KATA YANG PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar Ilmu Pendidikan.
Modul ini dapat diselesaikan dengan kerjasama kelompok yang baik dan kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada :
Semu jajaran kampus dan Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan modul ini.
Kami juga menyadari bahwa penyusunan modul yang kami buat ini masih banyak
kekurangannya. Untuk itu kami berharap saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki
modul ini agar menjadi lebih baik.
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Karawang,

Maret 2017

Penulis

DAFTAR ISI
1

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………....
DAFTAR ISI………..……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah …………………………….. …………………………………...
Rumusan Masalah……………………………………… ………………………………….
Tujuan……..………………………………………………………………………………..
BAB II PERMASALAHAN
konsep dari Ilmu Pendidikan itu
tujuan Ilmu Pendidikan
ruang lingkup dari Ilm Pendidikan
maksud dari Pendidikan sepanjang hayat
sifat-sifat dari Ilmu Pendidikan
unsur-unsur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan

BAB III PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………….......................
Saran …………………………………………...........................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..


BAB I

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Rumusan Masalah
Cakupan masalah yang akan dibahas dalam makalah bisnis ini adalah :
Apa konsep dari Ilmu Pendidikan itu?
Apa tujuan Ilmu Pendidikan?
Apa ruang lingkup dari Ilmu Pendidikan?
Bagaimana yang dimaksud dengan Pendidikan sepanjang hayat?
Apa sifat-sifat dari Ilmu Pendidikan?
Apa unsur-unsur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan?

Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah:
Mengetahui konsep Ilmu Pendidikan;

Mengetahui tujuan dari Ilmu Pendidikan;
Mengetahui ruang lingkup Ilmu Pendidikan;
Mengetahui makna Pendidikan sepanjang hayat
Mengetahui sifat-sifat dari Ilmu Pendidikan;
Mengetahui unsur-unsur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
3

HAKIKAT PENDIDiKAN
Hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap kenyataan-kenyataan
kehidupan manusia baik disadari maupun tidak disadari manusia telah melaksanakan pendidikan
mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif sampai zaman modern (masa kini), bahkan
selama masih ada kehidupan manusia di dunia, pendidikan akan tetap berlangsung. Kesadaran
akan konsep tersebut diatas menunjukkan bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan. Artinya
sebagai pertanda bahwa manusia sebagai makluk budaya yang salah satu tugas kebudayaan itu
tampak pada proses pendidikan (Syaifullah,1981).
Maka pembahasan tentang hakikat pendidikan merupakan tinjauan yang menyeluruh dari segi
kehidupan manusia yang menampakkan konsep-konsep pendidikan. Karena itu pembahasan

hakikat pendidikan meliputi pengertian-pengertian: pendidikan dan ilmu pendidikan; pendidikan
dan sekolah; dan pendidikan sebagai aktifitas sepanjang hayat. Komponen-komponen pendidikan
yang meliputi: tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, kurikulum dan metode pembelajaran.
Konsep Ilmu Pendidikan
Pandangan ini berasal dari Eropa Barat, khusunya Belanda dengan ahli pendidikannya yang
terkenal bernama Langeveld. Di negara ini pendidikan secara resmi diakui sebagai Ilmu
Pendidikan pada tahun 1925. Ilmu Pendidikanadalah Ilmu yang mempelajari serta memproses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan: proses, cara, pembuatan mendidik.
Pengertian ilmu pendidikan disampaikan oleh para pakar, antara lain :
Prof. Dr. N. Driyarkara; pemikiran ilmiah tentang realitas yang disebut pendidikan (mendidik
dan dididik).
Prof. M. J. Langeveld; Paedogogic atau ilmu mendidik merupakan suatu ilmu yang bukan saja
menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu, melainkan
mempelajari pula betapa hendaknya bertindak.
Dr. Sutari Imam Barnadib; ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan.
Prof. Brodjonegoro; ilmu pendidikan merupakan teori pendidikan, perenungan, tentang
pendidikan.
Objek pendidikan ada dua macam, yaitu objek materi dan objek formal. Yang dimaksud dengan
objek materi dan materinya atau bendanya yang dikenai pendidikan yaitu para peserta didik dan

