Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kenda
KATA PENGANTAR
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
KATA PEN GAN TAR
Sebagai sebuah entitas pendidikan tinggi yang peduli terhadap pelestarian lingkungan, IPB
mencanangkan program green campus yang berupa upaya menciptakan kampus IPB
sebagai sebuah kampus yang ramah lingkungan ditinjau dari segi keasrian lingkungan
kampus, penghematan penggunaan energi, , pengelolaan sampah, transportasi yang ramah
lingkungan, dsb, yang pada intinya dimaksudkan untuk membuat kampus IPB sebagai
miniatur anasir ekologis yang bisa saling hidup berdampingan dengan nyaman.
Dalam rangka implementasi Green Campus tersebut, maka IPB mencanangkan
pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan massal yakni bus
dan mobil listrik. Program ini ditujukan kepada seluruh civitas akademika dan masyarakat
umum yang melakukan aktivitas di lingkungan Kampus IPB Dramaga.
Konversi kendaraan pribadi ke angkutan massal ini akan dapat mengurangi emisi yang
masuk ke ruang udara ambien. Untuk mengetahui seberapa besar reduksi emisi yang
kemungkinan akan terjadi dengan adanya konversi ke angkutan massal ini, maka
dilakukan kajian ilmiah.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan bantuan dari semua pihak yang
terkait dalam proses kajian reduksi emisi ini.
Dramaga, 31 September 2015
Tim Penulis
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
i
DAFTAR ISI
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
D AFTAR I SI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................................
i
ii
iv
v
PEN D AH ULUAN ......................................................................................................................
1.1. Latar Belakang Green Campus ...................................................................................................
1.2. Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal ...........................................................
1.3. Tujuan .................................................................................................................................................
I-1
I-1
I-1
I-2
I.
II. M ETOD E KAJI AN ................................................................................................................... II-1
2.1. Data Kuantitas Kendaraan Bermotor .................................................................................... II-1
2.2. Formula Perhitungan Reduksi Emisi ..................................................................................... II-1
III. H ASI L D AN PEM BAH ASAN ............................................................................................ III-1
3.1. Nilai Pengurangan Emisi ............................................................................................................. III-1
- Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor Dilarang Digunakan
Di Dalam Area Kampus IPB Darmaga (Skenario 1) ...................................................... III-1
- Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor dan Mobil Dilarang Digunakan
Di Dalam Area Kampus IPB Darmaga (Skenario 2) ...................................................... III-3
3.2. Reduksi Emisi dan Kaitannya dengan Green Campus ..................................................... III-4
IV. KESI M PULAN D AN SARAN ................................................................................................ III-1
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................................................... IV-1
4.2. Saran .................................................................................................................................................... IV-1
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. DP-1
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
ii
D AFTAR TABEL
No.
Judul Tabel
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
Faktor Emisi Kendaraan Bermotor (Permen LH 12/2010) .................................................
Faktor Emisi Bahan Bakar Gas .........................................................................................................
Data Operasional Bus dan Golf Car Skenario 1 ..........................................................................
Data Penggunaan Golf Car dan Bus Mahasiswa Dalam Area Kampus IPB .....................
Beban Emisi Pencemar Udara Pada Kondisi Eksisting............................................................
Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 1.........................................................
Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 1 ...................................
Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 2 .........................................................
Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 2...................................
Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 3 .........................................................
Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 3 ...................................
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
Halaman
II-2
II-2
II-3
II-3
III-1
III-2
III-2
III-3
III-3
III-4
III-4
iii
D AFTAR GAM BAR
No.
Judul Gambar
Halaman
3.1. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 1 untuk Pencemar ...................................... III-2
3.2. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 2 untuk Pencemar........................................ III-3
3.3. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan
Skenario 3 Bus Berbahan Bakar Gas untuk Pencemar ............................................................ III-5
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
BAB I
PEN D AH ULUAN
1 .1 . La t a r Be la k a n g Gr e e n Ca m pu s
Transportasi merupakan penyumbang utama dalam perubahan iklim global. Transportasi
menyumbang hampir 23% dari total emisi karbon dioksida di dunia dari pembakaran
bahan bakar fosil. Dari total emisi total karbon dioksida, 75% berasal dari transportasi
jalan raya dan jumlah tersebut terus meningkat setiap hari.
Sekitar 95% dari semua transportasi jalan tergantung pada minyak (60% dari total
konsumsi minyak dunia). Semua ini memberikan banyak tekanan pada pemerintah untuk
merancang kebijakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta mengurangi
konsumsi BBM. Sektor transportasi menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca,
oleh karena itu menjadi target utama dalam kegiatan penurunan polusi udara, sehingga
masyarakat mendapatkan lingkungan yang berkelanjutan.
Institut Pertanian Bogor memiliki kampus yang saat ini berpusat di daerah Dramaga, dan
termasuk wilayah Kabupaten Bogor, sehingga staf dan pegawai yang sebagian besar
berdomisili di Kota Bogor dan sekitarnya memerlukan sarana transportasi untuk
menjangkau kampus tepat waktu. Sehubungan dengan kondisi jalan yang seringkali
macet, maka banyak staf dosen dan pegawai menggunakan kendaraan pribadi baik motor
ataupun mobil. Hal ini mendorong peningkatan jumlah kendaraan bermotor memasuki
area Kampus IPB Dramaga. Selain itu, Kampus IPB Dramaga memiliki area yang cukup
luas sekitar 256 Ha, maka sarana transportasi dalam kampus pun sangat diperlukan.
Selama ini selain menggunakan kendaraan masing-masing, bagi civitas akademika
terutama mahasiswa juga disediakan sarana transportasi bus untuk mengangkut mereka
menuju lokasi perkuliahan ataupun praktikum yang terkadang cukup berjauhan lokasinya.
Selain itu ada pula jasa transportasi ojek. Peningkatan lalu lintas di dalam kampus pun
tidak dapat dielakkan. Selain menimbulkan kebisingan, sudah barang tentu akan ada
peningkatan emisi pencemar ke udara.
Kondisi tersebut melatarbelakangi perlunya dikembangkan Green Transportation, yang
merupakan penerapan segala jenis transportasi atau kendaraan yang ramah lingkungan
dan tidak memiliki dampak negatif pada lingkungan sekitarnya. Kegiatan ini merupakan
bagian tidak terpisahkan dari pencanangan program Green Campus yang direncanakan
oleh Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) beserta jajarannya.
1 .2 . Kon ve r si Ke n da r a a n Pr iba di k e An gk u t a n M a ssa l
Pengurangan emisi khususnya untuk emisi Gas Rumah Kaca menurut Kementerian Energi
dan Sumberdaya Mineral (2012) dapat dilakukan melalui 3 hal :
• Mengurangi emisi per kilometer, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
efisiensi seperti menggunakan teknologi baru dan manajemen pengoperasian
kendaraan, meningkatkan infrastruktur serta menggunakan bahan bakar yang
rendah emisi.
• Mengurangi emisi per unit transportasi, dapat dilakukan dengan menggunakan jenis
transportasi yang efisien seperti angkutan massal dan meningkatkan isian
penumpang.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
I-1
• Mengurangi jarak atau jumlah perjalanan, hal ini terkait erat dengan perilaku
masyarakat dalam melakukan perjalanan terutama menuju tempat kerja atau
lembaga pendidikan.
Misalnya dengan upaya memperdekat lokasi tempat
bermukim dengan tempat bekerja atau sekolah.
Berdasarkan ketiga opsi tersebut, maka yang dapat menjadi pilihan di lingkungan Kampus
IPB Dramaga adalah opsi 1 dan 2, yaitu penggunaan jenis transportasi dengan teknologi
baru dalam hal ini penggunaan mobil listrik, dan angkutan massal yaitu bus dalam kampus
yang dapat menampung 30 – 50 orang setiap perjalanan. Demikian pula halnya dengan
upaya mendorong penggunaan sepeda dan berjalan kaki dari dan menuju lokasi
perkuliahan dan praktikum, perlu terus digalakan.
