T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Snowball Throwing Berbantuan Media Konkret pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari ecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester I Tahun

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Mangunsari 02 khususnya di kelas IV
Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Selama penelitian berlangsung dari bulan
september sampai desember peneliti melakukan tindakan di kelas IV. Siswa kelas
IV berjumlah 29 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Siswa yang sekolah di SD Negeri Mangunsari 02 beralamat di sekitar Kelurahan
Mangunsari. Tempat tinggal siswa berada di wilayah perkampungan. Hasil
wawancara dengan guru kelas IV dan Kepala Sekolah SD Negeri Mangunsari 02
dijelaskan bahawa kondisi sosial ekomomi orang tua siswa tergolong katagori
sedang. Orang tua siswa sebagian besar bekerja sebagai buruh pabrik, hanya
beberapa persen siswa yang orang tuanya memiliki profesi yang tetap. Sehingga
banyak yang kurang mendapatkan perhatian khusus dari orang tua mengenai
prestasi disekolahnya, dikarenakan kedua orang tuanya banyak yang bekerja dari
pagi sampai sore hari. SD Negeri Mangunsari 02 merupakan SD yang
menekankan siswanya untuk menanamkan budi pekerti yang meliputi kesopanan,
kedisiplinan dan kejujuran. Sehingga tertanam di siswa di SD Mangunsari 02
dalam aktifitas disekolah sifat dan tingkah laku yang baik seperti yang

ditanamkan oleh bapak ibu guru.
4.2Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Pra Siklus
Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner
dan wawancara kepada guru kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 Kecamatan

49

Sidomukti Kota Salatiga, dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65.
Didapatkan nilai pra siklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dalam
distribusi ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.1 seperti berikut.
Tabel 4.1
Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Pra Siklus
Materi Perubahan Wujud dan Sifat Benda (KKM) 65

Jumlah
siswa

Kriteria Hasil Belajar

Tuntas

Tidak

Nilai Hasil Belajar
Maksimal

Minimal

80

45

Tuntas
23

6

17


Tabel 4.1 menunjukkan rendahnya tingkat ketuntasan dari hasil belajar
siswa sebelum dilakukan penelitian atau pra siklus dalam mata pelajaran IPA
pada materi perubahan wujud dan sifat benda dengan KKM 65

dengan

jumlah siswa 23, ketuntasan siswa hanya mencapai 36,1 % atau 6 siswa,
sedangkan ketidak tuntas mencapai 73,9% atau 17 siswa. Pada materi
pembelajaran ini nilai tertinggi 80 dan terendah 45. Lebih rincinya pencapaian
hasil belajar siswa akan disediakan dalam bentuk tabel yang menggunakan
rentang nilai dari hasil belajar siswa.

Penyajian data hasil belajar siswa dengan rentang nilai IPA siswa
kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga pada
pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut.

50

Tabel 4.2
Rentang Hasil Belajar IPA Pra Siklus

No

Rentang Nilai

Frekuensi

Persentase

1.

≤ 65

17

73,9 %

2.

66 – 75


2

8,7 %

3.

76 – 85

2

8,7%

4.

86 – 95

2

8,7 %


5.

≥95

0

0%

Jumlah

23

100%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV pada
tahap prasiklus memiliki kecenderungan nilai maksimal mencapai interval
86-95, yaitu sebanyak 2 siswa dari 23 siswa. Sedangkan pada interval skor
terendah ≤ 30 frekuensinnya 17. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

Jumlah Siswa


gambar 4.1 di bawah ini.
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

73,9%

Frekuensi
8,7%

8,7%


8,7%
0%

66 - 75

76 - 85

86 - 95

9

Nilai Interval

Gambar 4.1

51

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Gambar 4.1 diagram batang hasil belajar IPA pra siklus, dapat

dijadikan dasar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Selain itu,
sejumlah informasi penyebab rendahnya hasil belajar siswa perlu digali dari
guru kelas IV berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan.
Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan siswa dalam mengikuti pelajaran,
siswa cenderung kurang aktif, kurang fasilitas media belajar, dan kurang
memperhatikan guru waktu menyampaikan materi. Hal yang dialami oleh
siswa disebabkan pembelajaran yang dilakukan guru kurang berfariatif, dan
kurang memfasilitasi siswa untuk berfikir secara kritis, dikarenakan
penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan mata pelajaran
IPA dan tidak dilengkapi dengan media. Sehingga memerlukan model
pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPA dan dilengkapi dengan
media, yang memberikan konsep kepada siswa untuk berfikir kritis, agar tidak
membosankan dan siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran lebih
optimal segingga materi yang disampaikan bisa dipahami dan diterapkan oleh
siswa.
Solusi untuk mengatasi ketidak tuntasan hasil belajar IPA siswa kelas
IV SD Negeri Mangunsari 2 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga adalah
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
berbantuan media konkret, yang dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I
dan siklus II.

