PENERAPAN KEBUN VERTIKAL PADA RUMAH SUSUN KAMPUNG HAMDAN SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

  

PENERAPAN KEBUN VERTIKAL

PADA RUMAH SUSUN KAMPUNG HAMDAN

SKRIPSI

OLEH

NOVI ISTIGFARINI

100406016

  

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015

  

PENERAPAN KEBUN VERTIKAL

PADA RUMAH SUSUN KAMPUNG HAMDAN

SKRIPSI

  Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

  Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Oleh

  

NOVI ISTIGFARINI

100406016

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

  

2015

  

PERNYATAAN

  PENERAPAN KEBUN VERTIKAL PADA RUMAH SUSUN KAMPUNG HAMDAN

  

SKRIPSI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Medan, Maret 2015 Penulis, (Novi Istigfarini)

  

Judul Skripsi : Penerapan Kebun Vertikal Pada Rumah Susun Kampung

Hamdan Nama Mahasiswa : Novi Istigfarini Nomor Pokok : 100406016 Departemen : Arsitektur Menyetujui

  Dosen Pembimbing (Dr. Ir. Dwira N. Aulia M.Sc) Koordinator Skripsi, Dr. Ir. Dwira N. Aulia M.Sc

  Ketua Program Studi, Ir. N. Vinky Rahman, MT Tanggal Lulus: 17 Januari 2015 Telah diuji pada Tanggal : 17 Januari 2015 Panitia Penguji Skripsi Ketua Komisi Penguji : Dr. Ir. Dwira N. Aulia M.Sc

Anggota Komisi Penguji : 1. Boy Brahmawanta, ST, MT, IAI

  

ABSTRAK

  Di Indonesia, masalah mengenai pemukiman kumuh sudah bukan hal yang biasa. Termasuk pula kota Medan yang merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki permasalahan seperti banyaknya dijumpai permukiman kumuh padat penduduk. Salah satunya yaitu permukiman yang berada di bataran sungai Deli, permukiman kampung Hamdan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi banyaknya daerah kumuh padat penduduk yaitu dengan revitalisasi atau penataan kembali permukiman dengan cara membangun permukiman vertikal seperti rumah susun yang didesain untuk warga dengan ekonomi menengah ke bawah. Rumah susun ini diharapkan akan tetap membuat interaksi antar warga tetap berjalan seperti biasa begitu pula dengan kegiatan sehari – harinya termasuk kegiatan ekonomi atau usaha warga. Namun, masalah lain seperti kurangnya penghijauan khususnya pada bagian pinggir sungai yang sangat minim juga menarik perhatian perancang sehingga dengan konsep “Urban farming” dapat memperbaiki lingkungan pada kawasan Kampung Hamdan, memberikan udara atau oksigen yang baik dan meningkatkan pendapatan warga dengan menjual hasil kebun. Kata kunci: Permukiman Kumuh, Sungai Deli, Revitalisasi, Rumah Susun, Urban Farming, Kampung Hamdan.

  

ABSTRACT

In Indonesia, the problem of slums is not something usual. Including Medan city

which is one of the major cities in Indonesia, which has encountered many

problems such as densely populated slums. One such settlement on the edge of the

river Deli, kampong Hamdan. One of the things that can be done to help reduce

the number of densely populated slum is the revitalization or realignment of

settlement by building a vertical settlements as flats that are designed for people

with lower economic. Flats is expected to keep the interaction between people

continue as usual as well as daily activities - including the next economic activity

or business people. However, other problems such as lack of reforestation,

especially at the edges of the river were very minimal also draws attention to the

designer so that the concept of "Urban farming" can improve the environment in

the area of Kampong Hamdan, provide good air or oxygen and increase incomes by selling garden produce.

