SKRIPSI LENGKAP MANAJEMEN AMALIAH MAGFIRAH W.

SKRIPSI

PENGARUH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP PRODUTIVITAS KARYAWAN PADA CV. RACHMAT DI MAKASSAR AMALIA MAGFIRAH W DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

SKRIPSI

PENGARUH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP PRODUTIVITAS KARYAWAN PADA CV. RACHMAT DI MAKASSAR

Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

AMALIA MAGFIRAH W A2 1113 525

kepada

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

SKRIPSI

Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada CV. Rachmat di Makassar

disusun dan diajukan oleh

Amalia Magfirah W A2 1113 525

telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Makassar, 24 Mei 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ria Mardiana Y, SE.,M.Si Dr. Hj. Wardhani Hakim, SE.,M.Si

NIP 196705181992032001 NIP 1972052519970022001

Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Dr. Hj. Nurjanah Hamid, SE.,M.Agr

NIP 19600503 198601 2 001

SKRIPSI

Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada CV. Rachmat di Makassar

disusun dan diajukan oleh

Amalia Magfirah W A2 1113 525

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 24 Mei 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui, Panitia Penguji

No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1. Dr. Ria Mardiana Y, SE.,M.Si

Ketua

2. Dr. Hj. Wardhani Hakim, SE.,M.Si Sekretaris 2.....................

3. Dr. Hj. Nurdjanah Hamid, SE.,M.Si

Anggota

4. Dr. Andi Nur Baumassepe, SE.,MM

Anggota

5. Insany Fitri Nurqamar, SE.,MM

Anggota

Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Dr. Hj. Nurjanah Hamid, SE.,M.Agr

NIP 19600503 198601 2 001

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama

: Amalia Magfirah W

NIM

: A211 13 525

Jurusan/program studi

: Manajemen/S1

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul :

“Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan

Pada CV. Rachmat di Makassar”

adalah hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, 22 Mei 2017

Yang membuat pernyataan

Amalia Magfirah W

PRAKATA

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Allahumma Shalli’ Ala Muhammad Wa’Ala Ali Muhammad

Puja dan puji senantiasa teriring dalam setiap hela nafas atas kehadirat dan lindunganNya, Allah SWT. Shalawat dan salam tercurah atas nama Rasulullah Muhammad SAW, suri tauladan manusia sepanjang masa beserta keluargaNya dan suci beserta para sahabatNya. Alhamdulillahirrobbil ‟aalamin, berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan

Pada CV. Rachmat di Makassar ”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program Studi S1 pada Jurusan Manejemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.

Banyak hambatan yang peneliti temukan dalam penyusunan skripsi ini, namun dengan kerja keras dan tekad yang kuat serta adanya bimbingan dan bantuan dari pihak-pihak yang peneliti sayangi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati peneliti menyampaikan banyak terima kasih. Rasa terima kasih tersebut peneliti tujukkan kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan kepada setiap umat-Nya.

2. Orang tua tercinta Ayahanda Ir. H. Winarno Arifin M.Sc dan Ibunda Dra. Hj. Husniati Pawelloi M.Si sebagai motivator peneliti untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. Selaku Rektor Universitas Hasanuddin.

4. Bapak Prof. Dr. H. Gagaring Pagalung, SE, M.Si, Ak,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar.

5. Ibu Dr. Hj. Nurjanah Hamid, SE.,M.Agr sebagai Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

6. Bapak Dr. Muhammad Ismail, SE., M.Si selaku Penasehat Akademik (PA), Ibu Dr. Ria Mardiana Y, SE.,M.Si., selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Hj. Wardhani Hakim, SE.,M.Si., selaku dosen pembimbing II peneliti dalam menyusun skripsi ini, yang selalu memberikan bantuan dan meluangkan waktunya untuk memberikan masukan serta bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Semua dosen beserta staf/ pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai pengasuh yang telah membekali peneliti selama mengikuti kuliah, serta staf dalam lingkungan kampus Universitas Hasanuddin Makassar yang telah membantu dalam urusan administrasi.

8. Terima kasih kepada pimpinan dan seluruh karyawan CV. Rachmat Makassar atas segala bantuan yang diberikan kepada peneliti selama menjalani penelitian.

9. Saudara(i) Sabran, Tita, Asvira, Claudia, Yulia, Atika, Zadly, Nita, Dhika, Nune, Intan, Rica, dan Rara. Terima kasih karena sudah banyak menemani saat senang dan susah selalu menghibur serta memberikan motivasi dan bantuannya kepada peneliti. Semoga segala harapan dan cita-cita kita semua segera tercapai. Amin YRA.

10. Segenap teman-teman perkuliahan di Universitas Hasanuddin Dinda, Buqilha, Rizky Ishak, Medilla, Asniar, Aini, Muti, Nurul Fajriah, Nurul Latifa, Adlina, Yunisa, Dibel, Tisa, Danty, Aldian, Mitsal, Reza Darmawan, Aksa, Nana, Vhera dan seluruh angkatan 2013 terima kasih atas segala upaya, tenaga, waktu serta pikiran teman- teman selama berada di fakultas ekonomi.

