PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING T
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD
CATUR TUNGGAL 3 DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Oleh
Maksum Widodo, S. Pd.(1) dan Satrianawati, S. Pd.(2)
(1) Guru kelas IV SD Catur Tunggal 3 Depok Sleman Yogyakarta
(2) Pendidikan Dasar UNY, [email protected], 0853-4058-1089
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika
tema berbagai pekerjaan menggunakan model problem-based learning untuk
melatihkan kemampuan penalaran siswa kelas IV SD.
Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kuantitatif dengan
menggunakan metode pre experimental design bentuk one group pretest posttest
yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok tanpa kelompok
pembanding
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pretest sebelum diterapkan model
problem-based learning menunjukkan bahwa nilai siswa berada pada kategori D
dan D- sebanyak 11 orang atau sebesar 44% sedangkan sisanya berada pada
kategori di bawah D- sebanyak 3 orang. Hasil posttest menunjukkan bahwa nilai
siswa berada pada kategori B- sebanyak 2 orang atau sebesar 8%, kategori B
sebanyak 5 orang atau sebesar 20%, kategori B+ sebanyak 13 orang atau sebesar
52%, kategori A+ sebanyak 5 orang atau sebesar 20%. Hasil posttest ini
menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah adalah 92%.
Nilai presentase ini melebihi standar yang ditetapkan yaitu 80% siswa berada
standar ketuntasan belajar yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil penelitian
menggunakan uji t-test diperoleh data bahwa thitung > ttabel atau 258,972 > 2,064.
Jadi, model problem-based learning memiliki pengaruh yang postif dan signifikan
terhadap kemampuan penalaran matematika siswa kelas IV SD Catur Tunggal 3.
Kata kunci: Problem-Based Learning & Kemampuan Penalaran Matematika Siswa.
Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika dengan tema ”P
Peran Matematika dan Pendidikan Matematika dalam
menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015" pada tanggal 14 Maret 2015
oleh HIMATIKA FMIPA UNY
Page 1
PENDAHULUAN
Pendidikan dihadapkan pada berbagai fenomena. Fenomena menghadapi
perubahan kurikulum dan fenomena komunitas ASEAN yang bebas masuk dan
keluar di negeri ini. Fenomena tersebut memberikan indikasi peluang dan
tantangan dalam menghadapi situasi yang cukup menggiurkan bagi generasi muda
dalam mengaktualisasikan dirinya. Tentunya proses aktualisasi generasi muda
dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan
aspek terpenting dalam penerapan kurikulum.
Penerapan kurikulum 2013 yang dalam prosesnya menerapkan konsep
pendekatan tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif diterapkan dengan
pendekatan saintifik (scientific approach). Alasan penggunaan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran dikarenakan pendekatan ini memiliki lima langkah
yang dibutuhkan dalam meningkatkan retensi siswa dalam pembelajaran. Lima
langkah pendekatan saintifik tersebut yaitu mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan. Hal inilah yang dipercaya dapat membantu
siswa mampu bersaing dan membaca peluang tantangan ASEAN community.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk membantu siswa bersaing dan
membaca tantangan dan peluang ASEAN community, maka salah satu aspek yang
dapat ditingkatkan adalah dengan meningkatkan kemampuan penalaran.
Kemampuan penalaran siswa di sekolah perlu dilatih sejak awal untuk
dikembangkan kearah yang lebih baik. Kemampuan penalaran yang baik dapat
membantu siswa untuk bisa mengaktualisasikan dirinya dalam menghadapi
tantangan ASEAN community.
Perlunya kemampuan penalaran yang baik ternyata belum terlihat baik di
SD Catur Tunggal 3. Hal ini diketahui berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
di kelas IV. Siswa kelas IV belum memperlihatkan penalaran yang baik dalam
menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu untuk melatih
kemampuan penalaran siswa, diperlukan langkah yang tepat. Kondisi ini
memerlukan suatu solusi yang dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa.
Kemampuan penalaran siswa dalam penelitian ini dilakukan melalui pembelajaran
matematika. Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang dapat
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 2
terkait dengan berbagai materi pelajaran lainnya. Hal inilah yang berkaitan dengan
implementasi pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013. Pembelajaran
matematika dalam kurikulum 2013 dapat diajarkan melalui problem-based
learning. Model problem-based learning dipilih karena sesuai dengan langkahlangkah yang ada dalam pendekatan saintifik.
Berdasarkan
uraian
tersebut,
peneliti
ingin
meneliti
mengenai
pembelajaran matematika siswa kelas IV pada tema berbagai pekerjaan
menggunakan model problem based learning untuk melatihkan kemampuan
penalaran siswa. Olehnya itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“bagaimana pembelajaran matematika tema berbagai pekerjaan menggunakan
model problem-based learning untuk melatihkan kemampuan penalaran siswa
kelas IV SD?
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika
tema berbagai pekerjaan menggunakan model problem-based learning untuk
melatihkan kemampuan penalaran siswa kelas IV SD.
Model problem based learning menurut Klunklin, et al. (2011.03.011;
370-374) bahwa “problem based learning is a student-centred approach where
small groups of students work collaboratively to extract problems from learning
material, researching and studying together to develop knowledge and
understandings in a particular situation”. Maksud pendapat tersebut bahwa
problem based learning merupakan pendekatan pembelajaran dimana siswa
bekerjasama dalam kelompok kecil, membahas masalah dari materi pelajaran,
menyelidiki dan belajar bersama-sama untuk mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman dalam situasi tertentu. Adanya proses bekerjasama membuat siswa
menyatukan pendapat untuk memahami materi pembelajaran melalui kegiatan
penyelidikan sehingga siswa mendapatkan
pengetahuan yang baru. Artinya
problem-based learning tidak hanya berupa perolehan pengetahuan deklaratif,
tetapi lebih kepada pengetahuan prosedural sehingga siswa terarah dalam
memecahkan masalah yang autentik sesuai dengan tingkat pengetahuan yang
dimilikinya.