warga belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan objek formal pendidikan ialah gejala yang
tampak, dirasakan, dihayati, dan diekspresikan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Banyak
ilmu yang berkaitan dengan manusia, seperti sosiologi, psikologi, biologi, pendidikan, dan
sebagainya yang berobyek materi sama yaitu manusia, namun yang membedakan ilmu itu adalah
objerk formalnya. Bila objek formal sosiologi adalah kemasyarakatn, objek formal psikologi
adalah kejiwaan, objek formal biologi adalah jasmaniah, maka objek formal pendidikan adalah
perilaku peserta didik dan warga belajar.
Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan
Menurut Made Pinarta (2006: 7), Ilmu Pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang
terkait satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu
pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori. Cabang-cabang ilmu pendidikan yang dimaksud
adalah:

a. Pendidikan Teoretis
b. Sejarah Pendidikan dan Perbandingan Pendidikan
4

c. Pengembangan Kurikulum
d. Didaktik Metodik atau Proses Belajar Mengajar
e. Media dan Alat Belajar

f. Komunikasi dan Informasi Pendidikan
g. Bimbingan dan Konseling
h. Evaluasi Pendidikan
i. Profesi dan Etika Pendidik
j. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan
l. Organisasi dan Menejemen Pendidikan
m. Statistik dan Penelitian Pendidikan
Cabang-cabang ilmu pendidikan ini, suatu ketika sangat mungkin akan berkembang menjadi
ilmu tersendiri. Bila kita perhatikan cabang-cabang Ilmu Pendidikan di atas, tampak dengan jelas
merupakan sesuatu yang sistematis. Butir 1 dan 2 menjelaskan tentang Ilmu Pendidikan secara
global atau menyeluruh. Butir 3 sampai dengan 6 membahas tentang bahan dan prosesing
pendidikan. Butir 7 sampai dengan 8 membahas tentang faktor menunjang proses pendidikan.
Butir 9 khusus tentang pendidik. Butir 10 sampai dengan 12 membahas tentang penyelenggaraan
pendidikan. Dan butir 13, membahas tentang alat –alat mengembangkan ilmu pendidikan. Di
samping sistematika tersebut di atas, ada masing-masing cabang itu sendiri juga materinya
tersusun secara sistematis.
Tujuan Ilmu Pendidikan
pendidikan mempunyai dua tujuan besar yakni mengembangkan individu dan masyarakat yang “
smart and good” (Lickona 1992 : 6). Konsepsi tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan
pendidikan tidak lain adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas (smart) dan

baik (good).
Secara elaboratif tujuan ini oleh bloom dkk (1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan
kognitif, afektif, dan psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan dan pengertian, nilai dan
sikap, dan keterampilan psikomotorik.
Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsimengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia yaitu:
Hubungan dengan Tuhan Ialah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembentukan pribadi mencakup budi pekerti yang luhur, berkepribadian, mandiri, maju,
tanggug, cerdas, dan kreatif.

5


Bidang usaha mencakup keterampilan, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung
jawab, dan produktif.
Kesehatan yang mencakup kesehatan jasmani dan rohani.
Keempat kelompok ini sudah mencakup keseluruhan perkembangan dan pertumbuhan yang
harus dilakukan oleh setiap manusia. Setiap orang normal membutuhkan pembentukan diri, baik
dari segi kepribadian, kesehatan, maupun kemampuan mempertahankan hidup dan tanggung
jawabnya kepada Tuhan Ynag Maha Esa sebagai pencipta. Pendidikan mengemban tugas untuk
menghasilkan generasi yang baik, manusia-manusia yang lebih berbudaya, manusia yang
memiliki kepribadian yang baik.
Pendidikan Sepanjang Haya
Life long education cenderung melihat pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat
untuk mencapai perwujudan manusia secara penuh yang berjalan terus-menerus seolah-olah
tidak ada batasannya sampai meninggal. Ini berarti bahwa pendidikan itu tidak hanya penting
bagi anak-anak (yang biasa dianggap belum siap kehidupan sosialnya dan melakukan peranan
masyarakat dewasa), tetapi juga penting untuk orang dewasa maupun orangtua dalam rangka
pencapaian perkemmbangan manusia yang penuh.
Bahwa manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin mencapai suatu
kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik
dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya,

secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang
hidup dalam dunia transformasi,dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat
zaman globalisasi sekarang ini.Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus
menerus dengan situasi baru.Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritikkkritik yang dilontarkan pada sekolah.Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran
dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini
dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup-kebutuhan hidup atau tuntunan manusia yang makin
meningkat.Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari sejak kanka-kanak
sampai dewasa,tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang
berkembang pesat.Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang
fleksibel.Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan
Menurut Munib (2006: 34) ada beberapa sifat dari ilmu pendidikan, yaitu:
1. Ilmu pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Deskriptif-Normatif
Ilmu pendidikan itu selalu berhubungan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan
tentang, siapakah manusia biasaya termasuk bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan
filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik
pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi
oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melaksanakan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan cirri-ciri manusia yang ingin

dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai ini diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman
mendidik, tapi secara normatif bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat, dan pandangan
hidup, bahkan juga dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.
Untuk menjelaskan bahwa sistem nilai menjadi norma bagi pendidikan, maka di bawah ini kami
sajikan beberapa uraian sebagai berikut :

