksperimen adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan
yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Penelitian eksperimen pada prisipnya
dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship).
Untuk dapat melaksanakan suatu penelitian yang baik, perlu dipahami
terlebih
dahulu
segala
sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen
penelitian. Baik yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat penelitian,
karakteristik, tujuan, syarat-syarat penelitian, langkah-langkah penelitian dan
1
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 34
1
bentuk-bentuk desain.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang
penelitian Ex post facto dan eksperimen.2
II. PEMBAHASAN
A. Penelitian Ex post facto
1. Pengertian Penelitian Ex post facto
Salah satu jenis penelitian yang mempunyai beberapa nama adalah
penelitian Ex post facto. Penelitian ini disebut demikian, karena sesuai
dengan arti ex-post facto, yaitu "dari apa dikerjakan setelah kenyataan",
maka penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Penelitian
ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada pula
peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi
penelusuran kembali.3 Menurut Suryabrata, penelitian Ex post facto adalah
data yang dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan
berlangsung (terjadi). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai
dependent variables) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke
masa lalu untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.4
Penelitian Ex post facto merupakan penelitian yang variabelvariabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan
pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya
dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin melacak kembali,
jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.5
Penelitian Ex post facto secara metodis merupakan penelitian
eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan
perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk
memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena
alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan
ingin
menelusuri
faktor-faktor
penyebabnya
atau
hal-hal
yang
mempengaruhinya.
2
http://yudistiadewisilvia.wordpress.com/2013/03/13/penelitian-expost-facto/
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 164
4
Syaodih Nana Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010).
5
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode...,hlm. 164
3
2
2. Dasar penelitian Ex post facto
a. Menilai dengan subjek yang berbeda pada variable bebas dan mencoba
untuk menentukan konsekuensi yang berbeda. Contoh: pengaruh orang
tua tunggal dan orang tua lengkap (variable terikat) terhadap
pembolosan (variable bebas).
b. Dimulai dari subjek yang berbeda sebagai variable terikat dan berusaha
menentukan penyebabnya dari perbedaan itu. Contoh: perbandingan
siswa yang latarnya dari sekolah tinggi dengan orang-orang yang drop
out (variable terikat) pada variable bebas seperti motivasi atau
kedisiplinan.
3. Tujuan
Pada hakikatnya penelitian kausal komparatif merupakan penelitian
Ex post facto, artinya data yang dikumpulkan setelah semua peristiwa yang
diperhatikan terjadi (sesudah fakta). Tujuannya agar hubungan sebab
akibat dapat diselidiki lewat pengamatan terhadap konsekuensi yang sudah
terjadi dan menengok ulang data yang ada untuk menemukan faktor-faktor
yang mungkin terdapat di sana.6 Penelitian ini menguji apa yang telah
terjadi pada subjek. Disebut sebagai penelitian kausal komparatif karena
dimaksud untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk suatu pola prilaku
yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek dimana pola tersebut
ada dengan subjek yang serupa dimana pola tersebut tidak ada atau
berbeda.
Menurut Suryabrata, tujuan penelitian kausal komparatif ini untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar
atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor
yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan
dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu
kini dalam kondisi yang dikontrol.7
4. Langkah-langkah
6
Mohammad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang: Walisongo Press, 2009),
7
Sumandi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
hlm. 21
hlm. 84
3
Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam metode kausal
komparatif adalah:8
a. Definisikan masalah
b. Lakukan penelaahan kepustakaan
c. Rumuskan hipotesis-hipotesis
d. Rumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta
prosedur-prosedur yang akan digunakan
e. Rancang cara pendekatannya:
1) Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber
yang relevan
2) Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data
3) Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang
jelas, sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan
atau saling hubungan.
