PENGARUH BANGKITAN LALU LINTAS DARI DAERAH PEMUKIMAN PADA BY-PASS SUKARNO HATTA, BANDUNG

  

PENGARUH BANGKITAN LALU LINTAS DARI DAERAH PEMUKIMAN PADA

BY-PASS SUKARNO HATTA, BANDUNG

  Yusak O. Evan Sofyan, ST. Budi Hartanto S., Ir., M.Sc.

  Mahasisw Universitas Kristen Maranatha Fakultas Teknik Sipil Fakultas Bandung 40164 Jalan Suria Sumantri 65 Jalan Ga

  

ABSTRAK

  Perencanaan sarana dan prasarana kota yang matang sangat mempengaruhi kelancaran setiap aspek kehidu pan dalam kota tersebut. Jaringan jalan merupakan salah satu jenis prasarana yang sangat penting keberadaannya guna terwujudnya suatu lingkungan pemukiman yang terencana dengan baik, teratur dan dapat mengatasi lalu lintas di dalam kawasan pemukiman itu se ndiri maupun akses ke jaringan jalan kota. Penentuan sistem jaringan serta karakteristiknya sangat diperlukan untuk dapat memenuhi fungsinya dalam melayani kebutuhan tiap kawasan pemukiman.

  Bandung sebagai salah satu dari 8 kota metropolitan di Indonesia mempunyai beberapa masalah transportasi yang salah satunya disebabkan oleh karena pola sistem jaringan, yang mana merupakan gabungan dari pola jalan radial dan melingkar. Salah satu jalan melingkar yang terkenal adalah by -pass Sukarno Hatta, yang mempunyai panjang kurang lebih 18 kilometer. Sepanjang jalan tersebut terdapat lebih dari 21 daerah pemukiman yang mana memberikan kontribusi bangkitan perjalanan yang besar sehingga terkadang menyebabkan kemacetan khususnya pada jam-jam puncak.

  Untuk mengetahui besarnya kontribusi bangkitan perjalanan yang ditimbulkan oleh kawasan pemukiman tersebut terhadap jalan Sukarno -Hatta, dicari faktor pengaruh dan korelasinya dengan karakteristik dari kompleks pemukiman-pemukiman itu. Metodologi yang dilakukan adalah mela kukan survei lalu lintas, wawancara, mengumpulkan data dan site-plan dari masing-masing pemukiman beserta karakteristiknya.

  Dengan menggunakan survei arus lalu lintas pada jalan masuk pemukiman dan survei di dalam area pemukiman itu sendiri, yang mana umu mnya mempunyai sistem jaringan grid, yang kemudian dianalisis dan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

  2

  2 Untuk setiap 1 m luas areal dibutuhkan 0,1361 m luas jalan.

  

  2

  

2

Untuk setiap 1 m luas kavling dibutuhkan 0,1623 m luas jalan.

  

  

2

Untuk setiap 1 unit pemukiman dibutuhkan 24,39 m luas jalan.

  

  2 Untuk setiap 1 penghuni pemukiman dibutuhkan 4,878 m luas jalan.

  

  2 Untuk setiap 1 unit pemilikan kendaraan dibutuhkan 17,997 m luas jalan.

  

  2 Untuk setiap 1 smp/jam dibutuhkan 118,51 m luas jalan.

  

  2 Untuk setiap 1 m luas areal dibutuhkan 0,0276 m panjang total ruas jalan.

  

  2 Untuk setiap 1 m luas kavling dibutuhkan 0,0331 m panjang total ruas jalan.

   Untuk setiap 1 unit pemukiman dibutuhkan 5,3584 m panjang total ruas jalan.  Untuk setiap 1 penghuni pemukiman dibutuhkan 1,07 17 m panjang total ruas jalan.  Untuk setiap 1 unit pemilikan kendaraan dibutuhkan 3,9219 m panjang total ruas jalan.  Untuk setiap 1 smp/jam dibutuhkan 25,659 m panjang total ruas jalan.  Untuk setiap 1 unit pemukiman memberikan kontribusi 0,1956 smp/jam.  Untuk setiap 1 penghuni pemukiman memberikan kontribusi 0,0391 smp/jam. 