Dalam rangka memberikan justifikasi ilmiah bahwa terjadi penurunan emisi dengan
adanya program green transportation, maka perlu dilakukan perhitungan secara
kuantitatif pengaruh dari perubahan penggunaan kendaraan bermotor dalam kampus
terhadap beban emisi pencemar udara.
1 .3 . Tu j u a n
Tujuan kajian ini adalah menghitung perubahan beban emisi pencemar udara akibat
perubahan sistem transportasi dalam kampus dari kendaraan pribadi menjadi angkutan
massal yang dilaksanakan secara bertahap.
1 .4 . Pe la k sa n a St u di
Pelaksana Studi
: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (PPLH-LPPM), IPB
Ketua Tim
: Dr. Ir. Hefni Effendi, MPhil.
Ahli Kualitas Udara
: Ir. Ana Turyanti, MSi.
Assisten Ahli
: Taufiq Yuliawan, SSi.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
I-2
BAB II
METODE KAJIAN
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
BAB I I
M ETOD E KAJI AN
2 .1 . D a t a Ku a n t it a s Ke n da r a a n Be r m ot or
Data jumlah total kendaraan bermotor milik staf dan pegawai yang tercatat di pihak UKK
Kampus IPB Dramaga tahun 2015 adalah
Mobil
Sepada motor
: 1267
: 10619
Mobil pelintas
: 140
Sepeda motor ojek : 217
2 .2 . For m u la Pe r h it u n ga n Re du k si Em isi
Pendugaan Beban Emisi Kendaraan Bermotor
Rumus yang digunakan untuk pendugaan emisi kendaraan bermotor sesuai PerMenLH
12/2010 (dengan modifikasi satuan dan simbol) adalah :
Keterangan
= Beban emisi pencemar a (kg/hari)
Ea
VKT k,b = Panjang perjalanan dalam kilometer untuk setiap jenis kendaraan k
dan bahan bakar b
FE a,k,b = Faktor emisi pencemar a dari kendaraan jenis k, berbahan bakar b (g/km)
a
= Jenis pencemar yang akan dihitung beban emisinya
k
= Jenis kendaraan dalam hal ini ada 3 yaitu sepeda motor, mobil, dan bus
b
= Jenis bahan bakar yang digunakan masing-masing kendaraan
(bensin, solar, gas)
Faktor emisi adalah besarnya emisi yang dilepaskan ke dalam udara ambien dari suatu
kegiatan untuk setiap satuan bahan bakar yang digunakan atau intensitas kegiatan yang
dilakukan (PerMenLH 12/2010). Pada kajian ini faktor emisi kendaraan yang digunakan
adalah sesuai dengan PerMenLH no 12/2010 (Tabel 2.1).
Tabel 2.1. Faktor Emisi Kendaraan Bermotor (PerMenLH 12/2010).
Jenis Pencemar
Jenis Kendaraan
Sepeda Motor
Mobil*
Bus
CO (g/km)
14
32.4
11
HC (g/km)
5.9
3.2
1.3
NOx (g/km)
0.29
2.3
4.9
PM 10 (g/km)
0.24
0.12
1.4
SO 2 (g/km)
0.008
0.11
0.93
CO 2 (g/kg Bahan Bakar)
3180
3178
3172
*) tanpa membedakan jenis bahan bakar.
(Tabel 7 Lampiran II Pedoman Inventarisasi Data Mutu Udara Ambien dan Sumber Pencemar Udara PerMenLH No 12/2010)
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
II-1
Faktor emisi CO 2 memiliki satuan g/kg penggunaan bahan bakar, sehingga untuk
menghitung beban emisi CO 2 diperlukan data densitas bahan bakar agar didapatkan
satuan g/L serta data konsumsi bahan bakar rata-rata per km jarak tempuh. Selain itu
faktor emisi untuk bahan bakar gas didapatkan dari sumber-sumber pustaka (Faiz et al.
1996; Murrels dan Pang 2013).
Tabel 2.2. Faktor Emisi Bahan Bakar Gas.
Faktor Emisi
Jenis Pencemar
Bus
CO (g/km)
0,018641
HC (g/km)
0,012427
NOx (g/km)
2,5
PM 10 (g/km)
0,005
CO 2 eq (g/km)
1034,6
Referensi
Faiz et al. (1996)
Murrels dan Pang (2013)
GHG protocol (2005)
Perhitungan Reduksi Emisi
Reduksi emisi dihitung dengan mengurangkan jumlah beban emisi eksiting dengan beban
emisi setelah diterapkan Skenario I dan Skenario Final.
BE r = Reduksi Beban Emisi
BE e = Beban Emisi eksiting
BE si = Beban Emisi scenario ke i
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan pendugaan beban emisi dan reduksi
emisi adalah sebagai berikut:
• Asumsi Kondisi Eksisting :
Jumlah sepeda motor, mobil dan kendaraan yang memasuki areal kampus IPB
sesuai dengan data UKK tahun 2015
Ojek beroperasi 10 rit per hari.
Rata-rata jarak tempuh per hari :
o Sepeda motor: 2,5 km, Mobil: 2 km, Ojek: 1 km/rit, Bus: 2 km
Rata-rata jarak tempuh kendaraan per liter bahan bakar :
o Sepeda motor: 1L/25 km, Mobil: 1L/12 km, Bus: 1L/3 km (GHGprotocol,
2005)
Densitas bensin : 0,7 kg/L (Wikipedia 2015)
Densitas solar : 0,8 kg/L (Wikipedia 2015)
• Asumsi Kondisi Skenario 1
Sepeda motor tidak diperkenankan masuk area Kampus IPB dan sepeda motor
hanya sampai tempat parkir yang sudah ditentukan di tepi area kampus IPB.
Jarak gerbang ke tempat parkir rata-rata 0.5 km.
Kendaraan roda 4 masih dapat memasuki area kampus IPB Dramaga.
Jarak tempuh motor hanya 1 km per hari (masuk dan keluar area kampus).
Mobil pelintas masih ada.
Penggunaan mobil istrik dan bus sesuai kondisi percobaan saat ini (Tabel 2.3).
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
II-2
Penggunaan listrik oleh mobil listrik Golf Car tidak dihitung beban emisinya,
karena secara lokal beban emisi tidak ada, tetapi diperhitungkan sebagai bagian
dari emisi di pusat yaitu PLN.
Tabel 2.3. Data Operasional Bus dan mobil listrik Skenario Tahap 1.
Jumlah
Koridor 1
Koridor 2
Koridor 3
Kendaraan Bus
2
1
2
Kendaraan mobil listrik
10
10
-
Rit tiap Bus*)
56
32
50
Jarak tempuh per koridor (km)
1,72
2,25
2,86
*) Jumlah Rit disesuaikan dengan data lapangan selama pemantauan tanggal 1-8 September
2015
• Asumsi Kondisi Skenario 2
Sepeda motor warga IPB hanya sampai tempat parkir.
Kendaraan roda 4 hanya sampai tempat parkir yang disediakan.
Jarak tempuh motor hanya 1 km per hari (masuk dan keluar area kampus)
Jarak gerbang hingga tempat parkir yang ditentukan sekitar 0.5 km
Penambahan Bus menjadi 30 unit (Tabel 2.4).
Mobil pelintas tidak ada.
Tabel 2.4. Data Penggunaan mobil listrik dan Bus Dalam Area Kampus IPB.