6

a. Di Yunani Kuno orang sangat mementingkan tujuan pendidikan, yaitu pembentukan warga
negara yang kuat. Orang Yunani mempunyai pandangan, bahwa manusia dilihat sebagai
makhluk bermain (humo iudens). Jadi yang utama adalah pendidikan jasmani, karena di dalam
tubuh yang sehat terdapat juga jiwa yang sehat (men sana in corpora sano). Dapat dipahami latar
belakang mengapa mereka berpandangan demikian. Oleh karena Yunani terdiri atas negara yang
banyak mengalami ketegangan, sehingga memerlukan kemampuan untuk mengatasi keadaan
yang sulit. Sementara itu Yunani terdiri atas polis-polis (negara kota) yang saling berperang.
b. Pada abad ke-17, 18, dan 19 di Eropa Barat tampak Rasionalisme yang sangat kuat. Eropa
Barat mempunyai pandangan tentang manusi sebagai berikut :
Manusia adalah makluk berfikir (homo sapiens), akal sebagai pangkal otak. Orang sangat
menjunjung tinggi akal, baik akal teoritis maupun akal praktis. Dengan akal menusia
menghasilkan pengetahuan. Dengan pengetahuan manusia dapat berbuat baik dalam pengertian

sempurna. Sebagai contoh kita kembali ingat kepada Rene Descartes dengan metode keraguanya
yang bersemboyan: “eogito ergo sun”, yang artinya saya berfikir, jadi saya ada. Oleh karena saya
sadar bahwa saya ada, maka ada yang meng-Ada-kan dan yang meng-Ada-kan itu sempurna,
maka yang diciptakan itu sempurna. Atas dasar titik tolak itu, maka paham ini berpendapat,
bahwa akal (pengetahuan) maha kuasa.
John Lock, bapak Empirisme yang sangat mementingkan pengaruh pendidikan atas dasar teori
tabularasa. Dari contoh-contoh di atas kelihatan, bahwa ada nilai-nilai tertentu yang menjadi
norma, misalnya pengetahuan yang merupakan norma bagi pelaksana pendidikan.
c. Di Amerika Serikat kita berkenalan dengan John Dewey dengan filsafat Pragmatisme dan
Etika Utilirianisme beserta dengan Psikologi Behaviorisme. Normanya terletak pada :”bahwa
kebenaran itu terletak pada kenyataan yang praktis”. Apa yang berguna untuk diri itu adalah
benar. Segala yang sesuai dengan praktik itulah yang benar.
Pandangan ini sangat berpengaruh dalam psikologi dan menghasilkan metode-metode mendidik
dengan cara mendriil dan pelatihan yang pada akhirnya menghasilkan manusia sebagai mesin
yang berdasarkanrespons terhadap stimulus.
2. Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis dan Praktis-Pragmatis
Pada umumnya ilmu mendidik tidak hanya mencari pengetahuan diskriptif tentang objek
pendidikan, melainkan ingin juga mengetahui bagaimana cara sebaiknya untuk berfaedah
terhadap objek didiknya. Jadi dilihat dari maksut dan tujuanya, ilmu mendidik boleh disebut
“ilmu yang praktis”, sebab ditujukan kepada praktik dan perbuatan-perbuatan yang
mempengaruhi anak didiknya. Walaupun ilmu pendidikan ditujukan kepada praktik mendidik,
namun perlu dibedakan ilmu pendidikan sebagai ilmu yang bersifat praktis-pragmatis.
Dalam ilmu mendidik teoritis kita bedakan, ilmu mendidik teoritis menjadi ilmu mendidik
sistematis dan ilmu mendidik historis. Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur
dan mensistematiskan di dalam pemikiranya apa yang tersusun sebagai pola pemikiran
pedidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis.
Pemikiran teoritis ini disusun dalam satu sistem pendidikan dan biasanya disebut ilmu mendidik
teoritis. Ilmu mendidik teoritis ini disebut juga ilmu mendidik sistematis. Jadi sebenarnya kedua
istilah itu mempunya arti yang sama, yaitu teoritis sama saja dengan sistematis.
Dalam rangka membicarakan ilmu mendidik teoritis perlu diperhatikan sejarah pendidikan.
Dengan mempelajari sejarah endidikan itu terlihat telah tersusun pandangan – pandangan teoritis
yang dapat dipakai sebagai peringatan untuk menyusun teori pendidikan selanjutnya.
Dapat disimpulkan bahwa ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik historis. Akan
tetapi ilmu mendidik historis memberikan bantuan dan memperkaya ilmu mendidik sistematis.
Kedua-duanya membantu para pendidik agar berhati – hati dalam raktik – praktik pendidikan.

