PESTISIDA DAN PERLINDUNGAN TANAMAN padi

PESTISIDA DAN PERLINDUNGAN TANAMAN
MAKALAH
Dibuat Untuk Memenuhi Penilaian Mata Kuliah Pestisida Dan Teknik
Aplikasi
Program Studi S1 Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian

OLEH
HALID MOBI
NIM. 613 411 153

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI S1 AGROTEKNOLOGI
2013

1

ABSTRAK
Di Indonesia, disamping perusahaan perkebunan, petani yang paling

banyak menggunakan berbagai jenis pestisida ialah petani sayuran, petani
tanaman pangan dan petani tanaman hortikultura buah-buahan. Khusus petani
sayuran, kelihatannya sulit melepaskan diri dari ketergantungan penggunaan
pestisida. Bertanam sayuran tanpa pestisida dianggap tidak aman, dan sering kali
pestisida dijadikan sebagai garansi keberhasilan berproduksi.
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang
digunakan untuk mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan
manusia. Dalam sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan
terutama dalam bidang kesehatan dan bidang pertanian. Di bidang kesehatan,
pestisida merupakan sarana yang penting. Terutama digunakan dalam melindungi
manusia dari gangguan secara langsung oleh jasad tertentu maupun tidak langsung
oleh berbagai vektor penyakit menular. Berbagai serangga vektor yang
menularkan penyakit berbahaya bagi manusia, telah berhasil dikendalikan dengan
bantuan pestisida. Dan berkat pestisida, manusia telah dapat dibebaskan dari
ancaman berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit malaria, demam berdarah,
penyakit kaki gajah, tiphus dan lain-lain.
Perlindungan tanaman memiliki ruang lingkup yang amat luas dan bersifat
luwes. Pengertian perlindungan tanaman (perlintan) adalah usaha melindungi
tanaman dari organisme pengganggu tanaman seja di lapangan (kebun/lahan
pertanian lainnya) sampai pasca panen. Tujuannya adalah untuk menekan populasi

hama atau OPT lainnya di bawah ambang ekonomi. Untuk mengendalikan hama
atau OPT lainnya dengan baik dan bijaksana kita perlu mengetahui seluk beluk
OPT tersebut, yang mencakup morfologi dan taksonominya, bioekologinya,
distribusi & migrasinya, dinamika populasinya, penyebarannya, kerusakan
langsung yang ditimbulkannya, dan lain-lain.

2

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidaya-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“PESTISIDA DAN PERLIDUNGAN TANAMAN”. Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing pada mata
kuliah Pestisida Dan Teknik Aplikasinya.
Upaya serta usaha telah penulis berikan untuk makalah ini, namun penulis
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan
waktu dan keadaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Atas bantuan dan bimbingan yang penulis peroleh dari berbagai pihak,
maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah
ini dapat bermafaat bagi pembacanya.

Gorontalo, 13 November 2013
Penyusun

Halid Mobi

3

LEMBAR PENGESAHAN
Hari / Tanggal

: Jumat, 15 November 2013

Waktu

: 12.15 S/d Selesai


Ir. Rida Iswati, M.Si

Muhammad Tahir, S.TP

Nip. 196706231994032002

Nip.197211142005011002

Gorontalo, 15 November 2013
DEKAN
FAKULTAS ILMU ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Dr. Ir. Mahludin H.Baruadi,MP

DAFTAR ISI
Abstrak..........................................................................................................2
Kata Pengantar.............................................................................................3
4


Halaman Pengesahan...................................................................................4
Daftar Isi........................................................................................................5
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..........................................................................................6
1.2 Tujuan.......................................................................................................6
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Fungsi Pestisida...............................................................7
2.2 Pengertian Perlindungan Tanaman...........................................................10
2.3 Kegiatan Perlindungan Tanaman..............................................................11
2.4 Peranan Perlindungan Tanaman...............................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan................................................................................................15
3.2 saran..........................................................................................................15
Daftar pustaka.................................................................................................16

