Mengenal Lebih Dekat Penelitian Kualitat

Mengenal Lebih Dekat Penelitian Kualitatif

Secara umum di Indonesia untuk mendapatkan suatu gelar baik sarjana, magister, maupun
doktor, mahasiswa dituntut memenuhi tugas akhir berupa membuat karya ilmiah menggunakan
susunan penulisan yang baku, metode yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan saat
didepan penguji tugas akhir. Pada jenjang (S1) tugas akhir berupa skripsi, pada jenjang jenjang
(S2) tugas akhir berupa tesis, dan pada jenjang (S3) tugas akhir berupa disertasi.
Skiripsi tentu sudah tidak asing bagi kalangan mahasiswa di Indonesia, karena ini
merupakan tugas akhir jenjang S1 yang masih dalam level peneliti pemula atau peneliti
pembelajaran yang mutu penelitian dan level ketajaman analisis pada tingkat rendah. Sebagai
peneliti pemula atau dalam tahap belajar, seringkali mahasiswa merasa kesulitan menetukan
penelitian yang akan ditempuhnya. Mulai memilih metode penelitian, sistem mengumpulkan data
dan lain sebagainya.
Sebagai peneliti pemula referensi tema penelitian sangat diperlukan mengingat masih
minimnya pengalaman yang di milikinya. Refrensi tema diperlukan agar sebelum memutuskan
untuk melakukan penelitian peneliti sudah memiliki bekal yang kuat dalam mengerjakan penelitian
yang hendak ditempuh, supaya dapat mengatasi kendala yang ada. Fenomena yang ada, banyak
mahasiswa melakukan penggantian judul dengan alasan data yang didapat sulit atau lain
sebagainya.
Sebelum memilih penelitian yang hendak di tempuh, ada baiknya mengenal apa itu
penelitian. Penelitian merupakan usaha untuk memperoleh jawaban terhadap rasa ingin tahu peneliti

pada suatu fenomena baik secara induktif maupun deduktif.1 Sebab adanya suatu masalah itulah
yang mendorong sesorang untuk menemukan keingitahuanya.
Secara dikotomis ilmu sosial jenis penelitian dibedakan menjadi dua yakni kualitatif dan
kuantitatif.2 Untuk memperoleh jawaban yang induktif biasanya dilakukan penelitian kualitatif,
sedangkan untuk menemukan jawaban yang deduktif biasanya dilakukan penelitian kuantitatif.
Dengan demikian perlu adanya artikel yang membahas kedua penelitian tersebut, dimana pada
kesempatan ini penulis akan lebih spesifik pada penelitian kualitatif.
Metode kualitatif dipengaruhi oleh paradigma natural-interpretatif Weberian, perspektif
post-positivistik kelompok teori kritis serta post-modernisme seperti dikembangkan oleh
Baudrillard, Lyortard dan Derrida.

Junaiti Sahar, “Kritik Pada Penelitian Kualitatif,” Jurnal Keperawatan Indonesia 12, no. 3 (2008): 1.
Gumilar Rusliwa Somantri, “Memahami metode kualitatif,” Makara Hubs-Asia 8, no. 3 (2010): 57,
http://www.hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia/article/view/122.
1

2

Gaya penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya.
Sehingga biasanya penelitian kualitatif sangat melihat proses, otentitas dan peristiwa.3 Oleh karena

itu peneliti biasanya lebih fokus dan mendalami makna yang terkandung pada data yang
diperolehnya. Seperti misal penelitian mengenai Dampak Al Fazari yang merupakan astronomi
Islam yang mencetuskan susunan astrolobe yaitu untuk mengetahui tata letak benda di angkasa4
atau mungkin pemikiran tokoh Sayid Qutb yang yang dalam perjalanan sejarahnya dapat dikatakan
sebagai seorang fundamentalis Islam5, maka peneliti akan terus coba menggali maksud, makna
pemikiran tokoh tersebut dari beragam rujukan yang ada.
Data yang di gunakan dalam penelitian kualitatif dapat berupa kritik dan saran dari ahli
media, ahli materi, serta peserta didik6
Pendekatan kualitatif mencoba mengeksplorasi, menemukan, menguraikan dan menjelaskan
kualitas atau keistimewaan suatu realita sosial yang tidak terdefinisi secara jelas. Keistimewaan ini
mencangkup nilai, keyakinan, makna bahasa dan persepsi yang dimiliki seseorang tentang
pengalamanya. Seperti Kepercayaan dan ritual ritual masyarakat tradisional ini berkaitan dengan
pola pikir kosnis yang dimiliki oleh mereka.

