PENGERTIAN DAN UNSUR PENDIDIKAN.docx

PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Pendidikan
Yang dibina oleh Bapak Drs. Mashuri, M.Hum
Oleh
Erin Eka Septiani
Grahandy Yulia Fadlika
M. Syarifudin
Rica Filasari
Supriadi
Virza Ramadhanty

160731614830
160731614877
160731614886
160731614846
160731614954
160731614955

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
Februari 2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengertian dan Unsur-Unsur Pendidikan” ini tepat pada waktunya. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas matakuliah Pengantar Pendidikan yang diampu
oleh Bapak Drs. Mashuri, M.Hum.
Kami selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak
pihak yang telah mendukung kami untuk menyelesaikan makalah ini, yaitu
kepada:
1. Bapak Drs. Mashuri, M.Hum selaku dosen matakuliah Pengantar
Pendidikan,
2. Perpustakaan Universitas Negeri Malang yang telah menyediakan banyak
buku untuk keperluan referensi makalah ini,
3. Lab. Sejarah yang juga telah menyediakan referensi untuk keperluan
makalah ini.

Segala upaya telah kami dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini,
namun bukan tidak mungkin dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan makalah lain di masa
yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua, serta
menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi
kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Malang, Februari 2017

Penulis

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan..................................................................... 3
B. Unsur-unsur Pendidikan.................................................................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 13
B. Saran.............................................................................................. 14
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................... 15

ii

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan potensi diri agar
menjadi


manusia

yang

mempunyai

nilai

tri-kompetensi

dasar,

yaitu:

intelektualitas, humanitas, dan religiusitas. Karena itu pendidikan merupakan
agen of change untuk mengubah diri sendiri dan masyarakat sekitar. Dalam arti
sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan
(Hasbullah, 2009: 1)
Selain itu pendidikan adalah konsep yang memberikan apresiasi dan

pemahaman yang seluas-luasnya terhadap peserta didik untuk memahami
keragaman budaya sebagai realitas sosial yang tak terpisahkan dari kehidupan
sehari-hari. Melalui pendidikan, keberadaan, sifat, dan hakikat manusia senantiasa
menarik untuk dipelajari dan digali dari berbagai berbagai macam sudut pandang
disiplin ilmu.
Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh
kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan merupakan
benih untuk menjadi manusia seutuhnya. Manusia siapapun, sebagai apapun, di
mana dan kapan pun berada, berhak atas pendidikan. Manusia sebagai objek
pendidikan adalah manusia dalam perwujudannya sebagai individu yang terpadu
dengan masyarakat. Dua sisi perwujudan ini dipandang penting pada proses
pendidikan agar di kemudian hari manusia dapat menemukan jati dirinya sebagai
manusia (Suradi, 2012: 5).
Namun seperti yang kita ketahui bersama di Indonesia sendiri, kualitas
pendidikan masih sangat memperihatinkan, peserta didik yang seharusnya
mendapat pendidikan yang layak masih belum bisa mendapatkan haknya sebagai
peserta didik. Hal ini menandakan bahwa kesadaran akan kepedulian tentang
pentingnya pendidikan terutama dalam tahap perkembangan peserta didik bagi
masyarakat maupun pemerintah masih sangat rendah. Masyarakat sering
mengatakan bahwa pendidikan tinggi hanya untuk orang-orang yang mampu dan

memiliki kemampuan ekonomi yang cukup bahkan lebih.

1

Oleh karena itu pada makalah ini penulis mengambil suatu tema atau judul
tentang pengertian dan unsur-unsur suatu pendidikan. Karena dengan mengetahui
suatu pengertian tentang pendidikan maka kita akan mengetahui betapa
pentingnya pendidikan bagi pembentukan suatu karakter bangsa. Selain itu
dengan mengetahui tentang unsur-unsur pendidikan yang mana merupakan suatu
pendukung dalam menunjang pendidikan, maka akan tercapailah suatu tujuan
pendidikan yang diinginkan.
Pada makalah ini akan dijelaskan tentang bagaimana pengertian
pendidikan. Selanjutnya tentang unsur-unsur yang ada dalam suatu pendidikan
dan yang terakhir akan membahas tentang pendidikan sebagai sistem.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diajukan beberapa permasalahan yang diantaranya meliputi:
1. Bagaimana pengertian pendidikan?
2. Bagaimana unsur-unsur pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Dengan rumusan masalah di atas maka diharapkan dapat mengetahui dan

memahami hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan tentang pengertian, unsurunsur dan hakikatnya yakni:
1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian pendidikan.
2. Mengetahui dan memahami tentang unsur-unsur pendidikan.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam
situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Arti pendidikan itu sendiri juga
menimbulkan berbagai macam pandangan, termasuk bagaimana pendidikan harus
diselenggarakan dan metode seperti apa yang harus dipakai (Soyomukti, 2015:
21-22).
Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogy” yang
mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh
seorang pelayan.

Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan


“paedagogos”. Dalam bahasa Romawi pendidikan diistilahkan sebagai educate
yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris
pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih
intelektual (Muhajir, 2000: 20 dalam Kadir, dkk, 2012: 59). Banyak pendapat
yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus
tanpa menunggu keseragaman arti.
1. Dalam Arti Luas
a. Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Pendidikan

adalah

segala

situasi

hidup

yang


mempengaruhi

pertumbuhan individu. Pendidikan seumur hidup bermakna bahwa
pendidikan adalah bagian dari kehidupan sendiri. Pengalaman belajar
dapat berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat
(Soyomukti, 2015: 22).
b. Karakteristik khusus
1) Masa pendidikan.
Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada
pengaruh lingkungan.
2) Lingkungan Pendidikan.

3

Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan hidup, baik yang
khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada
dengan sendirinya.
3) Bentuk Kegiatan.
Tentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak disengaja

sampai dengan terprogram. Pendidikan berbentuk segalam macam
pengalaman belajar dalam hidup. Pendidikan berlangsung dalam
beraneka ragam bentuk, pola, dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi
sembarang, kapan dan di mana pun dalam hidup. Pendidikan lebih
beriorientasi pada peserta didik.
4) Tujuan.
Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar,
tidak ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan.
Tujuan pendidikan adalah tidak terbatas. Tujuan pendidikan adalah
sama dengan tujuan hidup (Mudyahardjo, 2012: 3-4).
2. Dalam Arti Sempit
a. Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap
anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai
kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubuganhubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
b. Karakteristik Khusus
1) Masa Pendidikan.
Pendidikan berlangsung dalam waktu yang terbatas, yaitu masa
anak dan remaja.

2) Lingkungan Pendidikan.
Pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yang
diciptakan khusus untuk penyelenggaraan pendidikan. Secara teknis
pendidikan berlangsung di kelas.
3) Bentuk Kegiatan.

4

Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum.
Kegiatan pendidikan lebih berorientasi pada kegiatan guru sehingga
guru mempunyai peranan yang sentral dan menentukan. Kegiatan
pendidikan terjadwal, tertentu waktu dan tempatnya.
4) Tujuan.
Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar. Tujuan pendidikan
terbatas pada pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu.
Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan hidup (Mudyahardjo,
2012: 6-7).
3. Dalam Arti Alternatif atau Luas Terbatas
a. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah
sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di
masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman
belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan
informal di sekolah, dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup
yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan
individu, agar dikemudian hari dapan memainkan peranan hidup secara
tepat.
b. Karakteristik Khusus
1) Masa pendidikan.
Pendidikan berlangsung seumur hidup, yang kegiatan-kegiatannya
tidak berlangsung sembarang, tetapi pada saat-saat tertentu.
2) Lingkungan pendidikan.
Pendidikan berlangsung dalam sebagian dari lingkungan hidup.
Pendidikan tidak berlangsung dalam lingkungan hidup yang tergelar
dengan sendidirinya. Lingkungan alam sekitar yang alami tidak
merupakan lingkungan pendidikan. Pendidikan hanya berlangsung
dalam lingkungan hidup kultural.
3) Bentuk Kegiatan.

5

Pendidikan dapat berbentuk pendidikan

formal, pendidikan

informal, dan pendidikan non-formal. Kegiatan pendidikan dapat
berbentuk bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan. Pendidikan
selalu merupakan usaha sadar yang tercakup didalamnya usaha
pengelolaan pendidikan, baik dalam bentuk pengelolaan pendidikan
nasional maupun satuan pendidikan, serta usaha melaksanakan
kegiatan pendidikan. Pendidikan brorientasi kepada komuni kasi
pendidik-peserta didik. Kegiatan pendidikan berbentuk kegiatan
belajar mengajar.
4) Tujuan.
Tujuan pendidikan merupakan perpaduan tujuan-tujuan pendidikan
yang bersifat pengembangan kemampuan-kemampuan pribadi
secara optimal dengan tujuan-tujuan sosial yang bersifat manusia
seutuhnya yang dapat memainkan peranannya sebagai warga dalam
berbagai lingkungan persekutuan hidup dan kelompok sosial.
Tujuan pendidikan mencakup tujuan-tujuan setiap jenis kegiatan
pendidikan (bimbingan, pengajaran, dan latihan), tujuan-tujuan
satuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan adalah sebagian dari
tujuan hidup, yang bersifat menunjang terhadap pencapaian tujuantujuan hidup (Mudyahardjo, 2012: 11-12).
Hisbullah (2009: 2-4) menyatakan bahwa dari tiga dasar pengertian
pendidikan inilah para ahli memberikan batasan-batasan tertentu tentang hakikat
pendidikan sesuai dengan sudut pandang masing-masing, sebagaimana diuraikan
di bawah ini.
1. Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang
diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih
tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya
sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa atau yang diciptakan
oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan
sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
2. John Dewey