f. Validasi teknik untuk mengumpulkan data itu, dan interpretasikan
hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat
g. Kumpulkan dan analisis data
h. Susun laporannya
5. Contoh Kasus
Dalam hal ini misalnya yang menyangkut manusia. Sebagai contoh,
untuk menyelidiki pengaruh merokok terhadap daya tahan paru-paru, tidak
mungkin variabel bebasnya dimanipulasi, maksudnya orang-orang yang
bukan perokok disuruh merokok atau yang merokok disuruh tidak merokok
dalam beberapa lama untuk kemudian diteliti paru-parunya. Atau contoh
lain, pengaruh jenis kelamin terhadap produktivitas kerja. Tidak mungkin
variabel bebasnya yang dalam hal ini kelamin dimanipulasikan, yang
berjenis kelamin laki-laki diganti dengan perempuan atau sebaliknya. Oleh
karena itu dalam riset perlu dicari pendekatan lain yaitu Ex post facto yang
berarti “setelah kejadian”.
8
Ibid.
4
Menurut Gay, penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan
akibat lalu menemukan sebab.9 Menurut Kerlinger, penelitian ini
merupakan pencarian empirik yang sistematik dimana peneliti tidak dapat
mengontrol variabel bebasnya karena peristiwa telah terjadi atau karena
sifatnya tidak dapat dimanipulasi.
Jadi jika dibandingkan dengan riset eksperimen, riset Ex post facto
pada mulanya mengamati akibat dan kemudian mencoba untuk
menentukan sebab sedangkan dalam penelitian eksperimen pada mulanya
menciptakan sebab, secara sengaja membuat kelompok berbeda, dan
kemudian mengamati akibat perbedaan it pada variabel terikat.
Contoh: Sebuah perusahaan melakukan restrukturisasi sejak dua
tahun lalu. Untuk mengetahui dampak restrukturisasi tersebut pada kinerja
karyawannya, dapat dilakukan pembandingan antara kinerja karyawan
sebelum dan sesudah restrukturisasi ini. Di sini jelas tampak bahwa
restrukturisasi bertindak sebagai faktor X (independen) atau penyebab.
Kinerja karyawan sebelum dan sesudah restrukturisasi adalah fakta yang
tidak dapat diubah, sehingga eksperimen ini merupakan suatu kausalkomparatif, yaitu membandingkan antara kinerja karyawan sebelum dan
sesudah restrukturisasi berdasarkan fakta sesudah kejadian eksperimen (Ex
post facto).10
6. Kelebihan Penelitian Ex post facto (kausal komparatif)
a. Merupakan metode penelitian yang layak dalam banyak hal bila
metode eksperimental tidak dimungkinkan untuk dilakukan karena:
Tidak
memungkinkan
untuk
memilih,
mengontrol,
dan
memanipulasi variabel untuk studi hubungan sebab akibat (kausal)
secara langsung.
Pengontrolan semua variasi kecuali satu variabel bebas tunggal
mungkin sangat tidak realistik dan artifisial11, mencegah interaksi
yang normal dengan variabel lain yang berpengaruh.
9
Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998),
hlm. 86
10
11
Husein Umar, Riset ..., hlm. 87
‘Artifisial’ artinya tidak alami atau buatan, dalam http://kbbi.web.id
5
Pengontrolan secara laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian
tidak praktis, terlalu mahal, atau secara etika dipertanyakan.
b. Penelitian kausal komparatif akan menghasilkan informasi yang
bermanfaat mengenai hakikat suatu fenomena.
c. Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan
fitur-fitur secara parsial.
d. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain Ex post facto lebih
bertahan.12
7. Kelemahan Penelitian Ex post facto13
a. Kurang kontrol terhadap variable bebas
b. Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah dimasukkan dan
diidentifikasi
c. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat, tetapi
beberapa kombinasi dan interaksi faktor-faktor berjalan bersama di
bawah kondisi tertentu menghasilkan akibat tertentu.
d. Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang banyak,
tetapi juga dari satu sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain.
e. Jika hubungan antara dua variable ditemukan, sulit menemukan mana
yang sebab dan mana yang akibat.
f. Kenyataan
yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor
berhubungan tidak mesti menyatakan hubungan sebab akibat. Semua
faktor bias jadi berhubungan dengan suatu faktor tambahan yang tidak
dikenal atau tidak diamati.
g. Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi (misalnya
yang berprestasi dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi
penuh dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar-samar,
dapat bervariasi, dan sementara.
h. Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak memberikan
seleksi subyek yang terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subyek
12
13
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), hlm. 123-125
Emzir, Metodologi, hlm. 123-125
6
yang sama dalam segala hal kecuali pemaparan mereka terhadap satu
variable.