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 3
Duch, Groh & Allen (2001: 6) menyatakan bahwa tujuan dari penggunaan
model problem-based learning adalah “berpikir kritis dan mampu menganalisis
dan memecahkan masalah kompleks, dunia nyata. Hal inilah yang dilatih siswa
melalui langkah-langkah problem-based learning. Adapun untuk langkah-langkah
model problem based learning dituliskan pada tabel berikut.
Tabel 1. Sintaks atau Langkah-langkah problem-based learning
Tahap
Aktivitas Guru dan Siswa
Tahap 1
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Mengorientasikan siswa
sarana yang dibutuhkan. Guru memotivasi siswa
terhadap masalah
untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah nyata yang dipilih atau ditentukan.
Tahap 2
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasi siswa untuk mengorganisasikan
tugas
belajar
yang
belajar
berhubungan dengan masalah yang sudah
diorientasikan pada tahap sebelumnya.
Tahap 3
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan
informasi yang sesuai dan melaksanakan
individual maupun kelompok eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Tahap 4
Guru membantu siswa untuk berbagi tugas dan
Mengembangkan dan
merencanakan atau menyiapkan karya yang
menyajikan hasil karya
sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam
bentuk laporan, video atau model.
Tahap 5
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
Menganalisis dan
atau evaluasi terhadap proses pemecahan
mengevaluasi proses
masalah yang dilakukan.
pemecahan masalah
Kelebihan problem-based learning menurut Hallinger & Bridges (2007:
28) menyatakan bahwa “the advantage of this approach is that students become
more aware of how they can put the knowledge that they are acquiring to use”.
Maksud dari pendapat tersebut bahwa keuntungan dari pendekatan ini (problem
based learning) adalah bahwa siswa menjadi lebih sadar bagaimana mereka dapat
menempatkan, memperoleh dan menggunakan pengetahuan mereka. Model
problem-based learning diterapkan untuk melihat pengaruh kemampuan penalaran
dan sikap matematika. Pullman (2013) bahwa “The logic and reasoning skills
needed to examine the process of a mathematical argument can also be applied
when considering a persuasive argument in a speech or the merits of government
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 4
spending cuts”. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa melalui pembelajaran yang
melibatkan logika dan keterampilan penalaran yang diperlukan untuk memeriksa
proses argumen matematika maupun argumen yang dapat diterapkan ketika
mempertimbangkan
kebijakan
yang
dikeluarkan
oleh
pemerintah.
Jadi
pembelajaran yang melibatkan peningkatan kemampuan penalaran sangat penting
karena kemampuan penalaran melatih logika berpikir.
Berpikir logis dan sesuai dengan realita atau keadaan yang ada sangat
berkaitan erat dengan pelajaran matematika. Materi pelajaran matematika dan
penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Materi
matematika dipahami melalui penalaran, dan penalaran dipahami dan dilatihkan
melalui belajar matematika. Jadi pola pikir yang dikembangkan matematika
memang membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis,
inovatif, dan kreatif. Matematika menjadi bagian dari pengembangan kemampuan
penalaran karena melalui matematika konsep penalaran seseorang menjadi
semakin logis. Kemampuan penalaran matematika merupakan logika berpikir
membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Logika berpikir ini
digunakan untuk menghubungkan antara ide-ide atau objek-objek matematika,
membuat, menyelidiki & mengevaluasi dugaan matematik; kemampuan
mengembangkan argumen-argumen & bukti-bukti matematika untuk meyakinkan
diri sendiri dan orang lain bahwa dugaan yang dikemukakan adalah benar.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kuantitatif dengan
menggunakan metode pre experimental design bentuk one group pretest posttest
yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok tanpa kelompok
pembanding. Desain penelitian dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
eksperimen dan setelah eksperimen. Tes dilakukan sebelum treatment disebut
pretest dan sesudah treatment disebut posttest. Desain penelitian dibuat sebagai
berikut:
Pre
X1
Kemampuan
penalaran
Post
X2
Kemampuan
penalaran
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 5
Gambar 1. Desain Penelitian pre experimental (one group pretest posttest)
Keterangan:
X1 : kelas eksperimen sebelum treatment (pretest)
X2 : kelas eksperimen sesudah treatment (posttest)
Penelitian dilaksanakan di SD Catur Tunggal 3 Depok Sleman
Yogyakarta, mulai tanggal 3 – 22 November tahun ajaran 2014/2015 pada
semester ganjil. Populasi dan sampel penelitian adalah siswa kelas IV SD Catur
Tunggal 3 di Yogyakarta.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu pra penelitian
dan proses penelitian. Adapun pada tahap pra penelitian yaitu wawancara dan
observasi sedangkan teknik pengumpulan data pada proses penelitian eksperimen:
dilakukan sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Adapun
tahapan pengumpulan data pada saat proses penelitian adalah:
a) Menyusun instrumen penelitian.
b) Meminta beberapa dosen untuk memvalidasi instrumen penelitian.
c) Melakukan pretest kepada kedua kelompok perlakuan masing-masing kelas.