Jumlah
Koridor 1
Koridor 2
Koridor 3
Koridor 4
Koridor 5
Kendaraan Bus
9
3
13
3
2
Kendaraan mobil listrik
20
13
-
-
-
Rit tiap Bus *)
Jarak Tempuh tiap Koridor (km)
50
60
51
10
7
1,72
2,25
2,86
4,06
1,3
*) Basis data mempertimbangkan data pemantauan di lapangan tanggal 15-21 September
2015
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
II-3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
BAB I I I
H ASI L D AN PEM BAH ASAN
Pada kondisi eksisting hasil pendugaan Beban Emisi (BE) ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Beban Emisi tertinggi adalah beban emisi karbondioksida (CO 2 ) dan terendah adalah
Sulfurdioksida (SO 2 ). Beban emisi CO 2 mencapai 3.064 kg/hari, CO menempati urutan
kedua dengan jumlah 493 kg/hari. Pada dasarnya CO 2 bukan merupakan zat pencemar
yang toksik secara langsung terhadap lingkungan, namun dengan adanya isu pemanasan
global akibat peningkatan jumlah gas rumah kaca, maka keberadaan CO 2 menjadi penting
dalam isu lingkungan. Beban emisi CO 2 perlu ditekan untuk mengurangi tingginya emisi
gas rumah kaca.
Tabel 3.1. Beban Emisi Pencemar Udara Pada Kondisi Eksisting.
Beban Emisi (g/hari)
Jenis Pencemar
Sepeda
Motor
CO (g/km)
HC (g/km)
NOx (g/km)
PM10 (g/km)
SO 2 (g/km)
371665,0
156630,3
7698,8
6371,4
212,4
CO 2 (g/kg
Bahan Bakar)
2363789,4
Mobil*
Bus
Ojek
82101,6
8108,8
5828,2
304,1
278,7
154,0
18,2
166,6
19,6
13,0
30380,0
12803,0
629,3
520,8
17,4
469761,4
12469,8
193216,8
Mobil
Pelintas
9072,0
896,0
644,0
33,6
30,8
BE total
eksisting
493372,6
178456,3
14966,9
7249,5
552,3
24915,5 3064152,9
Upaya reduksi emisi dilakukan dengan mengkonversi moda transportasi di area kampus,
dan dilakukan melalui 2 tahap yaitu pengurangan lalulintas sepeda motor di dalam area
kampus, dan tahap kedua membatasi kendaraan pribadi baik sepeda motor ataupun mobil
melintas di area kampus, kecuali hanya sampai tempat parkir yang sudah ditentukan.
Skenario kedua diberi tambahan sarana transportasi bus berbahan bakar diesel. Pada
studi ini juga ditambahkan estimasi reduksi emisi pencemar jika seluruh bus diganti
bahan bakarnya dengan gas (BBG).
3 .1 . N ila i Pe n gu r a n ga n Em isi
Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor Dilarang Digunakan di Dalam Area
Kampus IPB Darmaga (Skenario 1)
Pada kondisi skenario tahap 1 yang sedang diuji coba saat ini, hasil pendugaan Beban
Emisi ditampilkan pada Tabel 3.2. Pada tahap ini semua sepeda motor yang dimiliki oleh
dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, ojek, dan tamu hanya boleh parkir pada lokasi
yang telah ditentukan. Selanjutnya untuk mobilitas di dalam kampus IPB Dramaga
menggunakan bus dan mobil listrik. Sementara kendaraan roda 4 (mobil) masih dapat
masuk ke dalam area Kampus IPB Dramaga.
Hasil perhitungan menunjukkan masih ada emisi dengan parameter tertinggi adalah CO 2
sebesar 1.730 kg/hari (Tabel 3.2), berhasil turun sebesar 43.5% (Tabel 3.3). Sepeda
motor civitas masih terhitung emisinya, karena masih ada kontribusi dari aktivitasnya
memasuki area kampus dari pintu gerbang hingga lokasi parkir yang berjarak rata-rata
0,5 km.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo
III-1
Tabel 3.2. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 1.
Jenis
Pencemar
CO (g/km)
HC (g/km)
NOx (g/km)
PM10 (g/km)
SO 2 (g/km)
CO 2 (g/kg
Bahan Bakar)
Beban emisi (BE) (g/hari)
Sepeda
Motor
Mobil*
148666,0
62652,1
3079,5
2548,6
85,0
Mobil
Pelintas
BE Total
Skenario 1
Bus Antar Jemput
Pegawai
Bus dalam
Kampus
82101,6
8108,8
5828,2
304,1
278,7
154,0
18,2
166,6
19,6
13,0
3424,5
404,7
3704,7
435,8
289,5
9072,0
896,0
644,0
33,6
30,8
243418,1
72079,8
13423,0
3341,7
697,0
945515,8 469761,4
12469,8
277292,0
24915,5
1729954,4
Penurunan terbesar terdapat pada parameter HC sebesar 60%. Berdasarkan hasil
pendugaan beban emisi pada skenario tahap 1, penurunan beban emisi terjadi pada
semua parameter yang dihitung kecuali SO 2 , terdapat kenaikan jumlah Beban Emisi
sebesar 26%. Hal ini terjadi karena adanya penambahan bus yang berbahan bakar diesel.
Sementara pencemar yang lain beban emisinya menurun, reduksi terendah adalah NOx
sebesar 10.3%. Gambar 3.1 menunjukkan perbedaan beban emisi pencemar antara
kondisi eksisting dan beban emisi skenario 1. Pencemar dibagi 2 kelompok karena
berbeda besaran angkanya, sehingga mudah dilihat perbedaannya.
Tabel 3.3. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 1.
Jenis Pencemar Beban Emisi Eksisting Beban Emisi Skenario 1
CO (g)
HC (g)
NOx (g)
PM10 (g)
SO 2 (g)
CO 2 (g)
493372,6
178456,3
14966,9
7249,5
552,3
3064152,9
Reduksi
Total (g/hari)
% Reduksi
249954,5
106376,4
1543,9
3907,8
-144,7
1334198,5
50,66
59,61
10,32
53,90
-26,21
43,54
243418,1
72079,8
13423,0
3341,7
697,0
1729954,4
(a)
(b)
Gambar 3.1. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 1 untuk Pencemar.
(a) CO, HC dan CO 2 , (b) NOx, PM 10 dan SO 2
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo
III-2
Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor dan Mobil Dilarang digunakan di
Dalam Area Kampus IPB Darmaga (Skenario 2)
Pada skenario tahap 2, semua kendaraan bermotor yang dimiliki oleh dosen, tenaga
kependidikan, mahasiswa, dan tamu hanya boleh parkir pada lokasi yang telah ditentukan.
Selanjutnya untuk mobilitas di dalam kampus IPB Dramaga menggunakan bus dan mobil
listrik.
Berdasar kondisi skenario tersebut beban emisi pencemar dihitung dan didapatkan hasil
sebagaimana tercantum pada Tabel 3.4. Penurunan Beban Emisi pencemar CO mencapai
58.2%, penurunan pencemar HC mencapai 61.5%, dan PM 10 mencapai 34%, serta CO 2
hingga 18.5%. Namun demikian terdapat peningkatan SO 2 yang cukup tinggi serta NOx
(Tabel 3.5). Penambahan bus berbahan bakar diesel mendorong peningkatan beban emisi
tersebut.
Gambar 3.2 memperjelas perbandingan beban emisi eksisting dengan kondisi skenario
tahap 2. Kelemahan dari skenario ini adalah penambahan bus berbahan bakar diesel, yang
mendorong peningkatan beban emisi SO 2 dan NOx, walaupun besarannya masih lebih
kecil dibandingkan pencemar lainnya.
Tabel 3.4. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 2.
