PENGARUH BERKUMUR SEDUHAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI DAN PERKEMBANGAN COLONY FORMING UNIT (CFU) Streptococcus mutans DI RONGGA MULUT Effect of Daun Sirih Hijau steeping rinse (Piper betle L.) on the formation and deve

  

PENGARUH BERKUMUR SEDUHAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) TERHADAP

PEMBENTUKAN PLAK GIGI DAN PERKEMBANGAN COLONY FORMING UNIT (CFU)

Streptococcus mutans DI RONGGA MULUT

Effect of Daun Sirih Hijau steeping rinse (Piper betle L.) on the formation and

development of dental plaque colony forming units (CFU) of Streptococcus

mutans in the oral cavity

  

Vinna K. Sugiaman, Rosnaeni

  Bagian Oral Biologi, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi dan Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Umum

  Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof, drg. Soeria Soemantri, MPH. No. 65 Bandung 40164

.

  

ABSTRAK

Plak gigi merupakan deposit lunak pembentuk biofilm yang melekat pada permukaan gigi dan mengand-

ung Streptococcus mutans. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit gigi dan mulut, terutama

karies gigi. Oleh karena itu pembentukan plak gigi harus dicegah, salah satunya dengan berkumur menggu-

nakan seduhan daun sirih hijau (Piper betle L.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efek berkumur

seduhan daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap pembentukan plak gigi dan perkembangan Colony Forming

Unit (CFU) Streptococcus mutans pada saliva.Desain penelitian ini adalah eksperimental sungguhan dengan

post test only control group. Naracoba pada penelitian ini berjumlah 20 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok

perlakuan (n=10). Kelompok I berkumur dengan seduhan daun sirih hijau (Piper betle L.) dan kelompok II

berkumur dengan aquadest steril. Data yang diukur adalah indeks plak gigi dan jumlah

  CFU/ml Streptococcus mutans pada saliva. Analisis data dengan uji T tidak berpasangan, α=0,05. Hasil penelitian rerata indeks plak

gigi pada kelompok I setelah berkumur dengan seduhan daun sirih hijau (Piper betle L.) (31,94 %), berbeda sa

ngat bermakna (p<0,01) dibandingkan dengan kelompok II setelah berkumur dengan aquadest steril sebesar

(73,60 %). Colony Forming Unit/ml pada saliva setelah berkumur dengan seduhan air sirih hijau (Piper betle

L.) (6,28), lebih sedikit dibandingkan dengan setelah berkumur aquadest steril (7,94), dengan perbedaan yang

sangat bermakna (p<0,01). Berkumur dengan seduhan daun sirih hijau (Piper betle L.) dapat menurunkan

indeks plak gigi dan menurunkan jumlah Colony Forming Unit bakteri Streptococcus mutans di rongga mulut.

  Kata kunci: Colony Forming Unit (CFU), plak gigi, sirih hijau, Streptococcus mutans Volume 6, No. 1, Agustus 2013

  Vinna K. Sugiaman, Rosnaeni ABSTRACT

  Dental plaque is a soft deposit forming biofilms attached to the tooth surface and containing Streptococcus mu-

tans. This can lead to a variety of dental and oral diseases especially dental caries. Therefore, the formation of

dental plaque should be prevented, one with rinse using steeping green betel leaf (Piper betle L.). The purpose

of this study was to assess the effect of rinsing steeping green betel leaf against dental plaque formation and de-

velopment of the Colony Forming Units (CFU) of Streptococcus mutans in saliva.The design of this research is the

experimental post-test control group. The research subject in this study were 20 people who divided into 2 treat- ment groups (n = 10). Group I gargle with steeping green betel leaf and group II rinsing with sterile distilled wa-

ter. The measured data is dental plaque index and the number of CFU/ml of Streptococcus mutans in saliva. Data

was analysed by unpaired t test, α = 0,05.The results of the study showed that mean plaque index in group I after

rinsing with steeping green betel leaf was 31,94 %, highly significantly different (p < 0,01) compared to group II

after rinsing with sterile distilled water for 73,60 %. Colony Forming Units/ml in saliva after rinsing with steeping

green betel leaves was 6.28, andit is less than after rinsing sterile distilled water (7,94), with a highly significant

difference (p < 0,01).The conclusions of this study is rinsing with steeping green betel leaf may reduce dental

plaque index and lower the number of Colony Forming Units bacterium Streptococcus mutans in the oral cavity.