  Tetapi semuanya itu tergantung pula dari tingkat ekonomi maupun tipe pemukiman tersebut. Tentu saja pemukiman yang lebih besar maupun tingkat ekonomi penghuni yang lebih tinggi akan men yebabkan kontribusi lalu lintas yang lebih tinggi pula. Kata Kunci : Bangkitan lalu lintas, daerah pemukiman, tipe dan ukuran pemukiman, tingkat pemilikan kendaraan, bentuk dan pengaturan simpang jalan masuk ke pemukiman.

1. PENDAHULUAN

  Perencanaan sarana dan prasarana kota yang matang sangat mempengaruhi kelancaran setiap aspek kehidupan dalam kota tersebut. Jaringan jalan merupakan salah satu jenis prasarana yang sangat penting keberadaannya guna terwujudnya suatu lingkungan pemukiman yang terencana dengan baik, teratur dan dapat mengatasi lalu lintas di dalam kawasan pemukiman itu sendiri maupun akses ke jaringan jalan kota. Penentuan sistem jaringan serta karakteristiknya sangat diperlukan untuk dapat memenuhi fungsinya dalam melayani kebutuhan tiap kawasan pemukiman. Suatu perencanaan sarana dan prasarana transportasi yang buruk dapat menyebabkan masalah transportasi yang berkepanjangan. Selain itu perlu juga adanya koordinasi yang baik antara perencanaan sistem transportasi dengan berbagai instansi te rkait, seperti : perencanaan tata kota, penggunaan lahan, dan instansi -instansi yang lain. Suatu kebijaksaan atau perencanaan transportasi yang baik, jika tidak didukung oleh perencaan tata kota yang terkoordinasi maupun perangkat hukum yang baik tidak ada gunanya.

  Kota Bandung sebagai salah satu dari 8 kota metropolitan di Indonesia mempunyai masalah transportasi, yang mana salah satunya akibat sistem jaringan jalan yang berbentuk sistem radial dan melingkar. Salah satu jalan melingkar yang terkenal adal ah jalan by-pass Sukarno Hatta yang mempunyai panjang 18 kilometer.

  Jalan Sukarno Hatta merupakan jalan arteri sekunder yang berfungsi sebagai jalan pintas untuk melewati kota Bandung maupun sebagai jalan penyangga sistem jaringan kota Bandung yang mana seharusnya merupakan jalan dengan akses terbatas. Tetapi, ternyata di sepanjang dan sekitar jalan tersebut terdapat lebih dari 21 daerah pemukiman yang mana memberikan kontribusi bangkitan perjalanan yang besar sehingga terkadang menyebabkan kemacetan khususnya pada jam-jam puncak. Ke-21 pemukiman tersebut adalah : Sumber Sari, Taman Sakura, Mekar Wangi, Kembar Mas, Batu Nunggal, Parakan Asri, Viva Getsemani, Kawaluyaan, Sanggar Hurip, Metro Sukarno Hatta, Guru Minda I, Guru Minda II, Sentosa Asih Jaya, Riung Bandung, Cipadung Indah, Bumi Panyileukan, Palem Permai, Taman Surya Indah, Bumi Harapan, Ariagraha Regency, Taman Puspa Indah (Gambar 1). Oleh karena itu dianggap perlu untuk mengetahui besarnya kontribusi bangkitan perjalanan, dicari faktor pengaruh dan korelasinya dengan karakteristik dari kompleks pemukiman -pemukiman itu terhadap jalan Sukarno Hatta tersebut.

  Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari jenis jaringan jalan di tiap-tiap kawasan pemukiman. Selain itu juga dilaku kan analisis korelasi antara karakteristik jaringan jalan, pemukiman dan lalu lintas di kawasan tersebut, sehingga dapat ditentukan faktor-faktor pengaruh yang dominan dari kawasan pemukiman tersebut terhadap jaringan jalan Sukarno Hatta. Metodologi survei yang digunakan adalah observasi pada setiap pemukiman, wawancara pada developer dari pemukiman dan penghuni, serta melakukan penghitungan arus lalu lintas yang pada daerah-daerah tertentu.