4.2.2Pelaksanaan Siklus I
Perbaikan pembelajaran setelah memperoleh data dari pra siklus
mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan materi wujud
benda dan sifatnya melalui kegiatan membuat suatu model difasilitasi dengan
media, maka peneliti melanjutkan dengan melakukan penelitian pada siklus I

52

yang akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dengan rincian sebagai
berikut :
a. Perencanaan
Tahap perencanaan siklus I diawali dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar mengidentifikasi wujud benda
padat, cair dan gas memiliki sifat tertentu. Kompetensi dasar setiap siklus
terdiri dari empat indikator untuk dua pertemuan. Pertemuan pertama
menjelaskan pengertian dan sifat-sifat benda cair, padat dan gas. Sedangkan
untuk pertemuan kedua

menyebutkan contoh dan membuktikan atau


mempraktikkan sifat-sifat benda cair padat dan gas.
Indikator yang telah dijabarkan, peneliti dapat menentukan metode
pembelajaran, media yang akan digunakan, menyiapkan lembar kerja siswa
(LKS) dan penilaian hasil belajar siswa.
Kelengkapan observasi pada setiap pertemuan yang harus ada adalah lembar
observasi

kinerja

pengajar,

dan

lembar

pengamatan

siswa

dalam

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
berbantuan media konkret. Observer dalam setiap pertemuan dilakukan oleh
guru kelas IV dan peneliti berperan sebagai pengajar.

b. Pelaksanaan
Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada hari sabtu, 12 november 2016, waktu
pembelajaran 2x35 menit yang dimulai dari pukul 07.00 – 08.10. Pada
pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang
mengajar di kelas dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh peneliti. Model pembelajaran
yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing berbantuan media konkret. Materi pokok yang diberikan adalah

53

wujud benda dan sifatnya dengan indikator menjelaskan pengertian benda
cair, padat dan gas dan menjelaskan sifat-sifat benda cair padat dan gas.

1) Kegiatan Awal
Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam dan mempersiapkan kondisi
fisik maupun psikis siswa. Selanjutnya guru melakukn apresepsi dengan
menanyakan “apakah perbedaan air dan batu?”dan dilanjutkan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Guru menjelaskan pengertian benda cair, padat dan gas.Guru
menunjukan macam-macam benda cair, padat dan menjelaskan sifat-sifat dari
benda tersebut. Siswa diminta menganaliisis dan memilah benda konkret yang
ditunjukan oleh guru sesuai jenisnya.Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok hetrogen yang terdiri dari empat siswa.Guru membagikan materi
kepada setiap kelompok dengan tema yang berbeda-beda.Siswa berdiskusi
dengan kelompok untuk membuat soal berkaitan dengan tema yang
didapatkan.Soal dimasukan kedalam ke dalam bola snowball untuk dilempar
ke kelompok lain. Setiap kelompok menjawab soal yang didaptkan dari
kelompok lain. Guru membantu siswa untuk menganalisis jawaban setiap
kelompok. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
Guru memberikan kesimpulan dengan melibatkan siswa. Memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pelajaran siswa bersama guru merangkum pelajaran yang telah
dilaksanakan dan guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar.

Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari senin, 14 november 2016, waktu
pembelajaran 2x35 menit yang dimulai dari pukul 07.00 – 08.10.Pada

