BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Tekstil Dangarmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Return Saham . Return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi Jogiyanto
(200:143) membedakan return saham menjadi 2 jenis, yaitu return realisasi (realized return), yaitu return yang sudah terjadi danreturn ekspektasi (expected
return ), yaitu return yang diharapkan akan terjadi dimasa yang akan
datang.Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Capital gain/loss merupakan selisih dari harga saham periode sekarang (P t ) dengan harga saham periode sebelumnya (P t-1 ).
Tujuan corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan dengan kreditur.
Jika perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan meningkat pesat, sementara nilai hutang perusahaan (dana kreditur) tidak terpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai saham akan menurun drastis. Jadi, dengan demikian nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Pada dasarnya, harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham. Untuk melakukan penilaian harga saham dengan baik, maka diperlukan data operasional perusahaan seperti laporan keuangan yang telah diaudit, kinerja perusahaan di masa yang akan datang dan kondisi ekonomi. Dalam penelitian ini, penilaian saham dilakukan dengan menggunakan fundamental approach yang menitikberatkan pada nilai intrinsik saham, yaitu kemampuan perusahaan di masa yang akan datang dilihat dari keadaan aktiva, produksi, pemasaran, dan pendapatan yang semuanya itu menggambarkan prospek perusahaan.
Secara matematis, actual return dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan : P t = harga saham pada tahun t (saat ini) P = harga saham pada tahun t- (lalu)
t-1
1 2.2.
Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perusahaan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut, dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik, yaitu pemegang saham.Pada sisi lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih oleh para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Adapun jenis-jenis saham menurut Riyanto (1995:241) adalah sebagai berikut: a.
Saham Biasa (Common Stock) Pemegang saham biasa hanya akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, jika perusahaan tersebut mendapat keuntungan.
b.
Saham Preferen (Prefered Stock) Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi” tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
2.3. Kinerja Keuangan Perusahaan
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
2.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan
Sebelum memahami masalah penilaian dan pengukuran kinerja lebih jauh, maka ada beberapa pengertian kinerja yang perlu diketahui. Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan intern maupun eksteren melalui informasi. Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan.
Pengertian kinerja (performance) adalah tingkat prestasi atau hasil nyata yang dicapai kadang-kadang dipergunakan untuk memperoleh suatu hasil positif.Selain itu Kinerja juga didefinisikan sebagai keberhasilan personel dalam mewujudkan sarana strategik di empat perspektif, yaitu keuangan, customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Dari pengertian diatas dapat terlihat bahwa kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerusoleh manajemen untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
2.3.2. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik.
Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham.
2.3.3. Tujuan Pengukuran dan Penilaian Kinerja
Adapun tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurutMunawir (2002:31) adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan saat ditagih.
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun keuangan jangka panjang.
3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas dan profitabilitas yaitu menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada periode tertentu.
4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat waktu serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. Selain tujuan dan kegunaan penilaian kinerja diatas adapun sasaran penilaian kinerja, yaitu:
1. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan periodik, baik kinerja karyawan maupun kinerja organisasi.
2. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
3. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung jawab perorangan dan kelompok sehingga untuk peiode selanjutnya jelas apa yang harus dibuat karyawan.
2.4. Laporan Keuangan 2.4.1.
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang disajikan dalam bentuk kuantitatif dimana informasi-informasi yang disajikan di dalamnya merupakan sumber utama informasi keuangan yang disampaikan oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan maupun di dalam perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Selain itu menurut Munawir (2002:31), “laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan”.
Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar didalamnya aktivitas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan juga digunakan sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen, merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal dan efisiensi dari kegiatan perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan.
Jadi dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu. Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan.
Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Dan bentuk lain yaitu dengan perbandingan rasio antar satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Menurut Margaretha (2005:12), “laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan yang ada pada halaman belakang neraca dan laporan laba rugi perlu dipahami karena merinci setiap akun yang ada dalam laporan keuangan”.
2.4.2. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan menurut Harahap (2004:190) adalah “menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi informasi yang lebih kecil dan menlihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non- kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.
Oleh karena itu, analisis laporan keuangan dapat dilihat dari berbagai sudut kepentingan. Analisis untuk kepentingan pihak manajemen berbeda dengan analisis untuk kepentingan investor.
Bahkan investor yang ingin melakukan investasi jangka panjang mempunyai tujuan analisis yang berbeda dengan investor yang ingin melakukan investasi jangka pendek, walaupun sama-sama menggunakan analisis fundamental. Investor jangka panjang akan menganalisis kinerja manajemen dan kinerja perusahaan, sedangkan investor jangka pendek akan menganalisis kinerja saham.