  Si m p o si u m

   I II F ST P T , I SB N no . 9

  7

  9

  • -9

  6

  2

  4

  1

  • -0
  • -X

  Gambar 1. Denah Lokasi Masing-masing Kawasan Pemukiman di Sepanjang Jalan Sukarno Hatta

  3

  2. DESKRIPSI KOMPLEKS PEMUKIMAN YANG ADA

  15 Cipadung Indah

  17 Palem Permai

  51.90 86.50 4000 20000 RS 4000

  60

  16 Bumi Panyileukan

  2.63 87.67 175 875 RS 175

  3

  14 Riung Bandung 150 129.00 86.00 8600 43000 RS 8600

  5.10 85.00 300 1500 RS 300

  6.88 86.00 460 2300 RS 460

  8

  13 Sentosa Asih Jaya

  8.70 87.00 580 2900 RS 580

  10

  12 Guru Minda

  11 Margahayu Raya 250 210.00 84.00 14000 70000 RE / RS 21000

  6

  18 Taman Surya Indah

  16

  6.84 85.50 350 1750 RS 350

  1. Mendata jumlah penduduk, diambil asumsi bahwa 1 unit ditempat oleh 1 keluarga dengan jumlah 5 orang, yaitu : 1 orang ayah, 1 orang ibu, 2 orang anak dan 1 orang pembantu.

  92 Karena adanya kesulitan dalam mengumpulkan beberapa data, maka dilakukan asumsi untuk :

  86.00 92 460 RS

  2.58

  3

  21 Taman Puspa Indah

  8

  3

  20 Ariagraha Regency

  29.05 83.00 1850 9250 RE / RS 2775

  35

  19 Bumi Harapan

  75

  87.00 75 375 RS

  2.61

  12.88 80.50 860 4300 RE 1290

  10 Metro Soekarno Hatta

  Kompleks yang terletak di sekitar dan sepanjang jalan Sukarno Hatta sangat bervariasi, dari tipe kompleks perumahan sederhana hingga real estate, jarak lokasi perumahan dari jalan Sukarno Hatta bervariasi dari 30 m sampai 400 m, jumlah unit tempat tinggal pada setiap pemukiman bervariasi antara 75 sampai 14000 buah, luas area dari pemukiman bervariasi antara 3 sampai 250 hektar, tipe sistem jaringan jalan, yaitu : grid, culdesac, atau kombinasinya dan dengan berbagai variasinya yang dapat dilihat pada tabel hasil survei di bawah.

  (orang) Kualitas

  2 Taman Sakura

  6.76 84.50 644 3220 RE 966

  8

  1 Sumber Sari

  Pemilikan Kendaraan (unit)

  Unit Jumlah

  Populasi Penduduk

  4.86 81.00 445 2225 RE 667.5

  Pemukiman (unit)

  (%) Jumlah

  % Luas Kavling

  Kavling (ha)

  (ha) Luas

  No Nama Pemukiman Luas Areal

  Tabel 1 Karakteristik Pemukiman

  6

  3 Mekar Wangi

  14.76 82.00 985 4925 RE 1477.5

  7 Viva Getsemani

  18

  9 Sanggar Hurip

  9.90 82.50 735 3675 RE 1102.5

  12

  8 Kawaluyaan

  4.10 82.00 270 1350 RE 405

  5

  12.45 83.00 960 4800 RE 1440

  25

  15

  6 Parakan Asri

  5 Batu Nunggal 150 120.00 80.00 1850 9250 RE 2775

  8.60 86.00 820 4100 RE 1230

  10

  4 Kembar Mas

  21.00 84.00 680 3400 RE 1020

  2. Mendata jumlah pemilikan kendaraan, diambil asumsi untuk pemukiman sederhana setiap keluarga dianggap mempunyai 1 kendaraan. Sedangkan untuk kawasan real -estate, setiap keluarga dianggap mempunyai 1,5 kendaraan. Asumsi ini diambil dengan pertimbangan perbedaan faktor ekonomi pada kawasan sederhana dengan real -estate.