d) Melakukan penelitian secara bersama-sama guru.
e) Melakukan posttest setelah perlakuan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes digunakan
untuk mengukur kemampuan penalaran yang dilakukan secara tertulis berupa
essay sebanyak 7 butir. Soal pretest kemampuan penlaran, Pedoman penskoran
butir soal yang ditetapkan untuk nomor 1 = 24, nomor 2 = 36, nomor 3 = 32,
nomor 4 = 28, nomor 5 = 24, nomor 6 = 10, dan nomor 7 = 40, sedangkan
pedoman penskoran butir soal posttest nomor 1 = 24, nomor 2 = 28, nomor 3 =
24, nomor 4 = 28, nomor 5 = 24, nomor 6 = 10, dan nomor 7 = 28. Skor maksimal
untuk pretest adalah 194 sedangkan skor maksimal untuk posttest adalah 166.
Untuk uji penelitian menggunakan uji t-test Sugiyono, (2013: 138) dengan rumus:
t=
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 6
Untuk soal pretest dan posttest tetap berpatokan pada kisi-kisi instrumen.
Adapun pemetaan kisi-kisi instrumen penalaran dituliskan dalam tabel berikut.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest Kemampuan Penalaran
Aspek
Kemampuan menghubungkan
antara ide-ide atau objekobjek matematika
Kemampuan membuat,
menyelidiki & mengevaluasi
dugaan matematik
Kemampuan
mengembangkan argumenargumen & bukti-bukti
matematika
Indikator, siswa dapat:
Menghubungkan antara ide-ide atau objekobjek matematika untuk solusi masalahmasalah baru
Membuat dugaan matematik
Menyelidiki dugaan matematik
Mengevaluasi dugaan matematik
Mengembangkan argumen-argumen
matematika
Membuat bukti-bukti matematika
Ketuntasan belajar yang ditetapkan dalam penelitian ini secara klasikal
adalah apabila 80% siswa mencapai rentang angka 3,00 atau dengan nilai B.
Adapun rumus mencari ketuntasan klasikal adalah:
Ketuntasan Siswa secara Klasikal =
jumlah siswa yang memperoleh nilai B
x 100
Jumlah Seluruh Siswa
Untuk pedoman penskoran penilaian mengacu pada Permendikbud No.
104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah. Adapun rumusan untuk nilai tersebut adalah
sebagai berikut:
Nilai Siswa =
jumlah skor setiap soal yang diperoleh
x4
skor maksimal
Tabel 3. Nilai Ketuntasan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa
KEMAMPUAN PENALARAN
Predikat
Modus
Rentang Angka
Huruf
4,00
SB
3,85 – 4,00
A
(Sangat baik)
3,51 – 3,84
A+
3,00
B
3,18 – 3,50
B+
(Baik)
2,85 – 3,17
B
2,51 – 2,84
B2,00
C
2,18 – 2,50
C+
(Cukup)
1,85 – 2,17
C
1,51 – 1,84
CLomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 7
1,00
1,18 – 1,50
1,00 – 1,17
K
(Kurang)
D
D+
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data kemampuan penalaran siswa
terhadap pembelajaran matematika. Data kemampuan penalaran siswa diperoleh
melalui dua tahapan yaitu melalui tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) yang
dilaksanakan pada kelas eksperimen. Deskripsi data pretest siswa adalah:
Tabel 4. Data Nilai Pretest
Nomor Butir Soal
No.
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Aditya Nugroho Ardiansyah
Amelia Zahra Pramesti
Anisa Kesumaning Putri
Aprilya Dwi Novianti
Arizaldi Wicaksono Putra
Arsa Maden Pradipa
Elisabeth Puspasari
Elvino Aye Riantono
Embun Bigar Hidayat
Galuh Cindi Sofiana
Indhana Zulfatus Ainni
Jasmine Afif Larasati
Johan Syaifullah
Muhammad Affandi
Muhammad Faqih Raihan
Muhammad Usamah
Nabila Zahra Putri Adira
Nur Nastiti Hapsari
Rahma Chorin Desviarinca
Revaldo Putra Pradana
Reza Ilham Fathoni
Ridwan Dwi Saputra
Ulvy Nur Anggraeni
Wasi Tirta Samudra
Yuliana Dwi Safitri
Nilai Rata-rata
Standar Deviasi
1
11
17
15
15
12
6
11
11
13
12
9
15
15
15
13
9
16
17
18
15
10
12
10
12
17
2
8
8
8
9
8
4
8
9
8
9
12
9
15
9
6
2
12
8
8
9
8
9
9
9
9
3
8
8
6
6
4
8
6
8
6
12
9
8
12
8
6
8
4
9
8
9
12
8
9
8
9
4
6
9
9
9
8
6
9
9
9
9
9
9
6
6
6
9
12
9
6
9
9
9
9
8
8
5
9
4
9
8
4
6
9
8
9
2
15
9
9
6
8
9
10
6
9
9
9
4
6
9
10
6
3
3
6
6
3
3
3
3
3
3
3
3
3
6
3
3
3
6
6
6
3
8
3
8
6
7
8
8
8
8
8
6
8
6
9
4
11
12
6
6
4
12
8
9
8
9
4
6
6
9
12
Skor Nilai
53
57
61
61
47
39
54
54
57
51
68
65
66
56
46
52
65
64
63
66
55
56
52
63
71
1,093
1,175
1,258
1,258
0,969
0,804
1,113
1,113
1,175
1,052
1,402
1,34
1,361
1,155
0,948
1,072
1,34
1,32
1,299
1,361
1,134
1,155
1,072
1,299
1,464
1,1893
0,1554
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 8
Hasil pretest menunjukkan bahwa nilai siswa berada pada kategori D dan
-
D sebanyak 11 orang atau sebesar 44% sedangkan sisanya berada pada kategori
di bawah D- sebanyak 3 orang. Hasil ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar
siswa belum terjadi atau 0% berada di bawah nilai B. Adapun hasil posttest
penelitian ini tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 5. Data Nilai Posttest
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Nama Siswa
Aditya Nugroho Ardiansyah
Amelia Zahra Pramesti
Anisa Kesumaning Putri
Aprilya Dwi Novianti
Arizaldi Wicaksono Putra
Arsa Maden Pradipa
Elisabeth Puspasari
Elvino Aye Riantono
Embun Bigar Hidayat
Galuh Cindi Sofiana
Indhana Zulfatus Ainni
Jasmine Afif Larasati
Johan Syaifullah
Muhammad Affandi
Muhammad Faqih Raihan
Muhammad Usamah
Nabila Zahra Putri Adira
Nur Nastiti Hapsari
Rahma Chorin Desviarinca
Revaldo Putra Pradana
Reza Ilham Fathoni
Ridwan Dwi Saputra
Ulvy Nur Anggraeni
Wasi Tirta Samudra
Yuliana Dwi Safitri
Nilai Rata-rata
Standar Deviasi
1
20
16
24
24
20
24
24
24
20
22
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
20
20
2
24
20
20
12
28
20
20
20
28
28
21
22
16
18
21
24
28
24
20
28
21
28
23
26
26
Nomor Butir Soal
3
4
5
22 26 18
20 21 20
24 24 24
22 23 20
20 26 20
16 23 24
20 23 12
24 24 20
24 26 20
24 26 24
16 20 24
16 20 24
16 26 20
16 23 16
20 20 16
16 16 15
24 24 18
20 20 24
20 16 24
22 20 20
16 23 23
16 23 24
24 28 20
20 24 24
24 16 16
6
10
10
8
9
10
9
10
9
9
7
8
8
10
8
10
10
8
8
8
8
8
8
8
8
10
7
12
20
18
21
21
21
28
28
24
24
21
24
26
26
26
20
24
15
13
15
18
16
28
16
20
Skor
132
127
142
131
145
137
137
149
151
155
134
138
138
131
137
125
150
135
125
137
133
139
155
138
132
Nilai
3,1807
3,0602
3,4217
3,1566
3,494
3,3012
3,3012
3,5904
3,6386
3,7349
3,2289
3,3253
3,3253
3,1566
3,3012
3,012
3,6145
3,253
3,012
3,3012
3,2048
3,3494
3,7349
2,8454
2,7216
3,2906
0,2503
Hasil posttest menunjukkan bahwa nilai siswa berada pada kategori Bsebanyak 2 orang atau sebesar 8%, kategori B sebanyak 5 orang atau sebesar
20%, kategori B+ sebanyak 13 orang atau sebesar 52%, kategori A+ sebanyak 5
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 9
orang atau sebesar 20%. Hasil posttest ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar
siswa secara klasikal sudah adalah 92%. Nilai presentase ini melebihi standar
yang ditetapkan yaitu 80% siswa berada standar ketuntasan belajar yang
ditetapkan dalam penelitian.
Hasil penelitian menggunakan uji t-test diperoleh data bahwa nilai thitung
adalah 258,972 dan nilai ttabel dengan dk = 24 dan taraf signifikansi 5% adalah
2,064. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 258,972 > 2,064. Artinya ada
perbedaan pengaruh model problem-based learning sebelum treatment dan
sesudah treatment.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai penerapan model problem based
learning untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa dapat
disimpulkan bahwa siswa model ini dapat diterapkan untuk meningkatkan
kemampuan penalaran matematika siswa. hal ini sesuai dengan hasil persentase
ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 92% yang artinya lebih dari 80%
dari standar ketuntasan belajar yang diterapkan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika
di SD dengan menerapkan model problem-based learning karena dapat
membuat siswa meningkatkan kemampuan penalarannya, berpikir kritis,
kreatif dan inovatif.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai
acuan untuk melakukan penelitian lanjutan ketika menerapkan model problembased learning
DAFTAR PUSTAKA
Duch, B.J., Groh, S.E., & Allen D.E. (2001). The power of problem based
learning. Virginia: Stylus Publishing.
Hallinger, P. & Bridges, E.M. (2007). A problem based approach for management
education: preparing manager for actions. The Netherlands: Springer.
Klunklin, et. al. (2011). Thai nursing students’ adaption to problem-based
learning: A qualitative study. Thailand: Faculty of Nursing, Chiang Mai
University Nurse Education in Practice 11 (2011) 370-374). diakses
tanggal 14 juli 2014 pukul 14.57 WIB.
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 10
Pullman, W. (2013). Summer institute helps teachers make math reasoning
explicit. Washington, D.C: US Fed News Service, Including US State
News.04Sep2013.http://search.proquest.com/docview/1429693920/84F0A
DA432714989PQ/7?accountid=31324. diakses tanggal 22 Agustus 2014
pukul 10.26 WIB.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
The National Council of Teacher of Mathematics, Inc. (2000). Principles and
standards for school mathematics. United States: Library of Congres
Cataloguing-in-Publication Data.
