VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR 08

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
AKUSTIK DAN GETARAN – P3

VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR

Disusun oleh :
Dionisius Andy Kristanto

(2412 100 106)

Asisten :
Muhammad Qomaruz Zaman

(2412 100 087)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014

i

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
AKUSTIK DAN GETARAN – P3

VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR

Disusun oleh :
Dionisius Andy Kristanto

(2412 100 106)

Asisten :
Muhammad Qomaruz Zaman

(2412 100 087)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014

ii

ABSTRAK

Getaran adalah sebuah gerakan bilak balik yang
melalui titik setimbang nya. Pada dunia industri analisa
getaran atau vibrasi sangat diperlukan untuk mengetahui
jenis dan tingkat kerusakan suatu mesin industri terlebih
bagi mesin yang berputar. dimana jenis kerusakan pada
mesin adalah Dan jenis jenis dari kerusakan mesin yang
berputar antara lain unbalance, Angular Misaligment, dan
Pararel Misaligment. Dimana ketiganya dapat dianalisa dari
bentuk grafik FFT.
Kata Kunci : Vibrasi, Industri, Mesin

iii


ABSTRACT

Vibration is a counter-movement Bilak through its
equilibrium point. In the world of industrial vibration or
vibration analysis is needed to determine the type and extent
of damage an industrial machine especially for rotating
machinery. where the type of damage to the machine is the
type of damage and the type of machine that rotates among
others unbalance, Misaligment Angular and Parallel
Misaligment. Where all three can be analyzed from the FFT
graph form.
Keywords: Vibration, Industrial, Machinery

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum

Akustik dan getaran ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Andi Rahmadiansah, ST, MT selaku dosen pengajar
mata kuliah Akustik dan getaran.
2. Saudara asisten yang telah membimbing dalam pelaksanaan
praktikum Akustik dan getaran.
3. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan
praktikum Akustik dan getaran.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan
dalam pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun
penyajian. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Surabaya, 27 Maret 2014

Penulis


v

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

i

ABSTRAK

iii

ABSTRACT

iv

KATA PENGANTAR

v


DAFTAR ISI

vi

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR TABEL

ix

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1.
1.2.
1.3.
1.4.


1
1
2
2

Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Tujuan
Sistematika Laporan

BAB II DASAR TEORI

3

2.1 Pengertian Getaran
2.2 Pengukuran Vibrasi
2.3 Pengambilan Data Menggunakan Accelerometer
2.4 Analisa Vibrasi dengan FFT
2.5 Diagnosa Kerusakan Mesin Melalui

Spektrum Analysis.

3
6
7
11

BAB III METODOLOGI

22

3.1. Alat Dan Bahan
3.2. Langkah-Langkah Percobaan

22
22

vi

13


BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

24

4.1. Analisa Data
4.2. Pembahasan

24
30

BAB V PENUTUP

31

5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

31
31


DAFTAR PUSTAKA

32

vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Getaran Sederhana
3
Gambar 2.2 Waveform Simpangan, Kecepatan
dan Percepatan
4
Gambar 2.3 Amplitudo, Frekwensi dan fasa
5
Gambar 2.4 Diagram blok sistem pengukuran
6
Gambar 2.5 Accelerometer
7
Gambar 2.6 Keterangan Tata Cara Pengambilan Data

Menggunakan Tranduser
9
Gambar 2.7 Keterangan Lokasi Cara Penempatan Tranduser
Getaran
9
Gambar 2.8 Spektrum Hasil Pengukuran Menggunkan
Lapview signal express
10
Gambar 2.9 Hasil FFT dari Data Vibrasi
12
Gambar 2.10 Spektrum Vibrasi Unbalance
14
Gambar 2.11 Spektrum Vibrasi Misalighment
16
Gambar 2.12 Spektrum Angular Misaligment
17
Gambar 2.13 Parerel Angular Misaligment
18

viii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Kekurangan dan kelebihan strategi
maintence
19
Tabel 2.2