  No Nama Pemukiman Jarak Pencapaian

  14 Riung Bandung 400 Campuran 187500 12.5 44966.50 Hotmix

  20 Grid 27000 15.0 6243.75 Hotmix

  10 Metro Soekarno Hatta

  Grid 24000 15.0 4985.70 Paving Block

  11 Margahayu Raya 300 Campuran 350000 14.0 77291.67 Hotmix

  12 Guru Minda 300 Campuran 11500 11.5 2769.58 Hotmix

  13 Sentosa Asih Jaya 400 Culdesac 10000 12.5 2404.17 Hotmix

  15 Cipadung Indah 200 Grid 3300 11.0 804.40 Hotmix

  8 Kawaluyaan 100 Campuran 18000 15.0 4237.50 Hotmix

  16 Bumi Panyileukan 400 Culdesac 30000 12.0 7275.00 Hotmix

  17 Palem Permai 250 Culdesac 7200 12.0 1701.00 Hotmix

  18 Taman Surya Indah 100 Culdesac 3300 11.0 792.00 Hotmix

  19 Bumi Harapan 400 Grid 49000 14.0 10943.30 Hotmix

  20 Ariagraha Regency 200 Campuran 9600 12.0 2312.00 Hotmix

  21 Taman Puspa Indah 300 Grid 3750 12.5 881.25 Hotmix

  Untuk perhitungan arus lalu lintas, tidak dilakukan pada semua kawasan pemukiman, hanya mengambil sampel 2 kompleks perumahan, yaitu kompleks perumahan Batu Nunggal sebagai wakil dari perumahan real estate dan kompleks perumahan Bumi Panyileukan sebagai wakil dari perumahan sederhana. Berdasarkan jumlah arus lalu lintas yang didapat dari kedua kompleks tersebut, dilakukan perhitungan jumlah arus lalu lintas yang lain dengan asumsi jumlah bangkitan perjalanan yang terjadi dianggap sama untuk masing -masing jenis tipe pemukiman. Dari survei penghitungan arus lalu lintas yang dilakukan dalam satu hari yaitu pada jam -jam sibuk 07.00 – 09.00, 11.00 – 13.00, 16.00 – 18.00 yang diperkirakan sebagai jam sibuk bagi para penghuni kompleks dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Secara umum kendaraan yang berlalu lalang adalah kendaraan ringan dan sepeda motor. Kendaraan berat sangat jarang.

  9 Sanggar Hurip

  75 Grid 7500 15.0 1371.85 Hotmix

  (m) Tipe Jaringan

  Perkerasan Jalan

  Jalan Luas Jalan

  (m

  2

  ) % Luas

  Jalan (%)

  Panjang Jalan

  Total (m) Jenis

  1 Sumber Sari Grid 10000 12.5 2258.33 Hotmix

  7 Viva Getsemani

  2 Taman Sakura

  75 Grid 9000 15.0 1492.50 Hotmix

  3 Mekar Wangi 100 Grid 31250 12.5 5716.15 Hotmix

  4 Kembar Mas 100 Grid 12000 12.0 2278.10 Hotmix

  5 Batu Nunggal 200 Grid 225000 15.0 27573.50 Hotmix

  6 Parakan Asri

  20 Grid 22500 15.0 4968.75 Hotmix

3. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DARI DATA ARUS LALU LINTAS

  TOTAL 3370 2622,7 TOTAL 3809 2476,5 Arus Masuk Arus Keluar Arus Masuk Arus Keluar Pemukiman Real Estate Pemukiman Sederhana Total Total

  81 60 138 107 81 55,6 73 46,3 154 101,9 08.45 - 09.00 55 39,6

  57 78 57,5 145 114,5 107 72,6 115 72,8 222 145,4 17.30 - 17.45 45 34,5 63 46,8 108 81,3 86 53,8 77 47,5 163 101,3 17.45 - 18.01 54 40,7 69 51,4 123 92,1 58 34,8 72 39,8 130 74,6

  67

  76 68,8 60 62,7 136 131,5 108 65,9 82 61,8 190 127,7 12.45 - 13.00 57 41,6 67 50,8 124 92,4 64 45,6 58 34,8 122 80,4 16.00 - 16.15 86 68,4 62 47,3 148 115,7 55 36,6 50 29,7 105 66,3 16.15 - 16.30 80 76,1 71 55,5 151 131,6 73 45,7 74 53,5 147 99,2 16.30 - 16.45 74 59,8 66 49,1 140 108,9 84 67,7 63 43,4 147 111,1 16.45 - 17.00 83 66,8 79 68,1 162 134,9 77 48,3 85 56,3 162 104,6 17.00 - 17.15 65 53,1 98 67,9 163 121 99 51,4 113 81,9 212 133,3 17.15 - 17.30

  60 99 73,5 174 133,5 81 55,4 98 54,6 179 110 12.15 - 12.30 106 84,6 101 84,5 207 169,1 93 59,2 125 83,4 218 142,6 12.30 - 12.45