7

Beberapa pendapat yang mendasari penelitian

kualitatif yaitui realitas, hubungan dan kebenaran pernyataan yang alamiah. Realitas yang alamiah
dimaknai sebagai fenomena sosial yang abstrak dinamis dan kontekstual8

Batasan di dalam usulan penelitian kualitatif yakni, proses, hipotesis, turun ke lapangan,
analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisanya mempergunakan aspek aspek
kecenderungan, non perhitungan numerik, situasional deskripif, interview mendalam, analisis inti.9
Dengan adanya batasan ini, peneliti tetap pada koridor tidak keluar batasan dan tetap
memperhatikan aspek aspek dalam penelitian kualitatif.
Ada beberapa aspek dalam penelitan kualitatif pada tatanan ilmu maupun proses
penelitianya. Dilihat berdasrkan aspek pendekatan metadologis pada kualitattif, jenis jenis bidang
pendekatanya adalah etnografis, tugas lapangan, soft data, intraksionisme seimbolik, studi sejarah

3

Ibid.
Dedi Wahyudi dan Rahayu Fitri, “Islam Dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam Di Dunia
Barat),” Fikri, 2, 1 (Desember 2016): 12
5
Juandi, “Pemikiran Politik Sayyid Qutb: Melacak Geneologi Kekerasan” Akademika Jurnal Pemikiran Islam,
Vol XVII, no.02 (2011) :202
6
Dedi Wahyudi, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak Dengan Program
PrezI (Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014),” : 7

7
Ahmad Baliyo, “Peran Kearifan Lokal Dalam Menjaga Kelestarian Hutan”, Akademika Jurnal Pemikiran
Islam, Vol XVI no.1 (2011) : 76
8
Sahar, “Kritik Pada Penelitian Kualitatif,” 1.
9
Lukas S. Musianto, “Perbedaan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif dalam metode
penelitian,” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (Journal of Management and Entrepreneurship) 4, no. 2 (2004):
125.
4

deskriptif, observasi dengan keterkaitan peran, data dokumenter, phenomenologik, dan studi
lingkungan kehidupan, studi kasus, partisipan observer, story dan pengamatan review dokumen.10
Pada aspek konseptualisasi, jenis konseptual penelitian kualitatif yaitu, pengertian, makna,
akal sehat, fakta kehidupan sehari hari, batasan situasi, proses, konstruksi sosial dan sebagainya.
Secara umum pendekatan konseptualisasi berasal dari obyek penelitian alamiah dan tetap apa
adanya jangan diintervensi ataupun diubah.
Adapula aspek tokoh-tokoh pelopornya yakni tokoh tokoh yang beraliran Pragmatik seperti
Max Weber, Charles Horton Cooley, Harold Garfinkel, Margaret Mead, Anselm Strauss, Herbert
Blumer, Erving Goffman, Geirge, H. Mead, Burney Glaser.