  Keywords: Colony Forming Units (CFU), Dental plaque, green betel, Streptococcus mutans.

  PENDAHULUAN Streptococcus mutans memiliki perlekatan

  Plak gigi adalah deposit lunak tidak yang erat dengan permukaan gigi karena adanya bermineral, berwarna kuning-keabuan, sintesis glucan-binding-protein ekstraseluler dan melekat pada jaringan gigi ataupun sehingga bakteri berperan dalam pembentukan protesa. Komposisi utama dari plak adalah biofilm plak gigi (Lamont, 2006). Di dalam rongga mikroorganisme berupa bakteri, selain itu plak mulut, Streptococcus mutans merupakan bakteri juga terdiri dari mikoplasma, jamur, protozoa, yang paling kariogenik, dimana peningkatan dan virus. Kandungan lain dalam plak adalah jumlahnya memiliki hubungan yang erat dengan matriks ekstraseluler yang terbagi atas materi jumlah plak gigi (Vagstranddan Dowen, 2007; organik dan anorganik (Samaranayake,2006; Doreliaand Francu, 2001; Carranza andGlickman, CarranzadanGlickman, 2006). Bakteri yang 2006). Bakteri yang berakumulasi pada plak gigi berkoloni pada plak gigi diantaranya yaitu dapat menyebabkan terjadinya berbagai macam

  

Streptococcus mutans yang dapat menghasilkan penyakit gigi dan mulut, terutama karies dan

  enzim glucosyltransferase. Enzim inimemiliki penyakit periodontal (Nalinadan Rahim, 2007; dua fungsi utama, yaitu mensintesis glukan (1-3) Fejerskovand Kidd, 2003).

  Oleh karena itu, plak harus dikontrol α dan (1-6)α yang dapat diubah oleh dekstranase menjadi glukosa untuk proses glikolisis dan dengan cara menghilangkan akumulasi plak membentuk perlekatan yang erat dengan secara mekanik (menggunakan sikat gigi, gigi(Nalinadan Rahim, 2007; Fejerskovand Kidd, benang gigi) dan kimiawi (menggunakan obat 2003). kumur) atau kombinasi keduanya. Obat kumur

  Volume 6, No. 1, Agustus 2013

  Volume 6, No. 1, Agustus 2013 PENGARUH BERKUMUR SEDUHAN DAUN SIRIH HIJAU ( Piper betle L.) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI DAN PERKEMBANGAN COLONY FORMING UNIT (CFU) Streptococcus mutans DI RONGGA MULUT

  

Effect of Daun Sirih Hijau steeping rinse (Piper betle L.) on the formation and development of dental plaque colony forming units (CFU) of

Streptococcus mutans in the oral cavity

  merupakan larutan yang mengandung zat berkhasiat antibakteri untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dalam mulut, digunakan sebagai pembilas rongga mulut, mudah digunakan, dan dapat mencapai area permukaan di dalam rongga mulut yang sulit dicapai oleh sikat gigi. Zat berkhasiat yang terdapat didalam obat kumur dapat dihasilkan dari hasil sintetis ataupun berasal dari bahan alami. Secara tradisional banyak bahan-bahan alam, yang secara empiris dapat digunakan untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut, diantaranya daun sirih, bunga cengkeh, daun teh, dan lain-lain(Guha, 2006; Kustcher et al., 1982).

  Sirih merupakan salah satu jenis tanaman obat di Indonesia yang telah lama dikenal dan banyak digunakan, karena tanaman ini mudah ditemukan di berbagai tempat (Jenie, 2001). Seluruh bagian dari tanaman sirih dapat digunakan sebagai obat, mulai dari buah, daun, dan akarnya. Namun, yang paling banyak dan sering digunakan adalah bagian daun yang memiliki berbagai khasiat (Darwis, 1991). Pada beberapa literatur dikatakan bahwa daun sirih memiliki khasiat sebagai antiseptik yang efektif karena adanya kandungan minyak atsiri yang disebut juga sebagai minyak terbang karena sifatnya yang mudah menguap. Dengan adanya minyak atsiri maka daun sirih dapat digunakan secara luas, sebagai antiseptik, antibakteri, antimikroba, antijamur, dan sebagai pewangi(Sastroamidjojo, 1997).

