PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA BPRS AMANAH UMMAH
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA BPRS AMANAH UMMAH COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY IN BPRS AMANAH UMMAH
Muhammad Hamdani 1a ; T. Rifqy Thantawi 2
1a Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Islam Universitas Djuanda, Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35 Bogor 16720, E-mail: muhammad.hamdani@unida.ac.id
2 Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Islam Universitas Djuanda, Jl. Tol Ciawi
No. 1, Kotak Pos 35 Bogor 16720, E-mail: t.rifqy.thantawi@unida.ac.id
ABSTRACT
The aim of this study is understanding the work of implementation of community empowerment through CSR (Corporate Social Responsibility) which is held by BPRS Amanah Ummah. This research uses descriptive qualitative method with islamic financial institutions in Bogor district as sample. The results of this study shows obscurity of fund's distribution between CSR (Corporate Social Responsibility) and ZIS in BPRS Amanah Ummah, so the success of community empowerment programs through CSR (Corporate Social Responsibility) BPRS Amanah Ummah is still unknown.
Keywords: Community empowerment, Corporate Social Responsibility, BPRS Amanah Ummah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan dan pelaksanaan serta pengawasan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) oleh BPRS Amanah Ummah dan sejauh mana keberhasilan program CSR (Corporate Social Responsibility) yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel lembaga keuangan syariah di Kabupaten Bogor. Hasil dalam penelitian ini adanya ketidak jelasan antara penyaluran dana CSR (Corporate Social Responsibility) dan dana ZIS yang ada di BPRS Amanah Ummah, sehingga belum diketahui sejauh mana keberhasilan program pemberdayaan masyarakat melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) BPRS Amanah Ummah.
Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Corporate Social Responsibility, BPRS Amanah Ummah
Muhammad Hamdani. 2018. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Corporate Social Responsibility pada Lembaga Keuangan Syariah. Jurnal Nisbah 4 (1): 72-91
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Saat ini lembaga keuangan syariah Perbankan Syariah (Umam, 2016:2). berkembang dengan pesat, khususnya
Lembaga Keuangan Syariah sebagai Lembaga Keuangan Syariah sebagai
mengarah pada bisnis berkelanjutan pada keuntungan. Namun bertanggung
(Mardikanto, 2001:92). Menurut Worid jawab pula terhadap pemenuhan sosial
for Sustainable (tanggung
Business
Council
Development, CSR (Corporate Sosial konsekuensi logis dari penerapan prinsip
didefinisikan sebagai syariah itu sendiri yang seharusnya
Responsibility)
komitmen bisnis untuk berkontribusi menekankan pada tercapainya prinsip
terhadap pembangunan ekonomi yang keadilan,
berkelanjutan, bekerja dengan karyawan, masyarakat, kemitraan antara lembaga
pertumbuhan
ekonomi
keluarga mereka dan masyarakat lokal keuangan syariah, serta pemberdayaan
(Mardikanto, 2014:93). masyarakat.
Pelaksanaan CSR (Corporate Sosial Tanggung
Responsibility) oleh lembaga keuangan dilakukan oleh lembaga keuangan syariah
jawab sosial yang
syariah merupakan proses penting dalam berlandaskan pada firman Allah dalam Al-
menciptakan keuntungan pada kegiatan Quran Surah Al-Qashas: 77.
usaha lembaga keuangan syariah. Alasan Artinya: Dan carilah apa yang telah
penting mengapa lembaga keuangan dianugerahkan
syariah harus melakukan CSR (Corporate (kebahagiaan)
Allah
kepadamu
Sosial Responsibility) yaitu untuk menjaga janganlah kamu melupakan bagianmu
hubungan sosial dengan masyarakat, dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
keuntungan sosial, baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
mendapatkan
kesinambungan usaha lembaga keuangan Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
syariah, dan pengelolaan sumber daya janganlah kamu berbuat kerusakan
alam, serta pembangunan dengan cara dimuka bumi. Sesungguhnya Allah tidak
memberdayakan masyarakat lokal. menyukai orang-orang yang berbuat
Pelaksanaan yang dilakukan oleh kerusakan. (QS-Alqashas:77)
lembaga keuangan syariah seharusnya Firman Allah SWT di atas
tidak hanya diberikan dengan cuma-cuma menerangkan dengan tegas bahwa setiap
akan tetapi harus ada program yang perusahaan
saling berkesinambungan jangka panjang keuangan syariah seharusnya tidak
khususnya
lembaga
untuk memberdayakan masyarakat lokal mencari keuntungan dunia semata,
agar masyarakat dapat ikut merasakan karena dari sebagian harta keuntungan
hal positif dari keberadaan lembaga yang diperoleh itu terdapat bagian yang
keuangan syariah. Oleh karena itu, harus dikeluarkan sebagai tanggung
berdasarkan latar belakang tersebut jawab sosial kepada masyarakat dalam
penulis mencoba untuk melakukan rangka
penelitian tentang sejauh mana lembaga masyarakat. Tanggung jawab sosial yang
mencapai
kesejahteraan
keuangan syariah melakukan program dilakukan oleh lembaga keuangan syariah
tanggung jawab sosialnya CSR (Corporate itu dikenal dengan istilah CSR (Corporate
Responsibility) dalam Sosial Responsibility) lembaga keuangan
Sosial
memberdayakan masyarakat. syariah. CSR (Corporate Sosial Responsibility)
MATERI DAN METODE
merupakan sebuah konsep dimana
perusahaan mengintegrasikan kepedulian
Pemberdayaan Masyarkat
sosial dan lingkungan dalam operasi
masyarakat bisnis dan dalam interaksi dengan para
Pemberdayaan
tindakan yang pemangku kepentingan secara sukarela
merupakan
suatu
bertujuan untuk merubah masyarakat yang berikut semakin menyadarkan
agar menjadi lebih baik. Pemberdayaan agar menjadi lebih baik. Pemberdayaan
hendaknya bersikap dan bertindak memperbaiki
untuk
secara rasioanl . pendidikan bukan masyarakat yang berbasis pada daya dan
kualitas
kehidupan
hanya mengajarkan tentang berpikir peningkatan diri masyarakat (Soleh, 2014
rasional, akan tetapi pendidikan : 77).