B. Penelitian Eksperimen
a. Pengertian Penelitian Eksperimen
Metode eksperimen adalah prosedur penilaian yang dilakukan
untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat (causal-effect relationship)14
dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang
lain. Metode ini dilaksanakan dengan memberikan variabel bebas secara
sengaja (bersifat induce) kepada obyek penelitian untuk diketahui
akibatnya di dalam variabel terikat. Dengan demikian metode ini dilakukan
dengan melakukan percobaan secara cermat untuk mengetahui hubungan
sebab akibat antara gejala yang timbul dengan variabel yang sengaja
diadakan. Variabel yang sengaja diadakan itu disebut juga variabel
eksperimen atau perlakuan (treatment) yang berfungsi sebagai variabel
bebas.15
Sugiyono mengatakan bahwa metode penelitian eksperimen
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. 16
Adapun Wiersma (dalam Emzir), mendifinisikan eksperimen sebagai
situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang
dibuat sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.
Pada hakekatnya penelitian eksperimen (experimental research) adalah
meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat
perlakuan.17
Dalam penelitian eksperimen variabel-variabel yang ada termasuk
variabel bebas dan variabel terikat sudah ditentukan secara tegas oleh
peneliti sejak awal penelitian. Ini menunjukan peneliti menginginkan
14
Baca juga dalam Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 179, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006)
15
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1998), hlm. 82
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm. 72
17
Emzir, Metodologi..., hlm. 63
7
adanya kepastian untuk memperoleh informasi tentang variabel mana yang
menyebabkan sesuatu terjadi dan variabel yang memperoleh akibat
terjadinya perubahan dalam suatu kondisi eksperimen.18 Gay (dalam
Emzir), dalam studi eksperimental peneliti memanipulasi paling sedikit
satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi
efek/ pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat. Dalam
penelitian pendidikan variabel yang biasa dimanipulasi termasuk metode
pengajaran, penguatan, pengaturan lingkungan belajar, jenis materi belajar,
dan ukuran kelompok belajar. Perubahan atau perbedaan dalam kelompok
sebagai suatu hasil manipulasi variabel bebas.19
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap
subjek penelitian.
b. Karakteristik Penilaian Eksperimen
Metode eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang
diambil sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya
diperlukan dapat diperoleh sehingga analisis menjadi obyektif. Variabel
bebas dijadikan sebagai variabel eksperimen, variabel penyebab atau
variabel
perlakuan yang karakteristiknya diyakini dapat menghasilkan
perbedaan, sedangkan variabel terikat atau variabel akibat merupakan hasil
dari suatu penelitian. Dikatakan terikat karena tergantung atas variabel
bebas.20
Menurut Ary, pada umumnya penelitian eksperimen memiliki tiga
karakteristik penting, yaitu:21
1. Variabel bebas yang dimanipulasi.
Adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana dilakukan
oleh peneliti dengan tidak mempunyai arti yang negatif. Tindakan dan
perlakuan yang dilakukan oleh seorang ahli dilakukan atas dasar
18
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, ALFABETA, 2011), hlm. 175
Emzir, Metodologi..., hlm. 64
20
Husein Umar, Riset ..., hlm. 84-86
21
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode..., hlm. 151
19
8
pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.
2. Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
(pengendalian)
Dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami
kesamaan sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan
faktor lain ke dalam variabel atau membuang faktor lain yang tidak
diinginkan peneliti dari variabel.
3. Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat
diamati secara langsung oleh peneliti (Pengamatan)
Dimana
peneliti
melakukan
suatu kegiatan
mengamati
untuk
mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang
telah dilakukannya terhadap variabel lain (terikat) dalam penelitian
eksperimental yang dilakukannya.
c. Contoh Kasus
Seorang
peneliti
telah
membuat
semacam
tablet
untuk
menggemukkan badan. Untuk menilai sukses atau tidaknya obat itu,
diambil 20 ekor kelinci yang akan diberi obat dan 20 ekor lagi tidak diberi
obat. Setelah beberapa hari, misalnya 20 minggu, semua kelinci ditimbang.
Data hasil timbangan itu kemudian dianalisis untuk menjawab pertanyaan
apakah obat tersebut terbukti atau tidak terbukti memiliki kemampuan
untuk menggemukkan badan.22
d. Tujuan
Ditinjau dari segi tujuannya, penggunaan metode ini dapat
dibedakan menjadi dua jenis eksperimen, yaitu:
1) Eksperimen eksplorasi (Explorative experimental)
Bermaksud untuk mempertajam masalah dan perumusan hipotesa
tentang hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
Eksperimen ini biasanya mempergunakan binatang atau benda
percobaan, penggunaan dengan manusia sangat terbatas karena
resikonya sangat besar.
22
Husein Umar, Riset ..., hlm. 84-86
9
2) Eksperimen pengembangan (Developmental experiment)
Dilakukan untuk menguji atau membuktikan hipotesa dalam rangka
menyusun generalisasi yang berlaku umum.23
e. Langkah-langkah Kegiatan Penelitian Eksperimen
1) Melakukan
kajian
secara
induktif
yang
berkait
erat
dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan
2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah
3) Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan,
memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan
merumuskan definisi operasional dan definisi istilah
4) Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi
memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
b) Menentukan cara mengontrol
c) Memilik rancangan penelitian yang tepat
d) Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili
serta memilih sejumlah subjek penelitian
e) Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen
f) Membuat instrumen, memvalidasi instrumen, dan melakukan studi
pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan
untuk mengambil data yang diperlukan
g) Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan
hipotesis.
5) Melaksanakan eksperimen
6) Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen
7) Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai degnan variabel
yang telah ditentukan
8) Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik
statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikansi hasilnya
23
Hadari Nawawi, Metode ..., hlm. 83
10
9) Menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan
pembuatan laporan.24
f. Prosedur dan Syarat-syarat Penelitian
Prosedur penelitian eksperimental pada dasarnya sama dengan
penelitian lain, yakni; memilih dan merumuskan masalah, memilih subyek
dan instrumen pengukuran, memilih desain penelitian, melaksanakan
prosedur, menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan.
Adapun syarat-syarat yang harus ditempuh seorang peneliti dalam
melaksanakan sebuah penelitian adalah sebagai berikut:
1) Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia
akan melakukan penelitian;
2) Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi
yang sama;
3) Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel
yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya.
4) Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok
yang diberi perlakukan (experimental group).
24
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode..., hlm. 154-155
11
g. Validitas
Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya
disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut
dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental. 25
Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor internal dan
eksternal.
1) Validitas Internal (internal validity)
Validitas ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati
pada variabel bebas adalah suatu hasil langsung dari variabel bebas
yang dimanipulasi dan bukan dari variabel lain.
Ada delapan ancaman utama terhadap validitas internal, antara lain:26
Historis, dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari
perlakuan dalam eksperimen yang dilakukan, tetapi mempengaruhi
model, karakter, dan penampilan variabel bebas.
Maturasi, dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau
obyek yang diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode
tertentu yang mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian.
Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian
yang menggunakan metode test karena suatu kegiatan test yang
dilakukan dengan menggunakan pra test dan post test, apalagi
dengan rentang waktu yang cukup panjang, dan terkadang nilai pra
test dan post test yang sama.
Instrumentasi,
instrumentasi
sering
muncul
karena
kurang
konsistensinya instrumen pengukuran yang mungkin menghasilkan
penilaian performansi yang tidak valid. Dimana jika dua test
berbeda digunakan untuk pratest dan postest, dan test-test tersebut
tidak sama tingkat kesulitannya, maka instrumentasi dapat muncul.