  Komponen minyak atsiri dibedakan berdasarkan gugus fungsionalnya menjadi hi- drokarbon, alkohol, aldehid, fenol, ester, keton, fenolik, eter, dan oksida(Sastroamidjojo, 1997).

  Komponen fenolik yang terkandung di dalam minyak atsiri dapat menghambat penyebaranmi- kroorganisme. Komponen tersebut diantaranya: (Heyne, 1987; Jenie, 2001)

  1. Seskuiterpen Seskuiterpen merupakan salah satu minyak esensial yang umum terdapat dalam tanaman dan memiliki aktivitas farmakologi sebagai antibakteria, antifungi, dan antimalaria.

  2. Karvakrol Karvakrol merupakan senyawa organik dengan sifat padat, mudah menyublim, tidak larut dalam air, namun larut dalam alkohol atau eter. Karvakrol digunakan untuk desinfektan dan sintesis senyawa organik.

  3. Kavikol Kavikol merupakan senyawa organik derivat fenol dengan sifat cair, larut dalam alkohol, eter, kloroform, dan metil eter. Aktivitas farmakologi kavikol adalah antibakteri (bakterisid), dapat mematikan bakteri 5 kali lebih kuat dibandingkan senyawa fenol biasa.

  4. Sineol Sineol merupakan senyawa organik dengan sifat cair, tak berwarna, berbau seperti kapur barus, memiliki rasa pedas, tak larut dalam air, larut dalam minyak, atau pelarut organik seperti alkohol, kloroform, eter, dan asam asetat glasial. Sineol digunakan sebagai ekspektoran inhalasi, pewangi, dan antiseptik pada mulut dan hidung.

  5. Estragol Estragol adalah senyawa organik dengan sifat cair, larut dalam alkohol, dan kloroform.

  6. Eugenol Eugenol merupakan senyawa organik dengan sifat cair, berwarna jernih sampai kuning, aroma Volume 6, No. 1, Agustus 2013 Vinna K. Sugiaman, Rosnaeni

  yang harum dan tajam, memiliki rasa pedas, tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, kloroform, eter, dan memiliki sifat mudah menguap.

  Akuades steril, alkohol 70%, cotton roll, daun sirih (Piper betle Linn.) segar, disclosing

  Sampel

  erlenmeyer, dan termometer.

  2ml, cawan petri diameter 10 cm, pembakar bunsen, hand counter, inkubator, autoclave, labu

  handscoon, masker, pipet ukur (1ml), pipet ukur

  Sikat dan pasta gigi, gelas beker 200ml, pinset, kaca mulut, cermin, sonde, kompor, saringan, piring kecil, panci, sendok teh, slubber,

  Alat

  solution, dan agar Tryptone Yeast Cystein Sucrose Bacitracin (TYCSB).

  METODE PENELITIAN Bahan

  7. Pirokatekol Pirokatekol merupakan senyawa organik dengan sifat padat, larut dalam air, alkohol, benzena, kloroform, dan eter. Selain itu, pirokatekol juga mudah larut dalam piridin dan pelarut basa.

  Masyarakat Indonesia telah menggunakan daun sirih sebagai obat kumur untuk membantu menjaga kesehatan rongga mulut karena daun sirih mengandung minyak atsiri yang mempunyai daya antibakteri yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri. (Nalina& Rahim, 2007; Guha, 2006).

  Seduhan daun sirih dapat menunjukkan Selain kavikol yang terkandung dalam minyak atsiri, daun sirih juga mengandung senyawa polifenol yaitu katekin yang dapat menghambat aktivitas enzim glucosyltransferase (GTF) yang dihasilkan oleh Streptococcus mutans yang berperan dalam mengubah sukrosa menjadi glukan sehingga perlekatan bakteri ke pelikel terhambat dan pembentukan plak gigi juga terhambat (Heyne, 1987; Dhika, 2007).

  pada plak gigi. Bakteri ini merupakan flora normal yang terdapat pada rongga mulut, namun apabila lingkungan menguntungkan dan terjadi peningkatan populasi bakteri, maka bakteri ini akan berubah menjadi patogen (Broadbent et al., 2011).

  mutans yang banyak terdapat pada saliva ataupun

  Oleh karena itu, maka daun sirih memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri yang berada di dalam mulut seperti Streptococcus

  Dari seluruh kandungan kimia daun sirih tersebut, yang memiliki efek terhadap kesehatan rongga mulut adalah seskuiterpen, kavikol, eugenol, dan sineol. Jumlah kandungan kavikol pada daun sirih sebagai antibakteri jauh lebih dominan dibandingkan jumlah kandungan seskuiterpen, eugenol dan sineol. Daun sirih mengandung kavikol sebanyak sepertiga dari keseluruhan kandungan minyak atsiri dan memberikan aroma yang khas, sehingga kavikol mempunyai daya bakterisid yang kekuatannya 5 kali lebih besar daripada kekuatan fenol biasa.