  75

  85 11.15 - 11.30 48 34,6 57 48,2 105 82,8 66 41,5 71 47,8 137 89,3 11.30 - 11.45 56 48,8 59 44,3 115 93,1 83 52,8 65 35,6 148 88,4 11.45 - 12.00 61 43,5 48 39,5 109

83 112 75,6

77 48,8 189 124,4 12.00 - 12.15

  52 33 132

  52

  

80

  37 83 72,2

  40

  64 52 119 91,6 70 46,8 53 32,7 123 79,5 11.00 - 11.15 43 35,2

  47

  57

  76 53,4 94 68,8 170 122,2 105 69,3 110 75,6 215 144,9 08.15 - 08.30 72 52,3 115 85,5 187 137,8 109 62,7 116 76,5 225 139,2 08.30 - 08.45

  45 33 122 84,8 07.45 - 08.00 112 67,2 91 68,6 203 135,8 92 52,8 83 60,4 175 113,2 08.00 - 08.15

  59 40,7 64 44,4 123 85,1 41 26,3 50 33,2 91 59,5 07.30 - 07.45 67 53,5 61 53,3 128 106,8 77 51,8

  Vol. Kendaraan Vol. Kendaraan Vol. Kendaraan Vol. Kendaraan Waktu Kend. SMP Kend. SMP Kend. SMP Kend. SMP Kend. SMP Kend SMP 07.00 - 07.15 51 36,3 58 42,5 109 78,8 54 37,1 47 32,8 101 69,9 07.15 - 07.30

  • Panjang jalan total : 27573,5 m
  • Rasio perbandingan : volume lalu lintas dengan jumlah pemukiman : 437,12 / 1850 = 0,236 smp / unit jam volume lalu lintas dengan populasi penduduk : 437,12 / 9250 = 0,0472 smp / orang jam luas jalan dengan volume lalu lintas : 225000 / 437,12 = 514,7367 m

  yang mana pada akhirnya setiap smp/jam yang ditimbulkan dari pemukiman real -estate tersebut akan membebani jalan Sukarno Hatta.

  luas jalan pada pemukiman tersebut dilintasi oleh 1 smp dalam setiap jam tempuhnya.

  2

  jam / smp panjang jalan total dengan volume lalu lintas : 27573,5 / 437,12 = 63,0804 m jam / smp Nilai rasio di atas menunjukan bahwa pada kompleks real -estate di sekitar jalan Sukarno Hatta :

  2

  2

   Untuk pemukiman real estate : ( perumahan Batu Nunggal )

  Dari Tabel 3 dapat dilihat :

  • Volume lalu lintas : 2622,7 smp/6 jam = 437,12 smp / jam
  • Jumlah pemukiman : 1850 unit
  • Jumlah populasi penduduk : 9250 orang
  • Luas jalan : 225000 m
  • setiap 1 unit permukiman memberikan kontribusi 0,236 smp / jam pada jumlah volume lalu lintas yang keluar masuk pada kawasan pemukiman tersebut.
  • setiap 1 orang penduduk permukiman memberikan kontribusi 0,0472 smp / jam pada jumlah volume lalu lintas yang keluar masuk pada kawasan pemukiman tersebut.
  • setiap 514,7367 m
  • setiap 63,0804 m panjang total jalan pada ruas jalan pemukiman tersebut dilintasi oleh 1 smp dalam setiap jam tempuhnya.
  • Volume lalu lintas : 2476,5 smp/ 6 jam = 412,75 smp / jam
  • Jumlah pemukiman : 4000 unit
  • Jumlah populasi penduduk : 20000
  • Luas jalan : 30000 m

  • Panjang jalan total : 7275 m
  • Rasio perbandingan : volume lalu lintas dengan jumlah pemukiman : 412,75 / 4000 = 0,103 smp / unit jam volume lalu lintas dengan populasi penduduk : 412,75 / 20000 = 0,0206 smp / orang jam luas jalan dengan volume lalu lintas : 30000 / 412,75 = 72,6832 m
  • setiap 1 unit permukiman memberikan kontribusi 0,103 smp / jam pada jumlah volume lalu lintas yang keluar masuk pada kawasan pemukiman tersebut.
  • setiap 1 orang penduduk permukiman memb erikan kontribusi 0,0206 smp / jam pada jumlah volume lalu lintas yang keluar masuk pada kawasan pemukiman tersebut.
  • setiap 72,6832 m
  • setiap 17,6257 m panjang total jalan pada ruas jalan pemukiman tersebut dilintasi oleh 1 smp dalam setiap jam tempuhnya.