Jenis
Pencemar
CO
HC
NOx
PM10
SO 2
CO 2
Beban Emisi (BE) (g/hari)
Sepeda
Motor
Mobil*
148666,0
62652,1
3079,5
2548,6
85,0
945515,8
41050,8
4054,4
2914,1
152,0
139,4
234880,7
Bus Antar
Jemput Pegawai
154,0
18,2
166,6
19,6
13,0
12469,8
Bis Dalam
Kampus
16113,5
1904,3
17431,8
2050,8
1362,3
1304747,3
BE Total
skenario 2
205984,3
68629,0
23592,0
4771,0
1599,7
2497613,5
Tabel 3.5. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 2.
Jenis
Pencemar
CO (g)
HC (g)
NOx (g)
PM10 (g)
SO 2 (g)
CO 2 (g)
Beban Emisi
Eksisting
493372,6
178456,3
14966,9
7249,5
552,3
3064152,9
Beban Emisi
Skenario 2
205984,3
68629,0
23592,0
4771,0
1599,7
2497613,5
Reduksi Total
(g/hari)
287388,3
109827,2
-8625,2
2478,5
-1047,4
566539,4
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo
% Reduksi
58,25
61,54
-57,63
34,19
-189,64
18,49
III-3
(a)
(b)
Gambar 3.2. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 2 untuk Pencemar
(a) CO, HC dan CO 2 , (b) NOx, PM 10 dan SO 2
3 .2 . Re du k si Em isi da n Ka it a n n y a de n ga n Gr e e n Ca m pu s
Secara umum perubahan moda transportasi di area Kampus IPB Dramaga dalam rangka
Green Transportation berhasil menurunkan emisi pencemar CO, CO 2 , PM 10 , HC dan NOx
hingga lebih dari 60%. Namun penggunaan bus tambahan berbahan bakar diesel
mendorong peningkatan emisi Sulfurdioksida dan sedikit peningkatan NOx. Sebagaimana
ditunjukkan oleh skenario 1, terjadi penurunan emisi pada semua zat pencemar kecuali
SO 2 .
Ketika penambahan bus dilakukan dengan frekuensi yang cukup tinggi yaitu rata-rata 50
rit per koridor per bus per hari maka peningkatan SO 2 menjadi tinggi dan bahkan NOx
turut meningkat dibanding kondisi eksisting, walaupun besarannya masih jauh lebih kecil
dibandingkan beban emisi pencemar lainnya. Oleh karena itu, perlu dicari solusi proporsi
jumlah dan jenis moda transportasi yang optimum, agar dapat menurunkan emisi
pencemar, tetapi tidak meningkatkan emisi pencemar lain. Pada dasarnya CO 2 tidak
termasuk zat pencemar yang toksik secara kimiawi, namun sesuai dengan isu pemanasan
global yang memicu perubahan iklim, maka emisi CO 2 perlu mendapat perhatian dalam
pengelolaan sistem transportasi.
Salah satu solusi yang lebih memungkinkan emisi pencemar lebih rendah adalah
penggunaan moda transportasi berbahan bakar gas. Walaupun tetap tidak berarti zero
untuk CO 2 , karena tetap akan ada emisi CO 2 dari pembakaran yang sempurna. Selain itu
perlu pertimbangan secara ekonomi.
Selanjutnya dilakukan pula penghitungan beban emisi dengan skenario 3 yakni
penggantian bahan bakar bus dari sebelumnya menggunakan solar, menjadi bahan bakar
gas dalam hal ini adalah Compressed Natural Gas (CNG). Asumsi yang digunakan adalah
bahan bakar seluruh bus termasuk bus antar jemput pegawai menggunakan bahan bakar
gas. Hasil dugaan beban emisi ditampilkan pada Tabel 3.6, reduksinya pada Tabel 3.7.
Gambar 3.3 memperjelas penurunan beban emisi yang terjadi. Penggunaan bus berbahan
bakar gas serta pembatasan kendaraan bermotor memasuki area kampus mampu
menurunkan beban emisi pencemar udara secara signifikan. Penurunan tertinggi dicapai
oleh PM 10 dan HC dengan reduksi hingga 88%, dan terendah dicapai oleh CO 2 , dengan
reduksi sebesar 37%.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo
III-4
Tabel 3.6. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 3.
Jenis
Pencemar
CO
HC
NOx
PM10
SO 2
CO 2
Beban emisi (BE) (g/hari)
Sepeda
Motor
Mobil
44604,0
18797,4
923,9
764,6
25,5
283681,4
20541,6
2028,8
1458,2
76,1
69,7
117533,0
Bis Antar Jemput
Pegawai
0,3
0,2
35,0
0,1
0,0
14484,4
Bis dalam
Kampus
27,3
18,2
3662,2
7,3
0,0
1515544,2
BE Total
Skenario 3
65173,2
20844,6
6079,3
848,1
95,2
1931243,0
Tabel 3.7. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 3.
Jenis Pencemar
CO (g)
HC (g)
NOx (g)
PM10 (g)
SO 2 (g)
CO 2 (g)
Beban Emisi
Eksisting
Beban Emisi
Skenario 3
Reduksi Total
(g/hari)
% Reduksi
192199,2
65173,2
428199,4
86,79
64768,3
6666,2
2637,8
264,4
3064152,9
20844,6
6079,3
848,1
95,2
1931243,0
157611,7
8887,6
6401,4
457,1
1132909,8
88,32
59,38
88,30
82,76
36,97
(a)
(b)
Gambar 3.3. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 3, Bus Berbahan Bakar Gas
untuk Pencemar (a) CO, HC dan CO 2 , (b) NOx, PM 10 dan SO 2
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo
III-5
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
BAB I V
KESI M PULAN D AN SARAN
4.1. Kesimpulan
Hasil studi reduksi emisi berdasarkan perubahan moda transportasi di lingkungan
Kampus IPB Dramaga menunjukkan bahwa perubahan moda transportasi dengan cara
mengatur lalu lintas kendaraan bermotor di area kampus mampu menurunkan beban
emisi pencemar hingga >60%.
Skenario 1 yang saat ini berjalan mampu menurunkan beban emisi CO, PM10, HC, NOx,
serta CO2, namun sedikit meningkatkan SO2 hingga 26,21%. Skenario 2 dengan
mengatur seluruh kendaraan pribadi hanya sampai 4 titik parkir, mampu mendorong
penurunan beban emisi CO, PM10, HC, serta CO2 hingga 59,61%, namun meningkatkan
beban emisi SO2 cukup tinggi dan NOx, walaupun dari sisi besaran masih jauh lebih
kecil dibandingkan pencemar lainnya.
Skenario 3 berupa penggunaan bus berbahan bakar gas mampu menurunkan beban emisi
semua pencemar udara yang dihitung hingga 88,32% untuk HC.
4.2. Saran
Skenario 3 perlu diterapkan. Penggunaan sepeda di dalam kampus oleh warga IPB harus
terus didorong.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
IV-1
DAFTAR PUSTAKA
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
D AFTAR PUSTAKA
Faiz A, Weaver CS, Walsh MP, Gautam SP, Chan LM. 1996. Air Pollution from Motor Vehicles
Standards and Technologies for Controlling Emissions. Washington DC : The World Bank.
GHG Protocol. 2005. Mobile Guide v1.3. http://www.ghgprotocol.org/files/ghgp/tools/co2mobile.pdf
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2010. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah.
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. 2012. Kajian Emisi Gas Rumah Kaca Sektor
Transportasi. Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. Kementrian
Energi dan Sumberdaya Mineral.
Murrels T, Pang Y. 2013. Emissions Factors for Alternative Vehicles Technologies. National
Atmospheric
Emissions
Inventory.
http://naei.defra.gov.uk/resources/
National_Atmospheric_Emissions_Inventory_Final_Feb13.pdf.