mengajarkan juga tentang etika yang Pemberdayaan masyarakat dapat
berkenaan dengan persoalan baik dan diartikan
membantu pihak yang diberdayakan
2. Sesuatu yang secara logika benar dalam
secara etika baik secara estetika harus mengambil keputusan, dan menentukan
dapat dibuktikan kebenarannya dalam tindakan yang akan dilakukan oleh
kehidupan sehari-hari. Pembuktian mereka, termasuk mengurangi efek
kebenara harus teruji oleh waktu dan hambatan pribadi dan sosial melalui
melahirkan perbaikan kesejahteraan peningkatan kemampuan dan rasa
hidup sehingga akan menghadirkan percaya diri. Pemberdayaan masyarakat
adanya kepercayaan atau keyakinan. merupakan sebagai sebuah gerakan
Pemberdayaan masyarakat harus penguat sosial, ekonomi, politik, yang
mampu membuktikan bahwa konsep- diberdayakan sehingga membangkitkan
konsep atau program yang ditawarkan kesadaran masyarakat tersebut dan
itu memang terbukti benar yang meningkatkan potensi yang dimiliki guna
hasilnya terbukti telah membawa membangun serta menentukan tindakan
perbaikan mutu kehidupan mayarakat. berdasarkan keinginan secara mandiri
melalui pembuktian melalui strategi dan pendekatan tertentu
3. Selanjutnya
tersebut masyarakat menjadi yakin yang dapat menjamin keberhasilan hakiki
Keyakinan dan dalam bentuk kemandirian (Soleh, 2014 :
dan
percaya.
kepercayaan yang pada akhirnya 78).
melahirkan partisipasi dalam setiap Di Amerika Serikat telah lama
kegiatan usaha, dikembangkan falsafah 3T yaitu teach
program
atau
pembangunan yang akan dilakukan. (pendidikan), truth (kebenaran) dan trust
Tanpa adanya kepercayaan jangan (kepercayaan) (Soleh, 2014 : 78),
berharap akan lahir pastisipasi yang bertolak dari
falsafah ini maka tulus dari masyarakat, kalaupun ada pemberdayaan masyarakat didasarkan
terjadi bukanlah atas filosofi :
melainkan adalah
1. Bahwa setiap individu atau masyarakat mobilisasi. Selanjutnya bank syariah pada dasarnya berada dalam proses
juga selaku fasilitator harus dapat pembelajaran atau pendidikan. Dalam
dipercaya baik ucapan maupun proses ini mereka berusaha untuk
Saling menjaga mencari tahu dari apa yang mereka
perbuatan.
keoercayaan antara bank syriah dan tidak ketahui sebelumnya, sementara
masyarakat akan menjadi basis itu pemerintah dan para fasilitator
dalam proses berkewajiban untuk memberikan
kerjasama
pemberdayaan itu.
informasi sehingga mereka menjadi
4. Pemberdayaan harus berpijak kepada tahu. Pengetahuan dan keterampilan
pentingnya pengembangan individu yang mereka peroleh dari proses
perjalanan pertumbuhan pendidikan akan mempengaruhi cara
dalam
masyarakat (Kelsey dalam Soleh, berpikir mereka yang sebelumnya
2014:80). Atas dasar itu maka proses kurang rasional menjadi rasional.
harus dilakukan Dengan
pemberdayaan
demikian pemberdayaan dengan cara bekerjasama dengan masyarakat didasarkan atas suatu
masyarakat agar masyarakat dapat pemikiran bahwa setiap individu masyarakat agar masyarakat dapat pemikiran bahwa setiap individu
pendapatan, stabilitas sendiri.
2) Perbaikan
ekonomi, keamanan dan politik yang
diperlukan untuk didasarkan
terlaksananya pembangunan yang Kepemimpinan Pancasila sebagaimana
3) Perbaikan lingkungan hidup, didasari (Soleh,2014:80) :
digagas oleh Ki Hajar Dewantara
atau tidak dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat
1) Ing ngarso asung tulodo yang melakukan aktivitas ekonomi yang
artinya seorang pemimpin harus
terjadinya kerusakan dapat menjadi contoh atau suri
berakibat
lingkungan hidup. Kerusakan ini bukan tauladan yang baik bagi masyarakat.
hanya mengancam dirinya saja akan Dalam hal ini bank syariah sebagai
tetapi juga mengancam generasi yang fasilitator harus dapat menjadi
akan datang, maka perlu adanya contoh
bagi
masyarakat.
pemberdayaan masyarakat tentang Pemberdayaan melalui pemberian
perbaikan lingkungan hidup dan contoh yang nyata akan lebih
menjaga lingkungan sekitar. mudah difahami dan diingat oleh
masyarakat. Perbaikan usaha produktif. Melalui
upaya
pendidikan dan latihan
2) Ing madyo mangun karso, yang perbaikan kelembagaan serta akses
artinya seorang pemimpin harus perkreditan diharapkan usaha-usaha mampu menumbuhkan prakarsa
yang bersifat produktif itu mampu atau inisiatif dan kreatifitas, serta
untuk lebih maju dan bersaing, dan memberikan
perbaikan-perbaikan lainnya sesuai masyarakat tidak takut untuk
semangat
agar
dengan permasalahan yang dihadapi mencoba sesuatu yang baru.
oleh masyarakat.
3) Tut wuri handayani, yang artinya
melaksanakan seseorang pemimpin harus mau dan
Dalam
pemberdayaan masyarakat terdapat mampu menghargai serta mengikuti
mekanisme kegiatan keinginan masyarakat, sepanjang
beberapa
pemberdayaan masyarakat yang terdiri tidak keluar dari prinsip dan tujuan
tahapan kegiatan, yang
atas
beberapa
mekanisme tersebut pada dasarnya memperbaiki kualitas hidup.
merupakan suatu siklus yang senantiasa Tujuan
berulang tetap (Mardikanto, 2012:90). masyarakat
kegiatan
pemberdayaan
Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah: meningkatkan harkat dan martabat hidup
a. Menumbuhkan hasrat atau keinginan manusia, dengan kata lain secara
untuk mau berubah. Langkah awal sederhana untuk meningkatkan kualitas
pemberdayaan adalah hidup.
proses
bagaimana menumbuhkan keinginan masyarakat bertujuan untuk mencapai
untuk mau berubah. Tanpa keinginan tujuan yang bersifat umum yaitu:
dari yang bersangkutan proses 1)
Perbaikan kelembagaan, hal ini pemberdayaan apapun akan menemui dimaksudkan agar terjalin kerjasama
jalan buntu. Proses menumbuhkan dan kemitraan antara pemangku
keinginan untuk berubah memperbaiki kepentingan.
diri, tentu bukanlah pekerjaan yang kelembagaan berbagai inovasi sosial
Melalui
perbaikan
mudah dan memerlukan proses yang akan tercipta secara kemitraan antar
panjang melalui pemberian motivasi, pemangku kepentingan dan akan
semangat dan meningkatkan
memberikan
keyakinan bahwa masyarakat.
produktivitas
memberikan
keputusan mereka untuk melakukan keputusan mereka untuk melakukan
perubahan menuju kondisi yang lebih umumnya mereka takut melakukan
baik.