11. Serta terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulis dan tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, semoga segala kebaikan-kebaikan saudara(i)ku diterima sebagai ibadah disisiNya.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ditemukan dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran, kritik dan masukan yang sifatnya membangun. Selanjutnya apabila terdapat kesalahan baik materi yang tersaji maupun dalam teknik penyelesaiannya, peneliti memohon maaf yang sebesar- besarnya. Akhir kata, semoga apa yang terdapat dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Makassar, 25 Mei 2017

Peneliti

ABSTRAK PENGARUH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA CV RACHMAT DI MAKASSAR

Amalia Magfirah W Ria Mardiana Y Wardhani Hakim

Penelitian ini dilakukan di kantor pusat CV. Rachmat Kota Makassar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh implementasi keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas karyawan. Produktivitas karyawan dalam sebuah perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Tujuan dari penerapan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk menciptkan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal yang digunakan untuk mendeskripsikan sebab dan akibat dari variabel yang diteliti. Penelitian ini menetapkan sampel 77 responden yang ditentukan melalui rumus Slovin. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diukur dengan skala likert dan analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini terkait implementasi keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kantor pusat CV. Rachmat Kota Makassar adalah baik. Produktivitas karyawan tinggi, ada pengaruh yang signifikan pada keselamatan kerja dan pengaruh yang tidak signifikan pada kesehatan kerja.

Kata Kunci : Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Produktivitas Karyawan, MSDM

This research is done at CV. Rachmat Makassar. The purpose of this research is to analyze the effect of safety and health implementation on employee productivity. Employee productivity in a company is influenced by several factors, one of them is occupational safety and health (K3). The purpose of implementing safety and health is to create a safe, comfortable and healthy work environment. This type of research is a causal research used to describe the cause and effect of the variables studied. This study determined a sample of 77 respondents determined by the Slovin formula. Methods of data collection using questionnaires measured by Likert scale and data analysis using descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The results of this study related to the implementation of safety and health in the environment of CV. Rachmat Makassar is good. Employee productivity is high, there is a significant effect on work safety and a non-significant effect on occupational health.

Keywords: Occupational Health and Safety, Employee Productivity, MSDM

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Kecelakaan Kerja .............................................................

2 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................

27 Tabel 3.1 Variabel, Indikator dan Item Penelitian ......................................

36 Tabel 4.1 Responden berdasarkan Usia ...................................................

50 Tabel 4.2 Responden berdasarkan Lama bekerja .....................................

51 Tabel 4.3 Responden berdasarkan Status Pernikahan .............................

51 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Keselamatan Kerja (X1) ..............

52 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kesehatan Kerja (X2) ..................

54 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Produktivitas Karyawan (Y) .........

55 Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas ......................................................................

57 Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas...................................................................

58 Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................

59 Tabel 4.10 Ringkasan hasil Analisis Regresi Berganda ...............................

62 Tabel 4.11 Hasil Uji Model Regresi Secara Simultan ...................................

64

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia memiliki peran vital dalam keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang memerlukan perhatian dan perlakuan secara khusus oleh perusahaan. Kenyataan bahwa manusia sebagai aset utama perusahaan, harus mendapatkan perhatian serius dan dikelola dengan sebaik mungkin. Hal ini dimaksudkan agar sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan mampu bersaing di kancah global dan memberikan kontribusi yang optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan (Hasibuan, 2007).

Seiring dengan pertumbuhan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi di seluruh dunia serta munculnya inovasi-inovasi baru di bidang teknik produksi, telah mendorong perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusianya, agar dapat meningkatkan kinerja yang diharapkan. Sumber daya manusia sebagai karyawan tidak lepas dari masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sewaktu bekerja, dengan menjamin keselamatan dan kesehatan kerja dapat menumbuhkan semangat kerja pada karyawan. K3 merupakan hal yang penting secara ekonomi, moral, dan hukum, dan menjadi isu penting agar praktik bisnis tetap berjalan dengan baik. Bagi banyak perusahaan besar program keselamatan, kesehatan, dan lingkungan merupakan bentuk perlindungan kelangsungan hidup pekerjanya (Friend & Khon, 2007).

Masalah keselamatan dan kecelakaan kerja di Indonesia masih sering diabaikan, hal ini dapat dilihat dari masih tingginya angka kecelakaan kerja. Riset yang dilakukan oleh ILO (International Labor Organization) menemukan bahwa setiap hari rata-rata 6.000 orang, setara dengan satu orang setiap 15 detik atau 2,2 juta orang pertahun meninggal akibat kecelakaan kerja, setiap detik terdapat 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja dan setiap tahun 270 juta pekerja menderita luka parah dan 160 juta lainnya mengalami penyakit jangka panjang ataupun pendek terkait dengan pekerjaan mereka (ilo.org, 2013). Departemen Ketenagakerjaan juga mencatat bahwa sepanjang tahun 2009 telah terjadi 54.398 kasus kecelakaan kerja di Indonesia, sedangkan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 98.000 kasus dan 1.200 kasus diantaranya mengakibatkan pekerja meninggal dunia. Jika dirata-rata maka ada tujuh pekerja yang meninggal dunia setiap hari di Indonesia karena pekerjaan yang dilakukan (Kompas.com, 2011).