6

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
3. J.J. Rousseau
Pendidikan adalah yang memberi kita pembekalan yang tidak ada pada
masa kanak-kanak. Akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
4. Driyarkara
Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan
manusia muda ke taraf insani.
5. Carter V. Good
a. Pedagogy is the art, practice, or profession of teaching.
b. The systematized learning or instruction concerning principles and
methods of teching and of student control and guidance; largelly
replaced by the term eduction.
Pendidikan ialah:
a. Seni, praktik, atau profesi sebagai pengajar;
b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan deengan
prinsip dan metode-metode mengajar, pengwasan dan bimbingan
murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.
6. Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama.
7. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
8. Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan dating.

7

9. Menurut UU No. 20 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Dari beberapa batasan di atas meskipun berbeda secara redaksional,
namun secara esensial terdapat beberapa unsur atau faktor yang sama,
diantaranya:
1. Pendidikan merupakan suatu proses.
2. Pendidikan merupakan kegiatan manusiawi.
3. Pendidikan merupakan hubungan antarpribadi.
4. Pendidikan untuk mencapai tujuan (Kadir, dkk, 2012: 62).
B. Unsur-Unsur Pendidikan
Unsur-unsur dalam pendidikan meliputi beberapa hal yang saling terkait.
Unsur-unsur tersebut antara lain tujuan pendidikan, kurikulum, peserta didik,
pendidik, interaksi edukatif, isi pendidikan, dan lingkungan pendidikan
(Triwijayanto, 2014: 24).
Pada bagian ini akan diuraikan tentang unsur-unsur yang ada dalam
pendidikan tersebut. Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik yaitu subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki
ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara
terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai
sepanjang hidupnya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh
pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.

8

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri (Tirtarahardja & La
Sulo, 2008: 52).
2. Orang yang membimbing (pendidik).
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan khususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelanggarakan pendidikan. (Triwijayanto, 2014: 25). Dalam
menyampaikan materi tentang ilmu pengetahuan yang diampu oleh setiap
pendidik. Seorang pendidik diharapkan sudah mampu menguasai setiap
materi yang ada. Hal ini kan baik pula jika didukung dengan media
pembelajaran untuk membantu penyampaian materi oleh pendidik agar
peserta didik dapat dengan mudah memahami apa yang disampaikan.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik
antarpeserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan memanipulasikan isi, metode serta alat-alat
pendidikan (Tirtarahardja & La Sulo, 2008: 52). Dalam suatu proses
belajar mengajar seorang pendidik diharapkan tidak hanya monoton
menggunakan metode ceramah saja, namun juga harus komunikatif
terhadap peserta didik. Akan lebih baik lagi jika metode-metode yang
digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran bisa berubah-ubah
dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah yang ada.
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh
peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Seluruh
kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkan
untuk mencapai tujuan pendidikan itu (Suradi, 2012: 6). Tujuan
pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki

9

dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan
dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan (Tirtarahardja & La Sulo, 2008: 37). Menurut UU RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi atau isi pendidikan).
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam
kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Isi
pendidikan merupakan materi dan kompetesi untuk mencapai kompetensi
lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Isi pendidikan
juga merupakan materi-materi dalam proses pembelajaran yang bertujuan
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara (Triwijayanto, 2014: 25). Materi ini
meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional
yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan
muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinnekaan kekayaan
budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian jiwa dan
semangat

Bhinneka

Tunggal

Ika

dapat

ditumbuhkembangkan.

(Tirtarahardja & La Sulo, 2008: 52).
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode atau kurikulum).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman cara
penyelenggaraan

kegiatan

pembelajaran

untuk

mencapai

tujuan

pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran memberikan makna bahwa di dalam kurikulum
terdapat

panduan

interaksi

antara

pendidik

dan

peserta

didik

(Triwijayanto, 2014: 25). Alat dan metode merupakan suatu cara yang

10

digunakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibedakan
atas dua :
a. Yang bersifat preventif, yaitu yang bermaksud mencegah terjadinya
hal-hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan,
peringatan bahkan juga hukum.
b.

Yang bersifat kreatif, yaitu yang bermaksud memperbaiki, misalnya
ajakan contoh, nasehat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran,
penjelasan, bahkan juga hukuman.