  Pirokatekol dapat menyebabkan dermatitis eksomatous. Piroketakol dapat juga digunakan sebagai antiseptik topikal.

  Jumlah sampel penelitian ini adalah 20 orang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan. Kriteria inklusi yaitu remaja kelompok usia 13-17 tahun. Kriteria eksklusi meliputi mempunyai kelainan sistemik

  Subjek penelitian diminta untuk mengumpulkan saliva sebanyak 1 ml dengan menggunakan spitting method, dengan cara:

  random sampling.

  Perhitungan Jumlah CFU Streptococcus mutans

  untuk mempermudah dalam mengidentifikasi plak. Pemeriksaan plak gigi dilanjutkan dengan penghitungan persentase plak gigi.

  solution di seluruh permukaan gigi naracoba

  Setelah 24 jam, dilakukan pemeriksaan indeks plak gigi pada naracoba dengan menggunakan metode O’Leary. Pemeriksaan plak diawali dengan penggunaan disclosing

  Pemeriksaan sampel

  Kelompok pertama terdiri atas 10 sampel, menerima perlakuan 1 yaitu berkumur dengan 30 ml seduhan daun sirih selama 1 menit sebanyak 4 kali dalam waktu 24 jam. Kelompok kedua terdiri atas 10 sampel, menerima perlakuan 2 yaitu berkumur dengan akuadest steril yang telah disediakan selama 1 menit sebanyak 4 kali dalam waktu 24 jam. Selama 24 jam naracoba hanya diperbolehkan makan makanan yang telah ditentukan dan disiapkan sebanyak 3 kali sehari, serta naracoba hanya diperbolehkan untuk meminum air putih.Selama 24 jam naracoba tidak diperbolehkan membersihkan gigi baik secara mekanis ataupun kimiawi.

  Selanjutnya, 20 orang naracoba dibagi kedalam dua kelompok yang berbeda secara simple

  Volume 6, No. 1, Agustus 2013 PENGARUH BERKUMUR SEDUHAN DAUN SIRIH HIJAU ( Piper betle L.) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI DAN PERKEMBANGAN COLONY FORMING UNIT (CFU) Streptococcus mutans DI RONGGA MULUT

  Pertama dilakukan pengukuran indeks plak dengan metode O’Leary pada naracoba sebelum diberikan perlakuan. Sebelumnya naracoba telah diberi disclosing solution pada gigi untuk mempermudah dalam mengidentifikasi plak. Setelah indeks plak diperiksa, naracoba dipersilakan untuk menyikat gigi didepan cermin hingga bersih atau indeks plak sama dengan 0.

  Persiapan subjek penelitian

  Air sebanyak 200 ml direbus di dalam panci hingga mendidih atau mencapai suhu 100°C, kemudian api dimatikan dan didiamkan hingga suhu air 70-80°C. Daun sirih segar disiapkan disiapkan sebanyak 4 lembar, yang diambil dari urutan ke-4 dari ujung tunas tanaman sirih yang berukuran panjang ±8 cm dan lebar ±5 cm, kemudian diremas dan dimasukkan dalam gelas. Air yang telah direbus dituang sebanyak 120ml kedalam gelas berisi daun sirih yang telah diremas, kemudian diaduk, lalu gelas ditutup dengan piring kecil atau penutup gelas. Suhu air ditunggu hingga mendekati suhu ruangan (25- 30°C) agar dapat digunakan untuk berkumur, lalu air dalam gelas disaring agar mendapatkan air seduhannya saja.

  Cara kerja Persiapan seduhan daun sirih

  seperti DM dan jantung, oral hygiene buruk, menggunakan alat ortodontik cekat atau lepasan, menggunakan protesa gigi cekat atau lepasan, menjalani ibadah puasa selama penelitian, mengkonsumsi antibiotik, merokok, masalah lambung, penyakit imunodefisiensi, peminum alkohol, menggunakan obat kumur selain yang digunakan dalam penelitian, menderita gingivitis atau periodontitis.