7

Para pendidik yang jenius itu sebenarnya juga menggunakan teorinya sendiri, walapun teori
tersebut belum disistematiskan. Seorang mahaguru ilmu mendidik J.M Gunning pernah berkata:
“teori tanpa praktik adalah baik pada kaum cerdik cendekiawan dan praktik tanpa teori hanya
terdapat pada orang gila dan para penjahat”. Akan tetapi pada kebanyakan pendidik diperlukan
teori dan praktik berjalan bersama-sama.
Unsur-unsur dan faktor-faktor yang mmempengaruhi pendidikan
PESERTA DIDIK
Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik
maupun dari segi perkembangan mental.Setiap individu memerlukan bantuan dan perkembangan
pada tingkat yang sesuai dengan tugas perkembangan setiap anak didik. Peserta didik berbeda
menurut kodratnya di mana ia sedang mendapatkan pendidikan. Dalam keluarga yang berfungsi
sebagai peserta didik adalah anak, di sekolah-sekolah adalah murid, di masyarakat yaitu anakanak yang mebutuhkan bimbingan dan pertolongan menurut lembaga yang mengasuh pendidikan
tersebut.Dengan demikian pendidikan harus memahami irama perkembangan setiap peserta didik
pada tiap-tiap tingkat perkembangan sehingga memungkinkan memberikan bantuan yang tepat
dan berdaya guna. Adapun hubungan antara pendidik dan peserta didik itu dalam proses belajar
mengajar itulah yang merupakan faktor yang sangat menentukan.
Setiap kegiatan pendidikan sudah pasti memerlukan unsur anak didik sebagai sasaran dari pada
kegiatan tersebut. Yang dimaksudkan dengan anak didik di sini adalah anak yang belum dewasa
yang memerlukan bimbingan dan pertolongan dari orang lain yang sudah dewasa, guna dapat
melaksankan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai warga negara, sebagai anggota
masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu yang mandiri.
Sudah di jelaskan bahwa anak pada waktu lahir mendapkan bekal berupa perbuatan sikap yang di
sebut insting.Insting tidak banyak berperan dalam kehidupan manusia.Selain itu, juga
mendapatkan bekal berupa benih dan potensi yang mempunyai kemungkinan berkembang pada
waktunya dan apabila ada kesempatan dan stimulusnya melalui kegiatan pendidikan yang
diberikan padanya.Benih atau potensi tersebut dinamakan pembawaan.
Setiap anak didik mempunyai pembawaan yang berlainan.Karena itu pendidik wajib senantiasa
berusaha untuk mengetahui pembawaan masing-masing anak didiknya, agar layanan pendidikan
yang diberikan itu sesuai dengan keadaan pembawaan masing-masing.
PENDIDIK
Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan di gugu lan ditiru (Jawa), yaitu
orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua muridnya. Artinya segala sesuatu yang
disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran oleh semua muridnya
dan sekaligus untuk diteladani. Adapun definisi guru menurut :
a.

Zakiyah Daradjat

Mengartikan guru adalah pendidik professional, karena secara inplisit ia telah menerima dan
memikul sebagian tanggung jawab orang tua murid ketika menyekolahkan anaknya ke sekolah
atau madrasah, berarti telah melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada
guru.

b.

Poerwadarminta

Mengartikan guru adalah orang yang kerjanya mengajar.