kelas-kelas Vibrasi

ix

20

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Vibrasi pada mesin mesin di suatu industri sangat
berpengaruh besar terhadap performa dari mesin mesin
industri, terlebih bagi mesin-mesin yang berputar,
bahkan di dunia industri saat ini, vibrasi dari suatu
mesin yang berputar dimanfaatkan sebagai dasar dari
menyusun jadwal dan motodologi maintenancedi
industri tersebut, untuk menjaga agar mesin mesin
tersebut tetap pada performa terbaik nya. Karena pola
vibrasi dari sebuah mesin yang berputar dapat
manggambarkan kondisi dari mesin tersebut.Tentunya
juga diperlukan sebuah skil dan ketrampilan khusus
untuk melakukan pengukuran serta monitoring terhadap
kalibrasi, terlebih pada metodologi serta penggunaan
alat-alat ukur nya.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum akustik dan
getaran tentang vibrasi dan jenis kerusakan pompa air
kali ini adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana mengetahui teknik pengukuran dan
monitoring vibrasi?
b. Bagaimana masalah yang biasa terjadi pada rotary
Machine terutama pada pompa dan kompresor
sehingga dapat bekerja secara maksimal ?
c. Bagaimana perbedaan karakteristik jenis kerusakan
pada pompa?

1

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum akustik dan getaran tentang

vibrasi dan jenis kerusakan pompa air kali ini adalah
sebagai berikut.
a. Praktikan mengetahui Teknik Pengukuran dan
Monitoring Vibrasi.
b. Praktikan mampu mengetahui masalah yang biasa
terjadi pada Rotary Machine, terutama pada pompa
atau kompressor sehingga dapat bekerja secara
maksimal.
c. Praktikan mengetahui perbedaan karakteristik jenis
kerusakan pada pompa.

1.4 Sistematika Laporan
Laporan resmi praktikum akustik dan getaran
tentang vibrasi dan jenis kerusakan pompa air, ini
terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1, adalah
pendahuluan, yang berisi latarbelakang, rumusan
masalah, tujuan praktikum serta sistematika laporan.
Bab 2 yaitu dasar teori yang berisi tentang teori dasar
yang menunjang praktikum ini.Bab 3 yaitu metodologi
dimana berisi tentang, alat alat yang dugunkan dalam
praktikum serta langkah langkah dalam praktikum.Bab
4 yaitu analisa data dan pembahasan, dimana berisi
tentang analisa data-data yang didapatkan dalam
percobaan serta pembahasan terhadap analisa data
tersebut.Bab 5 yaitu penutup berisi tantang kesimpulan
dan saran.Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran yang
berisi tugas khusus yang diberikan.

2

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Getaran
Getaran merupakan gerakan bolak balik
melewati titik setimbang. Model sederhana dari getaran
dapat digambarkan sebagai sebuah pegas yang
bergerak naik turun melewati titik setimbangnya

Gambar 2.1 Model Getaran Sederhana
Gerak tersebut merupakan gerak periodik dan
harmonik, dimana hubungan antara simpangannya
(X) dengan massa (m) dan waktu (t) dapat dilihat dalam
persamaan sinus:
X = X 0 sin wt

Selain simpangan (displacement) ada dua
besaran lainnya yang digunakan untuk menganalisa
vibrasi, yakni kecepatan (velocity) dan percepatan
(acceleration).

3

Bentuk gelombang dari ketiga komponen
besaran vibrasi tersebut dapat ditunjukkan gambar
dimana
simpangan menunjukkan kurva
sinus,
kecepatan menunjukkan kurva cosinus dan percepatan
kembali menunjukkan kurva sinus.

Gambar 2.2 Waveform Simpangan, Kecepatan dan
Percepatan

4

Tiga terminologi utama untuk menggambarkan
sinyal vibrasi adalah amplitudo, frekuensi dan phase.
Amplitudo merupakan simpangan maksimum getaran,

