MAKALAH SAINS KACA PENGERTIAN DAN APLIKA

MAKALAH SAINS KACA
PENGERTIAN DAN APLIKASI KACA

Disusun oleh :
1. Pradana Adi Wibowo (4211410001)
2. Hery Siswanto
(4211410002)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang
Tahun 2010/2011
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah sains kaca tentang pengertian dan aplikasi kaca ini.
Adapun makalah sains kaca ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan

makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah sains kaca ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah sains kaca tentang
tentang pengertian dan aplikasi kaca ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak juga ilmuan yang mencari halhal yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah adanya ilmu sains
kaca. Sains kaca merupakan salah satu bidang ilmu pada fisika. Kaca adalah salah satu produk
industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak banyak yang
kita ketahui mengenai kaca tersebut.
Dipandang dari segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian
karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair

namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat
cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur.
Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir

serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan
keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2)
dan proses pembentukannya.

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Kaca

Kaca merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang biasanya di
hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon dioksida(SiO2), yang secara kimia sama
dengan kuarsa (bahasa Inggris: kwarts). Biasanya dibuat dari pasir. Suhu lelehnya adalah
2000 Derajat Celcius.Jenis kaca yang paling umum di kenal dan yang telah digunakan
sejak berabad-abad silam sebagai jendela dan gelas minum adalah kaca soda kapur, yang
terbuat dari 75% silica (SiO2) ditambah Na2O, CaO, dan sedikit aditif lain.

Di dalam ilmu pengetahuan, istilah kaca didefinisikan dalam arti yang luas,
kaca dapat dibuat dari paduan bahan yang berbeda: paduan logam, ion-ion yang di cairkan,
molekul cair, dan polimer. Untuk banyak aplikasi seperti; botol, kaca mata, gelas dll.Kaca
memainkan peran penting dalam ilmu

pengetahuan

dan

industri.

Karena

struktur

kimianya, fisik, dan khususnya sifat optik kaca cocok untuk aplikasi optik dan bahan

Optoelektronik, peralatan laboratorium, isolator termal, bahan penguat, dan seni kaca (seni,
kaca studio).
Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan

kita sehari-hari. Tetapi seberapa banyakkah yang kita ketahui tentang senyawa unik ini?
Inilah beberapa fakta tentang kaca.Dipandang dari segi fisika kaca merupakan zat cair yang
sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling
berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses
pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat”
menyusun diri secara teratur.
Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak
mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan
alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas
dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama
dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.

1.2 Sejarah Perkembangan Kaca
Kaca pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di daerah Syria pada 5000 SM,
dengan melelehnya batuan yang digunakan untauk memasak dan kemudian mengeras
menjadi opaque (tidak trnsparan).Sekitar 3500 SM, bahan dasar kaca mulai digunakan
sebagai bahan yang memberi efek kilau pada vas dan pot. Para pedagang yang mengetahui
ini mulai menyebarkan informasi ini sepanjang perjalanan mereka.
Pada 1600 SM mulai dibuat vas yang terbuat dari kaca. Juga ditemukan bukti-bukti
pembuatan kaca di daereah Yunani dan Cina. Pada tahun 1500 SM, pengrajin Mesir

menmukan caara untuk membuat pot kaca dengan cetakan. Terbukti dengan ditemukannya
3 buah vas dengan ukiran nama Pharoh Thoutmosis III (1504-1450SM), yang membawa
pengrajin kaca dari misi militernya di Cina.
Sampai abad 9 SM kerajinan kaca mulai berkembang didaerah Mesopotamia dan
sampai ke Italia. Cara pembuatan kaca yang tertulis pertama dibuat pada tahun 650 SM
dengan ukiran diatas lempengan batu yang tersimpan di perpustakaan raja Assyria
Ashurbanipal (669-626 SM).Antara 27 SM samapi 14 SM, ditemukan caara baru dalam
mengolah kaca yaitu disebut glassblowing.

Alat yang digunakan berupa pipa logam sempit sebagai alat untuk meniup. Lalu
bangsa Roma mulai menggunakan alat cetakan untuk membuat kaca. Pada tahun 100 M,
bansa Roma menjadi yang pertama menggunakan kaca dalam arsitektur, dengan
ditemukannya clear glass yang digunakan pada bangunan-bangunan penting dan vila-vila
mewah. Sekitar tahun 1000 M, bangsa Eropa yang mulai kesulitan mencari bahan dasar
kaca mulai memakai bahan dasar lain, yaitu potash.
Pada abad 11, Jerman menciptakan metode membuat kaca lembaran .(glass sheet).
Pada abad 13, bangsa Venezia mulai memproduksi kaca dalam bentuk lembaran. Pada
akhir abad19, mulai berdiri bangunan yang menggunakan kaca sebagai bungkus luar
bangunan dan menjadi hal yang sangat baru karena pada zaman itu bangunan masih
menggunakan batu bata untuk dindingnya.