  7 Viva Getsemani RE 270 63,72

  20 Ariagraha Regency RS 350 36,05

  19 Bumi Harapan RE / RS 1850 436,6

  18 Taman Surya Indah RS 75 7,725

  17 Palem Permai RS 300 30,9

  16 Bumi Panyileukan RS 4000 412

  15 Cipadung Indah RS 175 18,025

  14 Riung Bandung RS 8600 885,8

  13 Sentosa Asih Jaya RS 460 47,38

  12 Guru Minda RS 580 59,74

  11 Margahayu Raya RE / RS 14000 3304

  10 Metro Soekarno Hatta RE 860 202,96

  9 Sanggar Hurip RE 985 232,46

  8 Kawaluyaan RE 735 173,46

  6 Parakan Asri RE 960 226,56

   Untuk pemukiman sederhana : ( perumahan Bumi Panyileukan )

  5 Batu Nunggal RE 1850 436,6

  4 Kembar Mas RE 820 193,52

  3 Mekar Wangi RE 680 160,48

  2 Taman Sakura RE 445 105,02

  1 Sumber Sari RE 644 151,984

  No Nama Pemukiman Kualitas Unit Jumlah Pemukiman Volume Lalu Lintas (smp/Jam)

  Tabel 4 Volume Lalu Lintas Setiap Kawasan

  yang mana pada akhirnya setiap smp/jam yang ditimbulkan dari pemukiman sederhana tersebut akan membebani jalan Sukarno Hatta. Hasil Perhitungan volume lalu lintas setiap kawasan dapat dilihat pada Tabel 4.

  luas jalan pada pemukiman tersebut dilintasi oleh 1 smp dalam setiap jam tempuhnya.

  2

  jam / smp panjang jalan total dengan volume lalu lintas : 7275 / 412,75 = 17,6257 m jam / smp Nilai rasio di atas me nunjukan bahwa pada kompleks sederhana di sekitar jalan Sukarno Hatta:

  2

  2

  21 Taman Puspa Indah RS 92 9,476 Total bangkitan perjalanan oleh pemukiman di sekitar jalan Sukarno Hatta 7194.46

4. HASIL ANALISIS DATA SECARA KESELURUHAN

  Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan dicari korelasi a ntara satu parameter dengan parameter yang lain. Hasil analisis korelasinya dapat dilihat pada Tabel 5. Analisis ini hanya dibatasi pada pendekatan dengan persamaan linier dengan nilai konstanta sama dengan nol, karena tujuan makalah ini adalah mencari per bandingan antar masing-masing parameter yang ada.