Gambar 2.3 Amplitudo, Frekwensi dan fasa
pada Gambar
disimbolkan
dengan
X0.
Amplitudo diukur dengan tiga cara, displacement
(mills, micron), velocity (ips, mm/s) dan acceleration
(g, mm/s2, inch/s2). Frekuensi merupakanbanyaknya
getaran yang terjadi dalam satu satuan waktu
(sekon/detik). Satuan frekuensiadalah Hz, cps, cpm dan
RPM. Phase adalah perbedaan posisi dari vibrasi sebuah
titik relatif terhadap titik referensi yang diam atau relatif
terhadap titik lain yang bergetar (Raharjo Dwi, 2006).
Pada gambar diatas ditunjukkan amplitudo,
frekuensi (sumbu-x) dan phase (beda antara kurva
merah dan hitam). Ketiga terminologi tersebut dapat
digunakan untuk mencari karakteristik dari suatu
getaran. Dengan melakukan analisa sinyal vibrasi dari
5

suatu getaran akan diperoleh informasi yang dapat
digunakan untuk menentukan kondisi mesin.
2.2 Pengukuran Vibrasi
Secara
umum
sistem
pengukuran
dapat
digambarkan dalam blok diagram sebagai berikut:

Gambar 2.4 Diagram blok sistem pengukuran
Pada pengukuran vibrasi sinyal input berupa
getaran mekanik diubah oleh tranduser menjadi sinyal
tegangan
kemudian
ditransmisikan
keelemen
pengkondisi sinyal, diproses oleh elemen pemroses
sinyal dan akhirnya ditampilkan dalam bentuk data
angka maupun grafik (spektrum, waveform dan
trend).Sesuai dengan tiga besaran pada vibrasi maka
tranduser yang digunakan untuk tugas akhir dalam
pengukuran
vibrasi
adalah
accelerometer.
Accelerometer merupakan tranduser yang paling
sering dipakai karena fleksibilitasnya dan range
frekuensinya tinggi. Biasanya berupa piezolelectric
yang terdiri dari kristal dan massa penekan kristal.
Ketika terjadi vibrasi maka terjadi penekanan dan
kristal akan membangkitkan muatan listrik yang
6

kemudian di-amplifikasi sehingga sinyal vibrasi
terbaca.

Gambar 2.5 Accelerometer
Elemen pengkondisi sinyal (signal conditioning)
pada sistem pengukuran vibrasi berupa amplifier yang
menguatkan sinyal agar dapat diproses oleh signal
processing. Sepuluh tahun yang lalu, accelerometer
masih menggunakan external amplifier, namun saat
ini kebanyakan amplifier sudah tersedia dalam
tranduser itu sendiri, disebut internally amplified
Accelerometer atau integrated circuit piezoelectric
(ICP).
2.3 Pengambilan Data Menggunakan Accelerometer
Tranduser getaran dipasang pada bagianbagian mesin
yang
cukup
kaku
untuk
menghindari efek resonansi lokal bagian tersebut.
Pengambilan data-data
dengan
alat tranduser
tersebut harus terlebih dahulu mengetahui bagian
mana dari mesin tersebut yang paling tepat untuk
pengukuran vibrasi. Tempat yang paling tepat tersebut
7

adalah pada tempat yang dekat dengan sumber
vibrasi, misalnya pada kerusakan bearing maka
penempatan tranduser diletakkan pada bearing
caps (rumah bearing). Pengambilan data vibrasi
dilakukan dengan dua posisi yaitu dengan posisi
axial dan posisi radial. Pengambilan data secara
axial adalah menempatkan alat tranduser pada arah
axial atau searah dengan poros. Cara radial sendiri
terbagi menjadi 2 cara, yaitu:
a. Vertical
Pengambilan data secara vertikal adalah dengan
menempatkan alat tranduser pada posisi vertikal
atau berbanding 90o dengan arah horizontal pada
pompa. Pengambilan data pada tiga sumbu
berfungsi untuk melihat kondisi vibrasi pada
masing-masing sumbu, karena disetiap sumbu
mempunyai vibrasi yang berbeda. Pada setiap
kondisi mesin dapat ditentukan karakteistik
kerusakan dengan melihat sinyal vibrasi dari
masing-masing sumbu pengukuran.

8

Gambar 2.6 Keterangan Tata Cara Pengambilan
Data Menggunakan Tranduser
Keterangan dari gambar 2.6 di atas yaitu gambar A
adalah posisi axial, B adalah posisi vertikal, C
adalah posisi horizontal dan D adalah posisi shaft

Gambar 2.7 Keterangan Lokasi Cara Penempatan
Tranduser Getaran
Menurut Evaluasi Berdasarkan ISO 10816
dalam melakukan monitoring, saat pengoperasian
dan tes pengujian pada mesin diusahakan tidak ada
9

getaran torsional dan tidak ada getaran
lingkungan.Nilai hasil pengukuran dapat dilihat
dalam bentuk spektrum maupun nilai berupa
angka,tergantung sistem akuisisi data yang
dipakai saat pengambilan data. Dibawah ini
adalah contoh hasil pengukuran yang berupa
spectrum.