UU RI No. 104 Tahun 2014. Tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah: Salinan Lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 11
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD
CATUR TUNGGAL 3 DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Oleh
Maksum Widodo, S. Pd.(1) dan Satrianawati, S. Pd.(2)
(1) Guru kelas IV SD Catur Tunggal 3 Depok Sleman Yogyakarta
(2) Pendidikan Dasar UNY, [email protected], 0853-4058-1089
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika
tema berbagai pekerjaan menggunakan model problem-based learning untuk
melatihkan kemampuan penalaran siswa kelas IV SD.
Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kuantitatif dengan
menggunakan metode pre experimental design bentuk one group pretest posttest
yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok tanpa kelompok
pembanding
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pretest sebelum diterapkan model
problem-based learning menunjukkan bahwa nilai siswa berada pada kategori D
dan D- sebanyak 11 orang atau sebesar 44% sedangkan sisanya berada pada
kategori di bawah D- sebanyak 3 orang. Hasil posttest menunjukkan bahwa nilai
siswa berada pada kategori B- sebanyak 2 orang atau sebesar 8%, kategori B
sebanyak 5 orang atau sebesar 20%, kategori B+ sebanyak 13 orang atau sebesar
52%, kategori A+ sebanyak 5 orang atau sebesar 20%. Hasil posttest ini
menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah adalah 92%.
Nilai presentase ini melebihi standar yang ditetapkan yaitu 80% siswa berada
standar ketuntasan belajar yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil penelitian
menggunakan uji t-test diperoleh data bahwa thitung > ttabel atau 258,972 > 2,064.
Jadi, model problem-based learning memiliki pengaruh yang postif dan signifikan
terhadap kemampuan penalaran matematika siswa kelas IV SD Catur Tunggal 3.
Kata kunci: Problem-Based Learning & Kemampuan Penalaran Matematika Siswa.
Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika dengan tema ”P
Peran Matematika dan Pendidikan Matematika dalam
menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015" pada tanggal 14 Maret 2015
oleh HIMATIKA FMIPA UNY
Page 1
PENDAHULUAN
Pendidikan dihadapkan pada berbagai fenomena. Fenomena menghadapi
perubahan kurikulum dan fenomena komunitas ASEAN yang bebas masuk dan
keluar di negeri ini. Fenomena tersebut memberikan indikasi peluang dan
tantangan dalam menghadapi situasi yang cukup menggiurkan bagi generasi muda
dalam mengaktualisasikan dirinya. Tentunya proses aktualisasi generasi muda
dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan
aspek terpenting dalam penerapan kurikulum.
Penerapan kurikulum 2013 yang dalam prosesnya menerapkan konsep
pendekatan tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif diterapkan dengan
pendekatan saintifik (scientific approach). Alasan penggunaan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran dikarenakan pendekatan ini memiliki lima langkah
yang dibutuhkan dalam meningkatkan retensi siswa dalam pembelajaran. Lima
langkah pendekatan saintifik tersebut yaitu mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan. Hal inilah yang dipercaya dapat membantu
siswa mampu bersaing dan membaca peluang tantangan ASEAN community.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk membantu siswa bersaing dan
membaca tantangan dan peluang ASEAN community, maka salah satu aspek yang
dapat ditingkatkan adalah dengan meningkatkan kemampuan penalaran.
Kemampuan penalaran siswa di sekolah perlu dilatih sejak awal untuk
dikembangkan kearah yang lebih baik. Kemampuan penalaran yang baik dapat
membantu siswa untuk bisa mengaktualisasikan dirinya dalam menghadapi
tantangan ASEAN community.
Perlunya kemampuan penalaran yang baik ternyata belum terlihat baik di
SD Catur Tunggal 3. Hal ini diketahui berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
di kelas IV. Siswa kelas IV belum memperlihatkan penalaran yang baik dalam
menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu untuk melatih
kemampuan penalaran siswa, diperlukan langkah yang tepat. Kondisi ini
memerlukan suatu solusi yang dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa.
Kemampuan penalaran siswa dalam penelitian ini dilakukan melalui pembelajaran
matematika. Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang dapat
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 2
terkait dengan berbagai materi pelajaran lainnya. Hal inilah yang berkaitan dengan
implementasi pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013. Pembelajaran
matematika dalam kurikulum 2013 dapat diajarkan melalui problem-based
learning. Model problem-based learning dipilih karena sesuai dengan langkahlangkah yang ada dalam pendekatan saintifik.
Berdasarkan
uraian
tersebut,
peneliti
ingin
meneliti
mengenai
pembelajaran matematika siswa kelas IV pada tema berbagai pekerjaan
menggunakan model problem based learning untuk melatihkan kemampuan
penalaran siswa. Olehnya itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“bagaimana pembelajaran matematika tema berbagai pekerjaan menggunakan
model problem-based learning untuk melatihkan kemampuan penalaran siswa
kelas IV SD?
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika
tema berbagai pekerjaan menggunakan model problem-based learning untuk
melatihkan kemampuan penalaran siswa kelas IV SD.
Model problem based learning menurut Klunklin, et al. (2011.03.011;
370-374) bahwa “problem based learning is a student-centred approach where
small groups of students work collaboratively to extract problems from learning
material, researching and studying together to develop knowledge and
understandings in a particular situation”. Maksud pendapat tersebut bahwa
problem based learning merupakan pendekatan pembelajaran dimana siswa
bekerjasama dalam kelompok kecil, membahas masalah dari materi pelajaran,
menyelidiki dan belajar bersama-sama untuk mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman dalam situasi tertentu. Adanya proses bekerjasama membuat siswa
menyatukan pendapat untuk memahami materi pembelajaran melalui kegiatan
penyelidikan sehingga siswa mendapatkan
pengetahuan yang baru. Artinya
problem-based learning tidak hanya berupa perolehan pengetahuan deklaratif,
tetapi lebih kepada pengetahuan prosedural sehingga siswa terarah dalam
memecahkan masalah yang autentik sesuai dengan tingkat pengetahuan yang
dimilikinya.