perubahan karena adanya suatu
d. meningkatkan Peran dalam Setiap kehawatiran manakala perubahan
Kegiatan. Keterlibatan secara sadar tersebut
terhadap suatu kegiatan dalam proses kegagalan, di sinilah setiap fasilitator
ternyata
mengalami
perubahan menuju kehidupan yang baik itu berasal dari pemerintah atau
lebih baik akan meningkat dengan lembaga swadaya masyarakat harus
sendirinya apabila mereka telah memberikan
merasakan manfaat sosial ekonomi. menanggung segala resiko apabila di
jaminan
dengan
Hal yang perlu dilakukan oleh para kemudian hari ternyata mengalami
pemberdaya adalah mempertemukan kegagalan. Selanjutnya kegagalan yang
mereka dengan orang-orang yang telah terjadi dijadikan sebagai bahan
berhasil dan mandiri untuk saling masukan
berbagi pengalaman tentang suka dan dicarikan solusinya, agar nanti tidak
dalam proses menemui
diinginkan. Partisipasi secara umum dimaknai
b. Menumbuhkan minat, kemauan untuk sebagai keterlibatan seseorang kelompok menahan diri dari kesenangan sesaat
dalam suatu kegiatan dalam rangka (prihatin) dan keberanian untuk
pencapaian tujuan. Keterlibatan tersebut menghadapi berbagai tantangan dan
umumnya didorong oleh suatu kesadaran hambatan, selanjutnya mengambil
serta kesukarelaan untuk memperbaiki keputusan
suatu keadaan (Soleh, 2014 : 112). permasalahan kemiskinan, merupakan
Kesadaran masyarakat untuk tahapan yang sangat penting.
memperbaiki keadaan yang dirasakan
bersama, pada dasarnya merupakan Berpartispai
c. Mengembangkan
Kemauan
dan
modal sosial yang sangat penting bagi menumbuhkan kemampuan, minat dan
dengan
cara
proses pemberdayaan yang bukan saja keberanian untuk secara sadar
menjadi tangung jawab suatu perusahaan, melakukan
melainkan menjadi tanggung jawab memperbaiki mutu kehidupannya
perubahan
nasib
masyarakat itu sendiri. Menurut Wolcook akan mendorong yang bersangkutan
dan Narayam dalam Sholeh (2014 : 112) untuk secara sadar tanpa adanya
bahwa partisipasi paksaan untuk ikut serta mengambil
menyatakan
mengembangkan bagian dan berpartisipasi dalam setiap
dibutuhkan
untuk
sinegritas antara perusahaan dan kesempatan yang memungkinkan akan
suatu jejaring perbaikan nasib hidupnya. Dalam hal
ini Agama Islam mengajarkan bahwa
pelaksanaan kegiatan Allah SWT tidak akan merubah nasib
Dalam
pemberdayaan masyarakat, partisipasi suatu kaum, kecuali ia merubahnya
masyarakat merupakan manifestasi dari sendiri. Hal ini mengajarkan kepada
kesadaran dan kepedulian serta tanggung kita bahwa perubahan menuju
jawab terhadap upaya memperbaiki peningkatan kualitas hidup atau keluar
kualitas hidup bersama (Soleh, 2014 : dari masalah kemiskinan harus
112). Partisipasi masyarakat tersebut dilakukan berdasarkan potensi yang
cukup luas cakupannya mulai dari proses dimilikinya sendiri, karena pada
pelaksanaan, dan dasarnya kita dilahirkan ke muka bumi
perencanaan,
pengawasan.
dengan kadar potensi yang sama dan
1. Partisipasi dalam Proses perencanaan masing-masing diberikan kelebihan
pemberdayaan masyarakat merupakan pemberdayaan masyarakat merupakan
memelihara apa yang telah mereka pada proses ini masyarakat diberikan
hasilkan, serta manfaat pemberdayaan kebebasan untuk ikut serta dalam
yang mereka rancang dan putuskan proses
dan dilaksanakan sendiri akan tentang apa yang akan dilakukan
pengambilan
keputusan
memberikan energi yang lebih besar (Soleh, 2014 : 112). Pemberian hak
mengorganisir anggota suara kepada masyarakat untuk
untuk
masyarakat dalam mengidentifikasi mengambil
maslah, dan merumuskan program- merencanakan
keputusan
dalam
program lebih lanjut yang mereka dilakukan sebagai upaya menjadikan
butuhkan guna memperbaiki mutu masyarakat sebagai subyek dan bukan
kehidupan mereka di masa yang akan sebagai obyek. Kepercayaan inilah
datang.
yang kemudian melahirkan semangat
3. Partisipasi Pengawasan dan evaluasi dan rasa percaya diri untuk sadar dan
pelaksanaan program pemberdayaan penuh keikhlasan menyumbangkan
masyarakat sangatlah perlu, bukan pikiran, tenaga dan harta yang mereka
hanya agar sasaran program tercapai miliki guna menyukseskan program
akan tetapi dimaksudkan untuk pemberdayaan
memperoleh umpan balik mengenai diputuskan oleh masyarakat dan
yang
sama-sama
permasalahan yang dihadapi dalam perusahaan. Pemberian kepercayaan
pemberdayaan oleh bank syariah kepada masyarakat
pelaksanaan
masyarakat (Soleh, 2014 : 114). Secara mereka pandang sebagai upaya
teknis operasional pengawasan dan pemberdayaan masyarakat yang pada
dilakukan melalui gilirannya mereka mampu bangkit dan
evaluasi
pengumpulan data-data dan informasi hidup
dengan program meningktkan kesejahteraan mereka
masyarakat dan (Sholeh, 2014 : 113).
pemberdayaan
kemajuan kegiatan pemberdayaan
masyarakat tersebut. Berdasarkan pemberdayaan masyarakat harus
2. Partisipasi dalam
pelaksanaan
informasi yang didapat selanjutnya diartikan
akan dianalisis bersama antara sumbangan masyarakat baik dalam
sebagai
pemerataan
masyarakat dan perusahaan, di sini bentuk tenaga, uang, barang dan
yaitu bank syariah, guna menemukan bentuk pengorbanan lainnya dalam
solusi dalam pemecahan permasalahan pelaksanaan program yang telah
yang terjadi. Suatu perusahaan mereka putuskan. Pengorbanan yang
tentunya memiliki keahlian baik secara diberkan oleh masyarakat didasarkan
administratif maupun teknis dalam atas kesadaran bahwa apabila program
membantu masyarakat memecahkan tersebut terlaksana, masalah yang
permasalahan. Malalui mereka hadapi dapat dipecahkan
suatu
mekanisme tersebut masyarakat dapat secara bersama-sama atau bergotong
sehingga pada royong (Soleh, 2014 : 113). Melalui
belajar
banyak
gilirannya akan menambah daya dan semangat gotong royong dalam
dalam mengatasi memecahkan masalah, mereka akan
pengetahuan
berbagai hambatan yang mereka memiliki kebanggan dan akan semakin
hadapi. Melalui proses evaluasi yaitu percaya diri bahwasanya mereka itu
mencocokkan antara apa yang mereka mampu
rencanakan dengan apa yang telah permasalahan yang mereka alami.