1.3 Macam-macam Kaca
Secara umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:
1. Silika lebur.
Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada suhu tinggi,
atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Kaca ini sering disebut kaca kuarsa (quartz
glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi.
Karena itu, kaca ini mempunyai ketahanan termal lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca
ini juga sangat transparan terhadap radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering
digunakan sebagai kuvet untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar dua jutaan
per kuvet.
2. Alkali silikat
Alkali silikat adalah satu-satunya kaca yang mengandung dua komponen yang di
publikasikan secara komersial. Pada proses pembuatannya pasir dan soda dilebur
bersama-sama, dan hasilnya disebut Natrium silikat. Larutan silikat soda juga dikenal

sebagai kaca larut air (water soluble glass) dan banyak dipakai sebagai adhesif dalam
pembuatan kotak-kotak karton gelombang yang memiliki sifat tahan api.
3. Kaca soda gamping
Kaca soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95 persen dari semua kaca yang

dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala macam bejana, kaca lembaran,
jendela mobil dan barang pecah belah.
4. Kaca timbal
Dengan menggunakan oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam campuran kaca
cair, didapatlah kaca timbal (lead glass). Kaca ini sangat penting dalam bidang optik,
karena mempunyai indeks refraksi dan dispersi yang tinggi. Kandungan timbalnya bisa
mencapai 82% (densitas 8,0, indeks bias 2,2). Kandungan timbal inilah yang memberikan
kecemerlangan pada “kaca potong” (cut glass). Kaca ini juga digunakan dalam jumlah
besar untuk membuat bola lampu, lampu reklame neon, radiotron, terutama karena kaca
ini mempunyai tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga cocok dipakai sebagai
perisai radiasi nuklir.

5. Kaca borosilikat
Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B 2O3, 80% sampai 87% silika,
dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi termal rendah,
lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi, serta tahanan listrik
tinggi. Kaca borosilikat juga digunakan sebagai isolator tegangan tinggi, dan digunakan
juga untuk lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS).
6. Kaca khusus


Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan, fitokrom, kaca optik dan
kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda tergantung
pada produk akhir yang diinginkan.
7. Serat kaca (fiber glass)
Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang tahan terhadap kondisi cuaca. Kaca
ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan alkali lebih rendah.
Selain itu, ada juga kaca silika yang digunakan di dalam keteknikan yang
mempunyai berbagai substansi yang ditambahkan ke SiO2, sehingga membuatnya lebih
mudah direkayasa, tetapi titik fusinya menjadi lebih rendah. Kaca-silika di dalam keteknikan
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Kaca alkali tanpa oksida berat. Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah.
Pemakaiannya antara lain untuk botol dan kacajendela.
2. Kaca alkali yang mengandung oksida berat. Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang
tinggi dibandingkan dengan kaca alkali kelompok 1. Kaca flint ditambah dengan PbO
atau kaca crown ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus
untuk bahan dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut minos. Di antara kacakaca crown terdapat jenis yang disebut pireks. Pireks mempunyai koefisien thermal 33.
10-7 per oC dan mampu menahan perubahan suhu yang mendadak.
3. Kaca non alkali.Penggunaan kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi listrik.
Beberapa jenis kaca dari kelompok ini mempunyai titik pelunakan yang sangat tinggi.


1.4 Sifat-Sifat Kaca
1. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3.
2. Kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2.

3. Kekuatan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif kecil, maka
kaca

adalah bahan yang regas. Walaupun

kaca adalah substansi berongga, tetapi

tidak mempunyai titik leleh yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahan-lahan
ketika suhu pemanasan dinaikkan.
4. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 1700° C. Makin sedikit kandungan
SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula halnya dengan muai panjang
(α), makin banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan makin kecil α nya.
5. Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 per derajat celcius.
Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi suatu kaca dalam
hubungannya dengan kemampuan kaca menahan perubahan suhu. Piranti dari kaca
yang dipanaskan atau didinginkan secara tiba-tiba akan meregang. Hal ini disebabkan