Keywords: Slum, River Deli, Revitalization, Housing, Urban Farming, Kampung Hamdan. Puji syukur yang tak henti – hentinya penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah kesehatan, rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesikan skripsi yang berjudul “Penerapan Kebun Vertikal pada Rumah Susun Kampung Hamdan” dengan lancar dan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana jenjang setrata satu (S1).

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Allah SWT yang telah dan selalu memberikan rezekiNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  2. Ayah saya Ir. H. Iman Suadinoto dan mama saya Dahlia Sianipar yang senantiasa memberikan dukungan, kasih sayang, dan bantuannya baik itu materi serta doanya.

  

Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. Selaku Ketua Jurusan Arsitektu USU.

  3. Ibu Dr. Ir. Dwira N. Aulia M. Sc. Selaku dosen pembimbing penulis yang 4.

  telah banyak meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini. Bapak Ir. Bauni Hamid, M. DesS. Selaku dosen koordinator skripsi dan 5. Perancangan Arsitektur 6, yang selalu memberikan arahan, informasi, dan bimbingan kepada penulis.

  Kakak pertama saya Imalia Hutami, kakak kedua saya Ayu Chairunisa, dan 6. adik saya Elicia Maulidina serta seluruh keluarga besar yang telah mendukung dan memberikan doa.

  Ketiga sahabat saya yaitu Adinda Dara Azzahra Lbs, Fanny Dyah Ningrum, 7. dan Dwi Octavianty yang selalu ada kapanpun dan dimanapun untuk selalu mendukung dan mendoakan penulis agar cepat menyelesaikan skripsi ini.

  Teman-teman kelompok E Perancangan Arsitektur 6, Anggia Murni, Silvira 8. Meta Handari, Putri Hasrida, Zahrina Dalimuthe, Radita Ayu Utami, serta semua teman dari stambuk 2010 yang diketuai oleh Ahmad Zulfikar dengan banyak anggotanya yang telah bersama – sama dengan penulis menempuh pendidikan di Arsitektur USU.

  9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu pada

  kesempatan ini karena keterbatasan penulis. Tanpa mengurang rasa hormat penulis mengucapkan banyak terima kasih.

  Seluruh skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. oleh karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penulisan ini agar menjadi lebih baik. Akhirnya kepada Allah SWT jugalah penulis menyerahkan diri. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

  Medan, Maret 2015 Novi Istigfarini

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

PROLOGUE ..................................................................................................... 1

  BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler .......................... 8

  1.1 Kondisi Eksisting Kawasan ............................................................... 10

  1.2 Aspek Fisik dan Teknis ..................................................................... 12

  1.3 Aspek Sosial, Budaya, dan Ekonomi................................................. 13

  1.4 Faktor Manusia.................................................................................. 15

  1.5 Fungsi dan Pengolahan Lahan........................................................... 16

  1.6 Fungsi dan Pengolahan Bangunan..................................................... 20

  

BAB II. Pemrograman Rencana desain ......................................................... 22

BAB III. Rumah Susun dengan Konsep Urban farming ............................... 27

  3.1 Konsep Urban Farming ..................................................................... 27

  3.2 Konsep Kebun Vertikal ..................................................................... 28

  3.3 Kriteria Bangunan Hijau atau Green Building ................................. 32

  

BAB IV. Rancangan Konseptual ..................................................................... 33

  4.1 Konsep Kawasan ............................................................................ 34

  4.1.1 Konsep Area Publik .............................................................. 36

  4.2 Konsep Bangunan Rumah Susun ................................................... 37

  4.2.1 Konsep Unit Hunian ............................................................. 38

  4.2.2 Konsep Tanaman pada Kebun .............................................. 39

  

BAB V. Efisiensi Desain Struktur .................................................................... 44

  5.1 Konsep Struktur Bangunan Rumah Susun ....................................... 46

  5.1.1 Konsep Shaft Bangunan ......................................................... 47

  5.1.2 Konsep Kolom dan Plafond ................................................... 48

  5.2 Konsep Sistem Penyiraman Kebun Vertikal ................................... 50

  