Onny. 2015. Perbandingan karakteristik beberapa bahan bakar. Techno-Art artikelteknologi.com. diunduh dari http ://www. artikel-teknologi.com [15 September 2015]
Wikipedia. 2015. Diesel Fuel. http ://en.wikipedia.org.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
DP-1
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
KATA PEN GAN TAR
Sebagai sebuah entitas pendidikan tinggi yang peduli terhadap pelestarian lingkungan, IPB
mencanangkan program green campus yang berupa upaya menciptakan kampus IPB
sebagai sebuah kampus yang ramah lingkungan ditinjau dari segi keasrian lingkungan
kampus, penghematan penggunaan energi, , pengelolaan sampah, transportasi yang ramah
lingkungan, dsb, yang pada intinya dimaksudkan untuk membuat kampus IPB sebagai
miniatur anasir ekologis yang bisa saling hidup berdampingan dengan nyaman.
Dalam rangka implementasi Green Campus tersebut, maka IPB mencanangkan
pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan massal yakni bus
dan mobil listrik. Program ini ditujukan kepada seluruh civitas akademika dan masyarakat
umum yang melakukan aktivitas di lingkungan Kampus IPB Dramaga.
Konversi kendaraan pribadi ke angkutan massal ini akan dapat mengurangi emisi yang
masuk ke ruang udara ambien. Untuk mengetahui seberapa besar reduksi emisi yang
kemungkinan akan terjadi dengan adanya konversi ke angkutan massal ini, maka
dilakukan kajian ilmiah.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan bantuan dari semua pihak yang
terkait dalam proses kajian reduksi emisi ini.
Dramaga, 31 September 2015
Tim Penulis
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
i
DAFTAR ISI
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
D AFTAR I SI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................................
i
ii
iv
v
PEN D AH ULUAN ......................................................................................................................
1.1. Latar Belakang Green Campus ...................................................................................................
1.2. Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal ...........................................................
1.3. Tujuan .................................................................................................................................................
I-1
I-1
I-1
I-2
I.
II. M ETOD E KAJI AN ................................................................................................................... II-1
2.1. Data Kuantitas Kendaraan Bermotor .................................................................................... II-1
2.2. Formula Perhitungan Reduksi Emisi ..................................................................................... II-1
III. H ASI L D AN PEM BAH ASAN ............................................................................................ III-1
3.1. Nilai Pengurangan Emisi ............................................................................................................. III-1
- Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor Dilarang Digunakan
Di Dalam Area Kampus IPB Darmaga (Skenario 1) ...................................................... III-1
- Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor dan Mobil Dilarang Digunakan
Di Dalam Area Kampus IPB Darmaga (Skenario 2) ...................................................... III-3
3.2. Reduksi Emisi dan Kaitannya dengan Green Campus ..................................................... III-4
IV. KESI M PULAN D AN SARAN ................................................................................................ III-1
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................................................... IV-1
4.2. Saran .................................................................................................................................................... IV-1
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. DP-1
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
ii
D AFTAR TABEL
No.
Judul Tabel
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
Faktor Emisi Kendaraan Bermotor (Permen LH 12/2010) .................................................
Faktor Emisi Bahan Bakar Gas .........................................................................................................
Data Operasional Bus dan Golf Car Skenario 1 ..........................................................................
Data Penggunaan Golf Car dan Bus Mahasiswa Dalam Area Kampus IPB .....................
Beban Emisi Pencemar Udara Pada Kondisi Eksisting............................................................
Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 1.........................................................
Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 1 ...................................
Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 2 .........................................................
Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 2...................................
Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 3 .........................................................
Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 3 ...................................
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
Halaman
II-2
II-2
II-3
II-3
III-1
III-2
III-2
III-3
III-3
III-4
III-4
iii
D AFTAR GAM BAR
No.
Judul Gambar
Halaman
3.1. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 1 untuk Pencemar ...................................... III-2
3.2. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 2 untuk Pencemar........................................ III-3
3.3. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan
Skenario 3 Bus Berbahan Bakar Gas untuk Pencemar ............................................................ III-5
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
BAB I
PEN D AH ULUAN
1 .1 . La t a r Be la k a n g Gr e e n Ca m pu s
Transportasi merupakan penyumbang utama dalam perubahan iklim global. Transportasi
menyumbang hampir 23% dari total emisi karbon dioksida di dunia dari pembakaran
bahan bakar fosil. Dari total emisi total karbon dioksida, 75% berasal dari transportasi
jalan raya dan jumlah tersebut terus meningkat setiap hari.
Sekitar 95% dari semua transportasi jalan tergantung pada minyak (60% dari total
konsumsi minyak dunia). Semua ini memberikan banyak tekanan pada pemerintah untuk
merancang kebijakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta mengurangi
konsumsi BBM. Sektor transportasi menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca,
oleh karena itu menjadi target utama dalam kegiatan penurunan polusi udara, sehingga
masyarakat mendapatkan lingkungan yang berkelanjutan.
Institut Pertanian Bogor memiliki kampus yang saat ini berpusat di daerah Dramaga, dan
termasuk wilayah Kabupaten Bogor, sehingga staf dan pegawai yang sebagian besar
berdomisili di Kota Bogor dan sekitarnya memerlukan sarana transportasi untuk
menjangkau kampus tepat waktu. Sehubungan dengan kondisi jalan yang seringkali
macet, maka banyak staf dosen dan pegawai menggunakan kendaraan pribadi baik motor
ataupun mobil. Hal ini mendorong peningkatan jumlah kendaraan bermotor memasuki
area Kampus IPB Dramaga. Selain itu, Kampus IPB Dramaga memiliki area yang cukup
luas sekitar 256 Ha, maka sarana transportasi dalam kampus pun sangat diperlukan.
Selama ini selain menggunakan kendaraan masing-masing, bagi civitas akademika
terutama mahasiswa juga disediakan sarana transportasi bus untuk mengangkut mereka
menuju lokasi perkuliahan ataupun praktikum yang terkadang cukup berjauhan lokasinya.
Selain itu ada pula jasa transportasi ojek. Peningkatan lalu lintas di dalam kampus pun
tidak dapat dielakkan. Selain menimbulkan kebisingan, sudah barang tentu akan ada
peningkatan emisi pencemar ke udara.
Kondisi tersebut melatarbelakangi perlunya dikembangkan Green Transportation, yang
merupakan penerapan segala jenis transportasi atau kendaraan yang ramah lingkungan
dan tidak memiliki dampak negatif pada lingkungan sekitarnya. Kegiatan ini merupakan
bagian tidak terpisahkan dari pencanangan program Green Campus yang direncanakan
oleh Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) beserta jajarannya.
1 .2 . Kon ve r si Ke n da r a a n Pr iba di k e An gk u t a n M a ssa l
Pengurangan emisi khususnya untuk emisi Gas Rumah Kaca menurut Kementerian Energi
dan Sumberdaya Mineral (2012) dapat dilakukan melalui 3 hal :
• Mengurangi emisi per kilometer, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
efisiensi seperti menggunakan teknologi baru dan manajemen pengoperasian
kendaraan, meningkatkan infrastruktur serta menggunakan bahan bakar yang
rendah emisi.
• Mengurangi emisi per unit transportasi, dapat dilakukan dengan menggunakan jenis
transportasi yang efisien seperti angkutan massal dan meningkatkan isian
penumpang.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
I-1
• Mengurangi jarak atau jumlah perjalanan, hal ini terkait erat dengan perilaku
masyarakat dalam melakukan perjalanan terutama menuju tempat kerja atau
lembaga pendidikan.
Misalnya dengan upaya memperdekat lokasi tempat
bermukim dengan tempat bekerja atau sekolah.
Berdasarkan ketiga opsi tersebut, maka yang dapat menjadi pilihan di lingkungan Kampus
IPB Dramaga adalah opsi 1 dan 2, yaitu penggunaan jenis transportasi dengan teknologi
baru dalam hal ini penggunaan mobil listrik, dan angkutan massal yaitu bus dalam kampus
yang dapat menampung 30 – 50 orang setiap perjalanan. Demikian pula halnya dengan
upaya mendorong penggunaan sepeda dan berjalan kaki dari dan menuju lokasi
perkuliahan dan praktikum, perlu terus digalakan.