Regresi Statistik, dimana regresi statistik ini sering muncul bila
subyek dipilih berdasarkan skor ekstrem dan mengacu pada
kecenderungan subyektif yang memiliki skor yang paling tinggi
25
26
Emzir, Metodologi..., hlm. 71
Ibid.
12
pada pratest ke skor yang lebih rendah pada postes, begitupun
sebaliknya.
Seleksi subyek yang berbeda, dimana biasanya muncul bila
kelompok yang ada digunakan dan mengacu pada fakta bahwa
kelompok tersebut mungkin berbeda sebelum kegiatan penelitian
dimulai.
Mortalitas, dimana sering terjadi bahwa subyek yang terkadang
drop out dari lingkup penelitian dan memiliki karakteristik kuat
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Interaksi seleksi Maturasi, dimana satu kelompok akan termaturasi
dengan hasil kelompok lain tanpa melalui perlakuan.
2) Validitas Eksternal (external validity)
Validitas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian.
Dan juga dibutuhkan kemampuan suatu sampel populasi yang benarbenar bisa digeneralisasikan ke populasi yang lain pada waktu dan
kondisi yang lain.27
Ada beberapa ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya:28
1) Interaksi Prates-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila
respons subjek berbeda pada setiap perlakuan karena mengikuti
prates.
2) Interaksi Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek
tidak dipilih secara acak sehingga seleksi subjek yang berbeda
diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal.
3) Spesifisitas Variabel, adalah suatu ancaman terhadap yang tidak
mengindahkan generalisabilitas dari desain eksperimental yang
digunakan.
4) Pengaturan Reaktif, mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan
dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap
subjek yang dilibatkan.
27
Baca juga dalam bukunya Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian
Pendidikan Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 153-154 dalam mengemukakan
ciri-ciri penelitian eksperimental.
28
Emzir, Metodologi...
13
5) Interferensi Perlakuan Jamak, biasanya sering muncul bila subjek
yang sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian.
6) Kontaminasi dan Bias Pelaku Eksperimen, sering muncul bila
keakraban subjek dan peneliti mempengaruhi hasil penelitian.
h. Desain Penelitian Eksperimental
1) Pengontrolan Variabel Luar
2) Pemadanan, yaitu suatu teknik untuk penyamaan kelompok pada satu
atau lebih variabel yang telah diidentifikasi peneliti sebagai
berhubungan dengan performansi pada variabel terikat (Emzir:2009)
3) Perbandingan Kelompok atau Subkelompok Homogen
4) Penggunaan Subjek sebagai pengendalian diri mereka sendiri
5) Analisis Kovarian, yaitu suatu metode statistik untuk penyamaan
kelompok yang dibentuk secara random pada satu atau lebih variabel
terkontrol.
i. Jenis-Jenis Desain Penelitian Eksperimental
Telah dikemukakan bahwa kriteria-kriteria untuk suatu desain penelitian
eksperimental yang baik, diantaranya:
Kontrol eksperimental yang memadai
Mengurangi artifisialitas (dalam merealisasikan suatu hasil eksperimen
ke non-eksperimen)
Dasar untuk perbandingan dalam menentukan apakah terdapat
pengaruh atau tidak
Informasi yang memadai dari data yang akan diambil untuk
memutuskan hipotesis
Data
yang
diambil
tidak
terkontaminasi
dan
memadai
dan
mencerminkan pengaruh
Tidak mencampurkan variabel yang relevan agar variabel lain tidak
mempengaruhi
Keterwakilan dengan menggunakan randomisasi aspek-aspek yang
akan diukur
Kecermatan terhadap karakteristik desain yang akan dilakukan
14
Dengan demikian maka suatu desain eksperimental yang dipilih oleh
peneliti membutuhkan perluasan terutama pada prosedur dari setiap
penelitian yang akan dilakukan. Emzir mengklasifikasikan desain
eksperimental dalam dua kategori yakni:
1) Desain Variabel Tunggal, yang melibatkan satu variabel bebas (yang
dimanipulasi) yang terdiri atas:
Pra-Experimental Designs (non-designs)
Dikatakan pra-experimental design, karena desain ini bukanlah
eksperimen yang dipentingkan (belum eksperimen sunguhsungguh). Karena rancangan tersebut tidak memperhatikan
perbedaan variabel yang berpengaruh pada hasil. Kebenaran
internal sebuah rancangan juga dipertanyakan. Rancangan praekperimental yang sederhana ini berguna untuk mendapatkan
informasi awal terhadap pertanyaan pada penelitian.29 Ada tiga hal
yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, menurut
Fraenkel & Wallen (1990) dalam Syamsuddin AR (2006), yaitu:30
a) Studi kasus bentuk tunggal (One-Shot Case Study)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok
diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi
hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan
hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini
subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur
hasilnya.