BAB VI. Sistem Mekanikal Elektrikal Rusun Kampung Hamdan............... 53

  6.1 Sistem Mekanikal Bangunan ........................................................... 54

  6.2 Sistem Elektrikal Bangunan............................................................. 57

  

BAB VII. Rusun dengan Konsep Urban Farming Pertama di Kota Medan 60

  7.1 Skenario Ganti Untung ................................................................... 64

  

EPILOGUE........................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68

LAMPIRAN ...................................................................................................... 69

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Lokasi Kampung Hamdan ................................................................. 3

Gambar 1.1 Garis Kontur Kawasan ................................................................... 10Gambar 1.2 Kondisi kawasan ketika curah hujan tinggi .................................... 11Gambar 1.3 Kondisi fisik perumahan warga ...................................................... 12Gambar 1.4 Suasana perumahan di bantaran sungai ........................................... 13Gambar 1.5 Contoh usaha yang dimiliki warga .................................................. 14Gambar 1.6 Kegiatan ekonomi kampung Hamdan ............................................. 15Gambar 1.7 Suasana interaksi sosial warga ........................................................ 16Gambar 1.8 kondisi rumah warga yang bersebelahan dengan sungai ................. 17Gambar 1.9 Peta Sirkulasi Kampung Hamdan .................................................... 18Gambar 1.10 Akses Sirkulasi warga Kampung Hamdan..................................... 18Gambar 1.11 Kondisi selokan di kampung Hamdan ........................................... 19Gambar 1.12 Kondisi bantaran sungai Deli ........................................................ 20Gambar 1.13 Kondisi permukiman warga kampung Hamdan ............................ 21Gambar 3.1 Konsep kebun vertikal di rooftop dan kawasan rumah susun ......... 29Gambar 3.2 Letak kebun vertikal pada rumah susun .......................................... 31Gambar 4.1 Bentukan massa bangunan rumah susun kampung Hamdan ........... 33Gambar 4.2 Groundplan kawasan rumah susun Kampung Hamdan .................. 34Gambar 4.3 Suasana parkir pengunjung ............................................................. 36Gambar 4.4 Desain sirkulasi pasar / pertokoan ................................................... 36Gambar 4.5 Tipe hunian rumah susun kampung Hamdan .................................. 38Gambar 4.6 Denah tipikal rumah susun .............................................................. 38Gambar 4.7 Jahe merah siap panen .................................................................... 41Gambar 4.8 Jenis sayuran pada kebun vertikal warga ........................................ 41Gambar 4.9 Denah rooftop rumah susun ............................................................ 42Gambar 4.10 Desain kebun vertikal di rooftop bangunan ................................... 42Gambar 4.11 Denah lantai dasar rumah susun .................................................... 43Gambar 4.12 Desain kebun vertikal di kawasan kampung Hamdan ................... 43Gambar 5.1 Material bangunan yang ada di permukiman kampung Hamdan .... 46Gambar 5.2 Sirkulasi udara di dalam bangunan rumah susun ............................ 47Gambar 5.3 sistem dilatasi dengan 2 kolom ....................................................... 49 Gambar 5.4

  3D struktur bangunan rumah susun ................................................. 49

  Gambar 5.5

  3D detail struktur bangunan rumah susun ....................................... 50

Gambar 6.1 Unit hunian rumah susun Kampung Hamdan ................................. 55Gambar 6.2 Gambar skematik plumbing rumah susun Kampung Hamdan ........ 57Gambar 6.3 Gambar skematik elektrikal rumah susun Kampung Hamdan ........ 59Gambar 7.1 Rumah susun dengan konsep urban farming .................................. 62Gambar 7.2 Kebun vertikal Kampung Hamdan ................................................. 63

  

DAFTAR TABEL

Tabel 7.1 Skenario ganti untung penghuni lama kawasan Kampung Hamdan.... 64

PROLOGUE “A River Runs Through It”