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 3
Duch, Groh & Allen (2001: 6) menyatakan bahwa tujuan dari penggunaan
model problem-based learning adalah “berpikir kritis dan mampu menganalisis
dan memecahkan masalah kompleks, dunia nyata. Hal inilah yang dilatih siswa
melalui langkah-langkah problem-based learning. Adapun untuk langkah-langkah
model problem based learning dituliskan pada tabel berikut.
Tabel 1. Sintaks atau Langkah-langkah problem-based learning
Tahap
Aktivitas Guru dan Siswa
Tahap 1
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Mengorientasikan siswa
sarana yang dibutuhkan. Guru memotivasi siswa
terhadap masalah
untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah nyata yang dipilih atau ditentukan.
Tahap 2
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasi siswa untuk mengorganisasikan
tugas
belajar
yang
belajar
berhubungan dengan masalah yang sudah
diorientasikan pada tahap sebelumnya.
Tahap 3
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan
informasi yang sesuai dan melaksanakan
individual maupun kelompok eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Tahap 4
Guru membantu siswa untuk berbagi tugas dan
Mengembangkan dan
merencanakan atau menyiapkan karya yang
menyajikan hasil karya
sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam
bentuk laporan, video atau model.
Tahap 5
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
Menganalisis dan
atau evaluasi terhadap proses pemecahan
mengevaluasi proses
masalah yang dilakukan.
pemecahan masalah
Kelebihan problem-based learning menurut Hallinger & Bridges (2007:
28) menyatakan bahwa “the advantage of this approach is that students become
more aware of how they can put the knowledge that they are acquiring to use”.
Maksud dari pendapat tersebut bahwa keuntungan dari pendekatan ini (problem
based learning) adalah bahwa siswa menjadi lebih sadar bagaimana mereka dapat
menempatkan, memperoleh dan menggunakan pengetahuan mereka. Model
problem-based learning diterapkan untuk melihat pengaruh kemampuan penalaran
dan sikap matematika. Pullman (2013) bahwa “The logic and reasoning skills
needed to examine the process of a mathematical argument can also be applied
when considering a persuasive argument in a speech or the merits of government
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 4
spending cuts”. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa melalui pembelajaran yang
melibatkan logika dan keterampilan penalaran yang diperlukan untuk memeriksa
proses argumen matematika maupun argumen yang dapat diterapkan ketika
mempertimbangkan
kebijakan
yang
dikeluarkan
oleh
pemerintah.
Jadi
pembelajaran yang melibatkan peningkatan kemampuan penalaran sangat penting
karena kemampuan penalaran melatih logika berpikir.
Berpikir logis dan sesuai dengan realita atau keadaan yang ada sangat
berkaitan erat dengan pelajaran matematika. Materi pelajaran matematika dan
penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Materi
matematika dipahami melalui penalaran, dan penalaran dipahami dan dilatihkan
melalui belajar matematika. Jadi pola pikir yang dikembangkan matematika
memang membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis,
inovatif, dan kreatif. Matematika menjadi bagian dari pengembangan kemampuan
penalaran karena melalui matematika konsep penalaran seseorang menjadi
semakin logis. Kemampuan penalaran matematika merupakan logika berpikir
membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Logika berpikir ini
digunakan untuk menghubungkan antara ide-ide atau objek-objek matematika,
membuat, menyelidiki & mengevaluasi dugaan matematik; kemampuan
mengembangkan argumen-argumen & bukti-bukti matematika untuk meyakinkan
diri sendiri dan orang lain bahwa dugaan yang dikemukakan adalah benar.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kuantitatif dengan
menggunakan metode pre experimental design bentuk one group pretest posttest
yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok tanpa kelompok
pembanding. Desain penelitian dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
eksperimen dan setelah eksperimen. Tes dilakukan sebelum treatment disebut
pretest dan sesudah treatment disebut posttest. Desain penelitian dibuat sebagai
berikut:
Pre
X1
Kemampuan
penalaran
Post
X2
Kemampuan
penalaran
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 5
Gambar 1. Desain Penelitian pre experimental (one group pretest posttest)
Keterangan:
X1 : kelas eksperimen sebelum treatment (pretest)
X2 : kelas eksperimen sesudah treatment (posttest)
Penelitian dilaksanakan di SD Catur Tunggal 3 Depok Sleman
Yogyakarta, mulai tanggal 3 – 22 November tahun ajaran 2014/2015 pada
semester ganjil. Populasi dan sampel penelitian adalah siswa kelas IV SD Catur
Tunggal 3 di Yogyakarta.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu pra penelitian
dan proses penelitian. Adapun pada tahap pra penelitian yaitu wawancara dan
observasi sedangkan teknik pengumpulan data pada proses penelitian eksperimen:
dilakukan sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Adapun
tahapan pengumpulan data pada saat proses penelitian adalah:
a) Menyusun instrumen penelitian.
b) Meminta beberapa dosen untuk memvalidasi instrumen penelitian.
c) Melakukan pretest kepada kedua kelompok perlakuan masing-masing kelas.
d) Melakukan penelitian secara bersama-sama guru.
e) Melakukan posttest setelah perlakuan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes digunakan
untuk mengukur kemampuan penalaran yang dilakukan secara tertulis berupa
essay sebanyak 7 butir. Soal pretest kemampuan penlaran, Pedoman penskoran
butir soal yang ditetapkan untuk nomor 1 = 24, nomor 2 = 36, nomor 3 = 32,
nomor 4 = 28, nomor 5 = 24, nomor 6 = 10, dan nomor 7 = 40, sedangkan
pedoman penskoran butir soal posttest nomor 1 = 24, nomor 2 = 28, nomor 3 =
24, nomor 4 = 28, nomor 5 = 24, nomor 6 = 10, dan nomor 7 = 28. Skor maksimal
untuk pretest adalah 194 sedangkan skor maksimal untuk posttest adalah 166.