b) Tes awal-tes akhir kelompok tunggal (The One Group PretestPosttest)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
29
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode..., hlm. 156
Syamsuddin A.R., Vismaia S. Damaianti, Metode..., hlm. 156-158 Baca juga dalam
bukunya Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012)
30
15
c) Perbandingan kelompok statis (the static group comparison)
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk
penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk
eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk
kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betulbetul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental
adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari
populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan
sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental
terbagi atas:
a) Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing
dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan
(X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol.
b) Pretest-Posttest Control Group Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
c) The Solomon Four-Group Design
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok
dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua
kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu
16
dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah
itu keempat kelompok ini diberi posttest.
Quasi Experimental Design
Disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain
eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental
design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel
luar
yang
mempengaruhi
pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari preexperimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena
pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen
misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para
karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu,
untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol
dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental.
Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a) Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian
tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan,
kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud
untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok
sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali
ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut
keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah
kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas,
maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini
hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak
memerlukan kelompok kontrol.
17
b) Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group
design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun
kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut
dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok
yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan
terakhir diberikan postes.
c) Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya
dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan
secara random.
2) Desain Faktorial, yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas
(sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi).
Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian
desain true-experimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua
atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama
lain.
Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek
suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level
dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen
tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga
dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat
dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
C. Perbedaan antara metode penelitian expost facto dengan metode
penelitian eksperimen31
a. Pengertian
1)
Metode Penelitian Ex post facto
31
Saeful Arifin, “Eksperimen, Expost Facto, Korelasional, Komparatif”, dalam
http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2010/11/18/eksperime-expost-facto-korelasional-komparatif/,
upload: 18 November 2010| 04:56 WIB, akses: 15 Oktober 2013| 23:55 Wib.
18
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi yang kemudian meruntut ke belakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Penelitian Ex post facto bertujuan untuk melacak kembali,
jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya
sesuatu.
2)
Metode penelitian eksperimen32
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode
sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena
sebab akibat.
Suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.
Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.
b. Tema/Judul
1)
Metode Penelitian Ex post facto
Penelitian Ex post facto menggunakan variabel bebas atribut
yaitu peneliti tidak dapat menentukan responden secara bebas, artinya
responden tersebut telah ada sebelum penelitian tersebut. Pada judul
tersirat faktor-faktor yang mempengaruhi suatu hal yang akan diteliti
yang berasal dari sebab permasalahan yang sekarang terjadi.
32
Saeful Arifin, ibid.
19
2)
Metode penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen menggunakan variable bebas aktif
yaitu peneliti dapat dengan mudah menentukan siapa yang menjadi
responden secara bebas. Pada judul, nanti akan timbul sebab-akibat.
c. Rumusan Masalah
1)
Metode Penelitian Ex post facto
Rumusan masalah yang digunakan menggunakan rumusan
masalah deskriptif yaitu suatu rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya
pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).