  Tabel 5. Hasil Analisis Korelasi Antar Parameter

  2 No. Korelasi Hubungan R Hasil

  X Y Perbandingan

  I. Korelasi Antara Karakteristik Pemukiman dengan Jaringan Jalan

  1 Luas Areal Luas Jalan Y = 0,1361 X 0,9784 1 : 0,1361

  2 Luas Areal Panjang Jalan Total Y = 0,0276 X 0,9473 1 : 0,0276

  3 Luas Kavling Luas Jalan Y = 0,1623 X 0,9725 1 : 0,1623

  4 Luas Kavling Panjang Jalan Total Y = 0,0331 X 0,9540 1 : 0,0331

  5 Jumlah Pemukiman Luas Jalan Y = 24,390 X 0,7676 1 : 24,39

  6 Jumlah Pemukiman Panjang Jalan Total Y = 5,3584 X 0,9233 1 : 5,3584

  7 Populasi Penduduk Luas Jalan Y = 4,8780 X 0,7676 1 : 4,8780

  8 Populasi Penduduk Panjang Jalan Total Y = 1,0717 X 0,9233 1 : 1,0717

  9 Kepemilikan Kendaraan Luas Jalan Y = 17,997 X 0,7873 1 : 17,997

  10 Kepemilikan Kendaraan Panjang Jalan Total Y = 3,9219 X 0,9255 1 : 3,9219

  II. Korelasi Antara Karakteristik Pemukiman dengan Lalu Lintas

  1 Jumlah Pemukiman Volume Lalu Lintas Y = 0,1956 X 0,8891 1 : 0,1956

  2 Populasi Penduduk Volume Lalu Lintas Y = 0,0391 X 0,8891 1 : 0,0391

  III. Korelasi Antara Karakteristik Jaringan dengan Lalu Lintas

  1 Volume Lalu Lintas Luas Jalan Y = 118,51 X 0,7582 1 : 118,51

  2 Volume Lalu Lintas Panjang Jalan Total Y = 25,659 X 0,8774 1 : 25,659 Penjelasan Tabel 5 sebagai berikut :

  2

  2 Untuk setiap 1 m luas areal dibutuhkan 0,1361 m luas jalan.

   2

  2 Untuk setiap 1 m luas kavling dibutuhkan 0,1623 m luas jalan.

   2 Untuk setiap 1 unit pemukiman dibutuhkan 24,39 m luas jalan.

   2 Untuk setiap 1 penghuni pem ukiman dibutuhkan 4,878 m luas jalan.

   2 Untuk setiap 1 unit pemilikan kendaraan dibutuhkan 17,997 m luas jalan.

   2 Untuk setiap 1 smp/jam dibutuhkan 118,51 m luas jalan.

   2 Untuk setiap 1 m luas areal dibutuhkan 0,0276 m panjang total ruas jalan.

   2 Untuk setiap 1 m luas kavling dibutuhkan 0,0331 m panjang total ruas jalan.

   Untuk setiap 1 unit pemukiman dibutuhkan 5,3584 m panjang total ruas jalan.

   Untuk setiap 1 penghuni pemukiman dibutuhkan 1,0717 m panjang total ruas jalan.

   Untuk setiap 1 unit pemilikan kendar aan dibutuhkan 3,9219 m panjang total ruas jalan.

   Untuk setiap 1 smp/jam dibutuhkan 25,659 m panjang total ruas jalan.

   Untuk setiap 1 unit pemukiman memberikan kontribusi 0,1956 smp/jam.

    Untuk setiap 1 penghuni pemukiman memberikan kontribusi 0,0391 smp/ja m.

5. KESIMPULAN

   Jalan by-pass Sukarno Hatta sudah tidak lagi berfungsi sebagai jalan arteri sekunder penyangga sistem lalu lintas di Bandung, tetapi sudah berfungsi sebagai jalan pengumpul ( jalan kolektor ) dari berbagai kawasan pemukiman yang ada di sekitar jalan tersebut.

   Pada kompleks real-estate di sekitar jalan Sukarno Hatta :

  

Analisis Sederhana Pengaruh Pemukiman -pemukiman Tersebut terhadap Kapasitas

Jalan Sukarno Hatta

  Jika dibandingkan dengan kapasitas jalan Sukarno Hatta yang merupakan jalan dengan lebar jalan efektif = 20 m, 4 lajur, 2 arah, menurut Webster, mem punyai kapasitas : C = 525 x lebar efektif = 525 x 20 = 10500 smp / jam

  Sedangkan bangkitan perjalanan yang ditimbulkan oleh kompleks -kompleks perumahan sebesar 7194,46 smp / jam. Dari analisis sederhana ini dapat dilihat bahwa jalan Sukarno Hatta sebaga i jalan arteri penyangga sistem lalu lintas Bandung, yang seharusnya bebas dari berbagai macam gangguan samping ternyata hanya dapat berfungsi 31,48 % dari kapasitas sebenarnya (3305,54 smp/jam) karena sisanya (68,52 %) dari kapasitas yang ada, hanya melay ani kebutuhan pemukiman yang tumbuh di sekitar jalan tersebut. Belum termasuk bangkitan perjalanan akibat sektor industri maupun komersil.

  Dari hasil analisis dan kajian data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa :

   Suatu perencanaan transpor tasi yang baik tidak akan berhasil dengan baik jika tidak didukung oleh perencanaan tata ruang dan perencanaan segi lainnya yang terpadu dan saling mendukung.