Untuk uji penelitian menggunakan uji t-test Sugiyono, (2013: 138) dengan rumus:
t=
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 6
Untuk soal pretest dan posttest tetap berpatokan pada kisi-kisi instrumen.
Adapun pemetaan kisi-kisi instrumen penalaran dituliskan dalam tabel berikut.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest Kemampuan Penalaran
Aspek
Kemampuan menghubungkan
antara ide-ide atau objekobjek matematika
Kemampuan membuat,
menyelidiki & mengevaluasi
dugaan matematik
Kemampuan
mengembangkan argumenargumen & bukti-bukti
matematika
Indikator, siswa dapat:
Menghubungkan antara ide-ide atau objekobjek matematika untuk solusi masalahmasalah baru
Membuat dugaan matematik
Menyelidiki dugaan matematik
Mengevaluasi dugaan matematik
Mengembangkan argumen-argumen
matematika
Membuat bukti-bukti matematika
Ketuntasan belajar yang ditetapkan dalam penelitian ini secara klasikal
adalah apabila 80% siswa mencapai rentang angka 3,00 atau dengan nilai B.
Adapun rumus mencari ketuntasan klasikal adalah:
Ketuntasan Siswa secara Klasikal =
jumlah siswa yang memperoleh nilai B
x 100
Jumlah Seluruh Siswa
Untuk pedoman penskoran penilaian mengacu pada Permendikbud No.
104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah. Adapun rumusan untuk nilai tersebut adalah
sebagai berikut:
Nilai Siswa =
jumlah skor setiap soal yang diperoleh
x4
skor maksimal
Tabel 3. Nilai Ketuntasan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa
KEMAMPUAN PENALARAN
Predikat
Modus
Rentang Angka
Huruf
4,00
SB
3,85 – 4,00
A
(Sangat baik)
3,51 – 3,84
A+
3,00
B
3,18 – 3,50
B+
(Baik)
2,85 – 3,17
B
2,51 – 2,84
B2,00
C
2,18 – 2,50
C+
(Cukup)
1,85 – 2,17
C
1,51 – 1,84
CLomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 7
1,00
1,18 – 1,50
1,00 – 1,17
K
(Kurang)
D
D+
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data kemampuan penalaran siswa
terhadap pembelajaran matematika. Data kemampuan penalaran siswa diperoleh
melalui dua tahapan yaitu melalui tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) yang
dilaksanakan pada kelas eksperimen. Deskripsi data pretest siswa adalah:
Tabel 4. Data Nilai Pretest
Nomor Butir Soal
No.
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Aditya Nugroho Ardiansyah
Amelia Zahra Pramesti
Anisa Kesumaning Putri
Aprilya Dwi Novianti
Arizaldi Wicaksono Putra
Arsa Maden Pradipa
Elisabeth Puspasari
Elvino Aye Riantono
Embun Bigar Hidayat
Galuh Cindi Sofiana
Indhana Zulfatus Ainni
Jasmine Afif Larasati
Johan Syaifullah
Muhammad Affandi
Muhammad Faqih Raihan
Muhammad Usamah
Nabila Zahra Putri Adira
Nur Nastiti Hapsari
Rahma Chorin Desviarinca
Revaldo Putra Pradana
Reza Ilham Fathoni
Ridwan Dwi Saputra
Ulvy Nur Anggraeni
Wasi Tirta Samudra
Yuliana Dwi Safitri
Nilai Rata-rata
Standar Deviasi
1
11
17
15
15
12
6
11
11
13
12
9
15
15
15
13
9
16
17
18
15
10
12
10
12
17
2
8
8
8
9
8
4
8
9
8
9
12
9
15
9
6
2
12
8
8
9
8
9
9
9
9
3
8
8
6
6
4
8
6
8
6
12
9
8
12
8
6
8
4
9
8
9
12
8
9
8
9
4
6
9
9
9
8
6
9
9
9
9
9
9
6
6
6
9
12
9
6
9
9
9
9
8
8
5
9
4
9
8
4
6
9
8
9
2
15
9
9
6
8
9
10
6
9
9
9
4
6
9
10
6
3
3
6
6
3
3
3
3
3
3
3
3
3
6
3
3
3
6
6
6
3
8
3
8
6
7
8
8
8
8
8
6
8
6
9
4
11
12
6
6
4
12
8
9
8
9
4
6
6
9
12
Skor Nilai
53
57
61
61
47
39
54
54
57
51
68
65
66
56
46
52
65
64
63
66
55
56
52
63
71
1,093
1,175
1,258
1,258
0,969
0,804
1,113
1,113
1,175
1,052
1,402
1,34
1,361
1,155
0,948
1,072
1,34
1,32
1,299
1,361
1,134
1,155
1,072
1,299
1,464
1,1893
0,1554
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 8
Hasil pretest menunjukkan bahwa nilai siswa berada pada kategori D dan
-
D sebanyak 11 orang atau sebesar 44% sedangkan sisanya berada pada kategori
di bawah D- sebanyak 3 orang. Hasil ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar
siswa belum terjadi atau 0% berada di bawah nilai B. Adapun hasil posttest
penelitian ini tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 5. Data Nilai Posttest
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Nama Siswa
Aditya Nugroho Ardiansyah
Amelia Zahra Pramesti
Anisa Kesumaning Putri
Aprilya Dwi Novianti
Arizaldi Wicaksono Putra
Arsa Maden Pradipa
Elisabeth Puspasari
Elvino Aye Riantono
Embun Bigar Hidayat
Galuh Cindi Sofiana
Indhana Zulfatus Ainni