2)
Metode penelitian eksperimen
Rumusan
masalahnya
menggunakan
rumusan
masalah
komparatif. Yaitu rumusan masalah dimana peneliti membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda atau pada waktu yang berbeda. Selain itu rumusan masalah
pada penelitian eksperimen juga bisa menggunakan rumusan
asosiatif. Rumusan asosiatif yaitu rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.33
d. Kerangka Teori
1)
Metode Penelitian Ex post facto
Pada kerangka teori penelitian Ex post facto menggunakan
kerangka teori yang bersifat deduktif. Dimana, kerangka tersebut
memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
2)
Metode penelitian eksperimen
Pada kerangka teori penelitian eksperimen menggunakan
kerangka teori yang bersifat fungsional. Dimana teori tersebut
tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis
yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori
kembali yang mempengaruhi data.
e. Hipotesis
33
Saeful Arifin, ibid.
20
1)
Metode Penelitian Ex post facto
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian Ex post facto
adalah hipotesis diskriptif, yaitu merupakan jawaban sementara
terhadap masalah diskriptif yaitu yang berkenaan dengan variabel
mandiri.
2)
Metode penelitian eksperimen
Bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan
hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan
antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau
keadaan perbedaan itu.34
f. Cara Analisis
1)
Metode Penelitian Ex post facto
Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik
statistik: binomial dan chi kuadrat satu sampel. Apabila datanya
berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik: run test. Apabila
datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu
sampel.
2)
Metode penelitian eksperimen
Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik
statistik: koefisien kontingen. Apabila datanya berbentuk ordinal,
maka menggunakan korelasi spearman rank dan korelasi kendal tau.
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio, maka digunakan
statistik: korelasi produk moment, korelasi ganda, korelasi parsial,
dan analisis regresi.
D. Kesamaan Penelitian Ex post facto dengan Penelitian Eksperimen
Kesamaannya dalam hal:
1. Tujuan; untuk menentukan hubungan kausa
2. Kelompok
perbandingan;
kedua
metode
penelitian
tersebut
membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi
34
Saeful Arifin, ibid.
21
tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan
hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data penelitian.35
3. Teknik analisis statistik yang digunakan.
Hanya saja dalam penelitian Ex post facto tidak ada manipulasi, kondisi
tersebut sudah terjadi sebelum penelitian ini mulai dilaksanakan. Karena
itu penelitian ini memerlukan waktu yang relatif singkat.
Sebagai contoh, seorang peneliti tertarik untuk menyelidiki
pengaruh broken home (perpecahan antar orang tua) terhadap tingkat
kenakalan remaja. Dalam hal ini peneliti tidak mungkin melakukan
eksperimen karena ia tidak mungkin memanipulasi kondisi subjek
(membuat agar terjadi broken home pada keluarga/orang tua mereka)
kemudian mengukur tingkat kenakalan remaja. Meskipun demikian,
pengaruh tersebut dapat diuji dengan cara membandingkan tingkat
kenakalan remaja yang berasal dari keluarga yang broken home dan yang
harmonis jika pengaruh tersebut memang ada, maka anak yang berasal dari
keluarga broken home mempunyai tingkat kenakalan yang lebih tinggi
daripada mereka yang berasal dari keluarga yang harmonis.36
Karena tidak ada manipulasi, maka interpretasi hasil penelitian ini
perlu dilakukan dengan hati-hati. Dalam kasus diatas, misalnya peneliti
tidak yakin bahwa perbedaan tingkat kenakalan antar kelompok subjek
tersebut terjadi karena broken home yang dialami oleh orang tua salah satu
kelompok subjek. Hal ini karena tingkat kenakalan tersebut hanya diukur
sekali, yakni setelah terjadinya broken home. Karena itu dalam
menafsirkan hasil penelitian ini, peneliti dihadapkan pada pertanyaan:
apakah broken home mendorong kenakalan pada anak? Apakah tingkat
kenakalan yang tinggi pada anak dari keluarga broken home sudah terjadi
sebelum timbulnya broken home? Apakah perbedaan tersebut karena
pengaruh orang tua, yakni, tingkat “kenakalan” orang tua yang broken
home lebih tinggi dari pada orang tua yang harmonis? Ataukah kenakalan
35
Emzir, Metodologi..., hlm. 125
Mahendra’s Blog, “Penelitian Eksperimen vs Expost Facto, dalam
http://mahendra261291.wordpress.com/tag/expost-facto/, di akses: 21/10/2013| 23:20 Wib.