Laba per saham, nilai buku per saham, dividen tunai, return on equity, dan return on aset merupakan bagian dari kinerja perusahaan. Menurut Samsul (2006:129), analisis laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Neraca Analisis neraca tergantung pada pengguna laporan tersebut. Hasil analisis kreditor akan berbeda dengan hasil analisis investor efek.
Investor yang ingin melakukan investasi jangka panjang, misal satu tahun atau lebih, akan menganalisis kinerja perusahaan dan manajemen beberapa tahun yang lalu sampai sekarang sebelum memutuskan apakah akan melakukan investasi. Rasio-rasio keuangan mengenai likuiditas, aktivitas, dan solvabilitas merupakan bidang yang harus dianalisis untuk mengetahui kemampuan manajemen dalam mengendalikan perusahaan. Rasio profitabilitas dan trend kemajuan perusahaan juga akan dianalisis untuk mengetahui hasil kerja final manajemen atau disebut dengan kinerja perusahaan.
2. Laporan laba rugi Maju mundurnya suatu perusahaan tercermin dari keuntungan yang diperoleh setiap tahun. Suatu perusahaan yang mampu meraih keuntungan setiap tahunnya mengindikasikan suatu kemajuan, sedangkan jika menderita kerugian setiap tahunnya mengindikasikan kebangkrutan. Apabila investor ingin memilih salah satu di antara banyak jenis saham, maka unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi harus diperbandingkan untuk mengetahui perusahaan mana yang paling produktif.
3. Laporan arus kas Laporan arus kas sangat penting bagi perusahaan yang menerapkan kebijakan akuntansi yang berbeda, terutama dalam kondisi ekonomi yang sedang mengalami inflasi. Kebijakan akuntansi itu adalah mengenai metode penilaian persediaan dan penyusutan aktiva tetap. Metode tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap penetapan laba perusahaan yang dapat menyesatkan pembacanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis arus kas dalam menganalisis kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
4. Perubahan ekuitas Struktur ekuitas dapat berubah karena kerugian luar biasa, pembagian dividen tunai, kapitalisasi agio saham, kapitalisasi laba ditahan, split saham, right issue, debt swap equity, dan konversi bonds .
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menambah informasi keadaan keuangan perusahaan. Menurut Harahap (2004:195), salah satu kegunaan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan yang berkaitan dengan:
1. Penilaian prestasi perusahaan 2.
Memproyeksi keuangan perusahaan 3. Menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu: a.
Posisi keuangan (Assets, Liabilities dan Capital) b.
Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya) c. Likuiditas d.
Solvabilitas e. Aktivitas f. Rentabilitas atau profitabilitas g.
Indikator pasar modal 4. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5. Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lau, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan dimasa mendatang.
Menurut Wibowo et al. (2008:133), dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan maka penganalisa lazimnya mempergunakan dua macam metode, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal.
1. Analisa horizontal Analisa horizontal merupakan analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui perkembangannya. Metode analisa horizontal ini juga disebut sebagai metode analisa dinamis.
2. Analisa vertikal Analisa vertikal merupakan analisa yang mempergunakan laporan keuangan perusahaan untuk satu periode atau satu saat saja, dan mempergunakan perbandingan antara pos satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal ini sering disebut sebagai metode analisa statis dikarenakan kesimpulan yang diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya. Salah satu metode analisa vertikal adalah analisa ratio. Analisa ratio adalah suatu cara untuk menganalisa laporan keuangan yang mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya.
2.5. Analisa Rasio Laporan Keuangan
Dari laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca tersebut dapat disusun rasio keuangan sesuai dengan kepentingan investor.
Analisis rasio laporan keuanganmenurut Samsul (2006:143)adalah “membandingkan antara unsur-unsur neraca, unsur-unsur laporan laba rugi, unsur- unsur neraca dan laporan laba rugi serta rasio keuangan emiten yang satu dan rasio keuangan emiten yang lain. Analisis rasio dan analisis trend selalu digunakan untuk mengetahui kesehatan keuangan dan kemajuan perusahaan setiap kali laporan keuangan diterbitkan”.
Sedangkanyang dimaksud dengan rasio keuangan menurut Hanafi (2003:111) adalah: rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai sebuah standard.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah dengan melakukan analisa terhadap rasio-rasio keuangan maka akan dapat memberikan pengetahuan mengenai bagaimana keadaan sebenarnya perusahaan yaitu mengetahui bagaimana tingkat kesehatan keuangan perusahaan, masalah-masalah yang sedang dihadapi dan penyebab-penyebabnya, serta hal-hal lain yang dapat dipengaruhi keadaan perusahaan tersebut. Dengan adanya pengetahuan tersebut maka akan dapat meningkatkan mutu maupun efektifitas manajemen dalam menjalankan perusahaan, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengarahan, maupun pengendalian.
Menurut Riyanto (2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan, yaitu: 1.
Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan (Current ratio dan Acid test ratio).