Jasmine Afif Larasati
Johan Syaifullah
Muhammad Affandi
Muhammad Faqih Raihan
Muhammad Usamah
Nabila Zahra Putri Adira
Nur Nastiti Hapsari
Rahma Chorin Desviarinca
Revaldo Putra Pradana
Reza Ilham Fathoni
Ridwan Dwi Saputra
Ulvy Nur Anggraeni
Wasi Tirta Samudra
Yuliana Dwi Safitri
Nilai Rata-rata
Standar Deviasi
1
20
16
24
24
20
24
24
24
20
22
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
20
20
2
24
20
20
12
28
20
20
20
28
28
21
22
16
18
21
24
28
24
20
28
21
28
23
26
26
Nomor Butir Soal
3
4
5
22 26 18
20 21 20
24 24 24
22 23 20
20 26 20
16 23 24
20 23 12
24 24 20
24 26 20
24 26 24
16 20 24
16 20 24
16 26 20
16 23 16
20 20 16
16 16 15
24 24 18
20 20 24
20 16 24
22 20 20
16 23 23
16 23 24
24 28 20
20 24 24
24 16 16
6
10
10
8
9
10
9
10
9
9
7
8
8
10
8
10
10
8
8
8
8
8
8
8
8
10
7
12
20
18
21
21
21
28
28
24
24
21
24
26
26
26
20
24
15
13
15
18
16
28
16
20
Skor
132
127
142
131
145
137
137
149
151
155
134
138
138
131
137
125
150
135
125
137
133
139
155
138
132
Nilai
3,1807
3,0602
3,4217
3,1566
3,494
3,3012
3,3012
3,5904
3,6386
3,7349
3,2289
3,3253
3,3253
3,1566
3,3012
3,012
3,6145
3,253
3,012
3,3012
3,2048
3,3494
3,7349
2,8454
2,7216
3,2906
0,2503
Hasil posttest menunjukkan bahwa nilai siswa berada pada kategori Bsebanyak 2 orang atau sebesar 8%, kategori B sebanyak 5 orang atau sebesar
20%, kategori B+ sebanyak 13 orang atau sebesar 52%, kategori A+ sebanyak 5
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 9
orang atau sebesar 20%. Hasil posttest ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar
siswa secara klasikal sudah adalah 92%. Nilai presentase ini melebihi standar
yang ditetapkan yaitu 80% siswa berada standar ketuntasan belajar yang
ditetapkan dalam penelitian.
Hasil penelitian menggunakan uji t-test diperoleh data bahwa nilai thitung
adalah 258,972 dan nilai ttabel dengan dk = 24 dan taraf signifikansi 5% adalah
2,064. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 258,972 > 2,064. Artinya ada
perbedaan pengaruh model problem-based learning sebelum treatment dan
sesudah treatment.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai penerapan model problem based
learning untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa dapat
disimpulkan bahwa siswa model ini dapat diterapkan untuk meningkatkan
kemampuan penalaran matematika siswa. hal ini sesuai dengan hasil persentase
ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 92% yang artinya lebih dari 80%
dari standar ketuntasan belajar yang diterapkan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika
di SD dengan menerapkan model problem-based learning karena dapat
membuat siswa meningkatkan kemampuan penalarannya, berpikir kritis,
kreatif dan inovatif.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai
acuan untuk melakukan penelitian lanjutan ketika menerapkan model problembased learning
DAFTAR PUSTAKA
Duch, B.J., Groh, S.E., & Allen D.E. (2001). The power of problem based
learning. Virginia: Stylus Publishing.
Hallinger, P. & Bridges, E.M. (2007). A problem based approach for management
education: preparing manager for actions. The Netherlands: Springer.
Klunklin, et. al. (2011). Thai nursing students’ adaption to problem-based
learning: A qualitative study. Thailand: Faculty of Nursing, Chiang Mai
University Nurse Education in Practice 11 (2011) 370-374). diakses
tanggal 14 juli 2014 pukul 14.57 WIB.
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 10
Pullman, W. (2013). Summer institute helps teachers make math reasoning
explicit. Washington, D.C: US Fed News Service, Including US State
News.04Sep2013.http://search.proquest.com/docview/1429693920/84F0A
DA432714989PQ/7?accountid=31324. diakses tanggal 22 Agustus 2014
pukul 10.26 WIB.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
The National Council of Teacher of Mathematics, Inc. (2000). Principles and
standards for school mathematics. United States: Library of Congres
Cataloguing-in-Publication Data.
UU RI No. 104 Tahun 2014. Tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah: Salinan Lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Lomba dan Seminar Nasional Pendidikan Matematika (LSM XXIII) HIMATIKA FMIPA
UNY
Page 11