Gambar

2.8 Spektrum Hasil Pengukuran
Menggunkan Lapview signal express

b. Horisontal
Pengukuran secara horizontal dengan cara
meletakkan alat
tranduser secara horizontal
misalnya pada bagian atas pompa. Dari
pengukuran ini dapat diketahui amplitudo yang
paling tinggi.

10

2.4 Analisa Vibrasi dengan FFT
Analisa fourier terbagi atas dua yakni
deret
fourier untuk sinyal periodik dan
trasformasi fourier untuk sinyal aperiodik. Setiap
sinyal periodik dapat dinyatakan oleh jumlahan
atas
komponen-komponen sinyal
sinusoidal
dengan frekuensi berbeda (distinct). Jika ada
sebuah fungsi f(t) yang kontinyu periodik dengan
periode T, bernilai tunggal terbatas dalam suatu
interval terbatas, memiliki diskontinyuitas yang
terbatas jumlahnya dalam interval tersebut dan
dapat diintegralkan secara mutlak, maka f(t) dapat
dinyatakan dengan
deret
fourier. Dengan
menggunakan software komputer, komputasi FFT
menjadi lebih mudah dan cepat. Contoh sederhana
FFT pada ` matlab sebuah fungsi f(t) dari time
domain menjadi frequency domain diperlihatkan
pada Gambar

11

Gambar 2.9 Hasil FFT dari Data Vibrasi
FFT merupakan elemen pemrosesan sinyal
pada
pengukuran
vibrasi.Pada pengukuran
vibrasi ada empat tahapan untuk merubah
sinyal vibrasi menjadi spektrumnya. Algoritma
FFT untuk analisa vibrasi tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Pengambilan data vibrasi dari tranduser yang
dihubungkan dengan sistem akuisisi.
b. Sistem akuisisi menghasilkan spektrum yang
menunjukkan perbandingan waktu dengan
percepatan.
c. Hasil spektrum diolah menggunakan software
lain dengan menggunakan Fast Fourier
Transform.
12

d. Hasil pengolahan menggunakan FFT akan
berupa grafik perbandingan frekuensi dengan
amplitudo yang menunjukkan jenis kerusakan
dan tingkat kerusakan mesin.
2.5 Diagnosa Kerusakan Mesin Melalui Spektrum
Analysis
Setiap bagian dari pompa atau mesin
berputar mempunyai tingkat vibrasi yang berbeda
tergantung pada letaknya dan gaya yang
diterima. Tingkat vibrasi inilah yang bisa
dijadikan sebagai pendeteksi keadaan dari suatu
kondisi mesin apakah ada kerusakan atau tidak.
Kerusakan umum yang biasa terjadi pada pompa
dan mesin-mesin
berputar adalah ketidakseimbangan
atau
unbalance,
misalingment,
kerusakan bearing dan mechanical looseness.
Kerusakan-kerusakan tersebut dapat dideteksi
dari spektrum vibrasi.Kerusakan – kerusakan yang
sering terjadi pada mesin berputar yaitu :
a. Unbalance
Unbalance adalah kondisi dimana pusat
massa tidak sesumbu dengan sumbu rotasi
sehingga
rotor mengalami
gaya
vibrasi
terhadap bearing
yang menghasilkan gaya
sentrifugal.
Ada
beberapa
faktor
yang
menyebabkan terjadinya unbalance yakni:
kesalahan saat proses pemesinan dan assembly,
13

eksentrisitas komponen, adanya kotoran saat
pengecoran, korosi dan keausan, distorsi geometri
karena beban termal dan beban mekanik serta
penumpukan
material.
Karakteristik
dari
unbalance ini dapat diketehui dengan adanya
amplitudo yang tinggi pada 1 x RPM, seperti yang
ditunjukkan gambar. Tetapi adanya amplitudo
pada 1x RPM tidak selalu Unbalance, tanda
lainnya adalah rasio amplitudo antara pengukuran
arah horizontal dan vertikal kecil (H/V < 3).
Ketika pada kondisi dominan unbalance, maka
getaran radial (Horizontal dan Vertikal) akan
secara normal jauh lebih tinggi dibandingkan
axial. Pada pompa normal, getaran horizontal
lebih tinggi dari vertical. Amplitudo di 1x RPM
secara normal ≥ 80% dariamplitudo keseluruhan
ketika masalah dipastikan unbalance.