  

Effect of Daun Sirih Hijau steeping rinse (Piper betle L.) on the formation and development of dental plaque colony forming units (CFU) of

Streptococcus mutans in the oral cavity

  • Subjek penelitian diminta berkumur dengan menggunakan akuades untuk membersihkan rongga mulut.
  • Subjek penelitian duduk dengan kepala kan pergerakan orofasial, seperti berbicara,
Vinna K. Sugiaman, Rosnaeni

  perlakuan akuades steril sebanyak 3 kali (triplet) mengunyah, menghisap, dan bersiul. dengan cara mengambil 1 ml larutan dari tiap

  • Subjek penelitian diminta untuk mengum- pengenceran tersebut kemudian ditanam pada 3 pulkan saliva di dasar rongga mulut dan ke- agar TYCSB secara pour plate. Tutup cawan petri mudian diludahkan pada gelas yang telah kemudian diputar membentuk angka 8. Inkubasi disediakan setiap 60 detik. Saliva yang ter- selama 24 jam pada suhu 37°C pada inkubator.

  kumpul pada 2 menit pertama dibuang. Pen-

  Cara penghitungan gumpulan saliva dilakukan selama 5 menit.

  Setelah 24 jam, koloni yang terbentuk

  • Saliva yang telah terkumpul dalam gelas di- pada agar TYCSB dihitung secara manual ambil sebanyak 1 ml dengan menggunakan menggunakan hand counter.

  pipet ukur dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang kemudian akan dilakukan pen- genceran berseri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Penelitian pengaruh berkumur seduhan Pengenceran berseri dapat dilakukan daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap dengan memasukkan 1 ml saliva ke dalam pembentukan plak gigi dan perkembangan tabung reaksi yang berisi 9 ml NaCl fisiologis -1

  colony forming unit (cfu) Streptococcus mutans

  sebagai pengenceran 10 kemudian diambil 1 ml -1 di rongga mulut, dilakukan terhadap 20 orang dari tabung pengenceran 10 dan dimasukkan naracoba, yang dibagi ke dalam 2 kelompok ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml NaCl -2 perlakuan (n=10), masing-masing diberi fisiologis sebagai pengenceran 10 selanjutnya perlakuan berkumur dengan seduhan daun sirih dilakukan hal yang sama. hijau dan akuades steril sebagai kontrol. Hasil

  Pembiakan Streptococcus mutans dilaku- penelitian rerata indeks plak gigi ditunjukkan kan pada agar TYCSB dengan metode Pour Plate -5 pada Tabel 1. pada pengenceran 10 untuk saliva dengan pem- -6 berian daun sirih dan 10 untuk saliva dengan

  Tabel 1. Hasil penelitian rerata indeks plak gigi pada kelompok I setelah berkumur dengan seduhan daun sirih hijau (Piper betle L.) (31,94%), berbeda sangat bermakna (p<0,01) dibandingkan dengan kelompok II setelah berkumur dengan aquadest steril sebesar (73,60%).

  Indeks Plak Gigi Sesudah Berkumur Dengan No. Seduhan Sirih Hijau Akuades steril Gigi Plak % Indeks Plak No. Gigi Plak Permukaan % Indeks Plak

  PermukaanGigi Gigi

  1

  27 22 108 20,37

  

1

  28 58 112 51,79

  2

  28 20 112 17,86

  

2

  28 71 112 63,39

  3

  28 20 112 17,86

  

3

  28 54 112 48,21

  4

  30 47 120 39,17

  

4

  28 83 112 74,11

  5

  28 65 112 58,04

  

5

  24

  86 96 89,58 Volume 6, No. 1, Agustus 2013 PENGARUH BERKUMUR SEDUHAN DAUN SIRIH HIJAU ( Piper betle L.) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI DAN PERKEMBANGAN COLONY FORMING UNIT (CFU) Streptococcus mutans DI RONGGA MULUT

Effect of Daun Sirih Hijau steeping rinse (Piper betle L.) on the formation and development of dental plaque colony forming units (CFU) of

Streptococcus mutans in the oral cavity

  6

  27 20 108 18,52

  

6

  28 58 112 51,79

  7

  28 56 112 50,00

  