distribusi suhu yang tidak merata pada lapisan luarnya dan keadaan tersebut
menyebabkan piranti retak.
Jika kekuatan tarik piranti kaca lebih rendah dari kekuatan tekannya, maka
pendinginan yang mendadak pada permukaannya akan lebih memungkinkan terjadinya
keretakan dibandingakan dengan pemanasan yang tiba-tiba. Kaca silika jenis Red-Hot
akan lebih aman dalam hal pendinginan atau pemanasan tiba-tiba karena kaca jenis ini
mempunyai α yang sangat rendah. Piranti kaca yang dindingnya tipis, ketahanannya
terhadap perubahan panas mendadak lebih baik dibandingkan dengan piranti kaca yang
dindingnya tebal. Hal ini karena dipengaruhi faktor kerataan pemuaian permukaan kaca
bagian luar dan dalam dinding piranti adalah tidak sama.
Kaca yang digunakan untuk suatu perangkat dan pada perangkat tersebut
terdapat juga logam, misalnya : lampu pijar dan tabung sinar katode, maka nilai α nya
harus disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu bekerja pada suhu yang cukup
tinggi. Dengan demikian, maka tidak terjadi keretakan di bagian kacanya pada waktu
perangkat tersebut digunakan.
Kemampuan larut kaca terhadap bahan lain akan bertambah sesuai dengan
kenaikkan suhunya. Kaca yang mempunyai kekuatan hidrolik rendah ketahanan
permukaannya pada media yang lembab adalah kecil. Kaca silika mempunyai

ketahanan hidrolik paling tinggi. Kekuatan hidrolik akan sangat berkurang jika kaca

diberi alkali. Pada kenyataannya, kaca silika adalah tidak peka terhadap asam kecuali
asam fluorida. Pada pabrikasi kaca, asam fluorida digunakan untuk membuat kaca
embun.
Pada umumnya kaca tidak stabil terhadap pengaruh alkali. Sifat-sifat elektris
dari kaca dipengaruhi oleh komposisi dari kaca itu sendiri. Kaca yang digunakan untuk
teknik listrik pada suhu normal diperlukan syarat-syarat antara lain : resitifitas berkisar
antara 108 hingga 1017 Ω-cm, permitivitas relatif єr berkisar antara 3,8 hingga 16,2,
kerugian sudut dielektriknya 0,003 hingga 0,01, tegangan break-down 25 hingga 50
kV/mm.Kaca silika mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Pada suhu kamar,
besarnya resitivitas adalah 107 Ω-cm, єr 3,8 dan sudut dielektriknya pada 1 MHZ
adalah 0,0003. Jika kaca silika ditambahkan natrium atau kalium, maka resitivitasnya
akan turun, sudut dielektriknya naik sedikit.
Sering kali oksida logam alkali ditambahkan pada pembuatan kaca dengan
maksud agar sifat-sifat kaca menjadi lebih baik. Oksida-oksida tersebut dimasukkan ke
dalam kaca sebagai pemurnian bahan-bahan mentah. Keberadaan natrium dalam kaca
adalah lebih tidak menguntungkan dari kalium. Karena ion Na adalah sangat kecil
ukurannya dan sangat mudah bergerak di dalam medan listrik. Itulah sebabnya
mengapa Na dapat menambah konduktifitas kaca. Kaca yang mengandung oksidaoksida dua logam alkali yang berbeda dimungkinkan mempunyai sifat isolasi yang
lebih tinggi dibandingkan jika kuantitas oksidanya hanya mengandung 1 bagian dari
kuantitas oksida dua logam (efek netralisasi atau polialkalin). Kemampuan isolasi kaca
juga dapat lebih baik jika ditambah PbO atau BaO.

Adapun beberapa sifat-sifat lain dari kaca secara umum. Sifat-sifat tersebut adalah:
 Padatan amorf (short range order).
 Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.

 Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
 Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)
 Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida. Karena
itulah kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
 Efektif sebagai isolator.
 Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
Reaksi yang terjadi dalam pembuatan kaca secara ringkas adalah sebagai berikut:
Na2CO3 + aSiO2 ? Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 ? CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C ? Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
Walaupun saat ini terdapat ribuan macam formulasi kaca yang
dikembangkan dalam 30 tahun terakhir ini namun gamping, silika dan soda masih
merupakan bahan baku dari 90 persen kaca yang diproduksi di dunia.