Gambar 2.10 Spektrum Vibrasi Unbalance
14

Resonansi kadang – kadang dapat
memperbesar efek dari unbalance. Unbalance
juga dapat memberi kontribusi terbesar pada
loosness
(Aus).
Ketika unbalance
lebih
domiman daripada masalah yang lain, beda fase
antara horizontal dan vertikal sekitar 90˚ (±30˚)
pada bearing yang sama. Unbalance pada motor
biasanya tetap dan fase yang berulang di arah
radial.
b. Misalignment
Ketidaklurusan ( misalignment) terjadi
ketika frekuensi shaft yang berputar satu kali
putaran atau dapat juga terjadi dua dan tiga
kali putaran. Normalnya disebabkan adanya
getaran yang tinggi pada axial dan radial,
tetapi tidak selalu tinggi pada axial
saja,khususnya saat kondisi parallel offset
lebih mendominasi dibandingkan Angular
misalignment. Menghasilkan getaran lebih
besar dari keadaan normal di 2x RPM
dimana dapat terjadi bukan hanya di arah axial
tapi juga di radial.
Jika misalignment menjadi semakin
buruk hal ini dapat disebabkan besarnya nilai
harmonik
dimana
akan
menghasilkan
spektrum nampak seperti masalah looseness.
Untuk misalignment parah, pengukuran Radial
15

(horizontal dan vertikal) perbedaan fase
terdapat pada 0˚ atau 180˚ (±30˚) antara sisi
dalam dan sisi luar bearing. Kebanyakan dari
waktu, perbedaan
fase
horizontal
mendekati
180˚
pergeseran
fase
dibandingkan dengan perbedaan fase vertikal.

Gambar 2.11 Spektrum Vibrasi Misalighment

Misalignment yang terjadi pada mesin berputar
yaitu :

16

a. Angular Misaligment

Gambar 2.12 Spektrum Angular Misaligment
Getaran axial tinggi, terutama pada
1x, 2x, dan 3x RPM, satu dari puncak ini
(peak) kadang – kadang lebih dominan
dari
pada
yang
lain.
Umumnya
amplitudo antara 2x atau 3x
RPM
mencapai kira – kira
30 – 50% dari 1x
RPM di arah axial. Indikasi terbaik adalah
perbedaan fase 180˚ bersebrangan kopling
di arah axial. Dari kerusakan
ini
kemungkinan
juga
mengindikasikan
adanya
masalah
kopling.
Angular
misaligment kemungkinan terdapat pada
1x
RPM
harmonik,
seperti
juga
mechanical
looseness (kelonggaran
mekanik) gerakan harmonik ganda ini tidak
selalu mengeluarkan suara gaduh pada
spektra.

17

b. Parallel Misaligment

Gambar 2.13 Parerel Angular Misaligment

Shaft
pada
paralel
misalignment
terlihat
Offset. Misaligment
ini
mempunyai kesamaan
gejala
pada
getaran Angular, tetapi menunjukan
tingginya getaran radial dimana mencapai
fase 180˚ bersebrangan dengan kopling,
amplitudo di 2x RPM lebih besar
daripada di 1x. Amplitudo tidak selalu
berada pada 1x, 2x, atau 3x yang lebih
dominan, tetapi ketinggian relative di 1x
dimana selalu diindikasi pada tipe kopling
dan konstruksi.Ketika kedua arah Angular
dan arah radial menjadi semakin tinggi,
keduanya dapat menciptakan tingginya
peak amplitudo jauh lebih tinggi dari
harmoninya
(4x
- 8x) atau ketika
rangkaian frekuensi harmonik tinggi serupa
dengan mechanical looseness. Tipe kopling
18

dan material akan membawa pengaruh
yang besar pada spektrum ketika gejala
misaligment ada, hal ini tidak ada pengaruh
pada peningkatan suara gaduh.
Ada 4 jenis strategi maintenance yang
sering diterapkan di dunia industri.Setiap
strategi maintenance memilik keliebihan
dan kekurangan seperti ditunjukkan oleh
tabel di bawah:
REACTIVE