dilaksanakan dan mereka hasilkan Dalam hal ini mereka akan merasa
akan memberi umpan balik berupa memiliki tanggung jawab untuk
pengalaman yang sangat berharga pengalaman yang sangat berharga
masyarakat untuk berkelanjutan sehingga memutuskan rencana lebih lanjut
dan
dapat menjadi kesadaran untuk mencapai (Sholeh, 2014:114).
kesejahteraan masyarakat (Mardikanto,
CSR (Corporate Sosial Responsibility)
CSR (Corporat Sosial Responsibility) CSR (Corporate Sosial Responsibility) mulai menghangat di Indonesia sejak
konsep dimana disahkannya Undang-Undang No 40
adalah
sebuah
perusahaan mengintegrasikan kepedulian Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
sosial dan lingkungan dalam operasi hal ini disebabkan karena Undang-
bisnis dan dalam interaksi dengan para Undang tersebut menyebutkan secara
pemangku kepentingan secara sukarela, tegas bahwa CSR (Corporate Sosial
hal tersebut menyadarkan bahwa Responsibility) telah menjadi kewajiban
perilaku bertanggung jawab mengarah perusahaan.
bisnis yang menyebutkan kewajiban tersebut adalah
berkelanjutan (Komisi Eropa : 2001 “PT yang menjalankan usaha di bidang
dalam Mardikanto : 2014). dan/bersangkutan dengan sumber daya
CSR (Corporate Sosial Responsibility) alam wajib menjalankan tanggung jawab
adalah tentang mengelola perubahan di sosial dan lingkungan”Pasal 74 ayat 1.
secara sosial Sedang di tingkat global, respon positif
tingkat
perusahaan
bertanggung jawab yang dapat dilihat semakin semarak sejak dirilisnya ISO
dalam dua dimensi yang berbeda 26000 pada awal November 2010 tentang
(Mardikanto, 2014 : 92) : Guidance on Social Responsibility
1. Internal, perusahaan bertanggung (Mardikanto, 2014 : 86).
jawab akan sosial praktik terutama CSR (Corporate Sosial Responsibility)
berhubungan dengan karyawan dan di persimpangan perkembangannya
terkait dengan isu-isu seperti investasi dapat menjadi alat perusahaan untuk
dalam perubahan modal, kesehatan digunakan secara taktis dalam meredam
dan keselamatan serta manajemen kritik dan melindungi citra mereka atau
praktik-praktik dapat menjadi alat yang efektif dalam
manusia,
dan
lingkungan yang terkait terutama masyarakat yang demokratis untuk
pengelolaan sumber daya alam dan membuat perusahaan bertanggung jawab
penggunaan sumber daya lainnya secara sosial dan lingkungan dengan
dalam produksi.
menciptakan etos
2. Eksternal, CSR (Corporate Sosial berkelanjutan (Mardikanto, 2014 : 84).
bisnis
yang
Responsibility) di luar perusahaan Dengan kata lain CSR (Corporate Sosial
dengan masyarakat setempat dan Responsibility) akan selalu menjadi
berbagai stakeholder cermin pembangunan sosial yang
melibatkan
bisnis, pemasok, demokratis, dalam kasus apapun CSR
seperti
mitra
pelanggan otoritas publik dan LSM (Corporate Sosial Responsibility) akan
yang mewakili masyarakat lokal serta menjadi kesehatan masyarakat, jika CSR
lingkungan.
(Corporate Sosial Responsibility) dikelola Tanggung jawab dimulai dari dengan buruk. Hal itu dikarenakan
kesadaran dan keinginan perusahaan kondisi masyarakat yang buruk maka hal
untuk dapat beroperasi lebih lama, itu akan menghasilkan pencapaian yang
mengikuti kemajuan yang ada dan dapat buruk juga (Alvaro dalam Mardikanto,
terus bertahan dalam bisnis selama 2014 : 84). Akibatnya CSR (Corporate
beberapa dekade ( Mardikanto, 2014 : Sosial Responsibility) untuk pertumbuhan
93). Jika sebuah perusahaan berupaya ekonomi dianggap masuk akal dengan
untuk dapat beroperasi lebih lama dan pendekatan yang seimbang untuk
terus maju maka perusahaan tersebut berkelanjutan seperti pemberdayaan
harus melakukan dua hal:
1) Perusahaan harus menjalankan bisnis perusahaan. Sedangkan manfaat CSR bagi yang
masyarakat yaitu dapat mengembangkan keuntungan serta melakukan investasi.
diri dan usahanya sehingga sasaran untuk
2) Perusahaan harus dipercaya dan
kesejahteraan tercapai didukung oleh semua pihak yang
mencapai
(Mardikanto, 2014 : 135). berhubungan dengan bisnis yang
CSR (Corporate Sosial Responsibility) dijalankan seperti pelanggan, pemasok,
adalah tentang bagaimana perusahaan pemerintah, masyarakat, pengamat,
bisnis untuk media dan kalangan sperti LSM ( Tony
megelola
proses
menghasilkan dampak positif secara Hayward : 2005).
pada masyarakat Fiorina dalam mardikanto (2014 :
keseluruhan
dalam Mardikanto, 128) menyatakan bahwa CSR (Corporate
(Chakraborty
2014:132). Dengan demikian perusahaan Sosial Responsibility) itu penting bagi
kepentingan setiap perusahaan karena mempengaruhi
mempertimbangkan
masyarakat dengan mengambil tanggung semua aspek operasi perusahaan.
jawab atas dampak kegiatan mereka Semakin konsumen ingin membeli
pelanggaran, pemasok, produk dari perusahaan yang mereka
terhadap
pemegang saham, karyawan, masyarakat percaya maka pemasok akan semakin
dan pemangku kepentingan serta berminat untuk membentuk kemitraan
lingkungan.
bisnis dengan perusahaan-perusahaan Selanjutnya bahwa tujuan CSR yang bersangkutan, karyawan ingin
(Corporate Sosial Responsibility) bukan bekerja untuk perusahaan yang mereka
hanya pembangunan komunitas semata. hormati, dan organisasi nirlaba seperti
Inti tujuan CSR (Corporate Sosial LSM ingn bekerja sama dengan
yaitu bagaimana perusahaan untuk mencari solusi praktis
Responsibility)
pembangunan komunitas terus eksis untuk tujuan bersama.