1.5 Aplikasi Kaca

Pemakaian kaca antara lain :
1. Pembuatan bola lampu, tabung elektronik, penyangga filament. Titik pelunakan kaca ini
tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya dibuat mendekati muai panjang logam
maupun paduannya yang disangga. Logam yang dimaksud adalah wolfram,
molibdenum.
2. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor. Minos adalah salah satu jenis kaca permeabilitas
relatif tinggi yaitu 7,5, sudut kerugian dielektrik (tan δ) kecil pada frekuensi 1MHz,
suhu 20oC, tan δ = 0.0009 pada frekuensi 1MHz, suhu 200oC, tan δ = 0,0012. Kaca
minos mempunyai α = 8,2 . 107 per oC. massa jenis 3,6 g/cm3.
3. Untuk membuat berbagai isolator. Misalnya isolator penyangga, isolator antena, isolator
len, dan isolator bushing. Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga
dituntut mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi, tahan terhadap perubahan suhu yang
mendadak, dan tahan terhadap pengaruh kimia. Jenis kaca yang digunakan untuk
keperluan ini antara lain kaca silika, pireks kalium-natrium.
4. Pelapisan logam. Salah satu jenis kaca adalah enamel (bukan enamel vernis). Enamel
dalam hal ini dapat digunakan untuk pelapisan logam atau benda lain sejenisnya,
misalnya dudukan lampu, reflektor, barang-barang dekoratif yang tujuannya untuk
mendapatkan permukaan yang lebih bagus. Enamel juga dapat digunakan sebagai
isolasi listrik, yaitu untuk melapisi resistor tabung (kawat yang dililitkan pada tabung
tersebut adalah resistor, antara lain : nikrom, konstantan).
Dalam hal ini, enamel dileburkan dan kemudian tabung keramik yang sudah
dililiti kawat tersebut dicelupkan sehingga sela-sela di antara lilitan diisi enamel.
Tujuannya di samping untuk mengisolasi lilitan, juga melindungi lilitan terhadap uap,
debu, dan oksidasi udara pada suhu kerja yang tinggi. Enamel dipabrikasi dengan
meleburkan komponen-komponennya yang halus, kemudian dituangkan sedikit demi
sedikit dalam keadaan meleleh ke dalam air yang dingin hingga membentuk seperti
bola, selanjutnya dihaluskan menjadi bubuk.

Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat dilakukan dengan cara kering
maupun basah. Pada pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi dipanasi hingga
suhu tertentu kemudian dimasukkan ke dalam bubuk enamel. Dengan demikian maka
bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan melapisi perangkat tersebut. Proses ini diulang
berkali-kali hingga diperoleh ketebalan lapisan yang diinginkan. Pada pelapisan basah,
mula-mula enamel diaduk dengan air sehingga menjadi bubur enamel yang digunakan
untuk melapisi perangkat yang dimaksud. Selanjutnya perangkat yang sudah dilapis
tersebut dikeringkan, lalu dipanaskan dengan oven sehingga enamel meleleh dan
dengan demikian melapisi perangkat.
Untuk keperluan pelapisan ini, koefisien muai panjang enamel harus
diusahakan sama dengan muai panjang perangkat yang dilapisi. Komponen elamen
untuk pelapisan resistor tabung (kaca boron-timah hitam dengan mangan peroksida)
adalah sangat sederhana yaitu : 27% PbO, 70% H3BO3 dan 3% MnO2. Titik lebur
enamel ± 600oC. Enamel akan hilang warnanya dan sebagian akan melarut jika
direndam dalam air dalam waktu yang lama. Untuk menambah ketahanan enamel
terhadap air dan panas biasanya ditambahkan pasir kuarsa. Sedangkan untuk
menambahkan kemampuan lekatnya, enamel yang digunakan untuk melapisi baja atau
besi tulang, ditambah Ni dan Co.
5. Fiber Optic (Serat optik) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik
yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih
besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser
karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Serat optik terdiri dari 2 bagian,
yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai
indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang
mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Gambar 2.1 Bagian – Bagian Serat Optik

Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik secara garis besar dapat dibagi
menjadi 2 yaitu :

1. Multimodestep index. Pada jenis serat optik ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke
ujung lainnya terjadi dengan melalui beberapa lintasan cahaya, karena itu disebut
multimode. Diameter inti (core) sesuai dengan rekomendasi dari CCITT G.651
sebesar 50 m m dan dilapisi oleh jaket selubung (cladding) dengan diameter 125 mm.
Pada jenis multimode step index ini, diameter core lebih besar dari diameter
cladding. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan pemanduan cahaya pada
fiber optik:

2.2Multimodestep index
2. Multimode Graded Index
Pada jenis serat optik multimode graded index ini. Core terdiri dari sejumlah lapisan
gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi terdapat pada
pusat core dan berangsur-angsur turun sampai ke batas core-cladding. Akibatnya
dispersi waktu berbagai mode cahaya yang merambat berkurang sehingga cahaya
akan tiba pada waktu yang bersamaaan. Berikut adalah gambar perambatan
gelombang dalam multimode graded index.

Gambar 2.3Fiber Optik Multimode Graded Index
3. Single Mode
Serat optik single mode/monomode mempunyai diameter inti (core) yang sangat
kecil 3 – 10 m m, sehingga hanya satu berkas cahaya saja yang dapat melaluinya.
Oleh karena hanya satu berkas cahaya maka tidak ada pengaruh index bias terhadap
perjalanan cahaya atau pengaruh perbedaan waktu sampainya cahaya dari ujung satu

sampai ke ujung yang lainnya (tidak terjadi dispersi). Dengan demikian serat optik
singlemode sering dipergunakan pada sistem transmisi serat
optik jarak jauh atau luar kota (long haul transmission system). Sedangkan graded
index dipergunakan untuk jaringan telekomunikasi lokal (local network).

Gambar 2.3 Single Mode