  • setiap 1 unit permukiman memberik an kontribusi 0,236 smp / jam pada jumlah volume lalu lintas yang keluar masuk pada kawasan pemukiman tersebut.
  • setiap 1 orang penduduk permukiman memberikan kontribusi 0,0472 smp / jam pada jumlah volume lalu lintas yang keluar masuk pada kawasan pemukim an tersebut.
  • setiap 514,7367 m

  • setiap 63,0804 m panjang total jalan pada ruas jalan pemukiman tersebut dilintasi oleh 1 smp dalam setiap jam tempuhnya.
  • setiap 1 unit permukiman memberikan kontribusi 0,103 smp / jam pada jumlah volume lalu lintas yang keluar masuk pada kawasan pemukiman tersebut.
  • setiap 1 orang penduduk permukiman memberikan kontribusi 0,0206 smp / j am pada jumlah volume lalu lintas yang keluar masuk pada kawasan pemukiman tersebut.
  • setiap 72,6832 m

  • setiap 17,6257 m panjang total jalan pada ruas jalan pemukiman terse but dilintasi oleh 1 smp dalam setiap jam tempuhnya.
  • Untuk setiap 1 m
  • Untuk setiap 1 m
  • Untuk setiap 1 unit pemukiman dibutuhkan 24,39 m
  • Untuk setiap 1 penghuni pemukiman dibutuhkan 4,878 m
  • Untuk setiap 1 unit pemilikan kendaraan dibutuhkan 17,997 m
  • Untuk setiap 1 smp/jam dibutuhkan 118,51 m

  2

  2 luas jalan.

  2 luas jalan.

  2 luas jalan.

  2 luas jalan.

  2 luas jalan.

  luas kavling dibutuhkan 0,1623 m

  2 luas jalan.

  2

  luas areal dibutuhkan 0,1361 m

  2

   Dari analisis yang dilakukan, pada kompleks perumahan secara keseluruhan, ternyata :

  luas jalan pada pemukiman tersebut dilintasi oleh 1 smp dalam setiap jam tempuhnya.

   Pada kompleks sederhana di sekitar jalan Sukarno Hatta :

  luas jalan pada pemukiman tersebut dilintasi oleh 1 smp dalam setiap jam tempuhnya.

  2

  2

2 Untuk setiap 1 m luas kavling dibutuhkan 0,0331 m panjang total ruas jalan. - - Untuk setiap 1 unit pemukiman dibutuhkan 5,3584 m panjang total ruas jalan.

  Untuk setiap 1 penghuni pemukiman dibutuhkan 1,0717 m panjang total ruas jalan. - Untuk setiap 1 unit pemilikan kendaraan dibutuhkan 3,9219 m panjang total ruas jalan. - Untuk setiap 1 smp/jam dibutuhkan 25,659 m panjang total ruas jalan. - Untuk setiap 1 unit pemukiman memberikan kontribusi 0,1956 smp/jam. - Untuk setiap 1 penghuni pemukiman memberikan kontribusi 0,0391 smp/jam. -

  Tetapi pemukiman yang lebih besar memberikan bangkitan perjalanan yang lebih besar

   pula dan memberikan korelasi 1 unit rumah memberikan 0,10 – 0,24 smp/jam, tergantung dari tipe kompleks pemukiman, yaitu : sederhana, menengah atau mewah. Untuk menghindari kemacetan lalu lintas di dalam kompleks perumahan, dibutuhkan 13,6

   % dari luas total pemukiman untuk jaringan jalan, tergantung juga dari tipe kompleks pemukiman, yaitu : sederhana, menengah atau mewah (dengan rentang 10 – 16 % ).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya, (1983), Pedoman

  Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota , Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.

  2. Departemen Pekerjaan Umum Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, (1993), Pengkajian Prototipe Jaringan Jalan di Kawasan Pemukiman , Bandung.

  3. DPU (1987), Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota , Yayasan Badan Penerbit PU Jakarta.

  4. Morlok, E.K., (1991), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi , Terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

  5. Siegel, S., (1997), Statistik Nonparametrik, Terjemahan, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.

  6. Sofyan, E., (2000), Studi Sistem Jaringan Jalan Kawasan Pemukiman yang Ber ada di

Sekitar Jalan Sukarno-Hatta, Bandung, Tugas Akhir, Universitas Kristen Maranatha.

  7. Sukirman, S., (1992), Perkerasan Lentur Jalan Raya , Penerbit Nova, Bandung.

  8. Susilo, B.H., (1998), Sistem dan Rekayasa Transportasi , Universitas Kristen Maranatha, Bandung