masyarakat untuk CSR dapat mendatangkan manfaat
berada
dalam
keseimbangan lingkungan, alam dan baik
kesejahteraan (Mardikanto, 2014 : 133). masyarakat. Menurut Untung dalam
bagi perusahaan
maupun
Perusahaan dalam menjalankan Mardikanto (2014 : 136) mengemukakan
tanggung jawab sosialnya memfokuskan banyak manfaat CSR yang dapat
perhatiannya pada tiga hal yaitu diperoleh bagi perusahaan. Salah satu
keuntungan (profit), masyarakat (people) manfaat
dan lingkungan (planet) (Asih dalam mempertahankan dan mendongkrak
Mardikanto, 2014 : 133). Perusahaan reputasi serta citra perusahaan, dapat
memperhatikan masyarakat mendapatkan lisensi untuk beroperasi
dalam
perusahaan dapat berkontribusi terhadap secara sosial, dan dapat mereduksi resiko
peningkatan kualitas hidup masyarakat. perusahaan. Selain itu, Muljati dalam
Perhatian terhadap masyarakat dapat Mardikanto (2014: 136) menerangkan
dilakukan dengan cara perusahaan beberapa manfaat CSR (Corporate Sosial
aktifitas-aktifitas serta Responsibility)
melakukan
melakukan pelatihan dalam rangka diataranya
bagi
perusahaan
meningkatkan taraf hidup kesejahteraan perusahaan,
Memperkuat
“Brand”
masyarakat (Mardikanto, 2014 : 133). memberikan product knowledge kepada
melalui
kegiatan
manfaat CSR konsumen dengan cara membagikan
Pada
intinya
(Corporate Sosial Responsibility) bagi produk
masyarakat yaitu dapat mengembangkan menimbulkan kesadaran konsumen akan
diri dan usahanya sehingga sasaran untuk keberadaan
kesejahteraan tercapai sehinggga dapat meningkatkan produk
(Mardikanto, 2014 : 135). brand perushaan atau nilai jual
Metode Penelitian
diteliti dengan menggunakan observasi Penelitian
partisifatif yaitu wawancara mendalam penelitian deskriptif kualitatif dengan
ini
menggunakan
dan mendokumentasikan penelitian yang maksud untuk mengetahui bagaimana
sedang diteliti.
Teknik analisis data menggunakan Responsibility) pada lembaga keuangan
penerapan CSR
(Corporate
Social
model Miles and Huberman, yaitu analisis syariah, adakah pengawasan pada
data yang dilakukan dilakukan pada saat pelaksanaan CSR, baik pengawasan dari
pengumpulan data berlangsung dan pemerintah maupun pihak BPRS Amanah
setelah selesai pengumpulan data dalam ummah, strategi apa yang diterapkan
waktu tertentu (Sugiyono, pada program CSR yang dilaksanakan
kurun
2009:246). Teknik pengolahan dan oleh lembaga keuangan syariah, apa
dilakukan untuk manfaat bagi
analisis
data
informasi mengenai program CSR oleh lembaga keungan
masyarakat tentang
memperoleh
pelaksanaan tangggung jawab sosial syariah, serta sejauh mana keberhasilan
bagaimana pandangan pencapain
perusahaan,
program CSR lembaga lembaga keuangan syariah mengenai CSR keuangan syariah.
(Corporate Social Responsibility), strategi Data primer dalam penelitian ini
yang digunakan perusahaan dalam bersumber dari wawancara kepada
menerapkan program pemberdayaan bagian CSR dan karyawan di salah satu
masyarakat, serta manfaat yang diperoleh lembaga keuangan syariah di kabupaten
perusahaan dan masyarakat yang Bogor dan masyarakat yang menjadi
menerima program. Teknik pengolahan objek dari program CSR (Corporate Sosial
dan analisis data dilakukan melalui tiga Responsibility) lembaga keuangan syariah.
jalur analisis data kualitatif yaitu reduksi Adapun data sekunder diperoleh dari
data, penyajian data dan penarikan catatan atau dokumentasi perusahaan,
kesimpulan.
publikasi pemerintah, analisis industry oleh media, situs web, internet dan lain-
HASIL DAN PEMBAHASAN
lain. Dalam penelitian ini, populasi yang
Gambaran Umum BPRS Amanah
diambil dalam penelitian adalah Lembaga
Ummah
Keuangan Syariah yang ada di Kabupaten Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bogor. Sedangkan pengambilan sample Amanah Ummah atau dikenal dengan BPR
menggunakan metode
convenience
Syariah Amanah Ummah adalah salah sampling yaitu teknik pengambilan
satu BPRS yang beroperasi berdasarkan sampel berdasarkan kebetulan saja
prinsip syariah yang pertama kali (Suharni, 2012). Beberapa masyarakat
didirikan di Kabupaten Bogor, salah satu yang ditemui peneliti dan bersedia untuk
tujuan didirikannya BPRS Amanah diwawancarai oleh peneliti maka akan
Ummah adalah untuk menumbuh dijadikan sampel dalam penelitian ini.
ekonomi masyarakat Teknik
terutama UMKM atas dasar Syariah Islam mengggunakan
teknik
wawancara
sebagaimana diatur dalam Undang- berbentuk semiterstruktur, dokumen,
Undang No.7 Tahun 1992 dirubah dengan dan traingulasi. Triangulasi merupakan
Undang-Undang No.10 Tahun 1998 dan teknik pengumpulan data yang bersifat
diganti dengan Undang- Undang Nomor menggabungkan dari berbagai teknik
21 Tahun 2008 tentang Bank Syariah dan pengumpulan data dan sumber data yang
Peraturan Bank Indonesia (Laporan telah ada (sugiyono, 2009:241). Teknik
Tahun 2015 BPRS Amanah Ummah). triangulasi
mendapatkan data dari sumber yang Sejarah BPRS Amanah Ummah didirikan oleh Bapak KH Sholeh Iskandar
(Alm) seorang ulama dan cendekiawan dibentuk lembaga keuangan yang yang pada saat itu menjabat sebagai
beroperasi secara syariah yang diarahkan Ketua
untuk dapat membantu masyarakat Pesantren (BKSPP) Jawa Barat. Beliau
muslim, khususnya para pengusaha memiliki pemikiran strategis dan jauh
muslim yang berekonomi lemah, maka kedepan,
dari itu berdirilah BPRS Amanah Ummah mencermati ketertinggalan ekonomi
dan grand opening dilaksanakan pada dikalangan masyarakat muslim lapis
tanggal 8 Agustus 1992 yang diresmikan bawah. Beliau juga berpendapat bahwa
oleh Bupati Bogor (BPRS Amanah ajaran Islam yang bersifat Syamil dan
Ummah, Laporan Tahun 2015). Kamil belum diamalkan dalam merespon
CSR (Corporate Social Responsibility)
kehidupan umat termasuk didalamnya
BPRS Amanah Ummah
tentang perekonomian “Iqtishadiyah”. BPRS Amanah Ummah bahwa BPRS
adalah suatu antara pengamalan ibadah mahdhah
Beliau merasakan terjadi kesenjangan
Amanah
Ummah
perusahaan Perseroan Terbatas (PT), hal dengan mu’amalah karena hampir para
tersebut yang mewajibkan BPRS Amanah ulama tidak pernah melakukan kajian
Ummah melaksanakan CSR (Corporate atau pencerahan tentang Iqtishadiyah
Social Responsibility). Peraturan yang kepada umat, sementara para praktisi
bahwa perusahaan ekonomi, pengusaha, pedagang, dalam
menetapkan
Terbatas (PT) wajib menjalankan usahanya oleh sistem
Perseroan
melaksanakan CSR adalah Undang- kapitalis dan ribawi tidak berpihak
Undang No.40 tahun 2007 tentang kepada mustadh’afin (Laporan Tahun
Terbatas (PT), yang 2015 BPRS Amanah Ummah). Oleh
Perseroan
menegaskan bahwa setiap perusahaan karenanya menurut beliau ada kebutuhan
wajib melakukan tanggung jawab dan keharusan agar umat Islam memulai
sosial/CSR (Laporan Tahun 2015 BPRS memikirkan untuk memiliki lembaga
Amanah Ummah).