Ditinjau dari aspek orientasi teoretik, dasar teoritiknya ialah simbolik interaksionisme,
etnometodologi, phenomenologik, kebudayaan dan sebagainya. Para peneliti kualitatif ini
mengutamakan bukan teori yang pasti, mereka berteori tentang fenomena fenomena manusia dari
aspek etnik, simbol, dan seterusnya, yang pada intinya sesuatu yang dapat berubah. Bahkan ada
aliran kualitatif ekstrim dengan meniadakan teori dalam penelitian.11
Pada aspek jenis ilmunya, penelitian kualitatif lebih cenderung berada pada tatanan ilmu
humaniora, sejarah, sosiologi, anthropologi, ilmu kebudayaan dan seterusnya. Aspek tujuan dan
target pada penelitian kualitatif arah dan fokus suatu penelitianya membangun teori dari data data
atau fakta, mengembangkan sintesa interaksi dan teori teori yang di bangun dari fakta yang
mendasar, mengembangkan pengertian. Pada setiap langkah mengutamakan proses, apa adanya dan
tanpa dibatasi norma-norma, rumus dan seterusnya.
Pada aspek korelasi dengan responden dalam penelitian kualitatif diperlukan hubungan
yang sederajat dan tidak ada batas atau membedakan antara yang meneliti dengan yang diteliti.
Hubungan ialah emphatik, equilitarian, kontak yang instensif, interview yang mendalam, dan
sebagainya. Mereka yang meneliti harus ikut tenggelam atau sederajat dengan yang diteliti. Bila
perlu peneliti berkedok sebagai informan rahasia di tengan penelitianya mereka menembus ditengah
masalahnya. Misalnya penelitian mengenai dampak globalisasi di suatu daerah, yang mana budaya
global ini melanda dunia di tandai dengan hegemonisasi gaya hidup12. Pengaruh yang lebih
dominan antara menyatukan aspek aspek sosial ke dalam ke dalam sebuah standart baru atau
memfragmentasikan standart baru je berbagai penjuru


13

Maka peneliti harus tenggelam atau

sederajat di wilayah tersebut berbaur dengan masyarakat yang ada.

10

Ibid., 127.
Ibid., 128.
12
Mokhtaridi Sudin, “Spirit Pendidikan Dalam Al Quran” Akademika Jurnal Pemikiran Islam ,vol. XVI, no.1
(2011):107
13
Yusnadi, “Pembumian Misi Profetik Di Tengah Arus Globalisasi Persepektif Islam Humanis”, Akademika
Jurnal Pemikiran Islam, Vol.XVI, no.1 (2011): 22
11

Aspek instrumen dan perlengkapan, pada penelitian kualitatif maka perlengkapan seeperti

tape recorder, audiovisual dan seterusnya yang diperlukan, mereka menanggap The research is often
the only instrument.
Aspek pendekatan terhapat populasi pada penelitian kualitatif dipergunakan reduksi data,
rehabilitas dan seterusnya. Pada aspek desain pada penelitian kualitatif, mereka menginginkan
desain yang fleksibel, umum dan muncul dengan sendirinya.
Aspek pendalaman data lapangan pada pendekatan kualitatif, pendalaman data dilakukan
melalui deskripsi obyek dan situasi, catatan lapangan, dokumentasi pribadi, fotografis, dokumentasi
resmi, dan sebagainya. Bagi peneliti, semua proses dianggap sah asal itu benar benar terjadi
(empirik) dan acuan baru diadakan setelah semua peristiwa terjadi. Aspek Pengambialan Sampel,
pada penelitian kualitatif, jumlah sampel tidak terlalu besar namun dapat berwujud analisis isi,
historiografi.
Aspek analisis data pada penelitian kualitatif memakai penyimpul konsep, induktif, model,
tematik dan sebagainya. Analisa tajam pada data kualitatif dapat menciptakan teori dan nilai di
anggap berlaku di suatu tempat. Aspek keabsahan data, pada penelitian kualitatif memakai kontrol
berupa tringulasi, kredibelitas, dependabilitas, transferabilitas, dan konfirmabilitas. Aspek penulisan
laporan, pada penelitian kualitatif penelitian kualitatif menulis laporan menurut logika penulis
dalam urutan laporanya14
Itulah beberapa aspek penelitian kualitatif dalam hal ini dapat kita pahami segala aspek pada
penelitian kualitatif kebalikan dari penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif lebih menitikberatkan
pada mengkontruksi realitas dan memahami maknanya, dan lebih menguraikan dan menjelaskan

kualitas atau keistimewaan suatu realita sosial. Seperti misalnya, realita agama di tengah arus
modernisasi dan globalisasi. Maka kajian penelitian ini menelaah pada pustaka pustaka yang
berkaitan dengan aspek aspek sosial keagamaan dan berkelitkelindanya dengan globalisasi.