54

pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang
mengajar di kelas dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh peneliti. Model pembelajaran
yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing. Materi pokok wujud benda dan sifatnya dengan indikator

menyebutkan contoh benda cair, padat dan gas dan membuktikan sifat-sifat
benda cair, padat dan gas.
1) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam kepada siswa. Guru menyipakan siswa
secara fisik maupun psikis. Guru memberikan motivasi kepada siswa.Guru
memberikan apresepsi dengan mengkaitkan materi sebelumnya (menunjukan
beberapa benda didalam kelas)“ ini termasuk benda apa ya anak-anak?”. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
Guru menjelaskan contoh-contoh benda cair, padat dan gas. Guru
menunjukan dengan benda konkret contoh-contoh dari benda cair, padat dan
gas. Siswa diminta menganaliisis dan memilah benda konkret berdasarkan
jenisnya. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok hetrogen yang terdiri dari
empat siswa. Guru membagikan materi kepada setiap kelompok dengan tema
yang berbeda-beda. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk membuat soal
berkaitan dengan tema yang didapatkan. Soal dimasukan kedalam bola
snowball untuk dilempar ke kelompok lain. Setiap kelompok menjawab soal

yang didaptkan dari kelompok lain. Guru membantu siswa untuk menganalisis
jawaban setiap kelompok. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui

siswa.Guru

memberikan

soal

evaluasi.

Guru

memberikan

kesimpulan dengan melibatkan siswa.
3) Kegiatan Akhir
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Memberi motivasi belajar pada semua siswa.

55

c. Pengamatan/Observasi
Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Pengamatan dilakukan oleh
guru kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 yang disebut observer, sedangkan
peneliti sebagai pengajar. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui
tingkat penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
berbantuan media konkret oleh pengajar ataupun oleh siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Dari hasil pengamatan pada penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing Siklus I oleh pengajar dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3
Pengamatan Aktivitas Pengajar dalam Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret Siswa IPA Kelas
IV Siklus I

No

Kreatifitas

Siklus I
Pertemuan I

Pertemuan II

3, 47

3, 63

Skor rata-rata penggunaan
1

model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball
Throwing oleh pengajar

2

Total skor

3, 65

Tabel 4.3, disimpulkan bahwa pada pertemuan I dan II penerapan
model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh

56

pengajar sudah baik karena sudah melebihi rata-rata indikator rentan nilai 3,2.
Terlihat peningkatan terhadap penerapan model pembelajaran snowball
throwing, pada pertemuan pertama mencapai skor 3,47 dan pertemuan kedua

meningkat menjadi 3,63 sehingga mencapai total skor 3,65. Berdasarkan hasil
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, mengenai penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret
pada mata pelajaran IPA oleh siswa diperoleh data skor sebagai berikut.

Tabel 4.4
Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Snowball Throwing berbantuan media konkret IPA
Kelas IV Siklus I

No

Kreatifitas

Siklus I
Pertemuan I

Pertemuan II

3,57

3,68

Skor rata-rata penggunaan
1

model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball
Throwing oleh siswa

2

Total skor

3,625

Tabel 4.4, disimpulkan bahwa pada pertemuan I dan II penerapan
model pembelajaran Snowball Throwing oleh siswa sudah mencapai kategori
baik karena sudah mencapai rentan indikator yang sudah ditentukan yaitu 3,2.
Pada pertemuan pertama meccapai skor 3,57 dan pertemuan kedua meningkat
menjadi 3,68, sehingga mencapai hasil akhir dengan yotal skor 3,625.
Hasil belajar pelaksanaan pembelajaran siklus I, terhadap hasil belajar siswa
diperoleh data nilai siswa sebagai berikut.

57

Tabel 4.5
Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus I
Materi wujud benda dan sifatnya (KKM ≤ 65)
Jumlah

Kriteria Hasil Belajar

Nilai Hasil Belajar

siswa

Tuntas

Tidak Tuntas

Maksimal

Minimal

23

15

8

80

45

Tabel 4.5 diketahui, setelah dilakukan tindakan pada siklus I
pembelajaran dengan menggunakan Snowball Throwing berbantuan media
konkret siswa yang tidak tuntas yaitu mendapat nilai di bawah KKM dari
jumlah siswa 23 orang yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa dan siswa yang
tuntas sebanyak 15 siswa, dengan nilai maksimal 80 dan nilai minimal 45.
Agar lebih jelas, peneliti akan menyajikan data dalam bentuk tabel rentang
nilai hasil belajar siswa.
Rentang nilai hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 2
Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga pada siklus I dalam daftar atau tabel
sebagai berikut.