2. Rasio Leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to
total assets ratio, net worth to debt ratio, dan lain sebaginya).
3. Rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber- sumber dananya (Inventory turnover, average collection period, fixed assets turnover, total assets turnover).
4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales,
Return on total assets, Return on net worth , dan lain sebagainya). Menurut Hampton (1999:110), pengelompokkan rasio-rasio keuangan, yaitu: 1.
Rasio Likuiditasuntuk menguji kecukupan dana dan kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi.
2. Rasio Profitabilitasbertujuan untuk mengukur efiesiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
3. Rasio Pemilik berkaitan langsung atau tidak langsung dengan keuntungan dan likuiditas, membantu pemilik saham dalam mengevaluasi aktivitas, dan kebijaksanaan perusahaan yang berpengaruh terhadap harga saham dipasaran.
Sedangkan menurut Weston dan Brigham (2001:138), pengelompokkan rasio-rasio keuangan, yaitu:
1. Rasio Likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio Leverage bertujuan untuk mengukur sejauh mana kebutuhan keuangan perusahaan dibelanjai dan dana pinjaman.
3. Rasio Aktivitas bertujuan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana.
4. Rasio Profitabilitas bertujan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melakukan kegiatan penjualan.
5. Rasio Pertumbuhanbertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri.
6. Rasio Evaluasibertujuan untuk mengukur tampilan perubahan secara keseluruhan karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio risiko dan rasio imbalan hasil.
2.6. Pengaruh debt to equity ratio terhadap return saham
Debt to equity ratio merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang perusahaan.Perusahaan dengan debt to equity ratio rendah akan mempunyai resiko kerugian lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, namun ketika kondisi ekonomi membaik, kesempatan memperoleh laba rendah.
Sebaliknya perusahaan dengan rasio leverage tinggi, beresiko menanggung kerugian yang besar ketika keadaan ekonomi merosot, tetapi mempunyai kesempatan memperoleh laba besar saat ekonomi membaik.
Debt to equity ratio akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan
menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Debt to equity ratio yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi keuntungan.
Namun sampai batas tertentu besarnya debt dapat mengakibatkan tax saving yang dapat digunakan untuk meningkatkan arus kas bagi perusahaan yang berdampak pada meningkatnya performance dan kinerja perusahaan. Bila performance dan kinerja perusahaan meningkat maka minat investor terhadap perusahaan menjadi tinggi dan dampaknya terhadap return saham akan meningkat.Berdasarkan konsep tersebut maka sangat dimungkinkan Debt to
equity ratio berpengaruh positif terhadap return saham.
2.7. Pengaruh return on equity terhadap return saham
Return on equity merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh modal yang dimilikinya.Nilai return on equity yang tinggi mencerminkan perusahaan mampu mendatangkan laba dari modal sendiri dimasa yang akan datang. Apabila harga saham meningkat, maka capital gain atas saham tersebut akan meningkat. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan rate of return saham.Berdasarkan konsep tersebut maka sangat dimungkinkan return on equity berpengaruh positif terhadap return saham.
2.8. Pengaruh return on investment terhadap return saham
Return on investment atau juga sering disebut return on assets merupakan
rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Apabila return on investment meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampaknya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham. Sedangkan semakin tinggi return on investment menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena perusahaan mampu memberikan tingkat kembalian (return) yang semakin besar.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi return on investment menunjukkan semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan semakin meningkatnya return on
investment maka kinerja perusahaan yang ditinjau dari profitabilitas semakin baik.
Hal ini akan menarik investor untuk memiliki saham perusahan tersebut. Dengan meningkatnya permintaan investor maka harga saham juga cenderung meningkat yang diikuti oleh tingkat kembalian (return) saham yang besar.
Berdasarkan konsep tersebut maka sangat dimungkinkan return on investment berpengaruh positif terhadap return saham.
2.9. Pengaruh earning per share terhadap return saham
Earning per share merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar
saham. Semakin efisien suatu perusahaan mengelola persediaan barang dagangnya maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut.
Dengan berkurangnya beban tersebut maka akan meningkatkan laba perusahaan yang akan menarik jumlah investor dalam menanamkan uangnya dalam bentuk investasi.Dengan banyaknya jumlah investor maka akan meningkatkan harga saham. Dengan meningkatnya harga saham maka rate of
return saham tersebut juga akan meningkat.
2.10. Pengaruh price earning ratio terhadap return saham Kegunaan dari price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per sharenya.
Semakin tinggi price earning ratio menunjukkan prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan perlembar sahamnya, sehingga price earning ratio yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin mahal saham tersebut terhadap pendapatannya. Hal ini disebabkan karena capital
gain dihitung dari selisih antara harga saham periode sekarang dengan harga
saham periode sebelumnya.Berdasarkan konsep tersebut menunjukkan semakin tinggi price earning ratio maka return saham juga semakin meningkat, sehingga sangat dimungkinkan price earning ratio berpengaruh positif dengan return saham.