Dalam rangka memberikan justifikasi ilmiah bahwa terjadi penurunan emisi dengan
adanya program green transportation, maka perlu dilakukan perhitungan secara
kuantitatif pengaruh dari perubahan penggunaan kendaraan bermotor dalam kampus
terhadap beban emisi pencemar udara.
1 .3 . Tu j u a n
Tujuan kajian ini adalah menghitung perubahan beban emisi pencemar udara akibat
perubahan sistem transportasi dalam kampus dari kendaraan pribadi menjadi angkutan
massal yang dilaksanakan secara bertahap.
1 .4 . Pe la k sa n a St u di
Pelaksana Studi
: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (PPLH-LPPM), IPB
Ketua Tim
: Dr. Ir. Hefni Effendi, MPhil.
Ahli Kualitas Udara
: Ir. Ana Turyanti, MSi.
Assisten Ahli
: Taufiq Yuliawan, SSi.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
I-2
BAB II
METODE KAJIAN
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
BAB I I
M ETOD E KAJI AN
2 .1 . D a t a Ku a n t it a s Ke n da r a a n Be r m ot or
Data jumlah total kendaraan bermotor milik staf dan pegawai yang tercatat di pihak UKK
Kampus IPB Dramaga tahun 2015 adalah
Mobil
Sepada motor
: 1267
: 10619
Mobil pelintas
: 140
Sepeda motor ojek : 217
2 .2 . For m u la Pe r h it u n ga n Re du k si Em isi
Pendugaan Beban Emisi Kendaraan Bermotor
Rumus yang digunakan untuk pendugaan emisi kendaraan bermotor sesuai PerMenLH
12/2010 (dengan modifikasi satuan dan simbol) adalah :
Keterangan
= Beban emisi pencemar a (kg/hari)
Ea
VKT k,b = Panjang perjalanan dalam kilometer untuk setiap jenis kendaraan k
dan bahan bakar b
FE a,k,b = Faktor emisi pencemar a dari kendaraan jenis k, berbahan bakar b (g/km)
a
= Jenis pencemar yang akan dihitung beban emisinya
k
= Jenis kendaraan dalam hal ini ada 3 yaitu sepeda motor, mobil, dan bus
b
= Jenis bahan bakar yang digunakan masing-masing kendaraan
(bensin, solar, gas)
Faktor emisi adalah besarnya emisi yang dilepaskan ke dalam udara ambien dari suatu
kegiatan untuk setiap satuan bahan bakar yang digunakan atau intensitas kegiatan yang
dilakukan (PerMenLH 12/2010). Pada kajian ini faktor emisi kendaraan yang digunakan
adalah sesuai dengan PerMenLH no 12/2010 (Tabel 2.1).
Tabel 2.1. Faktor Emisi Kendaraan Bermotor (PerMenLH 12/2010).
Jenis Pencemar
Jenis Kendaraan
Sepeda Motor
Mobil*
Bus
CO (g/km)
14
32.4
11
HC (g/km)
5.9
3.2
1.3
NOx (g/km)
0.29
2.3
4.9
PM 10 (g/km)
0.24
0.12
1.4
SO 2 (g/km)
0.008
0.11
0.93
CO 2 (g/kg Bahan Bakar)
3180
3178
3172
*) tanpa membedakan jenis bahan bakar.
(Tabel 7 Lampiran II Pedoman Inventarisasi Data Mutu Udara Ambien dan Sumber Pencemar Udara PerMenLH No 12/2010)
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
II-1
Faktor emisi CO 2 memiliki satuan g/kg penggunaan bahan bakar, sehingga untuk
menghitung beban emisi CO 2 diperlukan data densitas bahan bakar agar didapatkan
satuan g/L serta data konsumsi bahan bakar rata-rata per km jarak tempuh. Selain itu
faktor emisi untuk bahan bakar gas didapatkan dari sumber-sumber pustaka (Faiz et al.
1996; Murrels dan Pang 2013).
Tabel 2.2. Faktor Emisi Bahan Bakar Gas.
Faktor Emisi
Jenis Pencemar
Bus
CO (g/km)
0,018641
HC (g/km)
0,012427
NOx (g/km)
2,5
PM 10 (g/km)
0,005
CO 2 eq (g/km)
1034,6
Referensi
Faiz et al. (1996)
Murrels dan Pang (2013)
GHG protocol (2005)
Perhitungan Reduksi Emisi
Reduksi emisi dihitung dengan mengurangkan jumlah beban emisi eksiting dengan beban
emisi setelah diterapkan Skenario I dan Skenario Final.
BE r = Reduksi Beban Emisi
BE e = Beban Emisi eksiting
BE si = Beban Emisi scenario ke i
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan pendugaan beban emisi dan reduksi
emisi adalah sebagai berikut:
• Asumsi Kondisi Eksisting :
Jumlah sepeda motor, mobil dan kendaraan yang memasuki areal kampus IPB
sesuai dengan data UKK tahun 2015
Ojek beroperasi 10 rit per hari.
Rata-rata jarak tempuh per hari :
o Sepeda motor: 2,5 km, Mobil: 2 km, Ojek: 1 km/rit, Bus: 2 km
Rata-rata jarak tempuh kendaraan per liter bahan bakar :
o Sepeda motor: 1L/25 km, Mobil: 1L/12 km, Bus: 1L/3 km (GHGprotocol,
2005)
Densitas bensin : 0,7 kg/L (Wikipedia 2015)
Densitas solar : 0,8 kg/L (Wikipedia 2015)
• Asumsi Kondisi Skenario 1
Sepeda motor tidak diperkenankan masuk area Kampus IPB dan sepeda motor
hanya sampai tempat parkir yang sudah ditentukan di tepi area kampus IPB.
Jarak gerbang ke tempat parkir rata-rata 0.5 km.
Kendaraan roda 4 masih dapat memasuki area kampus IPB Dramaga.
Jarak tempuh motor hanya 1 km per hari (masuk dan keluar area kampus).
Mobil pelintas masih ada.
Penggunaan mobil istrik dan bus sesuai kondisi percobaan saat ini (Tabel 2.3).
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
II-2
Penggunaan listrik oleh mobil listrik Golf Car tidak dihitung beban emisinya,
karena secara lokal beban emisi tidak ada, tetapi diperhitungkan sebagai bagian
dari emisi di pusat yaitu PLN.
Tabel 2.3. Data Operasional Bus dan mobil listrik Skenario Tahap 1.
Jumlah
Koridor 1
Koridor 2
Koridor 3
Kendaraan Bus
2
1
2
Kendaraan mobil listrik
10
10
-
Rit tiap Bus*)
56
32
50
Jarak tempuh per koridor (km)
1,72
2,25
2,86
*) Jumlah Rit disesuaikan dengan data lapangan selama pemantauan tanggal 1-8 September
2015
• Asumsi Kondisi Skenario 2
Sepeda motor warga IPB hanya sampai tempat parkir.
Kendaraan roda 4 hanya sampai tempat parkir yang disediakan.
Jarak tempuh motor hanya 1 km per hari (masuk dan keluar area kampus)
Jarak gerbang hingga tempat parkir yang ditentukan sekitar 0.5 km
Penambahan Bus menjadi 30 unit (Tabel 2.4).
Mobil pelintas tidak ada.
Tabel 2.4. Data Penggunaan mobil listrik dan Bus Dalam Area Kampus IPB.