keuangan sebagai media memberdayakan Menurut informasi yang diperoleh ekonomi umat secara syariah, ditengah-
dari Dinas Koperasi dan UMKM tengah sudah mengakar kuatnya praktek
Kabupaten Bogor, tidak ada peraturan sistem ekonomi kapitalis dan layanan
secara tertulis yang mengharuskan BPRS transaksi sistem perbankan konvensional
Amanah Ummah untuk melaksanakan dan
CSR(Corporate Social Responsibility). Akan pemikiran tersebut, beliau memulai
ribawi. Untuk
mewujudkan
tetapi ada peraturan Dinas Koperasi dan eksperimentasi pembentukan lembaga
UMKM Kota Bogor yang mengharuskan keuangan
setiap perusahaan untuk memelihara pemberdayaan ekonomi masyarakat
untuk
memfasilitasi
lingkungan sekitar perusahaan. kelompok mustadh’afin (Laporan Tahun
peraturan yang 2015 BPRS Amanah Ummah).
Adapun
mengharuskan perusahaan melaksanakan Dalam berbagai pertemuan beliau
Program Kemitraan Bina Lingkungan mensosialisasikan gagasan kepada para
adalah sebgai berikut:
Ulama dan cendekiawan Muslim dan hal
1. UU No-19 Tahun 2003 tentang BUMN tersebut mendapat respon positif untuk
mengharuskan perusahaan untuk lebih memantapkan dan memperluas
kemitraan bina gagasan tersebut. Selanjutnya beliau
melaksanakan
lingkungan.
mengundang sejumlah ulama untuk
2. Per-05/MBU/2007 Tanggal 27 April mendiskusikan
keuangan yang beroperasi atas dasar
3. SE-04/MBU.5/2007 Tanggal 17 juli Syariah Islam. Dari hasil pertemuan
2007 Revisi SE-02/MBU/WK/2012 tersebut disepakati bahwa sudah saatnya
Tanggal 23 Februari 2012 tentang Tanggal 23 Februari 2012 tentang
bersabda: Kalian adalah pemimpin dan Kemitraan Bina Lingkungan yang
Program
kalian akan dimintai pertanggung meliputi : Pelaksanaan Program
jawaban atas kepemimpinnan kalian. Kemitraan
Dari ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi Indikator tingkat kesehatan BUMN
Bina
Lingkungan,
diatas BPRS Amanah Ummah menyadari Kep-100/MBU/2002,
bahwasanya BPRS Amanah Ummah jawaban kepala menteri RUPS (Rapat
Pertanggung
berkewajiban untuk menjaga lingkungan Umum Pemegang saham)
sekitar perusahaan dan dari sebagian Menurut informasi yang diperoleh
keuntungan yang diperolah oleh BPRS dari responden yaitu Dinas Koperasi dan
Amanah Ummah itu terdapat bagian yang UMKN Kota Bogor, pelaksanaan CSR yang
harus dikeluarkan salah satunya melalui dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah
(Corporate Social merupakan suatu kebijakan yang ada di
program
CSO
Obligation), selain itu juga BPRS Amanah perusahaan sebagai bentuk tanggung
Ummah menyakini bahwasanya segala jawab sosial bagi masyarakat. Oleh
sesuatu yang ada di dunia ini pasti akan karenanya BPRS Amanah ummah
diminta pertanggung jawaban kelak di melaksanakan program CSR perusahaan
yaumil hisab termasuk halnya dengan yang disetujui oleh semua pihak yang ada
BPRS Amanah Ummah. Hal tersebut lah di BPRS Amanah Ummah.
yang mendasari pelaksanaan CSO Dari
(Corporate Social Obligation) di BPRS dilakukan dengan Direktur Bagian Umum
Amanah Ummah.
BPRS Amanah Ummah. BPRS Amanah Pada pelaksanaan CSO yang Ummah memiliki pandangan bahwasanya
dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah CSR adalah suatu kewajiban yang harus
tentunya perlu adanya bagian-bagian dilakukan oleh setiap perusahaan, oleh
yang menangani akan hal tersebut, karena itu CSR yang ada di BPRS Amanah
menurut informasi yang diperoleh dari Ummah dinamakan CSO (Corporate Social
responden, bagian yang menangani Obligation). Menurut beliau pengertian
program CSO di BPRS Amanah Ummah sederhana akan CSO yaitu suatu
adalah Bagian Umum yang bekerja sama kewajiban yang harus dilakukan oleh
dengan LAZ (Lembaga Amil Zakat) BPRS BPRS Amanah Ummah akan kepedulian
Amanah Ummah.
sosial dan tanggung jawab sosial
informasi yang lingkungan diwilayah sekitar perusahaan.
Berdasarkan
diperoleh, CSO yang dilakukan oleh BPRS Hal lain yang mendasari BPRS
selain bentuk Amanah
Amanah
Ummah
lingkungan sosial di (Corporate Social Obligation) adalah ayat
Ummah melakukan
CSO
kepedulian
masyarakat, CSO juga merupakan suatu Al- Qur’an dan Hadits Nabi yaitu :
media dan upaya melakukan pengakaran Artinya : Dan carilah pada apa yang
sosial (akseptasi) untuk menumbuhkan telah dianugerahkan Allah kepadamu
inklusi dan literasi keuangan syariah di (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
masyarakat, dan juga untuk mengenalkan janganlah kamu melupakan bahagianmu
tentang lembaga keuangan syariah dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
kepada masyarakat. Selain itu dengan baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
program CSO diyakini akan mengundang Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
kemaslahatan yang lebih luas dan suatu janganlah kamu berbuat kerusakan di
keberkahan tersendiri melalui doa dari (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
para penerima dana CSO ini, seperti para menyukai orang-orang yang berbuat
mustadh’afin, yatim piatu, ustadz/kiyai, kerusakan. (QS, Al-qhasas:77)
sehingga menjadi salah satu faktor yang Artinya : Dari Abdillah bin Umar ra
dapat mengakselerasi yang tidak kasat mendengar bahwa Rasulallah SAW dapat mengakselerasi yang tidak kasat mendengar bahwa Rasulallah SAW
zakat dari nasabah yaitu setiap nasabah Pelaksanaan CSO yang dilakukan
yang melakukan transaksi pembiayaan oleh BPRS tidak luput dari beberapa
itu diwajibkan membayar ZIS sebesar Rp. tujuan yang diharapkan oleh BPRS
50.000, dan zakat dari seluruh karyawan amanah
dimana setiap honor terlebih dahulu pelaksanaan CSO diantaranya adalah:
dipotong 2,5 persen dari setiap honor
1. Menjalankan salah satu program yang
karyawan.
ada di BPRS Amanah Ummah yaitu Menurut informasi yang diperoleh Program CSO (Corporate Social
dari responden, pelaksanaan program Obligation).