Tabel 4.6
Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus I
KKM IPA Kelas IV adalah ≤ 65
Nilai

Jumlah

Persentase

Ketuntasan

34,79 %

Tidak tuntas

Siswa
≤65

8

58

66 – 75

7

30,43 %

Tuntas

76 – 85

6

26,09%

Tuntas

86 – 95

2

8,70%

Tuntas

≥95

0

0%

Siswa tuntas

15

65,22%

Siswa tidak tuntas

8

34,78 %

Nilai rata-rata

0

70, 86

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil belajar siklus I siswa
kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 yang berjumlah 23 siswa ada 15 siswa yang
tuntas dari KKM dan 8 siswa belum tuntas dari KKM. Persentase siswa yang
tuntas 65,22 siswa dan yang tidak tuntas 34,78 %. Nilai rata-rata yang
didapatkan pada siklus 1 adalah 70,86.

Jumlah Siswa

34,79%
8
7
6
5
4
3
2
1
0

30,43%
26,09%

Jumlah Siswa

8,7%
0%
66 – 75

76 – 85

86 – 95

9

Nilai Interval

Gambar 4.2
Diagram Batang Hasil Belajar Siswa IPA Kelas IV Siklus I

d. Refleksi

59

1. Penerapan model pembelajaran tipe

Snowball Throwing berbantuan media

konkret oleh guru dan siswa.
Berdasarkan hasil observasi, penggunaan model pembelajaran tipe Snowball
Throwing berbantuan media konkret oleh guru dan siswa pada siklus I

pertemuan I dan II sudah meningkat dari sebelum diberikan tindakan, namun
masih perlu ditingkatkan lagi jumlah ketuntasan siswa dikarenakan belum
memenuhi target yang sudah ditentukan yaitu 90 % siswa tuntas dari nilai
KKM 65 yang sudah ditentukan.
2. Hasil belajar siswa
Evaluasi hasil tes yang diperoleh di siklus I pada pertemuan pertemuan I dan
II menunjukkan peningkatan dari hasil belajar pra siklus. Terlihat persentase
jumlah siswa yang lulus KKM meningkat dari 26,1 % menjadi 65,22 %. Ratarata kelas meningkat menjadi 70,86.

e. Tindak lanjut
Berdasarkan

hasil

observasi,

disimpulkan

bahwa

penggunaan

pembelajaran tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh guru
sudah bisa meningkatkan ari hasil belajar sebelumnya, namun perlu
ditingkatkan karena belum mencapai target ketuntasan 90 % yang sudah
ditentuka. Untuk meningkatkan hasil belajar pada siklus II penggunaan media
konkret lebih dilengkapi dan meningkatkan penerapan model pembelajaran
snowball throwing dari sebelumnya.

4.2.3Pelaksanaan Siklus II
Setelah melakukan analisis, evaluasi dan refleksi, kemudian diperoleh
data dari siklus I mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing berbantuan media konkret dan hasil belajar siswa, maka

peneliti melanjutkan dengan melakukan perencanaan penelitian pada siklus II.
a. Perencanaan

60

Tahap perencanaan siklus II diawali dengan pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar mendeskripsikan

terjadinya perubahan wujud cair  padat cair;cair gascair;padatgas.
Yang terdiri dari empat indikator yang berbeda dalam pertemuan I dengan
pertemuan II. Untuk pertemuan I pada Siklus II dengan materi perubahan
wujud karena pemanasan dan pendiginan dan contoh perubahan wujudnya
Pertemuan II matrinya adalah penyebutan istilah dari perubahan wujud zat
dan membuktikan berbagai macam perubahan wujud zat.
Indikator peneliti ini terlebih dulu dijabarkan sesuai SK dan KD, sebagai
dasar menentukan metode pembelajaran, media yang

akan digunakan,

menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan penilaian hasil belajar siswa.
Kelengkapan observasi pada setiap pertemuan yang harus ada adalah lembar
observasi

kinerja

pengajar,

dan

lembar

pengamatan

siswa

dalam

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing
berbantuan media konkret. Observer dalam setiap pertemuan dilakukan oleh
guru kelas IV dan peneliti berperan sebagai pengajar.

b. Pelaksanaan
Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada hari selasa, 16 november 2016 dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran), mulai pukul 7.00 hingga 8.00.
Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang
mengajar

dikelas

dengan

berpedoman

pada

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh peneliti. Model pembelajaran
yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing berbantuan media konkret. Materi pokok perubahan wujud karena

pemanasan dan pendinginan beserta contoh dari perubagan wujud.
1) Kegiatan awal

61

Guru mengucapkan salam kepada siswa.Guru menyipakan siswa secara fisik
maupun psikis.Guru memberikan motivasi kepada siswa.Guru memberikan
apresepsi dengamenunjukan (blueband dalam sendok jika dipanaskan) “apa
yang terjadi apabila sendok ini dipanaskan?”. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran

2) Kegiatan Inti
Guru menjelaskan penngertian dari pemanasan dan pendinginan. Guru
menjelaskan istilah perubahan wujud melalui pemanasan dan pendinginan Guru
memberikan lirik lagu untuk dinyanyikan bersama berhubungan dengan
perubahan wujud benda. Guru mempraktikan dengan media konkret contoh
perubahan wujud dengan pemanasan dan pendinginan. Siswa mempraktikan
perubahan wujud dengan media konkret yang disediakan oleh guru. Siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok hetrogen yang terdiri dari empat siswa.
Guru membagikan materi kepada setiap kelompok dengan tema yang berbedabeda. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk membuat soal berkaitan dengan
tema yang didapatkan. Soal dimasukan kedalam ke dalam bola snowball untuk
dilempar ke kelompok lain. Setiap kelompok menjawab soal yang didaptkan
dari kelompok lain. Guru membantu siswa untuk menganalisis jawaban setiap
kelompok. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru menanyakan kepada siswa tentang materi apa yang belum difahami. Guru
memberikan kesimpulan dengan melibatkan siswa.

3) Kegiatan Akhir
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Memberi motivasi belajar pada semua siswa.
Menutup pembelajaran dengan doa .

Pertemuan II

62

Pertemuan II dilaksanakan pada hari rabu 17 november 2016 dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran), pukul 09.30 hingga 10.45
.Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar
dikelas dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang sudah dibuat oleh peneliti. Model pembelajaran yang digunakan adalah
model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing berbantuan media
konkret. Materi pokok mempraktikan berbagai macam perubahan wujud benda
dan menyebutkan istilah dalam perubahan wujud zat..
1) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam kepada siswa. Guru menyipakan siswa secara fisik
maupun psikis. Guru memberikan motivasi kepada siswa. Guru memberikan
apresepsi dengan mengkaitkan materi sebelumnya

“menyanyikan lagu

perubahan wujud benda”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Guru memberikan contoh perubahan wujud benda. Guru menjelaskan cara
melakukan praktikum berbagai perubahan wujud benda. Siswa melakukan
pratikum berdasarkan materi difasilitasi dengan media konkret. Siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok hetrogen yang terdiri dari empat siswa.
Guru membagikan materi kepada setiap kelompok dengan tema yang berbedabeda. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk membuat soal berkaitan dengan
tema yang didapatkan.
Soal dimasukan kedalam ke dalam bola snowball untuk dilempar ke kelompok
lain. Setiap kelompok menjawab soal yang didaptkan dari kelompok lain. Guru
membantu siswa untuk menganalisis jawaban setiap kelompok.Guru bertanya
jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru menanyakan kepada
siswa tentang materi apa yang belum difahami. Guru memberikan soal evaluasi.
Guru memberikan kesimpulan dengan melibatkan siswa.Memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

63

3) Kegiatan Akhir
Guru memberi motivasi belajar pada semua siswa. Guru meminta salah satu
siswa menutup pembelajaran dengan doa.

c. Pengamatan/Observasi
Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas
IV SD Negeri Mangunsari 2 yang disebut observer, sedangkan peneliti sebagai
pengajar.

Kegiatan

penggunaan

model

pengamatan
pembelajaran

dilakukan
kooperatif

untuk
tipe

mengetahui
Snowball

tingkat

Throwing

berbantuan media konkret oleh pengajar ataupun oleh siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Dari hasil pengamatan pada pengunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret Siklus II oleh pengajar dapat
dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7
Pengamatan Aktivitas Pengajar dalam Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret Siswa IPA Kelas
IV Siklus II

No

Kreatifitas

Siklus I1
Pertemuan I

Pertemuan II

3,73

3,73

Skor rata-rata penggunaan
1

model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball

64

Throwingberbantuan media

konkret oleh pengajar
2

Total skor

3,73

Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I dan II penerapan model
pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh pengajar pada
pertemuan pertama dan kedua sama yaitu menempati nilai 3,73.
Tabel 4.8
Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret IPA Kelas IV
Siklus II

No

Kreatifitas

Siklus II
Pertemuan I

Pertemuan II

3,78

3,84

Skor rata-rata penggunaan
1

model pembelajaran
kooperatif tipe Group
Investigation oleh siswa

2

Total skor

3,81

Tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I dan II penerapan model
pembelajaran Snowball Throwing) oleh siswa pertemuan pertama mencapai 3,78 dan
yang kedua mencapai 3,84. Sehingga berdasarkan pengamatan terlihat ada
peningkatan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, diperoleh hasil
belajar siswa dengan nilai siswa sebagai berikut.