5

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATARA BELAKANG

Pestisida telah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pertanian di Indonesia. Penggunaan pestisida telah dilakukan sejak tahun 1965.
Pada saat itu, jenis pestisida yang banyak digunakan adalah jenis organoklorin,
contohnya antara lain DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane) dan lindan.
Pada tahun 1970-an penggunaan jenis organoklorin dilarang digunakan, karena
tingkat toksisitas dan persistensinya yang tinggi (tahan lama hingga berpuluhpuluh tahun bahkan bisa mencapai seratus tahun). Sejak saat itu, barulah dimulai
era jenis pestisida organofosfat dan karbamat. Pada tahun 2002 tercatat sebanyak
813 formulasi dan 341 bahan aktif. Penggunaan pestisida tertinggi adalah di
lahan hortikultura dan diikuti pada lahan tanaman pangan. Frekuensi aplikasi
pestisida bisa mencapai 3-5 kali dalam seminggu. Dan jenis pestisida yang
digunakan bisa lebih dari 2 jenis pestisida, bahkan bisa mencapai 7 jenis pestisida
yang digunakan sekaligus/dioplos.
Perlindungan tanaman terhadap penyakit baru dimulai pada awal abad ke10.Semenjak itu, banyak perkembangan teknik-teknik baru yang digunakan
dalam perlindungan tanaman. Suatu teknik perlindungan dapat dimodifikasi
menjadi teknik perlindungan yang baru dan dapat dikombinasikan dari beberapa
teknik perlindungan.Berdasarkan waktu timbulnya gangguan
1.2 TUJUAN
Tujuan dari makala ini adalah untuk mengetahui tentang pestisida dan
perlindungan tanaman pertanian.


6

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Fungsi Pestisida
Pestisida (Inggris : pesticide), berasal dari kata pest yang berarti hama dan
cide yang berarti mematikan/racun. Jadi, pestisida adalah racun hama. Secara
umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk
mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara
langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia. Pestisida juga
diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau
menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep
Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk
memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititikberatkan untuk
mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang
ekonomi atau ambang kendali. (Kristofer, 2010).
Pestisida adalah zat beracun, apabila digunakan tidak bijaksana, maka
akan membahayakan tidak saja pada manusia tetapi juga hewan dan
lingkungannya. Di dalam menggunakan pestisida harus mengikuti peraturan
perundang – undangan di dalam negeri sesuai dengan peraturan Pemerintah No. 7

th. 1973, yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain
serta jasad pernik dan virus yang dipergunakan untuk :
·

Memberantas hama.

·

Memberantas rerumputan tetentu yang tidak dikehendaki.

·

Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak di inginkan.

·

Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman, bagian tanaman,

tidak termasuk pupuk.
·


Memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia dan binatang.

7

Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk mengendalikan organisme
pengganggu bersifat biosoda yang tidak saja beracun pada organisme pengganggu
tetapi dapat juga meracuni manusia dan lingkungannya.
Dalam meningkatkan/pencegahan pencemaran perlu dilakukan usaha-usaha
pencegahan masalah pestisida :
-

Peningkatan SDM pengguna maupun pengawas pestisida.

-

Peningkatan kepedulian dan dedikasi dalam pengawasan pestisida.


-

Peningkatan kerjasama lintas sektoral.

-

Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada pengguna pestisida

Salah satu dampak dari penggunaan pestisida adalah tertinggalnya residu
pestisida di dalam produk pertanian dan di dalam tanah. Walaupun telah lama
jenis organoklorin dilarang/tidak digunakan, namun residunya masih ditemukan
hingga kini baik di dalam tanah maupun pada produk pertanian.
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Pestisida juga diartikan
sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir
pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian
Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas
atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama
sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang (Faizal, 2010).
Pestisida sintetis telah berhasil menghantarkan sektor pertanian menuju

terjadinya “revolusi hijau”, yang ditandai dengan peningkatan hasil panen dan
pendapatan petani secara signifikan, sehingga Indonesia bisa mencapai
swasembada pangan pada tahun 1986. Dalam revolusi hijau target yang akan
dicapai adalah berproduksi cepat dan tinggi, sehingga diperlukan teknologi
masukan tinggi diataranya penggunaaan varietas unggul, pemupukan berat dengan

8

pupuk kimia, pemberantasan hama dan penyakit dengan obat-obatan kimia
(Setyono, 2009).
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan
alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan
efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut antara lain
ditentukan bahwa (Faizal, 2010):


tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi
Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya



hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh
Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan



pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri
Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu



tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi
keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri
Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuanketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing
pestisida.
Pestisida berguna untuk mengendalikan berbagai hama serta mengatur dan

atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman sehingga
dapat memaksimalkan hasil pertanian. Namun residu dari pestisida tersebut
berbahaya bagi lingkungan. Pestisida mengandung berbagai senyawa kimia yang
dapat menggangu kestabilan komposisi kimia tanah. Pestisida yang banyak
digunakan sekarang adalah dari golongan hidrokarbon berklor. Pestisida ini
mempunyai efek menahun atau bioakumulatif dan sulit terurai.
Di Indonesia pestisida yang sering digunakan adalah pestisida dari
golongan hidrokarbon berklor seperti DDT, endrin, aldrin, dieldrin, heptaklor dan