Tabel 1.1 Jumlah Kasus Kecelakaan Akibat Kerja 2011-2014

Tahun

Jumlah Kecelakaan

Sumber: http://www.depkes.go.id

Data pada Tabel 1.1 menggambarkan bahwa kasus kecelakaan kerja secara nasional tergolong tinggi. Walaupun angka jumlah kecelakaan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 9.067 kasus, tetapi pada tahun 2014 masih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 dan 2012. Hal ini menunjukkan Data pada Tabel 1.1 menggambarkan bahwa kasus kecelakaan kerja secara nasional tergolong tinggi. Walaupun angka jumlah kecelakaan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 9.067 kasus, tetapi pada tahun 2014 masih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 dan 2012. Hal ini menunjukkan

Pemaparan diatas menggambarkan bahwa jumlah kecelakaan dan penyakit akibat kerja di Indonesia masih terbilang tinggi. Fenomena tersebut mengindikasikan kesadaran dan komitmen manajemen perusahaan terhadap aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) masih rendah terutama untuk beberapa kasus kesehatan yang tingkat penyakit akibat pekerjaannya masih sangat tinggi dibandingkan dengan tingkat kecelakaan akibat kerja. Tingginya kasus penyakit akibat kerja daripada kecelakaan kerja menunjukkan bahwa aspek kesehatan sangat penting untuk menjadi perhatian utama manajemen perusahaan. Aspek kesehatan harus diperhatikan karena aspek ini tidak hanya mengatur para pekerja yang berada di luar ruangan namun juga yang berada di dalam ruangan. Pekerja yang berada di dalam ruangan juga rentan terhadap penyakit akibat kerja.

Kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja merupakan akibat dari pelaksanaan K3 yang kurang baik. Hal tersebut dapat diminimalisir dengan menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang terintegrasi dengan baik. Penerapan K3 ini mengatur bagaimana proses sebuah pekerjaan agar mampu melindungi karyawan dari dampak buruk akibat pekerjaan yang dilakukan maupun akibat lingkungan pekerjaan. Lingkungan kerja yang buruk merupakan salah satu penyebab seringnya terjadi kecelakaan dan gangguan kesehatan. Penciptaan lingkungan tempat kerja yang nyaman, dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dibuat sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Implementasi K3 merupakan bagian dari penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). SMK3 merupakan sistem pengelolaan K3 secara sistematis dan komprehensif yang terdiri dari proses perencanaan, penerapan, pengukuran, dan pengawasan (Ramli, 2010:46). Pada tahapan yang kedua dari penerapan SMK3 adalah tahapan di mana proses implementasi K3 dibuat. Pada proses penerapan K3 akan dibuat berbagai macam prosedur, peraturan dan kebijakan mengenai implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam sebuah perusahaan.

Keselamatan (safety) mencakup perlindungan karyawan dari cedera yang disebabkan oleh kecelakaan sedangkan kesehatan (health) mengacu pada kebebasan dari penyakit fisik maupun emosional (Mondy, 2008:82). Istilah keselamatan dan kesehatan tempat kerja (workplace safety and health) mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan kerja yang efektif, akan semakin sedikit pegawai yang mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan tersebut (Jackson, Schuler & Werner, 2011:267). Pendapat tersebut menjelaskan bahwa keselamatan dan kesehatan mengacu pada kondisi psikologis fisik yang berhubungan dengan fisik seseorang, misalnya seperti kecelakaan yang berakibat pada hilangnya nyawa, terkena berbagai penyakit ataupun cedera yang terlihat secara fisik pada seseorang, dan kondisi psikologis mencakup antara lain gejala kesehatan mental yang buruk seperti

Fasilitas dan program keselamatan dan kesehatan kerja mutlak untuk diatur di dalam perusahaan. Berbagai fasilitas dan program K3 diatur guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan yang dapat mengurangi pengeluaran perusahaan. Di sisi lain, masih banyak perusahaan menilai bahwa pengadaan fasilitas-fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja justru akan menambah biaya. Padahal biaya tersebut bisa dikatakan sebagai biaya investasi, sehingga sebenarnya biaya tersebut dikeluarkan untuk memperoleh manfaat yang lebih besar dikemudian hari.

Bercermin pada beberapa permasalahan yang terjadi di perusahaan, kurangnya kesadaran akan pentingnya program K3 menjadi pokok persoalan utama yang harus diselesaikan, maka seharusnya pihak manajer perusahaan perlu memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pentingnya pemahaman, serta program pelaksanaan K3 dalam organisasi perusahaan. Perusahaan harus fokus dalam menyusun program-program dan fasilitas K3, sehingga akan tercipta sebuah desain pekerjaan dan lingkungan pekerjaan yang mampu melindungi karyawan dari berbagai macam bahaya terkait keselamatan dan kesehatan kerja yang mengancam.