  Kota Medan sebagai ibu kota dari provinsi Sumatera Utara ialah salah satu kota metropolitan yang mempunyai permasalahan permukiman dan perumahan seperti yang terjadi pada kota-kota besar lainnya. Kawasan permukiman kumuh di Kota Medan saat ini diperkirakan mencapai 22,5% dari luas Kota Medan yang terdiri dari 88.166 unit rumah atau sekitar 13,62% dari jumlah rumah yang ada di Kota Medan yang tersebar di 145 titik lokasi dimana pada umumnya berada di bantaran sungai dan pinggir rel keretaa api terutama di pusat kota (sumber: PEMKO Medan).

  Hingga tahun 2008, kota Medan memiliki luas permukiman kumuh mencapai 403 hektar di 7 kecamatan yang terdiri dari 18 kelurahan yang mencapai 15-20% dengan tingkat pertumbuhannya yaitu 1,5 % pertahun. Daerah ini mencakup 7 kecamatan yaknin Medan Area dengan luas daerah kumuh 24,55 Ha dengan 1.625 penduduk miskin, Medan Denai 207,4 Ha dengan 6.849 penduduk miskin, Medan Perjuangan 14,30 Ha dengan 1.067 penduduk miskin, Medan Belawan 61,35 Ha dengan 17.716 penduduk miskin, Medan Deli 112,2 Ha dengan 25.280 penduduk miskin, Medan Labuhan 56,5 Ha dengan 20.599 penduduk miskin dan Medan Marelan 27 Ha dengan 11.931 penduduk miskin (sumber: Badan Pusat Statistik Medan,2008).

  Berangkat dari data dan permasalahan yang ada, untuk mengatasi perumahan dan permukiman kumuh di Kota Medan yang lebih di fokuskan pada bantaran sungai, maka perlu membuat suatu konsep penataan dan revitalisasi yang baik sehingga terjadi peningkatan mutu lingkungan tata ruang dan memberikan pemecahan masalah terhadap semakin sempitnya lahan permukiman di Kota Medan. Penataan dan revitalisasi kawasan merupakan rangkaian upaya yang dilakukan untuk menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati dengan meningkatkan vitalitas yang strategis dan signifikan dari kawasan yang masih memiliki potensi serta pengendalian lingkungan kawasan. Upaya ini dilakukan melalui pengembangan kawasan tertentu yang layak untuk direvitalisasi bangunan dan kawasan, kualitas lingkungan, sarana dan prasarana, sosial-kultural, sosial- ekonomi, dan sosial-politik.

  Permasalahan revitalisasi di Kota Medan sampai saat ini belum menemukan penerapan ideal yang dianggap berhasil mengakomodasi kepentingan pihak-pihak terkait seperti pemerintah, masyarakat, dan pengembang. Di Kota medan, kawasan muka sungai sangat identik dengan kesan kumuh, sarang penyakit, dan jauh dari kata bersih. Hal ini semakin buruk dengan adanya pemikiran yang tercantum pada masyarakat bahwa daerah pinggir sungai merupakan daerah belakang yang berfungsi sebagai pembuangan akhir dari limbah maupun sampah. Kondisi ini jelas memberikan tekanan terhadap kualitas lingkungan pada derah pinggir sungai, ditambah lagi dengan perubahan lahan produktif menjadi permukiman, prasarana umu, serta area komersial yang menciptakan jalinan suasana sosial dan ekonomi antar manusia.

  Sungai Deli merupakan salah satu dari beberapa sungai di Kota Medan yang menjadi kawasan dengan permukiman kumuh dengan menjadikan daerah pinggir sungai menjadi daerah belakang dan sudah sangat tercemar airnya. Seharusnya, area pinggir sungai dijadikan kawasan yang dapat dinikmati oleh masyarakat kota bersama-sama dan dijadikan sebagai identitas dari Kota Medan, namun pada kenyataan kawasan ini dijadikan sebagai area privasi bagi beberapa kampong yang berada di bantaran sungai Deli dengan menggunakannya sebagai tempat melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, buang air kecil/besar, bahkan sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

  Gambar 1. Lokasi kampung Hamdan Sumber. Google (2014)

  Salah satu permukiman yang berada di bantaran Sungai Deli adalah kampung Hamdan yang berada di kelurahan Hamdan, kecamatan Medan Maimun.