Untuk memilih dan menggunakan alat pendidikan yang efektif, maka
beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu:
a. Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Kesesuaian dengan peserta didik.
c. Kesesuaian denga pendidik.
d. Kesesuaian dengan situasi dan kondisi saat digunakannya alat tersebut
(Tirtarahardja & La Sulo, 2008: 56-57).
7. Tempat

di

mana

peristiwa

bimbingan

berlangsung

(lingkungan

pendidikan).
Lingkungan pendidikan sering dijabarkan dengan keluarga, sekolah, dan
masyarakat (Triwijayanto, 2014: 25). Berikut merupakan penjelasan
singkat mengenai tripusat pendidikan tersebut, yaitu:
a. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah
kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah.fungsi dan peranan
keluarga, di samping pemerintahan dan masyarakat, dalam Sisdiknas
Indonesia tidak terbatas hanya pada pendidikan keluarga saja, akan
tetapi keluarga ikut serta bertanggung jawab terhadap pendidikan
lainnya. Dalam UU RI No 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang
menegaskan fungsi dan peranan keluarga dalam pencapaian tujuan
pendidikan yakni membangun Indonesia seutuhnya. Lingkungan
keluarga merupakan pusat pendidikan yang penting dan menentukan
karena itu tugas pendidikan adalah mencari cara, membantu para ibu

11

dalam setiap keluarga agar dapat memdidik anaknya secara optimal
(Tirtarahardja & La Sulo, 2008: 168-170).
b. Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang sengaja diancang untuk melaksanakan
pendidikan. Dalam kemajuan suatu zaman, keluarga tidak mungkin
lagi dapat eemenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maju suatu
masyarakat
pembangunan

semakin

penting

masyarakat.

peranan

Sekolah

sekolah

seharusnya

dalam

proses

menjadi

pusat

pendidikan untuk menyiapkan manusia sebagai individu, warga
masyarakat, warga negara, dan warga dunia masa depan (Tirtarahardja
& La Sulo, 2008: 173).
c. Masyarakat
Masyarakat

sebagai

penyelenggara

pendidikan,

baik

yang

dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan. Lambaga-lembaga
kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, baik
langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi
edukatif. Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat
tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat itu beserta
sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya. Di Indonesia
sendiri, perkembangan masyarakat itu sangat bervarisi sehingga wujud
sosial kebudayaan dalam masyarakat dalam dewasa ii memiliki tipe
yang berbeda-beda (Tirtarahardja & La Sulo, 2008: 179).

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam
situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Dalam arti luas pendidikan adalah
hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah
sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal. Dalam arti alternatif atau luas terbatas pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah,
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di
masa yang akan datang.
Unsur-unsur dalam pendidikan meliputi beberapa hal yang saling terkait.
Unsur-unsur tersebut antara lain tujuan pendidikan, kurikulum, peserta didik,
pendidik, interaksi edukatif, isi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Peserta
didik berstatus sebagai subjek didik yaitu subjek atau pribadi yang otonom, yang
ingin diakui keberadaannya. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan khususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelanggarakan pendidikan interaksi antara peserta didik
dengan pendidik (interaksi edukatif). Interaksi edukatif adalah komunikasi timbal
balik antarpeserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar dan indah untuk kehidupan. Isi pendidikan merupakan materi-materi dalam
proses

pembelajaran

yang

bertujuan

agar

peserta

didik

secara

aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

13

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta
cara yang digunakan sebagai pedoman cara penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tempat di mana
peristiwa bimbingan berlangsung atau lingkungan pendidikan yang sering
dijabarkan dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
B. Saran
Dengan belajar tentang pengertian dan unsur-unsur pendidikan maka kita
bisa tahu bagaimana bagaimana hakikat pendidikan yang sesungguhnya dan
pentingnya pendidikan dalam proses pembentukan karakter suatu bangsa. Oleh
karena itu sebagai generasi muda seharusnya kita dapat berusaha lebih giat lagi
untuk memajukan pendidikan di negara ini dengan terus berkarya. Tingkatkan
rasa kepedulian terhadap pendidikan terutama dalam diri masing-masing. Jangan
hanya karena tingginya biaya pendidikan bisa menghambat kita untuk
memperoleh suatu pendidikan, karena pada hakikatnya kita bisa mendapatkan
pendidikan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja tanpa dibatas oleh
ruang dan waktu.

14

DAFTAR RUJUKAN
Hisbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Kadir, Abdul, dkk. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Group.
Mudyahardjo, Redja. 2012. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang
Dasar-Dasar Pedidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di
Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.
Soyomukti, Nurani. 2015. Teori-Teori Pendidikan: Dari Tradisional, (Neo)
Liberal, Marxis-Sosialis, Hingga Postmodern. Yogyakarta: Ar-Russ
Media.
Suradi, Moh. 2012. Pengantara Pendidikan Teori dan Apliksi. Jakarta: PT Indeks.
Tirtarahardja, Umar & La Sulo, S.L. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Triwijayanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

15