Perkembangan perusahaan sangat tergantung pada produktivitas karyawan yang dimilikinya. Melalui program K3 yang baik, diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja dan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya (Ridley, 2008;39). Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 Pasal 86 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengatur bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas Perkembangan perusahaan sangat tergantung pada produktivitas karyawan yang dimilikinya. Melalui program K3 yang baik, diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja dan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya (Ridley, 2008;39). Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 Pasal 86 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengatur bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

Ada berbagai perusahaan dari berbagai sektor yang telah menerapkan K3 di Indonesia, khususnya di Makassar. Salah satu perusahaan yang sudah menerapkan K3 di Makassar adalah CV Rahmat. CV Rachmat adalah “ Brand “ yang diberikan untuk divisi property dari PT Rachmat Delapan Putera sebagai induk perusahaan. Unit ini bergerak dalam bidang jasa penyewaan tenda dan peralatan lainnya (property) untuk ke butuhan “special event”. Dengan slogan “the first class tent” CV Rachmat berfokus kepada produk tenda dan dekorasinya, termasuk semua peralatan pendukungnya, misalnya dekorasi taman, dekorasi ruangan, tenda pernikahan, dan lain-lain. CV Rachmat tidak hanya sekedar penyewaan tenda biasa, namun CV Rachmat juga memberikan konsultasi dan pelayanan yang terbaik terhadap semua clientnya demi mensukseskan “special event” yang akan diselenggarakan. Perjalanan selama

30 tahun telah mematangkan divisi ini menjadi salah satu perusahaan jasa penyewaan tenda yang terpercaya di Sulawesi Selatan dan bahkan di Indonesia Timur. Kalla Group, Bosowa Group, Lippo Group, Citraland, Trans Studio dan Group Hotel Clarion adalah sebagian diantara pelanggan loyal yang telah menjalin hubungan kemitraan (partnership) dengan CV Rachmat. Selain pihak swasta, CV Rachmat juga menjalin hubungan yang baik dengan pihak

Selatan, Pemerintah Kota Makassar maupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam menyelenggarakan event dengan skala lokal maupun nasional.

Implementasi program K3 di CV Rachmat sudah diterapkan sejak lama dan menjadi tanggung jawab bagian sistem manajemen yang mengontrol mengenai kesehatan dan keselamatan kerja baik yang ada di kantor pusat maupun kantor cabang. Pada proses penerapan kesehatan menjadi tanggung jawab bagian pelayanan SDM yang mengatur mengenai layanan kesehatan yang diberikan kepada karyawan. Apabila perusahaan mampu menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal, maka akan tercipta kondisi kerja yang nyaman, aman, dan sehat serta proses aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar, sehingga akan meningkatkan produktivitas karyawan. Terakhir, alasan yang mendasari topik penelitian ini adalah bahwa salah satu upaya peningkatan produktivitas dan keuntungan perusahaan (profit) dapat dilakukan melalui usaha penekanan total jumlah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta biaya ganti rugi atau asuransi yang harus ditanggung.

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) oleh CV. Rahmat diharapkan dapat menciptakan sebuah kondisi yang aman dan kondusif bagi tenaga kerjanya dalam bekerja, tanpa adanya suatu kecelakaan atau gangguan yang merugikan tenaga kerja. Prosedur Tetap (Protap) yang disusun secara rinci oleh CV. Rachmat telah mencakup langkah yang harus dipatuhi dalam kegiatan operasional proyek event atau tenda, yang terdiri dari kegiatan harian, kegiatan praproyek, kegiatan pada lokasi proyek, dan kegiatan pasca proyek. Prosedur ini tersedia bagi personil untuk digunakan di area tempat pelaksanaan itu dilakukan. Hal – hal di atas menjadi acuan pentingnya mematuhi prosedur tersebut ini sebagai penunjang usaha peningkatan kinerja dan pertumbuhan bisnis CV. Rachmat. Oleh karena itu, menarik untuk ditelusuri apakah Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) oleh CV. Rahmat diharapkan dapat menciptakan sebuah kondisi yang aman dan kondusif bagi tenaga kerjanya dalam bekerja, tanpa adanya suatu kecelakaan atau gangguan yang merugikan tenaga kerja. Prosedur Tetap (Protap) yang disusun secara rinci oleh CV. Rachmat telah mencakup langkah yang harus dipatuhi dalam kegiatan operasional proyek event atau tenda, yang terdiri dari kegiatan harian, kegiatan praproyek, kegiatan pada lokasi proyek, dan kegiatan pasca proyek. Prosedur ini tersedia bagi personil untuk digunakan di area tempat pelaksanaan itu dilakukan. Hal – hal di atas menjadi acuan pentingnya mematuhi prosedur tersebut ini sebagai penunjang usaha peningkatan kinerja dan pertumbuhan bisnis CV. Rachmat. Oleh karena itu, menarik untuk ditelusuri apakah

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Keselamatan Kerja berpengaruh terhadap Produktivitas karyawan CV. Rachmat Kota Makassar?

2. Apakah Kesehatan Kerja berpengaruh terhadap Produktivitas karyawan CV. Rachmat Kota Makassar?

3. Diantara variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), manakah yang berpengaruh dominan terhadap Produktivitas karyawan CV.