CSO (Corporate Social Obligation) BPRS
2. Sebagai suatu tindakan perusahaan Amanah Ummah terdiri dari 4 tahapan, dalam menjalankan kewajiban sosial
perencanaan, tahap terhadap masyarakat.
yaitu
tahap
pelaksanaan, tahap evaluasi, dan tahap
3. Meningkatkan citra BPRS Amanah optimalisasi. Tahap perencanaan meliputi Ummah.
penyesuaian dengan visi misi BPRS
4. Memberikan dampak positif baik Amanah Ummah, penetapan tujuan dan untuk BPRS Amanah Ummah maupun
target program CSO (Corporate Social masyarakat sekitar.
Obligation),
penyesuaian dengan
5. Menciptakan lingkungan sosial yang kebijakan pimpinan, penetapan akan baik antara BPRS Amanah Ummah
struktur dan bagian yang menangani dan masyarakat.
program
CSO
(Corporate Social
6. Membantu dalam meningkatkan Obligation), penetapan dana yang akan perekonomian dan kesejahteraan
disalurkan, pemetaan wilayah sebagai masyarakat.
objek CSO (Corporate Social Obligation).
Tahap perencanaan dilakukan sebagai masyarakat bahwasnya keberadaan
acuan untuk pelaksanaan CSO (Corporate BPRS Amanah Ummah banyak
Social Obligation) agar sesuai dengan membantu akan keberlangsungan
harapan perusahaan dan masyarakat. Jika perekonomian, lingkuangan sosial di
dilihat dari aspek teoritis, perencanaan sekitar wilayah BPRS Amanah
program menjadi bahan yang amat Ummah.
penting karena dapat dijadikan arah Hasil penelitian yang dilakukan
melaksanakan implementasi program tentang CSO yang dilakukan oleh BPRS
(Irawan dalam Wibisono, 2011:7). Amanah Ummah, bahwa BPRS Amanah
Menurut penuturan responden, Ummah telah benar-benar melaksanakan
program CSO tidak CSO karena informasi yang didapatkan
pelaksanaan
dilaksanakan sendiri oleh pihak BPRS dari beberapa responden bahwa CSO
Amanah Ummah dan juga tidak yang dilakukan oleh BPRS Amanah
diserahkan kepihak lain, akan tetapi Ummah
program CSO itu masyarakat serta berdampak positif bagi
dengan melibatkan kesejahteraan masyarakat, baik dibidang
dilaksanakan
masyarakat sebagai objek CSO. Informasi ekonomi maupun sosial.
yang diperoleh, dari kerjasama antara Informasi yang diperoleh dari
Ummah dengan responden dana yang diperoleh untuk
BPRS
Amanah
masyarakat pelaksanaan program CSO program
mendapatkan kemudahan dan sangat Obligation) itu didapatkan dari beberapa
mendorong akan keberhasilan program sumber, diantaranya berasal dari dana
CSO (Corporate Social Obligation) BPRS ZIS awal tahun 2015, zakat perusahaan,
Kerjasama yang zakat keuntungan yang diambil 2,5
Amanah Ummah.
dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah
tujuan untuk pendataan para mustahik zakat yang
memproduktifkan serta meningkatkan diperoleh dari para tokoh masyarakat dan
perekonomian masyarakat. ketua RT setempat, kerjasama juga
PTA (Pembiayaan Tanpa Agunan) dilakukan pada saat teknis pembagian
program empowering dana ZIS agar pada saat pembagian tetap
merupakan
Economic yang dilakukan oleh BPRS menjaga keamanan dan kenyamanan baik
meskipun PTA bagi pihak BPRS dan masyarakat.
Amanah
Ummah,
(Pembiayaan Tanpa Agunan) tidak Menurut informasi yang diperoleh
sepenuhnya membantu dan memberikan dari responden, BPRS Amanah Ummah
dana kepada masyarakat setidaknya setiap kali pelaksanaan program CSO
melalui program ini dapat mempermudah (Corporate Social Obligation) selalu
masyarakat mendapatkan dana sebagai melakukan evaluasi demi kelancaran dan
modal yang mengalami kesulitan dalam kesuksesan program CSO (Corporate
menjalankan usahanya. Social Obligation) yang dilaksanakan oleh
Menurut penuturan dari responden, BPRS
syarat masyarakat pencapaian dapat memuaskan berbagai
mengajukan PTA (Pembiayaan Tanpa pihak pada pelaksanaan program
Agunan) adalah dengan menjadi nasabah CSO(Corporate
BPRS Amanah Ummah dan melakukan selanjutnya
Social
Obligation),
pembayaran setiap hari dari pembiayaan program-program yang telah terlaksana
peng-optimalisasian
yang diajukan kepada pihak BPRS dengan
Amanah Ummah, program ini juga pengalaman pada
mempelajari
pengalaman-
dikhususkan bagi masyarakat yang program CSO.
setiap kegiatan
berdomisili
tetap
didaerah yang
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
berdekatan dengan wilayah kerja BPRS
Ekonomi
Amanah Ummah, program ini maksimal Menurut informasi yang diperoleh,
dikucurkan kepada nasabah sebesar pemberdayaan masyarakat dibidang
3.000.000 karena untuk mengatasi resiko ekonomi yang dilakukan oleh BPRS
yang akan terjadi dikemudian hari. Dana Amanah Ummah itu dengan melakukan
yang disalurkan untuk program ini program PTA ( Pembiayaan Tanpa
berasal dari dana CSO yang diperoleh dari Agunan). Program PTA (Pembiayaan
dana Qardul Hasan BPRS Amanah Ummah Tanpa Agunan) merupakan suatu upaya
dan dana CSO (Corporate Social BPRS
Obligation) lainnya.
meningkatkan perekonomian masyarakat Menurut informasi dari salah satu dan PTA (Pembiayaan Tanpa Agunan)
responden, PTA (Pembiayaan Tanpa merupakan bentuk kepedulian yang
Agunan) juga tidak hanya diperuntukan dilakukan oleh BPRS amanah Ummah,
untuk masyarakat kecil yang mengajukan program ini membantu para masyarakat
pembiayaan demi keberlangsungan usaha yang
mereka, akan tetapi PTA (Pembiayaan mendapatkan modal untuk menjalanakan
Tanpa Agunan) juga diperuntukan untuk usahanya.