2.11. Penelitian Terdahulu 2.11.1.
Penelitian Heru (2009) Judul penelitian “Pengaruh RasioHarga Laba, Rasio
PengembalianModal, Rasio Aktivitas, dan Rasio Leverage terhadap
Return Saham pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan variabel PER, ROE, DER, Asset Turnover sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian ini adalah hasil uji t menunjukkan PER memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan DER, ROE, dan Asset Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil uji F menunjukkan PER, ROE, DER, dan Asset Turnover memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
2.11.2. Penelitian Rizki Tampubolon (2009)
Judul penelitian “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan variabel EPS, PER, DER, ROI, ROE sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian ini adalah hasil uji tmenunjukkan bahwa EPS, PER, ROI memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap return saham, sedangkan variabel DER dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.Hasil uji F menunjukkan bahwa EPS, PER, DER, ROI, ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
2.11.3. Penelitian Sonya Krisnawati S. (2009)
Judul penelitian “Analisis Kinerja Keuangan terhadap
Return Saham padaPerusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Penelitian ini menggunakan variabel EPS, DER, PER, ROI, ROE sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian ini adalah hasil uji t menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PER dan ROE dengan return saham, sedangkan untuk EPS, DER dan ROI memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.Hasil uji F menunjukkan bahwa EPS, DER, PER, ROI, dan ROE terhadap variable terikat return saham tidak terdapat pengaruh yang signifikan.
Tabel 2.1 Tinjauan penelitian terdahulu
Variabel independen:
Judul Variabel Hasil Penelitian Heru
Nama Peneliti dan Tahun
Hasil uji t menunjukan PER memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan DER, ROE, dan Asset Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. ii.
1. PER 2.
ROE 3. DER 4.
perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di bursa efek indonesia
Hasil uji tmenunjukkan bahwa EPS, PER, ROI memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap return saham, sedangkan variable DER dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Hasil uji t menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PER dan ROE dengan return saham.sedangkan untuk EPS, DER dan ROI memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Sumber : Data yang diolah penulis, 2013
ii.
return saham tidak terdapat pengaruh yang signifikan.
Hasil uji F menunjukkan bahwa EPS, DER, PER, ROI, dan ROE terhadap variable terikat
Return saham i.
DER 3. PER 4. ROI 5. ROE Variable dependen :
1. EPS 2.
Variabel independen:
perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia.
return saham
(2009) Analisis kinerja keuangan terhadap
Sonya Krisnawati.S
Hasil uji F menunjukkan bahwa EPS, PER, DER, ROI, ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. ii.
Asset Turnover
Return saham i.
PER 3. DER 4. ROI 5. ROE Variable dependen :
(2009) Pengaruh rasio harga laba, rasio pengembalian modal, rasio aktivitas, dan rasio leverage terhadap
Variabel independen:
perusahaan perkebunan yang terdaftar di bursa efek indonesia.
return saham
(2009) Pengaruh kinerja keuangan terhadap
Rizki Tampubolon
Hasil uji F menunjukan PER, ROE, DER, dan Asset Turnover memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
return saham pada
Return saham i.
Variabel dependen :
1. EPS 2.
2.12. Kerangka Konseptual
Menurut Husna (2008:88),“return saham atau tingkat keuntungan saham lebih tepat disebut sebagai persentase perubahan harga saham”. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunnya harga saham suatu perusahaan.
Secara umum kinerja keuangan perusahaan ditunjukan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan yang kemudian dianalisis menggunakan rasio keuangan. Dalam penelitian ini rasio keuangan yang dipakai adalah debt to equity
ratio, return on equity, return on investment, earning per share, dan price earning
ratio . Kerangka hubungan kinerja perusahaan dengan return saham sebagai
berikut:
Variabel Independen X Variabel Dependen Y
H
1 Debt to equity ratio (X1)
H
2 Return on equity (X2)
H
3 Return saham (Y)
Return on investment (X3) H
4 Earning per share (X4)
H
5
Price earning ratio (X5)H
6
Gambar 2.1Kerangka konseptual Sumber:diolah Penulis, 2013
2.13. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono,200:51). Berdasarkan tujuan, landasan teori, serta kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesisdalam penelitian ini adalah:
H
1 : Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham.
H :Return on equity berpengaruh signifikan terhadap return saham.2 H 3 :Return on investment berpengaruh signifikan terhadap return saham.
H 4 : Earning per shareberpengaruh signifikan terhadap return saham. H
5 :Price earning ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham.
H6 :Debt to equity ratio, return on equity, return on investment, earning per share, dan price earning ratio berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap returnsaham.