Rachmat Kota Makassar?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh Keselamatan Kerja terhadap Produktivitas karyawan CV. Rachmat Kota Makassar.

2. Untuk menganalisis pengaruh Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas karyawan CV. Rachmat Kota Makassar

3. Untuk menganalisis variabel yang berpengaruh dominan terhadap Produktivitas karyawan CV. Rachmat Kota Makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bidang akademis, digunakan untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan khususnya di bidang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) dan umumnya di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.

2. Bidang praktis, memberikan sumbangan pemikiran dan menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengembangkan implementasi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam mengelola produktivitas karyawan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi peneliti

selanjutnya yang tertarik untuk menguji pengaruh K3 terhadap produktivitas kerja karyawan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Berbagai istilah yang dipakai untuk menunjukkan manajemen sumber daya manusia antara lain: manajemen sumber daya manusia, manajemen sumber daya insani, manajemen personalia, manajemen kepegawaiaan, manajemen perburuhan, manajemen tenaga kerja, administrasi personalia (kepegawaian), dan hubungan industrial.

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi atau bidang produksi, pemasaran, keuangan maupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia dianggap semakin penting peranannya dalam pencapaian tujuan, maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang sumber daya manusia (SDM) dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut dengan Manajemen sumber daya manusia.

Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut beberapa ahli, diantaranya ialah Dessler (2003:2), manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan cara-cara yang dipraktekan dan berhubungan dengan pemberdayaan manusia atau aspek-aspek SDM dari sebuah posisi manajemen termasuk perekrutan, seleksi, pelatihan, penghargaan dan penilaian. Sedangkan menurut Hasibuan (2007), Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terujudnya tujuan. Menurut Handoko (2001), Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut beberapa ahli, diantaranya ialah Dessler (2003:2), manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan cara-cara yang dipraktekan dan berhubungan dengan pemberdayaan manusia atau aspek-aspek SDM dari sebuah posisi manajemen termasuk perekrutan, seleksi, pelatihan, penghargaan dan penilaian. Sedangkan menurut Hasibuan (2007), Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terujudnya tujuan. Menurut Handoko (2001), Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan

Dari berbagai definisi para ahli manajemen sumber daya manusia diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang dilakukan oleh atasan untuk memperoleh, mempertahankan, dan mengembangkan tenaga kerja, baik dari segi kualitas maupun kuantitas agar tenaga kerja dapat didayagunakan secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan. Fokus sumber daya manusia adalah masalah tenaga kerja manusia, yang diatur menurut perpaduan fungsi manajemen dengan fungsi operasional SDM diantaranya planning, organizing, actuating, dan controlling, dalam melaksanakan kegiatan recruitmen, development, maintenance, integration, separation agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.2.1 Keselamatan Kerja

Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya yaitu perlindungan keselamatan, perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga

kerja secara aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai permasalahan disekitarnya dan pada dirinya yang dapat menimpa atau mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya.

Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2002;245) mendefinisikan keselamatan kerja menunjuk pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan tujuan mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan. Program keselamatan yang dirancang dan dikelola dengan baik dapat Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2002;245) mendefinisikan keselamatan kerja menunjuk pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan tujuan mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan. Program keselamatan yang dirancang dan dikelola dengan baik dapat

Menurut Mathis dan Jackson (2002), program manajemen keselamatan kerja yang efektif adalah:

a. Komitmen dan tanggung jawab perusahaan Inti manajemen keselamatan kerja adalah komitmen perusahaan dan usaha-usaha keselamatan kerja yang komperhensif. Usaha ini sebaiknya dikoordinasikan dari tingkat manajemen paling tinggi untuk melibatkan seluruh anggota perusahaan. Begitu komitmen dibuat untuk adanya keselamatan kerja, usaha-usaha perencanaan harus dikoordinasikan dengan tugas-tugas yang diberikan oleh para atasan, manajer, spesialis keselamatan kerja dan spesialis sumber daya manusia.

b. Kebijakan dan disiplin keselamatan kerja Mendesain kebijakan dan peraturan keselamatan kerja serta mendisiplinkan pelaku pelangaran, merupakan komponen penting usaha-usaha keselamatan kerja. Dukungan yang sering terhadap b. Kebijakan dan disiplin keselamatan kerja Mendesain kebijakan dan peraturan keselamatan kerja serta mendisiplinkan pelaku pelangaran, merupakan komponen penting usaha-usaha keselamatan kerja. Dukungan yang sering terhadap

c. Komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja Satu cara untuk mendorong keselamatan kerja karyawan adalah dengan melibatkan seluruh karyawan di setiap kesempatan dalam sesi pelatihan tentang keselamatan kerja dan dalam pertemuan- pertemuan komite, di mana pertemuan ini juga diadakan secara rutin. Sebagai tambahan dalam keselamatan kerja, komunikasi yang terus- menerus dalam membangun kesadaran keselamatan kerja juga penting.