65

Tabel 4.9
Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus II
Materi Perubahan Wujud Benda (KKM ≤ 65)
Jumlah

Kriteria Hasil Belajar

Nilai Hasil Belajar

siswa

Tuntas

Tidak Tuntas

Maksimal

Minimal

23

21

2

91,30

60,8

Tabel 4.9 diketahui, pada siklus II pembelajaran dengan menggunakan
Snowball Throwing berbantuan media konkret meningkat dari siklus

sebelumnya. Jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya dari nilai KKM yang
sudah ditentukan adalah 21 siswa dan 2 siswa belum tuntas mencapai hasil
belajarnya. Nilai hasil belajar maksimal 91,30 dan nilai minimalnya menjadi
60,8.
Maka disajikan rentang nilai hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Mangunsari 2 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga pada siklus II dalam daftar
atau tabel sebagai berikut.
Tabel 4.10
Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus II
KKM IPA Kelas IV adalah ≤ 65
Nilai

Jumlah

Persentase

Ketuntasan

Siswa
≤65

2

8,70 %

Tidak tuntas

66 – 75

4

17,40 %

Tuntas

76 – 85

11

47,82 %

Tuntas

86 – 95

5

21,73 %

Tuntas

≥95

1

4,35 %

Tuntas

66

Siswa tuntas

21

91,30 %

Siswa tidak tuntas

2

8,70 %

Nilai rata-rata

79,33

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siklus II
siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 2 dari 23 siswa meningkat dari siklus
sebelumnya dan sudah melebihi target yang sudah ditentukan bahwa
pencapaian ketuntasan mencapai ≥ 90 %. Terlihat dari tabel diatas siswa yang
tuntas hasil belajarnya mencapai 91,30% dan nilai tertinggi meningkat menjadi
95,65. Banyak siswa yang sudah tuntas hasil belajarnya.
12

47,82 %

Jumlah Siswa

10
8
6

21,73 %
Jumlah Siswa

17,40 %
4
8,70%
2

4.35%

0
66 – 75

76 – 85

86 – 95

9

Nilai Interval

Gambar 4.3
Diagram Batang Hasil Belajar Siswa IPA Kelas IV Siklus II

67

d.

Refleksi
1. Penerapan model pembelajaran tipe Snowball Throwing berbantuan media
konkret oleh guru dan siswa
Berdasarkan hasil observasi, penggunaan model pembelajaran tipe
Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh guru dan siswa pada

siklus II pertemuan I dan II, diperoleh hasil baik. Terlhat hasil belajar yang
semakin meningkat dari siklus I ke siklus II, selain itu persentase siswa yang
tuntas hasil belajar dan nilai rata-rata kelas semakin meningkat
2. Hasil belajar siswa
Berdasarkan evaluasi hasil tes yang diperoleh di siklus II pada
pertemuan pertemuan II menunjukkan peningkatan, terbukti nilai dan
ketuntasan siswa meningkat dari hasil belajar pra siklus dan siklus 1.
e.

Tindak lanjut
Dilihat dari hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pembelajaran tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret oleh guru
sudah baik dan perlu ditigkatkan kembali penggunaan model dan media
konkretnya.

4.3Hasil Analisis Data
Berikut ini dapat dilihat tabel hasil belajar siswa sebelum tindakan (pra
siklus), siklus I dan siklus II serta rekapitulasi perbandingan hasil belajar
dalam tabel 4.11 dibawah ini.

68

Tabel 4.11
Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Hasil Belajar siswa

Indikator Hasil

Pra

Belajar

Siklus

Keterangan

Siklus I

Siklus II
Meningkat

Nilai Rata-rata

56,25

70,86

79,33

Jumlah siswa

6

15

21

Meningkat

yang tuntas

Berdasarkan perbandingan hasil belajar berkaitan nilai, presentase, dan
jumlah siswa dalam pada Tabel 4.11, diketahui bahwa hasil nilai rata-rata
hasil belajar IPA SD Negeri Mangunsari 2 meningkat dibuktikan skor rata
rata pra siklus 56,25, siklus 1 rata-rata menjadi 70,86 dan siklus II menjadi
79,33. Jumlah siswa yang melebihi dari nilai KKM 65 semakin meningkat,
pra siklus berjumlah 6 siswa, siklus I berjumlah 15 siswa dan siklus II
berjumlah 21 siswa.
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Pra Siklus
No

1
2

Nilai

Tuntas
Tidak
Tuntas
Jumlah

Siklus I

Siklus II

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

Siswa

(%)

Siswa

(%)

Siswa

(%)

6

26,1%

15

65,25%

21

91,3%

17

73,9%

8

37,75%

2

8,7%

23

100%

23

100%

23

100%

69

Tabel 4.12, hasil belajar siswa dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II, terlihat
bahwa

25

JUMLAH SISWA

20
15
1 tuntas
2 tidak tuntas

10
5
0
pra siklus

siklus I

siklus II

Gambar 4.4
Diagram Batang Perolehan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
4.4Pembahasan
Berdasarkan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas IV mata
pelajaran IPA SD Negeri Mangunsari 2 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga
peneliti menerapkan beberapa strategi baru dalam meningkatkan hasil belajar.
Dilihat dari hasil belajar pra siklus banyak siswa yang belum tuntas dari nilai
KKM sehingga peneliti menerapkan model pembelajaran baru dan media
belajar yang baru. Model yang digunakan atau diterapkan adalah model
pembelajaran tipe Snowball Throwing dan media belajar benda konkret.
Tujuan diterapkanya model ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar. Pada
siklus I pembelajaran berlangsung dua kali dengan menerapkan model
pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media konkret. Pelaksanaan

70

dengan model ini berlangsung dengan baik, siswa terlihat lebih aktif, kreatif
dan mandiri dalam belajar karena siswa dituntut untuk dapat menjawab soal
yang diberikan oleh teman dari kelompok lain. Penggunaan media konkret
dapat memfasilitasi dan sanggat berperan penting dalam materi IPA karena
siswa dapat melihat secara nyata penerapan dari materi yang di ajarkan. Hasil
belajar pada siklus I ini meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus,
dikarenakan penggunaan model dan media yang baru yang lebih
menyenangkan bagi siswa. Peningkatan hasil belajar pada siklus satu belum
maksimal dan memenuhi ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga perlu
dilaksanakan siklus II. Siklus II masih menggunakan model dan media yang
sama yaitu model Snowball Throwing berbantuan media konkret, namun
untuk lebih meningkatkan kembali hasil belajarnya karena dengan model dan
media yang sama, penggunaan contoh dari media konkretnya lebih
diperbanyak supaya siswa lebih memahami materi dan ketuntasan hasil
belajar meningkat. Penggulangan model yang diterapkan Snowball Thrownig
membuat siswa lebih antusias dan lebih mendalami. Dari diterapkannya media
konkret yang lebih banyak dari siklus sebelumnya terlihat siswa lebih mudah
memahami materi. Sehingga hasil belajar meningkat melebihi kriteria yang
sudah ditentukan. Dari tindakan yang sudah dilakukan dari siklus I dan II
terlihat adanya peningkatan hasil belajar dari diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing berbantuan media konkret.
Karena terbukti adanya peningkatan hasil belajar pada siswa kelas IV SD
Negeri Mangunsari 2 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
4.5Perbandingan Dengan Penelitian Sebelumnya
Peneliti membandingkan hasil penelitian yang dilakukan dengan
penelitian sebelumnya. Pembanding yang digunakan adalah penelitian
yang dilakukan oleh Aruta Sema (2014). Aruta Sema menerapkan model
Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar IPA di SD Negeri

71

watu agung 01. Hasil ketuntasan yang didapat adalah 85% dari batasan
nilai KKM. Hal ini menunjukan bahwa keberhasilan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti lebih tinggi karena mencapai ketuntasan 91,3 %
dari batasan nilai KKM yang sama. Perbandingannya dapat dilihat pada
diagram dibawah ini.

Pelaksanaan

Batas Pencapaian

Hasil

1.Penelitian

85%

85%

90%

91,3%

sebelumnya
2. Penelitian
Sekarang

72

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24