8

Guru dalam islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik
dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif maupun potensi
psikomotorik dan mampu mandiri secara makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial
dalam memenuhi tugasnya sebagai makhluk Allah.
Pekerjaan Guru adalah mendidik. Mendidik itu merupakan suatu usaha yang amat kompleks,
mengingatkan banyaknya kegiatan yang harus diantisipasi untuk membantu anak didik menjadi
orang yang dewasa. Kecakapan mendidik mutlak diperlukan, agar tujuan pendidikan itu dapat
tercapai, untuk itu seorang guru benar-benar dituntut untuk bekerja secara profesional. Dengan
kata lain guru adalah pekerjaan profesional.
TUJUAN
Setiap kegiatan pendidikan baik di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat tentu
memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Menurut Langeveld dalam bukunya Beknopte
Theoretische Paedagogiek dibedakan adanya berbagai macam tujuan pendidikan sebagai berikut:
Tujuan Umum
Tujuan tidak sempurna
Tujuan sementara
Tujuan perantara
Tujuan insidental
Tujuan khusus
Isi Pendidikan
Yang termasuk isi pendidikan ialah sgala sesuatu yang oleh pendidikan langsung diberikan
kepada kepada peserta didik dan diharapkan untuk dikuasai peserta didik dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Untuk itu, syarat-syarat pemilihan materi pelajaran harus mendapatkan
perhatian tersendiri. Adapun syarat-syarat yang dimaksud adalah (a)materi harus sesuai dengan
tujuan pendidikan dan, (b)materi harus sesuai dengan peserta didik.
METODE-METODE PEMBELAJARAN.
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh
pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Al Qur’an Surat Yunus
ayat 23
b. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa
pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah
mereka baca.
c. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana pendidik
memberikan kesempatan kepada peserta didik/ membicarakan dan menganalisis secara ilmiyah
guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative
pemecahan atas sesuatu masalah. Abdurrahman Anahlawi menyebut metode ini dengan sebutan
hiwar (dialog).
d. Metode Pemberian Tugas

9

Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugastugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan murid harus
mempertanggung jawabkannya.
e. Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukan tentang proses
sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.
f. Metode Amsal/perumpamaan
Yaitu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran melalui contoh atau
perumpamaan.
g. Metode Targhib dan Tarhib
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan
ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan
kebaikan dan menjauhi keburukan.
h. Metode pengulangan (tikror)
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara mengulang-ngulang
materi tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih lama materi yang disampaikan.
Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau praktek yang
diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seseorang membayangkan dirinya melakukan
perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata merupakan
alat-alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental, mengaktifkan orang yang belajar untuk
membayangkan kejadian-kejadian yang sudah tidak ada untuk berikutnya bayangan-bayangan ini
membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan
seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode
verbal atau kode visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah
saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.
Lingkungan
Situasi lingkungan pada dasarnya juga dapat mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi
lingkungan yang dimaksud meliputi: lingkungan sosial budaya,lingkungan fisik dan lingkungan
alam fisis. Sebagai salah satu unsur pendidikan, situasi lingkungan secara potensial dapat
meanunjang atau menghambat usaha pendidikan
Yang jelas antara situasi lingkungan dan unsur-unsur lainnya, seperti: peserta didik, pendidik,
tujuan, isi pendidikan, dan metode saling berhubungan dan mempengaruhi dalam pelaksanaan
proses pendidikan. Pada hal-hal tertentu, yaitu situasi lingkungan tertentu dapat berpengaruh
negatif terhadap pendidikan, maka situasi lingkungan tersebut menjadi pembatas pendidikan.

BAB III
PENUTUP

10

KESIMPULAN
Suatu pendidikan di mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif sampai zaman modern
(masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia didunia pendidikan akan tetap
berlangsung karena itu adalah hakikat manusia dalam kehidupannya.
Dalam pendidikan ada 1). Tujuan pendidikan yaitu: mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. 2). Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan di gugu
lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua muridnya. Artinya segala
sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran oleh
semua muridnya dan sekaligus untuk diteladani.3).Peserta didik adalah anak yang sedang
tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun dari segi perkembangan
mental.4).kurikulum adalah rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok bahasan penilaian
dan perangkat lainnya.5). metode pembelajaran.
Pendidikan sangat bermanfaat dikehidupan selanjutnya karena pendidikan dapat mengangakat
harkat dan martabat seseorang, dan pendidikan tidak akan pernah pudar.
SARAN
Sebaiknya kita tidak hanya mendengar kata pendidikan, tapi kita harus mengetahui apa arti
sebenarnya dari pendidikan, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan.
Sebaiknya kita harus mengejar pendidikan, atau mempelajari suatu ilmu, karena pendidikan
digunakan sepanjang hayat.

11