d. Komite keselamatan kerja Para pekerja sering kali dilibatkan dalam perencanaan keselamatan kerja melalui komite keselamatan kerja, kadangkala terdiri dari para pekerja yang berasal dari berbagai tingkat jabatan dan departemen. Komite keselamatan kerja biasanya secara reguler memiliki jadwal meeting, memiliki tanggung jawab spesifik untuk mengadakan tinjauan keselamatan kerja, dan membuat rekomendasi dalam perubahan-perubahan yang diperlukan untuk menghindari kecelakaan kerja di masa mendatang.

e. Inspeksi, penyelidikan kecelakaan kerja, dan pelatihan Pada saat terjadi kecelakaan, maka harus diselidiki oleh komite keselamatan kerja perusahaan atau oleh koordinator keselamatan kerja. Dalam menyelidiki lokasi kecelakaan, adalah penting untuk menetapkan kondisi fisik dan lingkungan yang turut menyumbang terjadinya kecelakaan itu. Selain itu penyelidikan dengan wawancara e. Inspeksi, penyelidikan kecelakaan kerja, dan pelatihan Pada saat terjadi kecelakaan, maka harus diselidiki oleh komite keselamatan kerja perusahaan atau oleh koordinator keselamatan kerja. Dalam menyelidiki lokasi kecelakaan, adalah penting untuk menetapkan kondisi fisik dan lingkungan yang turut menyumbang terjadinya kecelakaan itu. Selain itu penyelidikan dengan wawancara

f. Evaluasi terhadap usaha-usaha keselamatan kerja Perusahaan harus mengawasi dan mengevaluasi usaha-usaha keselamatan kerjanya. Sama seperti catatan akuntansi perusahaan yang diaudit, usaha-usaha keselamatan kerja perusahaan juga harus diaudit secara periodik. Analisis ini harus dirancang untuk mengukur kemajuan dalam manajemen keselamatan kerja.

Menurut Gary Dessler (1997), ada tiga alasan perlunya program-program keselamatan kerja:

1. Moral Para manajer melakukan upaya pencegahan kecelakaan, dan atas dasar kemanusiaan. Mereka melakukan hal ini untuk meringankan penderitaan karyawan yang mengalami kecelakaan dan keluarganya.

2. Hukum Terdapat berbagai peraturan perundang-undang yang mengatur tentang keselamatan kerja dan hukuman terdapat pihak-pihak yang membangkan ditetapkan cukup berat. Berdasarkan peraturan 2. Hukum Terdapat berbagai peraturan perundang-undang yang mengatur tentang keselamatan kerja dan hukuman terdapat pihak-pihak yang membangkan ditetapkan cukup berat. Berdasarkan peraturan

3. Ekonomi Biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan akan cukup meskipun kecelakaan yang terjadi sangat tinggi ataupun kecelakaan yang terjadi kecil. Asuransi kompensasi karyawan ditunjukkan untuk memberi ganti rugi kepada pegawai yang mengalami kecelakaan. Asuransi ini tidak meliputi biaya langsung dan tidak langsung lainnya yang dikaitkan dengan kecelakaan.

Menurut Dessler (1997), terdapat tiga penyebab kecelakaan yang utama yaitu sebagai berikut:

1. Kemungkinan terjadinya kecelakaan Seperti berjalan di samping jendela kaca tepat pada saat seseorang melempar bola pada jendela tersebut, memiliki andil yang besar bagi timbulnya kecelakan.

2. Kondisi yang tidak aman, meliputi: - Peralatan yang tidak diamankan dengan baik. - Peralatan yang rusak. - Pengaturan atau prosedur yang berbahaya di sekitar mesin-mesin atau peralatan. - Gudang yang tidak aman: terlalu sesak atau banyaknya jumlah barang yang tersimpan didalam gudang sehingga terjadi kemacetan pada arus barang.

⁻ Penerangan yang tidak baik (menyilaukan, gelap). ⁻ Ventilasi yang tidak baik (pengaturan udara tidak baik atau sumber

udara kotor).

3. Tindakan yang tidak aman dari pihak pegawai, meliputi: - Tidak mengamankan peralatan. - Tidak menggunakan pakaian pelindung atau peralatan

perlindungan. - Membuang benda sembarangan. - Bekerja dengan kecepatan yang tidak aman (apakah terlalu cepat

atau terlalu lambat menyebabkan tidak berfungsinya alat pengaman dengan memindahkan).

- Menggunakan peralatan yang tidak aman atau dengan ceroboh. - Menggunakan prosedur yang tidak aman dalam memuat,

menempatkan, mencampur dan mengkombinasi. - Mengambil posisi yang tidak aman di bawah beban yang tergantung. - Mengangkat barang dengan ceroboh, mengganggu/menggoda, bertengkar, bermain-main dan sebagainya

Berdasarkan teori Wills et al (2005) dan Thomas (2004) yang ditulis oleh Ukhisia et al (2013:96) mengatakan bahwa untuk mengukur aspek keselamatan kerja dapat dilihat dari penerapan alat pelindung diri (APD), beban kerja, peraturan keselamatan kerja, komunikasi dan dukungan, serta pentingnya pelatihan keselamatan kerja.