7

  25 87 100 87,00

  8

  28 34 112 30,36

  

8

  26 97 104 93,27

  9

  28 38 112 33,93

  

9

  24

  95 96 98,96

  10

  24

  32 96 33,33

  

10

  26 81 104 77,88 Rerata % 31,94 73,60

  Indeks Plak Gigi Tabel 2. Hasil penelitian Colony Forming Unit/ml

  karvakol, eugenol, estragol, pirokatekol, dan

  pada saliva setelah berkumur dengan seduhan air sineol dapat menghambat pertumbuhan S. sirih hijau. mutans dengan menghambat aktifitas enzim

  SP No. CFU sesudah ditransformasi Log 10 glucosyltransferase. Enzim ini akan mengubah

  Seduhan sirih Akuadessteril

  sukrosa menjadi glukan yang berperan sebagai

  hijau

  tempat melekatnya bakteri baru di permukaan

  1 6,35 8,01

  gigi. Pencegahan pembentukan glukan akan

  2 6,39 7,94

  menciptakan lingkungan yang kurang kondusif

  3 6,18 7,79

  untuk pertumbuhan bakteri S. mutans (Lamont,

  4 6,23 7,93

5 6,21 7,96 2006; Prahasanti, 2005; Samaranayake, 2006).

6 6,41 8,18

  Komponen minyak atsiri pada daun

  7 6,36 7,82

  sirih juga mempunyai daya antibakteri, yaitu

  8 6,31 7,87

  kandungan fenol dan turunannya yang dapat

  9 6,22 8,01

  mengubah sifat protein sel bakteri. Salah satu

  10 6,12 7,93

  turunan fenol adalah kavikol yang memiliki daya

  Rerata 6,28 7,94

  antibakteri lima kali lebih kuat daripada fenol Hasil penelitian Colony Forming Unit/ml (Pratiwi, 2002). Kandungan kavikol ini dapat pada saliva setelah berkumur dengan seduhan mendenaturasi protein sel bakteri sehingga air sirih hijau (Piper betle L.) (6,28) lebih sedikit aktivitas biologis bakteri menjadi rusak dan dibandingkan dengan setelah berkumur akuades protein tidak dapat melakukan fungsinya. steril (7,94), dengan perbedaan yang sangat Kavikol memiliki mekanisme kerja yang sama bermakna (p<0,01). dengan fenol, namun dengan efek antibakteri 5

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah kali lebih kuat bila dibandingkan dengan fenol, dilakukan, diketahui bahwa berkumur seduhan sehingga jumlah bakteri (S. mutans) pada pelikel daun sirih terbukti dalam menurunkan rerata yang berkurang dan pembentukan plak gigi juga indeks plak gigi dan jumlah Colony Forming ikut berkurang (Dhika, 2007; Samaranayake,

  Unit bakteri S. mutans. Hal ini dapat terjadi 2006; Guha, 2006).

  daun sirih hijau yang terdiri dari kavikol, toksik bagi bakteri mengakibatkan struktur tiga

  Volume 6, No. 1, Agustus 2013

DAFTAR PUSTAKA

  odontology, Seventh Edition. W.B. Sounder- sCompany Philadelphia.Toronto. London.

  KustcherA., Goldberg MR., Hyman GA., Clark B.,

  L. 2001.Antimicrobial Activity of Piper betle Linn . Extract Towards Foodborne Pathogens and Food Spoilage Microorganism. Jakarta.

  Badan Litbang Kehutanan.Yayasan Sarana Wanajaya. Jakarta. Hal 622-627. Jenie BSL., Andarwulan N., Neinaber P.,& Nuraida

  Gold of India . Journal of Human Ecolo- gy19(2):87-93. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II.

  BlackwellMunksgaard. Australia. 30- 1,38,168,171,186. Guha, P. 2006. Betel Leaf:The Neglected Green

  Saliva After Restaurative Treatment. JADA 131:1-3. Fejerskov O.,& Kidd E. 2003.Dental Caries:The Disease and its Clinical Management.

  Universitas Diponegoro. Semarang. Dorelia LC.&Francu LL.2000.Monitoring of Mu- tans Streptococci in Dental Plaque and

  rial Berbagai Konsentrasi Daun Sirih (Piper betle Linn. ) Terhadap Streptococcus Mutans.

  Dhika, TS. 2007. Perbandingan Efek Antibakte-

  Obat Tradisional. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta. Hal 9-11.