Jumlah
Koridor 1
Koridor 2
Koridor 3
Koridor 4
Koridor 5
Kendaraan Bus
9
3
13
3
2
Kendaraan mobil listrik
20
13
-
-
-
Rit tiap Bus *)
Jarak Tempuh tiap Koridor (km)
50
60
51
10
7
1,72
2,25
2,86
4,06
1,3
*) Basis data mempertimbangkan data pemantauan di lapangan tanggal 15-21 September
2015
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
II-3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
BAB I I I
H ASI L D AN PEM BAH ASAN
Pada kondisi eksisting hasil pendugaan Beban Emisi (BE) ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Beban Emisi tertinggi adalah beban emisi karbondioksida (CO 2 ) dan terendah adalah
Sulfurdioksida (SO 2 ). Beban emisi CO 2 mencapai 3.064 kg/hari, CO menempati urutan
kedua dengan jumlah 493 kg/hari. Pada dasarnya CO 2 bukan merupakan zat pencemar
yang toksik secara langsung terhadap lingkungan, namun dengan adanya isu pemanasan
global akibat peningkatan jumlah gas rumah kaca, maka keberadaan CO 2 menjadi penting
dalam isu lingkungan. Beban emisi CO 2 perlu ditekan untuk mengurangi tingginya emisi
gas rumah kaca.
Tabel 3.1. Beban Emisi Pencemar Udara Pada Kondisi Eksisting.
Beban Emisi (g/hari)
Jenis Pencemar
Sepeda
Motor
CO (g/km)
HC (g/km)
NOx (g/km)
PM10 (g/km)
SO 2 (g/km)
371665,0
156630,3
7698,8
6371,4
212,4
CO 2 (g/kg
Bahan Bakar)
2363789,4
Mobil*
Bus
Ojek
82101,6
8108,8
5828,2
304,1
278,7
154,0
18,2
166,6
19,6
13,0
30380,0
12803,0
629,3
520,8
17,4
469761,4
12469,8
193216,8
Mobil
Pelintas
9072,0
896,0
644,0
33,6
30,8
BE total
eksisting
493372,6
178456,3
14966,9
7249,5
552,3
24915,5 3064152,9
Upaya reduksi emisi dilakukan dengan mengkonversi moda transportasi di area kampus,
dan dilakukan melalui 2 tahap yaitu pengurangan lalulintas sepeda motor di dalam area
kampus, dan tahap kedua membatasi kendaraan pribadi baik sepeda motor ataupun mobil
melintas di area kampus, kecuali hanya sampai tempat parkir yang sudah ditentukan.
Skenario kedua diberi tambahan sarana transportasi bus berbahan bakar diesel. Pada
studi ini juga ditambahkan estimasi reduksi emisi pencemar jika seluruh bus diganti
bahan bakarnya dengan gas (BBG).
3 .1 . N ila i Pe n gu r a n ga n Em isi
Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor Dilarang Digunakan di Dalam Area
Kampus IPB Darmaga (Skenario 1)
Pada kondisi skenario tahap 1 yang sedang diuji coba saat ini, hasil pendugaan Beban
Emisi ditampilkan pada Tabel 3.2. Pada tahap ini semua sepeda motor yang dimiliki oleh
dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, ojek, dan tamu hanya boleh parkir pada lokasi
yang telah ditentukan. Selanjutnya untuk mobilitas di dalam kampus IPB Dramaga
menggunakan bus dan mobil listrik. Sementara kendaraan roda 4 (mobil) masih dapat
masuk ke dalam area Kampus IPB Dramaga.
Hasil perhitungan menunjukkan masih ada emisi dengan parameter tertinggi adalah CO 2
sebesar 1.730 kg/hari (Tabel 3.2), berhasil turun sebesar 43.5% (Tabel 3.3). Sepeda
motor civitas masih terhitung emisinya, karena masih ada kontribusi dari aktivitasnya
memasuki area kampus dari pintu gerbang hingga lokasi parkir yang berjarak rata-rata
0,5 km.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo
III-1
Tabel 3.2. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 1.
Jenis
Pencemar
CO (g/km)
HC (g/km)
NOx (g/km)
PM10 (g/km)
SO 2 (g/km)
CO 2 (g/kg
Bahan Bakar)
Beban emisi (BE) (g/hari)
Sepeda
Motor
Mobil*
148666,0
62652,1
3079,5
2548,6
85,0
Mobil
Pelintas
BE Total
Skenario 1
Bus Antar Jemput
Pegawai
Bus dalam
Kampus
82101,6
8108,8
5828,2
304,1
278,7
154,0
18,2
166,6
19,6
13,0
3424,5
404,7
3704,7
435,8
289,5
9072,0
896,0
644,0
33,6
30,8
243418,1
72079,8
13423,0
3341,7
697,0
945515,8 469761,4
12469,8
277292,0
24915,5
1729954,4
Penurunan terbesar terdapat pada parameter HC sebesar 60%. Berdasarkan hasil
pendugaan beban emisi pada skenario tahap 1, penurunan beban emisi terjadi pada
semua parameter yang dihitung kecuali SO 2 , terdapat kenaikan jumlah Beban Emisi
sebesar 26%. Hal ini terjadi karena adanya penambahan bus yang berbahan bakar diesel.
Sementara pencemar yang lain beban emisinya menurun, reduksi terendah adalah NOx
sebesar 10.3%. Gambar 3.1 menunjukkan perbedaan beban emisi pencemar antara
kondisi eksisting dan beban emisi skenario 1. Pencemar dibagi 2 kelompok karena
berbeda besaran angkanya, sehingga mudah dilihat perbedaannya.
Tabel 3.3. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 1.
Jenis Pencemar Beban Emisi Eksisting Beban Emisi Skenario 1
CO (g)
HC (g)
NOx (g)
PM10 (g)
SO 2 (g)
CO 2 (g)
493372,6
178456,3
14966,9
7249,5
552,3
3064152,9
Reduksi
Total (g/hari)
% Reduksi
249954,5
106376,4
1543,9
3907,8
-144,7
1334198,5
50,66
59,61
10,32
53,90
-26,21
43,54
243418,1
72079,8
13423,0
3341,7
697,0
1729954,4
(a)
(b)
Gambar 3.1. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 1 untuk Pencemar.
(a) CO, HC dan CO 2 , (b) NOx, PM 10 dan SO 2
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo
III-2
Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor dan Mobil Dilarang digunakan di
Dalam Area Kampus IPB Darmaga (Skenario 2)
Pada skenario tahap 2, semua kendaraan bermotor yang dimiliki oleh dosen, tenaga
kependidikan, mahasiswa, dan tamu hanya boleh parkir pada lokasi yang telah ditentukan.
Selanjutnya untuk mobilitas di dalam kampus IPB Dramaga menggunakan bus dan mobil
listrik.
Berdasar kondisi skenario tersebut beban emisi pencemar dihitung dan didapatkan hasil
sebagaimana tercantum pada Tabel 3.4. Penurunan Beban Emisi pencemar CO mencapai
58.2%, penurunan pencemar HC mencapai 61.5%, dan PM 10 mencapai 34%, serta CO 2
hingga 18.5%. Namun demikian terdapat peningkatan SO 2 yang cukup tinggi serta NOx
(Tabel 3.5). Penambahan bus berbahan bakar diesel mendorong peningkatan beban emisi
tersebut.
Gambar 3.2 memperjelas perbandingan beban emisi eksisting dengan kondisi skenario
tahap 2. Kelemahan dari skenario ini adalah penambahan bus berbahan bakar diesel, yang
mendorong peningkatan beban emisi SO 2 dan NOx, walaupun besarannya masih lebih
kecil dibandingkan pencemar lainnya.
Tabel 3.4. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 2.
Jenis
Pencemar
CO
HC
NOx
PM10
SO 2
CO 2
Beban Emisi (BE) (g/hari)
Sepeda
Motor
Mobil*
148666,0
62652,1
3079,5
2548,6
85,0
945515,8
41050,8
4054,4
2914,1
152,0
139,4
234880,7
Bus Antar
Jemput Pegawai
154,0
18,2
166,6
19,6
13,0
12469,8
Bis Dalam
Kampus
16113,5
1904,3
17431,8
2050,8
1362,3
1304747,3
BE Total
skenario 2
205984,3
68629,0
23592,0
4771,0
1599,7
2497613,5
Tabel 3.5. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 2.