  Pada permukiman padat penduduk ini, hanya sedikit terdapat RTH sebagai area resapan air hujan/banjir dan tidak memiliki tempat pembuangan akhir sehingga hal tersebut menjadi masalah utama untuk direvitalisasinya kawasan ini. Dari permasalahan yang ada diatas, maka tugas kali ini mengangkat sebuah perancangan “Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana dan Area Komersil”. Desain yang dibuat nantinya diharapkan dapat menyediakan ruang terbuka hijau sebagai area resapan dengan mengutamakan fungsi hunian bagi warga yaitu mengubah permukiman padat menjadi rumah susun dengan mengedepankan fungsi sosial-ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk setempat.

  Alasan Perancang Memilih Tema dan Konsep

  Kurangnya area terbuka hijau (RTH) pada kawasan ini yang akan saya jadikan sebagai topik utama dari konsep perancangan yang akan saya kerjakan serta bagaimana memanfaatkan lahan sempit di pusat Kota Medan menjadi lahan bertani bagi warga kampung Hamdan. Dengan kegiatan bertani yang dilakukan warga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan warga.

  Mengapa harus dengan konsep berkebun?. Tidak semua permasalahan penghijauan harus diatasi dengan berkebun, bisa saja hanya dengan menyediakan taman atau area terbuka hijau yang berisi pohon

  • – pohon rindang. Namun perancang memikirkan bahwa apabila hanya menyediakan tempat atau area yang ditanami pohon – pohon rindang dan hijau lalu dimana letak aspek sosial yang akan dibangun oleh warga kampung Hamdan?. Dengan cara berkebun lah warga dapat bertemu dan bertatap muka dengan warga lain selagi merawat dan menanam tanaman juga bisa sekalian berinteraksi dan berbincang mengenai apa saja yang ingin dibicarakan apakah itu bergosip atau mengenai permasalahan sehari – hari.

  Selain itu, beberapa warga kampung Hamdan suka menanam tanaman sehingga apabila konsep urban farming diterapkan pada bangunan rumah susun diharapkan bisa terwujud dengan baik dan didukung oleh warga. Hal ini dilihat dari banyaknya warga yang bagian teras rumahnya dijadikan tempat untuk menanam tanam seperti tanaman bunga.

  Terinspirasi dari Sosok Ayah

  Selain dari penjelasan di atas, hal utama yang membuat saya sebagai perancang mengambil tema dan konsep tidak jauh dari tanaman dan berkebun yaitu karena terinspirasi oleh ayah saya sendiri. Ayah saya yang bernama Ir. Iman Suadinoto merupakan alumni dari Fakultas Pertanian USU, beliau sangat gemar dan sangat bersemangat dengan semua hal yang bersangkutan dengan bercocok tanam. Beliau bahkan membuat buku mengenai hari pensiunnya yang sebentar lagi akan terjadi yaitu sekitar satu setengah tahun lagi yang berjudul “Pensiun?

  Mengapa Takut

  ”. Buku ini memang tidak setebal dan tidak secantik buku – buku yang dijual di toko buku, namun isi dari buku ini sangatlah menginspirasi saya.