9

gamma BHC. Dampak penggunaan pestisida tidak akan terlihat langsung, namun
akan terasa pada tahun-tahun akan datang. Beberapa pestisida telah diteliti dapat
bersifat carsinogenic agent, mutagenic agent, teratogenic agent dan menimbulkan
penyakit. Selain itu pestisida dapat menyebabkan pengaruh resisten pada
tumbuhan / hama pengganggu.

2.2 . Pengertian Perlindungan Tanaman
Perlindungan Tanaman mempunyai makna yang sangat penting didalam
menentukan keberhasilan tujuan membudidayakan tanaman. Secara harfiah,
perlindungan adalah sesuatu yang diberikan untuk melindungi sesuatu atau
seseorang yang tak kuat atau lemah terhadap suatu ancaman atau gangguan
yang dapat merusak, merugikan, atau mengganggu proses hidupnya yang normal.
Sedangkan, tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan atau ditanam oleh
manusia untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut, selain untuk konsumsi, adalah
untuk mencapai hasil atau produksi tanaman yang berkuantitas tinggi dan
berkualitas baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi
yang membudidayakan.
Dengan demikian, Perlindungan Tanaman adalah usaha untuk melindungi
tanaman dari ancaman atau gangguan yang dapat merusak, merugikan, atau
mengganggu proses hidupnya yang normal, sejak pra-tanam sampai pasca tanam
(Djafaruddin, 1996)
Gangguan atau ancaman pada tanaman dapat berupa jasad penganggu atau
organisme penganggu tanaman (OPT), keadaan cuaca/iklim, keadaan tanah,
maupun kesalahan dalam budidaya tanaman pertanian. Akan tetapi, mata kuliah
Perlindungan Tanaman hanya membahas sebatas OPT pertanian; sedangkan,
pengganggu tanaman lainnya dibahas pada kuliah lain, diantaranya klimatologi,
ilmu tanah, dan agronomi.
2.3 Kegiatan Perlindungan Tanaman

10

1. Pencegahan (Preventive)
Pencegahan berarti melindungi tanaman, baik bahan perbanyakan
(benih/bibit, dan sebagainya), tanaman di lapangan (baik di pesemaian, maupun di
areal tanam/pertanaman/di kebun), maupun hasil panen (yang masih di lapangan
sesudah

di

panen,

selama

pengangkutan,

pengolahan/pengerjaan

hasil,

penyimpanan, ataupun selama pemasaran) dari segala macam gangguan yang
disebabkan oleh OPT.
Sasaran pada kegiatan ini adalah tanaman yang belum (diduga belum)
terganggu, atau dalam istilah penyakitnya dikatakan masih sehat, dengan yang
memperlakukan atau mengusahakan tindakan tertentu agar ia tidak terganggu,
terserang, terinfeksi, atau rusak oleh OPT yang mungkin datang atau berkontak
dengannya. Misalnya, kita memperlakukan benih (seed treatment) padi sebelum
disemaikan dengan fungisida Dithane M-45, untuk mencegah bibit penyakit atau
patogen jamur Helminthosporium oryzae yang menyebabkan penyakit becak.
Pencegahan dapat dilakukan pada berbagai jenis OPT (patogen, hama,
maupun gulma). Perlakuannya pun tidak hanya secara kimia (dengan fungisida
atau pestisida saja), tetapi juga dapat dengan cara lain, seperti mekanis, fisis,
ataupun biologi, dan sebagainya.
2.Pemberantasan (Eradication) dan Pengobatan (Curative)
A. Pemberantasan
Pemberantasan berarti melindungi tanaman dari OPT hama dan gulma
yang telah menyerang, bahkan merusak atau menimbulkan persaingan yang
negatif, baik terhadap bahan perbanyakan tanaman, tanaman di lapangan/di
pesemaian, maupun hasil panen (yang masih di lapangan/sebelum dikerjakan,
selama

pengangkutan,

pengerjaan,

atau

dikonsumsikan).