36
22
web
tersebut muncul karena adanya faktor lain, misalnya kurangnya perhatian
orang tua mereka, yang dapat terjadi pada keluarga broken home maupun
yang harmonis? Meskipun interpretasinya terbatas, dalam bidang
pendidikan hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi
kemungkinan adanya hubungan kausal dari pola variasi kondisi yang
diamati.37
37
Mahendra’s Blog, ibid.
23
III. PENUTUPAN
Penelitian eksperimen merupakan desain yang terbaik untuk menguji
pengaruh suatu variable terhadap variable lain karena adanya manipulasi dan
kontrol terhadap kondisi atau perlakuan yang diberikan pada subjek. Akan tetapi,
karena dalam bidang pendidikan banyak kondisi yang tidak memungkinkan atau
secara etis tidak diperkenankan untuk melakukan manipulasi terhadap suatu atau
sejumlah variable, seperti broken home, orang tua tunggal, mengulang kelas, dan
lain-lain sebagainya, penelitian eksperimen tidak dapat dilakukan. Untuk menguji
variabel-variabel tersebut terhadap prestasi, hubungan sosial, perkembangan
kognitif dapat menggunakan ex post facto.
Dimana penelitian ex post facto menguji apa yang telah terjadi pada
subjek. Penelitian ini disebut juga penelitian kausal komparatif, karena dimaksud
untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk suatu pola prilaku yang dilakukan
dengan cara membandingkan subjek dimana pola tersebut ada dengan subjek yang
serupa dimana pola tersebut tidak ada atau berbeda. Sedangkan tujuan utama dari
penelitian ini sendiri yaitu untuk menyelidiki apakah satu atau lebih kondisi yang
sudah terjadi mungkin menyebabkan perbedaan perilaku pada subjek. Dengan kata
lain, penelitian ini untuk menentukan apakah perbedaan yang terjadi antar
kelompok subjek (dalam variabel independen) menyebabkan terjadinya perbedaan
pada variabel dependen. Selain itu juga penelitian ex post facto mempunyai
kesamaan dengan penelitian eksperimen, yaitu dalam hal: (a) Tujuan : untuk
menentukan hubungan kausa. (b) Kelompok perbandingan, dan (c) Teknik analisis
statistik seperti yang telah dibahas pada pembahasan diatas.
24
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Saeful, “Eksperimen, Expost Facto, Korelasional, Komparatif”, dalam http://
m.kompasiana.com/post/edukasi/2010/11/18/eksperime-expost-factokorelasional-komparatif/, upload: 18 November 2010| 04:56 WIB, akses: 15
Oktober 2013| 23:55 Wib.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006)
Darmadi, Hamid, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, ALFABETA, 2011)
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012)
Fauzi, Mohammad, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang: Walisongo Press,
2009), hlm. 21
http://kbbi.web.id
Mahendra’s Blog, “Penelitian Eksperimen vs Expost Facto, dalam web
http://mahendra261291.wordpress.com/tag/expost-facto/,
di
akses:
21/10/2013| 23:20 Wib.
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana, 2012)
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1998)
Silvia,
Y.D.,
“Penelitian
Expost
Facto”,
dalam
web
http://yudistiadewisilvia.wordpress.com/2013/03/13/penelitian-expost-facto/,
di akses 25/10/2013| 01.38 wib
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011)
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2011)
Sukmadinata, Syaodih N., Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010).
Suryabrata, Sumandi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006)
Syamsuddin A.R. dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 153-154
Umar, Husein, Riset Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1998)
25