Jenis
Pencemar
CO (g)
HC (g)
NOx (g)
PM10 (g)
SO 2 (g)
CO 2 (g)
Beban Emisi
Eksisting
493372,6
178456,3
14966,9
7249,5
552,3
3064152,9
Beban Emisi
Skenario 2
205984,3
68629,0
23592,0
4771,0
1599,7
2497613,5
Reduksi Total
(g/hari)
287388,3
109827,2
-8625,2
2478,5
-1047,4
566539,4
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo
% Reduksi
58,25
61,54
-57,63
34,19
-189,64
18,49
III-3
(a)
(b)
Gambar 3.2. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 2 untuk Pencemar
(a) CO, HC dan CO 2 , (b) NOx, PM 10 dan SO 2
3 .2 . Re du k si Em isi da n Ka it a n n y a de n ga n Gr e e n Ca m pu s
Secara umum perubahan moda transportasi di area Kampus IPB Dramaga dalam rangka
Green Transportation berhasil menurunkan emisi pencemar CO, CO 2 , PM 10 , HC dan NOx
hingga lebih dari 60%. Namun penggunaan bus tambahan berbahan bakar diesel
mendorong peningkatan emisi Sulfurdioksida dan sedikit peningkatan NOx. Sebagaimana
ditunjukkan oleh skenario 1, terjadi penurunan emisi pada semua zat pencemar kecuali
SO 2 .
Ketika penambahan bus dilakukan dengan frekuensi yang cukup tinggi yaitu rata-rata 50
rit per koridor per bus per hari maka peningkatan SO 2 menjadi tinggi dan bahkan NOx
turut meningkat dibanding kondisi eksisting, walaupun besarannya masih jauh lebih kecil
dibandingkan beban emisi pencemar lainnya. Oleh karena itu, perlu dicari solusi proporsi
jumlah dan jenis moda transportasi yang optimum, agar dapat menurunkan emisi
pencemar, tetapi tidak meningkatkan emisi pencemar lain. Pada dasarnya CO 2 tidak
termasuk zat pencemar yang toksik secara kimiawi, namun sesuai dengan isu pemanasan
global yang memicu perubahan iklim, maka emisi CO 2 perlu mendapat perhatian dalam
pengelolaan sistem transportasi.
Salah satu solusi yang lebih memungkinkan emisi pencemar lebih rendah adalah
penggunaan moda transportasi berbahan bakar gas. Walaupun tetap tidak berarti zero
untuk CO 2 , karena tetap akan ada emisi CO 2 dari pembakaran yang sempurna. Selain itu
perlu pertimbangan secara ekonomi.
Selanjutnya dilakukan pula penghitungan beban emisi dengan skenario 3 yakni
penggantian bahan bakar bus dari sebelumnya menggunakan solar, menjadi bahan bakar
gas dalam hal ini adalah Compressed Natural Gas (CNG). Asumsi yang digunakan adalah
bahan bakar seluruh bus termasuk bus antar jemput pegawai menggunakan bahan bakar
gas. Hasil dugaan beban emisi ditampilkan pada Tabel 3.6, reduksinya pada Tabel 3.7.
Gambar 3.3 memperjelas penurunan beban emisi yang terjadi. Penggunaan bus berbahan
bakar gas serta pembatasan kendaraan bermotor memasuki area kampus mampu
menurunkan beban emisi pencemar udara secara signifikan. Penurunan tertinggi dicapai
oleh PM 10 dan HC dengan reduksi hingga 88%, dan terendah dicapai oleh CO 2 , dengan
reduksi sebesar 37%.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo
III-4
Tabel 3.6. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 3.
Jenis
Pencemar
CO
HC
NOx
PM10
SO 2
CO 2
Beban emisi (BE) (g/hari)
Sepeda
Motor
Mobil
44604,0
18797,4
923,9
764,6
25,5
283681,4
20541,6
2028,8
1458,2
76,1
69,7
117533,0
Bis Antar Jemput
Pegawai
0,3
0,2
35,0
0,1
0,0
14484,4
Bis dalam
Kampus
27,3
18,2
3662,2
7,3
0,0
1515544,2
BE Total
Skenario 3
65173,2
20844,6
6079,3
848,1
95,2
1931243,0
Tabel 3.7. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 3.
Jenis Pencemar
CO (g)
HC (g)
NOx (g)
PM10 (g)
SO 2 (g)
CO 2 (g)
Beban Emisi
Eksisting
Beban Emisi
Skenario 3
Reduksi Total
(g/hari)
% Reduksi
192199,2
65173,2
428199,4
86,79
64768,3
6666,2
2637,8
264,4
3064152,9
20844,6
6079,3
848,1
95,2
1931243,0
157611,7
8887,6
6401,4
457,1
1132909,8
88,32
59,38
88,30
82,76
36,97
(a)
(b)
Gambar 3.3. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 3, Bus Berbahan Bakar Gas
untuk Pencemar (a) CO, HC dan CO 2 , (b) NOx, PM 10 dan SO 2
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo
III-5
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
BAB I V
KESI M PULAN D AN SARAN
4.1. Kesimpulan
Hasil studi reduksi emisi berdasarkan perubahan moda transportasi di lingkungan
Kampus IPB Dramaga menunjukkan bahwa perubahan moda transportasi dengan cara
mengatur lalu lintas kendaraan bermotor di area kampus mampu menurunkan beban
emisi pencemar hingga >60%.
Skenario 1 yang saat ini berjalan mampu menurunkan beban emisi CO, PM10, HC, NOx,
serta CO2, namun sedikit meningkatkan SO2 hingga 26,21%. Skenario 2 dengan
mengatur seluruh kendaraan pribadi hanya sampai 4 titik parkir, mampu mendorong
penurunan beban emisi CO, PM10, HC, serta CO2 hingga 59,61%, namun meningkatkan
beban emisi SO2 cukup tinggi dan NOx, walaupun dari sisi besaran masih jauh lebih
kecil dibandingkan pencemar lainnya.
Skenario 3 berupa penggunaan bus berbahan bakar gas mampu menurunkan beban emisi
semua pencemar udara yang dihitung hingga 88,32% untuk HC.
4.2. Saran
Skenario 3 perlu diterapkan. Penggunaan sepeda di dalam kampus oleh warga IPB harus
terus didorong.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor
IV-1
DAFTAR PUSTAKA
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
D AFTAR PUSTAKA
Faiz A, Weaver CS, Walsh MP, Gautam SP, Chan LM. 1996. Air Pollution from Motor Vehicles
Standards and Technologies for Controlling Emissions. Washington DC : The World Bank.
GHG Protocol. 2005. Mobile Guide v1.3. http://www.ghgprotocol.org/files/ghgp/tools/co2mobile.pdf
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2010. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah.
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. 2012. Kajian Emisi Gas Rumah Kaca Sektor
Transportasi. Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. Kementrian
Energi dan Sumberdaya Mineral.
Murrels T, Pang Y. 2013. Emissions Factors for Alternative Vehicles Technologies. National
Atmospheric
Emissions
Inventory.
http://naei.defra.gov.uk/resources/
National_Atmospheric_Emissions_Inventory_Final_Feb13.pdf.
Onny. 2015. Perbandingan karakteristik beberapa bahan bakar. Techno-Art artikelteknologi.com. diunduh dari http ://www. artikel-teknologi.com [15 September 2015]
Wikipedia. 2015. Diesel Fuel. http ://en.wikipedia.org.
Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal
(Bus dan Mobil Listrik)
Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga
DP-1