PREVENTIVE

PREDICTIVE

DEFINISI

Run to failure
(bergerakketik
a
ada
kerusakan)

Melakukanmainte
nace pada jadwal
yang teratur

Maintenance
berdasarkan
kondisi yang
telah diketahui
(standard)

KEUNTUN
GAN

Murah

Dapat
dijadwalkan

Kerusakan langsung
dapat
diketahui

KERUGIA
N

Butuh banyak
suku cadang,
dilakukan
dalam
keadaandarura
t

Salah
deteksi
menyebabkanperg
antian part yang
tidak perlu

Mahal jika
penerapan
salah

PROACTIVE
Desain ulang
untuk
mengilankan
akar dari
penyebab
kegagalan
Tidak
membutuhka
n
banyak
maintenance
Sangat mahal

Tabel 2.1 Tabel Kekurangan dan kelebihan strategi
maintence
Ada tiga dasar yang menjadi parameter
dalam melakukan pengukuran vibrasi yaitu :

19

a. Vibration Displacement (Peak to Peak)
Merupakan total jarak yang ditempuh
bagian yang mengalami vibrasi, dari
titik ekstrim ke titik ekstrim lain. untuk
SI digunakan satuan micron (1/1000
milimeter)
dan
satuan
imperial
digunakan satuan mil (1/1000 inch).
b. Vibration Velocity (peak dan rms)
Vibration velocity secara matematis
merupakan turunan pertama dari
displacement. Velocity akan bernilai 0
saat benda berada pada saat benda akan
berubah arah getar. Vibration velocity
sering dinyatakan dalam nilai peak-nya
atau rms-nya dengan satuan mm/s atau
inches/s.
c. Vibration Acceleration(peak dan rms)
Turunan kedua dari displacement adalah
acceleration, nilainya berbanding lurus
dengan
displacement,
namun
berlawanan.Akselerasi mencapai nilai
maksimum saat berada pada kondisi
ekstrim.Akselerasi dinyatakan dalam
satuan mm2/s atau inches2/s. Kualitas
dari pompa dapat ditentukan dari
pengukuran vibrasi tergantung dari
kelas-kelas berikut ini.

20

Tabel 2.2 kelas-kelas Vibrasi

Zona A: Normal, Kelas 1: Daya Output 0-15 KW
Zona B: Normal yang masih dapat diterima, Kelas 2: Daya
Output 15-75 KW
Zona C: Berfungsi tidak optimal, Kelas 3: DayaOutput
75KW-10MW
Zona D: Rusak, Kelas 4: Daya Output >10 MW.

21

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat Dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan kali
ini antara lain :
a.
b.
c.
d.

Macam-macam Pompa air
Laptop dengan Software Labview dan MatLab
DAQ National Instrument
Stroboscop

3.2 Langkah-Langkah Percobaan
Langkah-langkah
yang
percobaankali ini antara lain :

dilakukan

pada

a. Disambungkan accelerometer ke DAQ.
b. Ditempelkan accelerometer pada mesin
pompa.
c. Dibuka software data logger.
d. Dirahkan dan nyalakan stroboscop pada As
pompa yang telah ditandai, putar knop
stroboscop sehingga terlihat bahwa As tidak
berputar (stasioner) dan catat angka yang
ditunjukkan stroboscop5. Mulai proses data
logger.
e. Dibiarkan PC mengambil data selama 5 detik
lalu hentikan proses data logger.
22

f. Diulangi urutan no 1 s/d 6 dengan mengganti
pompa air lain.
g. Dibuatlah
grafik
perbandingan
hasil
monitoring vibrasi dari tiap pompa dalam
domain waktu dan frekuensi.
h. Dibandingkan grafik dari tiap pompa lalu
tuliskan pendapat anda terkait grafik tersebut.