  P136-149, 740-744. Darwis. 1991. Pemakaian Sirih dalam Ramuan

  Volume 6, No. 1, Agustus 2013 Vinna K. Sugiaman, Rosnaeni

  dimensi protein terganggu dan terbukamenjadi struktur acak tanpa adanya kerusakan pada struktur kerangka kovalen, sehingga mengakibatkan protein berubah sifat. Deret asam amino protein tersebut tetap utuh setelah berubah sifat, namun aktivitas biologisnya menjadi rusak sehingga protein tidak dapat melakukan fungsinya dan mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi sel, sel akan lisis, dan kemudian akan mati. Kandungan kecil eugenol pada daun sirih dapat menembus dan mengganggu rantai asam lemak pada lapisan membran bakteri sehingga terjadi peningkatan permeabilitas membran sel kemudian membran sel rusak dan sel akan mati (Pratiwi, 2002).

  of The American Dental Association,142(4): 415-426.

  Broadbent JM., Thomson WM., Boyens JV., Poul- ton R. 2011. Dental plaque and oral health during the first 32 years of life.The Journal

  menurunkan jumlah Colony Forming Unit bakteri Streptococcus mutans di rongga mulut.

  betle L.) dapat menurunkan indeks plak gigi dan

  Kesimpulan dari penelitian ini adalah berkumur dengan seduhan daun sirih hijau (Piper

  KESIMPULAN

  bakteri. Dengan demikian pertumbuhan bakteri akan terhambat, sehingga pembentukan plak gigi juga berkurang (Samaranayake, 2006; Guha, 2006; Rahim, 2007).

  glucosyltransferase (GTF) yang dihasilkan oleh

  Aktivitas antibakteri dari daun sirih ditunjukkan dengan adanya penurunan pertumbuhan koloni bakteri, berkurangnya kemampuan adhesi bakteri baru, dan penurunan aktivitas enzim

  S. mutans terhadap pelikel di permukaan gigi.

  Minyak atsiri yang terkandung dalam daun sirih, dapat juga mengurangi perlekatan bakteri

  Carranza JR.&Glickman FA. 2006. Clinical Peri- PENGARUH BERKUMUR SEDUHAN DAUN SIRIH HIJAU ( Piper betle L.) TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI DAN PERKEMBANGAN COLONY FORMING UNIT (CFU) Streptococcus mutans DI RONGGA MULUT Effect of Daun Sirih Hijau steeping rinse (Piper betle L.) on the formation and development of dental plaque colony forming units (CFU) of Streptococcus mutans in the oral cavity

  Requa. 1982. Pharmacology for dental Hy- gienist. 2nd ed.Lea & Febiger Philadelphia. P98. Lamont RJ., Burne,Lantz MS., and LeBlanc DJ.

  2006. Oral Microbiology and Immunology. ASM Press.Washington DC . P 223-250. NalinaT.& Rahim ZHA. 2011.The Crude Aqueous

  Extract of Piper betle L. And its Antibacte- rial Effect Towards Streptococcus mutans.

  American Journal of Biotechnology and Bio- chemistry,3(1): 10-15.

  NalinaT. & Rahim ZHA. 2011. The Crude Aqueous

  Extract of Piper betle L. And its Antibacterial Effect Towards Streptococcus mutans. Amer- ican Journal of Biotechnology and Biochem- istry, 3(1):10-15.

  Prahasanti, C. 2005. Pengaruh Pasta Gigi yang Mengandung Ekstrak Daun Sirih terhadap Pertumbuhan Plak Gigi. Majalah Kedokter- an Gigi Dent. J FKG UNAIR,33:127-176.

  Pratiwi, R. 2002.Perbedaan daya hambat ter- hadap Streptococcus mutans dari beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. Jour- nal UNAIR, Hal 64-67. Samaranayake, L. 2006. Essential Microbiology

  for Dentistry. 3rd ed. Churchill Livingstone Elsevier.Philadelphia. P 15-6,261,268,272.

  Sastroamidjojo, S. 1997. Obat Asli Indonesia.

  Penerbit Dian Rakyat. Jakarta. Hal 238-241. VagstrandKE. &Birkhed D. 2011.Cariogenic Bac- teria as Biomarkers for Sugar Intake. Pro-

  quest,65(3): 111-121 Volume 6, No. 1, Agustus 2013