para guru, dan buruh pabrik sebagai Program PTA (Pembiayaan Tanpa
bentuk kepedulian akan kesejahteraan Agunan) yang dilakukan BPRS Amanah
guru dan buruh pabrik. pembiayaan yang Ummah dikhususkan untuk masyarakat
diperuntukan untuk para guru dan buruh yang berada di sekitar wilayah kantor
benar-benar tanpa perusahaan. PTA (Pembiayaan Tanpa
pabrik
agunan/jaminan sebagai salah satu Agunan) merupakan produk pembiayaan
persyaratan pengajuan pembiayaan, akan yang didasari atas dasar kepercayaan
tetapi meskipun tanpa adanya jaminan antara nasabah dan pihak BPRS Amanah
sebgai syarat pengajuan pembiayaan, sebgai syarat pengajuan pembiayaan,
meningkatkan kualitas hidup masyarakat bertanggung jawab akan pembiayaan
pihak yang
akan
terutama dibidang perekonomian, sesuai tersebut, contohnya pihak sekolah bagi
dengan salah satu tujuan adanya para guru, dan HRD pabrik bagi para
pemberdayaan masyarakat yaitu untuk buruh pabrik sebagai pihak yang siap
meningatkan kualitas hidup masyarakat bertanggung jawab ketika terjadi gagal
bukan hanya pada aspek ekonomi akan kredit oleh para pengaju pembiayaan.
tetapi peningkatan kualitas fisik, mental, Menurut informasi dari responden,
sosial dan budaya.
BPRS Amanah Ummah melalui program
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
PTA (Pembiayaan Tanpa Agunan) sedikit
Pertanian
Informasi yang diperoleh dari masyarakat, guru, dan buruh pabrik
banyaknya telah
membantu
para
responden, program CSO (Corporate dalam meningkatkan
Social Obligation) ini dilakukan setiap masyarakat dan kesejahteraan para guru
perekonomian
bulan oleh BPRS Amanah Ummah dengan dan buruh pabrik, hal tersebut sesuai
cara menyalurkan dana ke Pon-Pes Darul dengan ajaran Islam yang bersifat Syamil
Falah yang terletak di KM 12 Jalan raya dan Kamil yang merespon maslah
Bogor-Ciampea yang berjarak 2Km dari kehidupan umat termasuk didalamnya
kampus IPB Bogor. Pon-Pes Darul Falah tentang perekonomian dan kesejahteraan
merupakan Pon-Pes yang memiliki masyarakat “iqhtisadiyah” ( Laporan
program pemberdayaan masyarakat Tahun 2015 BPRS Amanah Ummah).
dibidang pertanian.
Menurut analisis yang dilakukan Program pemberdayaan masyarakat oleh penulis dalam program PTA
di bidang pertanian yang dilakukan BPRS (Pembiayaan Tanpa Agunan) adanya
Amanah Ummah yaitu menyalurkan dana ketidak samaan informasi, dari informasi
setiap bulannya sebesar 5.000.000 ke satu dan informasi yang lainnya, dimana
pihak pesantren untuk keberlangsungan pada informasi satu menyatakan bahwa
segala kegiatan yang ada di Pon-Pes Darul PTA (Pembiayaan Tanpa Agunan)
Falah. Dana tersebut merupakan suatau diperuntukan bagi masyarakat kecil yang
jembatan demi keberlangsungan kegiatan membutuhkan
pemberdayaan masyarakat dibidang keberlangsungan
mengajukan pembiayaan kepada BPRS Menurut informasi yang diperoleh Amanah Ummah, informasi yang lainnya
pelaksanaan menyatakan bahwa PTA (Pembiayaan
dari
responden
pemberdayaan masyarakat dibidang Tanpa Agunan) diperuntukan bagi para
pertanian ini dilakukan dengan berbagai guru sebagai perhatian di bidang
cara salah satunya dengan cara pendidikan dan para buruh pabrik
penyuluhan secara berkala , kepada para sebagai perhatian akan kesejahteraan
petani penyuluhan bertujuan untuk masyarakat, pada permasalahan ini
meningkatkan pembentukan sikap mental seharusnya ada kejelasan tentang objek
para petani melalui sikap mandiri dalam sasaran program PTA (Pembiayaan
berusaha sehingga para petani memiliki Tanpa Agunan) yang dilaksanakan oleh
pengetahuan dan wawasan dibidang BPRS Amanah Ummah, sehingga program
pertanian. Penyuluhan juga bertujuan ini dapat terlaksana dengan sebaik-
untuk meningkatkan kualitas sumber baiknya.
daya manusia dibidang pertanian dengan Menurut analisis yang dilakukan
cara memfasilitasi usaha tani dengan oleh penulis program PTA (Pembiayaan
memberikan pendidikan formal maupun Tanpa Agunan) sangat banyak membantu
non formal yang berkaitan dengan masyarakat
kesejahteraan hidup masyarakat dan kesejahteraan hidup masyarakat dan
Keterkaitan
pentingnya
pertanian pedesaan secara teratur dan pertanian
berkesinambungan. Sedangkan tujuan ekonomi
dengan
pengembangan
khusus P4S yaitu untuk mengembangkan masyarakat petani akan
dimaksudkan
supaya
swadaya petani dalam meningkatkan kemampuan yang optimal dalam kegitan
memiliki
pengetahuan, keterampilan dan wawasan, pertanian, kemampuan yang dimaksud
meningkatkan keterampilan, dalam kaitan dengan pemberdayaan
serta
kecakapan, keyakinan terhadap usaha masyarakat antara lain:
tani sebagai suatu pekerjaan dan sumber
a. Menciptakan iklim kondusif agar para
mata pencaharian.
petani mampu untuk membentuk dan Dari informasi yang diperoleh dari menumbuh kembangkan pertanian
responden hal yang melatar belakangi dari, oleh dan untuk petani
Pon-Pes
Darul
Falah melakukan
b. Menumbuh kembangkan kreatifitas pemberdayaan masyarakat yaitu pihak dan prakarsa para petani untuk
pesantren memiliki pandangan bahwa memanfaatkan setiap peluang usaha,
dan pengembangan informasi
pemberdayaan
masyarakat merupakan salah satu model pertanian.
dan akses
disektor
pendekatan
pembangunan yang
c. Membantu memperlancar proses melibatkan peran aktif masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan
beserta sumber daya lokal yang ada. dan masalah serta menyusun rencana
Adapun pertimbangan dasar dari dalam memecahkan masalah yang
dan pemberdayaan dihadapi
pengembangan
masyarakat yaitu, melaksanakan perintah
d. Meningkatkan kemampuan dalam agama untuk membantu sesama dalam menganalisis potensi pasar dan
dan pertimbangan peluang usaha serta menganalisis
hal
kebaikan
kemanusiaan, karena pada dasarnya potensi wilayah dan sumber daya
setiap manusia itu bersaudara. Sehingga yang dimiliki untuk mengembangkan
dan pengembangan komoditi yang dikembangkan guna
pemberdayaan