  Beliau menceritakan bahwasannya pensiun bukanlah akhir dari perjalanan hidup dan karirnya, bahwa dengan bercocok tanam maka kita dapat membuat lapangan kerja yang baik bagi banyak orang. Beliau juga menceritakan tentang bagaimana cara beliau menanam pohon jambu madu yang dari hanya puluhan pokok sekarang menjadi ribuan pokok yang buah jambunya selalu saya hidangkan di setiap kali sidang untuk para dosen. Saya dapat melihat bahwa beliau sangat bangga dengan semua jerih payahnya dan hasil dari tanamannya dapat dinikmati oleh orang banyak. Memang ini terdengar seperti saya sedang melakukan curhat namun seperti itulah yang saya rasakan. Selain jambu madu, beliau juga sedang merencanakan akan menanam jahe yang katanya sangat menguntungkan. Oleh karena itu, saya pun tidak mau kalah dan membuktikannya dengan merancang bangunan rumah susun dengan konsep berkebun yang dapat menguntungkan dan menaikkan pendapatan warga Kampung Hamdan dengan menanam sayuran dan juga buah

  • – buahan.
Maka

  “Green Urban Kampong” akan menjadi tema dari perancangan

  rumah susun ini yang menggunakan konsep

  “urban farming”. Maksud dari green

urban kampong sendiri adalah kawasan rumah susun yang terdapat area untuk

  bertani dan memiliki penghijauan yang baik dan cukup di tengah perkotaan yang berfungsi selain untuk meningkatkan pendapatan warga kampung Hamdan yaitu dengan adanya pasar pada rumah susun ini sebagai tempat untuk memperjual belikan hasil dari pertanian warga dan sebagai penghijauan secara vertikal di tengah Kota Medan, juga menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di kota-kota besar yang sulit untuk mencari lahan untuk pertanian. Green urban kampong ini juga merupakan suatu rancangan penataan rumah susun di perkotaan yang menggunakan budidaya tumbuhan/tanaman baik itu sayuran ataupun tanaman bunga yang menghasilkan sebuah proyek rumah susun dengan kegiatan sosial- ekonomi yang berhubungan langsung dengan tumbuhan.

  Urban farming adalah suatu aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar

  perkotaan yang melibatkan keterampilan, keahlian dan inovasi dalam budidaya tumbuhan. Hal utama yang mengakibatkan munculnya kativitas ini yaitu memberikan kontribusi pada ketahanan pangan, menambah pendapatan warga setempat juga sebagai sarana rekreasi dan hoby. Sedangkan menurut Balkey M,

  

urban farming adalah rantai industri yang memproduksi, memproses dan menjual

  makanan dan energy untuk memenuhi kebutuhan konsumen kota. Semua kegiatan dilakukan dengan menggunakan metoda using dan re-using sumber daya alam dan limbah perkotaan. Pertanian di dalam kota mempengaruhi beberapa aspek mulai dari aspek ekonomi, kesehatan, sosial dan lingkungan kota. Dengan adanya urban farming, maka semakin meningkatnya kesejahteraan, kebersamaan, keadilan, kualitas kehidupan, kenyamanan, dan kelestarian lingkungan hidup.

  Proyek perancangan ini bersifat mendidik dengan diberikannya sepetak lahan untuk bercocok tanam untuk setiap warga perhuniannya, serta pada beberapa spot yang dijadikan tempat berkumpul baik di dalam maupun diluar gedung untuk bersama-sama memelihara dan merawat tanaman sehingga membuat warga menjadi semakin rukun dan erat tali persaudaraan warga. Selain itu juga kawasan rumah susun ini memiliki pasar yang didominasi oleh penjualan dari hasil panen warga berupa sayuran, tanaman bunga dan buah-buahan, beberapa kios di pinggir jalan Samanhudi dan jalan Juanda, serta terdapat area kuliner yang berada di pinggir sungai Deli berupa foodcourt terbuka untuk publik dan beberapa lapangan olahraga bagi warga mengingat bahwa warga kampung Hamdan mempunyai hoby berolahraga. beberapa area sengaja diletakkan berorientasi ke sungai supaya menjadikan sungai sebagai area depan yang dapat dinikmati oleh masyarakat kota Medan.