11

pemasarannya,

sebelum

ia

Sasaran kegiatan ini adalah hama yang sedang menyerang dan merusak
tanaman atau bagian tertentu tanaman; dan tumbuhan penganggu tanaman (gulma)
yang menimbulkan persaingan negatif terhadap tanaman budidaya. Tujuannya
adalah

untuk

mematikan

atau

memusnahkan,

atau

sekurang-kurangnya

mengurangi jumlah OPT tersebut, sekaligus mengurangi atau menghentikan
kerusakan yang ditimbulkannya pada tanaman. Pemberantasan dilakukan secara
kimia, mekanik, maupun fisik.
B. Pengobatan
Pengobatan berarti melindungi (mengobati) tanaman yang sakit akibat
terinfeksi patogen. Sasarannya adalah tanaman yang sakit atau bagian tertentu
tanaman yang telah terinfeksi patogen. Tujuannya untuk menyembuhkan tanaman
dari penyakit. Pengobatan dapat dilakukan dengan memakai obat atau bahan
kimia lainnya, seperti pestisida. Misalnya, untuk menyembuhkan penyakit bercak
coklat pada tanaman padi kita menggunakan fungisida. Dengan demikian,
tanaman tersebut dapat pulih dan memberikan hasil yang baik.
Berbagai tindakan pemberantasan maupun pengobatan, tergantung dari
jasad pengganggunya, dan tingkatan atau stadia tumbuh dari tanaman (baik bahan
perbanyakan, bibit di pesemaian, tanaman di lapangan, ataupun hasil panen yang
masih di lapangan, selama pengangkutan, pengerjaannya, penyimpanan, bahkan
selama pemasarannya, sampai kepada konsumen yang mempergunakannya).
3. Pengendalian atau Pengelolaan (Controlling atau Managing)
Pengendalian atau pengelolaan berarti melindungi tanaman dengan
mengelola OPT yang menganggu tanaman, maupun tanaman itu sendiri,
sedemikian rupa sehingga kerusakan yang ditimbulkan oleh OPT tidak sampai
menimbulkan kerusakan ekonomis atau merugikan. Sasarannya adalah tanaman
yang belum terganggu maupun yang telah terganggu atau terserang OPT. Tujuan
pengendalian bukan memberantas atau memusnahkan OPT, akan tetapi bertujuan

12

untuk untuk menekan populasi OPT di bawah ambang ekonomi atau ambang
populasi OPT yang tidak menimbulkan kerusakan ekonomis atau merugikan.
Pengendalian dilakukan dengan memadukan berbagai teknik pengendalian
OPT yang ada atau strategi dari metode atau cara-cara budidaya sejak awal hingga
pasca panen, di mana satu sama lainnya tidak bertentangan. Jadi di sini, mulai dari
bahan perbanyakan, benih, bibit di pesemaian, tanaman di lapangan, hasilnya,
sampai pemasaran, bahkan juga jasad hidup lainnya selain tanaman dan OPT
diantisipasikan, juga faktor cuaca/iklim sejauh memungkinkan untuk dikelola
secara terpadu atau dikenal dengan istilah Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Mengenai Pengendalian Hama Terpadu akan dibahas pada Pokon Bahasan IX.
2.4. Peranan Perlindungan Tanaman
Seperti

yang

dikemukakan

sebelumnya,

perlindungan

tanaman

mempunyai peranan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari usaha
peningkatan produksi tanaman atau produksi pertanian. Dengan demikian,
perlindungan tanaman berperan didalam menjamin kepastian hasil dan
memperkecil resiko berproduksi suatu tanaman, karena walaupun langkahlangkah lainnya dari budidaya suatu tanaman sudah dilakukan, seperti
penggunaan

varietas

unggul,

cara

penanaman,

pemupukan,

pengairan,

penyiangan, pemanenan dan pasca panen telah dilaksanakan dengan baik, tetapi
pengendalian OPT diabaikan, maka apa yang diberikan tidak berarti atau hilang.
Kegiatan perlindungan tanaman, ialah kegiatan yang bertujuan untuk
melindungi, mencegah, atau menghindari agar tanaman kita agar tidak menderita
suatu gangguan, kerusakan, kematian, kemerosotan hasilnya atau memperkecil
kerugian yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, mereka harus memiliki prinsip
didalam memperkecil kerugian dan mendapatkan keuntungan yang sebesarbesarnya dengan mencegah atau mengurangi sekecil mungkin kerugian, atau
bahkan sama sekali meniadakan kerugian tersebut.

13

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perlindungan tanaman
merupakan alat penunjang yang sangat penting dari sistem produksi dan usaha
tani tanaman. Bahkan dikatakan bahwa perlindungan tanaman merupakan
asuransi yang menjamin keberhasilan setiap usaha tani dan pembangunan
pertanian dari kerugian sebagai akibat dari gangguan, baik oleh jasad penganggu,
bencana alam maupun kesalahan dalam budi daya tanaman pertanian itu. Kegiatan
perlindungan tanaman, mulai dari awal kegiatan budidaya tanaman sampai pasca
panen harus selalu berorientasikan pada upaya memperkecil kerusakan oleh
gangguan yang mungkin timbul.
Perlindungan Tanaman mempunyai makna yang sangat penting didalam
menentukan keberhasilan tujuan membudidayakan tanaman. Secara harfiah,
perlindungan adalah sesuatu yang diberikan untuk melindungi sesuatu atau
seseorang yang tak kuat atau lemah terhadap suatu ancaman atau gangguan yang
dapat merusak, merugikan, atau mengganggu proses hidupnya yang normal.
Sedangkan, tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan atau ditanam oleh
manusia untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut, selain untuk konsumsi, adalah
untuk mencapai hasil atau produksi tanaman yang berkuantitas tinggi dan
berkualitas baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi
yang membudidayakan.
Gangguan atau ancaman pada tanaman dapat berupa jasad penganggu atau
organisme penganggu tanaman (OPT), keadaan cuaca/iklim, keadaan tanah,
maupun kesalahan dalam budidaya tanaman pertanian. Akan tetapi, mata kuliah
Perlindungan Tanaman hanya membahas sebatas OPT pertanian; sedangkan,
pengganggu tanaman lainnya dibahas pada kuliah lain, diantaranya klimatologi,
ilmu tanah, dan agronomi.
Kedudukan Perlindungan Tanaman dalam budidaya tanaman adalah sangat
penting dan mutlak dilakukan, mengingat Perlindungan Tanaman merupakan
jaminan dalam mempertahankan produksi tanaman terhadap gangguan OPT.

14

Tanpa dilakukan Perlindungan Tanaman pada budidaya tanaman sulit dipastikan
bahwa petani akan mampu panen sesuai dengan harapan mereka.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPLAN
Pestisida (Inggris : pesticide), berasal dari kata pest yang berarti hama dan
cide yang berarti mematikan/racun. Jadi, pestisida adalah racun hama. Secara
umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk
mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara
langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia.
Perlindungan tanaman terhadap OPT perlu dilakukan untuk mengeliminasi
gangguan tersebut sehingga tidak berdampak pada kerugian ekonomik. Berbagai
cara dapat dilakukan baik secara preventif (mencegah masuknya gangguan)
maupun kuratif (mengendalikan gangguan yang ada). Taktik non-pestisida
meliputi taktik mekanis, fisis, kultur teknis, penanaman varietas tahan, taktik
pemanfaatan musuh alami (biologis), taktik pemanfaatan senyawa atraktan,
repellen, tatik rekayasa genetik, dan taktik regulasi (peraturan, perundangundangan).
3.2 SARAN
Dengan demikian, Perlindungan Tanaman adalah usaha untuk melindungi
tanaman dari ancaman atau gangguan yang dapat merusak, merugikan, atau
mengganggu proses hidupnya yang normal, sejak pra-tanam sampai pasca tanam
(Djafaruddin, 1996)
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan
alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan

15

efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut antara lain
ditentukan bahwa (Faizal, 2010):

16

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/73175828/perlindungan-tanaman
:http://agroteknologi-08.blogspot.com/2013/07/pengertian-pestisidaperkembangan-dan.html

Akhriwal Yulandra. 2010. Kunjungan Lapangan Di Merapi Golf Cangkringan
Sleman. Online (http://www.lingkunganbumi.blogspot.com). Diakses tanggal 8
Januari 2011.
Asep Nugraha. 2008. Teknologi Arang Aktif untuk Pengendali Residu Pestisida di
Lingkungan Pertanian. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Online
(http://www.asena.blogdrive.com). Diakses tanggal 8 Januari 2011.
Diana Sofia. 2010. Pengaruh Pestisida dalam Lingkungan Pertanian. Makalah
Lingkungan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Sumatra Utara.
Nina Hermayani. 2009. Biokatalis Amobil Untuk Mengatasi Limbah Pestisida.
Online (http://www.limnologi.lipi.go.id). Diakses tanggal 8 Januari 2011.
http://ilhamnatural.blogspot.com/2013/05/makalah-pestisida.html

17