2.2.2 Kesehatan Kerja

Program kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan kerja yang baik akan memberikan keuntungan bagi para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu untuk bekerja lebih lama. Kesehatan mengacu pada kebebasan dari penyakit fisik maupun emosional (Mondy, 2008:82), sedangkan menurut Malthis dan Jackson (2002:245) menyatakan bahwa kesehatan merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum, dan menurut Swasto (2011:107) kesehatan kerja menyangkut kesehatan fisik dan mental. Kesehatan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia termasuk lingkungan kerja. Dari berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan mengacu pada kebebasan dari penyakit fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

Terdapat beberapa teknik baku yang dapat digunakan dalam pemeliharaan kesehatan pekerja. Ini meliputi pengambilan keputusan pencegahan penyakit, yang memberikan sarana-sarana untuk mencegah pekerja berkontak dengan substansi-substansi berbahaya, dan memastikan bahwa jika para pekerja terluka, cederanya dirawat dengan benar (Ridley, 2008;131).

Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan pengeluaran perusahaan. Dengan meningkatkan kesehatan pegawainya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran tersebut dan meningkatkan keuntungan mereka. Penyakit akibat kerja dapat menimbulkan kerugian bagi pihak pekerja maupun perusahaan, antara lain: (Jackson, Schuler & Werner, 2011; 297)

 Produktivitas saat bekerja menurun karena penyakit  Gangguan produksi karena ketidakhadiran dan tingkat keluar masuk

pegawai  Tingkat asuransi yang meningkat

Menurut Robert L. Mathis (2002), masalah kesehatan karyawan sangat beragam dan kadang tidak tampak. Penyakit ini dapat berkisar mulai dari penyakit ringan seperti flu hingga penyakit yang serius yang berkaitan dengan pekerjaannya. Beberapa karyawan memiliki masalah kesehatan emosional, lainnya memiliki masalah obat-obatan dan minuman keras. Beberapa persoalan kesehatan ini kronis, lainnya hanya sementara. Akan tetapi, semua penyakit tersebut dapat mempengaruhi operasi perusahaan dan produktivitas individual karyawan. Tinjauan pada beberapa masalah kesehatan yang umum di tempat kerja adalah seperti berikut:

1. Merokok di tempat kerja Sejumlah peraturan negara dan daerah telah dikeluarkan yang mengatur masalah merokok di tempat kerja dan tempat umum. Dikeluarkannya peraturan ini dipandang secara positif oleh para pengusaha, karena membebaskan para pengusaha dari kewajiban untuk mengeluarkan peraturan ini. Akan tetapi, tidak seperti legislatif negara, banyak sidang pengadilan yang enggan atau ragu untuk menyelesaikan persoalan tentang merokok di tempat kerja. Pengadilan secara jelas lebih memilih secara damai bukannya melarang atau mendukung hak karyawan untuk merokok. Sebagai hasil penelitian kesehatan, keluhan para karyawan yang tidak merokok dan beberapa peraturan negara bagian, banyak pengusaha yang menetapkan kebijakan dilarang merokok diseluruh tempat kerja. Meskipun para karyawan cenderung protes pada awalnya ketika larangan merokok diresmikan, namun mereka tampaknya tidak sulit menyesuaikan diri pada akhirnya, dan mungkin akan berhenti merokok atau mengurangi jumlah rokok yang mereka gunakan setiap

2. Stres Tekanan dari kehidupan modern, ditambah juga dengan tuntutan pekerjaan, dapat menyebabkan ketidakseimbangan emosi yang akhirnya disebut sebagai ”stres”. Akan tetapi, tidak seluruh stres itu tidak menyenangkan. Pada kenyataannya, terdapat bukti bahwa orang-orang memerlukan sejumlah stimulasi tertentu, dan bahwa monoton itu dapat membawa persoalan juga, sama halnya dengan kelebihan kerja. Istilah stres biasanya merujuk pada stres yang berlebihan. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa beberapa orang menggunakan alkohol atau obat-oabatan sebagai cara membantu mengurangi stres. Sedangkan menurut Gary Dessler (1997) stres adalah kelesuan merupakan masalah kesehatan yang potensial lainnya di tempat kerja. Upaya mengurangi stres dalam pekerjaan antara lain meliputi hal-hal seperti meninggalkan pekerjaan sebentar, mendelegasikan p ekerjaan dan menyusun suatu “daftar kekhawatiran”.

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Ukhisia et al (2013:96) pengukuran kesehatan kerja dapat dilakukan dengan melihat aspek lingkungan kerja fisik, sarana dan pelayanan kesehatan, sarana rekreasi dan peraturan kesehatan kerja.

2.2.3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Menurut Ramli (2010:46) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan konsep pengelolaan K3 secara sistematis dan komprehensif dalam suatu sistem manajemen yang utuh melalui proses perencanaan, penerapan, pengukuran dan pengawasan. SMK3 merupakan sistem yang digunakan untuk mengelola aspek K3 dalam organisasi atau perusahaan dengan menerapkan sistem manajemen untuk mencapai hasil yang efektif dalam mencegah kecelakaan dan efek lain yang merugikan.