23

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
Dari percobaan data yang dilakukan,
didapatkan data-data dari osiloskop , lalu data data itu di
olah secara FFT dengan menggunkan matlab, sehingga
didapatkan data berupa grafik spektrum yang
merupakan grafik perbandingan frekwensi dan
amplitudo, dan dari grafik spektrum itu dapat dianalisa
jenis kerusakan pompa dan tingkat keru. Yaitu antara
lain :
a. FFT Dari Pompa Pertama

Gambar 3.1 FFT Pompa Pertama, Pengambilan 1

24

Gambar 3.2 FFT Pompa Pertama, Pengambilan 2

Gambar 3.3 FFT Pompa Pertama, Pengambilan 3
Dari Grafik FFT pada pompa pertama, dapat
dianalisa dan disimpulkan bahwa pompa pertama
mengalami jenis kerusakan yaitu Unbalance. Karena
25

terlihat dari bentuk grafik FFT yang dihasilkan,
terlihat adanya amplitudo tertinggi pada 1X rpm
b. FFT Dari Pompa Kedua

Gambar 3.4 FFT Pompa Kedua, Pengambilan 1

26

Gambar 3.5 FFT Pompa Kedua, Pengambilan 2

Gambar 3.6 FFT Pompa Kedua, Pengambilan 3

27

Dari grafik FFT yang diperoleh dari pompa kedua,
maka setelah dianalisa, dapat disimpulkan bahwa
pompa ke dua mengalami kerusakan yaitu jenis
kerusakan Pararel Misaligment, yaitu karena dari
grafik FFt yang dihasilkan terlihat adanya getaran
lebih besar pada 2x RPM .
c. FFT dari Pompa Ketiga

Gambar 3.7
Pengambilan 1

28

FFT

Pompa

Ketiga,

Gambar 3.8 FFT Pompa Ketiga,Pengambilan 2

Gambar 3.3 FFT Pompa Ketiga, Pengambilan 3

29

Dari grafik FFT yang diperoleh dari pompa ketiga,
maka setelah dianalisa, dapat disimpulkan bahwa
pompa ke dua mengalami kerusakan yaitu jenis
kerusakan Angular Misaligment, yaitu karena
terdapat getaran axial tinggi pada 1x, 2x, dan 3x
RPM.
4.2 Pembahasan
Pada percobaan akustik dan getaran tentang
pengaruh vibrasi dan jenis jenis kerusaakan pompa ini,
dapat dilihat bahwa getaran dapat mempengaruhi
kerusakan suatu mesin yang berputar. Sehingga analisa
vibrasi dapat juga digunakan untuk jadwal perawatan
mesin. Pada percobaan ini mesin tersebut di khususkan
pada sebuah mesin pompa air yang berputar. Dari data
data yang di dapatkan dari osiloskop lalu data tersebut
dianalisa secara FFT dengan menggunakan softwere
matlab, seningga menghasilkan sebuah grafik spektrum
yang merupakan grafik amplitudo dengan frekwensi.
Dari hasil FFT tersebut dapat dianalisa jenis dan tingkat
kerusakan dari pompa.
Setelah dianalisa FFT dari ketiga pompa
yang di pakai untuk percobaan, dapat di analisa bahwa
ketiga pompa tersebut mengalami kerusakan antaralain,
unbalace, Angular Misaligment, dan Pararel
Misaligment, dimana ketiganya diliat dari bentuk grafik
FFT seta amplitudo dan getaran dari grafik.

30

BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan akustik dan getaran tentang
pengaruh vibrasi dan jenis jenis kerusaakan pompa ini,
dapat disimpulkan bahwa getaran dapat mempengaruhi
kerusakan suatu mesin yang berputar. Dan jenis jenis
dari kerusakan mesin yang berputar antara lain
unbalance, Angular Misaligment, dan Pararel
Misaligment. Dimana ketiganya dapat dianalisa dari
bentuk grafik FFT.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pratikan dalam
praktikum ini yaitu sebaiknya lebih dijelaskan tantang
dasar teori terlebih dahulu sebelum praktikum.

31

DAFTAR PUSTAKA
Den Hartog, J.P. 1947. Mechanical Vibrations Third
Edition. USA : McGraw-Hill Book Company, Inc.

32