15

Pada

intinya penelitian kualitatif lebih menitikberatkan pada kajian teori tidak berhubungan dengan
statistika.
Pada penelitian kualitatif, peneliti tidak dapat menentukan data dengan tepat dalam
rancangan yang disusun sebelum melakukan penelitian, karena pada penelitian kualitatif tidak
menekankan pada bentuk hubungan variabel, tetapi pada arti yang pada maslah penelitian konteks
tertentu16.
Beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan pada penelitian kualitatif yaitu observasi
partisipasi, observasi tidak tidak terstuktur dan observasi kelompok tidak tersetruktur. Dalam
14
15

122


Musianto, “Perbedaan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif dalam metode penelitian,” 5–8.
Mukhtar Hadi, “Agama Di Tengah Arus Globalisasi”, Akademika Jurnal Pemikiran Islam 16, no.1 (2011):

Aunu Rofiq Djaelani, “Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif,” Pawiyatan 20, no. 1 (2014):
8, http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/pawiyatan/article/view/55.
16

observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan oleh objek yang diteliti,
mendengarkan ucapan objek peneliti , dan berpartisipasi dalam aktifitas objek yang diteliti.17 Jadi
dapat kita pahami bahwa observasi partisipasi ialah metode pengumpulan data yang di pakai
peneliti untuk mendapatkan data penelitian melalui pengindraan untuk mengamati dimana observer
benar benar ada dalam keseharian perilaku yang diteliti, keberadaan peneliti dapat terlibat secara
aktif maupun non aktif.
Penelitian kualitatif berasumsi bahwa prilaku manusia secara signifikan dipengaruhi oleh
setting dimana prilaku itu terjadi.18 Sehingga, penelitian kualitatif lebih menekankan pada
penggunaan si peneliti sebagai instrumen19.
Pada penelitian kualitatif, logika dasarnya dalam cara berpikir yaitu berdasrkan prinsip
Grounded inductive.20 Grounded Inductive adalah sebuah istilah tidak menggunakan teori dalam
proses penelitian, pernyataan ini hanya penegasan bahwa penelitian kualitatif berbeda dengan

penelitian kuatitatif yang terlalu terooptasi oleh teori yang menggiring lahirnya data.
Penggalian data pada sebuah penelitian terkadang menemui kendala saat peneliti
memerlukan data dengan karakteristik khusus, misalnya tentang persepsi, opini, kepercayaan dan
sikap terhadap suatu produk, pelayanan, konsep atau ide. Salah satu teknik pengumpulan data yang
pengumpulan data yang cocok dalam hal ini adalah teknik Focus Group Discussion (FGD) atau
Diskusi Kelompok Terarah.21. Teknik ini mempermudah pengambil keputusan peneliti karena
relativ cepat selesai dan lebih murah.
Pembelajaran metode kualitatif (khususnya metode analisis kualitatif) yang umum
digunakam dalam paradigma klasik/positivme perlu kembali diperkenalkan seperti comparative
analysis, functional analysis ataupun Delphi method dsb).22 Sebab selama ini penelitian metode
kualitatif yang umum diajarkan adalah metode kualitatif dalam tradisi paradigma non-positivistic seperti
constructivism (seperti ethnographic analysis, critical discourse analysis) dsb.

DEVI SEPTYA WARDANI
Pecinta Ujung Pena IAIN Metro

Djaelani, “Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif,” 85.
Nandiyah Abdullah, “Penelitian Kualitatif dalam Psikologi,” Magistra 22, no. 72 (2010): 99.
19
Mohammad Mulyadi, “Penelitian kuantitatif dan kualitatif serta pemikiran dasar menggabungkannya,”

Jurnal studi komunikasi dan media 15, no. 1 (2011): 131.
20
Hasyim Ali Imran, “Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks Communication Research
Of Text-Based Qualitative Approach,” 4, diakses 15 Maret 2017,
http://www.academia.edu/download/38276425/Bhn_Artikel_Hai_19_1.doc.
21
Yati Afiyanti, “Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) sebagai Metode Pengumpulan Data
Penelitian Kualitatif,” Jurnal Keperawatan Indonesia 12, no. 1 (2008): 1.
22
Dedy N. Hidayat, “Dikotomi Kualitatif–Kuantitatif dan Varian Paradigmatik dalam Penelitian Kualitatif,”
Scriptura 2, no. 2 (2009): 84.
17

18