Menurut Ramli (2010;48-49) tujuan SMK3 digolongkan sebagai berikut:

1. Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisas Sistem Manajemen K3 digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam organisasi. Dengan membandingkan pencapaia K3 organisasi dengan persyaratan tersebut, organisasi dapat mengetahui tingkat pencapaian K3.

2. Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi Sistem Manajemen K3 dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dala mengembangkan sistem manajemen K3.

3. Sebagai dasar penghargaan Sistem Manajemen K3 juga digunakan sebagai dasar untuk pemberian penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3. Penghargaan K3 diberikan atas pencapaian kinerja K3 sesuai dengan tolak ukur masing-masing. Secara normatif sebagaimana terdapat pada Peraturan Pemerintah No.

50 Tahun 2012 Pasal 1, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa SMK3 merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan K3 secara sistematis dan komprehensif melalui proses perencanaan, penerapan, pengukuran dan pengawasan yang bertujuan untuk mengendalikan resiko pekerjaan agar tercipta lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif.

2.3. Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas menyangkut masalah akhir, yakni seberapa besar hasil Produktivitas menyangkut masalah akhir, yakni seberapa besar hasil

Produktivitas dikatakan sebagai perbandingan efektivitas menghasilkan keluaran (output) dengan efisiensi penggunaan sumber- sumber masukan (input). Sehingga produktivitas merupakan perbandinganantara hasil yang dicapai dengan keseluruhan daya atau faktor produksi yang dipergunakan (Ardana, Mujiati & Mudiartha, 2012:270). Sedangkan produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu, atau sejumlah barang/jasa yang dapat dihasilkan oleh seseorang atau kelompok orang/karyawan dalam jangka waktu tertentu (Ardana, Mujiati & Mudiartha, 2012:270).

Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa produktivitas kerja adalah penggunaan sumber daya manusia, keterampilan, teknologi dan manajemen untuk memperbaiki kehidupan agar menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila ia mampu menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan lain dalam waktu yang sama (Hameed & Amjad, 2009;3) Mengingat pentingnya peranan manusia dalam suatu perusahaan, yang apabila salah memanfaatkan tenaga kerja manusia tersebut akan dapat menimbulkan masalah yang sangat rumit, yang justru bisa menghancurkan tujuan perusahaan yang bersangkutan.

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah tingkat pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, keselamatan (safety) dan Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah tingkat pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, keselamatan (safety) dan

Adapun alat ukur produktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada teori Hameed & Amjad (2009;5). Menurutnya faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi:

1. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan.

2. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standart yang ditetapkan oleh perusahaan.

3. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.

2.4. Hubungan antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas Kerja

Peningkatan produktivitas kerja karyawan serta keselamatan dan Peningkatan produktivitas kerja karyawan serta keselamatan dan

Pekerja yang sehat, diharapkan dapat bekerja dengan produktivitas yang tinggi. Upaya kesehatan kerja yang menghasilkan pekerja yang sehat dan produktif, menguntungkan pekerja dan perusahaan yang keduanya terikat dalam sistem kerja. Sebaliknya, produktivitas pekerja akan menurun apabila pekerja tidak sehat (Kurniawidjaja, 2010:113).

Jika tempat kerja aman dan sehat, setiap orang dapat melanjutkan pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Sebaliknya, jika tempat kerja tidak terorganisir dan banyak terdapat bahaya, kerusakan dan absen sakit tak terhindarkan, mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi pekerja dan produktivitas berkurang bagi perusahaan (ILO, 2013:1). Dengan memberikan jaminan terhadap kondisi kerja yang aman dan sehat berarti perlu dilakukan pencegahan, pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi, perawatan dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja, menghindari kelelahan kerja, meningkatkan gairah kerja dan perlindungan masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari bahaya pengotoran dari perusahaan setempat (Swasto, 2011:108-109).

peningkatan produktivitas individu. Produktivitas tidak akan tercapai jika dalam proses kerja terjadi kecelakaan atau kerusakan yang dapat mengakibatkan kualitas menurun dan kapasitas produksi tidak tercapai (Shikdar & Sawaqed, 2004:564). Oleh sebab itu keselamatan dan kesehatan kerja berperan penting dalam menjamin keamanan dalam proses produksi, sehingga produktivitas kerja karyawan dapat tercapai (Ridley, 2008:57).

Lamm, Massey & Perry (2006:76) mengatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk antara lain :

⁻ Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam berkarya pada semua jenis dan tingkat pekerjaan.

⁻ Menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera serta bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. ⁻ Meningkatkan produktivitas. ⁻ Mengelola pengeluaran.

Menurut Swasto (2011:108) program kesehatan kerja berfungsi untuk:

1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik karyawan perusahaan, petani, nelayan, pegawai negeri atau pekerja bebas.

2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan pada tingkat efisiensi dan tingkat produktivitas kerja manusia. Berdasarkan Undang-undang No 01 Tahun 1970 dalam buku karangan

Ardana, Mujiati dan Mudiartha (2012:212-213) mengatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Melindungi tenaga kerja ditempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan